Anda di halaman 1dari 10

KEPUTUSAN GUBERNUR PROPINSI DAERAH KHUSUS

IBUKOTA JAKARTA
NOMOR 110 Tahun 2003
TENTANG
PEMBENTUKAN, ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN PENGELOLA
TRANSJAKARTA-BUSWAY PROPINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA

GUBERNUR PROPINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA

Menimbang

: a. bahwa dalam rangka meningkatkan pelayanan di bidang angkutan umum di


wilayah Daerah Khusus Ibukota Jakarta telah dipersiapkan sarana angkutan
umum busway ;
b. bahwa penyelenggaraan angkutan umum busway tersebut perlu dikelola
secara berdaya guna dan berhasil guna dengan membentuk lembaga Badan
Pengelola Transjakarta-Busway ;
c. bahwa sehubungan dengan huruf a dan b, perlu menetapkan pembentukan,
organisasi dan tata kerja Badan Pengelola Transjakarta-Busway Propinsi
Daerah Khusus Ibukota Jakarta dengan keputusan Gubernur.

Mengingat

: 1. Undang - undang Nomor 8 Tahun 1974 tentang Pokok-pokok Kepegawaian


sebagaimana telah diubah dengan Undang-undang Nomor 43 Tahun 1999;
2. Undang - undang Nomor 13 Tahun 1980 tentang Jalan;
3. Undang - undang Nomor 14 Tahun 1992 tentang Lalu Lintas dan Angkutan
Jalan;
4. Undang - undang Nomor 22 Tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah;
5. Undang - undang Nomor 34 Tahun 1999 tentang Pemerintahan Propinsi
Daerah Khusus Ibukota Negara Republik Indonesia Jakarta;
6. Peraturan Pemerintah Nomor 25 Tahun 2000 tentang kewenangan
Pemerintah dan Kewenangan Propinsi Sebagai Daerah Otonom;

7. Peraturan Daerah Propinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta Nomor 3 Tahun


2001 tentang Bentuk Susunan Organisasi dan Tata Kerja Perangkat Daerah
dan Sekretariat Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Propinsi Daerah Khusus
Ibukota Jakarta;
8. Peraturan Daerah Propinsi daerah Khusus Ibukota Jakarta Nomor 12 Tahun
2003 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan, Kereta Api, Sungai dan Danau
serta Penyeberangan di Propinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta;
9. Keputusan Gubernur Propinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta Nomor 79
Tahun 2003 tentang Organisasi dan Tata Kerja Dinas Perhubungan Propinsi
Daerah Khusus Ibukota Jakarta.

MEMUTUSKAN :

Menetapkan

: KEPUTUSAN GUBERNUR PROPINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA


JAKARTA TENTANG PEMBENTUKAN, ORGANISASI DAN TATA KERJA
BADAN PENGELOLA TRANSJAKARTA-BUSWAY PROPINSI DAERAH
KHUSUS IBUKOTA JAKARTA.

BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1

Dalam keputusan ini yang dimaksud dengan ;


1. Daerah adalah Propinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta;
2. Pemerintah Daerah adalah Pemerintah Propinsi Daerah Khusus Ibukota
Jakarta;
3. Gubernur adalah Gubernur Propinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta;
4. Sekretaris Daerah adalah Sekretaris Daerah Propinsi Daerah Khusus Ibukota
Jakarta;
5. Asisten Perekonomian adalah Asisten Perekonomian pada Sekretariat
Daerah Propinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta;

6. Badan Pengelola adalah Badan Pengelola Transjakarta Busway Propinsi


Daerah Khusus Ibukota Jakarta;
7. Kepala adalah Kepala Badan Pengelola Transjakarta Busway Propinsi
Daerah Khusus Ibukota Jakarta;
8. Angkutan Umum adalah angkutan yang disediakan untuk dipergunakan oleh
umum dengan dipungut bayaran;
9. Busway adalah system angkutan missal cepat dengan menggunakan bus
pada jalur khusus;
10. Sarana dan Prasarana adalah perangkat penunjang pengelolaan angkutan
umum busway selain kendaraan, yang meliputi antara lain halte, marka jalan,
rambu, jalan, jembatan penyeberangan orang (JPO) dan sarana pendukung
lainnya;
11. Trustee adalah bank atau lembaga keuangan yang dipercaya dan diserahi
mandate untuk menerima, menyimpan dan membayar dana.

BAB II
PEMBENTUKAN
Pasal 2
Dengan keputusan ini dibentuk Badan Pengelola Transjakarta-Busway Propinsi
Daerah Khusus Ibukota Jakarta.

BAB III
KEDUDUKAN, TUGAS, DAN FUNGSI
Pasal 3
1. Badan Pengelola merupakan lembaga non struktural Pemerintah Daerah di
bidang pengelolaan angkutan umum busway.
2. Badan Pengelola dipimpin oleh seorang Kepala yang berada di bawahdan
bertanggung jawab kepada Gubernur melalui Sekretaris Daerah.
3. Badan Pengelola dalam melaksanakan tugas dan fungsinya dikoordinasikan
oleh Asisten Perekonomian.

