Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
METANOL
TOLUENA
ASAM KLORIDA
ETILEN OKSIDA
MAKALAH
Karya tulis ini disusun untuk memenuhi tugas
Mata Kuliah Proses Industri Kimia
Disusun oleh:
Kelompok 8
Panji Widya Nugraha
2008620002
Ignatius Edwin
2008620028
2008620044
Yandi Junaidi
2008620064
2008620110
Disusun oleh:
Kelompok 8
Panji Widya Nugraha
2008620002
Ignatius Edwin
2008620028
2008620044
Yandi Junaidi
2008620064
2008620110
ABSTRAKSI
Dalam makalah ini kami membahas beberapa bahan kimia industri unggulan.
Dalam hal ini kami membahas senyawa metanol, toluene, asam klorida dan etilen
oksida. Konteks yang kami bahas menyangkut deskripsi bahan baku, sifat fisika dan
kimia, proses produksi, jenis dan manfaat produk yang dihasikan dari bahan baku
senyawa tersebut.
Deskripsi bahan baku yang kami bahas menyangkut nama senyawa, struktur
senyawa, sejarah bahan baku, reaksi pembentukan bahan baku. Sifat fisika dan kimia
yang kami bahas meliputi titik leleh, titik didih, suhu kritis, ambang bau,berat jenis
cairan dan gas, kelarutan, dan sifat dari bahan baku tersebut.
Proses produksi pembuatan dari bahan baku menjadi produk meliputi sintesis
gas alam, oksidasi senyawa tertentu dan reaksi antara dua senyawa murni. Selain itu
dibahas juga reaksi reaksi kimia yang terlibat dalam proses produksi. Terakhir, jenis
dan manfaat produk yang dibahas menyangkut kebutuhan produksi dari pabrik yang
membutuhkan.
Kesimpulan dari makalah ini antara lain, kita, mahasiswa dapat mengetahui
bahwa suatu bahan kimia industri unggulan dapat menghasilkan berbagai jenis produk
yang dapat dijadikan kebutuhan sehari hari.
METANOL
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.
Senyawa ini dibuat dengan menggunakan bahan baku syngas (synthetic gas)
yang merupakan campuran antara karbon monoksida dengan hidrogen. Synthetic gas
sendiri merupakan produk yang dibuat dari bahan baku gas metana (CH 4 ) yang
diperoleh dari gas alam. Pembuatan syngas ini dilakukan pada temperatur tinggi
(sekitar 850oC) dan pada tekanan sekitar 40MPa, dimana metana direaksikan dengan
uap air untuk membentuk CO dan H 2 . Reaksi nya adalah sebagai berikut :
CH 4 + H 2 O CO + 3 H 2
Reaksi diatas ini umum disebut sebagai reaksi steam-methane-reforming atau
SMR yang berlangsung secara endotermik. Untuk membentuk syngas, metana juga
dapat dioksidasi parsial dengan reaksi sebagai berikut :
2 CH 4 + O 2 2 CO + 4 H 2
Kebalikan dari reaksi SMR, reaksi ini bersifat eksotermis, dan panas yang
dihasilkan dari reaksi ini digunakan untuk memenuhi kebutuhan panas pada reaksi
SMR tersebut, dimana gabungan dari kedua reaksi ini disebut dengan autothermal
reforming. Ratio antara CO dan H 2 dapat diatur sedemikian rupa supaya memenuhi
kebutuhan stoikiometrik reaksinya untuk membentuk methanol dengan menggunakan
water-gas shift reaction yang reaksinya adalah sebagai berikut :
CO + H 2 O CO 2 + H 2
Gas CO dan H 2 kemudian digunakan untuk mensintesis methanol dengan
bantuan katalis yang umumnya berupa tembaga, zink oxide, ataupun alumina. Reaksi
kimia yang terlibat adalah sebagai berikut :
CO + 2 H 2 CH 3 OH
Reaksi diatas berlangsung pada 478 K hingga 523 K dan pada tekanan 60
hingga 70 atm. Dari reaksi diatas, masih akan terdapat hidrogen yang bersisa yang
dapat dimanfaatkan untuk menambah jumlah produksi metanol, yakni dengan cara
meginjeksikan karbondioksida ke dalam reaktor tersebut agar dapat berlangsung
reaksi :
CO 2 + 3 H 2 CH 3 OH + H 2 O
Skema rangkaian prosedur pembuatan methanol dari syngas bila digambarkan,
lebih kurang akan berbentuk sebagai berikut :
1.2.
