by ADMIN
1. Peralatan semprot
Yang dimaksud dengan peralatan semprot adalah : spuyer/nozel, alat semprot (knapsack
sprayer) , dan alat pelindung keamanan penyemprotan. Spuyer yang baik adalah ukuran butiran
semport berdiameter antara 100-150 mikron, sedangkan alat semprot minimal memiliki tekanan
sebesar 3 bar, dan tidak bocor.
2. Keadaan cuaca
Yang dimaksud dengan keadaan cuaca adalah intensitas sinar matahari, kecepatan angin dan
kelembaban udara. Penyemprotan sebaiknya dilakukan jika keadaan cuaca cerah, kelembaban
udara di bawah 70% dengan kecepatan angin sekitar 4-6 km/jam.
3. Cara penyemprotan
Cara penyemprotan yang baik dilakukan dengan cara tidak melawan arah angin, kecepatan jalan
penyemprotan sekitar 4 km/jam dan jarak spuyer dengan bidang semport atau tanaman sekitar
30 cm.
sumber: http://www.pabriksprayer.com/strategi-penggunaan-pestisida-berdasarkankonsep-pht.html
Menyapa anda sekalian dengagn ucapan Bagaimana kabar petani Indonesia? Semoga
kesuksesan dan keberhasilan selalu menyertai anda semua. Kita jumpa lagi
denganwww.jualalatsemprotelektrik.web.iddengan beberapa tips dan informasi tentang pertanian
spesial untuk para petani Indonesia. Kali ini ingin sedikit mengulas ilmu yang tidak begitu
penting bagi para petani semua, tetapi artikel tentang tehnik kalibrasi pestisida ini mungkin
penting untuk para mahasiswa yang sedang mengambil mata kuliah tentang aplikasi pestisida.
Kenapa saya bilang tidak penting? karena saya belum pernah melihat petani (dari jawa barat
sampai jawa timur) yang menerapkan tehnik kalibrasi pestisida sebelum melakukan aplikasi
pestisida pada lahannya. Bahkan banyak petani yang nggak tahu apa itu tehnik kalibrasi
pestisida.
Tehnik kalibrasi pestisida dilakukan untuk mengkalibrasi/ mengestimasi atau memperkirakan
kebutuhan larutan pestisida/ ZPT dan pupuk daun yang diperlukan untuk diaplikasikan pada
lahan kita. Jika kita mengetahui kebutuhan total air yang diperlukan untuk menyemprot (aplikasi)
kita akan mudah menentukan konsentrasi pestisida/ ZPT atau pupuk daun yang akan kita
gunakan. Hal ini sangat erat kaitanya dengan penggunaan pestisida yang ketentuan
kebutuhannya menggunakan dosis bukan konsentrasi.
Masih ada yang bingung ya? Biasanya dalam petunjuk penggunaan pestisida ada 2 istilah yang
digunakan untuk mengetahui jumlah kebutuhan pestisida:
Dosis adalah jumlah pestisida yang diperlukan dalam satuan luas, pohon, atau batang.
Contoh : penggunaan POC merek A adalah 2 Liter/ hektar
Konsentrasi adalah jumlah pestisida yang diperlukan dalam satuan liter. Contoh: yang
harus diaplikasikan POC merek A adalah 7 ml/ Liter air.
Para petani biasanya kurang sabar untuk melakukan kalibrasi pestisida atau mungkin mereka
sudah sangat hafal kebutuhan larutan pestisida yang harus diaplikasikan ketanamannya.
Misalnya petani sudah tahu butuh berapa tangki 14 liter untuk mengaplikasiakan pestisida untuk
mengendalikan wereng pada tanaman umur 50 hst. Kebutuhan pestisida ini akan selalu berbeda
sesuai dengan kebiasaan/ cara menyemprot, jenis tanaman, umur tanaman dan hama yang
akan dikendalikan. Kebutuhan larutan untuk mengendalikan hama wereng jelas lebih banyak
daripada hama walang sangit. Kebutukan larutan pestisida untuk menyemprot tanaman cabe
jelas lebih banyak daripada tanaman kacang tanah. Penggunaan larutan pestisida untuk
tanaman 1 minggu jelas lebih sedikit jika dibanding dengan tanaman umur 2 bulan.
.
