Anda di halaman 1dari 58

DISKUSI KASUS

Dewi Hartaty S

IDENTITAS
Nama
: ANR
Umur
: 9 bln
Jenis Kelamin : perempuan
Alamat
: Pesawahan,
Binangun, Cilacap
Masuk RS
: 21/3/2012

Kejang dengan demam

Riwayat Penyakit Sekarang

Anak demam (+) tidak


begitu tinggi, batuk (+),
pilek (+), BAB/BAK (+)
normal, mual (-), muntah
(-), kejang (-), makan/
minum biasa

Anak demam (+) tinggi,


batuk (+), pilek (+),
kejang (+) 2 kali, kesan
GTC, lamanya 5 menit ,
kejang berhenti sendiri,
setelah kejang anak sadar
dan menangis. BAB/BAK
(+) normal dibawa ke
RS Banyumas

RIWAYAT PENYAKIT KELUARGA


Riwayat kejang dengan demam +
pada ibu

Simpulan: Terdapat faktor risiko penyakit yang


diturunkan pada keluarga

SILSILAH KELUARGA

Kesan : terdapat riwayat penyakit yang diturunkan


pada keluarga

RIWAYAT KEHAMILAN DAN PERSALINAN

Kesan :
riwayat kehamilan, persalinan dan paska persalinan

RIWAYAT MAKANAN
0-6 bulan
6 bln sekarang
nasi 3 x 1 porsi

: ASI sesuka bayi


:ASI sesuka bayi + bubur

Simpulan: kuantitas dan kualitas makanan baik

RIWAYAT PERKEMBANGAN DAN


KEPANDAIAN
Motorik kasar
Miring miring : 2
bulan
Tengkurap: 3 bulan
Duduk : 6 bulan
Merangkak : 8 bulan

Motorik halus

Menggenggam : 2 bln.
Memindah mainan : 6 bulan

Bahasa
Saat ini anak sudak bisa
menyebut 2 suku kata.

KESAN: Perkembangan dan kepandaian sesuai


usia

RIWAYAT IMUNISASI

BCG
DPT
Polio
Hepatitis B
Campak

1x,
3x,
4x,
4x,
1x,

umur
umur
umur
usia
umur

1 bln, di Bidan
2,3,4 bln, di Bidan
1,2,3,4 bln, di Bidan
1,2,3,4 bln, di Bidan
9 bln, di Bidan

Simpulan: riwayat imunisasi sesuai rekomendasi


PPI, tidak sesuai IDAI

RIWAYAT PENYAKIT DAHULU


Riwayat alergi (-)
Riwayat kejang dengan demam sebelumnya (-)

ANAMNESIS SISTEM

Demam (+)
Sistem serebrospinal
: kejang (+), GTC.
Sistem kardiovaskuler : sesak napas (-), biru-biru (-)
Sistem pernapasan
: batuk (+), pilek (+).
Sistem gastrointestinal : muntah (-), BAB (+) normal
Sistem muskuloskeletal : kelemahan angota gerak (-)
Sistem urogenital: BAK (+) normal
Sistem integumentum : bintik-bintik merah (-)

Simpulan: demam, kejang, GTC, batuk, pilek.

Pemeriksaan Fisik
Kesan umum : lemah, CM
Tanda utama :
Frekuensi Nadi
: 120 x/menit, isi
dan tegangan cukup,teratur
Frekuensi Napas
: 30 x/menit, tipe
torakoabdominal.
Suhu aksila
: 38,8 0C
Simpulan: takikardia, demam

Pemeriksaan Fisik
BB
LK

: 8 kg TB: 70 cm
: 43 cm

Status Gizi:
TB//U
BB//U
BB//TB

: -2 < z score < 0 SD (baik)


: -2 < z< 0
: 0<z<1

Simpulan: status gizi baik

Pemeriksaan Fisik
Kulit
Kel. Limfe

: ptechie : limfonodi tidak teraba

Otot
Tulang
Sendi

: eutrofi
: deformitas (-)
: deformitas (-), radang (-)

