Anda di halaman 1dari 22

KONSEP DASAR LINGKUNGAN HIDUP SERTA PERMASALAHANNYA

PENGERTIAN LINGKUNGAN HIDUP


Undang Undang No. 23 Tahun 1997, lingkungan hidup adalah kesatuan ruang dengan semua
benda, daya, keadaan, dan makhluk hidup, termasuk manusia dan perilakunya, yang
mempengaruhi kelangsungan perikehidupan dan kesejahteraan manusia serta makhluk hidup
lain. Sedangkan ruang lingkup lingkungan hidup Indonesia meliputi ruang, tempat Negara
Kesatuan Republik Indonesia yang berWawasan Nusantara dalam melaksanakan kedaulatan,
hak berdaulat, dan yurisdiksinya. Dalam lingkungan hidup terdapat ekosistem, yaitu tatanan
unsur lingkungan hidup yang merupakan kesatuan utuh menyeluruh dan saling
mempengaruhi dalam membentuk keseimbangan, stabilitas, dan produktivitas lingkungan
hidup.
Merujuk pada definisi di atas, maka lingkungan hidup Indonesia tidak lain merupakan
Wawasan Nusantara, yang menempati posisi silang antara dua benua dan dua samudera
dengan iklim tropis dan cuaca serta musim yang memberikan kondisi alamiah dan kedudukan
dengan peranan strategis yang tinggi nilainya, tempat bangsa Indonesia menyelenggarakan
kehidupan bernegara dalam segala aspeknya. Lingkungan hidup, sering disebut sebagai
lingkungan, adalah istilah yang dapat mencakup segala makhluk hidup dan tak hidup di alam
yang ada di Bumi atau bagian dari Bumi, yang berfungsi secara alami tanpa campur tangan
manusia yang berlebihan.
MENURUT PARA SARJANA
1. SJ. MCNAUGHTON DAN LARRY L. WOLF
Mengartikan dengan semua faktor eksternal yang bersifat biologis dan fisika yang langsung
mempengaruhi kehidupan, pertumbuhan, perkembangan dan reproduksi organism.
2. PROF. DR. OTTO SOEMARWOTO
Seorang ahli ilmu lingkungan (ekologi) terkemuka mendefinisikan sebagai berikut
lingkungan adalah semua benda dan kondisi yang ada dalam ruang yang kita tempati yang
mempengaruhi kehidupan kita.

3. PROF. DR. EMIL SALIM


Menyatakan bahwa secara umum lingkungan hidup di artikan sebagai segala benda, kondisi
dan keadaan dan pengaruh yang terdapat dalam ruang yang kita tempati dan mempengarugi
hal hidup termasuk kehidupan manusia,
4. PROF. DR. ST. ,MUNATJA DANUSAPUTRA SH
Ahli hukum lingkungan terkemuka dan guru besar hukum lingkungan universitas padjajaran
mengartikan lingkungan hidup sebagai semua kondisi termasuk didalamnya manusia dan
tingkat perbuatannya yang terdapat dalam ruang tempat manusia berada dan mempengaruhi

hidup serta kesejahteraan manusia dan jasad hidup lainnya,


5. SOEDJONO
Mengartikan lingkungan hidup sebagai lingkungan hidup fisik atau jasmani yang mencakup
dan meliputi semua unsure dan faktor fisik jasmani yang terdapat dalam alam. Dalam
pengertian ini maka manusia hewan dan tumbuh tumbuhan tersebut di lihat dan di anggap
sebagai perwujudan fisik jasmani belaka.

FUNGSI LINGKUNGAN HIDUP


Lingkungan hidup merupakan bagian multak dari kehidupan manusia, dengan kata lain
lingkungan hidup tidak terlepas dari kehidupan manusia. Manusia makan dari tumbuhtumbuhan yang menghasilkan biji-bijian dari lingkungan hidupnya manusia memanfaatkan
bagian- bagian lingkungan hidup seperti hewan, tumbuhan air, udara, sinar matahari, garam
kayu, dll. Makhluk hidup yang lain seperti binatang- binatang mikroba serta tumbuhan juga
bisa hidup karena lingkungan hidupnya. Dari lingkungan hidup manusia, hewan dan
tumbuhan bisa memperoleh daya atau tenaga, manusia memperoleh kebutuhan pokok atau
primer, kebutuhan sekunder atau bahkan memenuhi lebih dari kebutuhan nya sendiri berupa
hasrat atau keinginan.

TUJUAN LINGKUNGAN HIDUP


Pasal 4 sasaran pengelolaan lingkungan hidup adalah:
a. Tercapainya keselarasan, keserasian, dan keseimbangan antara manusia dan lingkungan
hidup.
b. Terwujudnya manusia Indonesia sebagai insane lingkungan hidup yang memiliki sikap dan
tindakan melindungi dan membina lingkungan hidup.
c. Terjaminnya kepentingan generasi masa kini dan generasi masa depan
d. Tercapainya kelestarian fungsi lingkungan hidup
e. Terkendalinya pemanfaatan sumber daya secara bijaksana
f. Terlindungnya Negara kesatuan republic Indonesia terhadap dampak usaha dan atau
kegiatan di luar wilayah Negara yang menyebabkan pencemaran dan atau perusakan
lingkungan hidup.

LATAR BELAKANG DAN PERKEMBANGAN PENGELOLAAN LINGKUNGAN


HIDUP
Lingkungan hidup semula berada dalam keseimbangan dan keserasian karena komponenkomponen ekosistem penyangga kehidupan berfungsi dengan baik dan sebagai mana
mestinya. Meskipun ada permasalahan lingkungan, tetapi intensitasnya tidak pernah,
sehingga masih dalam batas-batas kemampuan lingkungan lingkungan untuk memulihkan

diri .
Sebelum lahirnya kepedulian terhadap masalah lingkungan banyak permasalahan yang di
hadapi berbagai bangsa di dunia. Persoalan- persoalan itu belum di telaah sebab musababnya.
Sehingga pada waktu itu permasalahan yang menimpa hanyalah di pandag sebagai suatau
takdir yang diselimuti oleh beribu tanda Tanya. Pada permulaan tahun tuju puluhan ini dunia
mulai sadar dan cemas akan pencemaran dan kerusakan lingkungan hidup. Sehingga mulai
menanggapinya secara sungguh- sungguh sebagai masalah dunia (salim. 1991: 11)
Permasalahan lingkungan hidup mendapat perhatian yang luas dari berbagai bangsa sejak di
selenggarakannya konferensi PBB tentang lingkungan hidup Stockholm pada tahun 1972.
Hari pembukaan konferensi tersebut, tgl 5 juni telah di tetapkan sebagai hari lingkungan
hidup sedunia. Di laksanakan nya seminar pengelolaan lingkungan hidup dan pembukaan
Nasional oleh Universitas Padjajaran di bandung pada tgl 15-18 mei 1972, merupakan
tonggak sejarah yang menandai kepedulian kita terhadap masalah lingkungan.
Sejarah pengelolaan lingkungan hidup
Dewan ekonomi dan social PBB meninjau hasil dari gerakan pembangunan dunia selama
dasawarsa 1960-1970 dan merumuskan untuk tahap dasawarsa selanjutnya 1970-1980
dengan memberikan perhatian khusus pada masalah lingkungan. Pada tgl 28 mei 1968 wakil
dari swedia mengusulkan kemungkinan penyelenggaraan suatu konferensi internasional.
Usulan tersebut di terima dalam laporan PBB dengan risolusi SV PBB No. 2581 (XXVI) tgl
15 des 1969.
Konferensi PBB tentang lingkungan hidup di selenggarakan di stokholm swedia pada tgl 5-16
juni 1972 diikuti 113 negara di bagi menjadi 2 komisi
1. Tentang pemungkinan manusia dan aspek 3 non ekonomi dari masalah lingkungan hidup
2. Tentang pengelolaan alam dan pembangunan
3. Tentang pencemaran prganisasi
Pada tanggal 16 juni 1972 konferensi mengesahkan:
1. Deklarasi tentang lingkungan hidup manusia yang di sebut dengan deklarasi stokholm
2. Deklarasi tentang aksi lingkungan hidup manusia
3. Rekomendasi tentang kelembagaan.
Seiring dengan perhatian bangsa terhadap masalah lingkungan maka hukum lingkunganpun
mendapat perhatian serius di Indonesia UU lingkungan hidup nusantara di tetapkan pada tgl
11 maret 1982. 10 tahun sesudah berlangsungnya konferensi PBB di stockolm lebih dari pada
itu, kelahiran UU lingkungan hidup nusantara menyertai awal gerakan dunia untuk
melancarkan pembangunan hukum lingkungan se dunia.
Pada tahun 1997 indonesia menyelesaikan UU terbaru mengenai lingkungan hidup yaitu UU
no 23 tahun 1997 menimbang bahwa kesadan dan kehidupan masyarakat dalam kaitan nya
dengan pengelolaan lingkungan hidup telah berkembang demikian rupa sehingga pokok
materi UU no 4 1982 tentang ketentuan- ketentuan pokok pengelolaan lingkungan hidup
perlu di sempurnakan untuk mencapai tujuan pembangunan berkelanjutan yang berwawasan
lingkungan hidup