Cara tehnik kalibrasi pestisida:
1. Siapkan pengukur waktu (jam atau stopwatch)
2. Siapkan tangki berisi air bersih dan pompa sampai penuh.
3. Ukur lama waktu penyemprotan yang akan kita lakukan
4. Lakukan penyemprotan pada satuan luas terkecil lahan kita (misalnya: 1 bedeng, 2 m
persegi, 2 meter bedeng dll)
5. Catat lama waktu penyemprotan satuan luas terkecil lahan kita,
6. Lakukan lagi penyemprotan dengan jumlah waktu yang sama hanya saja tidak pada
tanaman tetapi tampung air tersebut dalam ember.
7. Ukur berapa ml larutan tersebut
8. Untuk mengetahui jumlah total larutan semprot, kalikan air yang anda tampung tadi
dengan berapa kali luas lahan sample yang kita semprot tadi dibanding dengan luas
lahan kita . Kalau dirumuskan mungkin seperti ini:
Vt = Vs X ( Lt : Ls)
Keterangan : - Vt : Kebutuhan Volume total untuk menyemprot suatu lahan
http://www.jualalatsemprotelektrik.web.id/2015/01/teknik-kalibrasi-dalampenyemprotan.html
cara aplikasi/ Penyemprotan Pestisida yang baik dan benar pada tanaman padi
Published : 07.48 Author : Wang Jou
cara aplikasi/ Penyemprotan Pestisida yang baik dan benar pada tanaman padi
lima tepat
tepat waktu
tepat dosis
tepat pestisida
tepat aplikasi
tepat cara
yang dimaksud tepat waktu adalah
jangan menyemprot terlalu pagi di karnakan masih banyak embun di khawatirkan
banyak pestisida yang ikut terjatuh bersamaan jatuhnya embun tersebut
jangan terlalu terik atau panas antara jam 11.00-14.00 Wib karena kalau nyemprot pada
jam-jam tersebut suhu lagi panas-panasnya, belum juga pestisida itu menempel pada
daun dan sudah menguap terlebih dahulu oleh sinar matahari, ya mungkin masih ada
yang menempel sih tapi tidak maksimal karena ada sebagian yang menguap oleh terik
sinar matahari tersebut belum lagi tubuh kita yang berkeringat berlebihan dan pada saat
berkeringat itu pori-pori tubuh kita membuka di khawatirkan ada pestisida yang masuk
ke dalam pori-pori tubuh kita. jadi lebih baik jangan menyemprot di jam-jam tersebut
jangan menyemprot di saat banyak angin apalagi menyemprotnya melawan angin di
kahawtirkan pestisida itu mengenai muka kita dan terhirup oleh kita dan pastinya akan
meracuni diri kita sendiri
jangan menyemprot di waktu hujan karena jelas hanya akan membuang buang pestisida
secara percuma saja karena pastinya banyak pestisida yang tercuci oleh air hujan
bukannya melindungi tanaman dari hama penyakit tapi hanya membuang-buang
pestisida secara percuma alias membuang duit secara percuma udah mah kita beli
mahal-mahal tapi terbuang sia-sia bukan itu saja tenaga kita pun terbuang sia-sia juga.
usahakan menyemprot pestisida itu sebelum terjadi serangan hama penyakit dalam arti
jangan menyemprot nunggu sesudah terserang parah tapi semprot lah sebelum adanya
serangan atau baru berupa gejala itu waktu yang tepat.
yang di maksud tepat dosis adalah :
gunakan Dosis sesuai anjuran perusahaan pestisida yang tertera pada label pestisida,
hitung lah terlebih dahulu dosis anjuran yang tertera pada label, misal dosis pestisida X
untuk tanaman padi itu 200 ml perHektar sedangkan lahan yang kita punya cuma
3000m persegi berarti cara menghitungnya adalah 3000m/10000m di kali 200ml = 60ml.
10000 adalah luasan Hektar, jadi dalam luasan 3000m itu cukup 60ml saja, atau bisa
juga dengan menghitung melihat anjuran yang tertera pada label pestisida tersebut
misalkan pada label itu untuk tanaman padi : 1-2 ml/L berarti kita tinggal kalikan saja
dengan volume Tangki semprot yang akan kita pakai, misal tangki yang kita pakai itu
ukuran 14 L berarti kita kalikan 14 dan bila dosis yang kita pakai 2 ml/L berarti dosis
untuk tangki ukuran 14 Liter adalah 2x14=28 ml untuk satu Tangki.