Kesan : dalam batas normal

Pemeriksaan Khusus
Leher
: kaku kuduk (-), limfonodi tidak
teraba,.
Thoraks : simetris, ketinggalan gerak -, retraksi Jantung : S1 tunggal - S2 split tak konstan,
bising (-)
Batas jantung:

Kanan atas: SIC II kanan


Kanan bwh: LPS IV kanan
Kiri atas: LPS II kiri
Kiri bawah: LMC IV kiri

Kesan : thorax dalam batas normal,


konfigurasi dan suara jantung dalam batas normal

Pemeriksaan Khusus
Paru Depan

Paru Belakang

Kesan : kedua paru dalam batas normal

Pemeriksaan Khusus
Abdomen

Inspeksi : tidak distensi


Auskultasi : bising usus (+) normal.
Perkusi
: timpani
Palpasi
: supel, defans muskuler (-), tympani
turgor dan elasitas normal
Hati
: tak teraba
Limpa
: tak teraba
Kesan : abdomen dalam batas normal

Pemeriksaan Khusus
Anogenital
Anus
Genital

: tidak ada hemoroid dan fisura


: perempuan

Kesan : anogenital dalam batas normal

Status Neurologis

Simpulan: status neurologis dalam batas normal

Kepala
Bentuk
Ubun-ubun
Mata
Hidung
Telinga
Mulut
Tenggorokan
Gigi

: mesosefali
: 1 x 1 cm
: konjungtiva anemis (-) sklera ikterik (-)
: rhinorrhea (-)
: otorrhea(-), serumen (-)
: bibir kering (-), ulcerasi mukosa (-)
: faring hiperemis (+)
: caries (-)

Kesan :

faring hiperemis

Laboratorium Dasar
Darah Rutin
AL
AE
Hb
Hct
PLT
Neutrofil
Limfosit
Monosit
Eosinofil
Basofil

21/3/2012
10.660
4,73x10 6
10,6
34,4
223.000
35,9
50,5
13,4
0,1
0,1

Rujukan
6.000-17.000/L
3,9-5,9 x 10 6 /L
11,5 13,5
34 40%
150-450 x 10 3 uL
40-80%
20-40%
2-10%
1-6%
0 -1 %

Hasil laboratorium

GDS
Natrium
Kalium
Klorida

: 116 mg/dl
: 141 mg/dl
: 4,7 mg/dl
: 105 mg/dl

Ringkasan Data Dasar


Anamnesis :
Perempuan , usia 9 bln
Demam (+), batuk (+), pilek (-)
Kejang (+) 2x, GTC, 5 menit
Penurunan kesadaran (-)
Riwayat kejang dengan demam sebelumnya (-)
Riwayat kejang dengan demam (+) pada ibu.

Ringkasan Data Dasar


Pemeriksaan Fisik :
Demam (+)
takikardi (+), takipnea (-)
Faring hiperemis (+)
Status neurologis dalam batas normal

Ringkasan Data Dasar


Laboratorium :
Darah rutin dalam batas normal
Elektrolit dalam batas normal
GDS dalam batas normal

Diagnosis Kerja
Kejang demam kompleks
Rhinofaringitis akut

Rencana Pengelolaan
Rencana terapi :
Parasetamol 10 mg/kgBB/x = 3 x 80 mg
Diazepam 0,3 mg/kgBB/x= 2,4 mg peroral jika
suhu > 37,5 C
Diazepam 0,5 mg/kgBB/x= 4 mg IV jika kejang.
Salbutamol 0,1 mg/kgBB/x = 3 x cth I

Rencana Pengelolaan
Rencana diet:
- Bubur nasi 3 x 1 porsi
- E : 100 kkal/kgBB/hari = 800 kkal/hari
P : 3 gram/kgBB/hari = 24 gram/hari
C : HS : 800 cc/hari
Rencana edukasi:
Edukasi tentang penyakit, kemungkinan
kejang berulang, cara penanganan jika
kejang dirumah.

