Nama Kelompok :
1.
Aldi Alfiansyah
(8105127988)
2.
Denny Setiyanto
3.
Wendy Handya N
(8105128102)
4.
Syamsudin
(8105108030)
(8105128013)
Pertanyaan
Jawab:
Dalam pembelian obligasi negara setiap warga negara berhak membeli obligasi
yang dikeluarkan oleh pemerintah Indonesia. Mekanisme pembelian obligasi tersebut
biasanya melalui suatu agen investasi di pasar perdana. Pembelian ini tidak hanya
dapat dilakukan oleh suatu perusahaan namun juga dapat dilakukan oleh setiap warga
negara secara perorangan. Penerbitan obligasi negara tersebut dilakukan pemerintah
untuk menghimpun dana yang beredar di masyarakat dan dapat dijadikan sebagai
modal yang bersifat produktif. Maksudnya adalah penggunaan dana yang berasal dari
penerbitan obligasi negara dipergunakan oleh pemerintah dalam membiayai proyek
yang bersifat produktif. Obligasi ini akan menjadi utang negara kepada warga negara
yang pada saat jatuh tempo harua dikembalikan dengan margin keuntungan tertentu.
Pembelian obligasi ini biasanya dilakukan oleh warga negara melalui agen
penjual obligasi seperti perusahaan sekuritas atau pun melalui perbankan. Agen
penjual ini lah yang menyalurkan atau menjadi pihak penghubung dalam transaksi
pembelian obligasi negara oleh warga negara. Umumnya pembelian ini dilakukan
oleh warga negara berstatus WNI, untuk warga negara asing terdapat syarat dan
ketentuan tertentu.
Penjelasan di atas berkaitan dengan penjualan obligasi. Pemerintah sendiri dapat
melakukan investasi dalam surat berharga seperti saham atau obligasi yang diterbitkan
oleh suatu perusahaan atau membeli sertifikat bank Indonesia. Pembelian surat
berharga ini dapat dilakukan oleh pemerintah pusat dan juga pemerintah daerah.
Pembelian investasi ini dapat digolongkan sebagai investasi jangka pendek atau pun
jangka panjang tergantung dari berapa lama jatuh tempo obligasi tersebut. Tujuannya
adalah sebagai sumber pendapatan yang diperoleh dari kegiatan investasi. Biasanya
pemerintah daerah juga dapat membeli Surat Utang Negara yang diterbitkan oleh
pemerintah pusat.
Jawab:
Dalam melakukan investasi pemerintah biasanya diwakilkan oleh Kementerian
Keuangan. Untul pemerintah daerah biasanya diwakilkan oleh dinas keuangan daerah
setempat. Sumber pendanaan investasi tersebut dapat berasal dari APBN/APBD atau
juga dana lainnya. Jika dana tersebut berasal dari APBN atau APBD maka pemerintah
perlu memiinta persertujuan dari DPR/DPRD. Hal ini sesuai dengan UUD 1945 Pasal
23 dan UU No 1 Tahun 2004 tentang perbebendahaaraan negara. Dalam aturan
tersebut pemerintah perlu mendapat persetujuan dari lembaga legislatif dalam
penggunaan dana APBN/APBD untuk berinvestasi.
Jika pemerintah tidak memperoleh izin maka investasi tesebut tidak dapat
dilakukan. Pemerintah juga dapat mengajukan penggunaan APBN/APBD untuk
pembelian investasi dalam pengajuan APBN/APBD Penyesuaian. Hal ini dilakukan
jika pemerintah tidak mengajukan penggunaan investasi tersebut dalam penyusunan
APBN/APBD tahun tersebut. Penggunaan dana APBN/APBD untuk kesejahteraan
rakyat, oleh karena itu jika penggunaannya untuk melakukan investasi maka
pemerintah perlu persetujuan DPR sebagai lembaga wakil rakyat.
Jawab :
Investasi non permanen merupakan salah satu wujud dari investasi jangka panjang
yang dimaksudlan untuk dimiliki secaa tidak berkelanjutan. Manfaatnya investasi ini
akan menjadi sumber pendapatan khususnya dari bunga obligasi jangka panjang yang
dimiliki sampai tanggal jatuh tempo. Selain itu investasi ini juga dapat menjadi
penggerak kegiatan ekonomi masyarakat. Contoh dari investasi non permanen adalah
pembelian obligasi jangka panjang sampai tanggal jatuh tempo. Dapat pula berbentuk
penyisihan dana oleh pemerintah dalam rangka pelayanan masyarakat seperti bantuan
modal kerja secara bergulir kepada masyarakat. Dari penjabaran ini investasi non
permanen tidak hanya memberi manfaat ekonomi tetepi juga manfaat sosial bagi
masyarakat.
Selain itu pemerintah juga dapat melakukan penanaman modal dalam proyek
pembangunan yang dapat dialihkan kepada pihak ketiga. Contohnya pemerintah
melakukan penanaman modal dalam proyek pembangunan jalan tol melalui
Kementerian Pekerjaan Umum. Setelah tol tersebut rampung, pemerintah dapat
mengalihkannya kepada pihak ketiga yang bertugas mengelola tol tersebut. Contoh
lainnya pemerintah dapat memberikan stimulus untuk melakukan penyelamatan
perekonomian suatu negara saat negera tersebut menghadapi krisis.