Manusia hidup tidak bisa dipisahkan dari lingkungannya. Ia membutuhkan makhluk hidup
lain dan lingkungan yang kondusif agar kehidupan manusia berjalan dengan normal sesuai
yang diharapkannya.
Lingkungan adalah segala sesuatu yang berada di sekitar manusia yang dapat dibedakan
beberapa macam obyek atau benda, berupa benda mati, benda hidup benda nyata ataupun
abstrak.
NORMA-NORMA LINGKUNGAN HIDUP
Norma lingkungan hidup :
adalah seluruh kaidah, aturan atau ukuran untuk menentukan sesuatu terhadap lingkungan
hidup dengan tujuan agar hubungan manusia dengan lingkgan hidup berjalan dengan normal,
tidak ada kelainan dan gangguan yang merugikan manusia
Macam-macam norma lingkungan hidup:
a. Norma sosial :
Norma atau aturan tidak tertulis yang berlaku pada suatu masyarakat.
Norma ini tidak ada sanksi hukum, pelanggaran terhadap norma sosial sanksi sosial.
Norma sosial mencakup : cara (usage), kebiasaan (folkway), tingkah laku (mores), adat
istiadat (custom)
b. Norma Hukum
Peraturan Hukum mengenai Lingkungan hidup di Indonesia :
-UU RI No. 23 Tahun 1997 tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup pasal 5 dan pasal
8.Disebutkan bahwa setiap orang memiliki hak yag sama atas lingungan hidup yang baik dan
sehat.
-UU No. 39 tahun 1999 tentang HAM pasal 3, menyebutkan bahwa masyarakat berhak atas
lingkungan hidup yang baik dan sehat.
-Amandemen ke 2 UUD 1945 Pasal 28 H ayat 1 : Setiap orang berhak hidup sejahtera lahir
dan batin, brtempat tiggal, dan mendapatkan lingkungan hidup yang baik dan sehat serta
berhak memperoleh pelayanan kesehatan.
-PBB telah meratifikasi prptokol Kyoto mengenai lingkungan hidup
Menurut UU RI No. 23 Tahun 1997,
Lingkungan Hidup : merupakan kesatuan ruang dengan semua benda, daya, keadaan, dan
makhluk hidup, termasuk manusia dan perilakunya yang mempengaruhi kelangsungan
perikehidupan dan kesejahteraan manusia serta makhluk hidup lainnya.
Daya dukung lingkungan adalah : kemampuan lingkungan untuk mendukung perikehidupan
manusia dan makhluk hidup lainnya di muka bumi.
Faktor yang mendukung keseimbangan lingkungan :
-Komponen yang terlibat dalam aksi reaksi dan berperan sesuai kondisi keseimbangan.
-Pemindahan energi (arus energi)
-Berlangsungnya siklus biogeokimia
Faktor-faktor yang dapat mengganggu keseimbangan Lingkungan :
-Terjadi perubahan berupa pengurangan fungsi dari komponen

-Hilangnya sebagian komponen yang dapat menyebabkan putusnya mata rantai dalam suatu
ekosistem.
Faktor-faktor yang mempengaruhi lingkungan hidup (menurut Sapardi) :
a. Faktor geografi : Iklim, perubahan cuaca, kesuburan tanah, erosi.
b. Faktor Sosial Budaya : Tingkat ilmu, tingkat pengetahuan, tingkat teknologi dan perilaku
manusia.
EKOSISTEM
Adalah hubugan timbal balik antara manusia dan lingkungannya dimana manusia
merupakan bagian integral dari ekosistem tempat hidupnya.
Komponen ekosistem :
a.Lingkungan Biotik : terdiri atas organisme atau makhluk hidup
b.Lingkungan Abiotik : segala komponen benda tak hidup
c.Proses Ekosistem : Siklus materi, Aliran Energi, Rantai makanan.
Asas atau Prinsip ahubungan interaksi :
a. Keanekaragaman : Produsen, konsumen, pemangsa, mangsa.
b. Kerja sama : simbiosis mutualisme.
c. Persaingan : mengontrol atau mengendalikan pertumbuhan
d. Interaksi : hubungan timbal balik
e. Kesinambungan : interaksi berjalan secara terus menerus.
Kualitas Lingkungan Hidup
Keadaan lingkungan yang dapat memberikan daya dukung optimal bagi kelangsungan hidup
manusia pada suatu wilayah.
Macam-macam kualitas lingkungan hidup
a.Lingkungan biofisik : terdiri atas komponen biotik dan abiotik yang berhubungan da saling
mempengaruhi satu dengan lainnya.
b.Lingkungan sosial ekonomi : lingkungan manusia dalam hubungannya dengan sesama
untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.
c.Lingkungan Budaya : segala kondisi baik berupa materi maupun non materi yang
dihasilkan manusia melalui aktifitas dan kreatifitasnya.

MENERAPKAN KONSEP LINGKUNGAN HIDUP DENGAN CARA MENJAGA


KEBERSIHAN DI RUANG KERJA
Kebersihan Pangkal Kesehatan pemeo ini tidak akan pernah usang karena memang
bahwa kebersihan menjadi awal hidup sehat. Bahkan dalam agama islam menyebutkan
bahwa kebersihan sebagian dari keimanan. Untuk melaksanakan butir butir keimanan
seperti sholat, puasa, dan haji badan dan rohani harus dalam keadaan bersih. Dari sini
dapat kita fahami kebersihan memang nilai yang sangat tinggi dalam kehidupan tak
terkecuali dalam dunia kerja.
Dunia kerja membutuhkan kebersihan untuk kenyamanan dalam setiap orang bekerja.
Tanpa ruang kerja atau tempat kerja yang bersih maka perasaan nyaman saat bekerja
tidak diperoleh. Jika perasaan nyaman tidak diperoleh oleh staf karyawan maka jelas
akan menurunkan produktivitas kerja yang pada akhirnya akan menurunkan
produktivitas perusahaan. Kondisi ini tentu tidak diinginkan oleh siapa pun tak terkecuali
Management perusahaan.
Komputer merupakan alat elektronik yang sangat sensitif terhadap perubahan
lingkungan. Lingkungan yang nyaman akan membantu kinerja baik dari sisi brainware
(staf & karyawan) maupun hardware (komputer & periferalnya ) itu sendiri.
Beberapa poin penting kondisi lingkungan agar diperoleh kenyamanan bekerja &
keamanan komputer.
1.

Selalu tersedia tempat sampah. Seperti di awal dijelaskan bahwa kebersihan


adalah nilai penting dalam bekerja, oleh karena itu lingkungan yang bersih mutlak
adanya untuk kenyamanan bekerja. Ketersediaan tempat sampah yang memadahi
diperlukan agar lingkungan menjadi bersih. Untuk kemudahan daur ulang, sampah
sebaiknya di bedakan atas sampah organik & sampah nun-organik.

