Anda di halaman 1dari 25

KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr. Wb.


Kami tim penulis makalah mengenai Asuhan Keperawatan Dermatitis mengucapkan puji
syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat dan karunia-Nya kita dapat
menyelesaikan makalah ini.
Makalah ini disajikan dalam bentuk penjelasan, etiologi, patofisiologi, manifestasi klinis,
penatalaksanaan sekaligus mengenai asuhan keperawatan tentang penyakit Dermatitis.
Kami menyadari bahwa dengan menyusun atau menulis makalah ini masih banyak
kekuranganya, kritik dan saran kami harapkan dari teman-teman dan Dosen pembimbing
kami.
Semoga makalah ini bermanfaat bagi kita semua dan bisa mengembangkan pengetahuan kita
tentang Asuhan Keperawatan Dermatitis.
Wassalamualaikum Wr. Wb.

Jombang,

Nopember 2010

Tim Penulis

DAFTAR ISI

HALAMAN
JUDUL
i
KATA
PENGANTAR
ii
DAFTAR
ISI
iii
BAB I
PENDAHULUAN
3
BAB II
PEMBAHASAN
4
A.
PENGERTIAN
4
B.
ETIOLOGI
4
C.

MANIFESTASI

KLINIS
.. 4
D.
PATOFISIOLOGI
5
E.
PENCEGAHAN
. 6
F.

PENGOBATAN
. 6
G.
KLASIFIKASI
.. 7
BAB III ASUHAN
KEPERAWATAN
19
DAFTAR
PUSTAKA
.26

PENDAHULUAN
Kulit merupakan organ terbesar pada tubuh manusia mebungkus otot-otot dan organ dalam.
Kulit merupakan jalinan pembuluh darah, saraf, dan kelenjar yang tidak berujung, semuanya
memiliki potensi untuk terserang penyakit. Kulit berfungsi melindungi tubuh dari trauma dan
merupakan benteng pertahanan terhadap bakteri. Kehilangan panas dan penyimpanan panas
diatur melalui vasodilatasi pembuluh-pembuluh darah kulit atau sekresi kelenjar keringat.
Organ-organ adneksa kulit seperti kuku dan rambut telah diketahui mempunyai nilai-nilai
kosmetik. Kulit juga merupakan sensasi raba, tekan, suhu, nyeri, dan nikmat berkat jalinan
ujung-ujung saraf yang saling bertautan.

Secara mikroskopis kulit terdiri dari tiga lapisan: pidermis, dermis, dan lemak subkutan.
Epidermis, bagian terluar dari kulit dibagi menjadi dua lapisan utama yaitu stratum korneum
dan stratum malfigi. Dermis terletak tepat di bawah pidermis, dan terdiri dari serabut-serabut
kolagen, elastin, dan retikulin yang tertanam dalam substansi dasar. Matriks kulit
mengandung pembuluh-pembuluh darah dan saraf yang menyokong dan memberi nutrisi
pada epidermis yang sedang tumbuh. Juga terdapat limfosit, histiosit, dan leukosit yang
melindungi tubuh dari infeksi dan invasi benda-benda asing. Di bawah dermis terdapat
lapisan lemak subcutan yang merupakan bantalan untuk kulit,, isolasi untuk pertahankan suhu
tubuh dan tempat penyimpanan energi.
Salah satu penyakit kulit yang paling sering dijumpai yakni DERMATITIS yang lebih dikenal
sebagai eksim, merupakan penyakit kulit yang mengalami peradangan. Dermatitis dapat
terjadi karena bermacam sebab dan timbul dalam berbagai jenis, terutama kulit yang kering.
Umumnya enzim dapat menyebabkan pembengkakan, memerah, dan gatal pada kulit.
Dermatitis tidak berbahaya, dalam arti tidak membahayakan hidup dan tidak menular.
Walaupun demikian, penyakit ini jelas menyebabkan rasa tidak nyaman dan amat
mengganggu. Dermatitis muncul dalam beberapa jenis, yang masing-masing memiliki
indikasi dan gejala Dermatitis yang muncul dipicu alergen (penyebab alergi) tertentu seperti
racun yang terdapat pada berbeda, antara lain dermatitis kontak, neurodermatitis, dermatitis
numularis, dermatitis statis, dan dermatofitosis.
BAB II
PEMBAHASAN
PENGERTIAN
Dermatitis merupakan epidermo-dermatitis dengan gejala subyektif pruritus. Obyektif
tampak inflamasi eritema, vesikula, eksudasi, dan pembentukan sisik. Tanda-tanda polimorfik
tersebut tidak selalu timbul pada saat yang sama. Penyakit bertendensi residif dan menjadi
sama.
Dermatitis adalah peradangan kulit (epidermis dan dermis) sebagai respon terhadap faktor
eksogen dan atau faktor endogen, menimbulkan kelainan klinis berupa efloresensi polimorfik
(eritema, edema, papul, vesikel, skuama, linefikasi) dan gatal. Tanda polimorfik tidak selalu
timbul bersamaan, bahkan mungkin hanya beberapa (oligomorfik). dermatitis cenderung

residif dan menjadi kronis. Sinonim dermatitis adalah eksem. Ada yang membedakan antara
dermatitis dan eksem, tetapi pada umumnya menganggap sama.
ETIOLOGI
Penyebab dermatitis dapat berasal dari luar (eksogen), misalnya bahan kimia, fisik (contoh :
sinar), mikroorganisme (bakteri, jamur); dapat pula dari dalam (endogen), misalnya
dermatitis atopik. Sebagian lain tidak diketahui pasti.
Banyak macam dermatitis yang belum diketahui patogenesisnya, terutama yang penyebabnya
fakktor endogen. Yang telah banyak dipelajari adalah tentang dermatitis kontak, baik yang
tipe alergik maupun iritan primer.
MANIFESTASI KLINIS
Pada umumnya penderita dermatitis mengeluh gatal. Kelainan kulit bergantung pada stadium
penyakit, batasnya dapat tegas dapat pula tidak tegas, penyebarannya dapat setempat,
generalisata, bahkan universalis. Pada stadium akut kelainan kulit berupa eritema, edema,
vesikel atau bula, erosi dan eksudasi, sehingga tampak basah (medidans). Stadium subakut,
eritema berkurang, eksudat mengering menjadi krusta. Sedang pada
PENCEGAHAN
Mencegah penyakit kulit dermatitis berarti menghindari kontak dengan substansi tertentu
seperti sabun/detergen penyebab iritasi kulit, atau kontak dengan tanaman merambat.
Menghindari kulit kering juga salah satu cara mencegah terjadinya eksim.
Berikut cara meminimalisir dermatitis yaitu sbb :
Tidak terlalu sering berenang. Setelah berenang, segera bilas badan dengan air hangat.

