PETA KONSEP
PENUMPASAN
G-30-S/PKI
SUPERSEMAR
PENATAAN
POLITIK
DALAM NEGERI
KEHIDUPAN PENATAAN
KEHIDUPAN
POLITIK POLITIK
MASYARAKAT
MASA ORDE BARU LUAR NEGERI
MASA ORDE BARU
DAMPAK
KEBIJAKAN
POLITIK
MASA ORDE BARU
PENATAAN
EKONOMI
NASIONAL
KEHIDUPAN PEMBANGUNAN
EKONOMI NASIONAL
MASA ORDE BARU
DAMPAK
KEBIJAKAN
EKONOMI
ORDE BARU
2
INDIKATOR
MATERI PEMBELAJARAN
A. PENDAHULUAN
Sejak bulan Mei 1998 di Indonesia terjadi suatu perubahan politik, yang telah
menimbulkan berbagai penafsiran (interpretasi) baru terhadap peristiwa Gerakan 30
September, Supersemar dan lahirnya Pemerintahan Orde Baru.
Pemahaman dari berbagai pihak terhadap peristiwa yang terjadi itu semakin
membingungkan masyarakat, karena munculnya berbagai komentar dan berita yang saling
bertentangan di surat kabar, majalah, dan media massa lainnya. Namun satu hal yang perlu
anda perhatikan bahwa informasi dan pendapat yang menjadi landasan bagi penafsiran baru
tentang peristiwa-peristiwa tersebut banyak yang belum dikaji secara ilmiah menurut ilmu
sejarah.
Uraian materi pembelajaran ini diharapkan dapat membantu anda untuk memahami
secara kritis serta mengenalkan sudut pandang baru dalam memahami perjalanan sejarah di
masa orde Baru.
2. Tritura
Siapa dalang di balik Gerakan 30 September?
Berdasarkan berbagai bukti yang berhasil dikumpulkan,
tuduhan mengarah kepada PKI yang mendalangi Gerakan
30 September, dan rakyatpun sangat marah. Masyarakat
dan partai-partai politik yang bersebrangan dengan PKI
secara serempak membentuk kesatuan-kesatuan aksi yang
menuntut pertanggungjawaban PKI dan para pendukungnya
dalam Gerakan 30 September.
D.N. Aidit
Dalam usaha menggalang massa pada tanggal 25
Pemimpin PKI
Oktober 1965 para mahasiswa membentuk Kesatuan Aksi
Mahasiswa Indonersia (KAMI). Tindakan masasiswa ini kemudian disusul oleh
berbagai organisasi lain seperti kesatuan Aksi Pemuda Pelajar Indonesia (KAPPI),
Kesatuan Aksi Wanita Indonesia (KAWI), Kesatuan Aksi Sarjana Indonesia (KASI),
Kesatuan Aksi Guru Indonesia (KAGI), dan Kesatuan Aksi Pengemudi Becak Indonesia
(KAPBI). Dan seluruh kesatuan aksi itu bergabung menjadi satu dalam bentukFront
Pancasila untuk menghancurkan pendukung G-30-S/PKI dan meminta penyelesaian secara
politis terhadap mereka yang terlibat dalam G-30- S. Dan Front Pancasila ini kemudian
terkenal dengan sebutan Angkatan 66.
Ketika tuntutan masyarakat sipil secara damai melalui berbagai aksi sejak tanggal 26
Oktober 1965 tidak mendapat tanggapan pemerintah: para mahasiswa, pelajar, dan kelompok
4
lainnya yang didukung masyarakat dan ABRI mulai melakukan tindakan yang langsung
mengarah kepada PKI dan pendukungnya. Dan pada tanggal 12 Januari 1966 berbagai
kesatuan aksi yang tergabung dalam Front Pancasila berkumpul di halaman gedung DPR-GR
untuk mengajukan Tri Tuntutan Rakyat (TRITURA) yang isinya adalah :
Pada tranggal 15 januari 1966 diadakan siding paripurna Kabinet Dwikora di Istana
Bogor. Dalam siding tersebut hadir juga perwakilan mahasiswa. Prisiden Soekarno menuduh
aksi-aksi mahasiswa didalangi oleh CIA (Central Intellegence Agency) Amerika Serikat.
Pada tanggal 21 Pebruari 1966 Presiden Soekarno mengfumumkan perubahan kabinet.
Ternyata perubahan itu tida memuaskan hati rakyat, karena banyak tokoh yang diduga terlibat
dalam G-30-S/PKI masih bercokol dalam kabinet baru yang terkenal dengan sebutan Kabinet
Seratus Menteri.
Pada saat pelantikan anggota Kabinet tanggal 24 Pebruari 1966; para mahasiswa, pelajar
dan pemuda, berdemstrasi memenuhi jalan-jalan menuju Istana Merdeka. Aksi itu dihadang
oleh pasukan Cakrabirawa. Dan pasukan Cakrabirawa memuntahkan tembakan kea rah para
demonstran. Akibatnya seorang mahasiswa Universitas Indonesia yang bernama Arief
Rahman Hakim gugur sebagai Pahlawan Ampera. Gugurnya Arief Rahman Hakim
memberikan semangat juang kepada para demonstran untuk menuntut perubahan dan
perbaikan taraf hidup rakyat Indonesia.
Pertikaian langsung antara front Pancasila dengan para pendukung PKI tidak dapat
dihindarkan. Di Jakarta dan Yogyakarta, mahasiswa dan pelajar bahkan berkorban jiwa. Aksi-
aksi ini dijadikan alas an oleh pemerintah untuk membubarkan KAMI pada tanggal 25
Pebruari 1966. Tetapi sekalipun demikian aksi demonstrasi massa menuntut
pertanggungjawaban PKI tetap berjalan terus.
Sekalipun aksi-aksi massa anti pendukung G-30-S dan PKI mendapat dukungan
masyarakat dan ABRI yang sangat kuat, belum berhasil mengubah kebijakan politik
pemerintahan pusat. Beberapa orang yang terlibat secara langsung dalam G-30-S dan
pendukung PKI masih tetap bertahan pada posisinya yang lama. Nasionalis-Agama-Komunis
( NASAKOM) yang menjadi dasar politik nasional waktu itu masih tetap dipertahankan. Di
beberapa daerah kegitan para pendukung G-30_S dan PKI serta organisasi pendukungnya
telah dibekukan. Namun pemerintah tetap tidak membubarkan PKI, karena dianggap akan
menimbulkan ketidakstabilan politik nasional. Unsur komunis dalam pemerintahan dianggap
sebagai penyeimbang.
3. Supersemar
Pada tanggal 11 Maret 1966 berlangsung siding Kabinet di Jakarta, dan secara tiba-tiba
Presiden Soekarno meninggalkan sidang tersebut. Kemudian diketahui bahwa Presiden
berangkat ke Bogor dan mengadakan pembicaraan dengan beberapa perwira Angkatan
Darat di Istana Bogor. Menurut informasi yang selama ini ada bahwa perwira-perwira tinggi
itu adalah Mayor Jenderal Basoeki Rahmat, Brigadir Jenderal M. Joesoep, dan Brigadir
Jenderal Amir Mahmoed, yang sebelum mengadakan pembicaraan dengan Presiden telah
bertemu dengan Letnan Jenderal Soeharto.
