A. Pengertian
DM merupakan sekelompok kelainan yang ditandai oleh peningkatan kadar
glukosa darah (hiperglikemi). Glukosa secara normal bersirkulasi dalam jumlah
tertentu dalam darah. Glukosa dibentuk di hati dalam makanan yang dikonsumsi.
Insulin, yaitu suatu hormon yang diproduksi pankreas, mengendalikan kadar
glukosa dalam darah dengan mengatur produksi dan penyimpanannya. Pada
diabetes, kemampuan tubuh untuk bereaksi terhadap insulin dapat menurun, atau
pankreas dapat menghentikan sama sekali produksi insulin. Keadaan ini dapat
menimbulkan hiperglikemia yang dapat mengakibatkan komplikasi metabolik akut
seperti dibetes ketoasidosis dan sindrom hiperglikemia hiperosmolar nonketotik
(HHNK). Hiperglikemia jangka panjang dapat mengakibatkan komplikasi
mikrovaskular yang kronis (penyakit ginjal dan mata) dan komplikasi neuropati
(penyakit pada saraf). DM juga meningkatkan insiden penyakit makrovaskuler yang
mencakup insiden infark miokard, stroke dan penyakit vaskuler perifer.
B. Klasifikasi
Tipe DM ada 2 yaitu:
a.
b.
Tidak Ketergantungan
Insulin
Produksi insulin normal
tetapi tidak ada zat
perantara ke dalam
sel
Penyebab
Usia timbulnya
penyakit
Insulin
Kekurangan mutlak
Kekurangan relatif
Komplikasi
Sering
mempengaruhi
pembuluh darah kecil
pada mata dan ginjal.
Sering mempengaruhi
pembuluh
darah
besar dan syaraf
Pengobatan
Insulin,diet,latihan
C. Etiologi
insulin, tetapi pada akhirnya sekresi insulin yang beredar tidak lagi memadai
untuk mempertahankan euglikemia (Price,1995).
f. Diabetes Mellitus tipe II disebut juga Diabetes Mellitus tidak tergantung
insulin (DMTTI) atau Non Insulin Dependent Diabetes Mellitus (NIDDM)
yang merupakan suatu kelompok heterogen bentuk-bentuk diabetes yang
lebih ringan, terutama dijumpai pada orang dewasa, tetapi terkadang dapat
timbul pada masa kanak-kanak.
Faktor risiko yang berhubungan dengan proses terjadinya DM tipe II,
diantaranya adalah:
Usia (resistensi insulin cenderung meningkat pada usia di atas 65 tahun)
Obesitas
Riwayat keluarga
D. Patofisiologi
DM Tipe I
DM Tipe II
Reaksi Autoimun
Hiperglikemia
Lipolisis meningkat
Penurunan BB polipagi
Glukosuria
Diuresis Osmotik
Glukoneogenesis
Ketogenesis
Hiperosmolaritas
ketoasidosis
ketonuria
coma
E. Gejala Klinis
a.
Gejala awalnya berhubungan dengan efek langsung dari kadar gula darah
yang tinggi. Jika kadar gula darah sampai diatas 160-180 mg/dL, maka glukosa
akan sampai ke air kemih. Jika kadarnya lebih tinggi lagi, ginjal akan membuang
air tambahan untuk mengencerkan sejumlah besar glukosa yang hilang. Karena
ginjal menghasilkan air kemih dalam jumlah yang berlebihan, maka penderita
sering berkemih dalam jumlah yang banyak (poliuri).
b. Akibat poliuri maka penderita merasakan haus yang berlebihan sehingga banyak
minum (polidipsi).
c. Sejumlah besar kalori hilang ke dalam air kemih, penderita mengalami
penurunan berat badan. Untuk mengkompensasikan hal ini penderita seringkali
merasakan lapar yang luar biasa sehingga banyak makan (polifagi).
d. Gejala lainnya adalah pandangan kabur, pusing, mual dan berkurangnya
ketahanan selama melakukan olah raga.
e. Lemas dan berat badan menurun.
f. Kesemutan, gatal, impotensi, luka sulit sembuh.
F. Komplikasi
Beberapa komplikasi dari Diabetes Mellitus (Mansjoer dkk, 1999) adalah
a) Akut
1) Hipoglikemia dan hiperglikemia
2) Penyakit makrovaskuler : mengenai pembuluh darah besar, penyakit jantung
koroner (cerebrovaskuler, penyakit pembuluh darah kapiler).
3) Penyakit mikrovaskuler,
nefropati.
4) Neuropati saraf sensorik (berpengaruh pada ekstrimitas), saraf otonom
berpengaruh pada gastro intestinal, kardiovaskuler (Suddarth and Brunner,
1990).
b) Komplikasi menahun Diabetes Mellitus
1) Neuropati diabetik
2) Retinopati diabetik
3) Nefropati diabetik
4) Proteinuria
5) Kelainan koroner
6) Ulkus/gangren
G. Pemeriksaan Penunjang
a. Kadar gula darah plasma pada waktu puasa yang besarnya di atas 140 mg/dl
atau
b. kadar glukosa darah sewaktu diatas 200 mg/dl pada satu kali pemeriksaan
atau lebih
c. Urinalisa: proteinurin, glukosurin, keton
H. Diagnosa Keperawatan Muncul
- resiko ketidakstabilan kadar glukosa darah
- ketidakefektifan manajemen kesehatan diri
- ketidakefektifan perfusi jaringan perifer
- kerusakan interitas kulit
Mansjoer, A., 2004, Kapita Selekta Kedokteran, Edisi Ketiga, Jilid Satu, Media
Aeskulapius, Jakarta.
Smeltzer, SC & Bare, BG, 2002, Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah, Edisi 8 Vol 2,
EGC, Jakarta