yang dimaksud tepat Pestisida adalah :
misalkan tanaman padi kita itu kena hama Sundep maka pestisida yang harus kita
semprotkan adalah insektisida yang bisa menanggulangi sundep tersebut jangan sekali
di semprot dengan Herbisida atau fungisida atau moluskisida karena kalau di semprot
dengan selain insektisida yang bisa menanggulangi hama sundep tersebut maka jangan
harap tanaman padi kita itu membaik yang ada malah semakin parah akibatnya kita
menyalahkan pestisida tersebut padahal bukan salah pestisidanya tapi salah kitanya
yang tidak mengerti kegunaan dari pestisida itu sndiri. kalau demikian kita harus
mengerti dulu apa yang dinamakan insektisida, apa itu fungisidia apa itu herbisida apa
itu moluskisida, bakterisida dll, insektisida adalah berasal dari dua kata yaitu insek dan
sida insek adalah serangga dan sida adalah racun jadi insektisida adalah racun khusu
untuk serangga atau Hama. sedangkan Fungisida adalah Fungi itu jamur dan sida itu
racun jadi fungsida adalah racun untuk tanaman yang disebabkan oleh jamur, dan
Herbisida adalah Herbi itu rumput atau dan sida itu racun jadi Herbisidia adalah racun
untuk Rumput pengganggu tanaman inti. sedangkan Moluskisida adalah Moluskas itu
Keong atau sejenis Keong dan sida itu racun jadi Moluskisida adalah racun untuk
membunuh Keong. di lihat dari namanya yang berbeda-beda maka kegunaannya pun
berbeda-beda jadi kita harus teliti dalam memilih atau menggunakan pestisida yang
akan kita semprotkan pada tanaman kita jangan sampai kita sudah buang tenaga buang
duit dan buang waktu untuk nyemprot pestisida itu tapi tidak ada perubahan yang lebih
baik pada tanaman padi kita malah menambah rusak pada tanaman kita atau tidak ada
reaksi apapun kan sayang.
tepat aplikasi adalah :
tepat dalam pengaplikasian pestisida maksudnya jangan mengaplikasikan pestisida
setelah atau sesudah parah terjadi serangan hama penyakit melainkan aplikasikan atau
semprotkan lah sebelum terjadinya serangan hama penyakit ya paling tidak baru cuma
ada gejala lah kita aplikasikan atau kita semprot, karena kalau sudah terjadi serangan
hama penyakit itu hanya untuk meminimalisir saja tidak untuk memusnahkan atau
melenyapkan seluruhnya jadi kalau mengaplikasikan pas sudah terjadi serangan hama
penyakit itu menurut saya tidak maksimal atau kurang memuaskan.
Tepat Cara adalah:
bila kita hendak menyemprot pestisida perhatikanlah cara-cara menyemprot pestisida
yang baik dan benar, mulai dari pestisidanya, dosisnya, waktunya dan caranya. dan cara
meyemprot pestisida yang baik dan benar adalah pertama kita persiapkan tangkinya
yang kedua kita perhatikan sprayernya karena sprayer itu sendiri banyak macamnya ada
yang sprayer lubang empat ada yang sprayer lubang 2 dan ada juga sprayer lubang
satu, dan fungsinya juga beda-beda antara sprayer lubang satu lubang dua dan sprayer
lubang empat. kalau sprayer lubang satu khusus untuk nyemprot Herbisida kalau lubang
dua untuk tanaman sayur-sayuran dan lubang empat untuk tanaman Padi
sementara itu dulu dari saya kurang lebihnya saya minta maaf dan bila ada saran atau
masukan saya terima saran dan masukannya untuk menambah maju ilmu pengetahuan
saya.
http://wang-jou.blogspot.com/2013/01/cara-aplikasi-penyemprotan-pestisida.html
Dosis: jumlah pestisida yang dibutuhkan untuk pengendalian hama per satuan luas lahan
(kg/ha, liter/ha, dsb.). Dosis banyak digunakan dalam aplikasi herbisida, aplikasi
insektisida dan fungisida butiran, dsb.
Konsentrasi: dalam aplikasi dengan cara penyemprotan, kecuali dosis kita masih harus
mempertimbangkan konsentrasi, yakni jumlah pestisida yang harus dicampurkan dalam
setiap liter air (gram/liter; ml/liter, dsb.). Konsentrasi banyak digunakan pada aplikasi
penyemprotan insektisida dan fungisida
Dalam penyemprotan harus dicari imbangan yang cocok antara dosis dan konsentrasi.
Imbangan tersebut dipengaruhi oleh volume semprot.