Setelah mengadakan pembicaraabn beberapa jam, Presiden Soekarno akhirnya setuju
memberikan perintah kepada Letjen Soeharto sebagai Panglima Angkatan Darat dan
Pangkopkamtib untuk memulihkan keadaan dan wibawa pemerintah pada tanggal 11 Maret
1966. Surat perintah atau mandate kepada Letjen Soeharto itu kemudian terkenal sebagai
5
Surat Perintah Sebelas Maret (Supersemar). Istilah Supersemar itu digunakan oleh Presiden
Soekarno dalam berbagai kesempatan termasuk dalam dokumen pelengkap pidato Nawaksara
SEJARAH NASIONAL/DUNIA KELAS XII
IPA
yang diserahkan kepada MPRS pada bulan Januari 1967. Dan menurut pidato Presiden
Soekarno tanggal 17 Agustus 1966, mandate yang berupa surat perintah itu bukan merupakan
pengalihan kekkuasaan pemerintahan.
Mengenai proses munculnya Supersemar itu terdapat dua pendapat yang berbeda. Satu
pendapat mengatakan hal itu merupakan kehendak Presiden Soekarno sendiri. Dan pendapat
kedua mengatakan bahwa hal itu akibat adanya tekanan dari pihak luar. Namun sampai akhir
masa kekuasaan Presiden soekarno setahun kemudian, tidak ada pernyataan atau tulisan yang
menyatakan keberatan terhadap Surat perintah tersebut. Persoalan yang muncul kemudian
terpusat dengan adanya dua bentuk surat perintah yang ditandatangani Presiden Soekarno,
sementara yang asli sampai sekarang belum ditemukan.
Berdasarkan Surat perintah itu, Letjen Soeharto atas nama Presiden/Panglima Tertinggi
ABRI/Mandataris MPRS menandatangani Keputusan Presiden No.:1/3/1966 tertanggal 12
Maret 1966, yang menyatakan pembubarkan PKI. Dan Ketetapan MPRS No IX/MPRS/1966,
mengesahkan Surat Perintah 11 Maret 1966 dan tindakan lain yang dilakukan pengembannya.
Pembubaran PKI dan organisasi pendukungnya juga disahkan berdasarkan Ketetapan MPRS
yang lain. Ideologi komunis, Marxisme, Leninisme dan ajaran sejenisnya dinyatakan terlarang
di seluruh Indonesia.
Setelah MPRS pada tanggal 27 Maret 1968 menetapkan Soeharto sebagai presiden RI
untuk masa jabatan lima tahun, maka dibentuklah Kabinet Pembangunan dengan tugasnya
yang disaebut Panca Krida, yang meliputi :
1) Membubarkan PKI pada tanggal 12 Maret 1966 yang diperkuat dengan Ketetapan
MPRS No IX/MPRS/1966.
2) Menyatakan PKI sebagai organisasi terlarang di Indonesia.
3) Pada tanggal 8 Maret 1966 mengamankan 15 orang menteri yang dianggap telibat
Gerakan 30 September 1965.
tidak didasarkan pada kesamaan ideology, tetapi lebih atas persamaan program. Tiga
kekuatan social politik itu adalah :
1) Partai Persatuan Pembangunan (PPP) yang merupakan gabungan dari NU, Parmusi,
PSII, dan PERTI.
2) Partai Demokrasi Indonesia (PDI) yang merupakan gabungan dari PNI, Partai Katolik,
Partai Murba, IPKI, dan Parkindo.
3) Golongan Karya.
Penyederhanaan partai-partai politik ini dilakukan pemerintah Orde Baru dalam upaya
menciptakan stabilitas kehidupan berbangsa dan bernegara. Pengalaman sejarah di masa
pemerintahan sebelumnya telah memberikan pelajaran, bahwa perpecahan yang terjadi di
masa Orde Lama, karena adanya perbedaan ideologi politik dan ketidakseragaman persepsi
serta pemahaman Pancasila sebagai sumber hukum tertinggi di Indonesia.
d. Pemilihan Umum
Selama masa Orde Baru pemerintah berhasil melaksanakan enam kali pemilihan umum,
yaitu tahun 1971, 1977, 1985, 1987, 1992, dan 1997. Dalam setiap Pemilu yang
diselenggarakan selama masa pemerintahan Orde Baru, Golkar selalu memperoleh mayoritas
suara dan memenangkan Pemilu.
Pada Pemilu 1997 yang merupakan Pemilu terakhir masa pemerintahan Orde Baru Golkar
memperoleh 74,51 % dengan perolehan 325 kursi di DPR, dan PPP memperoleh 5,43 %
dengan peroleh 27 kursi. Dan PDI mengalami kemorosotan perolehan suara hanya mendapat
11 kursi. Hal disebabkan adanya konflik intern di tubuh partai berkepala banteng tersebut, dan
PDI pecah menjadi PDI Suryadi dan PDI Megawati Soekarno Putri.yang sekarang menjadi
PDIP.
Penyelenggaraan Pemilu yang teratur selama masa pemerintahan Orde Baru telah
menimbulkan kesan bahwea demokrasi di Indonesia telah berjalan dengan baik. Apalagi
Pemilu berlangsung dengan asa LUBER (langsung, umum,bebas, dan rahasia). Namun dalam
kenyataannya Pemilu diarahkan untuk kemenangan salah satu kontrestan Pemilu yaitu
Golkar.
Kemenangan Golkar yang selalu mencolok sejak Pemilu 1971 s.d. Pemilu 1997
menguntungkan pemerintah di mana perimbangan suara di MPR dan DPR didominasi oleh
Golkar. Keadaan ini telah memungkinkan Soeharto menjadi Presiden Repupublik Indonesia
selama enam periode, karena pada masa Orde Baru presiden dipilih oleh anggota MPR. Selain
itu setiap pertanggungjawaban, rancangan Undang-undang, dan usulan lainnya dari
pemerintah selalu mendapat persetujuan MPR dan DPR tanpa catatan.
pimpinan pemerintahan telah ditahan Belanda. Demikian juga halnya yang dilakukan
Soeharto ketika menyelamatkan bangsa dari perpecahan setelah G-30-S/PKI, yang
melahirkan
kan Orde Baru. Boleh dikatakan peran dinamisator telah menempatkan ABRI pada posisi
yang terhormat dalam percaturan politik bangsa selama ini.
f. Pemasyarakatan P4
Pada tanggal 12 April 1976 Presiden Soeharto mengemukakan gagasan mengenai
pedoman untuk menghayati dan mengamalkan Pancasila, yang terkenal dengan nama
Ekaprasatya Pancakarsa atau Pedomanan Pengahayatan dan Pengamalan Pancasila.(P4).
Untuk mendukung pelaksanaan Pancasila dan Undang-undang Dasar 1945 secara murni
dan konsekuen, maka sejak tahun 1978 pemerintah menyelenggarakan penataran P4 secara
menyeluruh pada semua lapisan masyarakat.
Penataran P4 ini bertujuan membentuk pemahaman yang sama mengenai demokrasi
Pancasila, sehingga dengan adanya pemahaman yang sama terhadap Pancasila dan Undang-
undang Dasar 1945 diharapkan persatuan dan kesatuan nasional akan terbentuk dan
terpelihara. Melalui penegasan tersebut opini rakyat akan mengarah pada dukungan yang kuat
terhadap pemerintah Orde Baru.
Dan sejak tahun 1985 pemerintah menjadikan Pancasila sebagai asas tunggal dan
kehidupan berorganisasi. Semua bentuk organisasi tidak boleh menggunakan asasnya selain
Pancasila. Menolak Pancasila sebagai sebagai asas tunggal merupakan penghianat terhadap
kehidupan berbangsa dan bernegara.Dengan demikian Penataran P4 merupakan suatu bentuk
indoktrinasi ideolog, dan Pancasila menjadi bagian dari system kepribadian, system budaya,
dan system sosial masyarakat Indonesia.
