BAB I
PENDAHULUAN
1.1
LATAR BELAKANG
Pneumonia adalah salah satu infeksi saluran napas bawah akut yang sering
dijumpai. Pneumonia dapat terjadi secara primer atau merupakan tahap lanjutan
manifestasi infeksi saluran napas bawah lainnya. Pneumonia adalah peradangan
yang mengenai parenkim paru, bagian distal dari bronkiolus terminalis yang
mencakup bronkiolus respiratorius dan alveoli, serta menimbulkan konsolidasi
jaringan paru dan gangguan pertukaran gas setempat.1,2
Pneumonia diklasifikasikan sebagai pneumonia tipikal dan atipikal
berdasarkan bakteri penyebabnya. Dalam perkembangannya pneumonia saat ini
dikelompokkan menjadi pneumonia komuniti yang didapat di masyarakat dan
pneumonia nosokomial yang didapat di rumah sakit atau pusat perawatan
kesehatan. Berdasarkan data SEAMIC Health Statistic 2001 influenza dan
pneumonia merupakan penyebab kematian nomor 6 di Indonesia, nomor 9 di
Brunei, nomor 7 di Malaysia, nomor 3 di Singapura, nomor 6 di Thailand dan
nomor 3 di Vietnam.2 Insiden pneumonia komunitas di Amerika dilaporkan 12
kasus per 1000 orang pertahun dan merupakan penyebab kematian utama akibat
infeksi pada orang dewasa di negara tersebut.2
Penyebab pneumonia terkadang sulit ditemukan dan memerlukan waktu
beberapa hari untuk mendapatkan hasilnya, sedangkan pneumonia dapat
menyebabkan kematian bila tidak segera diobati. Sehingga dokter diharapkan agar
dapat menilai sesegera mungkin kebutuhan hospitalisasi pasien dengan kecurigaan
pneumonia
komuniti
menggunakan
indeks
keparahan
pneumonia
yang
1.2
TUJUAN
1.
2.
3.
4.
1.3
MANFAAT
Makalah ini diharapkan memberikan tambahan ilmu pengetahuan
tentang berbagai klasifikasi cedera kepala, dan mengetahui tentang
penyebab, patofisiologi, gejala dan tanda pneumonia serta bagaimana
penanganannya.
BAB II
STATUS PASIEN
2.1
IDENTITAS PENDERITA
Nama
: An. AL
Umur
: 14 bulan
Jenis kelamin
: Perempuan
Agama
: Islam
Alamat
: Tlogojoyo
Suku
: Jawa
: Tn. A
Umur Ayah
: 33 tahun
2.2
Nama Ibu
: Ny. N
Umur Ibu
: 26 tahun
Pekerjaan Ibu
ANAMNESIS
3.
4.
5.
: disangkal
Riwayat MRS
disangkal
disangkal
Riwayat asma
disangkal
disangkal
Riwayat hipertensi
disangkal
Riwayat alergi
disangkal
Riwayat hipertensi
: disangkal
:disangkal
Riwayat asma
:disangkal
Riwayat jantung
:disangkal
Riwayat Kehamilan
Ibu kontrol sekali sebulan secara teratur ke bidan.
Riwayat Kelahiran
Lahir spontan, ditolong bidan , langsung menangis kuat, BB lahir 2700
Pasien anak kedua dari dua bersaudara, ayah bekareja sebagai wiraswasta
dan ibu adalah ibu rumah tangga, tinggal di rumah sendiri, sumber air minum
berasal dari PDAM, buang air besar di WC, sampah rumah tangga dibakar.
9.
Riwayat merokok
: disangkal
: disangkal
: jarang olahraga
2.3
ANAMNESIS SISTEM
1.
Kulit
2.
Kepala
: Bentuk simetris, rambut hitam, tidak mudah dicabut, ubunubun tidak cekung.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
Pernafasan
9.
10. Gastrointestinal : nafsu makan menurun (+) muntah (-), mual (-),
nyeri perut (-)
11. Genitourinaria :BAK normal
12. Neurologik
2.4
Atas kanan
Atas kiri
PEMERIKSAAN FISIK
1.
2.
3.
: 120/80 mmHg
Nadi
Pernafasan : 45 x/menit
Suhu
: 370c
4.