2.

Jangan makan & minum di depan komputer. Makanan & minuman akan
mengundang datangnya hewan yang menyukai seperti semut, tikus, & kecoa.
Kehadiran hewan ini akan mengganggu kinerja komputer & juga dapat
mengganggu kesehatan pekerja.

3.

Sebisa mungkin ruang ber-AC. Sudah disebutkan di atas bahwa komputer


adalah alat yang sensitif oleh perubahan lingkungan termasuk suhu udara. Kinerja
komputer dapat terganggu oleh suhu dan kelembaban dengan menggunakan AC.

4.

Berkarpet untuk menghindari listrik statis. Rangkaian elektronik yang ada dalam
komputer juga sensitif terhadap listrik statis. Listrik statis dapat merusak data yang
ada dalam komputer bahkan rangkaian itu sendiri. Oleh karena itu listrik statis
harus dihindari.

5.

Untuk kerapian, ada space untuk kabel dibawah lantai. Cara yang digunakan
yaitu semacam panggung kecil setinggi kurang lebih 5 10 cm diatas lantai. Hal
ini dimaksud untuk kerapian.

6.

Tidak menggunakan alas kaki dari luar. Dikarenakan ruang telah ber-AC dan
berkarpet, maka tidak dianjurkan menggunakan alas kaki dari luar. Hal ini untuk
menghindari masuknya debu dari luar. Debu merupakan salah satu musuh
komputer. Selain menyebabkan kotor iga dapat menyebabkan listrik statis.

Sebagai gantinya di ruang komputer tersedia alas kaki khusus digunakan di ruang
tersebut.
7.

Ada cover untuk keyboard dan monitor. Keyboard merupakan salah satu bagian
komputer yang rawan terhadap debu karena bentuknya yang banyak lekuk. Untuk
menghindarinya maka sebaiknya keyboard dan monitor menggunakan cover
khusus.

8.

Kerapihan kabel Power, dijapit tali pengikat kabel. Untuk kerapihan kabel
komputer yang memang terdiri dari banyak kabel, diikat menggunakan pengikat
kabel dari plastik.

9.

Selalu menggunakan mouse pas. Mouse yang baik menggunakan Trackball


mouse lampu infrared, hal ini penting untuk pengguna.

10. Jika mouse trackball harus selalu dibersihkan. Trackball mouse terdiri dari
bagaikan bola dan sensor. Sering kali debu mengotori bola dan sensor sehingga
mengganggu sensitivitas mouse. Untuk menghindari hal tersebut sesering
mungkin mouse dibersihkan dengan membuka cap yang ada dibawah.
11. Datangnya cahaya dari kiri atau kanan tidak boleh dari depan. Pencahayaan
sangat penting untuk menghindari dari kasus ketidaknyamanan mata dalam
bekerja. Sinar baik alami maupun buatan dari lampu sebaiknya berasal dari sisi
pekerja agar tidak menimbulkan bayangan tangan saat menulis.
12. Jika monitor CRT tidak boleh dari belakang saat menggunakan komputer
khususnya dengan monitor CRT sebaiknya hindari cahaya yang berasal dari
belakang. Hal ini untuk menghindari rasa silau dalam menatap monitor yang
sifatnya yang sedikit cembung sehingga apa yang ada dalam monitor tidak dapat
dilihat dengan jelas.
13. Pada ruang ber-AC sewaktu dibuka untuk mengganti udara(ventilasi), agar udara
di dalam ruang ber-AC dapat berganti sewaktu-waktu ventilasi dibuka dengan
mematikan terlebih dahulu ACnya. Perlakuan ini tidak membutuhkan waktu yang
cukup lama, cukup selama 1 jam dalam seminggu. Udara yang selalu
terperangkap dalam ruang ber-AC tanpa diganti tidak menyehatkan, selain agar
sehat menghindari bau-bau yang mungkin tidak nyaman.
14. Lokasi ruang komputer yang cukup besar, misalnya ada data Centre harus jauh
dari bahaya banjir, jauh dari pemukiman penduduk tapi mudah transportasi. Bagi
sebuah perusahaan besar data Centre mutlak adanya data merupakan aset paling
berharga. Untuk menghindari dari kemungkinan bahaya yang mengancam atas
yang ada ruang komputer sebaiknya jauh dari kemungkinan bahaya banjir dan
kebakaran. Untuk penempatan ruang komputer jauh dari sungai besar yang
mempunyai sejarah banjir, jauh dari pemukiman penduduk padat untuk
menghindari terjadinya kebakaran dan daerah yang rawan oleh petir.

15.K3 Lingkungan Hidup (K3LH)


16. Menurut WHO sehat adalah suatu keadaan yang lengkap meliputi
kesejahteraan fisik, mental dan sosial, bukan semata-mata bebas dari
penyakit dan cacat atau kelemahan. Sebagai konsekuensi dari konsep WHO
maka sehat adalah : tidak sakit, tidak cacat, tidak lemah, bahagia secara
rohani, sejahtera secara sosial dan fit secara jasmani.
Keadaan sakit merupakan akibat dari kesalahan adaptasi terhadap
lingkungan (maladaptation) dan reaksi antara manusia dan sumber2 penyakit.
Sakit berarti suatu keadaan yang memperlihatkan adanya keluhan dan
gejala sakit secara subyektif dan objektif sehingga penderita memerlukan
pengobatan untuk mengembalikan keadaan sehat.
Kerja (dalam kamus bahasa Indonesia): adalah perbuatan melakukan
sesuatu; sesuatu yang dilakukan (diperbuat).
Jadi,
Keselamatan dan Kesehatan Kerja atau beraktifitas adalah suatu usaha yang
dilakukan (kerja/aktifitas) dalam keadaaan sehat agar hasil yang didapatkan
untuk kesejahteraan dirisendiri, keluarga maupun orang lain.
Sejarah perkembangan K3
Bahaya ditempat kerja telah mulai diidentifikasi oleh para ahli ilmu kedokteran
tahun 1800-an Ramuzzini (1633 1714) dikenal sebagai Bapak Pengobatan
Kerja (Occupational Medicine). Kematian dan cacat akibat kerja saat itu
memang dianggap biasa, terutama dibidang pertambangan dan pertanian.
Ramuzzini adalah orang yang merekomendasikan penyelidikan kedalam
sejarah kesehatan pasien.
Dengan kemajuan revolusi industri, permesinan, alat mekanikal, dan listrik
telah menjadi bagian yang integraldari kehidupan kita. Mekanisasi
memberikan banyak keuntungan, tetapi diiringi pula dengan meningkatnya
resiko, penyakit dan cedera pada orang yang terpapar padanya. Penggunaan
bahan kimia juga tidak terpisahkan dari kehidupan manusia. Bahn pembersih,
cat, perekat, bahan campuran hanyalah sedikit dari benda yang kita gunakan
sehari-hari. Tetapi pembuatan dan pemakaian dari bahan-bahan ini bisa
membahayakan tubuh kita, atau bisa menimbulkan resiko kebakaran.
Dengan adanya hal-hal yang merugikan diatas maka timbullah program
pencegahan bahaya-bahaya yang muncul ditempat kerja tersebut dalam
bentuk Program Keselamatan dan Kesehatan Kerja. Seiring dengan laju
pertumbuhan manajemen modern, maka muncul apa yang disebut
Manajemen Keselamatan Kerja.
Untuk dapat menuju suatu harapan yang lebih baik (selamat dan sehat) baik
bersama keluarga tercinta, sahabat, tetangga, rekan kerja atau terhadap
orang lain, seyogyanya kita berperilaku /tindakan yang aman seperti sopan
santun, hormat menghormati dan mentaati norma-norma agama maupun
norma keselamatan dan kesehatan.
Sebelum kita berperilaku seperti tersebut diatas mungkin banyak diantara kita
yang belum mengetahui efek yang dihasilkan dari/jika kita tidak berperilaku
seperti tersebut diatas.
Banyak kita dengar dan telah tertulis dikoran-koran atau media massa lainnya
ada kecelakaan yang menimpa si A karena jatuh dari tangga yang tidak layak
pakai lagi. Ada nona si Cantik ditemukan tewas tanpa busana disemak-