: -97,8 oC
Titik Didih
: 64.7 oC
Tekanan Uap
Kelarutan
:
3. Berwarna bening
BAB II
PRODUK DARI METANOL
2.1
Gas CO2 yang didapat dari side produk pengolahan batu bara dikompresi
sehingga didapatkan gas dengan kemurnian yang lebih tinngi
2.
3.
Gas direaksikan dengan menggunakan reactor fixed bed multi tube dengan
aliran co current (aliran searah) dimana pendingin berada diluar tube. Proses ini
bersifat eksotermis maka digunakan refrigerant sebagai media pendingin pada
reactor. Hal ini dimaksudkan agar untuk menjaga suhu kondisi operasi tetap
terkontrol dengan baik sehingga dapat menghasilkan produk dengan optimal.
Produk keluar ke atas berupa gas kemudian masuk kondensor untuk diubah
fasenya menjadi cair.(Dengan menggunakan pendingin air)
Dimana pada reactor( kondisi operasi) adalah:
Suhu masuk : 493 K
Suhu keluar : 543 K
Tekanan Reaktor : 50 atm
Suhu Reaktor : 200-400 C
Katalis : ZnO dan Cr2O3
4.
Pemisahan dilakukan dalam flash drum, Flashdrum (flash drum tekanan tinggi)
disini akan dipisahkan antara fase gas dan cairnya. Fraksi gas yang merupakan
sisa H 2 dan CO 2 akan dikembalikan untuk di recycle sebagai bahan baku.
5.
Hasil berupa methanol akan larut dalam air sehingga gas-gas terikut akan keluar
menembus air, adapun zat lain yang larut dalam air akan dapat dipisahkan pada
proses selanjutnya dan akan dihasilkan crude methanol alkan dialirkan ke dalam
intermediate tank.
6.
CH 3 OCH 3 + H 2 O
Metanol digunakan sebagai pelarut, dan juga dapat dipakai sebagai pencegah
terjadinya pembekuan (antifreeze) pada perpipaan.
2.
3.
Digunakan sebagai bahan bakar roket selama Perang Dunia II oleh Jerman,
nama roket yang menggunakan methanol sebagai bahan bakar ini antara lain MStoff.
4.
5.
Metanol dapat digunakan sebagai bahan aditif pada mesin diesel dimana
methanol diinjeksikan dalam mesin untuk meningkatkan energi yang dihasilkan
mesin dan mengurangi temperatur gas buang.
BAB III
KESIMPULAN
1. Metanol didapat dari proses sintesis gas monoksida dengan gas hidrogen.
2. Pemanfaatan methanol sangatlah luas, bila digambarkan berbagai macam
pemanfaatan methanol, akan menjadi seperti berikut :
BAB IV
PENUTUP
Demikian makalah mengenai metanol yang kami buat. Makalah metanol ini
telah memaparkan hal-hal menyangkut bahan baku pembuatan metanol, sifat-sifat
kimia dan fisika senyawa. Semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan
mahasiswa mengenai salah satu bahan industri unggulan ini. Terima kasih.
DAFTAR PUSTAKA
A Moulijn, Jacob; Makkee,Michiel; Van Diepen, Annelies. Chemical Process
Technology. 2001. New York : John Wiley & Sons Ltd.
Austin, George T. Shreves Chemical Process Industries 5th ed. 1984. New York :
Mc-Graw Hill.
Imamkhasani, Soemanto, Dr. Material Safety Data Sheet (MSDS) Lembar Data
Keselamatan bahan Vol. I. 1999. Puslitbang Kimia Terapan LIPI.