5. Tepat cara aplikasi
Dan yang tak kalah pentingnya adalah ketepatan cara aplikasi yang berhubungan
dengan volume semprot; ukuran droplet; liputan; distribusi; recovery.
http://seratlontar.blogspot.com/2014/02/Rahasia-Teknik-Aplikasi-Pestisida-Dengan-5Tepat.html
DOSIS, KONSENTRASI DAN VOLUME SEMPROT PESTISIDA
nyai.ngasih | July 25, 2014 | Bisnis | No Comments
Penyemprotan pestisida
Ketiga istilah di atas sering kita jumpai di label kemasan pestisida. Dosis, konsentrasi, dan
volume semprot itu mengacu pada pemakaian pestisida. Sepintas kelihatan sepele hingga
tidak banyak orang ambil peduli. Padahal sebenarnya tiga istilah itu merupakan kunci penting
pemakaian pestisida agar tujuan pemakaiannya tercapai secara optimal, yaitu memberantas
hama atau penyakit tanaman dengan tepat dan aman.
Agar pemakaian pestisida tidak melenceng dari apa yang diharapkan sebaiknya ketiga
istilah itu dipahami dan dimengerti dengan benar.
Dosis
Dosis adalah jumlah pestisida yang dicampurkan atau diencerkan dengan air digunakan
untuk menyemprot hama atau penyakit tanaman dengan luas tertentu. Pengertian inilah
sebenarnya yang dimaksud dengan tulisan dosis pada label kemasan pestisida.
Ada beberapa satuan dalam menuliskan dosis. Fungisida Benlate, misalnya, tertulis dosisnya
3-5 g / 10 liter air; artinya dalam 10 liter air bisa dicampurkan 3-5 g Benlate. Pengertian
serupa juga berlaku untuk fungisida Nimrod 250 EC yang mempunyai dosis pemakaian 2,5
5 ml / 10 liter air, dan insektisida Difolatan 4 F dengan dosis pemakaian 20-30 cc/10 liter air.
Dosis anjuran pemakaian pestisida sebaiknya dipatuhi. Pemakaiannya secara berlebihan bisa
menyebabkan tanaman merana dan merusak lingkungan. Selain itu juga menyebabkan
populasi hama meledak karena malah merangsang pertumbuhannya. Pemakaian pestisida
dalam dosis rendah pun menyebabkan hama atau penyakit yang dituju tidak mati. Dan
mendorong timbulnya resistensi pada hama atau penyakit yang menyerang tanaman.
Konsentrasi
Ada tiga macam pembagian konsentrasi, yaitu konsentrasi formulasi, konsentrasi bahan
aktif, dan konsentrasi larutan. Konsentrasi formulasi adalah banyaknya pestisida dihitung
dalam cc atau gram bahan pestisida per liter air yang dicampurkan; sedangkan konsentrasi
bahan aktif adalah persentase bahan aktif yang terdapat dalam larutan jadi (larutan yang
sudah dicampur air). Tidak jauh berbeda dengan dua pengertian di atas, konsentrasi larutan
adalam persentase kandungan pestisida yang terdapat dalam larutan jadi.
Melihat adanya tiga pengertian yang hampir sama tentang konsentrasi maka para pemakai
pestisida hendaknya membaca terlebih dahulu sebelum menggunakannya. Konsentrasi
formulasi insektisida Lannate 1,5 33 cc/l air artinya dalam 1 liter air bisa dicampurkan 1,533 cc Lannate. Konsentrasi bahan aktif insektisida Basudin 60 EC 0,12 % artinya dalam 10
liter air bisa dicampurkan 12 gram Basudin 60 EC. Konsentrasi larutan herbisida Agroxone
3.000 ppm artinya dalam 1 liter air bisa dicampurkan 3 gram Agroxone (1000 ppm = 0,1 %).
Volume Semprot
Selama ini banyak yang mengartikan volume semprot secara salah. Umumnya mereka
mengartikan volume semprot hanya merupakan volume air pencampur pestisida saja.
Padahal sebenarnya yang dimaksud dengan volume semprot adalah volume akhir, yaitu
jumlah campuran air dengan pestisida yang disemprotkan.
Ambil misal fungisida Kasumin 20 AS yang mempunyai konsentrasi formulasi 2 cc/l air
dengan volume semprot 500 l/ha. Banyaknya fungisida itu untuk penyemprotan luasan 1 ha
adalah 1 liter (1000 cc); maka jumlah air pencampur yang perlu ditambahkan hanya 499 liter.