Tidak berganti-ganti sabun mandi. Hanya gunakan sabun mandi yang lembut, tidak

berbusa dan tidak menghilangkan minyak natural tubuh. Pastikan yang digunakan untuk
mandi adalah air bersih.

Keringkan tubuh, gosok tubuh dengan handuk yang lembut segera setelah mandisampai

air yang melekat di kulit tersapu dengan handuk.

Gunakan pelembab pada kulit, menjaga kulit tetap lembab dengan produk-produk yang

dijual bebas. Berikan perhatian lebih pada bagian tubuh seperti kaki, lengan, punggung, dan
samping tubuh.
Perawatan diri bagi orang yang telanjur terkena dermatitis:

Hindari goresan yang ditimbulkan garukan karena rasa gatal pada kulit.

Lindungi kulit yang terasa gatal dengan pakaian jika tidak dapat menahan diri untuk

menggaruknya.
Gunakan sarung tangan pada malam hari saat akan tidur, mencegah menggaruk secara

tak sengaja.
Gunakan pakaian yang tidak memicu keluarnya keringat berlebihan.
Hindari kontak dengan barang yang berbahan dari wool seperti pada karpet atau baju.

PENGOBATAN
Pengobatan yang tepat didasarkan atas kausa, yaitu menyingkirkan penyebabnya. Tetapi,
seperti diketahui penyebab dermatitis multi faktor, kadang juga tidak diketahui pasti, maka
pengobatan bersifat simtomatis, yaitu dengan menghilangkan/mengurangi keluhan dan
menekan peradangan. Pada kasus ringan dapat diberikan antihistamin, atau antihistamin
dikombinasi dengan antiserotonin, antibradikinin, anti-SRA, dan sebagainya. Pada kasus akut
dan berat dapat diberi kortikosteroid.
Prinsip umum terapi topikal diuraikan di bawah ini:
1. Dermatitis akut/basah (medidans) harus diobati secara basah (kompres terbuka). Bila
subakut, diberi losio (bedak kocok), krim, pasta, atau linimentum (pasta pendingin). Krim
diberikan pada daerah yang berambut, sedang pasta pada daerah yang tidak berambut. Bila
kronik, diberi salap.
2. Makin berat atau akut penyakitnya, makin rendah persentase obat spesifik.
JENIS JENIS DERMATITIS
A. Dermatitis Kontak iritan
Sinonim:
Dermatitis venenata, dermatitis industri, dan lain-lain.

Epidemiologi

Dermatitis kontak iritan dapat diderita oleh semua orang dari berbagai golongan umur, ras,
dan jenis kelamin. Jumlah penderita dermatitis kontak iritan diperkirakan cukup banyak,
namun angkanya secara tepat sulit diketahui. Hal ini disebabkan antara lain oleh banyak
penderita dengan kelainan ringan tidak datang berobat.

Etiologi

Penyebab munculnya dermatitis jenis ini ialah bahan yang bersifat iritan, misalnya bahan
pelarut, detergen, minyak pelumas, asam, alkali, dan serbuk kayu. Kelainan kulit yang terjadi
selain ditentukan oleh ukuran molekul, daya larut, konsentrasi, kohikulum, serta suhu bahan
iritan tersebut, juga dipengaruhi oleh faktor lain. Faktor yang dimaksud yaitu : lama kontak,
kekerapan (terus-menerus atau berselang) adanya oklusi menyebabkan kulit lebih permeabel,
demikian juga gesekan dan trauma fisis.
Suhu dan kelembaban lingkungan juga ikut berperan. Faktor individu juga berpengaruh pada
dermatitis kontak iritan, misalnya perbedaan ketebalan kulit di berbagai tempat menyebabkan
perbedaan permeabilitas; usia (anak di bawah umur 8 tahun lebih mudah teriritasi); ras (kulit
hitam lebih tahan dari pada kulit putih); jenis kelamin (insidens dermatitis kontak iritan lebih
tinggi pada wanita); penyakit kulit yang pernah atau sedang dialami (ambang rangsang
terhadap bahan iritan turun), misalnya dermatitis atopik.

Patogenesis

Kelainan kulit timbul akibat kerusakan sel yang disebabkan oleh bahan iritan melalui kerja
kimiawi maupun fisik. Bahan irisan merusak lapisan tanduk, denaturasi keratin,
menyingkirkan lemak lapisan tanduk, dan mengubah daya ikat air kulit. Keadan ini akan
merusak sel epidermis. Ada dua jenis bahan iritan yaitu : iritan kuat dan iritan lemah. Iritan
kuat akan menimbulkan kelainan kulit pada pajanan pertama pada hampir semua orang,
sedang iritan lemah hanya pada mereka yang paling rawan atau mengalami kontak berulangulang. Faktor kontribusi, misalnya kelembaban udara, tekanan, gesekan dan oklusi,
mempunyai andil pada terjadinya kerusakan tersebut.

