Jurnal Reading Kulit
Jurnal Reading Kulit
NIM
: 1320221127
Stase
Tugas
: Pembacaan Jurnal
Seorang wanita berusia lima puluh tahun dengan depresi bipolar didapatkan ruam
pruritus yang meluas selama jangka waktu satu hari. Dia tidak demam dan
dinyatakan baik. Ia memiliki sebuah riwayat eczema pada masa kanak-kanak dan
alergi terhadap antibiotik sulfonamide. Pengobatannya termasuk thyroxine harian,
naproxen secara bekesinambungan, dan lamotrigine, yang dimana ia telah
menggunakannya selama tiga minggu sebelumnya. Bagaimana harusnya kasus ini
dievaluasi dan diobati.
MASALAH KLINIKAL
Di Amerika serikat, pasien memenuhi lebih dari tiga ratus juta resep obat dan
membeli jutaan obat di counter setiap bulannya Pada beberapa kasus, pasien
menggunakan obat-obatan untuk pertama kalinya.Reaksi kulit yang diantaranya
paling umum adalah efek samping dari obat termasuk penisilin, cebhalosporins,
berbagai media anti mikrobial sulfatilamit, dan allopurinol (dengan sebuah
kejadian hingga 50 kasus per 1000 pengguna baru) dan secara jelas berbagai
pengobatan aromatik, termasuk Calgamazepine, phenytoin, dan Lamotrigine
(dengan kejadian hingga seratus kasus perseribu para pengguna baru). Obat yang
terkait ruam ini dilaporkan pada hampir semua resep obat, biasanya melewati
angka 10 kasus per 1000 pengguna baru. Reaksi-reaksi ini dapat berkisar dari
erupsi ringan yang asimtomatik sampai kondisi mengancam nyawa. Reaksi kulit
mungkin sulit untuk dibedakan dari ruam umum yang tidak terkait dengan
penggunaan obat, terutama exanthem virus.
diasosiasikan
dengan
sebuah
resiko
yang
meningkat
dari
maculopapular exanthems.
Kebanyakan unsur yang penting sesuai dengan berbagai pengobatan
dibatasi sendiri dan hanya merupakan gejala yang ringan. Mayoritas kondisi
kondisi kulit yang ditambahkan pada obat-obatan salahsatunya exanthems
(maculopapular atau morbilliform) berbagai erupsi ( >80 % ) atau urticaria ( 5
hingga 10 persen) tetapi berbagai persentase ini berfariasi diantara berbagai
pengobatan dan diantara kelompok-kelompok pasien. Diatara para pasien yang
tidak dikompromosikan secara ilmu kekebalan, reaksi penyakin yang perah ini
untuk berbagai pengobatan adalah jarang (dengan sebuah insiden dari <1 kasus
1000 penguna baru), meskipun dengan berbagai pengobatan resiko tinggi.
Berbagai erupsi Exanthematous menghadirkan sebagaio sebuah
penyebaran yang luas, elemen yang telah dibahas didistribusikan secara simetrikal
yang memiliki komposisi warna merah jambu hingga merah macule dan papule
yang dapat membentuk plaque (figure 1A, 1B dan 1C ). Juga berbagai memberan
mucous biasanya didistribusikan, kemerahan tanpa lepuhan yang terjadi pada
berbagai erupsi berbagai obat-obatan. Para pasien dengan penyakit yang sudah
dibahas diatas hingga berbagai infeksi menggunakan beberapa pengobatan (secara
jelas anti biotik dan NSAID s) yang juga dapat menyebabkan elemen
exanthematous. Dikarenakan waktu yang dibutuhkan untuk sensitifitas yang
berlebihan untuk mengembangkannya dalam diri seorang pasien tidaklah
disentisisasikan sebelumnya pada sebuah obat-obatan yang jelas, sebuah elemen
yang timbul dalam 3 hari setelah obat-obatan tersebut telah diawali untuk berbagai
indikasi ini adalah lebih mungkin sesuai dengan infeksi ketimbang dengan obatobatan.
Berbagai erupsi obat obatan exanthematous untuk pertama kalinya dan
sel T yang dimediasikan dengan reaksi penyakit akut yang sama secara tipikal
mulai muncul 4 hingga 21 hari setelah mulai pengobatan dengan obat-obat yang
dapat diandalkan tetapi kemudian dapat berkembang dalam DRESS (tabel 2).
Kemudian, penilaian soal waktu pengunaan yang obat-obatan yang teratur relative
untuk penataan elemen rash dan berbagai gejala lain adalah sebuah tahap kunci.
Resolusi setelah sebuah pengobatan dihentikamn (dikenal sebagai sebuah
tantangan yang menurun) juga membantu mengidentifikasikan media yang
bersifat penyebab.
Sejak kemungkinan dari sebuah variasi rash yang dicampur dengan obat
obatan sesuai dengan pengobatan, populasi yang diupayakan, dan indikasi untuk
penggunaan, berbagai faktor tersebut harus dipertimbsngkan dalam menilai
kemungkinan dimana rash pasien sesuai dengan sebuah pengobatan yang spesifik.
Hal itu didapat dari berbagai faktor penyakit dan genetik yang didiskusikan diatas,
beberapa kelompok pasien adalah benar-benar beresiko dengan peningkatan yang
siknifikan untuk berbagai alasan yang tidak diketahui. Contohnya, penilaian
terhadap elemen rash yang terkait dengan obat-obatan diantara wanita muda yang
diobat dengan anti biotik gemifloxacin (> 20% adalah tentang waktu yang sama
tingginya dengan nilai diantara para pasien lain yang diobat untuk berbagai
indikasi yang sama. Algoritma yang spesifik. Organ membandingkan dengan
algoritma yang menilai ketidak sesuaian penyebab obat-obatan terhadap sistim
organ yang dipengaruhi yang dapat meningkatkan kemampuan untuk dapat
dipercaya pada penilai dalam penilaian terhadap penyebab dari berbagai erupsi
yang
dimediasikan
dengan
sel
lainnya)
yang
dapat
kejelasan
yang
lebih
besar
dibutuhkan
untuk
pengujian
yang
berfariasi
telah
digadang-
TERHADAP
OBAT-OBATAN
YANG
DICURIGAI
RIWAYAT
TERHADAP
SEBUAH
REAKSI
OBAT
EXANTHEMATOUS
Juga pada beberapa pesien, penantangan kembali dengan
sebuah pemikiran obat-oatan menjadi tanggung jawab untuk
sebuah rash yang terkait dengan obat-obatan yang menjadi
prioritas bukanlah hasil dalam sebuah erupsi baru, hal ini harus
secara umum dihindri karena sebuah erupsi atas pemeparan
kembali untuk obat yang mungkin lebih parah ketimbang erupsi
sebelumnya
AREA KETIDAK JELASAN
Informasi yang terbatas menyerankan bahwa tipe HLA haplo dan
berbagai faktor genetik lainnya dapat benar-benar berguna
dalam memprediksi resiko reaksi-reaksi exanthematous untuk
berbagai obat-obatan yang jelas, tetapi lebih banyak data yang
dibutuhkan untuk meningkatkan identifikasi terhadap orangorang pada resiko yang tinggi untuk berbagai reaksi tersebut
BERBAGAI TUNTUNAN
Berbagai tuntunan untuk identifikasi dan management dari
berbagai reaksi obat-obatan cutaneous telah diterbitkan oleh
American Academy of Dermatoloey (paling baru terjadi pada
1996); American Academy Of Dermatoloey alergi, Asthma, dan
Immunology ; dan the British Society for Allergy dan Clinical