Antropometri :
BB : 7,6 Kg
TB : 74 cm
BB/U : 5,7/ 5 x 100% = 114 %
TB/U : 57/57 x 100% = 95,36 %
BB/TB : 7,6/8,5 x 100% = 114 %
Kesan : gizi baik
5.
6.
Kepala : Bentuk simetris, rambut hitam, tidak mudah dicabut, ubunubun tidak cekung.
7.
Mata :mata cowong (-/-), sklera putih (+/+), konjunctiva merah muda
(+/+), pupil isokor (+/+), penglihatan kabur (-/-)
8.
9.
Mulut : mukosa bibir pucat (-/-), sianosis (-/-), bibir berdarah (-/-)
10.
11.
12.
Toraks :
Paru
Inspeksi
Palpasi
Perkusi
Auskultasi
nyaring
kedua
memanjang
wheezing
+ -
+ + -
+
+
+
ronki
lapangan
paru,
ekspirasi
Cor:
Inspeksi
Palpasi
Perkusi
Auskultasi
13.
Abdomen :
Inspeksi : sejajar dinding dada, venektasi (-),bekas jahitan (-)
Palpasi : supel, hepar dan lien tidak teraba, turgor baik, massa (-)
Perkusi : timpani seluruh lapangan perut
Auskultasi: peristaltik (+) normal, bising usus (+) normal
14.
Oedem
DDx :
Berdasarkan anamnesa dan pemeriksaan fisik didapatkan
DDx
Bronkitis
Bronkopneumonia
Pneumonia
2.6
PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Pemeriksaan Darah lengkap
Jumlah sel darah :
Hb
: 10,7 g/dL
Ht
: 33,5 %
: 10,3 fL
MPV
: 7,17 fL (-)
PCT
: 0.3%
LED
:-
Index :
MCV
: 78,1 fL
MCH
: 25,0 pg
MCHC
: 32 %
Diff.Count
Basofil 0,4
Eosinofil 0,4
Limfosit 27,8
10
Monosit
Netrofil
Serologi
CRP 96 (+)
2. Rontgen PA Thorax
Tampak infiltrat dan konsolidsi di kedua sisi pulmo supra dan infrahillar
2.7
Resume
Pasien datang di UGD RSI diantar oleh orangtuanya setelah pasien
sesak selama 3 hari dan batuk yang tidak kunjung sembuh. Pasien juga
mengalami demam.
Pada pemeriksaan hematologi didapatkan peningkatan trombosit dan
pada foto rontgen PA thorax ditemukan tampak infiltrat dan konsolidsi di
2.8
2.9
11
Mikasin 80 mg
Indikasi :
Efek samping :
Non farmakologi :
o
2.10
Bed Rest
FOLLOW UP
: Bronkopneumonia
12
: Batuk(+)
: Pneumonia
13
2.11
No
Tanggal
1.
24/1/14
FLOW SHEET
S
Batuk(+),
Tanda vital:
A
Bronkopneumo
sesak (+).
nia
P
infuse NS 14 tpm
O2nasal
kanul
L/menit
T: 120/80 mmHg
N: 120 x/menit
inj.
RR : 45x/menit
Kalmethason 1 mg,
Tax : 37oC
inj.
Mikasin 80 mg,
normal
Nebulizer.
Rencana pemeriksaan
2.
25/1/14
Batuk(+),
Tanda vital:
Pneumonia
sesak turun.
(Rontgen
T: 120/80 mmHg
Thorax positif)
N: 110 x/menit
Foto rontgen PA
infuse NS 14 tpm
O2nasal
kanul
L/menit
inj. Merosan 80 mg,
inj. Kalmethason 1
RR : 30x/menit
mg
Tax : 36,5oC
inj.Mikasin 80 mg,
Nebulizer.
normal
26/1/14
Batuk(+),
Tanda vital:
sesak turun.
Pneumonia
infuse NS 14 tpm
inj. Merosan 80 mg,
inj. Kalmethason 1
mg
inj. Mikasin 80 mg,
Nebulizer.