Gejala klinis

Sebagaimana disebabkan diatas bahwa ada dua jenis bahan iritan, maka dermatitis kontak
iritan juga ada dua macam yaitu dermatitis kontak iritan akut dan dermatitis kontak iritan
kronis. Dermatititis kontak iritan akut Penyebabnya iritan kuat, biasanya karena kecelakaan.
Kulit terasa pedih atau panas, eritema, vesikel, atau bula. Luas kelainan umumnya sebatas
daerah yang terkena, berbatas tegas.
Pada umumnya kelainan kulit muncul segera, tetapi ada segera, tetapi ada sejumlah bahan
kimia yang menimbulkan reaksi akut lambat misalnya podofilin, antralin, asam
fluorohidrogenat, sehingga dermatitis kontak iritan akut lambat. Kelainan kulit baru terlihat

setelah 12-24 jam atau lebih. Contohnya ialah dermatitis yang disebabkan oleh bulu serangga
yang terbang pada malam hari (dermatitis venenata); penderita baru merasa pedih setelah
esok harinya, pada awalnya terlihat eritema dan sorenya sudah menjadi vesikel atau bahkan
nekrosis. Dermatitis kontak iritan kroniS.
Nama lain ialah dermatitis iritan kumulatif, disebabkan oleh kontak dengan iritan lembah
yang berulang-ulang (oleh faktor fisik, misalnya gesekan, trauma mikro, kelembaban rendah,
panas atau dingin; juga bahan contohnya detergen, sabun, pelarut, tanah, bahkan juga air).
Dermatitis kontak iritan kronis mungkin terjadi oleh karena kerjasama berbagai faktor. Bisa
jadi suatu bahan secara sendiri tidak cukup kuat menyebabkan dermatitis iritan, tetapi bila
bergabung dengan faktor lain baru mampu. Kelainan baru nyata setelah berhari-hari,
berminggu atau bulan, bahkan bisa bertahun-tahun kemudian. Sehingga waktu dan rentetan
kontak merupakan faktor paling penting.
Dermatitis iritan kumulatif ini merupakan dermatitis kontak iritan yang paling sering
ditemukan.Gejala klasik berupa kulit kering, eritema, skuama, lambat laun kulit tebal
(hiperkeratosis) dan likenifikasi, batas kelainan tidak tegas. Bila kontak terus berlangsung
akhirnya kulit dapat retak seperti luka iris (fisur), misalnya pada kulit tumit tukang cuci yang
mengalami kontak terus menerus dengan deterjen. Ada kalanya kelainan hanya berupa kulit
kering atau skuama tanpa eritema, sehingga diabaikan oleh penderita. Setelah kelainan
dirasakan mengganggu, baru mendapat perhatian. Banyak pekerjaan yang beresiko tinggi
yang memungkinkan terjadinya dermatitis kontak iritan kumulatif, misalnya : mencuci,
memasak, membersihkan lantai, kerja bangunan, kerja di bengkel dan berkebun.

Histopatologi

Gambaran histopatologik dermatitis kontak iritan tidak karakteristik. Pada dermatitis kontak
iritan akut (oleh iritan primer), dalam dermatitis terjadi vasodilatasi dan sebukan sel
mononuklear dan determis bagian atas. Eksositosis di epidermis disertai spongiosis dan
edema intrasel, dan akhirnya terjadi nekrosis epidermal. Pada keadaan berat, kerusakan
epidermis ini dapat menimbulkan bula subepidermal.

Diagnosis

Diagnosis dermatitis kontak iritan didasarkan atas anamnesis yang cermat dan pengamatan
gambaran klinis. Dermatitis kontak iritan akut lebih mudah diketahui karena munculnya lebih
cepat sehingga penderita pada umumnya masih ingat apa yang menjadi penyebabnya.

Sebaliknya, dermatitis kontak irita kronis, timbulnya lambat serta mempunyai variasi
gambaran klinis yang luas, sehingga adakalanya sulit dibedakan dengan dermatitis kontak
alergi. Untuk ini diperlukan uji tempel dengan bahan yang dicurigai.

Pengobatan

Upaya pengobatan dermatitis kontak iritan yang terpenting adalah menyingkirkan pajanan
bahan iritan, baik yang bersifat mekanik, fisik maupun kimiawi. Bila hal ini dapat
dilaksanakan dengan sempurna, dan tidak terjadi komplikasi, maka dermatitis iritan tersebut
akan sembuh dengan sendirinya tanpa pengobatan topikal, mungkin cukup dengan pelembab
untuk memperbaiki kulit yang kering.
Apabila diperlukan, untuk mengatasi peradangan dapat diberikan kortikosteroid topikal,
misalnya hidrokortison, atau untuk kelainan yang kronis bisa diawali dengan kortikosteroid
yang lebih kuat. Pemakaian alat pelindung yang adekuat diperlukan bagi mereka yang
bekerja dengan bahan iritan, untuk mencegah kontak dengan bahan tersebut.

Prognosis

Bila bahan iritan penyebab dermatitis tersebut tidak dapat disingkirkan dengan sempurna,
maka prognosisnya kurang baik. Keadaan ini sering terjadi pada dermatitis kontak iritan
kronis yang penyebabnya multi factor.

B. Dermatitis Kontak alergik

Epidimiologi

Bila dibandingkan dengan dermatitis kontak iritan, jumlah penderita dermatitis kontak alergik
lebih sedikit, karena hanya mengenai orang yang kulitnya sangat peka (hipersensitif). Namun
sedikit sekali informasi mengenai prevalensi dermatitis ini di masyarakat.

Etiologi

Penyebab dermatitis kontak alergik adalah alergen, paling sering berupa bahan kimia dengan
berat molekul kurang dari 500-1000 Da, yang juga disebut bahan kimia sederhana. Dermatitis
yang timbul dipengaruhi oleh potensi sensitisasi alergen, derajat pajanan, dan luasnya
penetrasi di kulit.

