Anda di halaman 1dari 72

KITAB SHOLAT

panduan fiqih sholat dilengkapi dalil


Al Qur an , Hadits
dan
Atsar
JARINGAN dalil
SEKOLAH
BIAS
INDONESIA

KITAB SHOLAT
panduan fiqih sholat
dilengkapi dalil dalil
Al Qur an , Hadits
dan Atsar

2014

M A J E L I S P E N G A J I A N A L Q U R A N ( M PA Q ) I N D O N E S I A

KITAB SHOLAT
Hadits dan Atsar

panduan fiqih sholat dilengkapi dalil dalil Al Qur an ,

SHALAT
Hukum Shalat, Hikmahnya, dan Keutamaanya

1.

Hukum shalat
Shalat adalah kewajiban dari Allah Taala kepada setiap orang Mukmin, sebab
Allah Taala memerintahkannya dalam banyak sekali firman-firman-Nya. Allah
Taala berfirman,

Maka didirikan shalat, sesungguhnya shalat adalah kewajiban yang


ditentukan waktunya atas orang-orang yang beriman.(An-Nisa:103).
Allah Taala berfirman,

Peliharalah segala shalat, dan (peliharalah) shalat wusthaa.(Al


Baqarah:238).
Rasulullah Shallallahu Alai wa sallam menjadikan shalat sebagai kaidah kedua
di antara kelima kaidah islam. Beliau bersabda,


.










Islam itu dibangun diatas lima (kaidah): Kesaksian bahwa tidak ada Tuhan
yang berhak disembah kecuali Allah dan bahwa Muhammad adalah utusan
Allah, mendirikan shalat, membayar zakat, haji ke Baitullah, dan puasa di
bulan Ramadhan.(Diriwayatkan Al-Bukhari).
Orang yang meninggalkan shalat harus dibunuh berdasarkan hukum syari
dan orang yang meremehkannya adalah fasik.
2. Hikmah shalat

47

Diantara hikmah diwajibkannya shalat bahwa shalat itu membersihkan


jiwa, menyucikannya, mengkondisikan seorang hamba untuk munajat kepada
Allah Taala di dunia dan berdekatan dengan-Nya di akhirat, serta melarang

KITAB SHOLAT
Hadits dan Atsar

panduan fiqih sholat dilengkapi dalil dalil Al Qur an ,

pelakunya dari mengerjakan perbuatan keji dan kemungkaran. Allah Taala


berfirman,

Dan didirikan shalat, sesungguhnya shalat itu mencegah dari (perbuatanperbuatan) keji dan mungkar.(Al-Ankabut:45)

3. Keutamaan shalat
Penjelasan tentang keutamaan shalat, dan begitu tinggi nilainnya, maka
cukup dengan membaca hadits-hadits berikut:
Sabda Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam,

Pokok segalasesuatu ialah Islam, tiangnya ialah shalat, dan puncaknya ialah
jihad di jalan Allah.(Diriwayatkan Muslim).
Sabda Rasulullah Sallallahu Alaihi wa Sallam,

Jarak
antara
seseorang
dengan
kekafiran
shalat.(Diriwayatkan Muslim).
Sabda Rasulullah Sallallahu Alaihi wa Sallam,

ialah

meninggalkan

Aku diperintahkan memerangi manusia hingga merekabersaksi bahwa tidak


ada Tuhan yang berhak disembah kecuali Allah, Muhammad adalah utusan
Allah, mendirikan shalat, dan membayar zakat. Jika mereka melakukan itu
47 semua, maka darah mereka dan harta mereka terlindungi dariku kecuali
dengan hak Islam, dan perhitungan mereka sepenuhnya pada Allah Azza wa
Jalla.(Muttafaq Alaih).
Sabda Rasulullah Sallallahu Alaihi wa Sallam ketika ditanya tentang amal
perbuatan apa yang paling utama, maka beliau bersabda,

KITAB SHOLAT
Hadits dan Atsar

panduan fiqih sholat dilengkapi dalil dalil Al Qur an ,

Shalat pada waktunya.(Diriwayatkan Muslim).


Sabda Rasulullah Sallallahu Alaihi wa Sallam,

Perumpamaan shalat-shalat lima waktu adalah seperti air tawar yang


melimpah di pintu rumah salah seorang dari kalian di mana ia mandi di
dalamnya lima kali dalam setiap hari, maka bagaimana menurut kalian apakah
masih tersisa sedikit pun kotoran padanya? Para sahabat menjawab,Tidak
tersisa. Rasulullah Sallallahu Alaihi wa SallaM bersabda,Sesungguhnya shalat
lima waktu itu menghilangkan dosa-dosa sebagaimana air menghilang
kotoran. (Diriwayatkan Muslim).
Sabda Rasulullah Sallallahu Alaihi wa Sallam,




Barang siapa berwudhu kemudian ia memperbaiki wudlunya, kemudian sholat
dengan menyempurnakan rukunya dan sujudnya dihapus dosa-dosa antara
shalat yang lain , selama tidak mengerjakan dosa besar.(Diriwayatkan Ahmad
dan lain-lain. Hadits ini hasan).

Pembagian Sholat Fardhu, Snnah, dan Naf


1. Shalat fardhu
Shalat fardhu ialah shalat lima waktu, yaitu Dhuhur, Ashar, Maghrib, Isya,
dan subuh, karena Rasulullah Sallallahu Alaihi wa Sallam bersabda,

47

KITAB SHOLAT
Hadits dan Atsar

panduan fiqih sholat dilengkapi dalil dalil Al Qur an ,

Lima shalat. Diwajibkan Allah kepada para hamba. Barangsiapa


mengerjakannya tanpa menyia-nyiakan sedikit pun daripadanya karena
bermaksud meremehkan haknya maka ia mempunyai jaminan di sisi Allah
bahwa Dia memasukkannya ke surga. Barangsiapa tidak mengerjakannya, ia
tidak mempunyai jaminan di sisi Allah, jika Dia menghendaki maka
menyiksakannya,
dan
jika
tidak
menghendaki
maka
Dia
mengampuninya.(Diriwayatkan Ahmad dan lain sebagainya).

2. Shalat Sunnah
Shalat Sunnah ialah shalat Witir, shalat sebelum shalat Shubuh, shalat Idul
Fitri, Shalat Idul Adha, Shalat Gerhana, dan shalat Istisqa. Semua shalat
tersebut adalah shalat-shalat sunnah muakkadah.
Selain shalat-shalat diatas ialah shalat Tahiyatul Masjid, shalat-shalat rawatib,
shalat dua rakaat setelah wudlu, shalat Dhuha, shalat Tarawih, dan qiyamul
Lail. Ini semua dinamakan shalat-shalat sunnah muakkadah.

3. Naf
Sahalat Naf ialah selain shalat-shalat sunnah muakkadah, dan selain shalatshalat sunnah tidak muakkadah, yaitu shalat mutlak lain yang dikerjakan di
malam hari, dan siang hari.

Syarat-syarat Shalat
1. Syarat-syarat Wajibnya Shalat
1).
Muslim. Jadi, shalat tidak diwajibkan kepada orang kafir, karena
didahulukannya dua kalimat syahadat adalah syarat dalam perintah shalat,
berdasarkan dalil-dalil berikut:
Sabda Rasulullah Sallallahu Alaihi wa Sallam,

Aku diperintahkan memerangi manusia hingga mereka bersaksi bahwa tidak


ada Tuhan yang berhak disembah kecuali Allah, Muhammad adalah utusan
Allah, mendirikan shalat, dan membayar zakat,(Muttafaq Alaih).
Sabda Rasulullah Sallallahu Alaihi wa Sallam kepada Muadz bin Jabal
47 Radhiyallahu Anhu,

KITAB SHOLAT
Hadits dan Atsar

panduan fiqih sholat dilengkapi dalil dalil Al Qur an ,

Maka ajaklah mereka agar mereka bersaksi bahwa tidak ada tuhan yang
berhak disembah kecuali Allah dan sesungguhnya Muhammad adalah utusan
Allah. Jika mereka taat kepadamu dalam hal tersebut, maka beritahukanlah
kepada mereka bahwa Allah mewajibkan lima shalat kepada mereka dalam
sehari dan semalam.(Diriwayatkan Al Bukhari).
2).
Berakal. Jadi shalat tidak diwajibkan kepada orang gila, karena
Rasulullah Sallallahu Alaihi wa Sallam bersabda,

Pena telah diangkat dari tiga orang: Dari orang tidur hingga ia bangun, dari
anak kecil hingga ia bermimpi, dan dari orang gila hingga ia
berakal.(Diriwayatkan Abu Daud dan Al-Hakim ).
3).
Baligh. Jadi shalat tidak diwajibkan anak kecil hingga ia baligh, karena
Rasulullah Sallallahu Alaihi wa Sallam bersabda, sebagaimana sabdanya
diatas.
Hanya saja anak kecil tetap harus diperintahkan shalat agar ia menyukainya,
karena Rasulullah Sallallahu Alaihi wa Sallam bersabda,

Suruh anak-anak kalian mengerjakan shalat jika mereka mencapai usia tujuh
tahun, pukullah mereka jika tidak mengerjakannya pada usia sepuluh tahun,
dan pisahkan mereka di kamar tidurnya.(Diriwayatkan At-Tirmidzi dan ia
meng-hasan-kannya).
4).
Waktunya telah tiba. Jadi shalat tidak diwajibkan sebelum waktunya
tiba, karena dalil-dalil berikut:
Firman Allah Taala,






47






Maka dirikanlah shalat, sesungguhnya shalat adalah kewajiban
ditentukan waktunya atas orang-orang yang beriman.(An-Nisa:103).

yang

panduan fiqih sholat dilengkapi dalil dalil Al Qur an ,

KITAB SHOLAT
Hadits dan Atsar



:







.



47
Malaikat jbril turun kemudian mengajari Rasulullah Sallallahu Alaihi wa Sallam
waktu-waktu shalat. Malaikat Jibril berkata kepada beliau,Berdirilah dan
shalatlah! Rasulullah Sallallahu Alaihi wa Sallampun mengerjakan shalat
Dhuhur ketika matahari telah bergeser dari tengah-tengah langit. Pada waktu
Ashar, Malaikat Jibril datang lagi kepada Rasulullah Sallallahu Alaihi wa Sallam

KITAB SHOLAT
Hadits dan Atsar

panduan fiqih sholat dilengkapi dalil dalil Al Qur an ,

dan berkata, Berdirilah dan shalatlah! Rasulullah Sallallahu Alaihi wa Sallam


pun mengerjakan salat Ashar ketika bayangan segala sesuatu persis seperti
aslinya. Pada waktu Maghrib, Malaikat Jibril datang lagi kepada Rasulullah
Sallallahu Alaihi wa Sallam dan berkata kepada beliau, Berdirilah, dan
shalatlah! Rasulullah Sallallahu Alaihi wa Sallam pun mengerjakan shalat
Maghrib ketika matahari telah terbenam. Ketika waktu Isya telah tiba, Malaikat
Jibril datang lagi kepada Rasulullah Sallallahu Alaihi wa Sallam dan berkata
kepada beliau, Berdirilah, dan shalatlah! Rasulullah Sallallahu Alaihi wa
Sallam pun mengerjakan shalat isya ketika sinar merah matahari telah hilang.
Ketika fajar telah terbit Malaikat Jibril datang lagi kepada Rasulullah Sallallahu
Alaihi wa Sallam dan berkata kepada beliau, Berdirilah dan shalatlah!
Rasulullah Sallallahu Alaihi wa Sallam pun mengerjakan shalat Shubuh ketika
fajar telah menyingsing. Ke esok harinya Malaikat Jibril pun datang lagi kepada
Rasulullah Sallallahu Alaihi wa Sallam dan memerintahkan hal yang sama
kepada beliau. Setelah itu, malaikat Jibril berkata, Waktu shalat ialah di antara
kedua waktu tersebut. (Diriwayatkan Ahmad dan An Nasai).
5).
Bersih dari darah haid, dan darah nifas. Jadi shalat tidak diwajibkan
kepada wanita yang sedang menjalani masa haid dan wanita yang menjalani
masa nifas, himgga kedua bersih dari kedua darah tersebut, karena Rasulullah
Sallallahu Alaihi wa Sallam bersabda,

Jika masa haidmu tiba, maka tinggalkan shalat.(Muttafaq Alaih).

2. Syarat-syarat Sahnya Shalat


1). Bersih dari hadats kecil, maksudnya dengan wudhu, dan bersih dari hadats
besar maksudnya dengan mandi jinabat, serta bersih dari kotoran maksudnya
najis baik itu di pakaian atau di badan, atau di tempat shalatnya, karena
Rasulullah Sallallahu Alaihi wa Sallam bersabda,

Allah tidak menerima shalat tanpa bersuci.( Diriwayatkan Muslim).


2).
Menutup aurat, karena Allah Taala berfirman,

47

Hai anak Adam, pakailah pakaian kalian yang indah di setiap (memasuki)
masjid.(Al-Araaf:31).
Jadi tidak sah shalatnya orang yang terbuka auratnya, sebab hiasan dalam
pakaian ialah pakaian yang menutup aurat.
Aurat laki-laki ialah antara tali pusarnya sampai kedua lututnya. Sedang aurat
wanita ialah seluruh tubuh selain wajah dan kedua telapak tangannya, karena
Rasulullah Sallallahu Alaihi wa Sallam bersabda,

KITAB SHOLAT
Hadits dan Atsar

panduan fiqih sholat dilengkapi dalil dalil Al Qur an ,

Allah tidak menerima shalatnya wanita kecuali dengan kerudung.


(Diriwayatkan Abu Daud dengan sanad yang baik).
Rasulullah Sallallahu Alaihi wa Sallam pernah ditanya tentang shalatnya
wanita dengan menggunakan mukena, dan kerudung tanpa kain luar, maka
beliau bersabda,









Jika mukena menutupi bagian luar kedua telapak kakinya,maka boleh.
(Diriwayatkan Muslim).
3).
Menghadap kiblat, sebab shalat tidak sah tanpa menghadap kiblat,
karena Allah Taala berfirman,

Dan di mana saja kalian berada, palingkanlah muka kalian ke arahnya. (AlBaqarah: 144).
Hanya saja orang yang tidak bisa menghadap kiblat karena takut, atau sakit,
atau karena sebab lain, maka syarat menghadap kiblat gugur daripadanya.
Musafir diperbolehkan pindah arah diatas kendaraannya sesuai dengan ke
mana kendaraanya mengarah, kearah kiblat, atau tidak.






- -

Rasulullah Sallallahu Alaihi wa Sallam shalat di atas hewan kendaraanya dalam


kepulangannya dari Makkah ke Madinah kemana pun hewan kendaraanya
mengarah. (Diriwayatkan Muslim).

Hal-hal Yang Diwajibkan, Disunnahkan, dan Dimakruhkan


di dalam Shalat, serta Pembatal-pembatal dan Hal-hal
Yang Di perbolehkan di dalamnya
1) Hal-hal Yang Diwajibkan dalam shalat
Hal-hal yang diwajibkan pada shalat ialah sebagai berikut:
1).
Berdiri pada shalat wajib bagi orang yang mampu berdiri. Jadi shalat
wajib tidak sah dengan duduk bagi orang yang mampu berdiri, karena dalildalil berikut:
Firman Allah Taala,

47

Berdirilah karena Allah (dalam shalatmu) dengan khusyu.(Al- Baqarah:


238)
Sabda Rasulullah Sallallahu Alaihi wa Sallam kepada Imran bin Husain,

KITAB SHOLAT
Hadits dan Atsar

panduan fiqih sholat dilengkapi dalil dalil Al Qur an ,

Shalatlah dengan berdiri. Jika engkau tidak bisa berdiri maka dengan duduk.
Jika engkau tidak bisa duduk, maka dengan berbaring. (Diriwayatkan AlBukhari).
2).
Niat, yaitu keinginan hati untuk menunaikan shalat tertentu, karena
Rasulullah Sallallahu Alaihi wa Sallam bersabda,





Sesungguhnya semua amal perbuatan itu harus dengan niat.

3).
Takbiratul Ihram dengan mengatakan,
Rasulullah Sallallahu Alaihi wa Sallam bersabda,

Allahu

Akbar,

karena

kunci shalat ialah bersuci, pengharamnya ialah takbir, dan penghalalnya


ialah salam. (Diriwayatkan Abu Daud dan At-Tirmidzi. Al Hakim men-shahihkan hadits ini).
4).
Membaca surat Al-Fatihah, karena Rasulullah Sallallahu Alaihi wa
Sallam bersabda,

Tidak ada shalat bagi orang yang tidak membaca Al-Fatihah.(Diriwayatkan


Al-Bukhari).
Hanya saja, kewajiban membaca surat Al-Fatihah menjadi gugur bagi
makmum jika imam membacanya dengan jahriyah (suara keras), karena ia
diperintahkan diam terhadap bacaan imam berdasarkan firman Allah Taala,

Dan apabila dibacakan Al-Quran, maka dengarkanlah baik-baik, dan


perhatikanlah dengan tenang agar kalian mendapat rahmat.(Al-Araaf:204).
Rasulullah Sallallahu Alaihi wa Sallam bersabda,

Jika imam telah bertakbir maka takbirlah kalian, dan jika ia telah membaca
maka diamlah kalian.(Diriwayatkan Muslim).
Jika imam membaca surat Al-Fatihah dengan sirriyah (tidak keras), maka
47 makmum wajib membacanya.
5).
Ruku.
6).
Mengangkat kepala dari ruku, Rasulullah Sallallahu Alaihi wa
Sallam bersabda,

KITAB SHOLAT
Hadits dan Atsar

panduan fiqih sholat dilengkapi dalil dalil Al Qur an ,



Kemudian rukulah engkau hingga ia tenang dalam keadaan ruku, kemudian
angkat kepalamu hingga engkau berdiri dalam keadaan tegak.(Diriwayatkan
Al-Bukhari).
7).
Sujud.
8).
Mengangkat kepala dari sujud, karena Rasulullah Sallallahu Alaihi wa
Sallam bersabda,

Kemudian sujudlah hingga engkau tenang dalam keadaan sujud, kemudian


angkatlah
kepalamu
hingga
engkau
tenang
dalam
keadaan
duduk.(Diriwayatkan Al-Bukhari).
Allah Taala berfirman,

Hai orang-orang yang beriman, rukulah kalian, dan sujudlah kalian.(Al-Hajj:


77).
9).
Thumaninah(tenang) ketika ruku, sujud, berdiri dan duduk, karena
Rasulullah Sallallahu Alaihi wa Sallam bersabda,

Hingga engkau merasa tenang.


Rasulullah Sallallahu Alaihi wa Sallam menyebutkan tentang thumaninah
(tenang) pada ruku, sujud, duduk, dan berdiri tegak ketika berdiri.
Hakiki thumaninah ialah orang yang ruku, sujud, duduk, dan berdiri bertahan
pada kondisinya untuk beberapa lamanya yaitu selama ia membaca
subhanallah satu kali. Jika ia menambah thumaninahnya lebih dari ukuran
waktu tersebut, hukumnya sunnah.
10).Salam.
11).Duduk untuk salam. Jadi seseorang tidak boleh keluar dari shalat tanpa
salam, dan tidak boleh mengucapkan salam kecuali dalam keadaan duduk,
karena Rasulullah Sallallahu Alaihi wa Sallam bersabda,

47

Kunci shalat ialah bersuci, pengharamanya ialah takbir, dan penghalalnya


ialah salam.(Diriwayatkan Abu Daud, dan At-Tirmidzi. Al-Hakim men-sahihkan hadits ini).
12).Urut dalam mengerjakan rukun-rukun shalat. Jadi ia tidak boleh membaca
Al-Fatihah sebelum melakukan takbiratul ihram, atau tidak boleh sujud

KITAB SHOLAT
Hadits dan Atsar

panduan fiqih sholat dilengkapi dalil dalil Al Qur an ,

sebelum ruku, sebab struktur shalat itu diambil dari Rasulullah Sallallahu
Alaihi wa Sallam dan seperti yang beliau ajarkan kepada para sahabat.
Rasulullah Sallallahu Alaihi wa Sallam bersabda,

Shalatlah kalian seperti kalian melihatku shalat.(Diriwayatkan Al-Bukhari).