Pancasila merupakan prestasi tertinggi Orde Baru, dan oleh karenanya maka semua
prestasi lainnya dikaitkan dengan nama Pancasila. Mulai dari system ekonomi Pancasila, Pers
Pancasila, hubungan industri Pancasila, demokrasi Pancasila, dan sebagainya. Dan Pancasila
dianggap memiliki kesakralan (kesaktian) yang diboleh doperdebatkan.
Perdana Menteri Lee Kuan Yew. Dan pemerintah Singapura menyampaikan nota jawaban
kjesediaan untuk mengadakan hubungan diplomatik dengan Indonesia.
● Rakyat Sabah diberi kesempatan menegaskan kembali keputusan yang telah mereka
ambil mengenai kedudukan mereka dalam Federasi Malaysia.
● Pemerintah kedua belah pihak menyetujui pemulihan hubungan diplomatic.
● Tindakan permusuhan antara kedua belah pihak akan dihentikan.
Pancasila
c. Peleburan pantai politik yang dilakukan pemerintah, telah memberikan kemudahkan
untuk melakukan pengawasan dan pengendalkian partai politik.
Jawab :
……………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
…
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
.
2. Bagaimana kebijakan yang dilakukan Bung Karno untuk memulihkan keadaan yang kacau
akibat G-30-S?
Jawab:
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
11
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
Jawab :
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
Jawab :
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………….
…………………………………………………………………………………………….
…………………………………………………………………………………………….
Jawab:
……………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………….
…………………………………………………………………………………………….
…………………………………………………………………………………………….
…………………………………………………………………………………………….
…………………………………………………………………………………………….
…………………………………………………………………………………………….
ISTILAH PENJELASAN
12
1. Supersemar ………………………………………………………….....................
………………………………………………………………………
………………………………………………………………………
………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………
4. Eka Prasatya …………………………………………………………………………
Panca Karsa …………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………
III. Buatlah Peta Konsep tentang penataan kehidupan politik yang dilakukan
pemerintah Orde Baru !
13
UJI KOMPETENSI 1
Pilihlah salah satu jawaban yang tepat dari jawaban (A), (B), (C), (D) atau (E) !
1.Kesatuan aksi yang menuntut agar pemerintahah 6. Penumpasan pasukan PKI dilakukan oleh
mengadili para pelaku Gerakan 30 September pasukan …..
dipelopori oleh mahasiswa yang tergabung A. RPKAD
dalam….. B. Kostrad
A. Barisab Soekarno C. Brimob
B. Front Pancasila D. Marinir
C. Front Nasional E. Paskhas
D. Front kebangsaan
E. Barisan Reformasi 7. PKI dan ormas pendukungnya dinyatakan
sebagai organisasi terlarang di Indonesia
2. Arief Rahman Hakim yang gugur dalam berdasarkan Ketetapan MPRS No.
demonstrasi di Istana Merdeka Tanggal 24 IX/MPRS/1966, karena …..
Pebruari 1966 diangkat sebagai ….. A.sikapnya yang bersifat merongrong
A. Pahlawan Revilusi pemerintah.
B. Pahlawan Nasional B.selalu berusaha mengganti Pancasila dan
C. Pahlawan Tritura UUD 1945
D. Pahlawan Ampera C.menciptakan pertentangan antara kelas
E. Pahlawan Anumerta dan golongan
D.berusaha menghalalkan segala cara
3. Latar belakang dicetuskannya Tritura Oleh untuk mencapai tujuannya
KAMI adalah….. E.tindakan selalu bertentangan dengan
A. sikap tegas pemerintah terhadap PKI hak asasi manusia.
tidak bias diharapkan
B. stabilitas politik Indonesia yang sudah 8. Sikap bijak dalam menanggapikontrovesrsi
tidak terjamin lagi tentang G-30-S dannSupersemar adalah …..
C. polityik mercusuar Orde Lama A. memihak salah satu versi
merugikan kepentingan bangsa. B. bersikap subyektif
D. kekejaman PKI di luar batas C. mendukung semua versi
Kemanusiaan D. membuat hopotesa sendiri
E. laju inflasi yang sangat tinggi dan E. tidak memihak salah satu versi
menyengsarakan rakyat.
9. Pidato pertanggungjawaban presiden tanggal
4.Pada Sidang Kabinet Dwikora tanggal 11 Maret 22 Juni 1966 berjudul …..
1966 Presiden meninggalkan ruang siding dan A. Jalan Revolusi Kita
menuju ….. B. Jangan sekali-kali meninggal sejarah
A. Kraton Yogyakarta C. Pelengkap Nawaksara
14
-----*****-----
INDIKATOR
Program stabilsasi ini dilakukan dengan cara membentung laju inflasi. Dan pemerintah
Orde Baru berhasil membendung laju inflasi pada akhir tahun 1967-1968, tetapi harga bahan
kebutuhan pokok naik melonjak. Sesudah dibentuk Kabinet Pembangunan pada bulan Juli
1968, pemerintah mengalihkan kebijakan ekonominya pada pengendalian yang ketat terhadap
gerak harga barang khususnya sandang, pangan, dan kurs valuta asing. Sejak saat itu ekonomi
nasional relatif stabil, sebab kenaikan harga bahan-bahan pokok dan valuta asing sejak tahun
1969 dapat dikendalikan pemerintah.
Program rehabilitasi dilakukan dengan berusaha memulihkan kemampuan berproduksi.
Selama sepuluh tahun terakhir masa pemerintahan Orde Lama, Indonesia mengalami
kelumpuhan dan kerusakan pada prasarana social dan ekonomi. Lembaga prkreditan desa,
gerakan koperasi, dan perbankkan disalahgunakan dan dijadikan alat kekuaasaan oleh
golongan dan kelompok kepentingan tertentu. Dampaknya lembaga (Negara) tidak dapat
melaksanakan fungsinya sebagai penyusun perbaikan tata kehidupan rakyat.
1) Pembayaran hutang pokok dilaksanakan selama 30 tahun, dari tahun 1970 sampai
dengan 1999.
2) Pembayaran dilaksanakan secara angsuran, dengan angsuran tahunan yang sama
besarnya.
3) Selama waktu pengangsuran tidak dikenakan bunga.
SEJARAH NASIONAL/DUNIA KELAS XII
IPA
18
b. Pertemuan Amesterdam
Pada tanggal 23-24 Pebruari 1967 diadakan perundingan di Amsterdam (Belanda) yang
bertujuan membicarakan kebutuhan Indonesia akan bantuan luar negeri serta kemungkinan
pemberian bantuan dengan syarat lunat, yang selanjutnya dikewnal dengan IGGI (Inter
Governmental Group for Indonesia).
Pemerintah Indonesia mengambil langkah tersebut untuk memenuhi kebutuhannya guna
pelaksaan program-program stabilisasi dan rehabilitasi ekonomi serta persiapan-persiapan
pembangunan. Di samping mengusahakan bantuan luar negeri tersebut, pemerintah juga
berusaha dan telah berhasil mengadakan penangguhan serta memperingan syarat-syarat
pembayaran kemabli (rescheduling) hutang-hutang peninggalan Orde Lama. Melalui
pertemuan tersebut pemerintah Indonesia berhasil mengusahakan bantuan luar negeri.