Patogenesis

Mekanisme terjadinya kelainan kulit pada dermatitis kontak alergi adalah mengikuti respons
imun yang diperantarai oleh sel (cell-mediated immune respons) atau reaksi tipe IV. Reaksi
hipersensitivitas di kulit timbulnya lambat (delayed hypersensitivit), umumnya dalam waktu
24 jam setelah terpajan dengan alergen.
Sebelum seorang pertama kali menderita dermatitis kontak alergik, terlebih dahulu
mendapatkan perubahan spesifik reaktivitas pada kulitnya. Perubahan ini terjadi karena

adanya kontak dengan bahan kimia sederhana yang disebut hapten yang akan terikat dengan
protein, membentuk antigen lengkap. Antigen ini ditangkap dan diproses leh makrofag dan
sel Langerhans, selanjutnya dipresentasikan ke sel T. Setelah kontak dengan yang telah
diproses ini, sel T menuju ke kelenjar getah bening regional untuk berdeferensiasi dan
berproliferasi membentuk sel T efektor yang tersensitisasi secara spesifik dan sel memori.
Sel-sel ini kemudian tersebar melalui sirkulasi ke seluruh tubuh, juga sistem limfoid,
sehingga menyebabkan keadaan sensitivitas yang sama di seluruh kulit tubuh. Fase saat
kontak pertama alergen sampai kulit menjadi sensitif disebut fase induksi atau fase
sensitisasi.
Fase ini rata-rata berlangsung selama 2-3 minggu. Pada umumnya reaksi sensitisasi ini
dipengaruhi oleh derajat kepekaan individu, sifat sensitisasi alergen (sensitizer), jumlah
alergen, dan konsentrasi. Sensitizer kuat mempunyai fase yang lebih pendek, sebaliknya
sensitizer lembah seperti bahan-bahan yang dijumpai pada kehidupan sehari-hari pada
umumnya kelainan kulit pertama muncul setelah lama kontak dengan bahan tersebut, bisa
bulanan atau tahunan. Sedangkan periode saat terjadinya pajanan ulang dengan alergen yang
sama atau serupa sampai timbulnya gejala klinis disebut fase elisitasi, umumnya berlangsung
antara 24-48 jam.

Gejala

Penderita pada umumnya mengeluh gatal. Kelainan kulit bergantung pada keparahan
dermatitis. Pada yang akut dimulai dengan bercak eritema berbatas jelas, kemudian diikuti
edema, papulovesikel, vesikel atau bula. Vesikel atau bula dapat pecah menimbulkan erosi
dan eksudasi (basah). Pada yang kronis terlihat kulit kering, berskuama, papul, likenifikasi
dan mungkin juga fisur, batasnya tidak jelas. Kelainan ini sulit dibedakan dengan dermatitis
kontak iritan kronis; mungkin penyebabnya juga campuran.
Berbagai lokalisasi terjadinya dermatitis kontak : Tangan. Kejadian dermatitis kontak baik
iritan maupun alergik paling sering di tangan, misalnya pada ibu rumah tangga. Demikian
pula kebanyakan dermatitis kontak akibat kerja ditemukan di tangan. Sebagian besar memang
oleh karena bahan iritan. Bahan penyebabnya misalnya deterjen, antiseptik, getah
sayuran/tanaman, semen, dan pestisida. Lengan. Alergen umumnya sama dengan pada
tangan, misalnya oleh jam tangan (nikel), sarung tangan karet, debu semen, dan tanaman. Di
aksila umumnya oleh bahan pengharum Wajah. Dermatitis kontak pada wajah dapat
disebabkan oleh bahan kosmetik, obat topikal, alergen yang di udara, nekel (tangkai kaca

mata). Bila di bibir atau sekitarnya mungkin disebabkan oleh lipstik, pasta gigi, getah buahbuahan. Dermatitis di kelopak mata dapat disebabkan oleh cat kuku, cat rambut, eyeshadows,
dan obat mata. Telinga. Anting atau jepit telinga terbuat dari nikel, penyebab dermatitis
kontak pada cuping telinga. Penyebab lain, misalnya obat topikal, tangkai kaca mata, cat
rambut, hearing-aids. Leher. Penyebanya kalung dari nikel, cat kuku (yang berasal dari ujung
jari), parfum, alergen di udara, zat warna pakaian.
Badan. Dermatitis kontak di badan dapat disebabkan oleh pakaian, zat warna, kancing logam,
karet (elastis, busa), plastik, dan detergen. Genitalia. Penyebabnya dapat antiseptik, obat
topikal, nilon, kondom, pembalut wanita, dan alergen yang ada di tangan.
Paha dan tungkai bawah. Dermatitis di tempat ini dapat disebabkan oleh pakaian, dompet,
kunci (nikel) di saku, kaos kaki nilon, obat topikal (misalnya anestesi lokal, neomisin,
etilendiamin), semen, dan sepatu.

Diagnosis

Diagnosis didasarkan atas hasil anamnesis yang cermat dan pemeriksaan klinis yang teliti.
Pertanyaan mengenai kontaktan yang dicurigai didasarkan kelainan kulit yang ditemukan.
Misalnya, ada kelainan kulit berupa lesi numular di sekitar umbilikus berupa
hiperpigmentasi, likenifikasi, dengan papul dan erosi, maka perlu ditanyakan apakah
penderita memakai kancing celana atau kepala ikat pinggang yang terbuat dari logam (nikel).
Data yang berasal dari anamnesis juga meliputi riwayat pekerjaan, hobi, obat topikal yang
pernah digunakan, obat sistemik, kosmetika, bahan-bahan yang diketahui menimbulkan
alergi, penyakit kulit yang pernah dialami, serta penyakit kulit pada keluarganya (misalnya
dermatitis atopik, psoriasis). Pemeriksaan fisis sangat penting, karena dengan melihat
lokalisasi dan pola kelainan kulit seringkali dapat diketahui kemungkinan penyebabnya.
Misalnya, di ketiak oleh deodoran, di pergelangan tangan oleh jam tangan, dan di kedua kaki
oleh sepatu. Pemeriksaan hendaknya dilakukan pada seluruh permukaan kulit, untuk melihat
kemungkinan kelainan kulit lain karena sebab-sebab endogen.

Pengobatan

Hal yang perlu diperhatikan pada pengobatan dermatitis kontak adalah upaya pencegahan
terulangnya kontak kembali dengan alergen penyebab, dan menekan kelainan kulit yang
timbul.

