Anda di halaman 1dari 14

MANAJEMEN STRATEGI:

STUDI KASUS
PT INDONESIAN SATELLITE CORPORATION, TBK
(INDOSAT)

BAB 1. PENDAHULUAN

Seiring dengan semakin derasnya arus globalisasi, yang didalamnya dituntut adanya
pertukaran informasi yang semakin cepat antar daerah dan negara, membuat peranan
telekomunikasi menjadi sangat penting. Telekomunikasi sebagai wahana bagi pertukaran
informasi akan semakin memperhatikan aspek kualitas jasa. Selain itu perkembangan di
bidang dunia informasi saat ini begitu cepat, baik dilihat dari isi maupun teknologi yang
digunakan untuk menyampaikan informasi.
Masyarakat dunia informasi menyadari hal tersebut sehingga mereka berupaya keras
menciptakan infrastruktur yang mampu menyalurkan informasi secara cepat, artinya mereka
sangat membutuhkan jaringan telekomunikasi yang memiliki kualifikasi sebagai information
superhighway.
Hal tersebut di atas telah menimbulkan suatu kondisi persaingan yang sangat ketat di antara
perusahaan-perusahaan telekomunikasi, yang tingkat persaingannya tidak lagi domestik,
tetapi bersifat internasional. Sehingga untuk dapat memenangkan persaingan tersebut, tentu
diperlukan suatu strategi yang tepat dan penerapan yang baik.
Dalam hal ini, kami mencoba menganalisis Indosat sebagai salah satu perusahaan
telekomunikasi di Indonesia yang menyediakan jasa telekomunikasi internasional, sebagai
bahan studi. Dengan pertimbangan, Indosat dikenal sebagai perusahaan yang mempunyai
kinerja yang cukup baik dan terbukti dengan penghargaan Asia Money Awards 1996 ( Best
Managed Company : Best Investor Relations, Best Strategy, and Management), SWA Best
CEO Awards 1997, ISO 9002 Certification 1997, dan beberapa penghargaan lainnya.
Dalam paparan ini akan dicoba dibahas mengenai profil, misi, visi, filosofi, posisi keuangan,
kondisi lingkungan , dan strategi perusahaan, terutama yang menyangkut kondisi terkini yang
sedang di alami perusahaan dalam krisis ekonomi yang melanda Indonesia.

BAB 2. ANALISA INTERNAL PERUSAHAAN

2.1. Profil Perusahaan

1. Sejarah Perusahaan
PT. Indonesian Satellite Corporation (Indosat) didirikan pada tahun 1967 sebagai anak
perusahaan yang dimiliki secara penuh oleh International Telephone and Telegraph
Corporation (ITT). Tahun 1969, Indosat memulai operasi komersialnya dan telah menjadi
penyedia utama jasa telekomunikasi internasional di Indonesia, menghubungkan Indonesia
secara langsung ke hampir 252 negara dan tujuan di seluruh dunia. Bisnis utama Indosat
adalah menyediakan jasa switched dan non-switched telekomunikasi internasional. Indosat
ditugaskan pemerintah Indonesia untuk membangun, mentransfer, dan mengoperasikan
selama 20 tahun sebuah stasiun bumi Intelsat di Indonesia untuk mengakses penggunaan
kapasitas Intelsat di satelit Indian Ocean Region (IOR). Tahun 1980, ITT menjual Indosat
kepada pemerintah Indonesia. Setelah transfer, Indosat menjadi Badan Usaha Milik Negara
dalam bentuk Perseroan Terbatas, dan menjadi satu-satunya penyedia jasa telekomunikasi
internasional di Indonesia. Pada waktu itu, Pemerintah Indonesia mentransfer kepemilikan
fasilitas Indosat kepada Indosat. Tahun 1982, dalam rangka memisahkan secara efektif
jaringan telekomunikasi domestik dan internasional, seluruh kepemilikan Perumtel pada
kabel bawah laut internasional dan gerbang serta operator internasionalnya di Jakarta
ditransfer ke Indosat dan Indosat mentransfer aset tertentu yang berhubungan dengan
telekomunikasi domestik ke Perumtel. Pada bulan Oktober 1994, Indosat menyelesaikan
initial global public offering saham-sahamnya. Saham-saham tersebut diperdagangkan baik
di Bursa Efek Jakarta maupun New York Stock Exchange.
2. Komposisi Pemegang Saham Perusahaan
Gambar 1
KOMPOSISI PEMEGANG SAHAM PERUSAHAAN
...gambar tidak dimasukkan dalam halaman web ini!
3. Produk dan Jasa Indosat

SWITCHED PRODUCT: International Direct Dialing (IDD), Indosat Calling Card


(ICC), Indosat Prepaid Card, Visa Phone, International Toll-Free, International
Video Confrence, Home Country Direct, Indonesia Direct, International Telegram
and Telex Service, FaxPlus, Data Packet Communication Connection, ISDNPasopati, Inmarsat.