14
Tax : 36oC
Status generalis : dalam batas
normal
27/1/14
infuse NS 14 tpm
Tanda vital:
Pneumonia
(Recovery CRP
T: 120/80 mmHg
negatif)
N: 100 x/menit
RR : 24x/menit
PO syr
Tax : 36oC
Status generalis : dalam batas
normal
BAB III
IDENTIFIKASI KELUARGA
3.1
DEMOGRAFI KELUARGA
Nama Pasien
: An. AL
No
Alamat lengkap
: Tlogojoyo
Bentuk Keluarga
: Nuclear family
Nama
1. Tn. A
Status
L/P
Menikah
Terakhir
SMA
Wiraswasta
Pasien
Ket
Klinik
-
Kepala
keluarga
15
2. Ny. N
3. An. P
Menikah
Belum
P
P
43 tahun
3 tahun
SMA
-
IRT
-
Ibu
Anak
4. An. AL
Menikah
Belum
12 bulN
Pasien RSI
Anak
Menikah
Daftar Anggota Keluarga yang Tinggal dalam Satu Rumah
Kesimpulan:
Keluarga An. AL adalah nuclear family yang terdiri atas 4 orang dan tinggal
dalam satu rumah. An. AL merupakan anak kedua dari Tn. A dan Ny. N yang
tinggal dalam satu rumah.
3.2
FUNGSI HOLISTIK
1. Fungsi Biologis
An. AL sebagai pasien dengan diagnosis Pneumonia
2. Fungsi Psikologis
An. AL tinggal dengan kedua orangtuanya dalam satu rumah.
Hubungan An. AL dengan keluarga baik dan saling memperhatikan. Ibu
pasien langsung membawa pasien ke IGD RSI setelah batuknya diobati
tidak sembuh sembuh dan sesak semakin berat.
3. Fungsi Sosial
An. AL adalah anak kedua dari 2 bersaudara. keluarga tidak
mempunyai kedudukan sosial tertentu baik dalam masyarakat sekitar.
4. Fungsi Ekonomi dan Pemenuhan Kebutuhan
16
Biaya rumah sakit ditanggung oleh orang tua An. AL sendiri. Pola
makan pasien sehari-hari cukup baik masih ASI dan diberi makanan
pendamping ASI.
Kesimpulan
Dari seluruh poin dapat disimpulkan bahwa An. AL 14 bulan
dengan diagnosis pneumonia. Dari fungsi sosial dan ekonomi cukup baik.
3.3
17
Sering/
Kadang-
selalu
kadang
Saya
puas
dengan cara
keluarga
saya
puas
dengan cara
keluarga
saya
kasih
sayangnya
saya
dan
Jarang/
Tidak
18
Sering/
Kadang-
Jarang/
selalu
kadang
Tidak
puas
dengan cara
keluarga
saya
19
kasih
sayangnya
saya
dan
Sering/
Kadang-
Jarang/
selalu
kadang
Tidak
20
puas
dengan cara
keluarga
saya
kasih
sayangnya
saya
dan
21
Sering/
Kadang-
Jarang/
selalu
kadang
Tidak
puas
dengan cara
keluarga
saya
kasih
sayangnya
saya
dan
22
Social
Culture
Sumber
Ikut berpartisipasi dalam kegiatan di lingkungannya
Patologis
-
Religious
Economic
Educationa
l
cukup.
Dalam mencari pelayanan kesehatan, keluarga An. AL
Medical
ke praktek dokter umum atau RS
Kesimpulan
Keluarga An. AL tidak memiliki fungsi patologis.
23
3.4
GENOGRAM KELUARGA
Bentuk keluarga An. AL adalah Nuclear family
Tn.? (?)
Tn. ? (?)
Tn.? (?)
Ny. ? (?)
Tn. ? (?)
Ny. ? (?)
Tn. A
(33th)
Ny. N (26
th)
Ny. ?
(?)
An. P(3th)
An, AL
(14bln)
Keterangan :
: Laki-laki
: Perempuan
: Garis keturunan
: Pasien
: Garis perkawinan
----------
3.5
: Tinggal serumah
Tn. A
Ny. N
An. AP
24
Keterangan :
hubungan baik
Kesimpulan :
Hubungan antara An. AL dengan keluarga baik dan dekat. Dalam keluarga
ini tidak sampai terjadi konflik atau hubungan buruk antar keluarga.
3.6
A.
