PENDAHULUAN
meningkatnya
tekanan
dan
suhu,
bakteri
anaerob
minyak bumi.
Dapat mengetahui manfaat serta kegunaan minyak bumi bagi
kehidupan manusia.
BAB II
PEMBAHASAN
b. Siklobutana
d. Siklopheksana
4. Hidrokarbon aromatik
-Dikenal sebagai seri aromatik
Keberadaannya sebagai komponen yang kecil/sedikit
Senyawa penyusunannya:
a. Naftalena
b. Benzena
b. Antrasena
d. Toluena
5. Senyawa Lain
Keberadaannya sangat sedikit sekali
Senyawa yang mungkin ada dalam minyak bumi adalah belerang, nitrogen,
oksigen dan organo logam (kecil sekali)
C. Pengolahan Minyak Bumi
Proses Pengolahan Minyak Bumi dan Minyak Mentah dan Komposisinya - Proses
pengolahan fosil hewan menjadi minyak melewati beberapa tahap yang cukup panjang.
Mula-mula, para ahli melakukan eksplorasi, yaitu kegiatan yang bertujuan memperoleh
informasi mengenai kondisi geologi untuk menemukan dan mendapatkan perkiraan
cadangan minyak bumi. Pada umumnya, mereka membuat peta topografi dengan
pemotretan dari udara. Setelah daerah-daerah yang akan diselidiki ditetapkan, para ahli
bumi (geologi) mencari contoh-contoh batu atau lapisan batu yang muncul dari
permukaan karang atau tebing-tebing untuk diperiksa di laboratorium.
1%
hingga
5
dari
dari
dari
rendah sampai suhu yang sangat tinggi. Dalam hal ini, titik didih hidrokarbon (alkana)
meningkat dengan bertambahnya jumlah atom C dalam molekulnya.
Dengan memperhatikan perbedaan titik didih dari komponen-komponen minyak bumi,
maka dilakukanlah pemisahan minyak mentah menjadi sejumlah fraksi-fraksi melalui
proses distilasi bertingkat. Destilasi bertingkat adalah proses distilasi (penyulingan)
dengan menggunakan tahap-tahap/fraksi-fraksi pendinginan sesuai trayek titik didih
campuran yang diinginkan, sehingga proses pengembunan terjadi pada beberapa
tahap/beberapa fraksi tadi. Cara seperti ini disebut fraksionasi.
Minyak mentah tidak dapat dipisahkan ke dalam komponen-komponen murni (senyawa
tunggal). Hal itu tidak mungkin dilakukan karena tidak praktis, dan mengingat bahwa
minyak bumi mengandung banyak senyawa hidrokarbon maupun senyawa-senyawa yang
bukan hidrokarbon. Dalam hal ini senyawa hidrokarbon memiliki isomerisomer dengan
titik didih yang berdekatan. Oleh karena itu, pemisahan minyak mentah dilakukan
dengan proses distilasi bertingkat. Fraksi-fraksi yang diperoleh dari destilat minyak bumi
ialah campuran hidrokarbon yang mendidih pada trayek suhu tertentu.
a. Pengolahan tahap pertama (primary process)
Pengolahan tahap pertama ini berlangsung melalui proses distilasi bertingkat, yaitu
pemisahan minyak bumi ke dalam fraksi-fraksinya berdasarkan titik didih masingmasing fraksi.
Komponen yang titik didihnya lebih tinggi akan tetap berupa cairan dan turun ke
bawah, sedangkan yang titik didihnya lebih rendah akan menguap dan naik ke bagian
atas melalui sungkup-sungkup yang disebut menara gelembung. Makin ke atas, suhu
dalam menara fraksionasi itu makin rendah. Hal itu menyebabkan komponen dengan
titik didih lebih tinggi akan mengembun dan terpisah, sedangkan komponen yang titik
didihnya lebih rendah naik ke bagian yang lebih atas lagi. Demikian seterusnya,
sehingga komponen yang mencapai puncak menara adalah komponen yang pada suhu
kamar berupa gas.
Perhatikan diagram
fraksionasi
minyak
bumi
pada
gambar
di
atas.