NON-SWITCHED PRODUCT: International Leased Circuit Service, Indosat


Business Service, International Private Circuit, Virtual Private Network, Frame
Relay, Television Channel Service .

4. Perusahaan Anak dan Afiliasi


Indosat mempunyai investasi di: Acasia Communicationd Sdn.Bhd. (ACASIA), PT
Aplikanusa Lintasarta (Lintasarta), ASEAN Cableship Pty.Ltd (ACPL), Astel Tokyo
Corporation (Astel), PT Bangtelindo (Bangtelindo), Cambodian Indosat Telecommunications
S.A. (Camintel), PT EDI Indonesia, PT Duta Sukses Utama, PT Graha Informatika
Nusantara, PT Graha Lintas Properti, I-CO Global Communication (Holdings) Ltd, PT
Indokomsat Lintas Dunia (Indokomsat), PT Mitra Global Telekomunikasi (MGTI), PT Patra
Telekomunikasi Indonesia (Patrakomindo), PT Satelit Palapa Indonesia (Satelindo), PT
Sisindosat Lintasbuana, PT Sistelindo Mitra Lintas, PT Telekomunikasi Seluler (Telkomsel),

USA Global Link, PT Kalimaya Perkasa Finance, PT Asitelindo Data Buana, PT Intikom
Telepersada, PT Indoprima Mikroselindo (Primasel), Suginami Cable Television Co. Ltd., PT
Yasawirya Tama Cipta (YTC), Indosat Kazakstan Telecommunications Ltd. (Inkasel),
International Satellite Organisations, PT Multi Media Asia Indonesia (MMAI), PT Pramindo
Ikat Nusantara, AlphaNet Telecom Inc, PT Indosat Mega Media (IMM), PT Menara Jakarta,
PT Yasawirya Indah Mega Media, PT Multimedia Nusantara, PT Datakom Asia, ASEAN
Telecom Holding Sdn.Bhd. (ATH), PT Indokomsat Lintas Dunia, PT Indosel.

2.2. Misi, Visi, dan Filosofi Perusahaan


1. Misi Perusahaan
Setelah Pemerintah Indonesia mengambil alih kepemilikan seratus persen saham PT. Indosat
dari the American Cable and Television Corporation (ITT/ACR) pada tanggal 31 Desember
1980, kemudian dirumuskanlah misi baru Indosat pada tahun 1981, yang didasarkan pada
suatu pandangan untuk mentransformasikan Indosat menjadi Badan Usaha Milik Negara
yang bersih dan sukses.
Indosat mendefinisikan misi perusahaan tersebut sebagai berikut:

Menyediakan jasa terbaik pada konsumen

Memberikan hasil terbaik kepada pemegang saham

Mempertahankan dan meningkatkan citra terbaik perusahaan

2. Visi Perusahaan
Saat Indosat akan go public ke bursa saham dunia pada tahun 1994, dilakukan redefinisi visi
perusahaan untuk menyesuaikan diri dengan trend global dalam sektor telekomunikasi dan
memperhitungkan strategi dari perusahaan telekomunikasi kelas dunia.
Indosat mendefinisikan tujuan yang hendak diraih yang tertuang dalam visi perusahaan
sebagai berikut:

Mempertahankan kepemimpinan pasar dalam jasa telekomunikasi internasional di


Indonesia
Dengan masuknya pemain baru seiring berakhirnya monopoli sebagai penyedia jasa
telekomunikasi internasional, Indosat harus berjuang untuk memimpin pasar dengan:
1) mempertahankan pangsa pasar dominan, dan 2) menyediakan jasa yang terbaik,
baik dalam kualitas dan jangkauan produk dan jasa.

Memperkuat posisinya sebagai perusahaan telekomunikasi berkelas dunia


Adanya kecendrungan di sektor telekomunikasi menuju swastanisasi perusahaan
negara dan dibukanya pasar dunia, yang mengakibatkan masuknya pemain asing
dalam industri domestik, menuntut Indosat untuk dapat bersaing dengan perusahaan
multinasional. Dengan strategi untuk memasuki pasar global diharapkan dapat: 1)

meningkatkan nilai perusahaan melalui ekspansi bisnis , dan 2) meningkatkan citra


perusahaan yang memperkuat posisinya di Indonesia.

Menjadi pemain global dalam industri telekomunikasi dunia


Dalam rangka mempertahankan posisinya sebagai pemimpin pasar dan menjadi
pemain global, Indosat menaikkan standard sesuai dengan standard yang digunakan
oleh perusahaan telekomunikasi multinasional, sebagai operator telekomunikasi
global.