Jadi, total bila keduanya dijumlahkan menjadi 500 liter. Jumlah yangt erakhir itulah yang
dimaksud dengan volume semprot. B.A
http://www.ngasih.com/2014/07/25/dosis-konsentrasi-dan-volume-semprot-pestisida/
Penggunaan Pestisida Yang Baik & Benar
Pestisida secara umum diartikan sebagai bahan kimia beracun yang digunakan untuk
mengendalikan jasad pengganggu yang merugikan kepentingan manusia. Di bidang
pertanian, penggunaan pestisida juga telah dirasakan manfaatnya untuk meningkatkan
produksi. Namun, disadari atau tidak bahwa pestisida merupakan bahan berbahaya yang
dapat menimbulkan pengaruh negatif terhadap kesehatan manusia dan kelestarian
lingkungan hidup apabila penggunaannya tidak bijaksana.
Cara penggunaan pestisida yang tepat merupakan salah satu faktor yang penting dalam
menentukan keberhasilan pengendalian hama, walaupun jenis pestisidanya bagus
namun bila penggunaannya tidak benar, akan memberikan hasil yang sia-sia.
Hal-hal teknis yang perlu diperhatikan dalam ketepatan penggunaan pestisida biasa
disebut dengan istilah 5 tepat yaitu:
1.
Tepat Dosis/ Konsentrasi
Penggunaan dosis dibawah anjuran akan menyebabkan hama/penyakit tidak mati
bahkan menjadikan hama kebal terhadap pestisida. Sedangkan dengan dosis berlebihan
akan mengakibatkan boros biaya.
Dosis merupakan jumlah pestisida yang dibutuhkan per satuan luas lahan (Kg/Ha, Liter/
Ha), sedangkan Konsentrasi adalah jumlah yang harus dicampurkan dalam setiap liter air
(gram/liter, ml/ lt)
2.
Tepat Waktu
Penyemprotan sebaiknya dilakukan pagi antara jam 06.00 - 10.00 WIB atau sore hari
antara jam 15.00-17.00 WIB. Waktu untuk penyemprotan pestisida ada beberapa
macam :
Preventif (pencegahan) Penyemprotan yang di- lakukan sebelum terjadi
serangan hama atau penyakit
Kuratif adalah penyemprotan yang dilakukan setelah ada serangan hama
atau penyakit.
Eradikatif adalah penyemprotan yang dilakukan untuk membersihkan
apabila ada ledakan hama atau penyakit
Sistem kalender adalah penyemprotan yang dilakukan secara berkala
tanpa memperhatikan adanya serangan hama atau penyakit.
3.
Tepat Cara
Penggunaan pestisida harus disesuaikan dengan bentuk pestisida.
Bentuk formulasi pestisida antara lain:
EC ( Emulsible Concentrate )
Berbentuk cairan pekat, penggunaannya dengan cara disemprotkan.
WP ( Wettable Powder )
Berbentuk tepung, penggunaanya dilarutkan dengan air terlebih dahulu sebelum
disemprotkan.
G ( Granule )
Berbentuk butiran. Penggunaanya dengan cara langsung ditaburkan di lahan.
D ( Dust )
Berbentuk tepung, penggunaanya dengan cara dihembuskan.
4.
Tepat Sasaran
Sasaran penyemprotan pestisida secara biologis dikelompokkan menjadi 3 yaitu: Hama,
Penyakit, Gulma.
5.
Tepat Jenis
Jenis pestisida yang digunakan harus sesuai dengan hama atau penyakit yang akan
dikendalikan, jenis-jenis pestisida
Insektisida untuk pengendalian serangga
Fungisida untuk pengendalian jamur
Rodentisida untuk pengendalian tikus
Herbisida untuk pengendalian gulma
Akarisida untuk pengendalian tungau
Bakterisida untuk pengendalian bakteri
http://bppamongtani.blogspot.com/2013/01/penggunaan-pestisida-yang-baik-benar.html
Menyemprot tanaman yang dibudidayakan seperti padi, sayuran, jagung, kedelai dllmembutuhkan teknik
ataupun cara yang tepat, agar memperoleh hasil lebih maksimal. Kunci sukses dalam budidaya tanaman
pangan atau tanaman hias, hal utama yang harus diperhatikan adalah pengetahuan tentang perawatan,
pemupukan dan pengendalian hama. Di dalam pertanian pola organik sendiri, pemupukan serta pengendalian
hama, rata-rata menggunakan pupuk organik & pestisida organik cair.
Beberapa teknik yang perlu anda miliki adalah penyemprotan, baik itu waktu yang tepat untuk dikerjakan,
bagian tanaman yang harus mendapat semprotan, interval menyemprot serta dosis yang tepat. Pada umumnya
petani kita kurang memperhatikan masalah ini, jika sudah demikian maka sesuatu yang kita kerjakan kurang
maksimal.