Pada fraksi ini dihasilkan gas, yang merupakan fraksi paling ringan. Minyak bumi
dengan titik didih di bawah 30 oC, berarti pada suhu kamar berupa gas. Gas pada
kolom ini ialah gas yang tadinya terlarut dalam minyak mentah, sedangkan gas yang
tidak terlarut dipisahkan pada waktu pengeboran.
Gas yang dihasilkan pada tahap ini yaitu LNG (Liquid Natural Gas) yang
mengandung komponen utama propana (C3H8) dan butana (C4H10), dan LPG
(Liquid Petroleum Gas) yang mengandung metana (CH4)dan etana (C2H6).
2) Fraksi kedua
Pada fraksi ini dihasilkan petroleum eter. Minyak bumi dengan titik didih lebih kecil
90 oC, masih berupa uap, dan akan masuk ke kolom pendinginan dengan suhu
30 oC 90 oC. Pada trayek ini, petroleum eter (bensin ringan) akan mencair dan
keluar ke penampungan petroleum eter. Petroleum eter merupakan campuran alkana
dengan rantai C5H12 C6H14.
3) Fraksi Ketiga
Pada fraksi ini dihasilkan gasolin (bensin). Minyak bumi dengan titik didih lebih kecil
dari 175 oC , masih berupa uap, dan akan masuk ke kolom pendingin dengan suhu
90 oC 175 oC. Pada trayek ini, bensin akan mencair dan keluar ke penampungan
bensin.
Bensin
merupakan
campuran
alkana
dengan
rantai C6H14C9H20.
4) Fraksi keempat
Pada fraksi ini dihasilkan nafta. Minyak bumi dengan titik didih lebih kecil dari
200 oC, masih berupa uap, dan akan masuk ke kolom pendingin dengan suhu
175 oC - 200 oC. Pada trayek ini, nafta (bensin berat) akan mencair dan keluar ke
penampungan nafta. Nafta merupakan campuran alkana dengan rantai C9H20
C12H26.
5) Fraksi kelima
Pada fraksi ini dihasilkan kerosin (minyak tanah). Minyak bumi dengan titik didih
lebih kecil dari 275 oC, masih berupa uap, dan akan masuk ke kolom pendingin
dengan suhu 175 oC - 275 oC. Pada trayek ini, kerosin (minyak tanah) akan mencair
untuk
pelumas
mesin-mesin,
parafin (C21H44C24H50) untuk membuat lilin, dan aspal (rantai C lebih besar
dari C36H74) digunakan untuk bahan bakar dan pelapis jalan raya.
b. Pengolahan tahap kedua
Pengolahan tahap kedua merupakan pengolahan lanjutan dari hasil-hasil unit
pengolahan tahapan pertama. Pada tahap ini, pengolahan ditujukan untuk
mendapatkan dan menghasilkan berbagai jenis bahan bakar minyak (BBM) dan non
bahan bakar minyak (non BBM) dalam jumlah besar dan mutu yang lebih baik, yang
sesuai dengan permintaan konsumen atau pasar.
Pada pengolahan tahap kedua, terjadi perubahan struktur kimia yang dapat berupa
pemecahan molekul (proses cracking), penggabungan molekul (proses polymerisasi,
alkilasi), atau perubahan struktur molekul (proses reforming).
Proses pengolahan lanjutan dapat berupa proses-proses seperti di bawah ini.
1) Konversi struktur kimia
10
Dalam proses ini, suatu senyawa hidrokarbon diubah menjadi senyawa hidrokarbon
lain melalui proses kimia.
a) Perengkahan (cracking)
Dalam proses ini, molekul hidrokarbon besar dipecah menjadi molekul hidrokarbon
yang lebih kecil sehingga memiliki titik didih lebih rendah dan stabil.
Caranya dapat dilaksanakan, yaitu sebagai berikut:
Perengkahan termal; yaitu proses perengkahan dengan menggunakan suhu dan
dan karosin. Proses ini juga akan menghasilkan butana dan gas lainnya.