TOLUENA
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Deskripsi Toluena
Toluena adalah senyawa jernih,bahan cairan yang mudah terbakar dan dapat
jadi pemicu munculnya api. Toluena adalah salah satu bahan kimia yang mendunia
dan dibutuhkan. Setiap tahunnya toluena biasa diproduksi hingga jutaan ton.
Toluena biasanya terkandung secara alami pada crude oil dan dibuat dari
proses refining minyak menjadi petrol dan produk lainnya.
1.2
: -95oC
Titik didih
: 110.6oC
Tekanan uap
: 22 mmHg (20oC)
: 0.866 (20oC)
: 3.1 (udara = 1)
Toluena dalam jumlah yang kecil tidak terlalu berbahaya ketika ikut terhirup
dengan udara ke dalam saluran pernafasan. Kebanyakan toluena yang menjadi gas ini
berasal dari emisi kendaraan bermotor yang dilepas ke udara dan sisa pembakaran
bahan bakar pesawat. Merokok juga dapat meningkatkan konsentrasi toluena.
Penelitian mengenai toluena dapat juga membahayakan jiwa sang peneliti jika
tidak dengan hati-hati ditangani. Pada beberapa tingkat dan level yang lebih tinggi
dari level standar, toluena dapat menyebabkan beberapa dampak antara lain:
Jika orang terhirup toluena, hal tersebut dapat menyebabkan gangguan pernafasan
hingga membuat suplai oksigen ke otak dan bagian-bagian tubuh lain terhambat.
Dapat menyebabkan iritasi mata
Dapat menyebabkan radang tenggorokan
Menyebabkan gangguan pada paru-paru
Tertelan toluena dapat menyebabkan gangguan pencernaan dan sakit pada perut.
BAB II
PRODUK DARI TOLUENA
2.1 Jenis dan Manfaat Produk
2.1.1 Reaksi Pembentukan Toluena
Ada tiga tingkatan dari Toluena:
1.Toluena yang memiliki nilai kemurnian 99+%
2.Toluena yang memiliki tingkat kemurnian 98,5-99%. Toluena dalam golongan ini
sering dipakai untuk membuat nitro Toluena,tetapi sekarang kebanyakan digunakan
sebagai pelarut murni.
3.Toluena yang memiliki tingkat kemurnian di bawah 96%. Toluena ini biasa
digunakan untuk campuran bahan bakar dan cadangan laju umpan pada reactor
industri.
Reaksi wurtz-Fittig adalah reaksi antara aril halide dengan alkil halide dengan bantuan
logam Sodium untuk memberika substitusi senyawa aromatic
Ketika bromobenzena dan metal bromide direaksikan dengan Natrium dalam pelarut
eter maka akan dihasilkan Toluena.
Nama Produk
Manfaat
Pabrik
Solvent
Pabrik Solvent,PERTAMINA,
pewarna
cat/bahan pewarna
Pabrik Indosemas
lainnya
Menaikkan angka
3.
Octane booster
Pertamina
bakar
Sebagai bahan
4
Antiseptik
kandungan untuk
Luka
steril
5
RPE
Toluena di
isosianat
Lubrizol
Sebagai sel
fotoreseptor retina
Larutan pembersih
Sebagai minyak
pelumas
Pabrik plastic
Sebagai pewarna
8
Packaging ink
menarik untuk
membungkus sesuatu
10
Architectural
coatings
Avtur/Avigas
Praxair International Co
Monsana corporation
Digunakan pada
11
Fenol
PT Asam sintaldehid
dokter gigi
12
Paint Thinners
Pembersih cat
PT Syntax del
13
14
Polyvinil
acetate
Synthetic resin
Surface
15
cleaner
17
18
Wall covering
Sebagai pembersih
lantai
( aerosol )
16
PT deluxe pentalite
cat
Kutex
Pembersih kuku
PT Indomax
PT Indo farma
dunia industri
cukup
tinggi
dan
sangat
berguna dalam
berbagai
BAB III
KESIMPULAN
1.