2) Hal-hal Yang disunnahkan dalam Shalat


Sunnah-sunnah shalat itu ada dua yaitu muakkadah seperti wajib, dan sunnah
tidak muakkadah seperti sunnah.
Sunnah-sunnah muakkadah ialah sebagai berikut:
1) Membaca satu surat, atau satu atau dua ayat dari surat Al-Quran setelah
membaca Al-Fatihah di shalat Shubuh, di dua rakaat pertama shalat dhuhur,
dua rakaat pertama shalat asar, dua rakaat pertama shalat maghrib, dan
dua rakaat pertama Isya, karena diriwayatkan bahwa Rasulullah Sallallahu
Alaihi wa Sallam membaca Ummul Kitab (Al-Fatihah) dan dua surat pada
shalat dhuhur, dan pada dua rakaat berikutnya dengan Ummul Kitab (AlFatihah) saja Kadang-kadang beliau memperdengarkan Al-Quran kepada
para sahabat (dalam shalatnya). (Muttafaq Alaih).
2) Membaca, Samiallahu liman hamidah, rabbana lakal hamdu (Allah
mendengar orang yang memujinya, wahai Tuhan kami, bagi-Mu segala
pujian), bagi imam atau orang yang shalat sendirian. Dan membaca,
Rabbana lakal hamdu, bagi makmum, karena Abu Hurairah Radhiyallahu
Anhu berkata bahwa Rasulullah Sallallahu Alaihi wa Sallam membaca,
Samiallahu liman hamidah,ketika mengangkat punggungnya dari ruku,
kemudian beliau berkata ketika telah berdiri, Rabbana lakal hamdu,
Juga karena Rasulullah Sallallahu Alaihi wa Sallam bersabda,

Jika imam berkata, Allah mendengar orang yang memuji-Nya, maka


kataakan,Ya Allah Tuhan kami, untuk-Mu segala pujian.(diriwayatkan
Muslim).
3) Membaca, Subhaana rabbiyal adzim (Mahasuci Allah Yang Maha agung,
tiga kali ketika ruku, dan membaca, Subhaana rabbiyal ala (Mahasuci Allah
Yang Mahatinggi), ketika sujud, karena ketika ayat (

47

) turun kepada Rasulullah Sallallahu Alaihi wa Sallam ,

maka beliau bersabda,

Jadikan bacaan tersebut di ruku kalian .

KITAB SHOLAT
Hadits dan Atsar

panduan fiqih sholat dilengkapi dalil dalil Al Qur an ,


(


) turun,


Rasulullah Sallallahu Alaihi wa Sallam bersabda,








Dan ketika ayat

maka

Jadikan bacaan tersebut di sujud kalian. (Diriwayatkan Ahmad dan Abu


Daud).
4) Takbir kepndahan dari berdiri ke sujud, dari sujud ke duduk, dan dari duduk
ke berdiri, karena hal tersebut dilakukan Rasulullah Sallallahu Alaihi wa
Sallam.
5) Tasyahud awal, tasyahud kedua, dan duduk untuk keduanya.
6) Doa tasyahud ialah,

salam sejahtera, shalawat, dan kebaikan untuk Allah. Salam, rahmat Allah,
dan keberkahan-Nya atasmu, hai Nabi. Juga salam atas kami, dan hambahamba Allah yang shalih. Aku bersaksi bahwa tidak ada tuhan yang berhah
disembuh kecuali Allah saja yang tidak ada sekutu bagi-Nya, dan aku
bersaksi
bahwa
Muhammad
adalah
hamba
Allah
dan
utusanNya.(Diriwayatkan Al-Bukhari dan Muslim).
7) Membaca Al-Fatihah, dan surat dengan suara keras pada shalat-shalat
jahriyah, yaitu di dua rakaat pertama shalat maghrib, dua rakaat pertama
shalat Isya, dua rakaat shalat shubuh. Selain pada rakaat-rakaat tersebut,
Al-Fatihah dan surat dibaca dengan pelan.
8) Membaca Al-Fatihah, dan surat Al-Quan dengan pelan di shalat-shalat
sirriyah.
Ini pada shalat-shalat wajib. Adapun di shalat-shalat sunnah, maka
sunnahnya ialah membaca Al-Fatihah dan surat Al-Qu;an dengan pelan di
shalat-shalat sunnah yang dikerjakan di siang hari,dan dibaca dengan keras
pada shalat-shalat sunnah yang dikerjakan di malam hari. Terkecuali jika
seseorang khawatir bacaannya dengan keras itu menganggu orang, maka ia
disunnahkan membacanya dengan pelan.
9) Mendoakan Rasulullah Sallallahu Alaihi wa Sallam pada tasyahud akhir. Jadi
setelah membaca tasyahud akhir, seseorang membaca,

47

KITAB SHOLAT
Hadits dan Atsar

panduan fiqih sholat dilengkapi dalil dalil Al Qur an ,

Ya Allah, berikan shalawat kepada Muhammad dan keluarganya


sebagaimana Engkau berikan kepada Ibrahim dan keluarganya. Berkahilah
Muhammad dan keluarganya sebagaimana Engkau memberkahi Ibrahim dan
keluarganya.
Sesungguhnya
Engkau
Maha
Terpuji
dan
Mahamulia.(Diriwayatkan Muslim).
Adapun sunnah-sunnah yang tidak muakkadah ialah sebagai berikut:
1) Doa istifah, yaitu doa,

Mahasuci Engkau ya Allah dengan memuji-Mu. Nama-Mu mulia, keagunganMu amat tinggi, dan tidak ada tuhan yang berhak disembah kecuali
Engkau.(Diriwayatkan Muslim).
2) Membaca istiadzah (audzu billahi minasysyaithanir rajim) pada rakaat
pertama, dan basmalah dengan suara pelan pada setiap rakaat, karena
Allah Taala berfirman,

Apabila kamu membaca Al-Quran, hendaklah kamu meminta perlindungan


kepada Allah dari syetan yang terkutuk.(An-Nahl:98).
3) Mengangkat kedua tangan hingga dekat dengan dua pundaknya ketika
takbiratul ihram, ruku, berdiri dari ruku, dan berdiri setelah rakaat kedua,
karena Abdullah Bin Umar Rodhiyallahu Anhuma berkata,



47

Jika Rasulullah Sallallahu Alaihi wa Sallam berdiri untuk shalat, beliau


mengangkat kedua tangannya hingga dekat dengan kedua pundaknya,
kemudian takbir . Jika beliau ingin ruku, beliau mengangkat kedua
tangannya seperti itu, dan jika ingin mengangkat kepalanya dari ruku maka
mengangkat kedua tanganya seperti itu, sambil berkata,Samiallahu liman
hamidah, rabban lakal hamdu(Allah mendengar siapa saja yang memuji-Nya,
wahai Tuhan kami, segala pujian bagi-Mu.(Muttafaq Alaih).

KITAB SHOLAT
Hadits dan Atsar

panduan fiqih sholat dilengkapi dalil dalil Al Qur an ,

4) Membaca ,Aamiin, setelah membaca Al-Fatihah karena diriwayatkan bahwa


jika Rasulullah Sallallahu Alaihi wa Sallam usai membaca,Ghairil Maghdzubi
alaihim waladzdzallin. Maka beliau berkata,Aamiin, dengan mengeraskan
suaranya. (Diriwayatkan At-Tirmidzi dan ia meng-hasan-kannya).
Juga karena Rasulullah Sallallahu Alaihi wa Sallam bersabda,



}

















{

Jika iman berkata, Ghairil Maghdzubi alaihim waladzdzallin, maka katakan,


Amiin, karena barangsiapa ucapannya bertepatan dengan ucapan para
malaikat, mka dosa-dosa masa lalunya diampuni. (Diriwayatkan Al-Bukhari).
5) Memanjangkan bacaan surat setelah Al-Fatihah di shalat Shubuh,
meringankan (memperpendek) bacaan surat setelah Al-Fatihah di shalat
ashar dan shalat maghrib, serta membacanya dengan sedang di shalat
Dhuhur dan Isya .




Diriwayatkan bahwa Umar bin Khaththab Radhiyallahu Anhu menulis surat
kepada Abu Musa Al-Asyari, dan dalam suratnya Umar bin Khaththab
berkata, : Hendaklah engkau baca surat panjang dishalat Shubuh, bacalah
surat pertengahan di shalat Dhuhur, dan bacalah surat pendek di shalat
Maghrib. (Diriwayatkan At-Tirmidzi).
6) Berdoa di antara dua sujud. Doanya ialah,

Ya Tuhan, ampunilah aku, sayangilah aku, berilah aku kesehatan, berilah


aku petunjuk, dan berilah aku rizki.
Karena diriwayatkan bahwa Rasulullah Sallallahu Alaihi wa Sallam membaca
doa tersebut di antara dua sujudnya. (Diriwayatkan At-Tirmidzi).
47 7) membaca doa qunut di rakaat terakhir shalat Shubuh, atau rakaat terakhir
shalat witir setelah membaca surat atau setelah mengangkat kepala dari
ruku.(Diriwayatkan At-Tirmidzi, An-Nasai, dan lain lain).
Doa qunut adalah sebagai berikut,

KITAB SHOLAT
Hadits dan Atsar

panduan fiqih sholat dilengkapi dalil dalil Al Qur an ,






Ya Allah, berilah aku petunjuk kepada orang yang telah Engkau beri
petunjuk, berilah aku kesehatan bersama orang yang Engkau beri
kesehatan, angkatlah aku bersama orang yang Engkau angkat, berkahilah
apa yang telah Engkau berikan kepadaku, jagalah aku dan palingkan dari
keburukan apa yang telah Engkau putuskan , karena Engkau memutuskan
dan keputusan itu tidak diputuskan terhadapMu. Sesungguhnya tidak hina
orang yang Engkau cintai, dan tidak mulia orang yang Engkau musuhi. Ya
Allah, Engkau Mahamulia,dan Mahatinggi. Ya Allah, aku berlindung diri
kepada-Mu dengan keridhaan-Mu dari kemurkaan-Mu, dengan maaf-Mu dari
hukuman-Mu, dan dengan-Mu dari-Mu. Aku tidak bisa menghitung sanjungan
terhadap-Mu, karena Engkau sebagaimana yang Engkau sanjungkan kepada
diri-Mu.
8) Bentuk duduk yang diriwayatkan dari Rasulullah Sallallahu Alaihi wa Sallam
ialah iftirasy pada semua duduk, dan tawarruk di duduk terakhir.
Iftirasy ialah duduk di atas bagian dalam kaki kiri, dan menegakkan kaki
kanan.
Tawarruk ialah menjadikan bagian bawah kaki kiri di bawah paha kanan,
meletakkan pantatnya di atas tanah, menegakkan kaki kanan, meletakkan
tangan kiri diatas lutut kiri sedang jari dalam keadaan membentang, dan
member isyarat dengan jari telunjuk sambil digerak-gerakkan ketika
membaca tasyahud, karena diriwayatkan bahwa jika Rasulullah Sallallahu
Alaihi wa Sallam duduk di tasyahud maka beliau meletakkan tangan kananya
di atas paha kanan, dan tangan kirinya di atas paha kiri, member isyarat
dengan jari telunjuknya, dan pandangan matanya tidak melewati isyarat jari
telunjuknya.(Diriwayatkan Muslim).
47 9) Meletakkan kedua tangan di atas dada, dan tangan kanan di atas tangan kiri,
karena karena dalil-dalil berikut:
a. Ucapan Sahl Radhiyallahu Anhu,Orang-orang diperintahkan meletakkan
tangan kananya di atas lengan kirinya ketika shalat.

KITAB SHOLAT
Hadits dan Atsar

panduan fiqih sholat dilengkapi dalil dalil Al Qur an ,

b. Ucapan Jabir Radhiyallahu Anhu, Rasulullah Sallallahu Alaihi wa Sallam


berjalan melewati orang yang sedang shalat dengan meletakkan tangan
kirinya di atas tangan kananya, kemudian beliau melepaskan tangan
orang tersebut, dan meletakkan tangan kananya di atas tangan
kirinya.(Diriwayatkan Ahmad dengan sanad yang baik).
10) Berdoa ketika sujud, karena Rasulullah Sallallahu Alaihi wa Sallam bersabda,




Ketahuilah bahwa aku dilarang membaca Al-Quran ketika ruku dan sujud.
Adapun dalam posisi ruku, maka agungkan Allah di dalamnya. Adapun
sujud, maka bersungguh-sungguhlah dalam berdoa karena (doa pada saat
tersebut) layak dikabulkan. (Diriwayatkan Muslim).
10) Berdoa di tasyahhud akhir setelah bershalawat untuk Nabi Shallahu Alaihi
wa Sallam dengan doa-doa berikut,

Ya Allah, aku berlindung diri kepada-Mu dari siksa Jahannam, siksa kubur,
fitnah kehidupan sekaligus fitnah kematian, dan fitnah Al-Masih Ad-Dajjal.
(Diriwayatkan Muslim).
12) Memulai salam dengan menoleh ke kanan
13) Salam kedua dengan menoleh ke sebelah kiri, karena diriwayatkan bahwa
Rasulullah Sallallahu Alaihi wa Sallam mengucapkan salam dengan menoleh
ke sebelah kanan, dan sebelah kiri hinggan terlihat warna putih pipinya.
(Diriwayatkan Muslim).
14) Dzikir, dan berdoa setelah salam karena doa-doa berikut:
Tsauban Radhiyallahu Anhu berkata,


47

Jika Rasulullah Sallallahu Alaihi wa Sallam telah selesai shalat maka beliau
istighfar tiga kali, dan berkata,Ya Allah, Engkau sejahtera dan kesejahteraan
dari-Mu. Engkau Mahamulia wahai Dzat yang mempunyai keagungan, dan
kemuliaan.(Diriwayatkan Muslim).

KITAB SHOLAT
Hadits dan Atsar

panduan fiqih sholat dilengkapi dalil dalil Al Qur an ,

Muadz bin Jabal Radhiyallahu Anhu berkata bahwa pada suatu hari
Rasulullah Sallallahu Alaihi wa Sallam memegang tangannya, kemudian
bersabda,

Hai Muadz, sesungguhnya aku pasti mencintaimu. Hai Muadz, aku


wasiatkan kepadamu, hendaklah engkau tidak meninggalkan berdoa di
akhir setiap shalat dengan doa berikut,Ya Allah, bantulah aku dalam dzikir
kepada-Mu, bersyukur kepada-Mu, dan beribadah kepada-Mu dengan
benar.(Diriwayatkan Ahmad, Abu Daud, dan Al-Hakim).
Al-Mughirah bin Syuban Radhiyallahu Anhu berkata bahwa Rasulullah
Sallallahu Alaihi wa Sallam membaca doa berikut pada akhir semua shalat
wajib,



Tidak ada tuhan yang berhak disembah kecuali Allah saja yang tidak ada
sekutu bagi-Nya. Bagi Allah segala kerajaan, bagi-Nya pujian, dan Dia
Mahakuasa atas segala sesuatu. Ya Allah, tidak ada yang bisa memberikan
apa yang Engkau tahan, dan kemuliaan itu tidak akan bermanfaat bagi
pemiliknya, karena kemuliaan itu dari-Mu.(Diriwayatkan Al Bukhari).
Abu Umamah Radhiyallahu Anhu berkata bahwa Rasulullah Sallallahu Alaihi
wa Sallam bersabda













47

Barangsiapa membaca surat kursi di akhir setiap shalat maka tidak ada
yang menghalanginya memasuki surga kecuali mati.(Diriwayatkan AnNasai dan Ath-Thabrani).
Abu Hurairah Radhiyallahu Anhu berkata bahwa Rasulullah Sallallahu Alaihi
wa Sallam bersabda,

KITAB SHOLAT
Hadits dan Atsar

panduan fiqih sholat dilengkapi dalil dalil Al Qur an ,



Barangsiapa membaca tasbih kepada Allah setelah setiap shalat sebanyak
tiga puluh tiga kali, bertakbir sebanyak tiga puluh tiga kali, dan memuji
Allah sebanyak tiga puluh tiga kali yang semuanya berjumlah Sembilan
puluh Sembilan, serta berkata menggenapkannya seratus,Tidak ada tuhan
yang berhak disembah kecuali Allah saja yang tidak ada sekutu bagi-Nya,
bagi-Nya kerajaan, bagi-Nya segala pujian, dan Dia Mahakuasa atas segala
sesuatu,maka dosa-dosanya diampuni kendati dosa-dosanya sebanyak buih
laut. (Diriwayatkan Muslim).
Rasulullah Sallallahu Alaihi wa Sallam memerintah Abu Umamah RA berlindung
kepada Allah dengan doa berikut setelah setiap shalat,

Ya Allah, aku berlindung diri kepada-Mu dari kikir. Aku berlindung diri
kepada-Mu dari pengecut. Aku berlindung diri kepada-Mu dari dikembalikan
ke umur yang paling hina. Aku berlindung kepada-Mu dari fitnah kehidupan.
Dan aku berlindung diri kepada-Mu dari siksa kubur.(Diriwayatkan AlBukhari).

3. Hal-hal Yang Dimakruhkan dalam Shalat


1) Menoleh dengan kepala atau dengan mata karena Rasulullah Sallallahu
Alaihi wa Sallam bersabda,

Menoleh ketika sholat adalah rampasan yang dirampas syetan dari shalat
seorang hamba.(Diriwayatkan Al-Bukhari).
2) Menghadapkan mata ke langit, karena Rasulullah Sallallahu Alaihi wa Sallam
bersabda,




47

KITAB SHOLAT
Hadits dan Atsar

panduan fiqih sholat dilengkapi dalil dalil Al Qur an ,

Kenapa orang-orang menghadapkan mata mereka ke langit dalam shalat


mereka. Hendaklah mereka berhenti, atau (kalau tidak) maka penglihatan
mereka akan diambil.(Diriwayatkan Muslim).
3) Tahashshur, yaitu meletakkan tangan di pinggang, karena Abu Hurairah
Radhiyallahu Anhu berkata

Rasulullah Sallallahu Alaihi wa Sallam melarang shalat dengan meletakkan


tangan di pinggang.(Muttafaq Alaih).
4) Menahan rambut yang menjuntai, atau lengan baju, atau baju, karena
Rasulullah Sallallahu Alaihi wa Sallam bersabda,

Aku diperintahkan sujud di atas tujuh anggota tubuh, dan tidak menahan
rambut, atau pakaian. (Diriwayatkan Muslim).
5) Menganyam jari-jari atau membunyikannya, karena diriwayatkan bahwa
Rasulullah Sallallahu Alaihi wa Sallam melihat seseorang ketika shalat
menganyam jari-jarinya kemudian dilepaskan anyamannya itu oleh beliau,
kemudian beliau bersabda,

Engkau jangan membunyikan jari-jarimu ketika shalat. (Diriwayatkan Ibnu


Majah dengan sanad dhaif, namun sebagian besar ulama mengamalkannya).
6) Mengusap kerikil dari tempat sujud lebih dari sekali, karena dalil-dalil
berikut:
Sabda Rasulullah Sallallahu Alaihi wa Sallam,







Jika salah seorang dari kalian berdiri untuk shalat, maka sesungguhnya
rahmat menghadap kepadanya. Oleh karena itu, ia jangan mengusap kerikil
(di dahi).(Diriwayatkan Abu Daud dan At-Tirmidzi ).
7) Bermain, dan mengerjakan apa saja yang melupakan shalat, dan
menghilangkan kekhusyukan, misalnya bermain-main dengan jenggot, atau
bermain-main dengan pakaian, atau melihat hiasan permadani, atau melihat
hiasan dinding, dan sebagainya, karena Rasulullah Sallallahu Alaihi wa
Sallam bersabda,

47

Tenanglah kalian dalam shalat.(Diriwayatkan Muslim).