Sikap
An. AL dan keluarga sangat perduli terhadap kesehatan penderita.
Ketika pasien MRS keluarga pasien bergantian menjaga pasien di
rumah sakit.
Tindakan
Keluarga selalu mengantarkan pasien untuk berobat. Ketika pasien
kesulitan untuk melakukan kegiatan sehari-hari, orang tua selalu
membantu.
25
sudah cukup.
Pelayanan kesehatan
Pelayanan kesehatan termasuk praktek dokter, apotek dan
sebagainya masih dapat di jangkau dengan mudah oleh keluarga An.
AL. Jika salah satu anggota keluarga ada yang yang sakit biasanya
pergi berobat ke puskesmas. Dan bila dirasa sakitnya parah mereka
membawa ke dokter atau RS untuk mendapatkan perawatan yang
lebih baik.
Keturunan
Dalam keluarga An. AL tidak didapatkan penyakit turunan.
Kesimpulan :
Lingkungan rumah memenuhi syarat kesehatan dan memiliki
pengetahuan yang kurang terhadap kondisi An. AL sekarang.
26
Pengetahuan :
keluarga pasien
kurang paham
terhadap penyakit
pasien.
An. AL
(Pneumoni
a)
Sikap : Keluarga
pasien sangat perduli
terhadap kondisi
pasien.
Tindakan : Ketika
pasien kesulitan
untuk melakukan
kegiatan sehari-hari,
orang tua selalu
membantu.
Ket:
: Faktor Perilaku
:Faktor Non-perilaku
Kama
r
Mand
i
Kamar
Tidur
DAPUR
R.
Penyakit keturunan :
keluarga An. AL tidak
memiliki riwayat
penyakit keturunan.
R.
Kamar
Tidur
27
3.7
DAFTAR MASALAH
A. Masalah medis :
An. AL menderita bronkopneumonia.
B. Masalah non medis :
C. Diagram Permasalahan Pasien
Menggambarkan hubungan antara timbulnya masalah kesehatan yang ada
dengan faktor-faktor resiko yang ada dalam kehidupan pasien.
Keluarga khawatir
dengan
penyakit
AN. AL bertambah
parah.
An. AL
BAB IV
TINJAUAN PUSTAKA
28
4.1
Hidung
Hidung merupakan bagian paling atas dari alat pernapasan dan merupakan
alat pernapasan paling awal yang dilalui udara. Di hidung terdapat saraf-saraf
penciuman. Rongga hidung berhubungan dengan rongga mulut udara masuk ke
dalam rongga hidungdan melalui lubang hidung. Rongga hidung memiliki tiga
fungsi utama yaitu:
Memanaskan udara
Pada rongga hidung terdapat suatu struktur yang disebut concha. Permukaan
concha ini diliputi banyak pembuluh darah kapiler, sehingga suhunya selalu
hangat. Udara yang menuju paru-paru bila melaluinya akan dihangatkan.
Menyaring udara.
29
berbau akan lolos dari penyaringan ini, sehingga dapat menimbulkan kematian.
Mencegah masuknya debu-debu yang terkandung di dalam udara. Hal ini
dimungkinkan oleh adanya rambut-rambut halus disebut silia, yang meliputi
selaput mukosa hidung. Ketika dilalui udara silia bergerak menggelombang.
Melembabkan udara
Keadaan selaput mukosa hidung selalu lembab dan selalu memberikan sebagian
kelembapannya untuk udara yang terisap masuk. Oleh karena itu, udara akan
menjadi lembab dan hangat sebelum masuk paru-paru.
b.
Laring
Pada bagian ujung belakang rongga hidung terdapat daerah yang disebut
faring (tekak). Faring merupakan lanjutan dari saluran hidung yang meneruskan
udara ke laring. Laring terdiri dari lempengan-lempengan tulang rawan. dan
tulang-tulang rawan pembentuk jakun. Apabila kita perhatikan bagian leher pada
laki-laki dewasa akan tampak adanya tonjolan jakun ini. Sebenarnya jakun tidak
hanya milik laki-laki saja, wanita pun memilikinya, hanya saja jakun pada wanita
tidak menonjol seperti milik laki-laki. Jakun tersusun dari katup pangkal
tenggorok, perisai tulang rawan, serta gelang-gelang tulang rawan. Pada laring
juga terdapat selaput suara yang akan bergetar jika ada udara yang melaluinya,
misalnya pada saat berbicara. Laring memiliki katup yang disebut epiglotis (anak
tekak). Epiglotis selalu dalam keadaan terbuka, dan hanya menutup jika ada
makanan yang masuk ke kerongkongan.Bagian dalam dindingnya digerakkan oleh
otot untuk menutup serta membuka glotis. Glotis adalah lubang mirip celah yang
menghubungkan trakea dengan faring.