semak, loh kok bisa. Gadis anak pak A hamil akibat hubungan gelap dengan
sorang pemuda di kampungnya. Kemarin bus parawisata nyemplung ke
sungai karena ingin menyalip kendaran didepannya 4 penumpangnya tewas
ditempat dan lainnya luka parah. Seorang mekanik putus jari tangannya
karena terjepit diantara besi penyangga. Banyak tamu terserang penyakit
perut disalah satu pesta pernikahan. Dua dump truck bertabrakan di area
penambangan mengakibatkan sopirnya luka parah. Seorang pekerja jatuh
dan tewas dari atas scaffolding. Karena kecerobohan seorang electrical tidak
mengisolasi kabel yang terbentang dijalan, maka seorang pekerja terkena
sengatan arus listrik.
Kenapa semua contoh kecelakaan tersebut diatas harus terjadi ? tidak
bisakah kita meniadakan atau minimal mengurangi dampak yang terjadi?
Adakah usaha untuk itu ?. Prinsip keselamatan dan kesehatan adalah salah
satu solusinya. Dengan menjalankan prinsip tersebut semua bahaya dan
penyakit dapat dicegah. Semua, berarti tidak ada yang tidak bisa kita lakukan
tuk meniadakan suatu kecelakaan. Dari tulisan ini dibuat untuk dapat menjadi
bahan perenungan dan sebagai bahan pembelajaran tuk dapat mengenali
dan mengendalikan segala macam bahaya yang dapat mengancam kita
semua dari kecelakaan yang tidak diinginkan.
BAHAYA, Apa itu Bahaya
Tahukan anda apa itu bahaya, dibawah ini adalah penertian dari bahaya dan
akibat yang terjadi dari bahaya itu jika tidak dikendalikan.
Bahaya (hazard) adalah suatu benda, bahan, atau kondisi yang dapat
mengakibatkan cedera, kerusakan atau kerugian lainnya.
Bahaya adalah kemungkinan suatu bahan yang dalam keadaan tertentu bisa
menyebabkan kerugian.
Bahaya adalah sesuatu yang berpotensi menyebabkan kecelakaan baik
dalam bentuk cedera pada manusia maupun kerusakan pada harta benda.
Dari definisi diatas dapat disimpulkan bahwa semua yang dikenali oleh panca
indera adalah bahaya. Bisa anda mengenali semua bahaya yang ada
disekitar anda ? yang dapat menciptakan insiden jika tidak dikendalikan.
Secara harfiah, Insiden berarti kejadian, baik itu kejadian telah terjadi dan
menimbulkan kerusakan atau cedera maupun kejadian yang belum sampai
menimbulkan kerusakan atau luka. Kejadian yang telah menimbulkan
kerusakan dan luka biasa disebut Kecelakaan (accident).
INSIDEN
Jika dua atau lebih bahaya bertemu dan menyebabkan cedera pada manusia,
kerusakan peralatan, material, proses, lingkungan pada derajat apapun,
disebut INSIDEN. Jadi ada 5 komponen yang memungkinkan untuk terpapar
suatu bahaya dan kerugian adalah :
- Manusia
- Alat
- Material
- Proses
- Lingkungan

Sebagai contoh :
- Dua kendaraan bermotor bertabrakan sehingga kedua pengendara
menderita luka parah, kedua unit rusak dan urusan kedua pengendara jadi
terganggu.
- Pisau dapur mengiris tangan Mbok Mina banyak mengeluarkan darah,
sehingga mbok mina tuk sementara tidak bisa mneggunakan tangannya yang
sakit dan urusan dapur sedikit terganggu.
- Annisa terpeleset pada lantai yang licin sehingga tangannya terkilir. Annisa
yang tadinya ceria, kerena insiden itu jadi tak bisa bermain dan kesekolah.
- Karena produk yang dihasilkan terdapat material asing didalamnya,
akhirnya perusahaan A mendpat pinalti / complain dari produsen. Yang pada
akhirnya kepercayaan produsen akan menurun.
- Karena penebangan hutan yang tidak terkendalikan akhirnya banjir terjadi
dimana-mana.
Bisakah kita menyebutkan beberapa contoh kerugian yang bisa diakibatkan
dari tiap komponen penyebab insiden? Baik itu di Rumah, ditempat kerja atau
dilingkungan dimana anda berada?
Bahaya yang terpapar pada komponen manusia selain bahaya keselamatan
dan kesehatannya adalah bahaya penyakit akibat kerja (occupational health
hazard). Adapun bahaya kesehatan kerja secara umum dapat dibagi menjadi
4 kelompok :
- Kimia
- Fisika
- Biologis
- Ergonomi
- Psikososial
- Sosial kemasyarakatan & budaya
IDENTIFIKASI BAHAYA
Mengenali atau mengidentifikasi suatu bahaya dan mengatasinya adalah
suatu tindakan awal dalam pencegahan suatu kecelakaan atau insiden.
Ada pepatah mengatakan sepandai-pandai tupai melompat, akhirnya jatuh
juga pepatah tersebut menjelaskan pada kita bahwa semua kejadian atau
insiden pasti didahului dengan tanda-tanda. Tanda tersebut dapat berbentuk
tindakan (perilaku) atau kondisi (keadaan) yang tidak aman. Tanda-tanda
tersebut dapat muncul sekali dan langsung menimbulkan insiden, atau
muncul berkali-kali yang tanpa disadari, yang berakhir dengan insiden yang
lebih parah.
Fenomena yang sering terjadi pada diri kita (perilaku) atau disekitar kita
(kondisi) sering muncul. Baik itu di rumah, ditempat kerja maupun di
lingkungan dimana anda berada. Efek dari sering muncul tersebut, acapkali
kita tidak lagi menyadari bahwa hal itu adalah bahaya. Dan kita baru sadar
setelah kecelakaan itu terjadi.
Tentu fenomena tersebut tidak kita inginkan bertumbuh subur pada diri kita.
Bagaimana cara mengatasinya? Pertajam wawasan dan kemampuan kita
dalam mengidentifikasi semua sumber bahaya disekitar kita.
Sebagai contoh : Meletakkan benda tajam atau berbahaya ditempat bermain
anak anda, atau ditempat yang mudah dijangkau oleh anak anda. Singkirkan
benda-benda pada tempatnya sehingga tidak mengganggu kelancaran
aktivitas orang lain. Dan lain sebagainya (pikirkan, asah kemampuan anda).