8) Membaca surat ketika ruku, atau sujud, karena Rasulullah Sallallahu Alaihi
wa Sallam bersabda,

KITAB SHOLAT
Hadits dan Atsar

panduan fiqih sholat dilengkapi dalil dalil Al Qur an ,

Aku dilarang membaca Al-Quran ketika ruku. Dan sujud.(Diriwayatkan


Muslim).
9) Menahan buang air kecil, atau air besar.
10) Shalat di depan makanan, karena Rasulullah Sallallahu Alaihi wa Sallam
bersabda,

Tidak (sah) shalat di depan makanan, dan bagi orang yang menahan dua
kotoran (buang air kecil, dan buang air besar).
4. Pembatal-pembatalan Shalat
Pembatal-pembatal shalat ialah hal-hal sebagai berikut:
1). Meninggalkan salah satu rukun shalat

Shalatlah lagi, karena engkau belum shalat. (Diriwayatkan Muslim).


2). Makan, atau minum, karena Rasulullah Sallallahu Alaihi wa Sallam bersabda,

Sesungguhnya dalam shalat terdapat kesibukan.(Muttafaq Alaih).


3). Perkataan yang tidak ada relevansinya dengan shalat, karena Allah Taala
berfirman,

Berdirilah karena Allah (dalam shalatmu)


Baqarah:238).
Rasulullah Sallallahu Alaihi wa Sallam bersabda,

dengan

khusyu.(Al-

47

Sesungguhnya shalat ini tidak layak ada sesuatu dari percakapan manusia
di dalamnya. (Diriwayatkan Muslim).
Jika perkataan memiliki kaitan dengan shalat, misalnya imam mengucapkan
salam kemudian bertanya apakah shalatnya sudah selesai apa belum? Jika
dikatakan kepadanya bahwa shalatnya belum selesai maka harus
diselesaikannya. Perkataan seperti itu diperbolehkan, karena Rasulullah
Sallallahu Alaihi wa Sallam pernah berbicara ketika shalat, dan sahabat Dzu
Al-Yadaini juga berbicara ketika shalat, namun shalat keduanya tidak batal.
Dzu Al-Yadaini berkata kepada Rasulullah Sallallahu Alaihi wa Sallam
bersabda kepadanya,

KITAB SHOLAT
Hadits dan Atsar

panduan fiqih sholat dilengkapi dalil dalil Al Qur an ,

Aku tidak lupa, dan tidak pula memendekkannya.(Muttafaq Alaih).


4). Tertawa. Kaum Muslimin telah melakukan ijma bahwa orang yang tertawa
ketika shalat maka shalatnya batal,

Memberengut itu tidak memutuskan shalat, namun shalat tersebut diputus


oleh ketawa. (Diriwayatkan Ath- Thabrani).
5). Banyak bergerak karena bertentangan dengan ibadah, dan menyibukkan
hati dan organ tubuh ketika shalat. Sedikit gerakan sederhana seperti
membetulkan sorban, atau maju ke shof untuk menutup celah, atau
mengukurkan tangan kepada sesuatu dengan sekali gerak, maka tidak
membatalkan shalat, karena diriwayatkan bahwa Rasulullah Sallallahu Alaihi
wa Sallam mengendong Ummamah dan meletakkannya dalam keadaan
shalat dan mengimami manusia. Ummamah ialah putrid Zainab binti
Rasulullah Sallallahu Alaihi wa Sallam.
6). Menambah rakaat shalat dengan rakaat yang sama karena lupa, misalnya
shalat Dhuhur delapan rakaat, atau shalat Maghrib enam rakaat, atau
shalat Shubuh empat rakaat, karena kelupaannya yang keterlaluan hingga
ia menambah rakaat shalat hingga dua kali lipat itu menunjukkan
seseorang tidak shalat, padahal khusyu adalah rahasia shalat, dan ruhnya.
Jika shalat kehilangan ruhnya, maka batallah shalat tersebut.
7). Ingat shalat sebelumnya, misalnya seseorang mengerjakan shalat Ashar,
namun ia ingat bahwa ia belum shalat Dhuhur. Dalam kondisi seperti itu,
shalat Asharnya batal hingga ia shalat Dhuhur, sebab urut dalam
mengerjakan shalat-shalat tersebut diterima dari Pembuatnya juga secara
urut. Jadi, salah satu shalat tidak boleh dikerjakan hingga shalat sebelumnya
dikerjakan.
5. Hal-hal Yang Diperbolehkan dalam Shalat
Orang yang shalat diperbolehkan mengerjakan hal-hal berikut:
1). Bergerak sederhana seperti membetulkan pakaian, karena Rasulullah
Sallallahu Alaihi wa Sallam pernah melakukannya.
2). Berdehem ketika dibutuhkan.
3). Membetulkan orang yang berada di shaf dengan menariknya ke shaf depan,
atau mendorongnya ke shaf belakang, atau memutarkan makmum dari
sebelah kiri ke sebelah kanan, sebagaimana Rasulullah Sallallahu Alaihi wa
Sallam memutar Ibnu Abbas dari sebelah kirinya ke sebelah kananya ketika
Ibnu Abbas ikut qiyamul lail di samping beliau.
4). Menguap, dan meletakkan tangan di mulut.
47 5). Membaca tasbih untuk imam jika ia lupa, karena Rasulullah Sallallahu Alaihi
wa Sallam bersabda,

KITAB SHOLAT
Hadits dan Atsar

panduan fiqih sholat dilengkapi dalil dalil Al Qur an ,

Barangsiapa terjadi sesuatu dalam shalatnya, hendaklah ia berkata,


Subhanallah. (Muttafaq Alaih).
6). Menghalangi orang-orang yang berjalan di depannya, karena Rasulullah
Sallallahu Alaihi wa Sallam bersabda,

Jika salah seorang dari kalian mengerjakan shalat maka hendaknya ada
sesuatu yang menutupinya dari manusia, kemudian apabila seseorang ingin
berjalan didepannya maka hendaklah ia menolaknya, dan hendaklah ia
melawannya karena ia adalah syetan.(Muttafaq Alaih).
7). Membunuh ular, dan kalajengking yang menyerangnya ketika shalat, karena
Rasulullah Sallallahu Alaihi wa Sallam bersabda,

Bunuhlah dua makhluk hitam dalam shalat, yaitu ular dan kalajengking.
(Diriwayatkan At-Tirmidzi).
8). Menggaruk badab dengan tangan, karena ini termasuk gerakan sederhana
yang ditolerir.
9). Memberi isyarat dengan telapak tangan terhadap orang yang memberi
ucapan salam, karena Rasulullah Sallallahu Alaihi wa Sallam melakukannya.

Sujud Sahwi
Barangsiapa lupa dalam shalatnya, kemudian menambah jumlah rakaat
shalatnya, ia wajib sujud usai shalatnya kemudian salam. Begitu juga barangsiapa
meninggalkan sunnah muakkadah dalam shalat, ia wajib sujud sebelum salam.
Begitu juga, barangsiapa meninggalkan tasyahhud pertengahan dan tidak ingat
padanya, atau ingat padanya setelah ia berdiri maka ia tidak usah melakukan
tasyahhud, dan sebagai gantinya ia wajib sujud sebelum salam. Begitu juga orang
yang salam padahal shalatnya belum tuntas, ia wajib kembali dalam posisi shalat
kemudian menyempurnakan shalatnya, dan sujud setelah salam.
Dasar sujud sahwi ialah sabda, dan perbuatan Rasulullah Sallallahu Alaihi wa
Sallam. Beliau pernah salam setelah shalat dua rakaat, kemudian diberi tahu
tentang hal tersebut. Beliau pun kembali ke posisi shalat, menyempurnakan
shalatnya, dan sujud setelah salam.
Rasulullah Sallallahu Alaihi wa Sallam pernah berdiri dari rakaat kedua
47tanpa tasyahhud, kemudian beliau sujud sebelum salam, dan bersabda,

KITAB SHOLAT
Hadits dan Atsar

panduan fiqih sholat dilengkapi dalil dalil Al Qur an ,

Jika salah seorang dari kalian ragu-ragu di shalatnya, ia tidak tahu sudah
shalat tiga rakaat atau empat rakaat? Maka hendaklah ia membuang
keraguan-raguannya dan hendaklah ia membangun berdasarkan apa yang
ia yakini, kemudian sujudlah dua sujud sebelum salam. Jika ia telah shalat
lima rakaat, ia menggenapkan shalatnya. Jika ia telah shalat empat rakaat,
maka itu membuat marah syetan.(Muttafaq Alaih).
Adapun orang yang lupa di belakang imam dalam arti ia sebagai makmum,
maka ia tidak wajib melakukan sujud sahwi menurut sebagian besar ulama.
Terkecuali jika imamnya lupa, maka ia sujud bersamanya karena ia harus
mengikuti imam, dan karena keterkaitan shalatnya dengan shalat imam. Para
sahabat pernah sujud bersama Rasulullah Sallallahu Alaihi wa Sallam ketika
beliau lupa dan sujud.

Tata Cara Shalat


Cara shalat adalah sebagai berikut:
Jika waktu shalat telah tiba, seorang Muslim berdiri dalam keadaan suci,
menutup aurat, menghadap kiblat, dan melakukan iqamah. Jika iqamah telah
selesai, ia angkat kedua tangannya hingga dekat dengan pundaknya dengan
berniat mengerjakan shalat sembari berkata, Allahu akbar.Kemudian ia letakkan
tangan kananya di atas tangan kirinya di atas dada, membaca iftitah sambil
berkata, Bismillahirrahmaanirrahim, dengan pelan-pelan, dan membaca surat
Al-Fatihah. Ketika sampai pada ayat, Waladzdzallin ia berkata, Aamiin,
membaca surat Al-Quran atau beberapa ayat dari surat Al-Quran, mengangkat
kedua tangan hingga dekat dengan dua bahu, ruku sambil berkata, Allahu akbar,
meletakkan kedua telapak tangan di lutut sambil meratakan tulang
punggungnya tanpa mengangkat kepala dan tidak menundukkannya. Ketika
ruku, ia membaca, Subhana rabbiyal adzim,tiga kali atau lebih, kemudian
mengangkat kepala dari ruku dengan mengangkat kedua tangan ke dekat bahu
sambil membaca, Samiallahu liman hamidah. ketika ia telah tegak berdiri, ia
membaca, Rabbana lakal hamdu hamdan katsiran thayyiban mubarakan fiihi,
kemudian sujud sambil berkata, Allahu akbar. Ia sujud di atas ketujuh organ
tubuhnya: Wajah, kedua telapak tangan, dua lutut, dan dua telapak kaki dengan
47meletakkan keningnya dan hidungnya di tanah sambil berkata, Subhaana
rabbiyal ala, tiga kali atau lebih dan jika berdoa memohon kebaikan ketika sujud
maka itu baik sekali, kemudian ia mengangkat kepala dari sujud sambil
berkata,Allahu akbar,kemudian duduk di atas kaki kirinya dan menegakkan kaki
kanannya sambil berkata, Rabbighfirli warhamni wahdini warzuqni(Ya Allah,

KITAB SHOLAT
Hadits dan Atsar

panduan fiqih sholat dilengkapi dalil dalil Al Qur an ,

ampunilah aku, sayangilah aku, berilah aku petunjuk, dan berilah aku rizki),
kemudian sujud seperti sebelumnya, kemudian berdiri untuk rakaat kedua. Ia
berbuat seperti yang ia perbuat pada rakaat pertama, kemudian tasyahhud. Jika
jumlah shalat adalah dua rakaat seperti salat shubuh, maka ia tasyahhud,
bershalawat atas Rasulullah Sallallahu Alaihi wa Sallam dan salam, sambil
berkata, Assalamu alaikum warahmatullahi, dengan menoleh ke kanan, dan
salam sekali lagi dengan menoleh ke sebelah kiri.
Jika shalat tersebut bukan shalat yang jumlahnyaa dua rakaat, maka
setelah membaca tasyahhud, ia berdiri dengan takbir dan mengangkat ke dua
tangannya ke dekat bahunya, dan meneruskan shalatnya seperti pada rakaat
pertama. Hanya saja setelah dua rakaat tersebut, ia membaca Al-Fatihah saja,
kemudian duduk dengan meletakkan pantat di atas tanah, dan menegakkan kaki
kanan dan jari-jari kaki bagian dalam ke tanah, kemudian tasyahhud, bershalawat
ke atas Rasulullah Sallallahu Alaihi wa Sallam, meminta perlindungan kepada
Allah Taala dari siksa Jahannam, siksa neraka, siksa kubur, fitnah kehidupan,
fitnah kematian, dan fitnah Al-Masih Ad-Dajjal, kemudian mengucapkan salam
dengan suara nyaring sambil berkata,Assalamualaikum warahmatullah,
dengan menoleh ke sebelah kanan, kemudian salam kedua dengan menoleh ke
sebelah kiri, jika ia tidak shalat bersama orang lain.

Hukum Shalat Jamaah, Imam Shalat, dan Masbuq (Orang


Yang Tertinggal Shalat)
Shalat Jamaah

1. Hukum Shalat Jamaah


Shalat jamaah adalah sunnah muakkadah kepada setiap orang beriman yang
tidak mempunyai udzur untuk menghadirinya, karena dalil-dalil berikut:
Sabda Rasulullah Sallallahu Alaihi wa Sallam,




Jika ada tiga orang di salah satu desa, atau kampung namun tidak
mengadakan shalat jamaah maka syetan berkuasa atas mereka. Oleh karena
itu, hendaklah kalian selalu berjamaah, karena serigala itu memakan
kambing yang jauh (terpisah dari kelompoknya). (Diriwayatkan Ahmad, Abu
Daud, An-Nasai, dan Al-Hakim.).
2)
47 Sabda Rasulullah Sallallahu Alaihi wa Sallam,

KITAB SHOLAT
Hadits dan Atsar

panduan fiqih sholat dilengkapi dalil dalil Al Qur an ,



Demi jiwaku yang berada di tangan-Nya, sungguh aku bertekat menyuruh
pengumpulan kayu bakar, kemudian aku suruh seseorang adzan untuk shalat,
dan seseorang untuk mengimami manusia, kemudian aku pergi kepada
orang-orang yang tidak ikut shalat kemudian aku bakar rumah
mereka.(Muttafaq Alah).
3) Seorang buta berkata kepada Rasulullah Sallallahu Alaihi wa Sallam,









.


-

















.

.


.




Wahai Rasulullah, aku tidak mempunyai penuntun yang menuntunku ke masjid.
Rasulullah Sallallahu Alaihi wa Sallam bertanya, Apakah engkau mendengar
suara adzan? Orang buta tersebut menjawab, Ya, dengar. Rasulullah
Sallallahu Alaihi wa Sallam bersabda,Jawablah adzan. (Diriwayatkan
Muslim).
4)
Sholat berjamaah lebih utama 27 derajat dibanding sholat sendiri


5) Abdullah bin Msud Radhiyallahu Anhu berkata,Sungguh kami melihat bahwa
ada orang yang tidak ikut shalat jamaah ialah orang munafik yang
kemunafikannya diketahui dengan jelas. Orang munafik tersebut didatangkan
di antara dua orang, dan disuruh berdiri di shaf shalat.

2. Keutaman Shalat Jamaah

Keutamaan shalat jamaah itu besar sekali, dan pahalanya juga besar.
Rasulullah Sallallahu Alaihi wa Sallam bersabda,





47


Shalat jamaah itu lebih utama daripada shalat sendirian dengan dua puluh
tujuh derajat. (Muttafaq Alaih).
Rasulullah Sallallahu Alaihi wa Sallam juga bersabda,

KITAB SHOLAT
Hadits dan Atsar

panduan fiqih sholat dilengkapi dalil dalil Al Qur an ,















Shalat jamaah itu lebih banyak dua puluh lima derajat daripada shalat
seseorang di rumahnya dan dipasarnya. Jika salah seorang dari kalian
berwudlu dengan baik, dan pergi ke masjid tanpa maksud lain kecuali shalat,
maka ia tidak melangkah melainkan Allah mengangkat satu derajat, dan
menghapus kesalahannya hingga ia memasuki masjid. Jika ia telah memasuki
masjid, ia berada dalam keadaan shalat selagi shalat tersebut menahannya,
dan para malaikat mendoakannya selama ia berada di tempat ia shalat
sambil berkata, Ya Allah, ampunilah dia. Ya Allah, sayangilah dia, itulah
selama ia tidak batal.(Muttafaq Alaih).

3. Jumlah Minimal Peserta Shalat Jamaah


Jumlah minimal peserta shalat jamaah adalah dua orang. Satu orang menjadi
imamnya, dan orang satunya menjadi makmum. Semakin banyak jumlah peserta
shalat jamaah, maka itu lebih dicintai Allah Taala, karena Rasulullah Sallallahu
Alaihi wa Sallam bersabda,

Shalat seseorang bersama satu orang itu lebih banyak pahalanya daripada
shalat sendirian. Shalatlah seseorang bersama dua orang itu lebih banyak
pahalanya daripada shalatnya dengan satu orang. Jika semakin banyak, maka
itu lebih dicintai Allah Taala. (Diriwayatkan Ahmad, Abu Daud, An-Nasai,
47 Ibnu Hibban.).
Pelaksanaan shalat jamaah di masjid itu lebih utama dan semakin jauh
rumah seseorang dari masjid , semakin besar pahalanya sebagaimana sabda
Rasulullah Sallallahu Alaihi wa Sallam ,

KITAB SHOLAT
Hadits dan Atsar

panduan fiqih sholat dilengkapi dalil dalil Al Qur an ,

Sesungguhnya manusia yang paling besar pahalanya ialah orang yang


paling jauh jalannya ke masjid.

4. Kehadiran Kaum Wanita di Shalat Jamaah

Kaum wanita diperbolehkan menghadiri shalat jamaah di masjid-masjid jika


aman dari fitnah, dan mereka tidak diganggu, karena Rasulullah Sallallahu Alaihi wa
Sallam bersabda,

Janganlah kalian larang wanita-wanita hamba Allah dari masjid-masjid


Allah. (Diriwayatkan Ahmad, dan Abu Daud).
Hanya saja, shalat seorang wanita di rumahnya itu lebih baik, berdasarkan
dalil-dalil berikut:
Sabda Rasulullah Sallallahu Alaihi wa Sallam,

Dan hendaklah mereka keluar dalam


(Diriwayatkan Ahmad, dan Abu Daud).
Sabda Rasulullah Sallallahu Alaihi wa Sallam,

keadaan

tidak

berparfum.