30
c. Tracea
Batang tengorok atau trakeamerupakan saluran pernapasan yang memanjang
dari pangkal rongga mulut sampai dengan rongga dada. Trakea berbentuk pipa
tersusun dari cincin-cincin tulang rawan terletak di depan kerongkongan. Trakea
menghubungkan rongga hidung maupun rongga mulut dengan paru-paru. Maka,
di samping melalui hidung, udara pernapasan dapat juga diambil melalui mulut.
Batang tenggorok selalu dalam keadaan terbuka sehingga proses
pernapasan dapat dilakukan setiap saat.. Bagian dalam trakea licin dilapisi oleh
selaput lendir dan mempunyai lapisan yang terdiri dari sel-sel bersilia. Lapisan
bersilia ini berfungsi untuk menahan debu atau kotoran dalam udara agar tidak
masuk ke dalam paru-paru. Apabila udara yang masuk itu kotor dan tidak dapat
disaring seluruhnya serta mengandung bakteri atau virus, akan mengakibatkan
infeksi radang tenggorokan dan mengganggu jalannya pernapasan.
a.
Bronkus
Bronkus merupakan bagian yang menghubungkan paru-paru dengan trakea.
Bronkus terdapat di paru-paru kanan dan kiri. Cabang brokus ke kiri lebih
mendatar bila dibandingkan dengan cabang bronkus ke kanan. Hal ini merupakan
penyebab mengapa paru-paru kanan lebih mudah diserang penyakit dibanding
paru-paru kiri. Setiap bronkus terdiri dari lempengan tulang rawan dan dindingnya
terdiri dari otot halus. Bronkus bercabang-cabang lagi disebut bronkiolus. Dinding
bronkiolus tipis dan tidak bertulang rawan.
b.
Pulmo
31
lagi membentuk
pembuluh-pembuluh
halus.
Proses bernapas pada manusia dapat terjadi secara sadar maupun tidak sadar.
Bernapas secara sadar terjadi jika kita melakukan pengaturan-pengaturan saat
pernapasan, misalnya pada saat latihan dengan cara menarik napas panjang,
kemudian menahannya beberapa saat, serta mengeluarkannya. Bernapas secara
tidak sadar, yaitu respirasi yang dilakukan tanpa perintah otak, misalnya pada saat
kita tidur nyenyak pun kita melakukan pernapasan.
Bernapas adalah pengambilan udara pernapasan masuk kedalam paru-paru
(inspirasi)
dan
pengeluarannya
(ekspirasi).
Inspirasi
dan
ekspirasi
ini
berlangsnglima belas sampai delapan belas kali setiap menit. Proses tersebut
32
diatur oleh otot-otot diafragma dan otot antar tulang rusuk. Kerja otot-otot
tersebutlah yang dapat mengatur volume ruang dada, memperbesar ataupun
memperkecil menurut kehendak kita
Proses bernapas selalu terjadi dua siklus, yaitu inspirasi dan ekspirasi.
Berdasarkan cara melakukan inspirasi dan ekspirasi serta tempat terjadinya,
manusia dapat melakukan dua mekanisme pernapasan, yaitu pernapasan dada dan
pernapasan perut.
a.
Pernapasan Dada
Pernapasan dada disebut juga pernapasan tulang rusuk. Proses inspirasi
b.
Pernapasan Perut
33
Mekanisme
proses
inspirasi
pernapasan
perut
diawali
dengan
4.3 Definisi
Pneumonia adalah radang paru-paru yang mengenai satu atau beberapa
lobus paru-paru yang ditandai dengan adanya bercak-bercak infiltrat yang
disebabkan oleh bakteri,virus, jamur dan benda asing.