3. Filosofi Perusahaan
Perkembangan jasa telekomunikasi internasional di Indonesia yang cepat, seiring
pertumbuhan permintaan pada jasa dan jangkauan jasa telekomunikasi, menuntut
dipenuhinya kepuasan pelanggan sebagai kunci sukses dalam era kompetisi. Untuk
memenuhi hal tersebut, Indosat menerapkan suatu filosofi yang dikenal dengan "Kami Lebih
Peduli" atau lebih populer dengan "We Care More".

2.3. Posisi Keuangan Perusahaan


Rasio dan Modal Kerja

1996 1997 Trend

Likuiditas:

Current

0,41 0,35 Unfavorable Rasio yang ideal: 2-3

Quick

0,41 0,35 Unfavorable Semakin besar semakin baik

Debt-Assets

0,10 0,15 Favorable

Semakin besar semakin aman

Debt-Equity

0,11 0,17 Favorable

Semakin besar semakin aman

Asset Turnover

0,43 0,41 Unfavorable Semakin besar semakin efisien

Fixed Asset Ratio

0,73 0,63 Unfavorable Semakin besar semakin efisien

Leverage
Aktivitas

Inventory Turnover -

Interpretasi

Tidak terdapat persediaan

Acc. Rec. Turnover 2,75 2,21 Unfavorable Semakin besar semakin efisien
Av.Collection Per.
Profitabilitas ROS

131 163 Unfavorable Semakin kecil semakin baik


0,43 0,44 Favorable

Semakin besar semakin baik

ROI

0,18 0,18 Neutral

Semakin besar semakin baik

ROE

0,20 0,21 Favourable Semakin besar semakin baik

Berdasarkan posisi keuangan di atas terlihat trend dari keuangan Indosat yang favorable
maupun yang unfavorable. Pada rasio likuiditas, terlihat trend yang unfavorable, artinya
semakin riskan bagi Indosat untuk dapat membayar kewajibannya jangka pendeknya. Untuk
rasio leverage, terlihat trend yang favorable, artinya akan semakin aman pendapatan bagi
pemegang saham dari biaya kewajiban. Mengenai rasio aktivitas terlihat trend yang
unfavorable, artinya semakin menurun efektifitas penggunaan sumber daya. Terakhir, rasio
profitabilitas menunjukkan trend yang favorable, artinya semakin baik perusahaan dikelola
yang menghasilkan keuntungan yang meningkat. Secara umum terlihat bahwa perusahaan
mampu dengan baik menghasilkan keuntungan, namun kurang baik memanfaatkan sumber
daya yang ada, dan mempunyai posisi likuiditas yang cukup riskan.

Gambar 2
GRAFIK TREND LABA BERSIH, TOTAL ASET, TOTAL KEWAJIBAN, DAN EKUITAS
SAHAM IMDOSAT 1992-1996
...gambar tidak dimasukkan dalam halaman web ini!

BAB 3. ANALISA EKSTERNAL PERUSAHAAN

3.1.Lingkungan Umum / Remote Environment


Lingkungan ini adalah suatu tingkatan dalam lingkungan eksternal organisasi yang menyusun
faktor-faktor yang memiliki ruang lingkup luas dan faktor-faktor tersebut pada dasarnya di
luar dan terlepas dari operasi perusahaan.
1. Faktor Ekonomi
Krisis moneter yang kemudian disusul dengan tejadinya krisis ekonomi telah
membuat terpuruknya perekonomian Indonesia. Melemahnya nilai tukar rupiah
terhadap dollar secara drastis dan fluktuatif, banyak menyulitkan perusahaanperusahaan di Indonesia, yang terutama diakibatkan pinjaman luar negeri yang besar.
Hancurnya sektor keuangan khususnya perbankan dan tingkat suku bunga yang sangat
tinggi mencapai 70% telah membuat dunia usaha kesulitan untuk mendapatkan kredit
yang memadai untuk mengembangkan usahanya. Krisis ini diperburuk dengan
terjadinya krisis kepercayaan, yang mengakibatkan terjadinya penolakan letter of
credit oleh pihak luar negeri. Kontraksi ekonomi yang diperkirakan mencapai 13%
ditahun 1998 ini, inflasi yang tinggi (menurut data BPS dalam periode JanuariSeptember 1998 inflasi telah mencapai 75%), banyaknya PHK, dan pada gilirannya
memperbesar jumlah penduduk miskin. Dengan turunnya pendapatan riel masyarakat
maka daya beli masyarakat melemah. Semua masalah diatas sangat menyulitkan bagi
dunia usaha di Indonesia saat ini.
2. Faktor Sosial
Kemajuan ekonomi yang pernah terjadi selama periode 1969-1996, telah banyak
merubah keadaan sosial di Indonesia. Jasa telekomunikasi pada saat ini telah menjadi
kebutuhan pokok bagi masyarakat, baik untuk dunia usaha maupun di luar dunia
usaha. Keberhasilan program Keluarga Berencana juga telah merubah keadaan
demografi Indonesia. Jumlah penduduk usia produktif akan terus meningkat, yang
tentunya akan semakin banyak memerlukan jasa telekomunikasi dalam kegiatannya .
Hal-hal diatas merupakan peluang bagi perusahaan-perusahaan penyedia jasa
telekomunikasi.
3. Faktor Politik
Keadaan politik dalam negeri yang masih belum stabil pada saat ini, sedikit-banyak
cukup mempengaruhi kegiatan ekonomi nasional. Disusunnya beberapa UndangUndang, seperti: UU Kepailitan, yang berpengaruh pada perusahaan yang mengalami
kesulitan keuangan; dan UU Persaingan Sehat, untuk bisnis yang bersih, yang
ditujukan untuk menghapus praktek monopoli atau pun kartel. Khusus untuk jasa
telekomunikasi internasional, pemerintah tetap memberikan komitmen untuk