Siapa pun wanita yang menggunakan minyak wangi, maka ia tidak usah
hadir shalat Isya akhir bersama kita. (Diriwayatkan Muslim)

5. Keluar dan Berjalan Menuju Shalat Jamaah

Bagi orang Muslim yang keluar dari rumahnya untuk pergi ke masjid, ia
disunnahkan mendahulukan kaki kanannya sambil membaca doa berikut,


47
















KITAB SHOLAT
Hadits dan Atsar

panduan fiqih sholat dilengkapi dalil dalil Al Qur an ,

Dengan nama Allah, aku bertawakkal kepada Allah, tidak ada daya dan
upaya kecuali dengan Allah. Ya Allah, aku berlindung diri kepada-Mu dari
tersesat dan disesatkan, atau dari tergelincir dan digelincirkan, atau dari
zhalim dan dizhalimi, atau dari bodoh dan dibodohkan. Ya Allah , aku
meminta kepada-Mu sesuai hak orang-orang yang meminta kepada-Mu dan
dengan hak jalanku ini, sesungguhnya aku tidak keluar dalam keadaan kafir
terhadap nikmat, sombong,riya, dan sumah. Aku keluar karena takut
kepada kemuekaan-Mu, dan mencari keridhaan-Mu. Aku meminta kepada-Mu
agar Engkau mengampuni seluruh dosa-dosaku, karena tidak ada yang bisa
mengampuni dosa-dosa kecuali Engkau. Ya Allah, masukkan cahaya dihatiku,
cahaya di lisanku, cahaya di pendengaranku, cahaya di penglihatanku,
cahaya dikananku, cahaya di sebelah kiriku, cahaya di depanku, cahaya di
belakangku, cahaya di atasku, dan cahaya di bawahku. Ya Allah besarkan
cahaya padaku.(Diriwayatkan Al-Bukhari dan Muslim).
Ia berjalan dengan tenang, dan sopan, karena Rasulullah Sallallahu Alaihi wa
Sallam bersabda,






Jika kalian datang untuk shalat, hendaklah kalian datang dengan tenang.
(Berapa rakaat) yang kalian dapatkan maka shalatlah, dan apa yang tidak
kalian dapatkan maka sempurnakan. (Diriwayatkan Muslim).
Jika telah tiba di masjid, ia dahulukan kaki kanan sambil berkata,


47

KITAB SHOLAT
Hadits dan Atsar

panduan fiqih sholat dilengkapi dalil dalil Al Qur an ,

Dengan menyebut Allah, aku berlindung kepada Allah Yang Maha agung,
dengan wajah-Nya yang mulia, dan dengan kekuasaan-Nya yang sejak dulu
kala dari syetan yang terkutuk. Ya Allah, curahkan shalawat dan salam
kepada Nabi Muhammad, dan keluarganya. Ya Allah, ampunilah dosa-dosaku,
dan bukakan untukku pintu-pintu rahmat-Mu.(Diriwayatkan Ahmad dan Ibnu
Majah).
Ia tidak duduk hingga mengerjakan shalat tahiyatul masjid, karena Rasulullah
Sallallahu Alaihi wa Sallam bersabda,

Jika salah seorang dari kalian memasuki masjid, maka ia jangan duduk hingga
shalat dua rakaat.( Diriwayatkan Muslim).
Kecuali pada saat matahari terbit, dan terbenam, maka ia langsung duduk dan
tidak usah shalat tahiyatul masjid, karena Rasulullah Sallallahu Alaihi wa Sallam
melarang shalat pada kedua waktu tersebut.
Jika ia ingin keluar dari masjid, ia dahulukan kaki kirinya, dan berdoa seperti
ketika masuk masjid. Hanya saja berdoa dengan doa berikut,

Ya Allah, sesungguhnya aku memohon kepada Mu dari karunia-Mu.

Imam Shalat
1. Syarat-syarat Imam Shalat
Imam disyaratkan laki-laki, adil, dan faqih. Jadi tidak sah wanita menjadi
imam bagi laki-laki. Orang fasik yang kefasikannya sangat jelas juga tidak sah
menjadi imam kecuali jika ia penguasa yang sangat ditakuti. Begitu juga tidak sah
orang buta huruf yang bodoh menjadi imam kecuali bagi orang-orang seperti
dirinya, karena Rasulullah Sallallahu Alaihi wa Sallam bersabda











Janganlah sekali-kali wanita dan orang fajir ( pelaku dosa besar ) menjadi
imam bagi orang beriman, kecuali jika ia memaksa dengan kekuasaan, atau
cambuknya dan pedangnya yang ditakuti.
47 Wanita bisa saja menjadi imam, namun bagi wanita-wanita, atau anak-anak,
sebagaimana orang fasik boleh menjadi imam karena kondisi darurat.

2. Orang Yang Berhak Menjadi Imam

Orang yang paling berhak menjadi imam ialah orang yang paling ahli tentang
Al-Quran, kemudian paling tahu tentang agama Allah, kemudian orang yang paling

KITAB SHOLAT
Hadits dan Atsar

panduan fiqih sholat dilengkapi dalil dalil Al Qur an ,

besar ketakwaannya, kemudian orang yang paling tua usianya, karena Rasulullah
Sallallahu Alaihi wa Sallam bersabda,














Orang yang berhak mengimami manusia ialah orang yang paling tahu (qari)
tentang Kitabullah. Jika bacaan mereka sama, maka siapa yang tahu tentang
sunnah. Jika pengetahuan mereka terhadap sunnah sama saja, maka siapa
diantara mereka yang paling dulu hijrah. Jika hijrah mereka sama, maka siapa
di antara mereka yang paling tua usianya. (Diriwayatkan Muslim)
Selama tidak ada penguasa di antara jamaah, dan tidak ada tuan rumah,
maka orang yang memiliki kriteria diatas berhak menjadi imam daripada orang lain,
karena Rasulullah Sallallahu Alaihi wa Sallam bersabda,










Janganlah sekali-kali seseorang mengimami orang lain dirumahnya dan
mengimami penguasa kecuali dengan izinya.
Hadits tersebut dengan susunan hadits sebelumnya diriwayatkan Saat bin
Mansur Rahimahullah.

3. Hukum Anak Kecil menjadi imam


Anak kecil sah menjadi imam pada shalat-shalat sunnah, dan bukan pada
shalat-shalat wajib, karena orang yang shalat baginya wajib tidak boleh shalat di
belakang orang yang shalat baginya sunnah, sebab shalatnya anak kecil adalah
sunnah. Jadi ia tidak sah menjadi imam pada shalat-shalat wajib, karena Rasulullah
Sallallahu Alaihi wa Sallam bersabda


Janganlah kalian berbeda dengan imam kalian.
Diantara bentuk perbedaan ialah orang yang wajib shalat mengerjakan shalat
dibelakang orang yang shalat baginya adalah sunnah. Imam SyafiI Rahimahullah
tidak sependapat dengan pendapat jumhur ulama. Ia berpendapat bahwa anak kecil
boleh menjadi imam pada shalat-shalat wajib, berdasarkan hadits riwayat Amr bin
Salamah di mana di dalamnya Rasulullah Sallallahu Alaihi wa Sallam bersabda
kepada
kaumnya,Orang yang mengimami kalian ialah orang yang paling qari
47
diantara kalian.Amr bin Salamah berkata,Aku orang yang paling qari,padahal aku
baru berusia tujuh tahun.
Jumhur ulama berkata bahwa hadits yang dijadikan dalil Imam SyafiI adalah
dhaif(lemah). Menurut jumhur ulama, taruhlah misalnya hadits tersebut shahih,
maka bisa saja nabi Shallallahu Alaihi wa Sallam tidak melihat kalau Amr bin

KITAB SHOLAT
Hadits dan Atsar

panduan fiqih sholat dilengkapi dalil dalil Al Qur an ,

Salamah menjadi imam bagi kaumnya, karena mereka tinggal di padang pasir yang
jauh dari Madinah.

4.Hukum Imam Wanita

Wanita sah menjadi imam bagi jamaah wanita, dan imam wanita berdiri di
tengah-tengah mereka






Rasulullah Sallallahu Alaihi wa Sallam
mengunjungi Ummu Waraqah dan
mengizinkannya menyuruh orang adzan di rumahnya agar ia bisa shalat dengan
keluarganya.(Diriwayatkan Abu Daud. Hadits ini shahih).

5. Hukum Imam Orang Buta


Orang buta sah menjadi imam, karena Rasulullah Sallallahu Alaihi wa Sallam
pernah menunjukkan Ibnu Ummi Maktum yang buta hingga dua kali menjadi
pemimpin sementara di Madinah, kemudian Ibnu Ummi Maktum mengimami kaum
muslimin. (Diriwayatkan Abu Daud. Hadits ini shahih).

6.Hukum Imam Orang Yang Tayammum


Orang yang tayammum sah menjadi imam bagi orang yang wudlu, karena
Amr bin Al-Ash pernah shalat dengan anak buahnya dalam keadaan tayammum,
sedang anak buahnya dalam keadaan wudlu. Hal tersebut dilaporkan kepada
Rasulullah Sallallahu Alaihi wa Sallam dan beliau tidak memungkirinya.
(Diriwayatkan Ibnu Daud, hadits ini shahih).

7. Hukum Imam Musafir


Musafir sah menjadi imam. Hanya saja jika orang mukim (penduduk
setempat) shalat di belakang musafir, ia harus menyempurnakan shalatnya setelah
imam musafir tersebut, sebab Rasulullah Sallallahu Alaihi wa Sallam shalat bersama
orang-orang Makkah sebagai seorang musafir, dan bersabda kepada mereka,

Hai orang-orang Makkah, sempurnakan shalat kalian, karena kita orang-orang


musafir. (Diriwayatkan Malik).
Jika seorang musafir shalat di belakang orang mukmin, ia sempurnakan shalat
bersamanya, karena Ibnu Abbas Radhiyallahu Anhuma pernah ditanya tentang
menyempurnakan
shalat di belakang orang mukim, maka ia menjawab,
47

Itu sunnah Abu Al-Qasim (Rasulullah Sallallahu Alaihi wa Sallam). (Diriwayatkan


Ahmad).

KITAB SHOLAT
Hadits dan Atsar

panduan fiqih sholat dilengkapi dalil dalil Al Qur an ,

8. Letak Makmum Bersama Imam

Jika seseorang mengimami satu makmum, maka satu makmum tersebut


berdiri di sebelah kanan imam. Begitu juga jika wanita mengimami satu orang
wanita, maka makmum satu wanita tersebut berdiri di sebelah kanan imam wanita.
Jika seseorang mengimami satu orang atau lebih, maka mereka berdiri di
belakangnya. Jika makmum terdiri dari jamaah laki-laki dan jamaah wanita, maka
jamaah laki-laki berdiri di belakang imam, dan jamaah wanita berdiri di belakang
jamaah laki-laki. Jika seseorang mengimami satu orang laki-laki, dan satu orang
wanita, maka makmum laki-laki kendati masih kecil berdiri di samping imam, dan
wanitanya berdiri di belakang keduanya, karena dalil-dalil berikut:
1. Rasulullah Sallallahu Alaihi wa Sallam bersabda,




Shaf orang laki-laki yang paling baik ialah shaf terdepan, dan shaf mereka
yang paling buruk ialah shaf terbelakang. Shaf wanita yang paling baik ialah
shaf terbelakang, dan shaf wanita yang paling buruk ialah shaf
terdepan.(Diriwayatkan Muslim).
2. karena riwayat






Aku shalat di sebelah kiri Rasulullah Sallallahu Alaihi wa Sallam , kemudian beliau
memutarnya ke sebelah kanan beliau, kemudian Jabbar bin Sakhr datang dan
berdiri di sebelah kiri beliau, kemudian beliau memegang kedua-duanya dengan
tangannya dan mendirikan keduanya dibelakang beliau. (Diriwayatkan Muslim).
3. Karena Anas bin Malik Radhiyallahu Anhu berkata,

47

Rasulullah Sallallahu Alaihi wa Sallam shalat bersama denganku, dan ibuku.


Beliau mendirikanku di sebelah kanannya, dan mendirikan ibu di belakang kita.
(Diriwayatkan Muslim).

KITAB SHOLAT
Hadits dan Atsar

panduan fiqih sholat dilengkapi dalil dalil Al Qur an ,

3. Anas bin Malik Radhiyallahu Anhu berkata,








Aku dan anak yatim berdiri di belakang Rasulullah Sallallahu Alaihi wa Sallam,
sedang wanita dibelakang kami. (Diriwayatkan Al-Bukhari).

9. Sutrah (Pembatas) Imam adalah Sutrah (Pembatas) bagi Makmum


Jika imam shalat di depan Sutrah
membutuhkan sutrah (pembatas) lagi,

(pembatas),

maka

makmum tidak

Tombak ditancapkan untuk Rasulullah Sallallahu Alaihi wa Sallam, kemudian beliau


shalat menghadap tombak tersebut dan tidak memerintahkan sahabat meletakkan
sutrah (pembatas) lagi. (Muttafaq Alaih).

10. Kewajiban Mengikuti Imam

Makmum wajib mengikuti imamnya, haram mendahuluinya, dan makruh


bergerak bersamanya. Jika makmum mendahului imam dalam takbiratul ihram, ia
harus mengulang takbiratul ihramnya, dan jika tidak mengulanginya maka
shalatnya batal. Jika ia mendahului imam dalam ruku, atau mengangkat kepala dari
ruku, atau sujud, atau mengangkat kepala dari sujud, maka ia harus kembali pada
posisi imam agar ia bisa ruku dan sujud setelahnya. Itu semua karena dalil-dalil
berikut:
Sabda Rasulullah Sallallahu Alaihi wa Sallam,





Sesungguhnya imam itu ditunjuk untuk diikuti maka jangan berbeda

47 dengannya. Jika ia telah bertakbir, maka bertakbirlah kalian. Jika ia ruku maka

rukulah
kalian.
Jika
ia
berkata,
Samiallahu
liman
hamidah,katakan,Allahumma rabbana lakal hamdu.Jika ia telah sujud, maka
sujudlah. Dan jika ia shalat dengan duduk, maka shalatlah kalian semua
dengan duduk. (Diriwayatkan Al-Bukhari).

KITAB SHOLAT
Hadits dan Atsar

panduan fiqih sholat dilengkapi dalil dalil Al Qur an ,

Sabda Rasulullah Sallallahu Alaihi wa Sallam,











Tidakkah salah seorang dari kalian takut jika ia mengangkat kepalanya
sebelum imam maka Allah merubah kepalanya seperti kepala keledai, atau
Allah merubah bentuknya seperti bentuk keledai. (Muttafaq Alaih).

11. Pengangkatan Imam terhadap Makmum karena Udzur

Jika disela-sela shalatnya, imam ingat bahwa ia hadats, atau hadats terjadi
padanya, atau hidungnya mengeluarkan darah, atau ia terganggu oleh sesuatu
hingga tidak bisa meneruskan shalatnya, maka ia diperbolehkan mengangkat salah
satu dari makmum dibelakangnya untuk meneruskan shalat bersama makmum,
kemudian ia pergi, karena Umar bin Khaththab Radhiyallahu Anhu mengangkat
Abdurrahman bin Auf menjadi imam menggantikan dirinya ketika ia ditikam sedang
ia menjadi imam shalat.
Ali bin Abu Thalib Radhiyallahu Anhu juga mengangkat orang lain menjadi
imam menggantikan dirinya karena hidungnya mengeluarkan darah.

12. Kewajiban Imam Meringankan Shalat

Imam disunnahkan memperpendek shalat kecuali pada rakaat pertama jika ia


berharap agar makmum tidak tertinggal, karena Rasulullah Sallallahu Alaihi wa
Sallam pernah memanjangkannya. Rasulullah Sallallahu Alaihi wa Sallam bersabda,

Jika salah seorang dari kalian shalat dengan manusia hendaklah ia


meringankan (memperpendek) shalatnya, karena pada mereka terdapat orang
lemah, orang sakit, dan orang tua. Jika ia shalat untuk dirinya sendiri, silahkan
ia memanjangkannya semaunya.(Muttafaq Alaih).

13. Hukum Keimaman Orang Yang tidak Disukai Para Makmum

Seseorang dimakruhkan mengimami manusia sedang mereka tidak


47
menyukainya,
jika ketidaksukaan mereka itu berdasarkan alas an agama, karena
Rasulullah Sallallahu Alaihi wa Sallam bersabda,

KITAB SHOLAT
Hadits dan Atsar

panduan fiqih sholat dilengkapi dalil dalil Al Qur an ,












Tiga orang yang shalatnya tidak diangkat dari atas kepala mereka sejengkal
pun; orang yang mengimami manusia sedang mereka tidak menyukainya,
wanita yang dimurkai suaminya semalam suntuk, dan dua saudara yang saling
bermusuhan.(Diriwayatkan Ibnu Majah).

14. Siapa Yang Berdiri di Belakang Imam dan Pindah Tempat-ya


Imam setelah Salam

Orang yang berilmu dan berkedudukan mulia disunnahkan berdiri di belakang


imam, karena Rasulullah Sallallahu Alaihi wa Sallam bersabda,

Hendaklah yang berdiri di belakangku ialah orang-orang yang berakal di


antara kalian. (Diriwayatkan Muslim).
Selain itu, imam setelah salam disunnahkan berpindah dari tempat shalatnya
dari sebelah kanan dengan menghadapkan wajahnya kepada para makmum, karena
Rasulullah Sallallahu Alaihi wa Sallam berbuat seperti itu. Abu Daud, dan At-Tirmidzi
meriwayatkan dari Qabishah bin Hulab yang berkata,

Rasulullah Sallallahu Alaihi wa Sallam mengimami kita, kemudian beliau menghadap


dari orang-orang yang ada disebelahnya, sebelah kanan dan kiri

15. Meluruskan Shaf


Imam dan makmum disunnahkan meluruskan shaf-shaf shalat hingga terlihat
lurus, karena dalil-dalil berikut:
Jika Rasulullah Sallallahu Alaihi wa Sallam keluar untuk mengimami kaum
Muslim, beliau menghadap kea rah mereka dan bersabda,


Rapatkan kalian, dan luruslah.
47 Sabda Rasulullah Sallallahu Alaihi wa Sallam,

KITAB SHOLAT
Hadits dan Atsar

panduan fiqih sholat dilengkapi dalil dalil Al Qur an ,

Luruskan shaf kalian, karena lurusnya shaf termasuk kesempurnaan shalat.


(Muttafaq Alaih).
Sabda Rasulullah Sallallahu Alaihi wa Sallam,















Hendaklah kalian meluruskan shaf kalian, atau (kalau tidak) Allah akan
membuat berbeda wajah kalian. (Diriwayatkan At-Tirmidzi).
Sabda Rasulullah Sallallahu Alaihi wa Sallam,



Tidak ada langkah yang paling besar pahalanya dari langkah yang
dilangkahkan seseorang ke celah di shaf kemudian ia menutupinya.
(Diriwayatkan Al-Bazzar.).

Masbuq (Orang Yang Tertinggal Shalat)


1. Masuk Bersama Imam dalam Kondisi Apa pun

Jika orang Muslim memasuki masjid dan melihat shalat telah dimulai, ia harus
segera meniru gerakan imam apa pun bentuknya yang ia lihat: Ruku sujud, duduk,
dan berdiri, karena Rasulullah Sallallahu Alaihi wa Sallam bersabda,



Jika salah seorang dari kalian mendatangi shalat, dan imam sedang berada
pada salah satu kondisi, hendaklah ia berbuat seperti diperbuat imam.
Hadits di atas diriwayatkan At-Tirmidzi, dan pada sanadnya terdapat
kelemahan. Hanya saja, jumruh mengamalkannya karena hadits tersebut diperkuat
hadits-hadits lainnya.

2. Ruku Dihitung Satu Rakaat


Jika seseorang mendapati imam ruku kemudian ia ruku bersamanya sebelum
imam mengangkat kepalanya dari ruku, maka ia dihitung mendapatkan satu
rakaat, karena Rasulullah Sallallahu Alaihi wa Sallam bersabda,
































Jika kalian mendatangi shalat, dan kami sedang sujud maka sujudlah, namun

47 kalian jangan menghitung sujud tersebut (sebagai satu rakaat). Dan


barangsiapa mendapati
(Diriwayatkan Abu Daud).

ruku,

maka

ia

mendapatkan

satu

rakaat.

3. Mengganti Rakaat Yang Tidak Didapatkan setelah Imam Salam

KITAB SHOLAT
Hadits dan Atsar

panduan fiqih sholat dilengkapi dalil dalil Al Qur an ,

Jika imam telah salam, maka makmum yang ketinggalan berdiri mengganti
rakaat yang ia belum kerjakan. Jika ia mau, maka ia jadikan rakaat yang belum ia
kerjakan itu sebagai akhir shalat, karena Rasulullah Sallallahu Alaihi wa Sallam
bersabda,

Apa yang kalian dapatkan maka shalatlah, dan apa yang tidak kalian
dapatkan maka sempurnakanlah. (Diriwayatkan Muslim).
Misalnya seseorang mendapatkan satu rakaat shalat Maghrib bersama imam,
maka ia berdiri mengerjakan dua rakaat sisanya: Pada rakaat pertama ia membaca
Al-Fatihah dan surat Al-Quran, sedang pada rakaat kedua cukup membaca AlFatihah kemudian tasyahhud. Jika ia mau, ia boleh menjadikan rakaat yang tidak ia
dapatkan bersama imam itu sebagai awal shalatnya, karena Rasulullah Sallallahu
Alaihi wa Sallam bersabda,


Dan apa yang hilang dari kalian, maka gantilah. (Diriwayatkan Al-Bukhari).
Misalnya, seorang Muslim tertinggal shalat Maghrib satu rakaat, maka setelah
imam mengucapkan salam, ia berdiri dengan membaca Al-Fatihah dan surat dengan
suara nyaring, kemudian bertasyahhud, dan salam.
Sebagian ulama berpendapat bahwa menjadikan rakaat yang didapatkan
makmum dari imam sebagai rakaat pertamanya itu lebih kuat.