4.4 Epidemiologi
Insiden penyakit ini pada negara berkembang hampir 30% pada anak-anak
di bawah umur 5 tahun dengan resiko kematian yang tinggi, sedangkan di
Amerika pneumonia menunjukkan angka 13% dari seluruh penyakit infeksi pada
anak di bawah umur 2 tahun.
Infeksi saluran napas bawah masih tetap merupakan masalah utama dalam
bidang kesehatan, baik di negara yang sedang berkembang maupun yang sudah
maju. Dari data SEAMIC Health Statistic 2001 influenza dan pneumonia
merupakan penyebab kematian nomor 6 di Indonesia, nomor 9 di Brunei, nomor 7
34
35
Lahir 20 hari
E.colli
Bakteri anaerob
Sreptococcus group B
Streptococcus group D
Listeria Monocytogenes
Haemophillus influenza
Streptococcus
pneumoniae
Ureaplasma urealyticum
Virus
Virus Sitomegalo
Virus Herpes simpleks
36
Bakteri
Bakteri
Virus
Bordetella pertussis
Virus Adeno
Hamophillus
Virus Influenza
3 minggu 3 bulan
Virus
Parainfluenza
1,2,3
influenza
tipe B
Moraxella catharallis
Staphylococcus aureus
Repiratory
Syncytial
virus
Ureaplasma urealyticum
Virus
Virus Sitomegalo
Bakteri
Chlamydia trachomatis
Mycoplasma
pneumoniae
Streptococcus
pneumoniae
Bakteri
Hamophillus
influenza
tipe B
Moraxella catharallis
Neisseria meningitidis
Staphylococcus aureus
4 bulan - 5 tahun
Virus
Virus
Virus adeno
Virus influenza
37
Virus parainfluenza
Virus rino
Repiratory
Syncytial
virus
Bakteri
Bakteri
Chlamydia trachomatis
influenza
tipe B
Mycoplasma
Legionella sp
pneumoniae
Streptococcus
5 tahun remaja
Hamophillus
Staphylococcus aureus
pneumoniae
Virus
Virus adeno
Virus Epstein Barr
Virus influenza
Virus parainfluenza
Virus rino
Repiratory Syncytial virus
Virus varisella zoster
4.5 Patogenesis
Dalam
keadaan
sehat,
paru-paru
tidak
akan
terjadi
pertumbuhan
38
39
akan semakin bertambah, terdapat fibrin dan leukosit PMN di alveoli dan
terjadi proses fagositosis yang cepat. Stadium ini disebut stadium hepatisasi
kelabu. Selanjutnya, jumlah makrofag mengalami peningkatan di alveoli, sel
akan mengalami degenerasi, fibrin menipis, kuman dan debris menghilang.
Stadium ini disebut stadium resolusi. Namun, sistem bronkopulmoner
jaringan paru yang tidak terkena akan tetap normal.9
Stadium
1. Stadium kongesti (4-12 jam pertama)
Kapiler melebar dan kongesti serta di dalam alveolus terdapat eksudat
jernih, bakteri dalam jumlah banyak, beberapa netrofil dan makrofag.
2. Stadium hepatisasi merah (48 jam berikutnya)
Lobus dan lobulus yang terkena menjadi padat dan tidak mengandung
udara, warna menjadi merah dan pada perabaan seperti hepar. Dalam
alveolus didapatkan fibrin, leukosit, neutrofil, eksudat dan banyak sekali
eritrosit dan kuman. Stadium ini berlangsung sangat pendek.
3. Stadium hepatisasi kelabu (3-8 hari)
Lobus masih tetap padat dan warna merah menjadi pucat kelabu.
Permukaan pleura suram karena diliputi oleh fibrin. Alveolus terisi fibrin
dan leuksoit, tempat terjadi fagositosis pneumococcus. Kapiler tidak lagi
kongestif.
4. Stadium resolusi (7-12 hari)
Eksudat berkurang. Dalam alveolus makrofag bertambah dan leukosit
mengalami nekrosis dan degenerasi lemak. Fibrin diresorbsi dan
menghilang. Secara patologi anatomi bronkopneumonia berbeda dari
40
suara nafas melemah, dan ronkhi. Akan tetapi pada neonatus dan bai kecil gejala
41
dan tanda pneumonia lebih beragam dan tidak selalu jelas terlihat. Pada perkusi
dan auskultasi paru umumnya tidak ditemukan kelainan.