Kortikosteoroid dapat diberikan dalam jangka pendek untuk mengatasi peradangan pada
dermatitis kontak alergi akut yang ditandai dengan eritema, edema, bula atau vesikel, serta
eksufatif (madidans), misalnya prednison 30 mg/hari. Umumnya kelainan kulit akan mereda
setelah beberapa hari. Kelainan kulitnya cukup dikompres dengan larutan garam faal.
Untuk dermatitis kontak alergik yang ringan, atau dermatitis akut yang telah mereda (setelah
mendapat pengobatan kortikosteroid sistemik), cukup diberikan kortikosteroid topikal.

Prognosis

Prognosis dermatitis kontak alergi umumnya baik, sejauh bahan kontaktannya dapat
disingkirkan. Prognosis kurang baik dan menjadi kronis, bila bersamaan dengan dermatitis
oleh faktor endogen (dermatitis atopik, dermatitis numularis, atau psoriasis), atau pajanan
dengan bahan iritan yang tidak mungkin dihindari.

C. Neurodermatitis
Timbul karena goresan pada kulit secara berulang, bisa berwujud kecil, datar dan dapat
berdiameter sekitar 2,5 sampai 25 cm. Penyakit ini muncul saat sejumlah pakaian ketat yang
kita kenakan menggores kulit sehingga iritasi. Iritasi ini memicu kita untuk menggaruk

bagian yang terasa gatal. Biasanya muncul pada pergelangan kaki, pergelangan tangan,
lengan dan bagian belakang dari leher.

Etiologi

Etiologi belum diketahui dengan pasti. Biasanya timbul pada orang yang kurang istirahat,
gangguan emosi, misalnya mudah gugup, cemas dan eritable.

Manifestasi Klinik

Subjektif sangat gatal sehingga pasien suka menggaruk.Dengan menggaruk maka timbul
ekskoriasi dan keinginan ingin menggaruk lagi.Terlihat area sirkumskripta,dengan
hiperpigmentasi,likenifikasi,dan papul-papul serta biasanya banyak bekas garukan.Lokasi
tersering ialah bagian belakang dan lateral tengkuk,daerah ante kubital,ante popliteal,serta
pergelangan kaki bagian anterior.

D. Dermatitis serboroik
Kulit terasa berminyak dan licin; melepuhnya sisi-sisi dari hidung, antara kedua alis,
belakang telinga serta dada bagian atas. Dermatitis ini seringkali diakibatkan faktor
keturunan, muncul saat kondisi mental dalam keadaan stres atau orang yang menderita
penyakit saraf seperti Parkinson.
E. Dermatitis Statis
Dermatitis statis adalah salah satu jenis dermatitis sirkulatorius.
Yang muncul dengan adanya varises, menyebabkan pergelangan kaki dan tulang kering
berubah warna menjadi memerah atau coklat, menebal dan gatal. Dermatitis muncul ketika
adanya akumulasi cairan di bawah jaringan kulit. Varises dan kondisi kronis lain pada kaki
juga menjadi penyebab.

Etiologi

Semua keadaan yang menyebabkan stasis peredaran darah di tungkai bawah.

Manifestasi Klinik

Subjektif terdapat pruiritus Pada permulaan tampak edema pada pergelangan kaki, terutama
pada sore hari sehabis bekerja. Hemosidering keluar dari pembuluh darah, sehingga terlihat
bercak-bercak hiperpigmentasi kecoklat-coklatan pada bagian medial sepertiga bawah
tungkai bawah. Perlahan-lahan timbul dermatitis yang sering kali madidans.
Bila timbul infeksi sekunder maka teraba indurasi subkutan dan kulit diatasnya berwarna
coklat merah. Karena terjadi pembendungan serta atropi kulit, maka dengan mudah akan
timbul ulkus. Faktor presipitasi timbulnya ilkustatis adalah trauma ringan dan infeksi
sekunder. Pada stadium lanjut akan timbul ulkustatis dan pasien merasa nyeri.
F. Dermatitis Atopik
Dermatitis atopik adalah peradangan kulit yang melibatkan perangsangan berlebihan limfosit
T dan sel mast. Tipe gatal kronik yang sering timbul, dalam keadaan yang sering disebut
eksema. Kata atopic berhubungan dengan tiga group gangguan alergi yaitu asthma, alergi
renitis (influensa), dan dermatitis atopic
Dengan indikasi dan gejala antara lain gatal-gatal, kulit menebal, dan pecah-pecah. Seringkali
muncul di lipatan siku atau belakang lutut. Dermatitis biasanya muncul saat alergi dan
seringkali muncul pada keluarga, yang salah satu anggota keluarga memiliki asma. Biasanya
dimulai sejak bayi dan mungkin bisa bertambah atau berkurang tingkat keparahannya selama
masa kecil dan dewasa. (ros/Detikhealth)

Insiden

Kejadian dari beberapa studi menyatakan 75 sampai 80 % dari klien dermatitis atopik
mengenai perorangan atau keluarga yang mempunyai riwayat gangguan alergi. Dermatitis
atopik merupakan keadaan yang biasa mengganggu mempengaruhi 0,5 1 % penduduk
seluruh dunia

Etiologi

Penyebab utama dermatitis atopik adalah belum diketahui. Xerosis adalah biasa lebih buruk
selama periode kelembaban rendah; musim dingin daerah garis lintang utara memperburuk
gatal-gatal terdapat stigmata atopi pada pasien atau anggota keluarga:
a.Rinitis alergi,asma bronchial,hay feber
b. Alergi pada berbagai protein

c. Reaksi abnormal pada perubahan suhu dan ketegangan


d. Resistensi menurun terhadap infeksi virus dan bakteri
e. Lebih sensitif terhadap serum dan obat
f. Kadang-kadang terdapat katarak juvenilis

Patofisiologi

Dibandingkan dengan kulit normal, kekeringan kulit pada dermatitis atopik karena ada
penurunan kapasitas pengikatan air, kehilangan air yang tinggi di transepidermal, dan
penurunan isi air. Pada bagian kehilangan air mengalami kekeringan yang lebih lanjut dan
peretakan dari kulit, menjadi lebih gatal. Gosokan dan luka garukan dari kulit karena gatal
merupakan respon dari beberapa keluhan kulit di klinik.