4. Bacaan Makmum di Belakang Imam

Bacaan tidak diwajibkan kepad makmum pad shalat-shlat jariyyah, dan


makmum disunnahkan diam, karena bacan imam sudah cukup baginya, karena dalildalil berikut:
Sabda Rasulullah Sallallahu Alaihi wa Sallam,

Barangsiapa mempunyai imam, maka bacaan imam adalah bacaan baginya.


(Diriwayatkan Ahmad dan Ibnu Majah).
Sabda Rasulullah Sallallahu Alaihi wa Sallam,



Kenapa aku harus melawan Al-Quran? Orang-orang pun berhenti membaca

47 apa yang dibaca Rasulullah Sallallahu Alaihi wa Sallam dengan suara nyaring.
(Diriwayatkan At-Tirmidzi).
Sabda Rasulullah Sallallahu Alaihi wa Sallam,

KITAB SHOLAT
Hadits dan Atsar

panduan fiqih sholat dilengkapi dalil dalil Al Qur an ,



Sesungguhnya imam diangkat untuk diikuti. Jika ia telah bertakbir, maka
bertakbirlah. Jika ia membaca, maka diamlah. (Diriwayatkan Muslim).

Adzan dan Iqamah

Adzan
Adzan ialah pemberitahuan tentang masuknya waktu shalat dengan kalimat
tertentu.

1. Hukum Adzan

Adzan hukumnya wajib kifayah bagi penduduk kota dan penduduk desa,
karena Rasulullah Sallallahu Alaihi wa Sallam bersabda,

Jika waktu shalat telah tiba, hendaklah salah seorang dari kalian
mengumandangkan adzan untuk kalian, dan hendaklah orang yang paling tua
di antara kalian mngimami kalian. (Muttafaq Alaih).
Adzan di sunnahkan bagi musafir. Dan penghuni padng pasir, karena Rasulullah
Sallallahu Alaihi wa Sallam bersabda,




Jika engkau bersama kambing-kambingmu, atau di padang pasirmu, maka
adzanlah untuk shalat dan tinggikan suaramu ketika adzan, karena tidaklah jin,
manusia, dan apa saja yang mendengar suara muadzin, melainkan menjadi
saksi baginya pada hari kiamat. (Diriwayatkan Al-Bukhari).

2. Teks Adzan

Teks adzan seperti diajarkan Rasulullah Sallallahu Alaihi wa Sallam kepada Abu
Mahdzurah adalah sebagai berikut:

47

KITAB SHOLAT
Hadits dan Atsar

panduan fiqih sholat dilengkapi dalil dalil Al Qur an ,



Pada adzan Shubuh terdapat tambahan,

(Diriwayatkan At-Tirmidzi dan Abu Dawud ).

3. syarat-syarat Muadzin
Muadzin disunnahkan orang yang jujur, suaranya keras, mengetahui waktuwaktu shalat, mengumandangkan adzan di tempat tinggi seperti menara,
memasukkan kedua tangannya ke dua telinganya, menoleh ke kanan dank e kiri
ketika mengatakan, Hayya alash shalah, hayya alal falah dan tidak mengambil
upah dari adzannya kecuali dari kas Negara, atau dana wakaf.

Iqamah

1. Hukum Iqamah
Iqamah hukumnya sunnah untuk setiap shalat dari lima wajib, karena
Rasulullah Sallallahu Alaihi wa Sallam bersabda,

Jika ada tiga orang disalah satu desa, atau kampung namun mereka tidak
mengadakan shalat jamaah maka syetan berkuasa atas mereka. Oleh karena itu,
hendaklah kalian selalu berjamaah, karena serigala itu memakan kambing yang
jauh. (Diriwayatkan Ahmad, Abu Daud, An-Nasai, dan Al-Hakim).dan karena Anas
bin malik Radhiyallahu Anhu berkata,Bila diperintahkan menggenapkan adzan, dan
mengganjilkan iqamah.(Diriwayatkan Muslim).

2. Teks Iqamah

Teks iqamah seperti terlihat dalam hadits Abdullah bin Zaid yang mendengar
adzan dalam mimpinya adalah sebagai berikut:


















47














Catatan:

KITAB SHOLAT
Hadits dan Atsar

panduan fiqih sholat dilengkapi dalil dalil Al Qur an ,

Imam lebih berhak terhadap iqamah. Oleh karena itu, muadzin tidak boleh melakukan
iqamah kecuali setelah imam telah hadir, dan dengan izinnya, karena khadits,

Muadzin lebih berhak terhadap adzan dan imam lebih berhak terhadap iqamah.
(Diriwayatkan At-Tirmidzi).
Dalam sanad hadits di atas terdapat orang yang tidak diketahui. Hanya saja, hadits
tersebut bisa diamalkan menurut sebagian besar fuqaha. Sebabnya, barangkali karena
hadits tersebut diperkuat dengan hadits lain yang mereka riwayatkan dari Ali bin Abu Thalib
atau Umar bin Khaththab. Adapun adzan, maka muazdin lebih berhak terhadapnya daripada
orang lain. Jadi jika waktu shalat telah tiba, ia beradzan tanpa menunggu orang lain, dan
tidak usah meminta izin imam atau orang lain.

3.

Hal-hal Yang disunnahkan

1. Tarassul, yaitu pelan-pelan dalam arti membuat jarak antara satu kalimat
adzan dengan kalimat berikutnya ketika adzan, dan al-hadru, yaitu cepat
dalam arti tidak membuat jarak antara kalimat-kalimat iqanah ketika iqamah,
karena Rasulullah Sallallahu Alaihi wa Sallam bersabda kepada Bilal RA,

Jika engkau adzan maka pelan-pelanlah, dan engkau iqamah maka


cepatlah. (Diriwayatkan Abu Asy-Syaikh dari Abu Hurairah).
2. Mengikuti muadzin dan muqim (orang yang melakukan iqamah) dengan suara
pelan-pelan, maksudnya orang yang mendengar adzan dan iqamah berkata
seperti dikatakan muadzin dan muqim, kecuali kalimah hayya alash shalah,
dan hayya alal falah, maka orang yang mendengarnya tidak berkata seperti
itu, namun berkata , laa haula wa laa quwwata illa billah. Dan juga kecuali
pada kalimat,Qad qaamatish shalah, maka orang yang mendengarnya
berkata,Aqaamahallahu wa adaamahaa. Karena Abu Daud meriwayatkan
bahwa Bilal Radhiyallahu Anhu melakukan iqamah, dan ketika sampai pada
kalimah qad qaamatish shalah, maka Rasulullah Sallallahu Alaihi wa Sallam
bersabda, Aqaamahallahu wa adaamaha.
Juga karena Imam Muslim meriwayatkan Rasulullah Sallallahu Alaihi wa
Sallam bersabda,






47




KITAB SHOLAT
Hadits dan Atsar

panduan fiqih sholat dilengkapi dalil dalil Al Qur an ,

Jika kalian mendengar muadzin maka katakana seperti yang ia katakana,


kemudian bacalah shalawat untukku, karena barangsiapa membaca shalawat
untukku satu kali maka Allah bershalawat kepadanya sepuluh kali, kemudian
mintakan al-wasilah untukku kepada Allah, karena Al-Wasilah adalah salah
satu tempat di surge yang tidak layak dimiliki kecuali oleh seseorang dari
hamba-hamba Allah, dan aku berharap kiranya hamba tersebut adalah aku.
Maka barangsiapa meminta Al-wasilah untukku kepada Allah, ia berhak
mendapatkan syafaatku. (Diriwayatkan Muslim)
3. Berdoa meminta kebaikan setelah adzan, karena At-Tirmidzi meriwayatkan
bahwa Rasulullah Sallallahu Alaihi wa Sallam bersabda, Doa antar adzan dan
iqamah tidak ditolak.(Diriwayatkan At-Tirmidzi).
Diriwayatkan bahwa Rasulullah Sallallahu Alaihi wa Sallam berdoa ketika
adzan Maghrib,
















Ya Allah, ini kedatangan malam-Mu, kepergian siang-Mu, dan suara-suara
doa kepada-Mu, maka ampunilah aku.(Diriwayatkan Abu Daud).

Shalat Qashar, Shalat Jamak, Shalatnya Orang Sakit dan


Shalat Khauf
Shalat Qashar

Shalat qashar ialah menjadikan shalat empat rakaat sebagai dua rakaat
dengan Al-Fatihah dan surat. Adapun shalat Maghrib, dan shalat Shubuh, maka tidak
diqashar, karena shalat Maghrib terdiri tiga rakaat, dan shalat Shubuh terdiri dari
dua rakaat.

1. Hukum Shalat Qashar

Shalat qashar disyariatkan Al-Quran, dan As-Sunnah. Allah Taala berfirman,






Dan apabila kalian bepergian di muka bumi, maka tidaklah mengapa kalian
menqashar shalat. (An-Nisa:101).
Rasulullah Sallallahu Alaihi wa Sallam bersabda,

47 (Shalat qashar) adalah sedekah yang disedekahkan Allah kepada kalian,

maka terimalah sedekahnya. (Muttafaq Alaih).


Rutinitas Rasulullah Sallallahu Alaihi wa Sallam melakukan shalat qashar
menjadikannya sebagai sunnah muakkadah, karena setiap kali beliau bepergian
maka beliau mengqashar shalat bersama sahabat-sahabatnya.

KITAB SHOLAT
Hadits dan Atsar

panduan fiqih sholat dilengkapi dalil dalil Al Qur an ,

2. Jarak Disunnahkannya Shalat Qashar

Rasulullah Sallallahu Alaihi wa Sallam tidak pernah menentukan jarak tertentu


disunnahkannya shalat qashar. Para sahabat, tabiin, dan para imam
memperhatikan jarak-jarak perjalanan dimana Rasulullah Sallallahu Alaihi wa Sallam
biasa mengqashar shalat pada jarak-jarak tersebut, dan mereka berkesimpulan
bahwa jarak-jarak tersebut adalah kira-kira empat burud (Satu burud kira-kira 12
mil). Mereka menentukan empat burud (kira-kira 48 mil) sebagai jarak minimal
untuk mengqashar shalat. Jadi barangsiapa bepergian pada jarak tersebut tidak
untuk bermaksiat kepada Allah, ia disunnahkan mengqashar bshalat dengan
mengerjakan shalat Dhuhur, Ashar, dan Isya dua rakaaat.

3. Permulaan dan Penutupan Shalat Qashar

Musafir mulai melakukan shalat qashar sejak ia meninggalkan pemukiman


daerahnya, dan tetap melakukannya kendati ia bepergian dalam jangka waktu yang
lama hingga ia kembali kedaerahnya, kecuali jika ia berniat menetap empat hari
atau lebih di satu daerah yang disinggahinya maka ia menyempurnakan shalat dan
tidak melakukan shalat qashar, karena dengan menetap di daerah tersebut hatinya
menjadi tenang, dan alasan diwajibkannya shalat qashar tidak ada lagi yaitu
ketakutan dirinya dan kesibukan hatinya dalam tugas-tugas perjalanannya.
Rasulullah Sallallahu Alaihi wa Sallam pernah menetap di Tabuk selama dua puluh
hari dan dalam jangka tersebut beliau menqashar shalat (Diriwayatkan Ahmad
dalam Musnad-nya). Dikatakan bahwa beliau mengqashar shalat, karena beliau
tidak berniat menetap di dalamnya.

4. Shalat Sunnah di Perjalanan

Jika seorang Muslim bepergian, ia diperbolehkan tidak mengerjakan seluruh


shalat-shalat sunnah: Shalat-shalat sunnah lainnya, kecuali dua rakaat sebelum
shalat Shubuh, dan shalat Witir, karena Abdullah bin Umar Radhiyallahu Anhuma
berkata,

Jika aku kerjakan shalat sunnah, aku pasti menyempurnakan shalatku (tidak
mengqasharnya). (Diriwayatkan Muslim).
Namun musafir diperbolehkan mengerjakan shalat-shalat sunnah yang
dimauinya, karena Rasulullah Sallallahu Alaihi wa Sallam pernah mengerjakan shalat
Dhuha delapan rakaat dalam perjalanan. Beliau juga mengerjakan salat sunnah di
atas hewan kendaraanya dalam perjalanannya.

5. Shalat Qashar itu Berlaku Umum bagi Seluru Musafir


47 Shalat qashar itu umum berlaku bagi semua musafir, baik musafir dengan

kendaraan, atau musafir dengan jalan kaki, atau pengendara hewan, atau
pengendara mobil, dan penumpang pesawat udara, kecuali penumpang kapal laut
jika ia tidak turun dari kapalnya sepanjang tahun dan ia berada di kapal bersama
keluarganya maka ia tidak disunnahkan melakukan shalat qashar, namun harus
menyempurnakan rakaat shalat seperti layaknya penghuni kapal.

KITAB SHOLAT
Hadits dan Atsar

panduan fiqih sholat dilengkapi dalil dalil Al Qur an ,

Shalat Jamak

1. Hukum Shalat Jamak

Shalat jamak ialah keringanan yang diperbolehkan, kecuali menjamak shalat


Dhuhur dengan shalat Ashar di hari Arafah, dan menjamak shalat Maghrib dengan
shalat Isya pada malam Muzdalifah, karena jamak di kedua tempat tersebut adalah
ketetapan baku yang tidak memiliki pilihan lain (wajib),

Rasulullah Sallallahu Alaihi wa Sallam mengerjakan shalat Dhuhur dan shalat Ashar
di Arafah dengan satu adzan dan dua iqamah. Ketika beliau tiba di Muzdalifah,
beliau mengerjakan shalat Maghrib, dan shalat Isya dengan satu adzan, dan dua
iqamah. (Diriwayatkan Muslim).

2. Sifat Shalat Jamak


Shalat jamak ialah mengerjakan shalat Dhuhur dan shalat Ashar dengan jamak
taqdim dengan cara mengerjakan kedua shalat tersebut di awal waktu shalat
Dhuhur, atau dengan jamak takhir dengan cara mengerjakan kedua shalat tersebut
di awal waktu shalat Ashar. Atau ia menjamak shalat Maghrib dan shalat Isya
dengan jamak taqdim dengan cara mengerjakan keduanya di awal waktu shalat
Maghrib, atau dengan jamak takhir dengan cara mengerjakan keduanya di awal
waktu shalat Isya.













Rasulullah Sallallahu Alaihi wa Sallam menunda shalat di Tabuk padaa suatu hari.
Kemudian beliau keluar dan mengerjakan shalat Dhuhur dengan shalat Ashar secara
jamak. Beliau keluar lagi, kemudian mengerjakan shalat Maghrib dan shalat Isya
ketika tiba di Tabuk usai perang. (Muttafaq Alaih).
Penduduk suatu daerah diperbolehkan menjamak shalat Maghrib dan shalat
Isya di masjid ketika hujan, atau pada malam yang sangat dingin, atau ketika angin
bertiup
kencang, karena mereka mendapatkan kesulitan untuk pergi ke masjid
47
untuk mengerjakan shalat Isya,

KITAB SHOLAT
Hadits dan Atsar

panduan fiqih sholat dilengkapi dalil dalil Al Qur an ,

Rasulullah Sallallahu Alaihi wa Sallam menjamak shalat maghrib dan shalat Isya
ketika hujan turun deras pada malam tersebut. (Diriwayatkan Al-Bukhari).
Orang sakit diperbolehkan menjamak shalat Dhuhur dengan shalat Ashar, atau
shalat Maghrib dengan shalat Isya, jika ia mendapatkan kesulitan untuk
mengerjakan shalat-shalat tersebut pada waktunya, karena alasan diperbolehnya
shalat jamak adalah sebab adanya kesulitan. Jadi, selagi kesulitan ini ditemui, shalat
jamak diperbolehkan. Bisa jadi seorang Muslim tidak bepergian, namun dihadapkan
pada kondisi sangat sulit, misalnya ia terancam jiwanya, atau hartanya, atau
kehormatannya, maka ia diperbolehkan melakukan shalat jamak, karena
diriwayatkan dengan shahih bahwa Rasulullah Sallallahu Alaihi wa Sallam pernah
sekali menjamak shalat di tempat (tidak bepergian) tidak karena hujan. Ibnu Abbas
Radhiyallahu Anhuma berkata, Rasulullah Sallallahu Alaihi wa Sallam pernah shalat
tujuh dan delapan rakaat di Madinah: Shalat Dhuhur, shalat Ashar, shalat Maghrib,
dan shalat Isya.

Shalatnya Orang Sakit

Jika orang sakit tidak mampu berdiri, dengan bersandar pada sesuatu ia shalat
dengan duduk. Jika ia tidak bisa duduk, ia shalat dalam keadaan miring. Jika ia tidak
sanggup miring, ia shalat dengan berbaring dengan menjulurkan kedua kakinya
menghadap kiblat dan menjadikan sujudnya lebih rendah daripada rukunya. Jika ia
tidak bisa ruku dan sujud, ia shalat dengan isyarat dan tidak boleh meninggalkan
shalat apa pun alasannya, karena Imran bin Husain Radhiyallahu Anhu berkata, Aku
sakit wasir, kemudian aku bertanya kepada Rasulullah Sallallahu Alaihi wa Sallam
tentang cara shalat, kemudian beliau bersabda,












Shalatlah dengan berdiri. Jika engkau tidak bisa shalat dengan berdiri, duduklah.
Jika engkau tidak bisa shalat dengan duduk, shalatlah dengan miring. Jika engkau
tidak bisa miring, shalatlah dengan berbaring. (Diriwayatkan Al-Bukhari).
Allah Taala tidak membebani hamba-Nya dengan sesuatu yang tidak mampu
dikerjakannya.

Shalat Khauf

1. Dalil Normatif Khauf


Shalat khauf diperintahkan dalam firman Allah Taala,

47




KITAB SHOLAT
Hadits dan Atsar

panduan fiqih sholat dilengkapi dalil dalil Al Qur an ,

Dan apabila kamu berada di tengah-tengah mereka lalu kamu hendak


mendirikan shalat bersama-sama mereka, hendaklah segolongan dari mereka
berdiri (shalat) bersamamu dan menyandang senjata, kemudian apabila
mereka (yang shalat bersamamu) sujud (telah menyempurnakan satu rakaat),
maka hendaklah mereka pindah dari belakangmu (untuk menghadapi musuh)
dan hendaklah datang golongan yang kedua yang belum shalat, lalu shalatlah
mereka denganmu, dan hendaklah mereka bersiap siaga dan menyandang
senjata. (An-Nisa): 102).

2. Sifat Shalat Khauf di Perjalanan

Banyak sekali tata cara shalat kahuf dan tata cara shalat khauf yang paling
terkenal ialah ketika dalam keadaan perang di perjalanan. Caranya, pasukan dibagi
dua kelompok: Kelompok pertama menghadap kea rah musuh, dan kelompok kedua
berbaris di belakang imam. Kelompok kedua shalat satu rakaat bersama imam, dan
shalat sendiri satu rakaat lagi kemudian salam sedang imam tetap berdiri,
kemudian kedua tersebut pergi dan berdiri mengantikan kelompk pertama yang tadi
berdiri menghadap ke arah musuh, kemudian kelompok pertama yang tadi berjaga
menghadap kea rah musuh datang, kemudian shalat satu rakaat bersama imam
sedang imam dalam keadaan duduk, kemudian kelompok tersebut shalat satu
rakaat lagi kemudian imam salam bersama mereka.
Dalil tata cara tersebut adalah hadits Sahl bin Khaitsamah ,

satu kelompok berbaris bersama Rasulullah Sallallahu Alaihi wa Sallam, sedang


kelompok satunya berdiri menghadap ke arah musuh, kemudian Rasulullah
Sallallahu Alaihi wa Sallam shalat satu rakaat bersama kelompok yang berbaris
bersamanya, kemudian beliau tetap berdiri, sedang kelompok tersebut meneruskan
shalat, kemudian pergi menghadap kearah musuh. Setelah itu, datanglah kelompok
lain kemudian Rasulullah Sallallahu Alaihi wa Sallam shalat bersama mereka pada
rakaat tersisa, kemudian beliau duduk, sedang mereka meneruskan shalat sendirisendiri, kemudian beliau salam bersama mereka. (Diriwayatkan Muslim).

