Anda di halaman 1dari 6

DIABETES MELLITUS

A. Pengertian
DM merupakan sekelompok kelainan yang ditandai oleh peningkatan kadar
glukosa darah (hiperglikemi). Glukosa secara normal bersirkulasi dalam jumlah
tertentu dalam darah. Glukosa dibentuk di hati dalam makanan yang dikonsumsi.
Insulin, yaitu suatu hormon yang diproduksi pankreas, mengendalikan kadar
glukosa dalam darah dengan mengatur produksi dan penyimpanannya. Pada
diabetes, kemampuan tubuh untuk bereaksi terhadap insulin dapat menurun, atau
pankreas dapat menghentikan sama sekali produksi insulin. Keadaan ini dapat
menimbulkan hiperglikemia yang dapat mengakibatkan komplikasi metabolik akut
seperti dibetes ketoasidosis dan sindrom hiperglikemia hiperosmolar nonketotik
(HHNK). Hiperglikemia jangka panjang dapat mengakibatkan komplikasi
mikrovaskular yang kronis (penyakit ginjal dan mata) dan komplikasi neuropati
(penyakit pada saraf). DM juga meningkatkan insiden penyakit makrovaskuler yang
mencakup insiden infark miokard, stroke dan penyakit vaskuler perifer.
B. Klasifikasi
Tipe DM ada 2 yaitu:
a.

DM tipe ketergantungan insulin (Tipe 1)

b.

DM tipe tidak ketergantungan insulin (Tipe 2)

Perbandingan kedua tipe DM :


Ketergantungan insulin

Tidak Ketergantungan
Insulin
Produksi insulin normal
tetapi tidak ada zat
perantara ke dalam
sel

Penyebab

Produksi insulin oleh


pankreas sedikit/tdk
ada

Usia timbulnya
penyakit
Insulin

Sering pada usia < 40 th

Sering pada usia > 40 th

Kekurangan mutlak

Kekurangan relatif

Komplikasi

Sering
mempengaruhi
pembuluh darah kecil
pada mata dan ginjal.

Sering mempengaruhi
pembuluh
darah
besar dan syaraf

Pengobatan

Insulin,diet,latihan

Diet dan latihan, dapat


diberi suplemen agen
hipoglikemi.

C. Etiologi

a. Diabetes Mellitus tergantung insulin (DMTI) ditandai oleh penghancuran


sel-sel beta pankreas.
b. Faktor genetic
Penderita diabetes tidak mewarisi diabetes tipe I itu sendiri tetapi mewarisi
suatu presdisposisi atau kecenderungan genetic kearah terjadinya diabetes
tipe I. Kecenderungan genetic ini ditentukan pada individu yang memililiki
tipe antigen HLA (Human Leucocyte Antigen) tertentu. HLA merupakan
kumpulan gen yang bertanggung jawab atas antigen tranplantasi dan proses
imun lainnya.
c. Faktor imunologi
Pada diabetes tipe I terdapat bukti adanya suatu respon autoimun. Ini
merupakan respon abnormal dimana antibody terarah pada jaringan normal
tubuh dengan cara bereaksi terhadap jaringan tersebut yang dianggapnya
seolah-olah sebagai jaringan asing.
d. Faktor lingkungan
Faktor eksternal yang dapat memicu destruksi sel pancreas, sebagai contoh
hasil penyelidikan menyatakan bahwa virus atau toksin tertentu dapat
memicu proses autoimun yang dapat menimbulkan destuksi sel pancreas.
e. Diabetes Mellitus tak tergantung insulin (DMTTI)
Secara pasti penyebab dari DM tipe II ini belum diketahui, factor genetic
diperkirakan memegang peranan dalam proses terjadinya resistensi insulin.
Diabetes Mellitus tak tergantung insulin (DMTTI) penyakitnya mempunyai
pola familiar yang kuat. DMTTI ditandai dengan kelainan dalam sekresi
insulin maupun dalam kerja insulin. Pada awalnya tampak terdapat resistensi
dari sel-sel sasaran terhadap kerja insulin. Insulin mula-mula mengikat
dirinya kepada reseptor-reseptor permukaan sel tertentu, kemudian terjadi
reaksi intraselluler yang meningkatkan transport glukosa menembus
membran sel. Pada pasien dengan DMTTI terdapat kelainan dalam
pengikatan insulin dengan reseptor. Hal ini dapat disebabkan oleh
berkurangnya jumlah tempat reseptor yang responsif insulin pada membran
sel. Akibatnya terjadi penggabungan abnormal antara komplek reseptor
insulin dengan system transport glukosa. Kadar glukosa normal dapat
dipertahankan dalam waktu yang cukup lama dan meningkatkan sekresi