Toluena merupakan senyawa kimia berbahaya yang berwujud cairan dan mudah
terbakar.
2.
3.
BAB IV
PENUTUP
Demikian makalah mengenai Toluene yang kami buat. Makalah toluene ini
telah memaparkan hal-hal menyangkut bahan baku pembuatan toluene, sifat-sifat
kimia dan fisika senyawa. Semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan
mahasiswa mengenai salah satu bahan industri unggulan ini. Terima kasih.
DAFTAR PUSTAKA
A Moulijn, Jacob; Makkee,Michiel; Van Diepen, Annelies. Chemical Process
Technology. 2001. New York : John Wiley & Sons Ltd.
Austin, George T. Shreves Chemical Process Industries 5th ed. 1984. New York :
Mc-Graw Hill.
Imamkhasani, Soemanto, Dr. Material Safety Data Sheet (MSDS) Lembar Data
Keselamatan bahan Vol. I. 1999. Puslitbang Kimia Terapan LIPI.
en.wikipedia.org/wiki/Toluene
www.icis.com/v2/chemicals/9076551/toluene/process.htm
www.scribd.com/doc/.../Toluene-and-Benzoic-Acid-Production
archivos.labcontrol.cl/HYSYS_DOCUS/SimpleTolueneHYSYS.doc
www.chemguide.co.uk/organicprops/arenes/fc.html
www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC1008235/
ASAM KLORIDA
BAB I
PENDAHULUAN
Hidrogen klorida (hydrogen chloride) ditemukan pada abad ke 15 oleh
Basilius Valentinius. Produksi dari asam klorida dimulai di Inggris ketika legislatif
memperbolehkan hasil pembuangan dari pabrik asam klorida. Proses pembuatan asam
klorida pada saat itu menggunakan proses Leblanc yang berguna dalam pembuatan
soda ash untuk mengabsorb limbah hidrogen klorida di dalam air.
Asam klorida berwujud gas pada temperatur dan tekanan ruangan. Dalam
bentuk larutan dapat dikenal dengan hydrochloric acid dan jika larutan asam klorida
dalam kualitas commercial atau nama dagang sering disebut dengan muriatic acid.
Jenis asam klorida yang umum dipakai yaitu 18oB (1,142 sp gr) atau 27,9% HCl, 20
o
B (1,160 sp gr) atau 31,5% HCl, dan 22 oB (1,179 sp gr) atau 35,2% HCl.
Asam klorida dapat diperoleh dari by-product atau produk samping dari
klorinasi dari aromatic dan alifatik hidrokarbon dengan mereaksikan garam dan asam
sulfat dari pembakaran hidrogen dan chlorine.
Asam klorida mempunyai sifat fisika dan kimia sebagai berikut :
Titik leleh
Titik didih
Berat jenis
: 1.268 (udara = 1)
Batas bau
: 1 35 ppm
BAB II
PRODUK DARI ASAM KLORIDA
2.1.
2.1.2
Chlorobenzene
Prosedur dari pembuatan asam klorida (HCl) yaitu : absorpsi dari hydrogen
chloride di dalam air. Reaksi dari klorinasi yaitu C 6 H 6 + Cl 2 C 6 H 5 Cl + HCl.
Sejak klorinasi dari alifatik dan hidrokarbon aromatik memproduksi panas dalam
jumlah yang sangat banyak, sehingga dibutuhkan pengaturan temperatur dari reaksi
tersebut. Apabila panas tersebut berlebihan akan menyebabkan efisiensi dari absorber
menurun.
Proses sintetik menghasilkan asam klorida dengan membakar klorin dengan
hidrogen. Kemurnian dari asam bergantung terhadap kemurnian dari hidrogen dan
klorin. Yang dimana gas tersebut tersedia dalam bentuk yang sangat murni dari
produk samping (by-product) dari proses elektrolisis dari proses pembuatan soda
kostik. Metode sintetis ini menghasilkan hidrogen klorida (hydrogen chloride) dari
semua proses.