Manifestasi klinik

Dermatitis atopik dimulai sejak selama anak-anak. Dalam keadaan akut, yang pertama
tampak kemerahan, lumpur dan banyak kerak. Pada bayi lesi kulit tampak pada wajah dan
bokong. Pada anak yang lebih tua dan remaja lesi tampak lebih sering muncul di tangan dan
kaki, di belakang lutut, dan lipat siku.
Gejala terbesar adalah pruritus hebat menyebabkan berulangnya peradangan dan
pembentukan lesi, yang mrupakan keluhan utama orang mencari bantuaan.

Komplikasi

Infeksi kulit oleh bakteri-bakteri yang lazim dijumpai terutama staphylococcus aureus, jamur,
atau oleh virus misalnya herpes simpleks. Pengidap penyakit ini sebaiknya menghindari
inokulasi virus hidup yang dilemahkan.

Penatalaksanaan

Penatalaksanaan diet pada dermatitis atopik masih merupakan masalah yang kontroversional.
Alergi makanan yang signifikan, tidak diketahui sebagai penyebab dari dermatitis atopik atau
berapa persentase dari klien dermatitis atopik yang mempunyai alergi terhadap makanan.
Alergen yang paling umum yang sering muncul adalah telur, susu sapi, kedelai, gandum,
kacang-kacangan, dan ikan. Alergen yang telah diketahui ini harus dihindari. Perawataan
harus dilakukan untuk menghindari terjadinya malnutrisi ketika melakukan pembatasan diet
apa saja.

G. Dermatitis Medikamentosa
Dermatitis Medikamentosa adalah kelainan hipersensitivitas tipe I, merupakan istilah yang
digunakan untuk ruam kulit karena pemakaian internal obat-obatan atau medikasi tertentu.
Pada umumya reaksi obat timbul mendadak, raum dapat disertai dengan gejala sistemik atau
menyeluruh.
H. Dermatitis Numularis

Etiologi

Etiologi tidak diketahui dengan pasti. Penyakit timbul pada pasien yang mempunyai kulit
kering serta mempunyai keperibadian yang tense dan ansious. Kadang-kadang didapati
infeksi fokal.

Manifestasi klinik

Subjektif sangat gatal, terlihat dermatitis sebesar uang logam, terdiri atas eritema, edema dan
kadang-kadang ada fesikel, krusta atau papul. Tempat predileksi ialah ekstensor ekstermitas,
bahu dan bokong. Penyakit mempunyai kecenderungan residif.

BAB III
KONSEP DASAR KEPERAWATAN
A. PENGKAJIAN
1. Data Demografi
- Identitas Klien

Nama

Umur

Jenis kelamin

Agama

Pekerjaan

Alamat

Diagosa medic

NO. Rekor medic

TGL. Masuk

TGL pengkajian

-Idantitas Penanggung

Nama

Umur

Jenis kelamin

Pekerjaan

Hubungan dengan klien

2. Keluhan Utama
Merupakan alasan mengapa klien masuk rumah sakit
3. Riwayat Kesehatan
a. Riwayat Kesehatan Sekarang

Dari riwayat permulaan penyakit dan hasil pemeriksaan klinis bisa ditegakkan diagnosa
sementara. Kadang-kadang anamnese sepintas mengenai riwayat penyakit dapat memberikan
informasi yang jelas tenteng asal mula dermatitis.Pernyataan ini khususnya berlaku pada
dermatitis kontak alergika dengan lokalisasi yang khas.Namun,anamnese yang seksama
mengenai riwayat penyakit sering pula diperlukan.
b. Riwayat Kesehatan Lalu
Adanya riwayat dermatitis atau asma dapat menunjukkan suatu konstitusi atopik
c. Riwayat Kesehatan Keluarga
Dermatitis pada sanak saudara khususnya pada masa kanak-kanak dapat berarti penderita
tersebut juga mudah menderita dermatitis atopik .
PEMERIKSAAAN SISTEMIK PADA PENYAKIT DERMATITIS
1. Riwayat Permulaan
Dari riwayat permulaan penyakit dan hasil pemeriksaan klinis bisa ditegakkan diagnosa
sementara .Perlu diperhatikan bahwa dermatitis kontak dapat terjadi setelah dermatitis tipe
lainnya.Alergi kontak harus selalu dicurigai kalau kelainan dermatitis terdapat pada
tangan.Kadang-kadang anamnese sepintas mengenai riwayat penyakit dapat memberikan
informasi yang jelas tenteng asal mula dermatitis.Pernyataan ini khususnya berlaku pada
dermatitis kontak alergika dengan lokalisasi yang khas.Namun,anamnese yang seksama
mengenai riwayat penyakit sering pula diperlukan.
2. Riwayat Penyakit
Suatu riwayat penyakit yang disusun secara seksama memerlukan waktu yang cukup lama
dan harus dilengkapi pada setiap kunjungan ulang .
3. Riwayat Keluarga
Dermatitis pada sanak saudara khususnya pada masa kanak-kanak dapat berarti penderita
tersebut juga mudah menderita dermatitis atopik .
4.Penyakit Yang Pernah Di Derita Pada Masa Anak-anak
Adanya riwayat dermatitis atau asma dapat menunjukkan suatu konstitusi atopik.
5.Lokalisasi
Pengertian istilah ini khususnya dimaksudkan pada lokalisasi permulaan , misalnya kaki, luka
pada tungkai, jari manis, tempat cedera, dibalik perhiasan.
6. Perjalanan penyakit
Lokalisasi dermatitis pada saat mulainya dapat memberikan informasi mengenai
kemungkinan allergen.Suatu cedera primer dapat mempercepat perkembangan dermatitis