mempertahankan duopoli Indosat-Satelindo hingga tahun 2003. Dengan akan


berakhirnya duopoli tersebut, maka diperlukan kesiapan dalam menghadapi
munculnya pendatang baru.
4. Faktor Teknologi
Teknologi telekomunikasi merupakan teknologi yang cepat berkembang, seiring
dengan berkembangnya industri elektronika dan komputer. Trend teknologi
telekomunikasi ini semakin ke arah teknologi digital, semakin besar kapasitas,
semakin sederhana perangkatnya, perluasan daya jangkau, keamanan dan privacy
lebih baik, personalitas dan penambahan fasilitas yang lain. Evolusi teknologi
telekomunikasi saat ini mempunyai kecenderungan untuk beralih via radio, optik atau
satelit.
5. Faktor Ekologi
Pada saat ini dunia bisnis semakin dituntut tanggung-jawabnya terhadap lingkungan.
Industri telekomunikasi telah mencoba membuat produk yang ramah lingkungan, dan
bagi sektor jasa telekomunikasi relatif tidak menghasilkan limbah sama sekali.

3.2. Lingkungan Industri


Lingkungan industri adalah tingkatan dari lingkungan eksternal organisasi yang
menghasilkan komponen-komponen yang secara normal memiliki implikasi yang relatif lebih
spesifik dan langsung terhadap operasionalisasi perusahaan.
Menurut Michael Porter dalam bukunya Competitive Strategy, keadaan persaingan dalam
suatu industri tergantung lima kekuatan persaingan pokok, yaitu:
1. Ancaman Masuknya Pendatang Baru
Bisnis pertelekomunikasian merupakan bisnis yang dinamik, menarik, multi
aspek,dan pelopor dalam ekspansi global. Di sisi lain pelbagai bukti empirik secara
tak langsung telah membuktikan bahwa sektor telekomunikasi merupakan sektor
bisnis yang paling diminati oleh perusahaan multi nasional dalam kerangka ekspansi
dan globalisasinya Ini terjadi baik dalam rangka swastanisasi maupun dalam konteks
aliansi strategis antar pelaku di negara maju maupun dalam ekspansi ke negara
berkembang. Berdasarkan kebijakan pemerintah struktur pasar jasa telekomunikasi
sudah diatur sedemikian rupa sehingga perusahaan-perusahaan yang akan masuk
dalam industri ini akan mengalami kesulitan.
Modal yang dibutuhkan untuk memasuki industri ini sangat besar, mengingat
mahalnya teknologi yang digunakan dan biaya pembangunan jaringan yang luas.
Sehingga yang dapat masuk ke industri ini adalah pengusaha-pengusaha bermodal
besar ataupun perusahaan-perusahaan raksasa yang telah mapan.
Jadi dengan kondisi tersebut di atas, maka kecil kemungkinannya pendatang baru
untuk dapat memasuki industri ini, karena banyaknya barrier to entry, yang sengaja
dibuat agar tidak meruntuhkan pemain yang sudah ada.
2. Kekuatan tawar-menawar pembeli
Jumlah pelanggan telekomunikasi dari tahun ke tahun mengalami peningkatan, yang
pada akhir Pelita VIII (2009) diproyeksikan mencapai 21 juta saluran telepon dengan