Karena sudah suatu kebiasaan kita tidak menyadari bahwa kita telah
membuka suatu peluang terjadinya suatu kecelakaan. Tapi setelah
kecelakaan itu terjadi, anak anda terluka oleh benda tajam tersebut atau
orang lain tersandung dan terjatuh karena barang anda diletakkan bukan
pada tempatnya. Baru kita menyadari bahwa tindakan tersebut adalah
BAHAYA.
Salah satu cara dalam mengidentifikasi bahaya adalah dengan mengenali
terlebih dahulu :
a. Diri sendiri, memastikan apakah Diri anda sudah bekerja dengan aman.
b. Orang lain, Adakah manusia yang ada disekitar anda yang bekerja dengan
tidak aman.
Pastikan agar orang tersebut bekerja aman bagi dirinya dan tidak terimbas
pada diri orang lain akibat perilakunya yang tidak aman.
c. Peralatan, Pastikan, Adakah peralatan yang anda pakai dan orang lain
disekitar anda sudah aman? Agar tidak mencederai diri anda sendiri maupun
orang lain akibat dari peralatan yang tidak layak dipakai lagi. (patah, aus,
rusak, tidak standar, dll)
d. Material, Pastikan, Apakah material yang ada disekitar anda aman baik
untuk keselamatan anda maupun bagi kesehatan anda dalam beraktivitas.
(longsor, lembek, keras, panas, dingin, dll)
e. Lingkungan, Pastikan, lingkungan sekitar anda bekerja, apakah aman dari
lingkungan yang tidak aman seperti : hujan, gelap, badai, terjal, dan pastikan
juga bahwa anda tidak mencemari lingkungan anda seperti : menumpahkan
oli, membuang benda yang susah hancur, mencemari sumber air, menebang
pohon sembarangan, dll.
Setelah kita mengenali beberapa hal yang dapat menyebabkan terjadinya
bahaya berikut ini adalah bagaimana cara kita dapat mengidentifikasi bahaya
adalah sebagai berikut :
Berjalan dengan cara berkeliling disekitar tempat anda akan melakukan
aktivitas dan perhatikan adakah sesuatu hal yang dapat mengakibatkan
sebagai sumber kecelakaan.
Pusatkan perhatian anda, jangan anggap sepele hal-hal yang kecil dengan
berasumsi bahwa hal tersebut tidak mungkin terjadi kecelakaan. Ingat !
kecelakaan terjadi karena hal-hal kecil dan sepele.
Komunikasikan dengan orang disekitar anda, tentang aktivitas mereka
masing-masing. Apakah mereka bekerja sudah berada dalam keadaan
aman?
Perhatikan cara kerja alat yang tercantum sesuai dengan Standar
Operasional Prosedur SOP.
Pelajari catatan atau berita kejadian insiden yang pernah terjadi
Lakukan pengamatan terutama pada sumber-sumber energi
Cermati semua pekerjaan yang ada lihat disekeliling anda.
Cermati semua prosedur kerja dari bahan atau alat yang akan anda
pakai.
Perkirakan semua orang yang dimungkinkan bisa terluka akibat
kegiatan di lokasi tersebut
Penyebab kecelakaan

Setiap kecelakaan dalam frekwensi sering (terjadi berulang-ulang) atau


sekecil apapun pasti ada penyebabnya. Bagai efek kartu domino, setiap
penyebab dapat memberikan efek bagi penyebab lainnya sehingga akhirnya
terjadi sebuah kecelakaan.Secara hirarki ada 3 penyebab kecelakaan yaitu :
Penyebab langsung, Penyebab Dasar dan Kurang kendali.
1. Penyebab langsung adalah sebab-sebab yang secara langsung
mengakibatkan terjadinya sebuah kecelakaan. Penyebab langsung biasanya
dibedakan kedalam 2 kriteria, yaitu :
a. Tindakan tidak aman (unsafe action), adalah perilaku manusia dalam
bekerja yang tidak sesuai prosedur.
Contoh tindakan tidak aman adalah mengoperasikan kendaran dengan
kecepatan tinggi, mengoperasikan alat diatas batas kecepatan maksimum,
menggunakan memperbaiki sesuatu yang bukan bidangnya. Meletakkan
benda tajam diarea yang dapat dijangkau oleh anak. Menyimpan benda yang
bukan pada tempatnya.
b. Kondisi tidak aman (unsafe condition), adalah suatu keadaan, kondisi, atau
situasi disekitar manusia beraktivitas, yang tidak aman.
Contoh adalah menggunakan perkakas atau alat rusak, rambu tidak lengkap,
kurang penerangan, suhu ekstrim panas dingin. Bekerja disaat hujan. Bekerja
dibawah terik matahari.
2. Penyebab Dasar Yang dimaksud dengan Penyebab Dasar adalah hal-hal
yang
mengakibatkan atau mendorong Penyebab Langsung. Penyebab Dasar
dibedakan dalam 2 kategori, yaitu:
a. Faktor personal, adalah faktor-faktor di dalam diri pekerja / korban yang
mendorong dirinya untuk melakukan tindakan tidak aman.
Contohnya adalah kurangnya pengetahuan, kemampuan yang kurang (baik
secara fisik maupun kejiwaan), stress, dan motivasi yang tidak tepat. Jika
Anda agak bingung dengan istilah motivasi yang tidak tepat maka contoh
yang dapat saya berikan adalah misalnya rangsangan bonus dan kurang
penghargaan akan menyebabkan seseorang untuk mengendarai kendaraan
di atas batas kecepatan yang telah ditentukan.
b. Faktor PekerjaanContoh Faktor Pekerjaan adalah kepemimpinan yang
kurang, peralatan dan material kurang, standar kerja kurang, pola jam kerja
(time shift).
3. Kurang Kendali (Lock of Control), kurang kendali dapat diterjemahkan
sebagai kegagalan manajemen dalam memenuhi dan menegakan standar
yang ada di dalam Perusahaan. Contohnya adalah pelatihan yang kurang,
tidak terjadualnya inspeksi terencana, organisasi yang tidak berjalan atau
salah menganalisa suatu kecelakaan.
Near Miss,
Apakah anda pernah:
.menyalip sebuah kendaraan lalu tiba-tiba muncul kendaraan dari arah

depan sehingga anda harus menginjak rem dalam-dalam dan, phiuuh, anda
berhasil menghindari kendaraan tersebut?
.terpeleset di tangga dan - hanya karena refleks - tangan anda berhasil
memegang pegangan tangga? lagi-lagi phiuuh
.atau peristiwa lainnya saat anda hampir celaka yang membuat jantung
anda seolah-olah lepas dan adrenalin anda mengalir deras?
Jika pernah, maka percayalah bahwa anda pernah mengalami apa yang
disebut dengan Near Miss.
Apa itu Near Miss?
Near miss adalah kondisi atau situasi dimana kecelakaan hampir terjadi.
Secara sederhana Anda dapat menerjemahkannya menjadi hampir celaka.
Jangan terlalu khawatir bila anda kemudian mengerutkan kening setelah
membaca pengertian ini. Memang benar bahwa jika suatu nearly miss
terjadi maka sudah pasti kecelakaan telah terjadi (bukan hampir celaka) sehingga Anda, kemungkinan, menyatakan bahwa hampir celaka lebih
diwakili oleh Near Hit. Meskipun demikian, near miss lebih dikenal secara
universal. Oleh karena itu saya tetap menggunakan istilah near miss dalam
posting ini.
Lalu apa hubungan near miss dan rasio kecelakaan?
Near miss pada dasarnya menunjukan potensi kecelakaan yang akan terjadi.
Hal ini dikemukakan pertama kali oleh Heinrich yang melakukan penelitian
statistik atas kecelakaan dan membuat sebuah piramida kecelakaan atau
saat ini lebih dikenal dengan istilah rasio kecelakaan. Hasil penelitian ini
kemudian disempurnakan pada tahun 1960 oleh seorang spesialis asuransi
industri bernama Frank Bird.
Rasio kecelakaan yang dipaparkan oleh Frank Bird adalah sebagai berikut:
Dalam pemaparannya, Bird menyatakan bahwa kecelakaan pada prinsipnya
memiliki pola dimana semua jenis kecelakaan diawali dari near miss.
Berdasarkan hasil penelitiannya, Bird menyatakan bahwa dalam setiap 600
buah kasus near miss akan terdapat 30 kasus kecelakaan yang
mengakibatkan kerusakan peralatan, 10 kasus kecelakaan yang
mengakibatkan cidera ringan, hingga 1 buah kasus kematian atau cidera
serius akibat kecelakaan.
CATEGORI CEDERA
Cidera akibat kecelakaan tambang dikategorikan ke dalam 3 (tiga) kelas,
yaitu:
Cidera ringan, yaitu cidera akibat kecelakaan tambang yang menyebabkan
pekerja tambang tidak mampu melakukan tugas semula lebih dari 1 hari
namun kurang dari 3 minggu (sesuai dengan Kep.Men No. 555 Dept.
Pertambangan dan Energi)
Cidera berat, yaitu cidera akibat kecelakaan tambang yang menyebabkan
pekerja tambang tidak mampu melakukan tugas semula selama lebih dari 3
minggu, atau cidera yang menyebabkan pekerja tambang cacat tetap, atau
mengakibatkan keretakan tengkorak kepala, tulang punggung, pinggul,
lengan bawah, lengan atas, paha, kaki, atau mengakibatkan pendarahan
dalam, atau pingsan akibat kekurangan oksigen, atau luka terbuka yang
dapat mengakibatkan ketidakmampuan tetap, atau persendian yang lepas
yang belum pernah terjadi sebelumnya