Pasal 4

1. Badan Pengelola mempunyai tugas menyelenggarakan pengelolaan system


angkutan umum busway.
2. Untuk menyelenggarakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1),
Badan Pengelola mempunyai fungsi :
a. perencanaan dan pemrograman sistem busway;
b. pengopeasian busway yang terdiri dari jaringan utama (trunk) dan
jaringan pengumpan (feeder);
c. pemilihan dan penetapanpemelihan dan penetapan operator dalam
sistem busway ;
d. penyusunan dan pengendalian standar pelayanan operasional;

e. pengawasan dan pengendalian seluruh system pengoperasian


busway;
f. pemeliharaan dan perawatan sarana dan prasarana yang menjadi
tanggung jawabnya;
g. koordinasi pembangunan dan perawatan sarana dan prasarana yang
menjadi kewenangan unit/instansi lain;
h. pengelolaan dan pengendalian system tiket;
i. pengaturan, penghitungan dan pengawasan distribusi aliran dana
pendapatan operasional.

BAB IV
ORGANISASI
Bagian Pertama
Susunan Organisasi
Pasal 5

(1) Badan Pengelola terdiri dari ;


a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
h.

Badan Pembina;
Kepala;
Bagian Tata Usaha;
Bidang Tata Operasional;
Bidang Pengendalian Operasi;
Bidang Sarana dan Prasarana;
Bidang Tiket;
Bidang Dana.

(2) Bagan susunan organisasi Badan Pengelola adalah sebagaimana tercantum


dalam lampiran keputusan ini.

Bagian Kedua
Badan Pembina
Pasal 6

(1) Badan Pembina mempunyai tugas :


a. mengarahkan serta mendorong usaha pengembangan kegiatan Badan
Pengelola;
b. memberikan petunjuk atas penyelesaian masalah yang bersifat prinsip
yang diajukan Badan Pengelola;
c. meminta keterangan mengenai hal-hal yang berhubungan dengan
kegiatan Badan Pengelola;
d. memberikan saran dan pertimbangan kepada Gubernur mengenai halhal yang berhubungan dengan pelaksanaan kegiatan Badan
Pengelola.
(2) Susunan keanggotaan Badan Pembina terdiri dari Ketua, Sekretaris dan para
Anggota yang ditetapkan kemudian oleh Gubernur.
(3) Anggota Badan Pembina diangkat dan diberhentikan oleh Gubernur.
(4) Dalam melaksanakan tugasnya Badan Pembina bertanggung jawab kepada
Gubernur.

Bagian Ketiga
Kepala
Pasal 7

Kepala mempunyai tugas :


a. mempimpin pelaksanaan tugas dan fungsi sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 4;
b. memimpin dan mengkoordinasikan seluruh kegiatan Bagian Tata Usaha dan
Bidang.

Bagian Keempat
Bagian Tata Usaha
Pasal 8

(1) Bagian Tata Usaha mempunyai tugas ;


a.
b.
c.
d.
e.
f.

menyusun program dan rencana kegiatan operasional;


melaksanakan urusan surat menyurat dan kearsipan;
melaksanakan urusan administrasi kepegawaian;
melaksanakan urusan perlengkapan dan kerumahtanggan;
melakukan pengelolaan administrasi keuangan anggaran;
mengkoordinasikan pelaksanaan evaluasi dan menyusun laporan
kegiatan operasional;
g. pelaksanaan kegiatan kehumasan.

(2) Bagian Tata Usaha dipimpin oleh seorang Kepala Bagian yang dalam
melaksanakan tugasnya bertanggung jawab kepada Kepala.

Bagian Kelima
Bidang Tata Operasional
Pasal 9

(1) Bidang Tata Operasional mempunyai tugas :

a.
b.
c.
d.
e.

merencanakan dan menetapkan standar operasional pelayanan;


memilih dan menetapkan operator bus;
menyiapkan system tariff busway;
menyusun dan menetapkan standar perawatan kendaraan;
menyusun formulasi dan perhitungan sanksi atau denda.

(2) Bidang Tata Operasional dipimpin oleh seorang Kepala Bidang yang dalam
melaksanakan tugasnya bertanggung jawab kepada Kepala.

Bagian Keenam
Bidang Pengendalian Operasi
Pasal 10

(1) Bidang Pengendalian Operasi mempunyai tugas ;


a.
b.
c.
d.

mengawasi penerapan standar operasional pelayanan;


memantau dan mengevaluasi kinerja operator;
menentukan dan menghitung sanksi/denda;
menghitung hasil kerja dan pendapatan operator.

(2) Bidang Pengendalian Oparasi dipimpin oleh seorang Kepala Bidang yang
dalam melaksanakan tugasnya bertanggung jawab kepada Kepala.

