1.
1. Cobalah untuk menyangga punggung, bahu, dan leher bayi. Bayi sebaiknya
dapat menggerakkan kepalanya ke depan dan ke belakang dengan mudah
2. Letakkan bayi dengan posisi hidungnya setara dengan puting sehingga bayi
akan melekat sempurna dengan payudara
3. Tunggu sampai bayi membuka mulut lebar dengan lidah di bawah, ibu dapat
membuat bayi dalam posisi ini dengan merangsang bibir bagian atas bayi dengan
jari ibu
4. Bayi anda akan mendekatkan kepalanya ke payudara dengan dahi terlebih
dahulu
5. Bayi akan membuka mulutnya lebar untuk mencakup putting dan lingkaran
gelap di sekitar puting, puting ibu sebaiknya berada pada langit-langit mulut bayi
6. Untuk merangsang bayi melepaskan mulutnya dari puting, dengan lembut
letakkan ujung jari ibu pada sudut mulut bayi dan bayi akan secara otomatis
membuka mulutnya. Jangan menarik secara paksa karena akan menimbulkan
luka pada putting
2.
ASI menyediakan nutrisi lengkap bagi bayi. ASI mengandung protein, mineral,
air, lemak, serta laktosa. ASI memberikan seluruh kebutuhan nutrisi dan energi
selama 1 bulan pertama, separuh atau lebih nutrisi selama 6 bulan kedua dalam
tahun pertama, dan 1/3 nutrisi atau lebih selama tahun kedua. ASI juga menyediakan
perlindungan terhadap infeksi dan penyembuhan yang lebih cepat dari infeksi.
Imunoglobulin A terdapat dalam jumlah yang banyak di dalam kolostrum sehingga
memberikan bayi tersebut kekebalan tubuh pasif terhadap infeksi. Terdapat faktor
bifidus di dalam air susu ibu yang menyebabkan pertumbuhan dari Lactobacillus
bifidus yang dapat menurunkan kumpulan bakteri patogen (menyebabkan penyakit
pada manusia) penyebab diare.
Berdasarkan penelitian di negara maju, ASI dapat menurunkan angka infeksi
saluran pernapasan bawah, otitis media (infeksi pada telinga tengah), meningitis
bakteri (radang selaput otak), infeksi saluran kemih, diare, dan necrotizing
enterocolitis. Karena protein yang terdapat pada ASI adalah protein yang spesifik
untuk manusia, maka pengenalan lebih lama terhadap protein asing atau protein lain
yang terdapat di dalam susu formula, dapat mengurangi dan memperlambat
terjadinya alergi.
3.
4.
Apabila ibu dapat melihat daerah gelap di sekitar payudaranya, maka ibu
seharusnya melihat daerah gelap tersebut lebih banyak di atas bibir bayi bagian
atas dibandingkan bibir bagian bawah
Bayi anda secara teratur menghisap dan menelan ASI, normal apabila
sesekali bayi berhenti
Apabila bayi sudah selesai menyusu maka dia akan melepaskan puting
dengan sendirinya
5.
Bayi terlihat sehat dan berat badannya naik setelah 2 minggu pertama (100200 g setiap minggu)
Setelah beberapa hari menyusu, bayi akan buang air kecil minimal 6-8 kali
sehari dan buang air besar berwarna kuning 2 kali sehari
Apabila bayi selalu tidur dan tidak mau menyusui maka sebaiknya bayi
dibangunkan dan dirangsang untuk menyusui setiap 2-3 jam sekali setiap
harinya.
6.
Ibu dengan penyakit Tuberkulosis (TBC) yang tidak diobati dan masih aktif.
Wanita tersebut dapat memberikan ASI kepada bayinya apabila pengobatannya
sudah menujukkan keberhasilan terapi
7.
Infeksi Cytomegalovirus (CMV) bawaan atau didapat pada bayi yang sehat.
Bayi tersebut sebaiknya disusui karena ASI mengandung antibody
Masih merupakan kontroversi wanita dengan Hepatitis C dapat menyusui atau
tidak
8.
9.
Pada wanita yang tidak menyusui, waktu rata-rata ovulasi berikutnya adalah
45 hari setelah wanita tersebut melahirkan (jangka waktu 25-72 hari). Pada wanita
menyusui, waktu rata-rata ovulasi berikutnya adalah 190 hari.
a. Metode Amenorea Laktasi. Metode ini dapat menyediakan proteksi sebesar
95-99% dalam waktu 6 bulan setelah melahirkan apabila persyaratannya
dipenuhi. Menyusui setiap 4 jam di siang hari, dan setiap 6 jam di malam hari.
Makanan tambahan untuk bayi hanya 5-10% dari total
b. Metode nonhormonal. Dapat dengan menggunakan kondom, spiral, atau
sterilisasi
c. Kontrasepsi Progestin (minipil, suntik, susuk). Kontrasepsi progestin tidak
mengganggu kualitas dari ASI dan bahkan dapat meningkatkan jumlah dari ASI.
Merupakan metode kontrasepsi pilihan bagi wanita menyusui. Direkomendasikan
oleh ACOG penggunaan pil progestin 2-3 minggu setelah melahirkan, suntikan
dan susuk 6 minggu setelah melahirkan. Harus diingat mengenai penurunan
efektivitas dari kontrasepsi progestin pil apabila tidak diminum di waktu yang
sama setiap harinya
d. Kontrasepsi kombinasi estrogen-progesteron. Kontrasepsi kombinasi dapat
menurunkan kualitas dan kuantitas dari ASI. WHO menganjurkan penggunaan pil
ini minimal 6 bulan setelah melahirkan
10. Mastitis
Mastitis adalah infeksi pada payudara yang terjadi pada 1-2% wanita yang
menyusui. Mastitis umum terjadi pada minggu 1-5 setelah melahirkan. Mastitis
ditandai dengan nyeri pada payudara, kemerahan, area payudara yang
membengkak, demam, menggigil, dan lemah. Penyebabnya adalah infeksi
Stafilokokus aureus. Mastitis ditangani dengan pemberian antibiotika.