rasio 9 per seratus orang. Kalau dibandingkan misalnya padatahun 1996 Swedia
(tertinggi dunia) sudah mencapai 68 per seratus orang, dan hongkong 54 per seratus
orang.
Pelanggan di Indonesia pada umumnya tidak mempunyai daya tawar yang cukup kuat
terhadap jasa telekomunikasi dasar ataupun jasa sambungan langsung internasional,
karena tidak punya pilihan sarana telekomunikasi. Dan untuk jasa sambungan
bergerak, pelanggan memang cukup banyak pilihan , tetapi hanya terbatas pada
pilihan tertentu dan kurang bisa memuaskan pelayanan atas jasanya.
Jadi melihat hal di atas jelas potensi pasar jasa telekomunikasi cukup besar dan
meningkat dari tahun ke tahun , apalagi di Indonesia banyak potensi pelanggan yang
belum digarap.
3. Kekuatan tawar-menawar pemasok
Industri telekomunikasi banyak memakai kabel serat optik, tidak saja untuk jaringan
darat, tapi juga di laut. Dengan kemajuan teknologi yang sudah sedemikian pesat,
jaringan kabel lama (tembaga) sudah tidak memadai lagi baik untuk mengakomodasi
data maupun informasi. Sebenarnya produsen kabel serat optik dalam negeri telah
mampu memasok kebutuhan nasional. Namun demikian, hampir sekitar 90%
kebutuhan kabel serat optik dalam negeri masih diimpor dari luar negeri, sehingga
bergantung pada produsen luar negeri. Kondisi daya tawar perusahaan telekomunikasi
Indonesia tidak terlalu lemah, karena pemasoknya terdiri dari banyak perusahaan.
Akan tetapi jika terjadi fluktuasi dan pelemahan nilai tukar mata uang dalam negeri,
hal ini yang menjadi bumerang terhadap perusahaan.
4. Ancaman dari barang atau jasa pengganti
Telekomunikasi merupakan wahana yang menghubungkan manusia satu dengan
manusia lainnya melalui berbagai media telekomunikasi. Sesuai dengan fungsinya
tersebut maka jika kita identifikasikan ada beberapa jasa pengganti yang dapat
mengambil alih fungsi tersebut dari jasa telekomunikasi, misalnya: jasa transportasi,
jasa pos, jasa pers, dan internet. Dari beberapa macam jasa pengganti, berdasarkan
kelebihan dan kelemahannya, maka kecendrungan pelanggan akan tetap
menggunakan jasa telekomunikasi dalam hal kecepatan dan kemudahan
berkomunikasi.
5. Persaingan di antara perusahaan yang ada
Kondisi persaingan industri telekomunikasi Indonesia dipengaruhi oleh aturan
mengenai struktur dan bentuk kerjasama antara perusahaan swasta dan BUMN, sesuai
dengan UU No 3/1989, adalah sebagai berikut: Perusahaan swasta dapat
menyelenggarakan jasa telekomunikasi dasar melalui kerjasama patungan, kerjasama
operasi, dan kontrak manajemen dengan PT Telkom dan PT Indosat.
Gambaran mengenai kondisi persaingan dan struktur industri telekomunikasi di
Indonesia dapat dilihat pada tabel berikut:
Segmen Industri
Public
Switced
Telephone

Gerbang Internasional
Domestik Lokal
Tetap

Kerangka
Hukum

Operator

Duopoli

Indosat, Satelindo

Kabel Monopoli

Telkom (KSO)

Tanpa Duopoli

Telkom, Ratelindo

Kabel
NMT
450

Monopoli
Regional

Mobisel

Cakupan
Nasional

Satelindo,Excelkomindo,Telkomse
l

Monopoli
Regional

Komselindo, Metrosel, Telesera

Monopoli

Telkom

Teresstrial

Monopoli

Telkom

Satelit

Kompetisi
Satelindo, PSN
Internasional

Bergerak GSM

Network

AMPS
Jarak-Jauh
Infrastruktur

Paging, Voice mailbox,


Jasa Bernilai
Komunikasi Data, Wartel,
Tambah
Payphone, dll

Kompetisi

Operator Berlisensi

Jaringan
Khusus

Kompetisi

Operator Berlisensi

VSAT, Trunking

Jaringan
Swasta

Manufaktur

Tidak Dijual Perusahaan swasta mana saja


Telephone Switch

Kompetisi
Terbatas

AT&T,NEC,SIEMENS,SENA

Transmisi

Kompetisi

Perusahaan mana saja

CPE

Kompetisi

Perusahaan mana saja

Kabel

Kompetisi

Perusahaan mana saja

Broadband Switch

3.3. Lingkungan Operasi


Lingkungan ini meliputi faktor-faktor pada situasi kompetitif yang mempengaruhi sukses
perusahaan dalam mendapatkan sumber daya atau dalam keuntungan pemasaran barang dan
jasa perusahaan.
1. Posisi Kompetitif
Posisi kompetitif Indosat cukup kuat, sebagai pemimpin pasar, dan hanya menghadapi
satu pesaing pada bisnis telekomunikasi internasional yaitu Satelindo. Selain itu juga
didukung rangkaian produk dan jasa yang luas, kapasitas dan produktivitas yang
memadai, periklanan, dan yang cukup penting citra perusahaan.
2. Profil Pelanggan
Pelanggan dari Indosat meliputi rumah tangga dan kalangan bisnis. Dalam hal ini
pemakai utama dari telekomunikasi internasional adalah kalangan bisnis, yang banyak
digunakan untuk keperluan usaha. Terpuruknya perekonomian Indonesia yang banyak
memacetkan sejumlah besar bisnis, mempunyai pengaruh terhadap pertumbuhan
volume pemakaian telekomunikasi internasional.