Meninggal dunia, yaitu kecelakaan tambang yang mengakibatkan pekerja


tambang mati dalam waktu 24 jam sejak terjadinya kecelakaan tersebut
RESIKO
Resiko adalah besarnya kesempatan dua atau lebih bahaya bertemu dan
mengakibatkan terjadinya suatu kerugian atau insiden, atau
Resiko adalah besarnya kecenderungan atau kemungkinan timbulnya
kerugian dari suatu bahaya
Resiko adalah kecenderungan atau kemungkinan seseorang terpapar suatu
bahaya atau bahan yang dapat merugikan
Bahaya dapat diidentifikasikan berdasar tingkat resikonya. Tingkat resiko
ditempat kerja dirumah atau dilingkungan mana anda berada akan sangat
berbeda-beda. Dari itu pembuatan klasifikasi ditujukan untuk menentukan
prioritas penanganan dan pengendalian bahaya.
Tingkat resiko secara umum ditentukan dengan memperhatikan 3 (tiga) hal
yaitu :
1. Probability atau kemungkinan suatu bahaya menjadi penyebab
kecelakaan.
2. Frequency atau tingkat keseringan orang/harta benda terpapar bahaya
tersebut
3. Saverity atau tingkat keparahan suatu kecelakaan yang disebabkan
bahaya tersebut.
Formula dari Resiko adalah :
R=PXFXS
RESIKO : Kemungkinan x Keparahan X Keseringan
Dalam menilai suatu resiko, ada beberapa harus diperhatikan :
Bahaya mempunyai sifat spesifik, tergantung pada ruang/tempat, waktu dan
massa sehingga satu jenis bahaya, dapat mempunyai nilai resiko yang
berbeda.
Besarnya angka resiko tidaklah penting. Yang penting adalah langkah
pengendalian resiko yang dilakukan.
Kakukan tindakan perbaikan segera, jika ditemukan bahaya dengan tingkat
kekritisan yang tinggi.
Penanggulangan Resiko
Eliminasi bahaya (Menghilangkan)
Isolasi (Pemisahan/menutup)
Penanggulangan melalui rekayasa
Subtitusi (mengganti)
Kontrol Administrasi
Pelatihan
Alar Perlindungan Diri
Ad.1. Eliminasi Bahaya

Menghilangkan suatu bahaya (eliminasi) adalah jalan pertama dalam


mengantisipasi bahaya yang didapat. Menghilangkan dapat juga berarti
meniadakan sumber bahaya sampai pada titik nol. Jika ada suatu benda atau
material yang dapat menyebabkan suatu bahaya pada tingkat yang sangat
fatal dan sesegera mungkin harus dihilangkan.
Ad.2. Isolasi
Pemisahan/menutup, adalah menutup sumber bahaya yang ada. Seperti
menutup lubang yang terbuka di tempat yang diperkirakan akan mendapat
suatu kecelakaan ditempat, memisahkan arus energi listrik agar tidak terjadi
arus pendek dsb.
Ad. 3. Subtitusi
Mengganti alat atau material yang dianggap atau teridentifikasi terjadinya
suatu bahaya yang bisa penyebab terjadinya suatu insiden. Mengganti
sesuatu yang tidak cocok dengan peruntukannya. Misalnya, Karena material
yang dipakai banyak orang yang teridentifikasi terkena suatu penyakit, maka
bahan atau material tsb harus diganti dengan yang lain. Contoh
Ad. 4. Kontrol Administrasi
Sangksi dan teguran adalah salah satu bentuk kontrol administrasi yang
harus diberikan kepada orang yang bertindak dapat menyebabkan suatu
kecelakaan.
Ad. 5. Pelatihan
Pelatihan (teori - praktek) sangat dibutuhkan kepada setiap orang agar
mereka dapat mengetahui hal-hal yang dapat menyebabkan terjadinya suatu
kecelakaan. Untuk mendapatkan hasil yang maksimal dari pemberian
pelatihan ini, konsistensi dan pengawasan senantiasa tetap dilaksanakan
agar semua yang diajarkan dapat berjalan dengan maksimal.
Ad. 6. Alat Pelindung Diri (APD)
Alat pelindung diri adalah usaha yang paling minimal dari pengendalian suatu
resiko. Karena dengan pemberian APD kepada setiap karyawan dan tamu
yang berada diarea kerja, sudah menjadi usaha yang paling minimal dalam
mencegah suatu bahaya.
Teori Gunung Es
Jika terjadi suatu kecelakaan (insiden) dalam benak kita sudah terbayang
berapa biaya yang harus dikeluarkan. Tapi tahukah anda berapa biaya yang
tidak diketahui (tak terduga) yang harus juga dikeluarkan?. Dalam suatu
perusahaan jika terjadi suatu kecelakaan dan penyakit akan terjadi biaya
langsung dan biaya tak langsung.
Seperti gaji yang harus dikeluarkan pada karyawan, biaya pengobatan, biaya
perbaikan peralatan yang rusak akibat insiden, dll adalah termasuk komponen
biaya langsung. Sedangkan biaya tak langsung adalah biaya yang tak

diasuransikan seperti terganggunya proses produksi, dan citra perusahaan


yang tercemar.
Hal-hal inilah yang sering kali tidak terpikirkan oleh top manajemen dalam
suatu perusahaan. Suatu perusahaan yang memiliki wawasan yang jauh
kedepan (selain profit tentunya) juga akan selalu berfikir kemajuan
usahanya dimasa yang akan datang. Karena, pada masa yang akan datang
persaingan didunia usaha sangat kompetitif, jika tidak ingin menerapkan
sistem manajemen K3LH akan sangat sulit bersaing dengan perusahaan lain
yang banyak masuk karena pasar bebas. Why, bukankah peralatan dan
material yang bermunculan saat ini serba padat teknologi ? Tuk tidak mau
ketinggalan dalam persaingan dunia usaha sudah siapkah perusahaan dalam
hal tersebut. Baik dalam finansial, SDM maupun hal-hal yang mem-backupnya. Dalam financial mungkin tidak begitu sulit mendapatkannya juga dalam
pemakaian SDM-nya. Namun sudah siapkah perangkat atau sistem anda
dalam melindungi sarana dan prasaranan anda yang tidak ternilai itu?
Disinilah peran Sistem manajemen K3LH dalam mem-backup hal-hal yang
tidak anda inginkan. Dimana dalam sistem manajemen K3LH akan
melindungi semua aset perusahaan baik yang bergerak maupun yang tidak
bergerak. Dan SDM anda akan terlatih dan handal dalam menjalankan
peralatan serta terlindungi dari kecelakaan dan penyakit yang dapat
merugikan perusahaan.

Menerapkan Keselamatan, Kesehatan Kerja dan Lingkungan Hidup


(K3LH)

Keselamatan dan kesehatan kerja secara keilmuan adalah suatu ilmu


pengetahuan dan penerapannya dalam usaha mencegah kemungkinan
terjadinya kecelakaan dan penyakit akibat kerja.
UU tentang keselamatan kerja :
pasal 86 UU No.13 tahun 2003, dinyatakan bahwa setiap pekerja atau buruh
mempunyai hak untuk memperoleh perlindungan atas keselamatan dan
kesehatan kerja, moral dan kesusilaan dan perlakuan yang sesuai dengan
harkat dan martabat serta nilai-nilai agama
Kesehatan kerja :
Upaya yang dilakukan untuk memperoleh kesehatan pekerja yang
tinggi adalah dengan cara mencegah dan memberantas penyakit yang
diderita oleh pekerja, mencegah kelelahan kerja dan menciptakan lingkungan
kerja yang sehat.