B. PEMBANGUNAN NASIONAL
1. Trilogi Pembangunan
Setelah berhasil memulihkan kondisi politik bangsa Indonesia, maka langkah selanjutnya
yang ditempuh pemerintah orde baru adalah melaksanakan pembangunan nasional.
Pembangunan nasional yang diupayakan pemerintah waktu itu direalisasikan melalui
Pembangunan Jangka pendek dan Pembangunan Jangka Panjang. Pambangunan Jangka
Pendek dirancang melalui Pembangunan Lima Tahun (Pelita). Setiap Pelita memiliki misi
pembangunan dalam rangka mencapai tingkat kesejahteraan masyarakat Indonesia.
Sedangkan Pembangunan Jangka Panjang mencakup periode 25 sampai 30 tahun.
Pembangunan nasional adalah rangkaian upaya pembangunan yang berkesinambungan
yang meliputi seluruh aspek kehidupan masyarakat, bangsa, dan Negara. Pembangunan
nasional dilaksanakan dalam upaya mewujudkan tujuan nasional yanmg tertulis dalam
pembukaan UUD 1945; yaitu melindungi segenap bangsa dan seluruh tumpah Indonesia,
meningkatkan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, serta ikut melksanakan
ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan-perdamaian abadi-serta keadilan sosial.
Pelaksanaan Pembangunan Nasional yang dilaksanakan pemerintah Orde Baru berpedoman
pada Trilogi Pembangunan dan Delapan jalur Pemerataan.Inti dari kedua pedoman tersebut
adalah kesejahteraan bagi semua lapisan masyarakat dalam suasana politik dan ekonomi yang
stabil. Isi Trilogi Pembangunan adalah :
Dan Delapan Jalur Pemerataan yang dicanangkan pemerintah Orde Baru adalah :
a. Pelita I
Pelita I dilaksanakan mulai 1 April 1969 sampai 31 Maret 1974, dan menjadi landasan awal
pembangunan masa Orde Baru.
Tujuan Pelita I : Meningkatkan tarap hidup rakyat dan sekaligus meletakan dasar
dasar bagi pembangunan tahap berikutnya.
Titik Berat Pelita I : Pembangunan bidang pertanian sesuai dengan tujuan untuk
mengejar keterbelakangan ekonomi melalui proses pembaharuan
bidang pertanian, karena mayoritas penduduk Indonesia masih
hidup dari hasil pertanian.
b. Pelita II
Pelita II mulai berjalan sejak tanggal 1 April 1974 sampai 31 Maret 1979. Sasaran uatama
Pelita II ini adalah tersedianya pangan, sandang, perumahan, sarana prasarana,
mensejahterakan rakyat, dan memperluas kesempatan kerja. Pelaksanaan Pelita II dipandang
cukup berhasil. Pada awal pemerintahan Orde Baru inflai mencapai 60 % dan pada akhir
Pelita I inflasi berhasil ditekan menjadi 47 %. Dan pada tahun keempat Pelita II inflasi turun
menjadim 9,5 %.
c. Pelita III
Pelita III dilaksanakan pada tanggal 1 April 1979 sampai 31 Maret 1984. Pelaksanaan
Pelita III masih berpedoman pada Trilogi Pembangunan, dengan titik berat pembangunan
adalah pemerataan yang dikenal dengan Delapan Jalur Pemerataan.
d. Pelita IV
Pelita IV dilaksanapa tanggal 1 April 1984 sampai 31 Maret 1989. Titik berat Pelita IV ini
adalah sektor pertanian untuk menuju swasembada panagn, dan meningkatkan industri yang
dapat menghasilkan mesin industri sendiri. Dan di tengah berlangsung pembangunan pada
Pelita IV ini yaitu awal tahun 1980 terjadi resesi. Untuk mempertahankan kelangsungan
pembangunan ekonomi, pemerintah mengeluarkan kebijakan moneter dan fiskal. Dan
pembangunan nasional dapat berlangsung terus.
e. Pelita V
Pelita V dimulai 1 April 1989 sampai 31 Maret 1994. Pada Pelita ini pembangunan
ditekankan pada sector pertanian dan industri. Pada masa itu kondisi ekonomi Indonesia
berada pada posisi yang baik, dengan pertumbuhan ekonomi sekitar 6,8 % per tahun. Posisi
perdagangan luar negeri memperlihatkan gambaran yang menggembirakan. Peningkatan
ekspor lebih baik disbanding sebelumnya.
f. Pelita VI
20
Pelita VI dimulai 1 April 1994 sampai 31 Maret 1999. Program pembangunan pada Pelita
VI ini ditekankan pada sektor ekonomi yang berkaitan dengan industri dan pertanian, serta
peningkatan kualitas sumber daya manusia sebagai pendukungnya. Sektor ekonomi
dipandang sebagai penggerak pembangunan. Namun pada periode ini terjadi krisis moneter
yang melanda Negara-negara Asia Tenggara termasuk Indonesia. Karena krisis moneter dan
peristiwa politik dalam negeri yang menganggu perekonomian telah menyebabkan proses
pembangunan terhambat, dan juga menyebabkan runtuhnya pemerintahan Orde Baru.
Jawab :
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………........
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
Jawab :
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
Jawab :
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
4. Apa yang menyebabkan terjadinya kemacetan ekonomi pada masa pemerintahan Orde
Lama?
Jawab :
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
5. Bagaimana kebijakan pemerintah Orde Baru untuk mengatasi kemacetan ekonomi yang
diwariskan pemerintah sebelumnya?
Jawab :
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
22
6. Jelaskan yang dimaksud dengan stabiltas dan rehabilitas ekonomi pada masa Orde baru!
Jawab :
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
7. Apa menjadi sasaran program Pelita I yang menjadi awal pembangunan Nasional masa
Orde Baru?
Jawab :
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
Jawab :
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
9. Bagaimana pengaruh krisis moneter tahun 1997 terhadap pemerintahan Orde Baru?
Jawab :
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
23
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
10. Sebutkan dampak positif maupun negataif sebagai akibat kebijakan ekonomi Orde Baru
baik yang!
Jawab :
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
II. Berilah penjelasan pada kolom sebelah kanan tentang istilah-istilah yang tertulis di
kolom sebelah kiri!
ISTILAH PENJELASAN
…………………………………………………………………
3. Trilogi Pembangunan …………………………………………………………………
…………………………………………………………………
…………………………………………………………………
…………………………………………………………………
…………………………………………………………………
4. Pelita …………………………………………………………………
…………………………………………………………………
…………………………………………………………………
…………………………………………………………………
…………………………………………………………………
5. Moneter …………………………………………………………………
…………………………………………………………………
24
…………………………………………………………………
…………………………………………………………………
…………………………………………………………………
…………………………………………………………………
…………………………………………………………………
.
UJI KOMPETENSI
4. Perbaikan dan pemulkihan secara pisik sarana dan prasarana ekonomi untuk kembali dapat
berproduksi, merupakan …..
A. stabilitasi ekonomi D. rehabilitasi ekonomi
B. renovasi ekonomi E. recovery ekonomi
C. reformasi ekonomi
6. Pada awal tahun 1980, pemerintah mengeluarkan kebijakan moneter dan fiscal dengan
tujuan …..
A. melindungi kemandirian ekonomi nasional
B. mempertahankan kelangsungan pembangunan nasional
C. mengendalikan nilai tukar rupiah
D. menjaga kestabilan harga barang-barang kebutuhan pokok
25
7. Pelaksanaan pembangunan yang sentralistik dan tidak merata di masa Orde Baru telah
menyebakan ….. .
