Xerostomia
Xerostomia
TINJAUAN KEPUSTAKAAN
memproduksi saliva sebanyak 1,5 L dalam sehari. Bila dalam keadaan tidak
distimulasi secara keseluruhan saliva yang dikeluarkan sebanyak 0,33 sampai
0,65 mL/menit. Produksi saliva ini dapat ditingkatkan mencapai 1,7 mL/menit
dengan cara stimulasi. Sensasi mulut kering akan dirasakan bila pengurangan
produksi saliva mencapai 40%-50% dari total jumlah saliva yang dikeluarkan.
Stimulasi saliva tergantung dari banyak faktor salah satunya adalah mengunyah.
Mengunyah dapat membantu meningkatkan produksi saliva.
Produksi saliva yang tidak sama jumlahnya dengan individu yang sehat atau
menurun salah satunya dijumpai pada pasien hemodialisa. Penurunan jumlah
saliva pada penderita yang mendapat terapi hemodialisa dapat berkurang karena
berbagai faktor. Faktor utama yaitu karena penyakit yang diderita pasien yang
menjadi alasan utama dilakukannya hemodialisa. Tindakan hemodialisa diberikan
pada penderita gagal ginjal kronis yang salah satu ditandai dengan penurunan
output urine. Kemampuan ginjal yang menurun dalam mengeksresikan urine
ke
dalam tabung
ukur.
Kemudian
diakhir
waktu
sekresi
saliva.
Keadaan
tersebut
meliputi
sakit
gigi,
terasa kering. Selain itu wanita pada kelompok menopause juga sering
mengeluh tentang berbagai sensasi pada mulutnya, salah satu nya tentang rasa
kering pada rongga mulut.
6.2 Agnesis kelenjar ludah
Agnesis kelenjar ludah merupakan suatu keadaan tidak terbentuknya
kelenjar ludah sejak lahir. Keadaan ini jarang terjadi, tetapi ada pasien yang
memiliki keadaan mulut yang kering sejak lahir. Hasil sialograf menunjukkan
bahwa terdapat cacat yang besar dari kelenjar ludah.
6.3 Penyumbatan hidung
Pada anak-anak, penyebab penyumbatan hidung yang paling sering
terlihat adalah pembesaran tonsil nasoparingeal (adenoid). Pada orang dewasa,
terdapat berbagai macam penyebab, dari penyimpangan keadaan hidung, polip
hidung atau hipertropi rhinitis. Semua keadaan itu menyebabkan pasien
bernafas melalui mulut dan mulut menjadi kering.
6.4 Keadaan demam serta infeksi saluran pernafasan
Kadang-kadang demam dapat menimbulkan keadaan xerostomia,
karena adanya gangguan keseimbangan air dan elektrolit dalam tubuh yang
dapat menyebabkan sekresi saliva menurun.
Infeksi saluran pernafasan juga dapat menyebabkan xerostomia. Pada
infeksi saluran pernafasan bagian atas, penyumbatan hidung menyebabkan
pasien bernafas melalui mulut. Bronkitis, asma dan pneunomia dapat
menimbulkan dispnoe dengan peningkatan kecepatan pernafasan, dan karena
usaha pasien untuk menghirup nafas sebesar-besarnya maka pasien menghirup
udara melalui mulut. Terutama pada penderita asma, mulut menjadi sangat
kering dengan deposit mukous di sekitar giginya.
6.5 Penyakit kelenjar ludah
Mumps adalah suatu keadaan yang berupa peradangan pada kelenjar
parotid, baik unilateral maupun bilateral denggan rasa sakit dan dapat
mengakibatkan xerostomia pada rongga mulut.
Sindrom sjogren adalah penyakit autoimun yang dapat menyebabkan
gangguan pada kelenjar ludah berupa infiltrasi limfosit pada kelenjar ludah
sehingga dapat mengakibatkan xerostomia. Biasanya penderita sindrom ini
adalah wanita dalam periode menopause.
6.6 Radioterapi
Penyinaran dengan ionisasi dapat menyebabkan kerusakan jaringan
kelenjar ludah berupa atropi pada kelenjar ludah, terutama pada kelenjar
parotid, sehingga dapat menyebabkan xerostomia. Tetapi dengan teknik
radioterapi yang baru dan lebih baik, kelenjar ludah dapat dilindungi untuk
mencegah terjadinya kerusakan.
sampai 7 menit mengunyah permen karet karena sebagian besar pemanis dan rasa
dari permen telah terurai dalam mulut (Dodds, 2007).
Seluruh permen karet dapat digunakan untuk meningkatkan produksi saliva,
namun permen karet jenis xylitol lebih sesuai karena mengandung kadar gula lebih
rendah, bahkan menurut penelitian Corsello dkk (1994), permen karet yang
mengandung
xylitol
mampu
meningkatkan
kuantitas
saliva
lebih
tinggi