Perengkahan dengan hidrogen (hydro-cracking); yaitu proses perengkahan yang
merupakan kombinasi perengkahan termal dan katalitik dengan "menyuntikkan"
hidrogen pada molekul fraksi hidrokarbon tidak jenuh.
Dengan cara seperti ini, maka dari minyak bumi dapat dihasilkan elpiji, nafta, karosin,
avtur, dan solar. Jumlah yang diperoleh akan lebih banyak dan mutunya lebih baik
dibandingkan dengan proses perengkahan termal atau perengkahan katalitik saja.
Selain itu, jumlah residunya akan berkurang.
b) Alkilasi
Alkilasi adalah suatu proses penggabungan dua macam hidrokarbon isoparafin secara
kimia menjadi alkilat yang memiliki nilai oktan tinggi. Alkilat ini dapat dijadikan bensin
atau avgas.
c) Polimerisasi
Polimerisasi adalah penggabungan dua molekul atau lebih untuk membentuk molekul
tunggal yang disebut polimer. Tujuan polimerisasi ini ialah untuk menggabungkan
molekul-molekul hidrokarbon dalam bentuk gas (etilen, propena) menjadi senyawa nafta
ringan.
d) Reformasi
11
Reformasi adalah proses yang berupa perengkahan termal ringan dari nafta untuk
mendapatkan produk yang lebih mudah menguap seperti olefin dengan angka oktan yang
lebih tinggi. Di samping itu, dapat pula berupa konversi katalitik komponen-komponen
nafta untuk menghasilkan aromatik dengan angka oktan yang lebih tinggi.
e) Isomerisasi
Dalam proses ini, susunan dasar atom dalam molekul diubah tanpa menambah atau
mengurangi bagian asal. Hidrokarbon garis lurus diubah menjadi hidrokarbon garis
bercabang yang memiliki angka oktan lebih tinggi. Dengan proses ini, n-butana dapat
diubah menjadi isobutana yang dapat dijadikan sebagai bahan baku dalam proses alkilasi.
2) Proses ekstraksi
Melalui proses ini, dilakukan pemisahan atas dasar perbedaan daya larut fraksifraksi
minyak dalam bahan pelarut (solvent) seperti SO2, furfural, dan sebagainya. Dengan
proses ini, volume produk yang diperoleh akan lebih banyak dan mutunya lebih baik bila
dibandingkan dengan proses distilasi saja.
3) Proses kristalisasi
Pada proses ini, fraksi-fraksi dipisahkan atas dasar perbedaan titik cair (melting point)
masing-masing. Dari solar yang mengandung banyak parafin, melalui proses
pendinginan, penekanan dan penyaringan, dapat dihasilkan lilin dan minyak filter. Pada
hampir setiap proses pengolahan, dapat diperoleh produk-produk lain sebagai produk
tambahan. Produk-produk ini dapat dijadikan bahan dasar petrokimia yang diperlukan
untuk pembuatan bahan plastik, bahan dasar kosmetika, obat pembasmi serangga, dan
berbagai hasil petrokimia lainnya.
4) Membersihkan produk dari kontaminasi (treating)
Hasil-hasil minyak yang telah diperoleh melalui proses pengolahan tahap pertama dan
proses pengolahan lanjutan sering mengalami kontaminasi dengan zat-zat yang
merugikan seperti persenyawaan yang korosif atau yang berbau tidak sedap. Kontaminan
ini harus dibersihkan misalnya dengan menggunakan caustic soda, tanah liat, atau proses
hidrogenasi.
E. Bensin
1. Komposisi bensin terdiri dari n heptana dan iso oktana, yaitu:
12
CH2 = CH - CH3
propilena
13
CH3 - CH = CH - CH3
CH2 = CH - CH = CH2
Butilena
butadiena
b. Aromatika (benzena dan turunannya)
Aromatika yang terpenting adalah benzena (C6H6), totuena (C6H5CH3) dan
xilena (C6H4 (CH3)2
c. Gas Sintesis
Gas sintetis disebut juga syn-gas yang merupakan campuran karbon
monoksida (CO) dan hidrogen (H2). Syn-gas dibuat dari reaksi gas bumi atau
LPG melalui proses yang disebut stean reforming atau oksidasi parsial.