A. terhambatnya pelaksanaan demokrasi
8. Penangguhan pembayaran utang-utang Indonesia yang seharusnya dibayar pada tahun 1968
diundurkan ke tahun 1972-a979, merupakan hasil dari perundingan di …..
A. Tokyo D. Amesterdam
B. London E. San Fransisco
C. Paris
9. Salah satu isi Trilogi Pembangunan yang menjadi pedoman pelaksanaan program
pembangunan nasional di masa Orde Baru adalah …..
A. Pemerataan pembangunan dan hasil-hasil
B. Pemerataan kesempatan memperoleh keadilan
C. pemerataan untuk memperoleh pendidikan
D. Pemerataan pembagian pendapatan
E. Pemerataan memperoleh kesempatan untuk bekerja
10.Program pembangunan yang direncanakan secara berjenjang setiap lima tahun sekali,
termasuk ke dalam program……
A. Pembangunan Lima Tahun
B. Pembangunana Jangka Pendek
C. Pembangunan Jangka Panjang
D. Pembangunan semesta
E. Pembangunan Nasional
-----*****-----
26
PETA KONSEP
KRISIS POLITIK
KRISIS HUKUM
KRISIS MONETER
LATAR BELAKANG KRISIS EKONOMI
REFORMASI
KRISIS SOSIAL
KRISIS KEPERCAYAAN
KEADAAN
MENJELANG
REFORMASI
TUNTUTAN
REFORMASI
KEHIDUPAN KRONOLOGI REFORMASI
MASYARAKAT
INDONESIA
MASA
REFORMASI KEADAAN POLITIK
KEADAAN EKONOMI
REFORMASI HUKUM
PEMERINTRAHAN
HABIBIE
PEMERINTAHAN
PEMERINTAHAN GUS DUR
MASA
27
REFORMASI
PEMERINTAHAN
MEGAWATI
PEMERINTAHAN
SBY
SEJARAH NASIONAL/DUNIA KELAS XII
IPA
INDIKATOR
1. Menjelaskan latar belakang jatuhnya pemeritahan Orde Baru
2. Mendeskripsikan dan menganalisis kehidupan masyarakat masa Reformasi
3. Mendeskripsikan dan menganalisis perkembangan ekonomi, politik, dan sosial
masa Reformasi.
Pemerintahan Orde Baru dinilai tidak mampu menciptakan kehidupan masyarakat yang
adil dalam kemakmuran, dan makmur dalam keadilan berdasarkan Pancasila dan UUD 1945.
Oleh karena itu tujuan lahirnya gerakan reformasi adalah untuk memperbaiki tatanan
perikehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.
Pemerintahan Orde Baru yang dipimpin Presiden Soeharto selama 32 tahun, ternyata
tidak konsisten dan konsekuan dalam melaksanakan cita - cita Orde Baru. Pada awal
kelahirannya tahun 1966, Orde Baru bertekad untuk menata kehidupan bermasyarakat,
berbangsa, dan bernegara berdasarkan Pancasila dan UUD 1945. Namun dalam
pelaksanaannya, pemerintahanan Orde Baru banyak melakukan penyimpangan terhadap nilai-
nilai Pancasila dan UUD 1945. Bahkan Pancasila dan UUD 1945 hanya dijadikan legitimasi
untuk mempertahankan kekuasaan. Penyimpangan-penyimpangan itu melahirkan krisis
multidimensional yang menjadi penyebab umum lahirnya gerakan reformasi.
a. Krisis Politik
Krisis politik yang terjadi pada tahun 1998 merupakan puncak dari berbagai kebijakan
politik pemerintahan Orde Baru. Berbagai kebijakan yang dikeluarkan pemereintah Orde
Baru selalu didasarkan pada alasan pelaksanaan demikrasi Pancasila. Namun yang sebenarnya
terjadi adalah merupakan upaya memepertahankan kekuasaan Presiden Soeharto dan kroni-
kroninya.. Artinya demokrasi yang dijalankan pemerintahan Orde Baru bukan demokrasi
yang semestinya, melainkan demopkrasi rekayasa. Bukan lagi demokrasi dal;am pengertian
dari, oleh, dan untuk rakyat, melainkan demokrasi dari, oleh, dan untuk penguasa.
Pada masa Orde Baru kehidupan politik sangat represif, yaitu adanya tekanan yang kuat
dari pemerintah terhadap pihak oposisi atau orang-orang yang dianggap kritis. Ciri-ciri
kehidupan politik yang represif adalah :
1) Setiap orang atau kelompok yang mengkritik kebijakan pemerintah dituduh sebagai
tindakan subversif (menentang Negara Kesatuan Republik Indonesia).
2) Pelaksanaan Lima Paket UU Politgik yang melahirkan demokrasi semu atau
demokrasi rekayasa. Lima paket UU tersebut adalah UU No tahun 1985 tentang
Pemilihan Umum, UU No.3 tahun 1985 tentang Partai Politik dan Golongan Karya,
UU No.2 tahun 1985 tentang Susunan dan Kedudukan anggota MPR-DPR-DPRD
yang kemudian disempurnakan menjadi UU No.5 tahun 1995, UU No.8 tahun 1985
tentang Organisasi masyarakat, dan UU No.2 thaun i985 tentang Referendum.
3) Terjadinya korupsi, kolusi, dan nepotisme (KKN) yang merajelal dan masyarakat
tidak memiliki kebebasan untuk mengtrolnya.
4) Pelaksanaan Dwi Fungsi ABRI yang memasung kebebasan setiap warga Negara (sipil
untuk ikut berpartisifasi dalam pemerintahan.
5) Terciptanya masa kekuasaan presiden yang tak terbatas. Meskipun Soeharto dipilih
menjadi presiden melalui Sidang Umum MPR, tetapi pemilihan itu merupakan hasil
rekayasa dan tidak demokratis.
29
b. Krisis Hukum
Rekayasa-rekayasa yang dibangun pemerintahan Orde Baru tidak terbatas pada bidang
politik saja, dalam bidang hukumpun pemerintah melakukan intervensi. Artinya kekuasaan
peradilan harus dilaksanakan untuk melayani kepentingan para penguasa, dan bukan untuk
melayani masyarakat dengan penuh keadilan.
Hukum sering dijadikan alat pembenaran tindakan penguasa. Kenyataan tersebut sangat
bertentangan dengan ketentuan pasal 24 UUD 1945 yang menyatakan bahwa “kehakiman
memiliki kekuasaan yang merdeka dan terlepas dari kekuasaan pemerintah (eksekutif)”.
c. Krisis Moneter
Krisis moneter yang melanda Negara-negara Asia Tenggara sejak Juli 1996
mempengaruhi perkembangan perekonomian Indonersia. Di tengah - tengah terjadinya
kekisruhan kehidupan berbangsa dan bernegara, pada bulan Juli 1997 Indonesia mulai
terkena imbas krisis moneter. Nilai rupiah terhadap uang asing, terutama dolar Amerika,
menurun secara drastis. Pada tanggal 1 Agustus 1997, nilai tukar rupiah dari Rp.2,575.00
menjadi Rp.2,603.00 per dollar Amerika Serikat. Pada bulan Desember 1997, nilai tukar
rupiah terhadap dollar Am,Erika Serikat turun menjadi Rp. 5,000.00 per dollar. Dan pada
bullan Maret 1998, nilai tukar rupiah terus melemah dan mencapai titik terendah yaitu Rp.