Reaksi antara hidrogen dan klorin merupakan reaksi eksotermik dan sangat
spontan. Reaksi kesetimbangan tersebut terdiri atas 4% volume klorin. Ketika gas
tersebut didinginkan, gas klorin dan hidrogen bereaksi sangat cepat dan pada saat
mencapai temperatur 200oC gas tersebut berwujud HCl yang murni. Dengan
mengontrol kondisi hasil produk, dapat dihasilkan gas 99% HCl. Gas asam klorida
kemudian di murnikan dengan mengabsorb air di dalam tantalum atau impervious
graphite absorber. Larutan yang encer tersebut dimasukkan ke stripper dan
dikontakkan dengan hidrogen klorida (hydrogen chloride) pada tekanan yang rendah.
Sehingga menghasilkan gas hidrogen klorida (hydrogen chloride) dengan kadar
99.5% hidrogen klorida (HCl) yang didinginkan pada suhu -12oC. Hidrogen klorida
anhidrat dalam jumlah yang banyak dibutuhkan untuk membuat methyl klorida, etil
klorida, vinyl klorida, dan komponen lainnya.
Asam klorida (hydrochloric acid) merupakan senyawa yang bersifat korosif
untuk sebagian besar besi, dan dibutuhkan pemilihan material yang baik untuk
membuat pabrik asam klorida.
2.1.3
BAB III
KESIMPULAN
Asam klorida memiliki manfaat yang cukup banyak dan efektif bagi kehidupan dan
kebutuhan manusia
Pada konsentrasi ( kepekatan tinggi ) dan kondisi tertentu, pengolahan asam klorida
harus diawasi dengan ketat karena tingkat resiko yang dihasilkan cukup tinggi.
BAB IV
PENUTUP
Demikian makalah mengenai asam klorida yang kami buat. Makalah asam
klorida ini telah memaparkan hal-hal menyangkut bahan baku pembuatan asam
klorida, sifat-sifat kimia dan fisika senyawa. Semoga makalah ini dapat menambah
pengetahuan mahasiswa mengenai salah satu bahan industri unggulan ini. Terima
kasih.
DAFTAR PUSTAKA
Austin, George T. Shreves Chemical Process Industries 5th ed. 1984. New York :
Mc-Graw Hill.
Imamkhasani, Soemanto, Dr. Material Safety Data Sheet (MSDS) Lembar Data
Keselamatan bahan Vol. I. 1999. Puslitbang Kimia Terapan LIPI.
http://en.wikipedia.org/wiki/Hydrochloric_acid
ETILEN OKSIDA
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.
Pengantar
Etilen oksida merupakan senyawa organic dengan rumus C 2 H 4 O. Etilen
oksida ini pertama kali ditemukan pada tahun 1859 oleh seorang ahli kimia dari
Perancis bernama Charles-Adolphe Wurtz yang mereaksikan senyawa 2-kloroetanol
dengan senyawa KOH. Reaksi yang terjadi adalah sebagai berikut :
ClCH 2 CH 2 OH + KOH (CH 2 CH 2 )O + KCl + H 2 O
Reaksi diatas dianggap sebagai satu-satunya cara untuk memproduksi senyawa
etilen oksida hingga pada tahun 1931 seorang ahli kimia dari Perancis bernama
Theodore Lefort menemukan cara lain untuk memproduksi senyawa etilen oksida ini,
yaitu dengan cara oksidasi etilen dengan air dan oksigen. Sejak saat itu, cara produksi
etilen oksida dari oksidasi etilen terus dipergunakan.
Senyawa ini umumnya menjadi senyawa antara dalam proses produksi di
industri. Nama lain dari senyawa ini adalah etena oksida atau dapat juga disebut
oxirane. Senyawa ini bersifat sangat reaktif. Struktur dari etilen oksida adalah sebagai
berikut :
Dimana atom berwarna merah adalah okigen, yang berwarna hitam adalah
carbon dan yang berwarna putih adalah hydrogen.