3. Pemasok
Peralatan-peralatan yang digunakan untuk pengadaan telekomunikasi internasional,
merupakan peralatan yang bermuatan teknologi tinggi. Sehingga, sebagian besar
peralatan tersebut didatangkan melalui pemasok luar negeri. Walaupun posisi daya
tawar Indosat cukup kuat, mengingat culup banyaknya jumlah pemasok, namun
penurunan nilai tukar Rupiah sangat mempengaruhi besarnya dana yang diperlukan
untuk mendatangkan peralatan tersebut. Namun, pendapatan Indosat yang sebagian
besar dalam bentuk Dollar, seperti pendapatan incoming call, cukup membantu.
4. Kreditor
Dilihat dari struktur kredit-modal, terlihat bahwa Indosat mempunyai struktur yang
berimbang, atau antara modal dan kredit jumlahnya sama. Dalam hal ini, mengingat
kemampuan Indosat dalam menghasilkan keuntungan maupun asset yang dimilikinya,
tidaklah terlampau sulit bagi indosat untuk mendapatkan pinjaman dari kreditor pada
jumlah yang memadai.
5. Sumber Daya Manusia
Indosat mempunyai SDM yang cukup baik, 40% komposisinya berpendidikan S-1 ke
atas. Selain itu didukung dengan program pelatihan berjenjang sesuai posisinya untuk
meningkatkan keahlian.

BAB 4. ANALISA STRATEGI PERUSAHAAN

4.1. Analisa SWOT


1. Strength:
Kekuatan Indosat antara lain terdapat pada: hak duopoli yang dimilikinya,
pengalaman mengelola bisnis telekomunikasi internasional, kekuatan manajemen dan
budaya perusahaan, rangkaian produk dan jasa yang luas, teknologi yang mutakhir
pada peralatannya, kualitas produk dan jasa, serta citra perusahaan yang baik.
2. Weakness:
Kelemahan Indosat antara lain terdapat pada: kurangnya kebiasaan bersaing secara
ketat akibat kenikmatan hak duopoli yang dimilikinya, rentannya likuiditas
perusahaan akibat besarnya kewajiban yang dimilikinya, dan diversifikasi yang
berlebihan seperti pada perusahaan anak dan afiliasi yang kurang menguntungkan.
3. Oppurtunities:
Peluang bagi Indosat antara lain: besarnya pasar domestik yang belum tergarap,
perluasan usaha baru yang melingkupi bisnis inti yang cukup menguntungkan, dan
bisnis telekomunikasi global yang cukup menjanjikan.
4. Threat:
Ancaman bagi Indosat antara lain: masuknya pendatang baru terutama dari luar negeri
sehubungan akan berakhirnya hak duopoli, kompetisi global yang memasuki pasar
domestik, dan krisis ekonomi yang melanda Indonesia.

4.2. Grand Strategy


Adaptasi pada perubahan lingkungan yang cepat dalam telekomunikasi telah menjadi critical
factor bagi Indosat. Peningkatan kompetisi, perubahan teknologi, dan aliansi strategi global ,
di antara kesemuanya, sedang membentuk pasar telekomunikasi yang akan datang.
Dalam menanggapi tantangan-tantangan baru tersebut Indosat telah membangun cetak biru
pertumbuhan, dikenal sebagai Grand Strategy Indosat 2000:

Jasa Telekomunikasi Internasional Dasar akan tetap menjadi core business Indosat

Peranan regional dan internasional yang telah meningkat sejak 1994

Jasa selular dan sistem satelit bergerak saat ini sedang diperluas melalui perusahaan
selular lokal dan konsorsium internasional

Jasa bernilai-tambah yang meliputi telekomunikasi pada saat ini, integrasi sistem dan
informasi multimedia dan hiburan yang melengkapi dan menambah nilai dari jasa
core Indosat

4.3. Growth Strategy


Indosat berusaha mempertahankan keberadaannya sebagai pemimpin pasar untuk jasa
telekomunikasi internasional di Indonesia, memposisikan dirinya sebagai perusahaan
telekomunikasi berkelas-dunia, dan menjadi pemain global dalam industri telekomunikasi
dunia. Hal ini dicapai melalui Strategi Bisnis "1-plus-3" yang mencoba:
"1" Membangun jasa telekomunikasi internasional melingkupi central core business
Lalu-lintas telekomunikasi internasional Indosat di transmisikan melalui satelit internasional,
sistem kabel bawah laut, dan sambungan gelombang mikro, yang kesemuanya menggunakan
teknologi digital mutakhir termasuk protokol multimedia canggih. Indosat mengoperasikan
empat gerbang internasional di Jakarta, Surabaya, Medan, dan Batam dimana lalu-lintas
melewati dari Indonesia ke seluruh dunia, dan sebaliknya. Setelah membangun akses ke
satelit yang cukup melalui sembilan stasiun bumi di empat lokasi gerbang melintang
Indonesia, Indosat pada saat ini memperluas aksesnya ke kabel serat optik digital bawah laut
dengan bergabung ke konsorsium kabel regional dan dunia. Ini semua adalah bagian dari
program perluasan yang didesain untuk meningkatkan kapasitas, memperbaiki kualitas, dan
menyediakan jasa baru untuk memenuhi perubahan permintaan konsumen.
1. Partisipasi dalam pembangunan infrastruktur telekomunikasi domestik
Indosat memandang investasinya pada infrastruktur telekomunikasi domestik selain
sebagai alat untuk memperluas pasar jasa telekomunikasi internasional, juga sebagai
sumber pendapatan baru untuk perusahaan. Dua ventura utama Indosat pada lapangan
ini adalah PT Mitra Global Telekomunikasi Indonesia sebagai pemegang lisensi
operator telekomunikasi di daerah Jawa Tengah, PT Pramindo Ikat Nisantara di