150 70

22/
3

41

23/
3

140 60 40
13
0
120

50 39
40 3
8

11
30 37
0
10
20 36
0
Parasetamol
Salbutamol
3xcth1/2
Diazepam 2,4mg
Jika suhu > 37,5
Diazepam 4 mg
jika kejang

XX

ANALISIS
Perempuan ,
9 bln
Demam (+)
kejang(+)
status
neurologis
normal
Riwayat kejang
demam pada ibu
(+)

Demam (+)
Batuk (+)
Pilek (+)
Faring
hiperemis

Infeksi SSP

Imbalance
elektrolit
Prognosis
Hipoglikemia

Kejang demam
( 2-4%)

RFA

Sederhana
(80%)
Kompleks
(20%)

Paracetamol
Diazepam oral
(ukk neurologi
2006)

Kejang demam
berulang (30-50%)
(Offringa, et al, 1994)
Epilepsi ( 2,4%,
AAP,2008)
Gangguan
intelelegensia
Kematian

Terima Kasih
Mohon Asupan

33

Modifikasi Skor Centor dan Pedoman


Pemeriksaan kultur
( Mc Isaac WJ, 2004 ) ( I A)

Kriteria

Point

Temperatur > 38C

Tidak ada batuk

Pembesaran kelenjar leher anterior

Pembengkakan/eksudat tonsil

Usia:
3-14 tahun
15 44 th
45 tahun

1
1
-1

Kejang Demam
Bentuk kejang akut
2 4 % terjadi pada anak-anak 6 bl-5 th

Definisi
Kejang temperatur 38C
Tanpa adanya infeksi SSP atau gangguan
elektrolit
Berusia 6 bulan 5 tahun
Tanpa riwayat kejang tanpa demam
sebelumnya

International League Against Epilepsy:

Kejang yang berhubungan dengan demam


Bukan disebabkan infeksi susunan saraf pusat,
ketidakseimbangan elektrolit
Pada anak berumur lebih dari 1 bulan (biasanya
6 bulan 5 tahun), jarang setelah > 7 tahun
Tidak ada riwayat kejang tanpa demam
Suhu > 38 C

Klasifikasi kejang demam


Kejang demam sederhana (KDS)
kejang demam kompleks (KDK) :
Sifatnya fokal
Lamanya >15
Multipel

Penyebab demam

Infeksi saluran pernapasan


Radang di telinga
Diare
Infeksi saluran kemih
Dll

Penyebab
Tidak diketahui
Kombinasi faktor genetik dan lingkungan
Faktor genetik
peranan penting
Berg et al, 24% anak kejang demam memiliki
riwayat keluarga dengan kejang demam;
Hanya 20% yang tidak ada riwayat dengan
kejang demam

Faktor risiko berulangnya kejang demam

Riwayat kejang demam dalam keluarga


Onset kurang dari 18 bulan
Rendahnya suhu badan sebelum kejang
Lamanya demam sebelum kejang (< 1 jam)
* Bila ada 3 faktor
kemungkinan
berulang 80%
* Bila tidak ada faktor
10-15%
* Kemungkinan berulang paling besar pada
tahun pertama ( Berg, et al, 1997)

Hubungan kejang demam dan epilepsi


Kejang demam kompleks

risiko epilepsi lebih tinggi

Faktor risiko terjadinya epilepsi :


1. Sebelum kejang demam yang pertama sudah ada
kelainan neurologis atau perkembangan
2. Adanya riwayat kejang tanpa demam (epilepsi) pada
orang tua atau saudara kandung
3. Lamanya demam sebelum kejang

tanpa faktor risiko


2,4 % epilepsi,
dibandingkan dengan tanpa kejang demam 1,4 %
1 faktor risiko
10 % epilepsi
3 faktor risiko
49 % epilepsi

Lynette G Sadleir,1 Ingrid E Scheffer2,


BMJ 2007:334:307-11

Kejang demam dan kognitif


Penelitian di populasi
kejang demam
tidak mempengaruhi kemampuan intelek &
belajar ( Chang Y.Z, et al, 2001)
Christopher M, et al, hanya 4 dari 102 yang
memiliki tingkat intelegensia yang berbeda
diantara yang pernah kejang demam dengan
kelompok kontrol. (N Engl J Med
1998;338:1723-8.)