Bagian Ketujuh
Bidang Sarana dan Prasarana
Pasal 11

(1) Bidang Sarana dan Prasarana mempunyai tugas :


a. melaksanakan pemeliharaan dan perawatan sarana dan prasarana;
b. melakukan koordinasi pembangunan, dan perawatan sarana dan
prasarana;
c. mengawasi berfungsinya sarana dan prasarana.
(2) Bidang Sarana dan Prasarana dipimpin oleh seorang Kepala Bidang yang
dalam melaksanakan tugasnya bertanggung jawab kepada Kepala.

Bagian Kedelapan
Bidang Tiket
Pasal 12

(1) Bidang Tiket mempunyai tugas


a.
b.
c.
d.

merencanakan pengaturan sistem pengelolaan tiket;


memilih dan menetapkan operator tiket;
mengawasi penerapan system pengelolaan tiket;
merencanakan dan menentukan standar tiket.

(2) Bidang Tiket dipimpin oleh seorang Kepala Bidang yang


melaksanakan tugasnya bertanggung jawab kepada Kepala.

dalam

Bagian Kesembilan
Bidang Dana
Pasal 13

(1) Bidang Dana mempunyai tugas :


a. merencanakan standar pengumpulan dan distribusi hasil pendapatan
operasional;
b. mengawasi pelaksanaan penjualan, pengumpulan hasil penjualan dan
penyetoran hasil penjualan tiket;
c. menghitungdan
menetapkan
pembayaran
kepada
operator
berdasarkan hasil pehitungan;
d. memilih dan menetapkan trustee.
(2) Bidang Dana dipimpin oleh seorang Kepala Bidang
melaksanakan tugasnya bertanggung jawab kepada Kepala.

yang

dalam

BAB V
TATA KERJA
Pasal 14

(1) Dalam melaksanakan tugasnya Badan Pengelola menyelenggarakan


hubungan kerja sebaik-baiknya dengan instansi terkait.
(2) Kepala dalam melaksanakan tugasnya wajib menerapkan prinsip
koordinasi, intergasi dan sinkronisasi baik dalam lingkungan unitnya
maupun dalam hubungan antar instansi lain.
(3) Kepala berkewajiban memberikan petunjuk, bimbingan dan mengawasi
pekerjaan bawahan dan pelaksana yang berada di lingkungan instansinya.

Pasal 15

(1) Kepala dalam melaksanakan tugasnya berpedoman pada kebijaksanaan


yang ditetapkan oleh Gubernur.
(2) Apabila Kepala memandang perlu untuk mengadakan perubahan
kebijaksanaan yang telah ditetapkan oleh Gubernur sebagaimana dimaksud
pada ayat (1), maka hal tersebut terlebih dahulu harus diajukan kepada
Gubernur untuk mendapatkan keputusan melalui Badan Pembina.
(3) Apabila Kepala melakukan perjanjian kerja sama dengan pihak ketiga maka
terlebih dahulu harus mendapatkan persetujuan Gubernur melalui Badan
Pembina.

BAB VI
KEPEGAWAIAN
Pasal 16

Kepegawaian / sumber daya manusia Badan Pengelola diatur sesuai dengan


peraturan perundang-undangan yang berlaku.

BAB VII
KEUANGAN
Pasal 17

(1) Keuangan untuk pembiayaan pelaksanaan kegiatan Badan Pengelola


dibebankan pada Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah dan Sumber
dana lain yang sah sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang
berlaku.
(2) Pengelolaan keuangan busway dilaksanakan sesuai dengan peraturan
perundang-undangan yang berlaku.

BAB VIII
KETENTUAN LAIN-LAIN
Pasal 18
(1) Untuk kelancaran pelaksanaan tugas Bidang dan Bagian Tata Usaha dapat
dibentuk Subbidang dan Subbagian.
(2) Bidang terdiri dari sebanyak-banyaknya 3 Subbidang dan Bagian terdiri dari
sebanyak-banyaknya 4 Subbagian.
(3) Pembentukan dan uraian tugas Subbibang dan Subbagian ditetapkan oleh
Kepala setelah mendapat persetujuan Badan Pembina.

BAB IX
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 19
Keputusan ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.
Agar setiap orang dapat mengetahuinya memerintahkan pengundangan
keputusan ini dengan penempatannya dalam Lembaran Daerah Propinsi Daerah
Khusus Ibukota Jakarta.
Ditetapkan di Jakarta
Pada tanggal 31 Desember 2003
GUBERNUR PROPINSI DAERAH KHUSUS
IBUKOTA JAKARTA,

SUTIYOSO
Diundangkan di Jakarta
Pada tanggal
SEKRETARIS DAERAH PROPINSI DAERAH KHUSUS
IBUKOTA JAKARTA,

H. RITOLA TASMAYA
NIP 140091657
LEMBARAN DAERAH PROPINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA
TAHUN
NOMOR

Anda mungkin juga menyukai