Nah, pada kesempatan ini, blog cara budidaya organik akan mengulas teknik menyemprot tanaman yang
tepat. Semoga dengan adanya posting ini dapat membantu anda mengetahui teknik-teknik penyemprotan
budidaya yang benar untuk segala tanaman budidaya anda usahakan.
3 - Interval penyemprotan
4 - Dosis/takaran tepat
Interval Penyemprotan
Karena yang kita bahas adalah pertanian organik, Jarak waktu atau interval yang baik untuk melakukan
penyemprotan tanaman adalah 5 hari sekali untuk pupuk organik cair dan 7 hari sekali untuk pengendalian
hama. Atau dengan pola 5 hari sekali POC , 5 Hari sekali POC dan 7 hari sekali PHO (pengendali hama
organik) juga bisa dimulai darai 7 hari sekali PHO dan 5 hari sekali POC , 5 Hari sekali POC . Interval
penyemprotan juga tergantung dengan kebutuhan anda, jadi dapat disesuaikan masalah intervalnya.
Nah, demikian artikel tentang Teknik Menyemprot Tanaman Yang Tepat, semoga dapat membantu anda. Jika
ada yang kurang mohon koreksi, silahkan berbagi ide dan pendapat anda melalui kolom komentar di bawah.
Salam sukses petani Organik Nusantara.
http://carabudidayaorganiks.blogspot.com/2014/12/teknik-menyemprot-tanaman-yang-tepat.html
http://www.organikilo.co/2014/12/teknik-menyemprot-tanaman-yang-tepat.html
Tiga hal Penting Yang Perlu diketahui dalam Teknik Penyemprotan Pestisida
Selasa, 23 Desember 2014 02:58
Oleh: Humas Balitsa
Dibaca: 735 x
Keberhasilan penyemprotan pestisida terkait erat dengan teknik atau cara penyemprotan yang dilakukan.
Teknik penyemprotan pestisida mencakup tiga hal penting, yaitu : (1) kecepatan berjalan, (2) arah dan jarak
spuyer pada bidang sasaran, dan (3) arah ayunan tangkai spuyer.
1.
Kecepatan
berjalan
Salah satu faktor yang harus diperhatikan dalam penyemprotan pestisida adalah kecepatan berjalan petugas
penyemprotan. Kecepatan berjalan petugas penyemprotan untuk mendapatkan hasil yang baik adalah sekitar 6
km/jam. Jika kecepatan berjalan kurang dari 6 km/jam, maka volume semprot yang digunakan akan boros dan
jika kecepatan berjalan lebih dari 6 km/jam, maka hasil penyemprotan tidak rata.
2.
Arah
dan
jarak
spuyer
pada
bidang
sasaran
OPT pada umumnya berada di permukaan daun bagian bawah. Oleh karena itu nozzle atau spuyer hendaknya
diarahkan menghadap ke atas dengan sudut kemiringan 45o. Jarak spuyer dengan bidang sasaran atau
tanaman
sejauh
30 cm. Jika jarak antara spuyer dengan tanaman kurang dari 30 cm akan dihasilkan ukuran butiran semprot
yang besar, akibatnya larutan semprot akan menetes ke tanah. Jika jarak spuyer dan tanaman lebih dari 30 cm
butiran semprot tidak akan mengenai sasaran.
3.
Arah
ayunan
tangkai
semprot
Tiap jenis spuyer akan menghasilkan pola semprotan tertentu. Spuyer jenis hollow cone akan menghasilkan
pola semprotan berbentuk lingkaran dengan lubang kosong ditengah, sedangkan spuyer flat akan membentuk
pola semprotan berbentuk persegi penuh (lihat gambar). Untuk menghasilkan hasil butiran semprot yang
merata pada tanaman, maka arah ayunan tangkai semprot penggunaan kedua spuyer tersebut berbeda.
Spuyer jenis hollow cone banyak digunakan oleh petani di Indonesia, baik yang mempunyai satu lubang, 2
lubang atau lebih. Untuk menghasilkan butiran semprot yang merata pada bidang sasaran/ tanaman, tangkai
semprot diayun secara melingkar. Sedangkan jika menggunakan spuyer flat tangkai semprot diayun ke depan
dan belakang.
http://balitsa.litbang.pertanian.go.id/ind/index.php/berita-terbaru/342-tiga-hal-pentingyang-perlu-diketahui-dalam-teknik-penyemprotan-pestisida.html
PETUNJUK KEAMANAN PADA SAAT PENYEMPROTAN PESTISIDA
Selasa, 30 Desember 2014 01:17
Oleh: Humas Balitsa
Dibaca: 398 x
Pestisida merupakan bahan beracun. Oleh karena itu faktor keamanan pada saat melakukan penyemprotan
harus mendapat perhatian, baik pada manusia mapun terhadap lingkungan.