1. Pneumonia pada Neonatus dan Bayi Kecil
Pneumonia pada neonatus sering kali terjadi akibat transmisis vertikal
ibu-anak yang berhubungan dengan proses persalinan. Infeksi terjadi akibat
kontaminasi dengan sumber infeksi dari ibu, misalnya melalui aspirasi mekonium,
cairan amnion, atau dari servix ibu. Infeksi dapat berasal dari kimtaminasi dengan
sumber infeksi dari RS (hospital-acquired pneumoni ). Disamping itu dapat terjadi
akibat kontaminasi dengansumber infeksi dari masyarakat ( community-acquired
pneumonia).
Gambaran pneumonia pada neonatus dan bayi kecil tidak khas, mencakup
serangan apnea, sianosis, merintih, nafas cuping hidung, takipnea, letargi, muntah,
tidak mau minum, takikardi atau bradikardi, retraksi subkosta, dan demam. Ada
bayi BBLR sering terjadi hipotermi. Gambaran klinis tersebut sulit dibedakan
antara sepsis dan meningitis. Sepsis pada pneumonia neonatus dan bayi kecil
sering ditemukan sebelum 48 jam pertama. Angka mortalitas sangat tiggi di
negara maju, yaitu dilaporkan 20-50%. Angka kematian di Indonesia dan di
negara berkembang lainnya diduga lebih tinggi. Oleh karena itu, setiap
kemungkinan adanya pneumonia pada neonatus dan bayi kecil berusia dibawah 2
bulan harus segera dirawat di RS.
infeksi oleh Chamydia trachomatis merupakan infeksi perinatl dan dapat
menyebabkan pneumonia pada bayi berusia dibawah 2 bulan. Umumnya bayi
mendapatkan infeksi dari ibu pada masa persalinan. Port dentree infeksi meliputi
42
mata, nasofaring, saluran respiratori, dan vagina. Gejala timbul pada usia 4-12
minggu. Gejala umum ; gejala infeksi respiratori ringan-sedang, ditandai dengan
batuk-batuk stacatto ( inspirasi diantara setiap satu kali batuk ), kadang kadang
disertai muntah, umumnya pasien tidak demam. Beberapa kasus infeksi
berkembang menjadi pneumonia berat ( sindrom pneumonitis ) dan memerlukan
perawatan. Gejala klinis meliputi ronki atau mengi, takipnea, dan sianosis.
Gambaran foto rontgen thoraks tidak khas, umumnya terlihat tandatanda
hiperinflasi bilateral dengan berbagai bentuk infiltrat difus, seperti infiltrat
iinterstisial, retikulonoduler, atelektasis, bronkopneumonia, dan gambarn milier.
Antibiotik pilihan adalah makrolid intravena.
Mycoplasma pneumonae
43
Kadang kadang timbul nyeri abdomen bila terdapat pneumonia lobus kann
bawah yang menimbulkan iritasi diafragma. Nyeri abdomen dapat menyebar ke
kuadran kanan bawah menyerupai apendisistis. Abdomen mengalami distensi
kibat dilatasi lambung yang disebabkan oleh aerofagi atau ileus paralitik. Hati
mungkin terba karena tertekan oleh difragma, atau memang membesar karena
terjadi gagal jantung kongestif sebagai komplikasi pneumonia.
4.7 Penegakan Diagnosis
1. Anamnesis
Hal-hal yang dapat ditanyakan selama anamnesis meliputi9 :
a. Identitas pasien : nama, umur, jenis kelamin, nama orang tua, alamat,
umur orang tua, pendidikan dan pekerjaan orang tua.
b. Keluhan utama : sebagian besar balita penderita bronkopneumonia
dibawa karena sesak nafas.
c. Riwayat perjalanan penyakit :
Demam
Batuk dan pilek
Sesak nafas
d. Riwayat penyakit sebelumnya
e. Riwayat imunisasi
f. Riwayat makanan : ASI, PASI
g. Riwayat kontak dengan orang lain yang menderita penyakit tertentu
h. Riwayat berobat
2. Pemeriksaan Fisik
Pada inspeksi dapat dijumpai keadaan sebagai berikut9 :
a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
h.