melalui infeksi skunder atau sensitisasi terhadap obat-obat topical termasuk plester. Rasa
gatal yang hebat, eritema inflamasi, vesikel kecil-kecil dan perubahan gejala yang cepat
menunjukkan dermatitis yang sifatnya alergi kontak. Adanya perbaikan yang berarti pada
masa liburan, akhir pecan ( weekend ) dan selam cuti sakit yang pende, dan cepat kambuhnya
pnyakit tersebut setelah penderita kembali bekerja, menunjukkan kemungkinan dermatitis
kontak yang bersifat alergi dan alergennya terdapat pada tempat kerja. Dermatitis yang
memburuk perlaha-lahan dalam waktu beberapa setelah kembali dari cuti sakit menunjukkan
dermatitis tipe iritan.
7. Kegiatan Pekerjaan
Bekerja dalam waktu yang lama dengan jabatan yang sama malahan dengan tugas yang sama
tidak menjamin untuk tidak timbulnya dermatitis kontak dalam pekerjaan tersebut oleh
karena bisa diperlukan waktu berpuluh-puluh tahun sebelum terjadi sensitisasi.
8.Kegemaran
Tidak jarang penyebab dermatitis ditemukan dalam suatu kegemaran atau hobi, seperti
melukis, bertukang, memahat, mengunakan semen, lem, pasta, menjahit, memintal, mencuci
film, pekerjaan email serta jenis-jenis kerajinan tangan lainnya dan olahraga.
9. substansi Kimia Teknis ( Chemical Technical Subtance )
Larutan pembersih, pelarut, pengilap, semir sepatu, kamfert, dll yang dijumpai sehari-hari di
rumah dapat menyebabkan dermatitis kontak iritan dan alrgika.
10. Tanaman
Pada semua dermatitis kontak didaerah tangan, lengan dibawah dan muka, harus dipikirkan
kemungkinan tanaman sebagai penyebabnya.Dengan efek iritannya, kulit jeruk dapat
menimbulkan suatu dermatitis kontak pada tagan terus menetap.
11. Pengobatan topical dan kosmetik
Obat-obat topical, baik yang digunakan dengan resep dokter maupun oleh penderitanya
sendiri, dapat menimbulkan alergi kontak yang sekunder. Pengolesan obat topical pada
anggota keluarga lainnya, pada hewan pemeliharaan dan ternak dapat menyebabkan
dermatitis tangan.
12kontaktan yang brasal dari suami istri
Bahan-bahan yang menimbulkan sensitifitas atau mencetuskan dermatitis bisa dipindahkan
dari

pasangan

parfum,

deodoran,

bahan

pewarna/penyepuh

rambut,

lipstik,

lanolin/profileneglikol, bahan pengawet dalam krim dan lubricant ( bahan pelincir ) vagina,
parfum atau desinfektan pada pembalut wanita atau Hygiene Sprays untuk wanita, reparat
konstraseptif antijamur, benzoilperksida dalam obat-obat jerawat, bahan-bahan kimiawi karet

pada kondom. Senyawa-senyawa yang bisa menimbulkan kepekaan itu dapat pula terbawa
pulang oleh kulit atau pakaian dari tempat kerja. Bahan-bahan iritan, misalnya fiberglass
dapat dipindahkan secara langsun atau lewat mesin cuci. Air mani ( semen, seminal fluid )
dapat menyebabkan luka urtikaria kontak atau urtikaria dengan rasa gatal yang menyeluruh
dan reaksi anafilaktik pada kaum wanita.
13. Gambaran dermatitis
Papula, vesikula, secret yang mongering dan edemamenunjukkan kemugkinan besar
dermatitis kontak alergika, tetapi gejala ini bisa terdapat pula pada dermatitis kotak iritan.
Keadaan kering dan retak-retak pada kulit menunjukkan reaksi iritan, namun keadaan ini
dapat pula ditemukan pada dermatitis alergika kalau lesinya sudah terdapat tidak lama
sebelumnya.
14. Gambaran kulit yang normal
Perhatikan gejala yang menonjol berupa kulit yang kering atau berlemak , lesi seborrhoeik,
psoriatic atau atopik. Seluruh tubuh harus diperiksa. Pada dermatitis tangan, kedua belah kaki
harus diperiksa untuk mengetahui ada tidaknya infeksi jamur atau dermatitis akibat obat-obat
anti jamur.
15. Patch test
Pada kasus-kasus yang luar biasa patch test cukup dilakukan pada bahan yang paling besar
kemungkinannya sebagai penyebab. Pada semua kasus dimana etiologinya tidak jelas dan
khususnya jika penderita tidak segera sebuh sekalipun allergen kontak yang dicurigai sudah
dihilangkan , maka patch test harus dikerjakan dengan bahan-bahan standar dan bahan-bahan
yang dicurigai menurut iformasi yang diperolh riwayat penyakit.
16. Analisis kimiawi
Adanya formaldehyde dan nikel dalam bahan-bahan kontaktan yang ditelusuri dengan cara
sederhan dapat memberikan informasi yang berharga.
17. Hubungan antara riwayat, status dan hasil patch test
Hubungan seperti itu harus diperiksa secara cermat. Jadi, hasil tes yang positif bisa tidak ada
hubngannya dengan dermatitis kontak yang terjadi. Kita harus ingat bahwa perincian
terjadinya bahan-bahan tes standar belumlah diketahui. Hubngan yang sungguh-sungguh
antara riwayat penyakit, status, dan reaksi tes harus membawa kepada pengobatan yang
memedai. Namun, kita harus menyadari bahwa kita masih belum dapat menegakkan
diagnosis yang benar atau menelusuri penyebabnya atau mungkin pada 20-30% dari kasuskasus yang diperiksa.

B. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1.Gangguan integritas kulit b/d kekeringan pada kulit
2. Resiko kerusakan kulit b/d terpapar allergen
3. Perubahan rasa nyaman b/d pruritus
4.Gangguan citra diri b/d terbentuknya krusta
C.INTERVENSI
1.Gangguan integritas kulit b/d kekeringan pada kulit
Kriteria hasil: klien akan mempertahankan kulit agar mempunyai hidrasi yang baik dan
turunnya peradangan, ditandai dengan
Mengungkapkan peningkatan kenyamanan kulit
Berkurangnya derajat pengelupasan kulit
Berkurangnnya kemerahan
Berkurangnya lecet karena garukan
Penyembuhan area kulit yang telah rusak
Intervensi:

Mandi paling tidak sekali sehari selama 15 20 menit. Segera oleskan salep atau krim
yang telah diresepkan setelah mandi. Mandi lebih sering jika tanda dan gejala
meningkat.

R/ dengan mandi air akan meresap dalam saturasi kulit. Pengolesan krim pelembab selama 2
4 menit setelah mandi untuk mencegah penguapan air dari kulit.

Gunakan air hangat jangan panas.

R/ air panas menyebabkan vasodilatasi yang akan meningkatkan pruritus.

Gunakan sabun yang mengandung pelembab atau sabun untuk kulit sensitive. Hindari
mandi busa.

R/ sabun yang mengandung pelembab lebih sedikit kandungan alkalin dan tidak membuat
kulit kering, sabun kering dapat meningkatkan keluhan.

Oleskan/berikan salep atau krim yang telah diresepkan 2 atau tiga kali per hari.

R/salep atau krim akan melembabkan kulit.

2. Resiko kerusakan kulit b.d terpapar alergen


Kriteria hasil: klien akan mempertahankan integritas kulit, ditandai dengan
Menghindari alergen
Intervensi:

Ajari klien menghindari atau menurunkan paparan terhadap alergen yang telah
diketahui.
R/ menghindari alergen akan menurunkan respon alergi

Baca label makanan kaleng agar terhindar dari bahan makan yang mengandung
alergen
Hindari binatang peliharaan.

R/ jika alergi terhadap bulu binatang sebaiknya hindari memelihara binatang atau batasi
keberadaan binatang di sekitar area rumah

Gunakan penyejuk ruangan (AC) di rumah atau di tempat kerja, bila memungkinkan.

R/ AC membantu menurunkan paparan terhadap beberapa alergen yang ada di lingkungan.


3. Perubahan rasa nyaman b.d pruritus
Kriteria hasil: klien menunjukkan berkurangnya pruritus, ditandai dengan
Berkurangnya lecet akibat garukan
Klien tidur nyenyak tanpa terganggu rasa gatal
Klien mengungkapkan adanya peningkatan rasa nyaman
Intervensi:

Jelaskan gejala gatal berhubungan dengan penyebanya (misal keringnya kulit) dan
prinsip terapinya (misal hidrasi) dan siklus gatal-garuk-gatal-garuk.

R/ dengan mengetahui proses fisiologis dan psikologis dan prinsip gatal serta penangannya
akan meningkatkan rasa kooperatif.

Cuci semua pakaian sebelum digunakan untuk menghilangkan formaldehid dan bahan
kimia lain serta hindari menggunakan pelembut pakaian buatan pabrik.

R/ pruritus sering disebabkan oleh dampak iritan atau allergen dari bahan kimia atau
komponen pelembut pakaian.

Gunakan deterjen ringan dan bilas pakaian untuk memastikan sudah tidak ada sabun
yang tertinggal.

R/ bahan yang tertinggal (deterjen) pada pencucian pakaian dapat menyebabkan iritas
4.Gangguan citra diri b/d terbentuknya krusta
Kriteria hasil:klien menyatakan penerimaan terhadap kondisi klien,ditandai dengan
Klien nampak ikut kembali bersosialisasi
Klien tampak tidak mengurung diri
Intervensi:

kaji makna perubahan status kesehatan kulit.

R/ merupakan indikator utama dalam pengkajian status gangguan citra diri

Berikan harapan dalam parameter situasi individu,jangan memberikan keyakinan


yang salah.

R/ meningkatkan perilaku positif dan memberikan kesempatan untuk menyusun tujuan dan
rencana untuk masa depan bedarsarkan realitas.

Berikan penguatan positif terhadap kemajuan dan dorong usaha untuk mengikuti
tujuan rehabilitas.

R/ kata-kata penguatan dapat mendukung terjadinya perilaku koping positif

Berikan kelompok pendukung untuk orang terdekat.Berikan informasi kepada mereka


bagaimana cara membantu klien.

R/ meningkatkan ventilasi perasaan dan memungkinkan respon yang lebih membantu pasien.

DAFTAR PUSTAKA
Doenges,Marlyn.E dkk.2001.Rencana asuhan keperawatan.Edisi:3.Jakarta:penerbit buku
kedokteran,EGC
Kapita selekta kedokteran II.2001.Edisi 3.Jakarta:Media Aesculapius
Google.co.id.Kata kunci Askep Dermatitis
Patofisiologi II.2001.Edisi 3.JakartaPenerbit buku kedokteran,EGC
Polaski, Arlene L. Luckmanns core principles and practice of medical-surgical. Ed.1.
Pennsylvania: W.B Saunders Company. 1996
Corwin, Elizabeth J. Buku saku patofisiologi/Handbook of Pathophysiology. Alih Bahasa:
Brahm U. Pendit. Cetakan 1. Jakarta: EGC. 1997.
Nettina, Sandra M. Pedoman praktek keperawatan/Lippincotts Pocket Manual of Nursing
Practice. Alih Bahasa: Setiawan, sari Kurnianingsih, Monica Ester. Cetakan 1.Jakarta: EGC.
200
Smeltzer, Suzanne C. Buku ajar medikal bedah Brunner Suddarth/Brunner Suddarths
Texbook of Medical-surgical. Alih Bahasa:Agung Waluyo..(et.al.). ed 8 Vol 3 Jakarta: EGC
2002
Arif,Kuspuji,Rakhmi,Wahyu,Wiwiek.Kapita Selekta Kedokteran.Edisi Ketiga.FKUI,Jakarta
2001

Anda mungkin juga menyukai