16,000.oo per dollar.
Ketika nilai rupiah semakin melemah, timbul krisis di bidang perbankan. Kebijakan
deregulasi yang dilakukan sejak bulan Oktober 1988 telah memacu pertumbuhan bank yang
luar biasa. Namun kebijakan deregulasi ini telah menimbulkan bisnis perbankan yang tidak
efesien. Akibatnya pemerintah melikuidasi 16 bank yang bermasalah pada akhir tahun 1977.
Untuk menyehatkan perbankan, pemerintah membentuk Badan Penyehatan Perbankan
Nasional (BPPN) yang mengawasi 40 bank bermasalah lainnya. Dan pemerintah
mengeluarkan Kredit Likuidasi Bank Indonesia (KLBI) untuk menyehatkan bank-bank yang
berada dibawah pembinaan BPPN. Namun di dalam pelaksanaan KLBI terjadi praktek
manipulasi besar-besaran. Pinjaman bank-bank bermasalah yang tidak dapat dikembalikan
semakin besar, sehingga pemerintah harus menanggung beban keuangan yang semakin besar.
Dalam pada itu kepercayaan Internasional terhadap Indonesia menurun. Hal ini
disebabkan karena perusahaan-perusahaan Negara dan swasta banyak yang tidak mampu
membayar utang luar negeri yang telah jatuh tempo.
Kebijakan uang ketat dan suku bunga bank yang tinggi pada awal tahun 1998, tetap tidak
mampu mengatasi krisis moneter tersebut. Pemerintah akhirnya melakukan pembekuan
30
kembali tujuh bank pada bulan April 1998. Nilai rupiah terus melemah menembus angka Rp.
10.000,00 per dollar Amerika Serikat. Pada saat krisis itu, tidakan para spekulan valuta asing
baik dari dalam maupun luar negeri semakin memperburuk kondisi ekonomi nasional. Krisis
moneter tidak sekedar hanya menimbulkan kesulitan keuangan Negara, melainkan
mengakibatkan hancurnya system keuangan nasional.
d. Krisis Ekonomi
Penurunan nilai tukar rupiah ini telah menyebabkan penurunan aktivitas ekonomi yang
ditandai dengan lesunya perekonomian, dan juga menyebabkan kerusakan pada institusi-
institusi ekonomi penting. Memasuki tahun anggaran 1998/1999 , krisis moneter berimbas
juga pada aktivitas ekonomi yang lain. Perusahaan Negara maupun swasta banyak yang tidak
mampu membayar utang luar negeri yang telah jatuh tempo. Dan banyak perusahaan yang
bangkrut, sehingga angka pemutusan hubungan kerja (PHK) meningkat. Akibatnya angka
pengangguran semakin tinggi dan secara langsung berpengaruh terhadap penurunan
kemampuan daya beli serta kualitas hidup sebagian besar masyarakat. Ketimpangan
kemam[uan msyarakat yang telah terjadi sebelumnya menjadi semakin kritis sejak terjadinya
krisis ekonomi ini.
SEJARAH NASIONAL/DUNIA KELAS XII
IPA
Pada akhir tahun 1997 persediaan barang-barang khusus sembilan bahan pokok di
pasaran mulai menipis di pasaran. Harga barang-barang naik tida terkendali, yang berarti
biaya hidup juga semakin tinggi. Pada awal tahun 1898 terjadi aksi memborong barang-
barang oleh kelompok tertentu di berbagai kota di Indonesia. Dan di berbagai tempat terjadi
kelaparan dan
kekurangan pangan seperti di Irian Jaya, Nusa Tenggara Timur, bahkan di beberapa tempatr
di pulau Jawa.
Sementara itu pinjaman luar negeri yang telah disepakati dengan Internasional Moneter
Fund ( IMF) belum terealisasi meskipun pada bulan Januari 1998 Indonesia sudah
menandatangani 50 butir kesepakatan dengan lembaga keuangan Internasional tersebut.
Selain itu semakin banyak ditemukan bukti-bukti tentang praktek monopoli, nepotisme,
korupsi, dan manipulasi yang dilakukan para penguasa beserta kroninya dalam kehidupan
ekonomi nasional.
e. Krisis Sosial
Krisis politik, hukum dan ekonomi merupakan penyebab terjadinya krisis sosial.
Pelaksanaan politik represif yang dijalankan pemerintahan Orde Baru dan tidak demokratis
menyebabkan terjadinya konflik politik maupun konflik antar etnis dan agama.
Ketimpangan perekonomian yang terjadi di Indonesia memberikan sumbangan terbesar
terhadap timbulnya krisis sosial. Pengangguran, keterbatasan sembako, tingginya harga-harga
sembako. Rendahnya daya beli masyarakat, merupakan factor-faktor yang rentan terhadap
krisis sosial.
Ketidakpercayaan masyarakat terhadap pemerintah sertra krisis ekonomi yang terjadi,
mendorong munculnya prilaku negatif dalam masyarakat. Misalnya perkelahian antar pelajar,
budaya menghujat, narkoba, kerusuhan masyarakat di Kalimantan Barat, pembantaian dengan
isu dukun santet di Banyuwangi dan Boyolali, serta kerusuhan yang terjadi di Jakarta dan
Solo pada tanggal 13-14 Mei 1998. Akibat kerusuhan yang terjadi di Jakarta dan Solo,
perekonomian di kedua kota tersebut mengalami kelumpuhan untuk beberapa waktu karena
banyak swalayan, pertokoan, dan pabrik rusak dibakar dan dijarah massa. Hal tersebut
menyebabkan membengkaknya angka pengangguran.
Peristiwa-peristiwa tersebut mengakibatkan beban masyarakat semakin berat.
Ketidakpastian kapan krisis akan berakhir telah menyebabkan masyarakat frustasi. Kondisi
ini sangat membahayakan karena dapat memberikan ruang bagi pihak yang ingin mengacau
untuk mengadudomba masyarakat, dan menyulut massa untuk melakukan tindakan anarkis.
31
f. Krisis kepercayaan
Krisis multidimensional yang melanda bangsa Indonersia telah mengikis kepercayaan
masyarakat terhadap kepemimpinan Presiden Soeharto. Kegagalan pemerintah dalam
membangun kehidupan politik yang demokratis, menegakan hukum, dan system peradilan,
serta pelaksanaan pembangunan yang berpihak kepada rakyat banyak telah melahirkan krisis
kepercayaan.
Sikap pemerintah yang otoriter, tertutup, tidak demokratis, dan merebaknya KKN, telah
menyebabkan timbulnya ketidak percayaan masyarakat terhadap para penguasa. Gejala ini
tampak sejak pemilihan umum tahun 1992 di mana perolehan suara Golkar berkurang secara
drastis. Dan sejak tahun 1996 ketidakpercayaan masyarakat terhadap Orde Baru semakin
terbuka. Muncullah tokoh seperti Amien Rais yang vocal dan berani mengkritik pemerintah
secara terbuka dan gerakan mahasiswa, semakin memperbesar keberanian masyarakat untuk
mengkritik pemerintahan Orde Baru.
Krisis multidimensional yang terjadi sebenarnya tidak terjadi begitu saja, melainkan
sebagai akibat dari berbagai kondisi yang tumbuh di Indonesia waktu itu, seperti :
1) Hutang luar negeri Indonesia yang sangat besar menjadi penyebab terjadinya krisis
ekonomi. Meskipun hutang itu bukan sepenuhnya hutang Negara, tapi juga hutang
swasta.