insulin, tetapi pada akhirnya sekresi insulin yang beredar tidak lagi memadai
untuk mempertahankan euglikemia (Price,1995).
f. Diabetes Mellitus tipe II disebut juga Diabetes Mellitus tidak tergantung
insulin (DMTTI) atau Non Insulin Dependent Diabetes Mellitus (NIDDM)
yang merupakan suatu kelompok heterogen bentuk-bentuk diabetes yang
lebih ringan, terutama dijumpai pada orang dewasa, tetapi terkadang dapat
timbul pada masa kanak-kanak.
Faktor risiko yang berhubungan dengan proses terjadinya DM tipe II,
diantaranya adalah:
Usia (resistensi insulin cenderung meningkat pada usia di atas 65 tahun)
Obesitas
Riwayat keluarga

D. Patofisiologi
DM Tipe I

DM Tipe II

Reaksi Autoimun

Idiopatik, usia, genetil, dll

sel pancreas hancur

Jmh sel pancreas menurun


Defisiensi insulin

Hiperglikemia

Katabolisme protein meningkat

Lipolisis meningkat

Penurunan BB polipagi
Glukosuria
Diuresis Osmotik

Glukoneogenesis

Gliserol asam lemak bebas

Kehilangan elektrolit urine

Ketogenesis

Kehilangan cairan hipotonik


Polidipsi

Hiperosmolaritas

ketoasidosis

ketonuria

coma

E. Gejala Klinis
a.
Gejala awalnya berhubungan dengan efek langsung dari kadar gula darah
yang tinggi. Jika kadar gula darah sampai diatas 160-180 mg/dL, maka glukosa
akan sampai ke air kemih. Jika kadarnya lebih tinggi lagi, ginjal akan membuang
air tambahan untuk mengencerkan sejumlah besar glukosa yang hilang. Karena
ginjal menghasilkan air kemih dalam jumlah yang berlebihan, maka penderita
sering berkemih dalam jumlah yang banyak (poliuri).
b. Akibat poliuri maka penderita merasakan haus yang berlebihan sehingga banyak
minum (polidipsi).
c. Sejumlah besar kalori hilang ke dalam air kemih, penderita mengalami
penurunan berat badan. Untuk mengkompensasikan hal ini penderita seringkali
merasakan lapar yang luar biasa sehingga banyak makan (polifagi).
d. Gejala lainnya adalah pandangan kabur, pusing, mual dan berkurangnya
ketahanan selama melakukan olah raga.
e. Lemas dan berat badan menurun.
f. Kesemutan, gatal, impotensi, luka sulit sembuh.

F. Komplikasi
Beberapa komplikasi dari Diabetes Mellitus (Mansjoer dkk, 1999) adalah
a) Akut
1) Hipoglikemia dan hiperglikemia
2) Penyakit makrovaskuler : mengenai pembuluh darah besar, penyakit jantung
koroner (cerebrovaskuler, penyakit pembuluh darah kapiler).
3) Penyakit mikrovaskuler,

mengenai pembuluh darah kecil, retinopati,

nefropati.
4) Neuropati saraf sensorik (berpengaruh pada ekstrimitas), saraf otonom
berpengaruh pada gastro intestinal, kardiovaskuler (Suddarth and Brunner,
1990).
b) Komplikasi menahun Diabetes Mellitus
1) Neuropati diabetik
2) Retinopati diabetik
3) Nefropati diabetik
4) Proteinuria
5) Kelainan koroner
6) Ulkus/gangren

G. Pemeriksaan Penunjang
a. Kadar gula darah plasma pada waktu puasa yang besarnya di atas 140 mg/dl
atau
b. kadar glukosa darah sewaktu diatas 200 mg/dl pada satu kali pemeriksaan
atau lebih
c. Urinalisa: proteinurin, glukosurin, keton
H. Diagnosa Keperawatan Muncul
- resiko ketidakstabilan kadar glukosa darah
- ketidakefektifan manajemen kesehatan diri
- ketidakefektifan perfusi jaringan perifer
- kerusakan interitas kulit

- resiko kerusakan integritas kulit


- kerusakan integritas jaringan
- nyeri

Mansjoer, A., 2004, Kapita Selekta Kedokteran, Edisi Ketiga, Jilid Satu, Media
Aeskulapius, Jakarta.
Smeltzer, SC & Bare, BG, 2002, Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah, Edisi 8 Vol 2,
EGC, Jakarta

Anda mungkin juga menyukai