47
3. Sifat Shalat Khauf di Daerah Sendiri

Jika perang terjadi di daerah sendiri (tidak terjadi perjalanan) di mana shalat
qashar tidak boleh dikerjakan, maka satu kelompok shalat dua rakaat bersama
imam, kemudian meneruskan dua rakaat tersisanya, sedang imam masih dalam
keadaan berdiri, kemudian kelompok satunya datang kemudian imam shalat dua

KITAB SHOLAT
Hadits dan Atsar

panduan fiqih sholat dilengkapi dalil dalil Al Qur an ,

rakaat bersama mereka, kemudian imam duduk sedang mereka meneruskan dua
rakaat sisanya, kemudian imam salam bersama mereka.

4. Jika Pasukan Tidak Bisa Dibagi karena Perang Berkecamuk dengan


Sengit

Jika perang berkecamuk dengan sengit sehingga pasukan tidak bisa dibagi
menjadi dua kelompok, maka semua tentara shalat sendiri-sendiri dalam kondisi
apa pun: Berjalan, atau di atas kendaraan, atau menghadap kiblat, atau tidak
menghadap kiblat dengan member isyarat, karena dalil-dalil berikut:
Firman Allah Taala,

Jika kalian dalam keadaan takut (bahaya), maka shalatlah sambil berjalan
atau berkendara.(Al-Baqarah:239).
Sabda Rasulullah Shallahu Alaihi wa Sallam,

Jika mereka lebih banyak, maka shalatlah dengan berdiri, dan di atas
kendaraan.(Diriwayatkan Al-Bukhari)
Maksud hadits di atas, jika ketakutan semakin meningkat, perang semakin
berkecamuk, dan kaum Muslim bertempur melawan musuh, shalatlah dengan
berdiri, atau diatas kendaraan.

5. Tentara Muslim Yang Mengejar Musuh, atau Lari daripadanya

Jika seorang Muslim mengejar musuh yang ia takutkan lolos dari kejarannya,
atau ia dikejar musuhnya dan ia khawatirkan tertangkap olehnya, ia boleh shalat
dalam keadaan apa pun: Berjalan, berlari, menghadap kiblat, atau tidak menghadap
kiblat. Begitu juga orang yang terancam nyawanya karena ulah manusia, atau
hewan, atau apa saja selain keduanya, ia shalat dalam posisi apa pun, karena dalildalil berikut:
Firman Allah Taala,

Jika kalian dalam keadaan takut (bahaya), maka shalatlah sambil berjalan
atau berkendara, (Al-Baqarah:239).
Perbuatan Abdullah bin Unais Radhiyallahu Anhu ketika diperintahkan
Rasulullah Sallallahu Alaihi wa Sallam mengerjakan Al-Hudzali. Ia berkata,
Karena aku kawatir tugasku menunda shalat, aku pun berjalan dalam keadaan
shalat dengan isyarat.

47
Shalat Jumat
1. Hukum Shaat Jumat
Shalat Jumat hukumnya wajib, berdasarkan dalil-dalil berikut:
Firman Allah Taala,

KITAB SHOLAT
Hadits dan Atsar

panduan fiqih sholat dilengkapi dalil dalil Al Qur an ,












hai orang-orang yang beriman, apabila diseru untuk menunaikan shalat pada
hari jumat, maka bersegeralah kalian kepada mengigat Allah dan
tinggalkanlah jual beli. (Al-Jumuah:9).
Sabda Rasulullah Sallallahu Alaihi wa Sallam,












Hendaklah kaum-kaum itu berhenti dari meninggalkan shalat Jumat, atau
(kalau tidak) Allah pasti mengunci hati mereka, kemudian mereka pasti
menjadi orang-rang yang lalai. (Diriwayatkan Muslim).
Sabda Rasulullah Sallallahu Alaihi wa Sallam,

Shalat Jumat adalah hak yang diwajibkan kepada setiap Muslim kecuali
empat orang:Budak, atau wanita, atau anak kecil, atau orang sakit.
(Diriwayatkan Abu Daud).

2. Hikmah Disyariatkannya Shaat Jumat

Diantara hikmah disyariatkannya shalat jumat ialah mengumpulkan rangorang mukallaf yang mampu mengemban tanggungjawab di antara penduduk satu
daerah, atau desa pada awal minggu di satu tempat untuk menerima hal-hal actual
dan keputusan-keputusan yang dikeluarkan imam (pemimpin) kaum Muslimin, atau
khalifah mereka dalam hal-hal yang terkait dengan kemaslahatan agama mereka,
dan dunia mereka, serta agar mereka mendengar anjuran dan ancaman yang dapat
membuat mereka sigap melaksanakan kewajiban-kewajiban mereka dengan rajin,
dan bersemangat sepanjang minggu.
Hikmah-hikmah tersebut bisa direnungkan dari syarat-syarat shalat Jumat
yang diantaranya adalah desa atau jamaah, atau masjid, khutbah dari khalifah atau
pemimpin setempat, pengharaman bicara di sela-sela khutbah, dan gugurnya
kewajiban shalat Jumat dari budak, wanita, anak-anak, dan orang sakit, karena
pemberian perintah (taklif) kepada mereka itu tidak sempurna, dan karena mereka
tidak bisa mengerjakan apa yang diperintahkan terhadap mereka.

3.47Keutamaan Hari Jumat

Hari Jumat adalah hari utama, dan agung di antara hari-hari lainnya, karena
Rasululah Sallallahu Alaihi wa Sallam bersabda,

KITAB SHOLAT
Hadits dan Atsar

panduan fiqih sholat dilengkapi dalil dalil Al Qur an ,











Hari terbaik di mana matahari terbit di dalamnya ialah hari Jumat. Pada hari
tersebut Adam Alaihis-Salam diciptakan, dimasukkan ke surga, dikeluarkan
daripadanya, dan kiamat tidak terjadi kecuali di hari Jumat. (Diriwayatkan
Muslim).
Oleh karena itu, hari Jumat harus diagungkan karena Allah Taala
mengangungkannya dengan memperbanyak amal-amal shalih di dalamnya, dan
menjauhkan diri dari seluruh dosa.

4. Etika dan Apa Saja Yang Harus Dikerjakan pada Hari Jumat
1) Mandi dari apa yang mengenai badannya, karena Rasulullah Sallallahu Alaihi
wa Sallam bersabda,

Mandi pada hari Jumat adalah kewajiban bagi setiap orang yang pernah
bermimpi (baligh).(Muttafaq Alaih).
2) Mengenakan pakaian yang bersih, dan menggunakan parfum, karena
Rasulullah Sallallahu Alaihi wa Sallam bersabda,



Setiap orang Muslim wajib mandi pada hari Jumat, mengenakan pakaian
terbaik yang dimilikinya, dan jika ia mempunyai parfum maka ia
menggunakannya.(Diriwayatkan Ahmad).
3) Berangkat shalat Jumat secara dini dalam arti segera pergi sebelum waktunya,
karena Rasulullah Sallallahu Alaihi wa Sallam bersabda,

47

KITAB SHOLAT
Hadits dan Atsar

panduan fiqih sholat dilengkapi dalil dalil Al Qur an ,

Barangsiapa mandi pada hari Jumat seperti mandi jinabat, kemudian


berangkat pada jam pertama, ia seperti berkurban dengan unta. Barangsiapa
berangkat pada jam kedua, ia seperti berkurban dengan lembu betina.
Barangsiapa berangkat pada jam ketiga, ia seperti berkurban dengan kambing
bertanduk. Barangsiapa berangkat pada jam keempat, ia seperti berkurban
dengan ayam betina. Dan barangsiapa berangkat pada jam kelima, ia seperti
berkurban dengan telur. Jika imam telah keluar (maksudnya masuk ke masjid),
maka para malaikat datang untuk mendengarkan dzikir.(Diriwayatkan Malik).
4) Shalat sunnah empat rakaat atau lebih ketika masuk masjid, karena Rasulullah
Sallallahu Alaihi wa Sallam bersabda,

Tidaklah seserang mandi pada hari Jumat, bersuci dengan bersuci yang
dapat ia lakukan, menggunakan minyak, atau menggunakan parfum,
kemudian berangkat ke masjid tanpa memisahkan di antara dua orang,
mengerjakan shalat yang diwajibkan kepadanya, dan diam ketika imam bicara,
melainkan dosa-dosanya antara hari Jumat dengan hari Jumat berikutnya
diampuni selagi ia tidak mengerjakan dsa-dsa besar.(Diriwayatkan Al-Bukhari).
5) Memutuskan pembicaraan, dan menghentikan main-main dengan pasir, dan
lain sebagainya ketika imam telah keluar (maksudnya masuk ke masjid),
karena Rasulullah Sallallahu Alaihi wa Sallam bersabda,

jika engkau berkata kepada temanmu ketika imam sedang berkhutbah,


Diamlah, maka engkau telah berbuat sia-sia. (Diriwayatkan Muslim).
6) Jika seseorang masuk masjid, sedang imam sedang berkhotbah, ia shalat
tahiyatul masjid dua rakaat ringan, karena Rasulullah Sallallahu Alaihi wa
Sallam bersabda,

47



Jika salah seorang dari kalian masuk masjid sedang imam sedang berkhutbah,
hendaklah
ia
ruku
(shalat)
dua
rakaat
dan
hendaklah
ia
meringankannya.(Diriwayatkan Abu Daud).

KITAB SHOLAT
Hadits dan Atsar

panduan fiqih sholat dilengkapi dalil dalil Al Qur an ,

7) Hukumnya makruh melangkahi orang-orang yang duduk dan memisahkan


mereka, karena Rasulullah Sallallahu Alaihi wa Sallam bersabda kepada orang
yang melangkahi manusia,

Dan tidak boleh memisahkan dua orang.(Diriwayatkan Al-Bukhari).


8) Diharamkan menjalankan aktifitas jual-beli setelah adzan shalat Jumat, karena
Allah Taala berfirman,












Hai orang-rang yang beriman, apabila diseru untuk menunaikan shalat pada
hari Jumat, maka bersegeralah kalian kepada mengingat Allah dan tinggalkan
jual beli. (Al-Jumah: 9).
9) Disunnahkan membaca surat Al-Kahfi pada malam dan siang hari Jumat,
karena Rasulullah Sallallahu Alaihi wa Sallam bersabda,









Barangsiapa membaca surat Al-Kahfi pada hari Jumat, maka cahaya
meneranginya di antara dua Jumat.(Diriwayatkan Al-Hakim).
10) Memperbanyak shalawat dan salam terhadap Rasulullah Sallallahu Alaihi wa
Sallam, karena Rasulullah Sallallahu Alaihi wa Sallam bersabda,

Perbanyaklah shalawat terhadapku pada hari Jumat dan malamnya, karena


barangsiapa berbuat seperti itu, aku saksi dan pemberi syafaat baginya pada
hari kiamat.(Diriwayatkan Al-Baihaqi).
11) Memperbanyak doa pada hari Jumat, karena di hari Jumat terdapat waktu
dikabulkannya doa dan barangsiapa berdoa pada waktu tersebut, doanya
dikabulkan dan Allah Taala memberikan apa yang dimintanya. Rasulullah
Sallallahu Alaihi wa Sallam bersabda,












47











KITAB SHOLAT
Hadits dan Atsar

panduan fiqih sholat dilengkapi dalil dalil Al Qur an ,

Sesungguhnya pada hari Jumat terdapat waktu dan tidaklah seorang Muslim
meminta kebaikan kepada Allah pada saat tersebut melainkan Allah member
apa yang dimintanya. (Diriwayatkan Muslim).
Ada hadits yang menjelaskan bahwa waktu tersebut ialah waktu sejak
masuknya imam (khatib) ke masjid hingga shalat Jumat selesai, dan ada lagi yang
mengatakan bahwa waktu tersebut setelah shalat Ashar.
Syarat-syarat wajib shalat Jumat:
1) Laki-laki. Jadi shalat Jumat tidak diwajibkan kepada wanita.
2) Merdeka. Jadi shalat Jumat tidak diwajibkan kepada budak
3) Baligh. Jadi shalat Jumat tidak diwajibkan kepada anak kecil
4) Sehat. Jadi shalat Jumat tidak diwajibkan kepada orang sakit yang tidak
mampu menghadirinya karena sakit dideritanya.
5) Domisili. Jadi shalat Jumat tidak diwajibkan kepada musafir, karena Rasulullah
Sallallahu Alaihi wa Sallam bersabda,
Shalat Jumat adalah hak yang diwajibkan kepada setiap Muslim kecuali
empat orang: budak, atau wanita, atau anak kecil, atau orang
sakit.(Diriwayatkan Abu Daud).
Rasulullah Sallallahu Alaihi wa Sallam bersabda,



Barangsiapa beriman kepada Allah dan hari akhir, ia wajib mengerjakan
shalat Jumat, kecuali orang sakit atau musafir, atau wanita, atau anak kecil,
atau budak. (Diriwayatkan Ad-Daruquthni dan Al-Baihaqi.).
Jika orang-rang yang tidak terkena kewajiban shalat Jumat menghadiri shalat
Jumat, dan shalat bersama imam, maka sah dan ia tidak perlu lagi shalat Dhuhur
sesudahnya.
Syarat-syarat sahnya shalat Jumat:
1) Desa. Jadi shalat Jumat tidak sah dilakukan di padang pasir, atau perjalanan,
sebab shalat Jumat tidak dilaksanakan pada zaman Rasulullah Sallallahu Alaihi
wa Sallam kecuali dikota-kota, desa-desa, dan beliau tidak memerintahkan
penghuni padang pasir untuk mengerjakannya, serta kendati Rasulullah
Sallallahu Alaihi wa Sallam sering bepergian, namun tidak ada bukti bahwa
beliau shalat Jumat di perjalanannya.
2) Masjid. Jadi shalat Jumat tidak sah di selain bangunan masjid dan halamannya,
agar kaum Muslimin tidak merasakan panas atau dingin yang membahayakan
mereka.
473) Khutbah. Jadi shalat Jumat tidak wajib tanpa khutbah, karena shalat Jumat
tidak diwajibkan kecuali untuk kepentingan khutbah.
Shalat Jumat tidak wajib bagi orang yang tempat tinggalnya berjarak lebih dari
tiga mil dari tempat dilaksanakannya shalat Jumat, karena Rasulullah Sallallahu
Alaihi wa Sallam bersabda,

KITAB SHOLAT
Hadits dan Atsar

panduan fiqih sholat dilengkapi dalil dalil Al Qur an ,

Shalat Jumat itu wajib bagi orang yang mendengar adzan. (Diriwayatkan Abu
Daud dan AD-Daruquthni.).

5. Orang Yang Mendapatkan Satu Rakaat Shalat Jumat atau Kurang


dari Satu Rakaat
Jika seorang Muslim mendapatkan satu rakaat shalat Jumat, ia menambah
satu rakaat setelah imam salam dan itu sudah cukup baginya, karena Rasulullah
Sallallahu Alaihi wa Sallam bersabda,

Barangsiapa mendapatkan satu rakaat shalat, ia telah mendapatkan shalat


semuanya. (Muttafaq Alaih).
Adapun orang yang mendapatkan kurang dari satu rakaat misalnya satu sujud
dan lain sebagainya, maka ia meniatkannya shalat Dhuhur, kemudian
mengerjakannya empat rakaat setelah imam salam.

6. Penyelengaraan Shalat Jumat lebih dari Satu Tempat di Satu


Daerah

Jika masjid besar tidak mampu menampung jamaah dan tidak bisa diperluas,
maka shalat Jumat boleh diselenggarakan di masjid lain di daerah tersebut sesuai
dengan kebutuhan.

7. Tata Cara Shalat Jumat

Tata cara shalat Jumat ialah keluar (masuk ke masjid) setelah matahari
tergelincir, kemudian naik mimbar dengan mengucapkan salam kepada Jmaah.
Ketika ia telah duduk, muadzin beradzan seperti adzan Dhuhur. Sesudah adzan,
imam berdiri untuk berkhutbah dengan memanjatkan pujian kepada Allah Taala,
menyanjung-Nya, bershalawat, dan bersalam untuk Rasulullah Sallallahu Alaihi wa
Sallam. Setelah itu, ia menasihatkan manusia dan mengingat jamaah dengan suara
tinggi. Ia perintahkan mereka dengan perintah Allah Taala dan Rasul-Nya, melarang
dengan larangan keduanya, menganjurkan mereka, menakut-nakuti mereka,
mengingatkan tentang janji Allah Taala, dan ancaman-Nya. Setelah itu, ia duduk
sebentar, kemudian berdiri lagi untuk khutbah kedua dengan memuji Allah Taala,
menyanjung-Nya, meneruskan Khutbahnya dengan suara yang sama, yaitu tinggi
mirip dengan suara komando perang. Ia berkhutbah tidak terlalu lama, dan setelah
khutbahnya selesai, ia turun dari mimbar, dan muadzin melakukan iqamah shalat.
Kemudian imam shalat bersama jamaah sebanyak dua rakaat dengan
47
menyaringkan
surat Al-Fatihah dan surat Al-Quran sesudahnya. Pada rakaat
pertama setelah membaca Al-Fatihah, ia disunnahkan membaca surat Al-Ala, dan
membaca surat Al-Ghasyiyah pada rakaat kedua setelah membaca Al-Fatihah.

8.Rukun dan Syarat Syah Khuthbah

KITAB SHOLAT
Hadits dan Atsar

panduan fiqih sholat dilengkapi dalil dalil Al Qur an ,

Rukun Khuthbah Jumah :


a.
b.
c.
d.
e.

Membaca Hamdalah
Membaca Shalawat Nabi
Berwasiyat Taqwa
Membaca Ayat Al Qur an
Mendoakan orang orang beriman

Syarat Khuthbah Jumat :


a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
h.
i.
j.
k.
l.

Khotib laki laki


Berilmu
Layak sebagai Imam
Dilaksanakan sebelum shaolat
Berdiri bagi yang mampu
Tidak dipisah dengan pekerjaan lain
Dilaksanakan setelah zawal
Duduk di antara dua khuthbah
Mengeraskan suara
Didengarkan oleh jamaah
Suci dari hadats dan najis
Menutup Aurat

Shalat Sunnah Witir, Shalat Sunnah Shubuh, Shalat


Sunnah Rawatib, dan Shalat-shalat Sunnah Lainnya
Shalat Sunnah Witir
1. Hukum Shalat Witir

Shalat witir adalah shalat sunnah wajib yang tidak boleh ditinggalkan seorang
Muslim dalam kondisi apa pun.
Shalat witir ialah seorang Muslim shalat di akhir shalat sunnah di malam hari
setelah shalat Isya sebanyak satu rakaat yang dinamakan witir, karena Rasulullah
Sallallahu Alaihi wa Sallam bersabda,

Shalat malam itu dua-dua. Jika salah seorang dari kalian khawatir shalat
Shubuh tiba, ia shalat satu rakaat dan dengannya ia mengganjilkan
47 shalatnya.(Diriwayatkan Al-Bukhari).

2. Apa Saja Yang Disunnahkan sebelum Shalat Witir

Sebelum shalat Witir, seseorang disunnahkan mengerjakan shalat dua rakaat


hingga sepuluh rakaat, kemudian ia shalat Witir, karena Rasulullah Sallallahu Alaihi
wa Sallam bisa berbuat seperti itu.

KITAB SHOLAT
Hadits dan Atsar

panduan fiqih sholat dilengkapi dalil dalil Al Qur an ,

3. Waktu Shalat Witir

Waktu shalat Witir ialah setelah shalat Isya hingga menjelang shalat Shubuh,
namun akhir malam adalah waktu yang paling utama untuk mengerjakan shalat
Witir kecuali bagi orang yang khawatir tidak bisa bangun pada waktu tersebut,
karena Rasulullah bersabda,




Barangsiapa di antara kalian yakin tidak bisa bangun pada akhir malam,
hendaklah ia shalat Witir di awal malam. Dan barangsiapa yakin bisa bangun
pada akhir malam, maka shalat di akhir malam itu dihadiri (malaikat), dan itu
lebih utama.(Diriwayatkan Muslim).