2) Kebijakan Industrialisasi. Pemerintahan Orde Baru ingin menjadikan Negara RI
sebagai Negara industri, dan keinginan itu tidak sesuai dengan kodisi nyata
masyarakat Indonesia yang agrarais dan tingkat pendidikannya masih rendah.
3) Pemerintahan yang Sentralistik. Pemerintahan Orde Baru sangat sentralistik sifatnya,
sehingga semua kebijakan ditentukan oleh Pemerintah pusat di Jakrta. Oleh karena itu
peranan pemerintah pusat sangat menentukan, dan pemerintah daerah hanya sebagai
kepanjangan tangan pemerintah pusat.
B. TUNTUTAN REFORMASI
1. Keadaan menjelang Reformasi
Setahun sebelum pemilihan umum yang direncanakan pada bulan Mei 1997, keadaan
politik Indonesia mulai memanas.Pemerintahan yang didukung Golkar, berusaha
mempetahankan kemenangan mutlak yang telah dicapai dalam lima kali pemilihan umum
sebelumnya. Di lain pihak, tekanann terhadap pemerintahan Orde Baru di dalam masyarakat
semakin berkembang.
Tuntutan masyarakat akan adanya perubahan kebijakan politik, ekonomi, dan hukum,
semakin sering dikemukakan. Keberadaan Partai Persatuan Pembangunan (PPP), Golongan
Karya (Golkar), dan Partai Demokrasi Indonesia (PDI), dianggap tidak mampu lagi
memenuhi aspirasi politik sebagian masyarakat.Perkembangan ekonomi dan pembangunan
nasional, dianggap telah menimbulkan ketimpangan ekonomi yang besar, monopoli sumber
ekonomi oleh kelompok tertentu, konglomerasi, serta tidak mampu menghilangkan
kemiskinan pada sebagian besar masyarakat. Kehidupan masyarakat dan pemerintahan
dianggap masih dipenuhi oleh pelanggaran hukum dan hak asasi manusia oleh penguasa.
Di dalam kehidupan politik, masyarakat beranggapan bahwa pemerintah telah menekan
pihak oposisi. Hal ini dapat dilihat pada perlakuan yang keras terhadap setiap orang atau
kelompok yang melakukan kritik terhadap kebijakan pemerintahan Orde Baru. Seseorang
dengan mudah dituduh sebagai anti pemerintah atau menghina kepala negar, hanya karena
mengkritik sebuah kebijakan tertentu. Keseragaman berpikir dan bertindak menjadi sebuah
prinsip dasar yang harus diterima semua pihak.
Pemerintah juga melarang mendirikan partai politik lain kecuali ketiga partai politik yang
sudah ada. Hal ini berkaitan dengan diberlakukannyua lima paket UU politik, yaitu :
32
digunakan oleh pemerintah untuk mendeskriditkan aksi damai mahasiswa, yang ternyata
semakin mendapat banyak dukungan masyarakat.
Pengumuman pemerintah tentang kenaikan BBM dan ongkos angkutan tanggal 4 Mei 1998
semakin memperluas aksi demonstrasi mahasiswa. Agenda reformasi yang menjadi tutnutan
para mahasiswa mencakup beberal seperti :
Pada tanggal 12 Mei 1998, aksi mahasiwa di Universitas Trisakti Jakrta berubah menjadi
bentrokan fisik yang penuh dengan kekerasan Akibatnya empat orang mahasiswa Trisakti
yaitu Elang Mulia, Heri Hertanto, Hendriawan, dan Hafidin Alifidin Royan, meninggal
dunia.Selain itu ratusan mahasiswa mengalami luka ringan dan luka parah. Kekerasan
tersebut mendorong munculnya solideritas yang lebih luas di dalam kampus maupun
masyarakat umum, menentang kebijakan pemerintah yang tidak demokratis.
Peristiwa Trisakti telah memicu terjadinya kerusuhan dan penjarahan yang memuncak
pada tanggal 13 dan 14 Mei 1998 terutama di Jakarta dan sekitarnya serta Surakarta. Ribuan
tempat tinggal, pertokoan, kantor, dan kendaraan milik masyarakat Tionghoa dibakar. Ribuan
orang mati terbakar di pusat-pusat pertokoan. Seluruh masyarakatan terutama di perkotaan
dicekam perasaan tidak aman. Hal ini kemudian mendorong masyarakat keturunan Tionghoa
pergi ke luar negeri secara besar-besaran demi keamanan.
33
Presiden Soeharto yang sedang menghadiri KTT G-15 di Kairo Mesir segera pulang ke
Tanah Air pada tanggal 15 Mei 1998. Tuntutan agar Presiden Soeharto segera mengundurkan
diri semakin gencar disuarakan masyarakat. Rencanma mahasiswa untuk berdialog dengan
pimpinan DPR, berubah menjadi aksi mimbar bebas.
Para mahasiswa kemudian memutuskan untuk tetap tinggal di gedung DPR/MPR, sampai
tuntutan reformasi total mereka dipenuhi. Kehadiran para mahasiswa di gedung DPR/MPR,
mengundang kedatang lebih banyak mahasiswa serta pendukung reformasi lainnya terutama
sejak tanggal 18 Mei 1998.
Aksi mahasiswa tersebut mendapat dukungan spontan dari masyarakat, yang
membawakan makanan dan minuman bagi mereka. Pada tanggal 18 Mei 1998, pimpinan
SEJARAH NASIONAL/DUNIA KELAS XII
IPA
Mahasiswa dan para demonstran menduduki Gedung DPR/MPR pada 19 Mei 1998
Tekanan terhadap Presiden Soeharto untuk mengundurkan diri semakin besar. Pada
peringatan hari kebangkitan nasional 20 Mei 1998 di Yogyakarta, para mahasiswa berhasil
melakukan aksi damai menuntut reformasi total. Dalam perkembangan lain, upaya
pembentukan Dewan Reformasi dan perubahan cabinet tidak berhasil. Sebagian besar mereka
yang ditawari untuk duduk di kabinet menolak.
Presiden Soeharto akhirnya mengundurkan diri pada tanggal 21 Mei 1998, dan BJ
Habibie yang menjabat wakil presiden disumpah oleh Mahkaman Agung sebagai presiden
Republik Indonesia yang baru di Intana negar. Pengangkatan Presiden BJ Habibie
menggantikan Soeharto di luar Sidang MPR itu didasarkan pada Pasal 8 Undang-Undang
Dasar 1945.
a. Pada bulan Maret 1998 Sidang Umum MPR memilih Soeharto dan BJ Habibie
sebagai Presiden dan Wakil Presiden RI untuk masa jabatan 1998-2003. Presiden
Soeharto membentuk dan melaktik Kabinet Pembangunan VII.
b. Pada bulan Mei 1998, para mahasiswa dari berbagai daerah mulai bergerak
menggelar demonstrasi dan melakukan aksi keprihatinan yang menuntut penurunan
harga barang-barang kebutuhan pokok (sembako), Penghapusan KKN, dan
mundurnya Soeharto dari kursi kepresidenan.
c. Pada tanbggal 12 Mei 1998, dalam aksi unjuk rasa mahasiswa Universitas Trisakti
Jakarta terjadi bentrokan dengan aparat keamanan yang menyebabkan empat orang
mahasiswa tertembak hingga tewas, dan puluhan mahasiswa lainnya mengalami luka-
luka.
d. Pada tanggal 13-14 Mei 1998 di Jakarta dan sekitarnya terjadi kerusuhan massal dan
penjarahan sehingga kegiatan masyarakat mengalami kelumpuhan. Dalam pewristiwa
itu puluhan took dibakar dan isinya dijarah, dan ratusan orang mati terbakar.