Reaksi stean reforming : CH4(g) + H2O CO(g) + 3H2(g)
Reaksi oksidasi parsial : 2CH4(g) + O2 2CO(g) + 4H2(g)
2. Petrokimia dari Olefin
Berikut ini beberapa petrokimia dari olefin dengan bahan dasar etilena:
a. Polietilena
Polietilena adalah plastik yang paling banyak diproduksi yang digunakan
sebagai kantong plastik dan plastik pembungkus/sampah.
b. PVC
PVC adalah polivinilkiorida yang merupakan plastik untuk pembuat pipa
(pralon).
c. Etanol
Etanol adalah bahan yang sehari-hari kita kenal sebagai alkohol yang
digunakan untuk bahan bakar atau bahan antar produk lain.
Alkohol dibuat dari etilena:
CH2 = CH2 + H2O CH3 CH2OH
d. Etilen glikol atau Glikol
Glikol digunakan sebagai bahan anti beku dalam radiator mobil di daerah
beriklim dingin.
Berikut ini beberapa petrokimia dari olefin dengan bahan dasar propilena.
e. Polipropilena
Plastik polipropilena lebih kuat dibanding polietilena. Jenis plastik
polipropilena sering digunakan untuk karung plastik dan tali plastik.
f. Gliserol
Zat ini digunakan sebagai bahan kosmetik (pelembab), industri makanan dan
bahan untuk membuat bahan peledak (nitrogliserin)
g. Isopropil alkohol
14
Zat ini digunakan sebagai bahan utama untuk produk petrokimia lainnya
seperti aseton (bahan pelarut, misalnya untuk melarutkan kutek)
Petrokimia yang pembuatannya menggunakan bahan dasar butadiene adalah
karet sintetik seperti SBR (styrene-butadilena-rubber) dan nylon -6,6,
sedangkan yang menggunakan bahan dasar isobutilena adalah MTBE (metil
tertiary butyl eter)
15
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Proses pembentukan minyak bumi yaitu berasal dari reaksi kalsium karbida,
CaC2 (dari reaksi antara batuan karbonat dan logam alkali) dan air yang
menghasilkan asetilena yang dapat berubah menjadi minyak bumi pada temperatur
dan tekanan tinggi.
Minyak bumi selain bahan bakar juga sebagai bahan industri kimia yang
penting dan bermanfaat dalam kehidupan sehari-hari yang disebut petrokimia.
16
DAFTAR PUSTAKA
https://amboinas.wordpress.com/2009/06/05/makalah-tentang-minyak-bumi/.
http://ichsanrizqia17994.weebly.com/blog/proses-pengolahan-minyak-bumi-minyakmentah-dan-komposisinya
http://perpustakaancyber.blogspot.com/2013/04/fraksi-fraksi-minyak-bumi-lng-lpgpetrolium-bensin-kerosin-solar-oli-lilin-aspal.html
http://cendekiacollege.blogspot.com/2010/05/minyak-bumi.html
17
KATA PENGANTAR
Pertama-tama marilah kita panjatkan puji syukur kehadirat Allah swt., karena
atas berkat rahmat dan hidayah-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan tugas makalah
ini dengan semaksimal mungkin.
Di dalam makalah ini dibahas tentang Minyak Bumi dan Petrokimia dan
mungkin di dalamnya masih banyak kekurangan. Seperti kata pepatah Tak ada gading
yang tak retak tak ada sesuatu yang sempurna.
Untuk itu, saran dan kritik yang sifatnya membangun sangat penulis harapkan
guna kesempurnaan di waktu yang akan datang.
Pekanbaru, Agustus 2015
Penulis
i
18
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR............................................................................................
DAFTAR ISI..........................................................................................................
ii
BAB
PENDAHULUAN..............................................................................
A. Latar Belakang...............................................................................
II PEMBAHASAN.................................................................................
BAB
A.
B.
C.
D.
E.
F.
3
3
5
6
13
14
18
A. Kesimpulan...................................................................................
18
DAFTAR PUSTAKA
ii
19
NAMA
: HAFIS SAPUTRA
KELAS : XI GEOMATIKA 1
20