Kesehatan kerja :
Upaya yang dilakukan untuk memperoleh kesehatan pekerja yang tinggi
adalah dengan cara mencegah dan memberantas penyakit yang diderita oleh pekerja,
mencegah kelelahan kerja dan menciptakan lingkungan kerja yang sehat.
Keselamatan kerja :
Upaya yang dilakukan untuk melindungi pekerja, menjaga keselamatan orang
lain; melindungi peralatan, tempat kerja dan bahan produksi; menjaga kelesarian
lingkungan hidup dan melancarkan proses produksi.
Syarat-syarat keselamatan kerja untuk :
1.

mencegah dan mengurangi kecelakaan;

2.

mencegah dan mengurangi bahaya peledakan

3.

memberi kesempatan atau jalan menyelamatkan diri pada waktu kejadian


yang berbahaya;

4.

memberi pertolongan pada kecelakaan

5.

membei alat-alat pelindungan diri pada para pekerja;

6.

mencegah dan mengendalikan timbul atau menyebarluasnya suhu,


kelembaban, debu, kotoran, asap, uap, gas, hembusan angin, cuaca, sinar atau
radiasi, suara dan getaran;

7.

mencegah dan mengendalikan timbulnya penyakit akibat kerja baik physik


maupun psychis, peracunan, infeksi dan penularan;

8.

memperoleh penerangan yang cukup dan sesuai;

9.

menyelenggarakan suhu dan lembab udara yang baik;

10. memelihara kebersihan, kesehatan dan ketertiban;


11. memperoleh keserasian antara tenaga kerja, alat kerja, lingkungan, cara dan

proses kerjanya;
12. mengamankan dan memperlancar pekerjaan bongkar-muat, perlakuan dan

penyimpanan barang;
13. mencegah terkena aliran listrik yang berbahaya
Barangsiapa akan memasuki sesuatu tempat kerja, diwajibkan mentaati semua
petunjuk keselamatankerja dan memakai alat-alat perlindungan diri yang
diwajibkan.
Sasaran dari K3 :
1.

menjamin keselamatan operator dan orang lain

2.

menjamin penggunaan peralatan aman dioperasikan

3. menjamin proses produksi aman dan lancar


Tujuan keselamatan dan kesehatan kerja :
1.

Mengantisipasi keberadaan faktor penyebab bahaya

2.

Memahami jenis-jenis bahaya yang ada di tepat kerja

3.

Mengevaluasi tingkat bahaya di tempat kerja

Lingkungan Hidup
H. Konsep dan Batasan Kesehatan Lingkungan
1. Pengertian kesehatan
a) Menurut WHO
Keadaan yg meliputi kesehatan fisik, mental, dan sosial yg tidak hanya berarti suatu
keadaan yg bebas dari penyakit dan kecacatan.
b) Menurut UU No 23 / 1992 ttg kesehatan
Keadaan sejahtera dari badan, jiwa dan sosial yang memungkinkan setiap orang hidup
produktif secara sosial dan ekonomis.
2. Pengertian lingkungan
Menurut Encyclopaedia of science & technology (1960)
Sejumlah kondisi di luar dan mempengaruhi kehidupan dan perkembangan
organisme.
Menurut Encyclopaedia Americana (1974)
Pengaruh yang ada di atas/sekeliling organisme.
Menurut A.L. Slamet Riyadi (1976)
Tempat pemukiman dengan segala sesuatunya dimana organismenya hidup beserta
segala keadaan dan kondisi yang secara langsung maupun tidak dpt diduga ikut
mempengaruhi tingkat kehidupan maupun kesehatan dari organisme itu.
3. Pengertian kesehatan lingkungan
Menurut HAKLI (Himpunan Ahli Kesehatan Lingkungan Indonesia)
Suatu kondisi lingkungan yang mampu menopang keseimbangan ekologi yang dinamis
antara manusia dan lingkungannya untuk mendukung tercapainya kualitas hidup
manusia yang sehat dan bahagia.
Menurut WHO (World Health Organization)
Suatu keseimbangan ekologi yang harus ada antara manusia dan lingkungan agar dapat
menjamin keadaan sehat dari manusia.
Menurut kalimat yang merupakan gabungan (sintesa dari Azrul Azwar, Slamet Riyadi,
WHO dan Sumengen)
Upaya perlindungan, pengelolaan, dan modifikasi lingkungan yang diarahkan menuju
keseimbangan ekologi pd tingkat kesejahteraan manusia yang semakin meningkat.
4. Ruang lingkup kesehatan lingkungan
Menurut WHO ada 17 ruang lingkup kesehatan lingkungan :
1) Penyediaan Air Minum
2) Pengelolaan air Buangan dan pengendalian pencemaran
3) Pembuangan Sampah Padat
4) Pengendalian Vektor
5) Pencegahan/pengendalian pencemaran tanah oleh ekskreta manusia
6) Higiene makanan, termasuk higiene susu
7) Pengendalian pencemaran udara
8) Pengendalian radiasi
9) Kesehatan kerja
10) Pengendalian kebisingan
11) Perumahan dan pemukiman
12) Aspek kesling dan transportasi udara
13) Perencanaan daerah dan perkotaan
14) Pencegahan kecelakaan
15) Rekreasi umum dan pariwisata

16) Tindakan-tindakan sanitasi yang berhubungan dengan keadaan epidemi/wabah,


bencana
alam dan perpindahan penduduk.
17) Tindakan pencegahan yang diperlukan untuk menjamin lingkungan.
Menurut Pasal 22 ayat (3) UU No 23 tahun 1992 ruang lingkup kesling ada 8 :
1) Penyehatan Air dan Udara
2) Pengamanan Limbah padat/sampah
3) Pengamanan Limbah cair
4) Pengamanan limbah gas
5) Pengamanan radiasi
6) Pengamanan kebisingan
7) Pengamanan vektor penyakit
8) Penyehatan dan pengamanan lainnya : Misal Pasca bencana.
5. Sasaran kesehatan lingkungan (Pasal 22 ayat (2) UU 23/1992)
1) Tempat umum : hotel, terminal, pasar, pertokoan, dan usaha-usaha yang sejenis
2) Lingkungan pemukiman : rumah tinggal, asrama/yang sejenis
3) Lingkungan kerja : perkantoran, kawasan industri/yang sejenis.
4) Angkutan umum : kendaraan darat, laut dan udara yang digunakan untuk umum.
5) Lingkungan lainnya : misalnya yang bersifat khusus seperti lingkungan yang berada
dlm keadaan darurat, bencana perpindahan penduduk secara besar2an, reaktor/tempat
yang bersifat khusus.
6. Sejarah perkembangan kesehatan lingkungan
1) Sebelum Orba

Th 1882 : UU ttg hygiene dlm Bahasa Belanda.


Th 1924 Atas Prakarsa Rochefeller foundation didirikan Rival Hygiene Work di
Banyuwangi dan Kebumen.
Th 1956 : Integrasi usaha pengobatan dan usaha kesehatan lingkungan di Bekasi
hingga didirikan Bekasi Training Centre
Prof. Muchtar mempelopori tindakan kesehatan lingkungan di Pasar Minggu.
Th 1959 : Dicanangkan program pemberantasan Malaria sebagai program
kesehatan lingkungan di tanah air (12 Nopember = Hari Kesehatan Nasional)
2) Setelah Orba
Th 1968 : Program kesehatan lingkungan masuk dalam upaya pelayanan
Puskesmas
Th 1974 : Inpres Samijaga (Sarana Air Minum dan Jamban Keluarga)
Adanya Program Perumnas, Proyek Husni Thamrin, Kampanye Keselamatan dan
kesehatan kerja, dll.
7. Masalah-masalah Kesehatan Lingkungan di Indonesia
1. Air Bersih
Air bersih adalah air yang digunakan untuk keperluan sehari-hari yang kualitasnya
memenuhi syarat kesehatan dan dapat diminum apabila telah dimasak. Air minum
adalah air yang kualitasnya memenuhi syarat kesehatan dan dapat langsung diminum.
Syarat-syarat Kualitas Air Bersih diantaranya adalah sebagai berikut :
a. Syarat Fisik : Tidak berbau, tidak berasa, dan tidak berwarna
b. Syarat Kimia : Kadar Besi : maksimum yang diperbolehkan 0,3 mg/l, Kesadahan

