Titrimetri
1. Judul Praktikum
Metode Pengujian Oksigen Terlarut dalam Air dengan Metode Titrimetri
2. Hari / Tanggal Parktikum
Sabtu, 26 November 2011
3. Maksud
Metode pengjujian ini dimaksudkan sebagai pegangan dalam
pelaksanaan pengujian kadar oksigen terlarut (O2) dalam air.
4. Tujuan
Tujuan metode pengujian ini adalah untuk memperoleh kadar oksigen
terlarut (OT) dalam air.
5. Ruang Lingkup
Lingkup pengujian meliputi :
Cara pengujian kadar OT yang terdapat dalam air yang tidak
berwarna
Penggunaan metode Winkler dengan alat buret atau alat titrasi lain
6. Pengertian
Beberapa pengertian yang berkaitan dengan pengujian ini :
Oksigen terlarut adalah banyaknya oksigen yang terlarut dalam air
yang dinyatakan sebagai mg/L
Larutan induk adalah larutan baku kimia yang dibuat dengan kadar
tinggi dan akan digunakan untuk membuat larutan baku dengan
kadar yang leih rendah.
Larutan baku adalah larutan yang mengandung kadar yang sudah
diketahui secara pasti dan langsung digunakan sebagai pembanding
dalam pengujian.
7. Prinsip
iodium
(I2)
yang
ekivalen dengan
oksigen
terlarut.
Iodium
yang
lebih
akurat.
Sedangkan
cara DO
meter,
harus
2. Metoda elektrokimia
Cara penentuan oksigen terlarut dengan metoda elektrokimia adalah
cara langsung untuk menentukan oksigen terlarut dengan alat DO meter.
Prinsip kerjanya adalah menggunakan probe oksigen yang terdiri dari
katoda dan anoda yang direndam dalam larutan elektrolit. Pada alat DO
meter, probe ini biasanyamenggunakan katoda perak (Ag) dan anoda timbal
(Pb). Secara keseluruhan, elektroda ini dilapisi dengan membran plastik
yang bersifat semi permeable terhadap oksigen. Reaksi kimia yang akan
terjadi adalah
Katoda : O2 + 2 H2O + 4e ==> 4 HOAnoda : Pb + 2 HO- ==> PbO + H20 + 2e
Standar Oksigen Terlarut
Kandungan oksigen terlarut (DO) minimum adalah 2 ppm dalam keadaan
normal dan tidak tercemar oleh senyawa beracun. Idealnya, kandungan oksigen
terlarut dan tidak boleh kurang dari 1,7 ppm selama waktu 8 jam dengan
sedikitnya
pada
menetapkan
tingkat
bahwa
kejenuhan
kandungan
sebesar
oksigen
70
terlarut
(HUET,
adalah
1970).
ppm
KLH
untuk
2. Proses reduksi oleh zat-zat yang dihasilkan baktri anaerob dari dasar
perairan.
3. Proses pernapasan orgaisme yang hidup di dalam air, terutama pada malam
hari.
Pencemaran air (terutama yang disebabkan oleh bahan pencemar organik)
dapat mengurangi persediaan oksigen terlarut. hal ini akan mengancam
kehidupan organisme yang hidup di dalam air. Semakin tercemar, kadar
oksigen terlerut semakin mengecil. Untuk dapat mengukur kadar oksigen
terlarut, dilakukan dengan metode Winkler
Semakin besar nilai DO pada air, mengindikasikan air tersebut memiliki
kualitasyang bagus. Sebaliknya jika nilai DO rendah, dapat diketahui bahwa air
tersebut telahtercemar. Pengukuran DO juga bertujuan melihat sejauh mana
badan air mampumenampung biota air seperti ikan dan mikroorganisme.
Selain itu kemampuan air untuk membersihkan pencemaran juga
ditentukan olehbanyaknya oksigen dalam air. Oleh sebab pengukuran
parameter ini sangat dianjurkandisamping paramter lain seperti BOD dan
COD.Di
dalam
air,
oksigen
memainkan
peranan
dalam
menguraikan
metabolisme.