Sumatra, dan PT Telekomunikasi Selular Indonesia (Telkomsel), perusahaan joinventura jasa GSM selular bergerak.
2. Meningkatkan peranannya dalam telekomunikasi regional dan internasional
Indosat memulai proyek internasional, melibatkan join-ventura dengan mendasarkan
sebagaimana membangun carriers telekomunikasi internasional. Tujuan utamanya
adalah meningkatkan lalu-lintas internasional melalui gerbang perusahaan,
memperoleh pendapatan langsung dari proyek dan mendapatkan tambahan keahlian
dari pembukaan internasional. Sampai sekarang, Indosat terikat dengan berbagai
proyek telekomunikasi termasuk join-ventura dengan entitas telekomunikasi yang
bersangkutan dari Kamboja dan Kazakstan dan investasi ekuitas pada jasa selular
berbasis PHS di Jepang sebagaimana di USA Global Link dan Alphanet Telecom Inc.
Keduanya adalah pemain utama carrier telekomunkasi. Sebagai tambahan, Indosat
telah bergabung dengan aliansi internasional seperti Concert and World Partners dan
telah ditunjuk sebagai gerbang bagi Sistem Bergerak Global Inmarsat, SAN ICO
melayani kawasan Asia Tenggara.
3. Mengambil diversifikasi terbatas pada bisnis komplementer
Indosat juga mencoba untuk mendiversifikasi pada daerah di mana keahlian
perusahaan dalam telekomunikasi dapat dipergunakan untuk mengoptimumkan efek
seperti pada jasa bernilai tambah yang melengkapi bisnis core perusahaan. Jasa jasa
ini tersedia melalui perusahaan anak dan pada saat ini meliputi beberapa jasa
pertukaran data elektronik, bank elektronik, multimedia , dan internet
Dengan strategi perusahaan "1+3", Indosat akan menjadi perusahaan yang merupakan
"penyedia jasa penuh" dan "pemimpin bisnis multimedia".

4.4. Analisa Strategi Bisnis Indosat Menghadapi Krisis Ekonomi


Sehubungan dengan krisis ekonomi yang melanda Indonesia, Indosat mengalami masa yang
sulit sejak awal 1998 ketika Rupiah terdepresiasi secara drastis. Banyak bisnis di Indonesia
yang mengalami kemacetan karena kondisi makro ekonomi, instabilitas politik, dan gejolak
sosial. Dilengkapi dengan krisis moneter, situasi ini mempengaruhi pertumbuhan permintaan
jasa telekomunikasi internasional di Indonesia. Dibandingkan dengan tahun sebelumnya,
pertumbuhan volume lalu-lintas lebih lambat, yang memaksa Indosat untuk : lebih berhatihati dalam kegiatan operasi dan manajemen arus kas terutama mata uang asing, sehubungan
komitmen investasi yang jatuh waktu.
Namun demikian tampaknya krisis ekonomi tersebut tidak menurunkan keuntungan Indosat,
melainkan menurunkan pertumbuhannya saja. Selama Januari hingga September 1998,
incoming dan outgoing calls menigkat masing-masing 4,1% dan 10,3% dari periode
sebelumnya. Pertumbuhan yang lamban dari incoming traffic disebabkan turunnya kegiatan
bisnis internasional sebagai bagian dari situasi nilai tukar rupiah dan instabilitas politik,
menyusul kerusuhan Mei di Jakarta. Indosat masih memproyeksikan pertumbuhan positif
lalu-lintas telepon. Pendapatan operasi meningkat 45,6% sedangkan beban operasi meningkat
33%.

Sebagai strategi bisnis dalam menghadapi krisis ekonomi ini, Indosat menerapkan kebijakan,
antara lain:

Selalu mencari cara yang paling ekonomis menurunkan beban pembelanjaan pada
mata uang asing
Indosat mengurangi biaya sirkuit dengan menggunakan lebih banyak sirkuit kabel
bawah laut ketimbang satelit, yang pada saat ini mencapai 74% dari total bandwith.