Senyawa ini sering digunakan dalam reaksi adisi karena ikatan rangkap antara
atom C nya tidak begitu kuat, sehingga mudah untuk mengalami polimerisasi.
Senyawa ini juga merupakan isomer dari senyawa asetaldehida.
1.2.
: -110 oC
Titik Didih
: 11oC
Temperatur Kritik
: -140.2 oC
Densitas
Berat molekul
: 44.05 gram/mol
Sifat-sifat lainnya
: 1. Mudah terbakar
2. Beracun
3. Bersifat narkotik
BAB II
PRODUK DARI ETILEN OKSIDA
2.1.
C 2 H 4 + 2O 2 C 2 H 4 O
Karena etilen oksida sangat reaktif, oksidasi etilen yang terjadi harus
diberhentikan agar tidak berlangsung terlalu lama setelah etilen oksida terbentuk,
supaya tidak terbentuk CO 2 dan H 2 O. Pembakaran sempurna etilen oksida juga harus
dihindari karena bila pembakaran sempurna terjadi, yang akan terbentuk adalah
karbondioksida dan air. Reaksi akibat pembakaran sempurna dan oksidasi berlebihan
itu adalah sebagai berikut :
C 2 H 4 + 3O 2 2CO 2 + 2H 2 O
5
C 2 H 4 O + 2O 2 2CO 2 + 2H 2 O
Reaksi ini pembentukan etilen oksida ini melibatkan juga inhibitor yang dapat
digunakan untuk meningkatkan selektifitas. Inhibitor yang digunakan adalah klorin
yang diadsorb ke dalam perak (silver).
Ketiga reaksi di atas, khususnya untuk dua reaksi terakhir berlangsung pada
kondisi eksotermik. Dalam proses ini biasanya digunakan katalis perak (silver)
dengan promoter klorin. Alasan pemilihan silver sebagai katalis adalah karena
kemampuan perak dalam mengadsorb silver sangatlah baik.
Untuk proses ini pembuatan etilen oksida ini, pertama-tama etilen harus
dikonversi sebesar 7 hingga 15% untuk mendapatkan etilen oksida yang sempurna.
Etilen kemudian dimasukkan ke dalam reaktor multitubular dengan adanya
pengendalian temperatur. Ukuran reaktor multitubular yang digunakan adalah sebagai
berikut : panjang 6 hingga 12 meter, diameter dalam 20 hingga 50 milimeter. Reaktor
tersebut disusun paralel. Keluaran dari reaktor tersebut didinginkan dengan cara
menambahkan hidrokarbonkarbon atau air sebagai fluida pendingin. Skema rangkaian
proses pembuatan etilen oksida dari etilen ini adalah sebagai berikut :
2.2.
BAB III
KESIMPULAN
Etilen oksida dapat dibuat dengan cara mengoksidasi etilen menggunakan
oksigen. Etilen oksida merupakan produk antara yang dapat diubah menjadi berbagai
macam produk antara lain : etilen glikol, polietilen-glikol, etilen oksida glikol eter,
etanol amina.
BAB IV
PENUTUP
Demikian makalah mengenai etilen oksida yang kami buat. Makalah etilen
oksida ini telah memaparkan hal-hal menyangkut bahan baku pembuatan etilen
oksida, sifat-sifat kimia dan fisika senyawa. Semoga makalah ini dapat menambah
pengetahuan mahasiswa mengenai salah satu bahan industri unggulan ini. Terima
kasih.
DAFTAR PUSTAKA
A Moulijn, Jacob; Makkee,Michiel; Van Diepen, Annelies. Chemical Process
Technology. 2001. New York : John Wiley & Sons Ltd.
Austin, George T. Shreves Chemical Process Industries 5th ed. 1984. New York :
Mc-Graw Hill.
Imamkhasani, Soemanto, Dr. Material Safety Data Sheet (MSDS) Lembar Data
Keselamatan bahan Vol. I. 1999. Puslitbang Kimia Terapan LIPI.