Dengan
adanya
oksigen
dalam
air,
bahan organik dan anorganik dalam proses aerobik. Sumber utama oksigen
dalam suatu perairan berasal dari suatu proses difusi dari udara bebas dan
hasil fotosintesis organisme yang hidup dalam perairan tersebut (SALMIN,
2000).
9. Alat dan Bahan
9.1
Alat alat :
Batang pengaduk
Buret 50 ml
Corong kaca
Botol timbang
Neraca analitis
Spatula
Botol semprot
1000 mL
Tabung reaksi
Pipet ukur 10 mL
Filler
Pipet seukuran 1 mL
Rak tabung
Pipet tetes
Larutan
9.2
Bahan
Larutan
tiosulfat 0,025 N
alkali-iodida-
azida
Indikator
KI
Asam
kanji
Sulfat
K2Cr2O7
PROSEDUR KERJA
(H2SO4)
pekat
(amilum) 2 %
natrium
DATA PENGAMATAN
Analisa Pendahuluan :
Sampel Air Keran : Cair, tidak berwarna, dan tidak berbau
Larutan MnSO4
: Cair, tidak berwarna, dan tidak berabu
berbau asam
Larutan Na2S2O3 : Cair, tidak berwarna, dan tidak berbau
Larutan kanji
: Cair, sedikit keruh, dan tidak berbau
Ke
dalam Sampel + MnSO4 : tidak terjadi
1.
(MnSO4)
dibawah
permukaan cairan
Kemudian
2.
iodida-azida
dengan
yang
Botol
lain.
kembali
pipet
ditutup
dengan
hati-hati
untuk
coklat pucat
mencegah
terperangkapnya
luar,
udara
kemudian
dengan
dari
dikocok
membalik-balikkkan
Biarkan
3.
15 menit.
tak berwarna.
Larutan sampel + H2SO4 pekat :
4.
ml
Tambahkan
H2SO4
dinding
pekat
bagian
melalui
dalam
dari
kekuningan
leher botol
5.
sehingga
kekuningan transparan
Botol
semua
endapan
Iodine
6.
dihasilkan
dari
yang
kegiatan
larutan
0,025
natrium
sehingga
Tambahkan
7.
natrium
dilanjutkan
transparan
tiosulfat
sehingga
8.
Selisih 2
biru-ungu pekat
Dititasi kembali : menjadi tak
berwana
warna
biru hilang.
Titrasi ke
II
Vol. Akhir
1 19,
(mL)
8,71
44
Vol. Awal
1 18,
(mL)
8,00
71
Vol.
0, 0,7
Pemakaian
71
3
(mL)
Vol. Rata 0,72
rata (mL)
Data Titrasi Penetapan Kenormalan
Larutan Na2S2O3
Titrasi ke
Vol. Akhir
(mL)
Vol. Awal
(mL)
Vol.
Pemakaian
(mL)
Vol. Ratarata (mL)
2
0,20
0
0,00
2
0,20
32,
42
12,
20
20,
22
20,21
11.
II
Persamaan Reaksi
11.1 Penentuan kadar OT dalam air
Mn2+
+
2 OH
Mn(OH)2
2 Mn(OH)2
+
O2
2 MnO2 + 2 H20
I2
2 S2O32
(Larutan Na2S2O3)
S4O62-
+
(Larutan Na2S4O6)
2 I-
(Senyawa NaI)
11.2 Penetapan Kenormalan Larutan Standar Na2S2O3 Oleh Larutan Baku K2Cr2O7
MnCI2 + NaOH ==> Mn(OH)2 + 2 NaCI
Mn(OH)2 + I2 + 2 KOH
Daftar Pustaka
DO)
(http://id.wikipedia.org).
(http://www.scribd.com/doc/7777351/Pencemaran-lingkungan).
(http://www.scribd.com/doc/44828448/Laporan-Kmia-Analisa-Air-