(maks 500 mg/l)


c. Syarat Mikrobiologis : Koliform tinja/total koliform (maks 0 per 100 ml air)
2. Pembuangan Kotoran/Tinja
Metode pembuangan tinja yang baik yaitu dengan jamban dengan syarat sebagai
berikut :
a. Tanah permukaan tidak boleh terjadi kontaminasi
b. Tidak boleh terjadi kontaminasi pada air tanah yang mungkin memasuki mata air
atau sumur
c. Tidak boleh terkontaminasi air permukaan
d. Tinja tidak boleh terjangkau oleh lalat dan hewan lain
e. Tidak boleh terjadi penanganan tinja segar ; atau, bila memang benar-benar
diperlukan, harus
dibatasi seminimal mungkin.
f. Jamban harus babas dari bau atau kondisi yang tidak sedap dipandang.
g. Metode pembuatan dan pengoperasian harus sederhana dan tidak mahal.
3. Kesehatan Pemukiman
Secara umum rumah dapat dikatakan sehat apabila memenuhi kriteria sebagai berikut :
a. Memenuhi kebutuhan fisiologis, yaitu : pencahayaan, penghawaan dan ruang gerak
yang cukup, terhindar dari kebisingan yang mengganggu.
b. Memenuhi kebutuhan psikologis, yaitu : privacy yang cukup, komunikasi yang sehat
antar anggota keluarga dan penghuni rumah
c. Memenuhi persyaratan pencegahan penularan penyakit antarpenghuni rumah dengan
penyediaan air bersih, pengelolaan tinja dan limbah rumah tangga, bebas vektor
penyakit dan tikus, kepadatan hunian yang tidak berlebihan, cukup sinar matahari pagi,
terlindungnya makanan dan minuman dari pencemaran, disamping pencahayaan dan
penghawaan yang cukup.
d. Memenuhi persyaratan pencegahan terjadinya kecelakaan baik yang timbul karena
keadaan luar maupun dalam rumah antara lain persyaratan garis sempadan jalan,
konstruksi yang tidak mudah roboh, tidak mudah terbakar, dan tidak cenderung
membuat penghuninya jatuh tergelincir.
4. Pembuangan Sampah
Teknik pengelolaan sampah yang baik harus memperhatikan faktor-faktor/unsur :
a. Penimbulan sampah. Faktor-faktor yang mempengaruhi produksi sampah adalah
jumlah penduduk dan kepadatanya, tingkat aktivitas, pola kehidupan/tk sosial ekonomi,
letak geografis, iklim, musim, dan kemajuan teknologi.
b. Penyimpanan sampah.
c. Pengumpulan, pengolahan dan pemanfaatan kembali.
d. Pengangkutan
e. Pembuangan
Dengan mengetahui unsur-unsur pengelolaan sampah, kita dapat mengetahui hubungan
dan urgensinya masing-masing unsur tersebut agar kita dapat memecahkan masalahmasalah ini secara efisien.
5. Serangga dan Binatang Pengganggu
Serangga sebagai reservoir (habitat dan suvival) bibit penyakit yang kemudian disebut
sebagai vektor misalnya : pinjal tikus untuk penyakit pes/sampar, Nyamuk Anopheles sp
untuk penyakit Malaria, Nyamuk Aedes sp untuk Demam Berdarah Dengue (DBD),

Nyamuk Culex sp untuk Penyakit Kaki Gajah/Filariasis. Penanggulangan/pencegahan


dari penyakit tersebut diantaranya dengan merancang rumah/tempat pengelolaan
makanan dengan rat proff (rapat tikus), Kelambu yang dicelupkan dengan pestisida
untuk mencegah gigitan Nyamuk Anopheles sp, Gerakan 3 M (menguras mengubur dan
menutup) tempat penampungan air untuk mencegah penyakit DBD, Penggunaan kasa
pada lubang angin di rumah atau dengan pestisida untuk mencegah penyakit kaki gajah
dan usaha-usaha sanitasi.
Binatang pengganggu yang dapat menularkan penyakit misalnya anjing dapat
menularkan penyakit rabies/anjing gila. Kecoa dan lalat dapat menjadi perantara
perpindahan bibit penyakit ke makanan sehingga menimbulakan diare. Tikus dapat
menyebabkan Leptospirosis dari kencing yang dikeluarkannya yang telah terinfeksi
bakteri penyebab.
6. Makanan dan Minuman
Sasaran higene sanitasi makanan dan minuman adalah restoran, rumah makan, jasa
boga dan makanan jajanan (diolah oleh pengrajin makanan di tempat penjualan dan
atau disajikan sebagai makanan siap santap untuk dijual bagi umum selain yang
disajikan jasa boga, rumah makan/restoran, dan hotel).
Persyaratan hygiene sanitasi makanan dan minuman tempat pengelolaan makanan
meliputi :
a. Persyaratan lokasi dan bangunan;
b. Persyaratan fasilitas sanitasi;
c. Persyaratan dapur, ruang makan dan gudang makanan;
d. Persyaratan bahan makanan dan makanan jadi;
e. Persyaratan pengolahan makanan;
f. Persyaratan penyimpanan bahan makanan dan makanan jadi;
g. Persyaratan peralatan yang digunakan.
7. Pencemaran Lingkungan
Pencemaran lingkungan diantaranya pencemaran air, pencemaran tanah, pencemaran
udara. Pencemaran udara dapat dibagi lagi menjadi indoor air pollution dan out door air
pollution. Indoor air pollution merupakan problem perumahan/pemukiman serta
gedung umum, bis kereta api, dll. Masalah ini lebih berpotensi menjadi masalah
kesehatan yang sesungguhnya, mengingat manusia cenderung berada di dalam ruangan
ketimbang berada di jalanan. Diduga akibat pembakaran kayu bakar, bahan bakar
rumah tangga lainnya merupakan salah satu faktor resiko timbulnya infeksi saluran
pernafasan bagi anak balita. Mengenai masalah out door pollution atau pencemaran
udara di luar rumah, berbagai analisis data menunjukkan bahwa ada kecenderungan
peningkatan. Beberapa penelitian menunjukkan adanya perbedaan resiko dampak
pencemaran pada beberapa kelompok resiko tinggi penduduk kota dibanding pedesaan.
Besar resiko relatif tersebut adalah 12,5 kali lebih besar. Keadaan ini, bagi jenis
pencemar yang akumulatif, tentu akan lebih buruk di masa mendatang. Pembakaran
hutan untuk dibuat lahan pertanian atau sekedar diambil kayunya ternyata membawa
dampak serius, misalnya infeksi saluran pernafasan akut, iritasi pada mata,
terganggunya jadual penerbangan, terganggunya ekologi hutan.
8. Penyebab masalah kesehatan lingkungan di Indonesia
1. Pertambahan dan kepadatan penduduk.

2. Keanekaragaman sosial budaya dan adat istiadat dari sebagian besar penduduk.
3. Belum memadainya pelaksanaan fungsi manajemen.
9. Hubungan dan pengaruh kondisi lingkungan terhadap kesehatan
masyarakat di perkotaan dan pemukiman
Contoh hubungan dan pengaruh kondisi lingkungan terhadap kesehatan masyarakat di
perkotaan dan pemukiman diantaranya sebagai berikut :
1. Urbanisasi >>>kepadatan kota >>> keterbatasan lahan >>>daerah
slum/kumuh>>>sanitasi kesehatan lingkungan buruk
2. Kegiatan di kota (industrialisasi) >>> menghasilkan limbah cair >>>dibuang tanpa
pengolahan (ke sungai) >>>sungai dimanfaatkan untuk mandi, cuci, kakus>>>penyakit
menular.
3. Kegiatan di kota (lalu lintas alat transportasi)>>>emisi gas buang (asap)
>>>mencemari udara kota>>>udara tidak layak dihirup>>>penyakit ISPA.

Anda mungkin juga menyukai