1.
Keamanan
terhadap
manusia
Keamanan terhadap manusia khususnya pada petugas penyemprot dan pekerja lain di lahan tersebut. Petugas
penyemprot harus dilengkapi dengan celana panjang, baju lengan panjang, topi atau penutup kepala, masker,
sarung tangan, dan kaca mata khusus. Selain itu faktor-faktor lain yang harus diperhatikan oleh petugas
penyemprotan ialah sebagai berikut :
Penyemprotan harus dilakukan sambil berjalan mundur agar petugas penyemprot tidak terpapar langsung
oleh
pestisida
Jangan
makan,
minum
Jangan
Cuci
atau
merokok
menyentuh
tangan
selama
tanaman
sebelum
yang
makan,
baru
minum
disemprot
atau
merokok
Keamanan
terhadap
lingkungan
Penanganan pestisida agar tidak mencemari lingkungan juga harus mendapat perhatian, yaitu :
Hindari
Hindari
Jangan
kebocoran
tetesan
larutan
membuang
semprot
sisa
peralatan
dari
larutan
tanaman
semprot
semprot
ke
tanah
sembarangan
Jangan mencuci pakaian dan peralatan semprot yang telah digunakan di mata air atau sungai
Bekas kemasan pestisida dibakar selanjutnya dikubur.
http://balitsa.litbang.pertanian.go.id/ind/index.php/berita-terbaru/343-petunjukkeamanan-pada-saat-penyemprotan-pestisida.html
RESISTENSI ORGANISME PENGGANGGU TUMBUHAN (OPT) TERHADAP PESTISIDA
Jum'at, 02 Januari 2015 03:10
Oleh: Humas Balitsa
Dibaca: 390 x
Resistensi atau ketahanan serangga hama dan patogen penyebab penyakit terhadap pestisida merupakan
masalah serius di seluruh dunia sejak akhir Perang Dunia II. Suatu organisme pengganggu tumbuhan (OPT)
disebut resisten jika OPT di suatu daerah biasanya rentan terhadap suatu jenis pestisida , tetapi kemudian
menjadi
tidak
dapat
dikendalikan
oleh
pestisida
tersebut.
Dampak resistensi OPT terhadap pestisida secara ekonomi dan sosial sangat besar. Petani harus
mengeluarkan biaya pengendalian lebih besar, karena mereka terpaksa menggunakan dosis yang lebih tinggi
atau membeli pestisida baru yang lebih mahal. Pemerintah merugi karena target produksi pertanian tidak
tercapai. Industri pestisida merugi karena ' masa hidup' pestisida di pasar semakin pendek. Masyarakat
menanggung
risiko
bahaya
bagi
kesehatan
dan
lingkungan
hidup.
Sebagian besar resistensi terhadap pestisida disebabkan oleh tindakan manusia dalam mengaplikasikan
pestisida, tanpa dilandasi oleh pengetahun tentang sifat dasar pestisida dan OPT sasaran. Oleh karena itu perlu
dilakukan usaha untuk memperlambat atau menghindari terjadinya resistensi melalui perubahan perilaku
manusia dalam mengaplikasikan pestisida.
Contoh
kasus
resistensi
OPT
terhadap
pestisida
Beberapa penelitian di luar negeri melaporkan bahwa hama ulat daun kubis telah resisten terhadap DDT,
paration, piretroid, organofosfat, serta Bacillus thuringiensis. Ternyata hal serupa juga terjadi di beberapa sentra
produksi kubis di Indonesia. Bahkan hama tersebut juga resisten terhadap abamektin dan insektisida berbahan
aktif
ganda
seperti
lambda
sihalotrin
klorantraniliprol
dan
tiametoksam
klorantraniliprol.
Di Jepang hama wereng coklat telah resisten terhadap malation 35,5 kali, diazinon 13,7 kali, fenitrotion 25,7
kali, sedangkan di Indonesia hama tersebut telah resisten terhadap fentoat 17,3 kali dan terhadap BPMC 7,7
kali. Baca Selanjutnya...