4. Barangsiapa Tidur Belum Shalat Witir hingga Shubuh


Jika orang Muslim tidur belum shalat Witir, dan baru bangun pada waktu
Shubuh, ia menggantinya sebelum shalat Shubuh, karena dalil-dalil berikut:
Sabda Rasulullah Sallallahu Alaihi wa Sallam,

Jika salah seorang dari kalian bangun Shubuh belum shalat Witir, hendaklah ia
shalat Witir. (Diriwayatkan Al-Hakim.).
Sabda Rasulullah Sallallahu Alaihi wa Sallam,

Barangsiapa tidur belum shalat witir atau lupa, hendaklah ia mengerjakannya


ketika ia telah ingat. (Diriwayatkan Abu Daud. Hadits ini shahih).

5. Bacaan di Shalat Witir


Pada rakaat pertama shalat Witir, seorang Muslim disunnahkan membaca
surat Al-Ala setelah Al-Fatihah, pada rakaat kedua membaca surat Al-Kafirun
setelah Al-Fatihah, dan pada rakaat ketiga membaca surat Al-Ikhlas, Al-Falaq, dan
An-Naas setelah Al-Fatihah.

6. Makruh Mengerjakan Shalat Witir Lebih dari Satu Kali


Makruh hukumnya mengerjakan shalat Witir lebih dari satu kali pada satu
malam, karena Rasulullah Sallallahu Alaihi wa Sallam bersabda,

47

Tidak ada dua witir pada satu malam.(Diriwayatkan At-Tirmidzi.).


Jika seseorang mengerjakan shalat Witir pada awal malam kemudian bangun
dan ingin mengerjakan shalat sunnah, ia boleh mengerjakan shalat sunnah tanpa
mengulangi shalat witir, karena Rasulullah Sallallahu Alaihi wa Sallam bersabda,

KITAB SHOLAT
Hadits dan Atsar

panduan fiqih sholat dilengkapi dalil dalil Al Qur an ,

Tidak ada dua witir pada satu malam. (Diriwayatkan At-Tirmidzi).

Shalat Sunnah Fajar

1. Hukum Shalat Sunnah Fajar


Shalat sunnah fajar adalah sunnah muakkadah seperti shalat Witir, sebab
shalat sunnah fajar adalah pembuka shalat seorang Muslim di siang hari, sedang
shalat Witir adalah penutup shalatnya di malam hari. Rasulullah Sallallahu Alaihi wa
Sallam menegaskan shalat sunnah fajar ini dengan perbuatannya sebab beliau
selalu mengerjakannya dan tidak pernah meninggalkannya, serta menganjurkannya
dengan sabdanya,

Dua rakaat (shalat sunnah) fajar itu lebih baik daripada dunia dan seisinya.
(Diriwayatkan Muslim)
Rasulullah Sallallahu Alaihi wa Sallam juga bersabda,


Janganlah kalian meninggalkan dua rakaat shalat sunnah fajar, kendati kalian
dibawa lari oleh kuda. (Diriwayatkan Ahmad dan Abu Daud).

2. Waktu Shalat Sunnah Shubuh


Waktu shalat sunnah Shubuh ialah antara terbitnya fajar dengan shalat
Shubuh. Barangsiapa tidur hingga matahari terbit, ia mengerjakan shalat Shubuh
ketika bangun, kecuali jika matahari mulai bergeser ketengah-tengah langit maka
kewajiban shalat Shubuh menjadi gugur, karena Rasulullah Sallallahu Alaihi wa
Sallam bersabda,



Barangsiapa belum mengerjakan dua rakaat shalat Shubuh hingga matahari
terbit, hendaklah ia mengerjakannya. (Diriwayatkan Al-Baihaqi).
Karena Rasulullah Sallallahu Alaihi wa Sallam dan para sahabat pernah tidur di
salah satu perang dan baru bangun ketika matahari telah terbit, kemudian mereka
pindah sedikit dari lokasi mereka, dan Rasulullah Sallallahu Alaihi wa Sallam
memerintahkan Bilal mengumandangkan adzan, kemudian beliau mengerjakan
shalat sunnah Shubuh, dan shalat Shubuh.

47
3. Tata Cara Shalat Sunnah Shubuh
Shalat sunnah Shubuh ialah dua rakaat ringan: Pada rakaat pertama setelah
Al-Fatihah seorang Muslim membaca surat Al-Kafirun, dan pada rakaat kedua
setelah Al-Fatihah ia membaca surat Al-Ikhlas dengan suara pelan. Jika ia membaca
surat Al-Fatihah saja, maka sah, karena Aisyah Radhiyallahu Anha berkata,

KITAB SHOLAT
Hadits dan Atsar

panduan fiqih sholat dilengkapi dalil dalil Al Qur an ,

Rasulullah Sallallahu Alaihi wa Sallam terbiasa mengerjakan dua rakaat sebelum


shalat Shubuh. Beliau mengerjakannya dengan ringan, hingga aku ragu apakah
beliau membaca surat Al-Fatihah atau tidak? (Diriwayatkan Malik).
Di hadits lain, Aisyah Radhiyallahu Anha berkata,




Pada dua rakaat sebelum shalat Shubuh, Rasulullah Sallallahu Alaihi wa Sallam
membaca surat Qul yaa ayyuhal kaafirun, dan qul huwallahu ahad,serta beliau
mambacanya dengan pelan-pelan. (Diriwayatkan Muslim).

Shalat Sunnah Rawatib

Shalat sunnah Rawatib ialah shalat-shalat sunnah Qabliyah(sebelum) dan


badiyah(sesudah) shalat-shalat wajib, yaitu dua rakaat sebelum shalat Dhuhur,
dua rakaat sesudahnya, dua rakaat sebelum shalat Ashar, dua rakaat sesudah
shalat Maghrib, dan dua rakaat atau empat rakaat sesudah shalat Isya, karena
dalil-dalil berikut:
1. Ucapan Abdullah bin Umar Radhiyallahu Anhuma,












Aku hapal sepuluh rakaat dari Nabi Muhammad Sallallahu Alaihi wa Sallam,
yaitu dua rakaat sebelum shalat Dhuhur, dua rakaat sesudahnya, dua rakaat
setelah shalat Maghrib dirumahnya, dua rakaat sesudah Isya dan dua rakaat
sebelum shalat Shubuh. (Muttafaq Alaih).
2. Ucapan Aisyah Radhiyallahu Anha,

47



Rasulullah Sallallahu Alaihi wa Sallam tidak pernah meninggalkan empat
rakaat sebelum shalat Dhuhur. (Diriwayatkan Al-Bukhari).

KITAB SHOLAT
Hadits dan Atsar

panduan fiqih sholat dilengkapi dalil dalil Al Qur an ,

3. Sabda Rasulullah Sallallahu Alaihi wa Sallam,

Di antara kedua adzan (adzan dan iqamah) terdapat shalat, (Muttafaq Alaih).
4. Sabda Rasulullah Sallallahu Alaihi wa Sallam,

Semoga Allah merahmati orang yang mengerjakan empat rakaat sebelum


shalat Ashar. (Diriwayatkan At-Tirmidzi. Hadits ini hasan).

Shalat-shalat Sunnah Lainnya

1. Keutamaannya

Shalat-shalat sunnah lainnya mempunyai keutamaan besar, karena Rasulullah


Sallallahu Alaihi wa Sallam bersabda,




Allah tidak mengizinkan sesuatu kepada seorang hamba yang lebih baik
daripada dua rakaat yang dikerjakannya, dan sesungguhnya kebaikan ditabur
di atas kepala seorang hamba selagi ia berada dalam shalatnya.
(Diriwayatkan At-Tirmidzi.).
Rasulullah Sallallahu Alaihi wa Sallam bersabda kepada orang yang meminta
bisa menemani beliau disurga,

Bantulah aku atas dirimu dengan sujud yang banyak. (Diriwayatkan Muslim).

2. Hikmahnya

Di antara hikmah di balik shalat-shalat sunnah ialah menutupi kekurangan


shalat-shalat wajib. Rasulullah Sallallahu Alaihi wa Sallambersabda,











47





KITAB SHOLAT
Hadits dan Atsar

panduan fiqih sholat dilengkapi dalil dalil Al Qur an ,









Sesungguhnya amal perbuatan manusia yang pertama kali dihisab ialah
shalat. ASllah yang lebih tahu- berfirman kepada para malaikat, lihatlah
shalat hamba-Ku, apakah sempurna, atau kurang? Jika sempurna maka ditulis
sempurna umtuknya, dan jika ada yang kurang maka Allah berfirman,
Lihatlah, apakah hamba-Ku mempunyai shalat sunnah? Jika hamba tersebut
mempunyai shalat sunnah, maka Allah berfirman, Sempurnakan shalat wajib
hamba-Ku dengan shalat sunnahnya. Kemudian seluruh amal perbuatan
diambil seperti itu.(Diriwayatkan Abu Daud.).

3. Waktunya

Malam dan siang adalah waktu shalat-shalat sunnah kecuali lima waktu, karena
tidak ada shalat-shalat sunnah pada kelima waktu tersebut. Kelima waktu tersebut
adalah sebagai berikut:
1). Setelah Shubuh hingga matahari terbit
2). Sejak terbitnya matahari hingga matahari naik setinggi tombak
3). Tengah-tengah hari hingga matahari mulai bergeser ke arah barat
4). Setelah Ashar hingga matahari berwarna kuning
5). Matahari berwarna kuning hingga matahari terbenam.
Dasarnya ialah sabda Rasulullah Sallallahu Alaihi wa Sallam kepada Amr bin
Absah yang bertanya tentang shalat kepada beliau,

47









Kerjakan shalat Shubuh kemudian berhentilah dari shalat hingga matahari
terbit dan naik, karena matahari terbit di antara dua tanduk syetan dan ketika
itu orang-orang kafir sujud kepada matahari. Setelah itu, kerjakan shalat,
karena shalat ketika itu disaksikan para malaikat hingga bayangan setinggi

KITAB SHOLAT
Hadits dan Atsar

panduan fiqih sholat dilengkapi dalil dalil Al Qur an ,

tombak, kemudian berhenti dari shalat, karena pada waktu tersebut neraka
sedang dinyalakan. Jika bayangbayang disaksikan para malaikat hingga
engkau shalat Ashar, kemudian berhentilah dari shalat hingga matahari
terbenam karena matahari terbenam di antara dua tanduk syetan, dan ketika
itu orang-orang kafir sedang sujud kepadanya. (Diriwayatkan Muslim).

4. Shalat Sunnah dengan Duduk

Seorang Muslim diperbolehkan mengerjakan shalat sunnah dengan duduk.


Hanya saja, ia cuma mendapatkan pahala separoh dari pahala orang yang
mengerjakan shalat dengan berdiri, karena Rasulullah Sallallahu Alaihi wa Sallam
bersabda,

Shalat seseorang dengan duduk itu mendapatkan separoh (pahala) shalat.


(Muttafaq Alaih).

5. Macam-macam Shalat Sunnah


1). Tahiyatul masjid, karena Rasulullah Sallallahu Alaihi wa Sallam bersabda,

Jika salah seorang dari kalian memasuki masjid, ia jangan duduk hingga
shalat dua rakaat. (Muttafaq Alaih).
2). Shalat Dhuha empat rakaat hingga delapan rakaat, karena Rasulullah
Sallallahu Alaihi wa Sallam bersabda,

Sesungguhnya Allah Taala berfirman, Hai anak keturunan Adam, rukulah


engkau untuk-Ku empat rakaat pada awal siang maka Aku melindungimu di
akhir siang. (Diriwayatkan Ahmad, Abu Daud, dan At-Tirmidzi. Sanad hadits
ini baik).
3). Shalat Tarawih di bulan Ramadhan, karena Rasulullah Sallallahu Alaihi wa
Sallam bersabda,


47
Barangsiapa berdiri (shalat) di bulan Ramadhan karena iman dan
mengharapkan pahala, maka dosa-dosa silamnya diampuni. (Diriwayatkan AlBukhari).
4). Shalat dua rakaat setelah wudlu, karena Rasulullah Sallallahu Alaihi wa Sallam
bersabda,

KITAB SHOLAT
Hadits dan Atsar

panduan fiqih sholat dilengkapi dalil dalil Al Qur an ,


Tidaklah seorang Muslim berwudlu dan memperbaiki wudlunya kemudian
shalat, melainkan Allah mengampuni dosa-dosanya sejak saat itu hingga
shalat sesudahnya. (Diriwayatkan Muslim).
5). Shalat dua rakaat di masjid setelah bepergian karena Rasulullah Sallallahu
Alaihi wa Sallam terbiasa berbuat seperti itu. Kaab bin Malik Radhiyallahu
Anhu berkata,

Jika Rasulullah Sallallahu Alaihi wa Sallam tiba dari perjalanannya, beliau


pergi ke masjid, kemudian ruku (shalat) di dalamnya sebanyak dua rakaat.
(Diriwayatkan Al-Bukhari, dan Muslim).
6). Shalat taubat dua rakaat, karena Rasulullah Sallallahu Alaihi wa Sallam
bersabda,

,


.









Tidaklah orang berdosa kemudian membersihkan diri, dan shalat dua rakaat
meminta ampunan kepada Allah, melainkan ia diampuni. (Diriwayatkan AtTirmidzi.).
7). Dua rakaat sebelum shalat Maghrib, karena Rasulullah Sallallahu Alaihi wa
Sallam bersabda,

Shalatlah kalian sebelum shalat Maghrib. Pada kali ketiga, beliau bersabda,
Bagi siapa saja yang mau. (Diriwayatkan Al-Bukhari).
8). Shalat istikharah dua rakaat, karena Rasulullah Sallallahu Alaihi wa Sallam
bersabda,

47

KITAB SHOLAT
Hadits dan Atsar

panduan fiqih sholat dilengkapi dalil dalil Al Qur an ,

(........)


(.........)


















Jika salah seorang dari kalian galau dengan suatu urusan, hendaklah ia shalat
dua rakaat bukan shalat wajib, kemudian berdoalah, Ya Allah, aku meminta
pilihan kepada-Mu dengan ilmu-Mu, meminta keputusan-Mu dengan
kekuasaan-Mu, dan meminta karunia-Mu yang agung dari-Mu, karena Engkau
Mahakuasa dan aku tidak berkuasa, Engkau mengetahui sedang aku tidak
mengetahui, dan Engkau mengetahui hal-hal yang gaib. Ya Allah, jika Engkau
mengetahui bahwa urusan ini baik bagiku dalam agamaku, kehidupanku, dan
akhir kesudahan urusanku, maka tentukan untukku, berilah aku kemudahan
didalamnya, dan berkahilah aku didalamnya. Jika Engkau mengetahui bahwa
urusan ini tidak baik bagiku dalam agamaku, kehidupanku, dan akhir
kesudahan urusanku maka palingkan dariku, dan tentukan yang baik untukku
apa pun bentuknya, kemudian ridhailah aku di dalamnya. (Diriwayatkan ABukhari).
Ia harus menyebutkan kebutuhan pada kata urusan di doa di atas.
9). Shalat hajat, yaitu seorang Muslim ingin memenuhi kebutuhannya, kemudian
ia wudlu, shalat dua rakaat, dan meminta Allah Taala memenuhi
kebutuhannya tersebut.
10). Shalat tasbih sebanyak empat rakaat. Setelah membaca Al-Fatihah dan
surat, ia membaca doa berikut di setiap rakaat, Subhaanallah, wal hamdu
lillah, wa laa ilaaha illallahu, wallahu akbar, sebanyak lima belas kali. Ketika
ruku, ia membacanya sebanyak sepuluh kali. Ketika mengangkat kepala dari
ruku, ia membacanya sebanyak sepuluh kali. Ketika sujud, ia membacanya
sebanyak sepuluh kali. Ketika mengangkat kepala dari sujud, ia membacanya
sepuluh kali. Dan ketika duduk istirahat di antara dua rakaat, ia membacanya
sebanyak sepuluh kali. Jadi total tasbih pada satu rakaat ialah tujuh puluh lima
47 kali, karena Rasulullah Sallallahu Alaihi wa Sallam bersabda kepada pamannya,
Al-Abbas bin Abdul Muththalib Radhiyallahu Anhu,












..........








KITAB SHOLAT
Hadits dan Atsar

panduan fiqih sholat dilengkapi dalil dalil Al Qur an ,




Hai Al-Abbas, hai pamanku, maukah engkau aku beri sesuatu? Setelah itu,
beliau menyebutkan tata cara shalat tasbih kepada pamannya. Beliau
bersabda, Jika engkau bisa mengerjakannya satu kali dalam sehari maka
kerjakan. Jika engkau tidak bisa, maka satu kali dalam setiap Jumat (Tujuh
hari). Jika engkau tidak bisa mengerjakannya, maka satu kali dalam sebulan.
Jika engkau tidak dapat melakukannya, maka satu kali dalam setahun. Jika
engkau tidak bisa mengerjakannya, maka sekali dalam seumurmu.
(Diriwayatkan Abu Daud dan lain-lain).
11). Sujud syukur, yaitu jika seorang Muslim mendapatkan nikmat, misalnya
berhasil memperoleh apa yang diinginkannya, atau selamat dari apa yang
ditakutkannya, ia sujud syukur kepada Allah Taala atas nikmat-Nya tersebut.
Jika Rasulullah Sallallahu Alaihi wa Sallam mendapatkan sesuatu yang
menyenangkan, atau menggembirakan, beliau sujud syukur kepada Allah
Taala. Misalnya, ketika Malaikat Jibril datang kepada beliau dan berkata,



Barangsiapa mengucapkan satu shalawat untukmu, Allah mengucapkan
shalawat sepuluh kali untuknya, maka beliau sujud syukur kepada Allah
Taala. (Diriwayatkan Ahmad).
12). Sujud tilawah. Sujud tilawah disunnahkan, karena Rasulullah Sallallahu Alaihi
wa Sallam bersabda,

Jika anak keturunan Adam membaca ayat sujud dan sujud, maka syetan
menyendiri kemudian menangis sambil berkata, Aduh celaka, ia suruh sujud,
kemudian sujud, dan mendapatkan surga. Aku disuruh sujudnamun menlak,
dan aku pun mendapatkan neraka. (Diriwayatkan Muslim).
47 Jadi jika seorang Muslim membaca ayat sujud, atau mendengarnya dari
pembaca, ia disunnahkan sujud sekali. Ia bertakbir ketika merendah untuk
sujud dan ketika mengangkat kepalanya. Dalam sujudnya, ia berkata,

KITAB SHOLAT
Hadits dan Atsar

panduan fiqih sholat dilengkapi dalil dalil Al Qur an ,

Wajahku sujud kepada Dzat yang telah menciptakannya, membentuknya,


membelah pendengarannya, dan (membelah) penglihatannya dengan dayaNya, dan kekuatan-Nya. Mahamulia Allah dan Pencipta yang paling baik.
Agar mendapatkan pahala dengan utuh, sebaiknya ia sujud tilawah dalam
keadaan suci, dan menghadap kiblat.
Ayat-ayat sujud dalam Al-Quran sudah bisa diketahui dalam Al-Quran, yaitu
lima belas ayat sujud, karena Abdullah bin Amr bin Al-Ash berkata,

Nabi Sallallahu Alaihi wa Sallam membaca lima belas ayat sujud di Al-Quran. Di
antaranya tiga di surat-surat Al-Mufashshal (sepertujuh terakhir Al-Quran), dan dua
ayat sujud di surat Al-Hajj.(Diriwayatkan Abu Daud dan lain-lain. Hadits ini dihasan-kan sebagian perawi).