Melakukan kebijakan konservatif menyangkut situasi krisis ekonomi Indonesia


Pengalokasian hutang tak tertagih yang cukup besar, meningkat 88,4% dari tahun
sebelumnya.

Menerapkan kebijakan likuiditas yang berhati-hati


Biaya telekomunikasi dan beban perawatan meningkat sebagai dampak melemahnya
Rupiah. Namun dalam hal ini pertumbuhan beban operasi diupayakan lebih rendah
dari pendapatan operasi, serta meningkatkan profit margin.

Melindungi fundamental dasar Indosat dari pengaruh kinerja negatif anak perusahaan
Untuk menghindari dampak dari kinerja negatif anak perusahaan, maka dilakukan
program restrukturisasi diversifikasi bisnis, yang akan memperbaiki posisi keuangan
perusahaan dalam jangka pendek dan sesuai dengan strategi jangka panjang.

Dilihat dari hasil-hasil yang dicapai pada kuartal ketiga seperti yang disebutkan di atas,
sejauh ini Indosat cukup tepat dalam memilih strategi bisnis maupun penerapannya guna
menghadapi krisis ekonomi yang melanda Indonesia pada saat ini, yang tentunya harus sesuai
dengan strategi jangka panjang Indosat seperti yang tertuang dalam Grand Strategy dan
Growth Strategy untuk mewujudkan Indosat sebagai perusahaan yang merupakan "penyedia
jasa penuh" dan "pemimpin bisnis multimedia".

BAB 5. PENUTUP

5.1. Kesimpulan
Setelah menganalisis data-data dan informasi sebelumnya, maka bisa ditarik beberapa
kesimpulan mengenai manajemen strategi Indosat, yaitu:
1. Strategi yang tepat diperlukan dalam menghadapi persaingan yang sangat ketat dalam
industri telekomunikasi, yang tingkat persaingannya tidak lagi domestik, tetapi
bersifat internasional.
2. Indosat mempunyai kinerja yang cukup baik dalam menghasilkan keuntungan, namun
mempunyai posisi yang rentan menyangkut likuiditasnya.

3. Krisis ekonomi yang melanda Indonesia mempunyai dampak yang cukup dirasakan
oleh Indosat, walaupun tidak mempengaruhi kenaikan pendapatan namun mengalami
penurunan.
4. Indosat cukup tepat dalam memilih strategi bisnis menghadapi krisis ekonomi yang
melanda Indonesia pada saat ini, yang sesuai dengan strategi jangka panjang Indosat
seperti yang tertuang dalam Grand Strategy dan Growth Strategy untuk mewujudkan
Indosat sebagai perusahaan yang merupakan "penyedia jasa penuh" dan "pemimpin
bisnis multimedia".

5.2. Saran
Berdasarkan analisa competitive strategy dan SWOT, terdapat beberapa hal yang dapat
diterapkan Indosat, antara lain:
1. Dapat memanfaatkan kekuatan yang dimilikinya untuk mengambil peluang-peluang
yang bersifat strategis , serta memperbaiki kelemahannya terutama menyangkut
budaya bersaing dalam menghadapi ancaman masuknya pendatang baru dari luar
negeri.
2. Lebih memperkuat posisi keuangannya, mengingat rentannya likuiditas perusahaan
dalam memenuhi kewajibannya.
3. Membatasi diversifikasi bisnis secara selektif, sehingga tidak mempengaruhi
fundamental dasar perusahaan.
4. Melakukan langkah-langkah yang tepat dan berhati-hati dalam menghadapi krisis
ekonomi, sehingga dapat menjaga apa yang telah dicapai perusahaan selama ini.

REFERENSI

Ardiansya, Samantha. "Persaingan Gaet Pelanggan Makin Ketat," Bisnis Indonesia, 1997
Certo, Samuel C dan Paul J.Peter. Strategic Management,Concept and Applications. Richard
D.Irwin, New Jersey, 1995
Nurkholis. "Posisi Industri Telekomunikasi Menjelang Perdagangan bebas," Republika, 1997
Purnomo, Hari Setiawan dan Zulkiflimansyah. Manajemen Strategi : Sebuah Konsep
Pengantar. Lembaga Penerbit FEUI, Jakarta, 1996
Pearce, John A II dan Richard B.Robinson Jr. Strategic Management: Formulation,
Implementation, and Control. Richard D.Irwin, New Jersey, 1997
Situs Web Indoexchange. http://www.indoexchange.com, 1998
Situs Web PT Indosat. http://www.indosat.co.id, 1998
Situs Web PT Telkom. http://www.telkom.co.id, 1998
Winarno, Bondan. Creating Value in a State Owned Company: a Case Study of PT Indosat.
Inspirasi Indonesia, Jakarta, 1997

Anda mungkin juga menyukai