Gelisah
Malaise
Merintih
Batuk
Sesak nafas
Nafas cuping hidung
Retraksi dada suprasternal, intercostal ataupun subcostal
Sianosis
44
45
Pemeriksaan mikrobiologis
Untuk pemeriksaan mikrobiologik, spesimen dapat iambil dari usap
46
interstisial,
ditandai
dengan
peningkatan
corakan
alveoler, merupakan
air
perifer
paru,
disertai
dengan
peningkatan
corakan
peribronkial.
Gambaran radiologis pneumonia meliputi infiltrat ringan pada satu paru
hingga konsolidasi luas pada kedua paru. Pada satu penelitian, ditemukan bahwa
lesi pneumonia pada anak terbanyak berada di paru kanan, terutama di lobus atas.
Bila ditemukan di pru kiri dan terbanyak di lbus bawah, hal itu merupakan
prediktor perjalanan penyakit yang lebih berat dengan resiko terjadinya pleuritis
lebih besar.
4.8 Pengobatan
Pengobatan bertujuan untuk mengeradikasi infeksi, menurunkan morbiditas
dan mencegah komplikasi.
47
b.
Atau
diganti
dengan
gentamisin
dengan
dosis
3-5
48
paru
dengan
udara
yang
berlebihan
sehingga
dikatakan bahwa pasien sesak sejak 3 hari yang laludan bertambah berat. Selain
49
px juga batuk kering tanpa dahak serta pasien demam. Pasien sudah diperiksakan
ke dokter namun tidak ada perbaikan kondisi, kemudian oleh orangtuaya pasien
dibawa ke IGD RSI. Bila dilihat dari
ditemukan batuk kering, sesak dan nafas yg cepat (Takipnea), pada pemeriksaan
fisik didapatkan suara ronchi pada semua lapang paru. Kemudian pada
pemeriksaan Laboratorium didapatkan hasil positif tes CRP, serta pemeriksaan
radiologi ditemukan adanya infiltrat dan konsolidasi di kedua lobus paru.
5.2
PENATALAKSANAAN
A. Terapi Farmakologi
1. CI 4
2. Infuse C1:4 1050 cc/24 jam
Indikasi
C1 : 4 (Dex 5% + Ns 0,225 % )
Digunakan untuk klien umur 1 bulan samapi 3 tahun dengan kasus nondiare.
Rumus dosis maintenance cairan:
Berat badan anak dibagi menjadi tiga bagian :
10 Kg I = 100 cc
10 Kg II = 50 cc
Terapi An.A:
7,5 x 100 = 750 cc
Total Kebutuhan Cairan = 750 cc
(750 cc x 15 tetes) / 1440 menit = 8 tetes/menit
3. Oksigen
Terapi O2 merupakan salah satu dari terapi pernafasan dalam
mempertahankan oksigenasi jaringan yang adekuat. Secara klinis
tujuan utama pemberian O2 adalah untuk mengatasi keadaan
hipoksemia. Syarat-syarat pemberian O2 meliputi : Konsentrasi O2
50
Dexamethasone
adalah
glukokortikoid.
Indikasi
Antibiotic
golongan
aminoglikosida
merupakan
antibakteri
51
Indikasi
Merupakan
obat
batuk
golongan
ekspektoran
yang
bekerja
52
BAB VI
PENUTUP
6.1
KESIMPULAN HOLISTIK
Diagnosa holistik :
1.
Segi Biologis
Dari hasil anamnesis, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang,
Segi Psikologis
Hubungan antara An. AL dengan keluarga baik, saling membantu jika
terkena masalah. Seperti halnya An. AL yang sedang MRS keluarga akan
bergantian untuk menjaganya.
1.
Segi Sosial
Status ekonomi keluarga An. AL kesan baik.Keluarga An. AL merupakan
6.2
SARAN KOMPREHENSIF
Keluarga An. AL perlu diberikan edukasi tentang cedera kepala ringan.
Promotif
Jika makan diluar harus hati-hati
b. Rehabilitatif
53
DAFTAR PUSTAKA
1.
Staf Pengajar
2.
3.
4.
5.
Ilmu
p.883-889.