Shalat Idul Fitri dan Idul Adha


Shalat Idul Fitri dan Idul Adha adalah sunnah muakkadah seperti shalat wajib.
Allah Taala memerintahkannya dalam firman-Nya,

Sesungguhnya Kami telah memberikan kepadamu nikmat yang banyak. Maka


dirikanlah shalat karena Tuhanmu dan berkurbanlah.(Al-Kaustsar: 1-2).
Allah Taala mengaitkan keberuntungan seorang hamba dengan kedua shalat
tersebut. Allah Taala berfirman,

Sesungguhnya beruntunglah orang yang membersihkan diri. Dan dia ingat


nama Tuhannya, lalu dia shalat.(Al-Ala: 14-15).
Rasulullah Sallallahu Alaihi wa Sallam biasa mengerjakan kedua shalat
tersebut, memerintahkannya, dan mengerahkan wanita-wanita dan anak-anak
untuk menghadirinya. Kedua shalat tersebut adalah salah satu syiar Islam dan salah
satu fonemena di mana dengannya iman dan takwa terlihat dengan jelas.

1.47Waktu Shalat Idul Fitri dan Idul Adha

Waktu shalat Idul Fitri dan Idul Adha ialah sejak matahari naik tinggi tombak
hingga tergelincir kea rah barat. Shalat Idul Adha disunnahkan dilakukan di awal
waktu agar kaum Muslimin bisa menyembelih hewan kurban mereka, dan shalat Idul
Fitri ditunda agar mereka dapat mengeluarkan sedekah mereka, karena Rasulullah
Sallallahu Alaihi wa Sallam biasa berbuat seperti itu. Jundab Radhiyallahu Anhu

KITAB SHOLAT
Hadits dan Atsar

panduan fiqih sholat dilengkapi dalil dalil Al Qur an ,

berkata, Rasulullah Sallallahu Alaihi wa Sallam shalat Idul Fitri dengan kami ketika
matahari setinggi dua tombak, dan shalat Idul Adha dengan kami ketika matahari
setinggi satu tombak.

2. Etika Shalat Idul Fitri dan Idul Adha

1). Mandi, mengguanakan parfum, dan mengenakan pakaian yang bagus, karena
Anas bin Malik Radhiyallahu Anhu berkata,




Rasulullah Sallallahu Alaihi wa Sallam memerintahkan kita di dua Hari Raya
mengenakan pakaian terbagus yang kita miliki, menggunakan parfum terbaik
yang kita miliki, dan berkurban dengan apa saja yang paling benilai yang kita
miliki. (Diriwayatkan Al-Hakim).



Rasulullah Sallallahu Alaihi wa Sallam mengenakan kain burdah yang bagus
pada setiap hari raya. (Diriwayatkan Imam SyafiI).
2). Makan sebelum keluar untuk shalat Idu Fitri, dan makan daging kurban setelah
shalat Idul Adha, karena Buraidah Radhiyallahu Anhu berkata,




Rasulullah Sallallahu Alaihi wa Sallam tidak berangkat pada shalat Idul Fitri
hingga makan, dan tidak makan pada shalat Idul adha hingga pulang kemudian
makan daging kurbannya. (Diriwayatkan At- Tirmidzi dan lain-lain.).
3). Takbir pada dua malam hari Idul Fitri dan Idul Adha. Pada hari Idul Adha, takbir
dilanjutkan hingga akhir hari tasyriq, sedang pada Idul Fitri hingga imam keluar
untuk shalat dengan mereka.
Teks takbir ialah sebagai berikut:

47





Takbir dianjurkan dengan sangat ketika kaum Muslimin keluar menuju tempat
shalat, dan setelah shalat-shalat wajib pada hari-hari tasyriq, karena Allah
Taala berfirman,

KITAB SHOLAT
Hadits dan Atsar

panduan fiqih sholat dilengkapi dalil dalil Al Qur an ,

Dan dia ingat nama Tuhannya, lalu dia shalat. (Al-Ala: 15).
Allah Taala berfirman,

Dan hendaklah kalian mengagungkan (bertakbir) Allah atas petunjuk-Nya


yang diberikan kepada kalian. (Al-Baqarah: 185).
4). Keluar menuju tempat shalat dari satu jalan dan pulang dari jalan lainnya,
karena Rasulullah Sallallahu Alaihi wa Sallam biasa berbuat seperti itu. Jabir bin
Abdullah Radhiyallahu Anhuma berkata,

Pada hari raya, Rasulullah Sallallahu Alaihi wa Sallam menggunakan jalan


yang berbeda. (Diriwayatkan Al-Bukhari).
5). Shalat Idul Fitri dan Idul Adha dilaksanakan di tanah lapang, kecuali karena
darurat, misalnya hujan dan lain sebagainya, maka dilaksanakan dimasjid,
karena Rasulullah Sallallahu Alaihi wa Sallam selalu melaksanakan shalat
IdulFitri, dan Idul Adha di tanah lapang seperti disebutkan dalam Shahih AlBukhari, dan shahih Muslim.
6). Ucapan selamat. Seorang Muslim berkata kepada saudaranya, Taqabbalallahu
minna wa minka (semoga Allah menerima amal ibadahku, dan amal
ibadahmu).
Karena diriwayatkan bahwa jika sebagian para sahabat bertemu dengan
sebagian yang lain, mereka berkata, Taqabbalallahu minna wa minkum


semoga Allah menerima amal ibadahku dan amal ibadah kalian).
(Diriwayatkan Ahmad).
7). Tidak berlebih-lebihan dalam makanan, minuman, dan hiburan yang
diperbolehkan, karena Rasulullah Sallallahu Alaihi wa Sallam bersabda pada
Idul Adha,

Hari-hari tasyriq adaah hari-hari makan, minum, dan dzikir kepada Allah Azza
wa Jalla. (Diriwayatkan Muslim).
Anas bin Malik Radhiyallahu Anhu berkata, Ketika Rasulullah Sallallahu Alaihi
47 wa Sallam tiba di Madinah, orang-orang Madinah mempunyai dua hari dimana
mereka bermain-main di kedua hari tersebut, kemudian beliau bersabda,

KITAB SHOLAT
Hadits dan Atsar

panduan fiqih sholat dilengkapi dalil dalil Al Qur an ,

Allah Taala telah mengganti dua hari kalian dengan dua hari yang lebih baik,
yaitu hari Idul Fitri, dan Idul Adha. (Diriwayatkan An-Nasai, Abu Daud, dan
Ahmad. Hadits ini Shahih).
Rasulullah Sallallahu Alaihi wa Sallam bersabda kepada Abu Bakar
Radhiyallahu Anhu yang telah membentak dua budak wanita yang masih kecil
mendendangkan syair di rumah Aisyah pada hari raya,


Hai Abu Bakar, sesungguhnya setiap kaum mempunyai hari raya, dan hari ini
adalah hari raya kita. (Diriwayatkan An-Nasai).

3. Tata Cara Shalat Hari Raya Idul Fitri dan Idul Adha
Sifat shalat hari raya ialah kaum Muslimin keluar menuju tempat shalat dengan
bertakbir. Ketika matahari telah naik beberapa meter, imam berdiri kemudian shalat
dengan mereka tanpa adzan dan iqamah sebanyak dua rakaat. Pada rakaat
pertama, imam bertakbir tujuh kali dengan takbiratul ihram dan kaum Muslimin di
belakangnya bertakbir seperti takbirnya. Imam membaca Al-Fatihah, dan surat AlAla dengan suara keras. Pada rakaat kedua, imam bertakbir enam kali dengan
takbir qiyam (berdiri dari sujud), kemudian membaca Al-Fatihah, surat Al-Ghasyiyah,
atau Asy-Syams. Jika imam telah salam, ia berdiri untuk berkhutbah kepada jamaah
dan duduk di sela-sela khutbah dengan duduk ringan. Dalam khutbahnya, imam
menasihati jamaah, dan menyela-nyelanya dengan takbir, dan ketika memulai
khutbahnya ia memuji Allah, dan menyanjung-Nya. Pada khutbah shalat Idul Fitri, ia
menganjurkan kaum Muslimin bersedekah, dan menjelaskan hukum-hukumnya.
Pada shalat Idul Adha, ia menganjurkan mereka berkurban, dan menjelaskan
sunnah-sunnah di dalamnya. Jika khutbah imam telah selesai, maka jamaah bubar
bersamanya, sebab tidak ada shalat sunnah sebelum dan setelah shalat hari raya,
kecuali orang yang ketinggalan, maka ia harus mengerjakannya empat rakaat,
karena Ibnu Masud Radhiyallahu Anhuma berkata, Barangsiapa tertinggal shalat
hari raya, hendaklah ia shalat empat rakaat. Sedang orang yang mendapatkan
sesuatu bersama imam, misalnya tasyahhud, maka imam salam, ia shalat dua
rakaat. Jadi ia shalat dua rakaat sebagaimana ia ketinggalan dua rakaat dari
imam.

Shalat Gerhana
Shalat Gerhana adalah sunnah muakkadah bagi laki-laki dan wanita, karena
Rasulullah Sallallahu Alaihi wa Sallam memerintahkannya dengan sabdanya,










47


KITAB SHOLAT
Hadits dan Atsar

panduan fiqih sholat dilengkapi dalil dalil Al Qur an ,

Sesungguhnya matahari dan bulan adaah dua tanda dari tanda-tanda


kekuasaan Allah, dan keduanya tidak gerhana karena kematian seserang, atau
kehidupannya (kelahirannya). Maka jika melihat gerhana, shalatlah.
(Diriwayatkan Al-Bukhari).
pelaksanaan shalat Gerhana adalah seperti pelaksanaan shalat Idul Fitri dan
Idul Adha. Waktu shalat Gerhana ialah sejak Gerhana terjadi hingga hilang (matahari
atau bulan terlihat kembali). Jika gerhana terjadi di akhir siang diaman shalt pada
saat tersebut sangat dimakruhkan, maka shalat diganti dengan dzikir kepada Allah
Taala, istighfar, dan berdoa kepada-Nya.

1. Perbuatan-perbuatan
Gerhana

Yang

Sunnah

Dikerjakan

pada

Saat

Jika gerhana terjadi, maka disunnahkan memperbanyak dzikir kepada Allah


Taala, takbir, istighfar, doa, bersedekah, atau memerdekakan budak, berbuat baik,
dan silaturrahim, karena Rasulullah Sallallahu Alaihi wa Sallambersabda,






Sesungguhnya matahari, dan bulan adalah dua tanda dari tanda-tanda
kekuasaan Allah, dan keduanya tidak gerhana karena kematian seseorang,
atau kehidupannya (kelahirannya). Jika kalian melihat gerhana, maka
berdoalah kepada Allah, bertakbirlah, bersedekahlah, dan shalatlah.
(Diriwayatkan Al-Bukhari).

2. Tata Cara Shalat Gerhana


Tata cara shalat Gerhana ialah kaum Muslim berkumpul di masjid tanpa adzan
dan iqamah. Tidak ada salahnya kaum Muslimin dipanggil dengan panggilan, AshShalatu jamiah. Kemudian shalat dua rakaat, dan pada setiap rakaat terdapat
dua ruku, dan dua sujud dengan memanjangkan bacaan, ruku, dan sujud. Jika
gerhana selesai di tengah-tengah shalat, maka mereka boleh menyempurnakannya
seperti shalat sunnah biasa.
Dalam shalat Gerhana tidak ada khutbah, namun imam diperbolehkan
menasihati jamaah, karena itu baik sekali. Aisyah Radhiyallahu Anha berkata,






47

KITAB SHOLAT
Hadits dan Atsar

panduan fiqih sholat dilengkapi dalil dalil Al Qur an ,



Matahari mengalami gerhana semasa hidup Rasulullah Sallallahu Alaihi wa Sallam,
kemudian Rasulullah Sallallahu Alaihi wa Sallam berangkat kemasjid. Beliau berdiri,
kemudian bertakbir, dan para sahabat berbaris dibelakang beliau. Dalam shalatnya,
Rasulullah Sallallahu Alaihi wa Sallam bembaca surat panjang, kemudian bertakbir,
kemudian ruku lama sekali sekali namun lebih cepat dari pada bacaan dirakaat
pertama, kemudian mengangkat kepalanya sambil berkata, Samiallahu liman
hamidahu, rabbana lakal hamdu, kemudian berdiri dan membaca surat panjang
namun lebih pendek daripada syarat pada rakaat pertama, kemudian bertakbir,
kemudian ruku dengan ruku yang lebih cepat daripada ruku pertama, kemudian
berkata, Samiallahu liman hamidahu, rabbana lakal hamdu, kemudian sujud,
kemudian berbuat seperti itu pada rakaat berikutnya, hingga genap empat ruku,
dan empat sujud. Gerhana selesai sebelum beliau keluar dari masjid, kemudian
beliau berdiri berkhutbah kepada manusia. Beliau menyanjung Allah dengan apa
yang layak Dia miliki, kemudian bersabda, Sesungguhnya matahari, dan bulan
adalah dua tanda dari tanda-tanda kekuasaan Allah, dan keduanya tidak gerhana
karena mematian seseorang, atau kehidupannya (kelahirannya). Jika kalian melihat
gerhana, maka segeralah shalat. (Diriwayatkan Muslim).

3. Shalat Gerhana Bulan

Shalat Gerhana Bulan tidak berbeda dengan shalat Gerhana Matahari, karena
Rasulullah Sallallahu Alaihi wa Sallam bersabda,

47







Jika kalian melihat gerhana, maka segeralah shalat. (Diriwayatkan Muslim).

Hanya saja sebagian ulama berpendapat bahwa shalat Gerhana Bulan itu
seperti shalat-shalat sunnah lain, yaitu dikerjakan sendiri-sendiri di rumah-rumah,
atau di masjid-masjid, dan tidak dilaksanakan secara berjamaah, karena tidak ada
dalil yang menjelaskan bahwa Rasulullah Sallallahu Alaihi wa Sallam pernah

KITAB SHOLAT
Hadits dan Atsar

panduan fiqih sholat dilengkapi dalil dalil Al Qur an ,

mengumpulkan para sahabat untuk melaksanakan shalat Gerhana seperti yang


beliau perbuat di shalat Gerhana Matahari.
Iniah, namun permasalahannya itu luas. Jadi siapa yang ingin melakukan shalat
Gehana dengan berjamaah maka silahkan, barangsiapa ingin melakukannya
sendiri-sendiri maka silahkan, karena yang diperintahkan ialah kaum Muslim segera
shalat; laki-laki dan wanita, agar Allah segera menyingkap kembali gerhana
tersebut.

Shalat Istisqa
1. Hukum Shalat Istisqa

Shalat Istisqa adalah sunnah muakkadah yang biasa dikerjakan Rasulullah


Sallallahu Alaihi wa Sallam, diumumkan kepada para sahabat, dan beliau keluar
untuk mengerjakannya di tanah lapang. Abdullah bin Zaid berkata,

Rasulullah Sallallahu Alaihi wa Sallam keluar meminta hujan, kemudian beliau


menghadap kiblat, mengubah posisi pakaiannya, kemudian shalat dua rakaat
dengan bacaan keras. (Muttafaq Alaih).

2. Definisi Shalat Istisqa

Shalat Istiqa ialah meminta hujan kepada Allah Azza wa Jalla untuk salah satu
daerah ketika kekeringan terjadi dengan sholat, dzikir, istigfar.

3. Waktu Sholat Istiqa

Waktu sjolat Istiqa sama dengan waktu shalat Hari Raya, karena Aisyah
Rodhiyallahu Anha berkata,

Rasulullah Sallallahu Alaihi wa Sallam keluar untuk melaksanakan shalat istiqa


ketika sinar matahari telah terlihat. (Diriwayatkan Abu Daud dan Al-Hakim).
Hanya saja shalat Istiqa boleh dikerjakan di semua waktu, kecuali waktu-waktu
yang dimakruhkan untuk shalat.

4. Perbuatan-perbuatan Yang Sunnah Dikerjakan sebelum Shalat


Istiqa
47 Imam harus mengumumkan pelaksanaan shalat Istiqa beberapa hari
sebelumnya dan mengajak kaum Muslimin bertaubat dari maksiat-maksiat, keluar
dari kezhaliman, berpuasa, dan meninggalkan perselisihan, karena maksiat adalah
penyebab kekeringan (kemarau) sebagaimana ketaatan adalah penyebab kebaikan,
dan keberkahan.

KITAB SHOLAT
Hadits dan Atsar

panduan fiqih sholat dilengkapi dalil dalil Al Qur an ,

5. Tata Cara Shalat Istiqa

Sifat shalat Istiqa ialah imam dan kaum Muslimin keluar menuju tanah lapang,
kemudian imam shalat dua rakaat bersama mereka. Jika ia mau, ia boleh bertakbir
tujuh kali pada rakaat pertama dan lima kali pada rakaat kedua seperti shalat Hari
Raya. Pada rakaat pertama setelah membaca Al-Fatihah, imam membaca Al-Ala
dengan suara keras dan membaca surat Al-Ghasyiyah pada rakaat kedua. Usai
shalat, ia menghadap jamaah, dan berkhutbah dengan memperbanyak istighfar
disela-sela khutbahnya. Usai shalat, imam berdoa dengan diaminkan jamaah,
kemudian menghadap kiblat, memindahkan kain di sebelah kanannya ke sebelah
kiri dan kain di sebelah kirinya ke sebelah kanannya dengan diikuti jamaah, dan
berdoa sesaat dan bubar.
Dalilnya ialah ucapan Abu Hurairah Radiyallahu Anhu,

,


,













Rasulullah Sallallahu Alaihi wa Sallam keluar meminta hujan, dan shalat bersama
kita dua rakaat tanpa adzan dan iqamah, kemudian berkhutbah, dan berdoa
kepada Allah, menghadapkan wajahnya ke kiblat dengan mengangkat kedua
tangannya, memindahkan kainnya dari sebelah kanan ke sebelah kiri dan kain di
sebelah kiri ke sebelah kanan. (Diriwayatkan Ahmad, Ibnu Majah, dan Al-Baihaqi.).

6. Beberapa Doa Shalat Istiqa

Diriwayatkan bahwa jika Rasulullah Sallallahu Alaihi wa Sallam meminta hujan,


beliau berdoa,


47

KITAB SHOLAT
Hadits dan Atsar

panduan fiqih sholat dilengkapi dalil dalil Al Qur an ,





Ya Allah, turunkan pada kami hujan yang berakibat baik, menyuburkan, deras,
rata, umum dan lebat. Ya Allah, turunkan hujan kepada kami, dan jangan
jadikan kami orang-orang yang putus asa. Ya Allah, dengan hamba-hamba,
negri-negri, hewan-hewan, dan makhluk, aku adukan kesukaran, kesulitan, dan
kesempitan yang tidak aku adukan kecuali kepada-Mu. Ya Allah, tumbuhkan
tanaman untuk maki, keluarkan susu untuk kami, turunkan untuk kami
keberkahan keberkahan langit, dan tumbuhkan keberkahan-keberkahan bumi
untuk kami. Ya Allah, hilangkan dari kami kesulitan, kelaparan, dan
keterlanjangan, serta singkaplah dari kami musibah yang kami tidak bisa
disingkap kecuali oleh Engkau. Ya Allah, kami meminta ampunan kepada-Mu,
karena Engkau Maha Pengampun. Turunkan hujan deras kepada kami. Ya
Allah, berilah minum hamba-hamba-Mu dan hewan-hewan-Mu, tebarkan
rahmat-Mu, dan hidupkan negeri-Mu yang mati. (Diriwayatkan Ibnu Majah,
perawi-perawinya terpercaya, dan sebagian redaksinya berasaldari Abu Daud).
Juga diriwayatkan bahwa ketika hujan turun, maka Rasulullah Sallallahu Alaihi
wa Sallam berdoa,



















Ya Allah, ini hujan rahmat, dan bukan hujan siksa, ujian, penghancuran, dan
penenggelaman. Ya Allah, diatas bukit-bukit, dan tempat-tempat tumbuhnya
rumput. Ya Allah di sebelah kami, dan tidak di atas kami.(Diriwayatkan Imam
SyafiI dan sebagian besar redaksinya berasal dari shahih Al-Bukhari dan
Shahih Muslim).

47

Anda mungkin juga menyukai