Apakah diperlukan pemeriksaan

Pungsi lumbal
EEG
Laboratorium
Pencitraan

Pungsi lumbal
Menyingkirkan atau menegakkan diagnosis
meningitis
Pada kejang demam pertama
@ Umur < 12 bulan: harus dilakukan
@ Umur 12-18 bulan: harus difikirkan
@ Umur > 18 bulan: tidak dianjurkan, kecuali
ada gejala meningitis atau kecurigaan infeksi
intrakranial
(Am Academy Ped, 1996)

EEG
Tidak berguna untuk:
# Memperkirakan berulangnya kejang
# Memperkirakan epilepsi di kemudian hari
Paroksismalitas pada 20 % (Sofijanov, 1992)
Paroksismalitas pada 1,4-3% (Stores, 1991)
Tidak direkomendasikan pada kejang demam
sederhana (Am Academy Ped, 1996)

Laboratorium
Demam:
Darah tepi rutin
Dehidrasi:
* Na, K, Cl, Mg, Ca
* Glukosa

Pencitraan
Tidak dianjurkan, kecuali jika terdapat indikasi,
misalnya :
Kelainan neurologi fokal yang menetap,
kemungkinan adanya lesi struktural diotak
Terdapat tanda peningkatan TIK

Penatalaksanaan kejang demam


1. Pengobatan fase akut
Seringkali kejang berhenti sendiri
Kejang
pakaian yang ketat dibuka
Pasien dimiringkan apabila muntah
untuk mencegah aspirasi
Pembebasan jalan napas
oksigenasi
terjamin
Demam
kompres hangat
Diazepam
rektal, disuntikkan

Penatalaksanaan

Mengatasi kejang
KEJANG
Diazepam rectal: 5 mg utk. BB<10 kg, 10 mg utk
BB>10 kg
Atau iv 0,3 - 0,5 mg/kgBB/kali
Tunggu 5 menit + oksigenasi
MASIH KEJANG
Diazepam rectal atau iv
Tunggu 5 menit + oksigenasi
MASIH KEJANG
Fenitoin/defenilhidantoin loading, iv
10 - 20 mg/kgBB/kali
Tunggu 10 menit + oksigenasi
MASIH KEJANG
Masuk ICU - anestesi umum
Midazolam

2. Mencari dan mengobati penyebabnya


Batuk pilek, diare, Infeksi saluran kemih dll
diobati sesuai penyebabnya
Demam
paracetamol, ibuprofen

3. Pengobatan pencegahan terhadap


berulangnya kejang demam
Pencegahan hanya pada waktu demam
Pencegahan terus menerus dengan obat anti
epilepsi setiap hari
Pencegahan hanya pada waktu demam (intermiten)
- Anti kejang hanya diberikan waktu
demam
antipiretik + diazepam

Pencegahan terus menerus dengan obat


anti epilepsi setiap hari
- Adanya gangguan perkembangan saraf
(CP, mikrosefal, RM)
- Kejang: * berlangsung > 15
* Fokal
* Ada kelainan sesudah kejang
- Bila ada keluarga sekandung atau orang tua
yang mengalami epilepsi
- Bayi < 12 bulan, berulang dalam 24 jam dapat
dipertimbangkan pemberiannya

Pencegahan terus menerus dengan obat


anti epilepsi setiap hari
Obat yang biasa digunakan:
- Fenobarbital
4-5 mg / kg BB/hari
- Asam Valproat 15-40 mg/kg BB/hari
- Fenitoin & carbamazepin tidak efektif
untuk pencegahan kejang demam
Fenobarbital menurunkan kejadian kejang
demam berulang dari 25 % menjadi 5 %

Janice E. Sullivan, Henry C. Farrar, Pediatrics 2011;127;580; originally published


online February 28, 2011;

AbolfazlMahyar,1 Parviz Ayazi,1 Mazdak Fallahi,1 and Amir Javadi2


International Journal of Pediatrics
Volume 2010, Article ID 862897,

Anda mungkin juga menyukai