Dengan pengurutan putting susu, posisi putting susu ini akan menonjol keluar seperti
keadaan normal. Jika dengan pengurutan posisinya tidak menonjol, usaha
selanjutnya adalah dengan memakai Breast Shield atau dengan pompa payudara
(Breast Pump). Jika dengan cara-cara tersebut diatas tidka berhasil (ini merupakan
True Inverted Nipple) maka usaha koreksi selanjutnya adalah dengan tindakan
pembedahan (operatif).
2.
Pembengkakan payudara
Penanganan:
3.
Penyebab:
Pengeluaran air susu tidak lancar oleh karena putting susu jarang diisap.
Penanganan:
payudara diurut sehingga air susu mengalir keluar, atu dengan pompa
payudara.
4.
Penyebab:
1. Air susu mengental hingga menyumbat lumen saluran. Hal ini terjadi sebagai
akibat air susu jarang dikeluarkan.
2.
Penanganan:
5.
Penyebab:
Umumnya didahului dengan: putting susu lecet, saluran air susu tersumbat atau
pembengkakan payudara.
Penanganan:
Bayi disusui mulai dengan payudara yang mengalami peradangan, dan ibu
jangan dianjurkan menghentikan menyusui bayinya.
6.
Penyebabnya:
Adanya hambatan atas lets down reflex, misalnya oleh karena stress atu
cemas
7.
Kelainan hormonal
Abses payudara
Kultur pus atau sekresi dari putting susu, untuk menentukan antibiotika yang
ampuh
Jika penyebabnya bukan bakteri virulent, bayi dapat diberi air susu ibunya
asal saja si ibu sudah diberi antiobiotika 12 jam sebelumnya
Ibu dengan keadaan penyakitnya berat dan keadaan umum tidak baik, bayi
diberi ASI donor.
8.
Tumor Payudara
Tumor payudara yang dijumpai pada masa laktasi, sebaiknya dilakukan pemeriksaan
biopsi tanpa menghentikan laktasi. Dari pemeriksaan patologi sediaan biopsi ini,
sikap tentang laktasi diputuskan. Laktasi dapat dilanjutkan jika tumor jinak, kemudian
tumor dieksterpasi (dibuang).Jika ibu mendesak untuk segera dilakukan ekstirpasi,
maka permintaan ini dikabulkan tanpa menghentikan laktasi. Jika ternyata jenis
tumor ganas (kanker), maka laktasi segera dihentikan (bayi disapih). Kanker
payudara lebih sering dijumpai pada kelompok ibu yang tidakmenyusui bayinya
dibandingkan dengan kelompok ibu yang menyusui bayi.
9.
13. Tuberkulosis
Ibu yang menderita TBC boleh menyusui bayinya. Si Ibu diberi pengobatan dan bayi
diberi INH atau divaksinasi dengan BCG dari jenis INH resistant straint. Ibu yang
menderita TBC payudara TBC payudara tidka dianjurkan menyusui bayinya.
14. Lepra Ibu penderita lepra dibolehkan menyusui bayinya. Ibu dan bayi
berhubungan hanya waktu menyusui, setelah selesai, dipisah kembali. Ibu dan bayi
diberi pengobatan oral diaminodiphenyl sulfone.
15. Diare oleh sebab infeksi bacterial Ibu yang menderita diare oleh bakteri boleh
menyusui bayinya setelah lebih dahulu si Ibu diberi pengobatan.
16. Diabetes mellitus
Penderita diabetes mellitus dibolehkan menyusui bayinya.
17. Hypertyroidisme
Ibu penderita hypertyroidisme boleh menyusui bayinya, asal saja kadar T4 dan TSH
dalam darah bayi diukur secara berkala.
18. Psikosis
Ibu yang menderita psikosis tidak dianjurkan menyusui bayinya oleh karena
dikhawatirkan bayi mendapat perlakuan buruk.
19. Ibu bekerja
Penyebab utama penyapihan bayi adalah ibu yang aktif bekerja. Sebaiknya diberi
kesempatan pada si Ibu untuk menyusui bayinya ditempat ia bekerja.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari uraian diatas kita tahu bahwa, bila ditinjau menurut ilmu kesehatan
khususnya ilmu kebidanan yang mempelajari tentang bagaimana proses pertama
kehamilan sampai bayi lahir bahwa kadang kala sang ibu mengambil tindakan yang
kurang tepat dalam merawat bayinya baik masih dalam kandungan maupun setelah
melahirkan. Jadi makalah ini membahas tentang bagaimana cara sang ibu merawat
bayinya, merawat dirinya demi kesehatan sang bayi.
Pada saat menyusui sangat dilarang untuk memberikan susu selain ASI
kepada sang bayi. Karena ASI sangat baik untuk kesehatan sang bayi, kecuali
disebabkan oleh hal seperti sakitnya sang ibu yang ASI nya tidak bisa di minum oleh
bayinya.
Makalah ini juga membahas tentang problema menyusui dan penanganannya.
B. Saran
Keberhasilan program laktasi harus didukung oleh kemauan dan adanya pengetahuan ibu,
petugas kesehatan, dan kelonggaran dari instansi tempat bekerja bagi ibu yang bekerja. Problema
yang timbul harus diatasi bersama dalam rangka mendapatkan generasi mendatang yang
sempurna fisik dan mental.