Penulis : Tonny K. Moekasan, Laksminiwati Prabaningrum, Witono Adiyoga, Herman de Putter
Sumber : Modul 3 Pelatihan Penggunaan Pestisida pada Budidaya Cabai Merah, Tomat, dan Mentimun
http://balitsa.litbang.pertanian.go.id/ind/index.php/berita-terbaru/345-resistensiorganisme-pengganggu-tumbuhan-opt-terhadap-pestisida.html
Penggunaan Pestisida Harus Berdasarkan Pada Enam Tepat
Jum'at, 21 November 2014 01:31
Oleh: Humas Balitsa
Dibaca: 1236 x
Berdasarkan konsepsi PHT, penggunaan pestisida harus berdasarkan pada enam tepat, yaitu (1) tepat sasaran,
(2) tepat mutu, (3) tepat jenis pestisida, (4) tepat waktu, (5) tepat dosis atau konsentrasi, dan (6) tepat cara
penggunaan.
Tepat
Sasaran
Tepat sasaran ialah pestisida yang digunakan harus berdasarkan jenis OPT yang menyerang. Sebelum
menggunakan pestisida, langkah awal yang harus dilakukan ialah melakukan pengamatan untuk mengetahui
jenis OPT yang menyerang. Langkah selanjutnya ialah memilih jenis pestisida yang sesuai dengan OPT
tersebut. Pada tabel berikut disajikan daftar golongan pestisida berdasarkan OPT sasaran.
Tabel 1. Kelompok pestisida untuk mengendalikan OPT pada tanaman sayuran
No.
1.
Pestisida
Insektisida
OPTsasaran
Seranggahama
2.
Akarisida
Hamagolonganakarina(tungau)
3.
Rodentisida
Binatangpengerat(tikus)
4.
Molluskisida
5.
Nematisida
Nematoda
Fungisida
Penyakittanaman yangdisebabkanolehcendawan
7.
Bakterisida
Penyakit tanamanyangdisebabkanolehbakteri
8.
Herbisida
Rumput-rumputliarataugulma
6.
Tepat
Mutu
Tepat mutu ialah pestisida yang digunakan harus bermutu baik. Untuk itu agar dipilih pestisida yang terdaftar
dan diijinkan oleh Komisi Pestisida. Jangan menggunakan pestisida yang tidak terdaftar, sudah kadaluarsa,
rusak atau yang diduga palsu karena efikasinya diragukan dan bahkan dapat mengganggu pertumbuhan
tanaman. Pestisida yang terdaftar dan diijinkan beredar di Indonesia kemasannya diharuskan menggunakan
bahasa Indonesia.
Tepat
Jenis
Pestisida
Suatu jenis pestisida belum tentu dianjurkan untuk mengendalikan semua jenis OPT pada semua jenis
tanaman. Oleh karena itu agar dipilih jenis pestisida yang dianjurkan untuk mengendalikan suatu jenis OPT
pada suatu jenis tanaman. Informasi tersebut dapat dilihat pada label atau kemasan pestisida.
Tepat
Waktu
Penggunaan
Waktu penggunaan pestisida harus tepat, yaitu pada saat OPT mencapai ambang pengendalian dan
penyemprotannya
harus
dilakukan
pada
16.1 atau 17.00) ketika suhu udara < 30 oC dan kelembaban udara 50-80%.
sore
hari
(pukul
Tepat
Dosis
atau
Konsentrasi
Formulasi
Dosis atau konsentrasi formulasi harus tepat yaitu sesuai dengan rekomendasi anjuran karena telah diketahui
efektif mengendalikan OPT tersebut pada suatu jenis tanaman. Penggunaan dosis atau konsentrasi formulasi
yang tidak tepat akan mempengaruhi efikasi pestisida dan meninggalkan residu pada hasil panen yang
membahayakan bagi konsumen. Informasi dosis atau konsentrasi anjuran untuk setiap jenis OPT pada
tanaman tertentu dapat dilihat pada label atau kemasan pestisida.
Tepat
Cara
Penggunaan
Pada umumnya penggunaan pestisida diaplikasikan dengan cara disemprotkan. Namun demikian, tidak semua
jenis OPT dapat dikendalikan dengan cara disemprot. Pada jenis OPT tertentu dan tanaman tertentu, aplikasi
pestisida dapat dilakukan dengan cara penyiraman, perendaman, penaburan, pengembusan, pengolesan, dll.
Informasi tersebut dapat diperoleh dari brosur atau label kemasan pestisida.
Penulis
: Tonny
K.
Moekasan, Laksminiwati
Prabaningrum, Witono
Adiyoga,
Herman
de
Sumber : Modul 3 Pelatihan Penggunaan Pestisida pada Budidaya Cabai Merah, Tomat, dan Mentimun
http://balitsa.litbang.pertanian.go.id/ind/index.php/berita-terbaru/326-penggunaanpestisida-harus-berdasarkan-pada-enam-tepat.html
Putter