35
e. Pada tanggal 19 Mei 1998, para mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi di Jakarta
dan sekitarnya berhasil menduduki gedung MPR/DPR
f. Pada tanggal 19 Mei 1998, Harmoko sebagai pimpinan MPR/DPR mengeluarkan
pernyataan berisi anjuran agar Presiden Soeharto mengundurkan diri.
g. Pada tanggal 20 Mei 1998, Presiden Soeharto mengundang tokoh-tokoh agama dan
tokoh-tokoh masyarakat untuk dimintai pertimbangan dalam rangka membentuk
Dewan Reformasi yang akan diketuai oleh Presiden Soeharto.
h. Pada tanggal 21 Mei 1998, pukul 10.00 di Intana Negara, Prtesiden Soeharto
meletakan jabatannya sebagai Presiden RI di hadapan Ketua dan beberapa anggota
Mahkamah Agung. Berdasarkan pasal 8 UUD 1945, kemudian Soeharto
menyerahkan jabatannya kepada BJ Habibie sebagai Presiden RI. Pada waktu itu juga
BJ Habibie dilantik menjadi presiden RI oleh Ketua MA.
selama ini membebani pemerintah. Pemerintah cenderung menyerahkan harga barang pada
mekanisme pasar. Secara ekonomi memang menunjukan kondisi membaik, tetapi rakyat
masih tetap miskin. Pengangguran belum bisa diatasi, nilai rupiah masih tetap rendah,
kemampuan daya beli rakyat masih belum membaik, dan korupsi masih tinggi.
2. Keadaan Politik
Dalam kurun waktu enam tahun setelah lengsernya Presiden Soeharto, Indonesia
mengalami tiga kali pergantian presiden. Iklim politik Indonesia sedang mencari bentuk dan
sarat dengan ketidakmapanan. Karakter elit politik yang tidak bisa memberikan apresiasi
terhadap keberhasilan orang lain dan suka mencerca pihak lain, mempengaruhi buruknya
kehidupan politik pada masa reformasi. Mereka merasa lebih benar dan selalu
mengedepankan kepentingan pribadi dan kelompoknya, sehingga kepentingan bangsa dan
Negara terabaikan. Itulah sebabnya mengapa tujuan reformasi menjadi kabur.
36
3. Keadaan Sosial-masyarakat
Dalam masa reformasi keadaan sosial masyarakat tampak belum begitu baik. Salah satu
penyebabnya adalah sisi sempit dari pemaknaan reformasi. Reformasi dimaknai sebagai era
kebebasan yang tidak terbatas. Munculnya oknum-oknum yang menghalalkan segala macam
cara untuk mencapai tujuan. Penyalahgunaan wewenang menjadi gambaran buram keadaan
social masa reformasi.
Kurun waktu 1998-2004, keadaan politik benar-benar mewarnai berbagai sendi
kehidupan social masyarakat Indonesia. Masyarakat harus menyaksikan berbagai adegan baru
yang bertentangan dengan karakter budaya asli Indonesia yang penuh tatakrama, sopan
santun, saling menghargai satu sama lain, gotong royong dan sebagainya.
Perilaku saling menghancurkan, saling fitnah, dengki, dan dendam, mewarnai layer
tontonan sehari-hari rakyat. Elit politik yang kalah dalam sebuah kompetisi demokrasi, tidak
bersewdia menerima kenyataan dengan legowo. Apalagi memberi ucapan selamat kepada
yang menang. Kompetitor dalam proses demokrasi dianggapnya sebagai musuh yang harus
dihancurkan. Keadaan semacam itu secara langsungf atau tidak langsung akan mempengaruhi
kehidupan masyarakat luas.
4. Reposisi ABRI
Peran ABRI termasuk salah satu yang banyak mendapat sorotan, terutama peran dwi
fungsi, netralitas politik, dan pelanggaran HAM yang timbul akibat adanya operasi militer.
Semua tuntutan tersebut telah mendorong ABRI memikirkan tentang perlunya sebuah
paradigma baru bagi dirinya di masa depan.
Jenderal Wiranto mengatakan bahwa ABRI akan mengadakan reposisi secara bertahap
sesuai dengan tuntutan masyarakat, dan secara bertahap akan mundur dari area politik serta
akan memusatkan perhatian pada pertahanan Negara. Anggota yang masih menduduki jabatan
birokrasi diperintahkan untuk memilih kembali ke kesatuan ABRI atau pensiun dari militer
untuk berkarier di sipil. Dengan demikian anggota ABRI di dalam DPR/MPR makin
berkurang dan akhirnya ditiadakan.
5. Reformasi Hukum.
37
Pemilihan Umum 1999 berdampak positif bagi nilai mata uang rupiah. Nilai uang rupiah
yang sempat merosot pada masa akhir pemerintahan Orde Baru, menguat dan sempat
mencapai nilai di bawah Rp.7.000,00 per dollar Amerika Serikat pada bulan Juli 1999.
Namun secara umum, ekonomi Indonesia belum mengalami perubahan yang berarti. Krisis
perbankan dan moneter terus berlangsung, nilai rupiah terhadap mata uang asing masih belum
menentu, daya beli sebagian besar masyarakat masih tetap rendah, dan investasi modal asing
masih sangat minim.
Setelah hanya sekitar setahun Presiden habibie memerintah, ia menyampaikan
pertanggungjawabannya di MPR, namun ditolak. Penolakan ini berhubungan dengan sikap
Presiden Habibie yang dianggap tidak serius melaksanakan agenda reformasi terutama
mengusut kasus korupsi mantan Presiden Soeharto dan kroninya, serta lepasnya Timor Timur
dari kekuasaan Indonesia. Dengan demikian BJ Habibie tidak punya kesempatan untuk
mencalonkan diri sebagai presiden pada pemilihan presiden berikutnya.
38
- Pembubran DPR/MPR,
- Pembekuan Partai Golkar, dan
- Percepatan Pemilu.
39
periode 2004-2009, jargon tersebut kemudian diwujudkan dalam program kerja Kabinet
Indonesia Bersatu. Dngan agenda utama mengubah Indonesia menjadi lebih aman, lebih adil,
dan lebi sejahtera.
Pada awal masa Pemerintahan Presiden SBY banyak menekankan pada pertumbuhan,
penciptaan lapangan kerja, dan upaya pengentasan kemiskinan. Namun sejak tahun 2007
sebagaimana disampaikan dalam pidato awal tahun, SBY mengenalkan kebijakan baru yang
pro rakyat, yakni pningkatan pendidikan, peningkatan pelayanan kesehatan, dan
pengentasan kemiskinan. Kebijakan pro rakyat ini merangkum semua keinginan Presiden
SBY untuk mewujudkan perubahan seperti yang dijanjikan pada masa kampanye.
Rencana besar pemerintah untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat tertuang dalam
Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) tahun 2004-2009). RPJM ini menjadi
acuan bagi daerah dalam menyusun program kerja mereka. Presiden SBY sangat optimis
mengenai progran kerja tersebut.
Pemerintah memang telah menyiapkan program yang pro rakyat., termasuk penyediaan
anggaran untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat yang hidup di sektor pertanian dan
perikanan. Mencanangkan revitalisasi pertanian dan periakanan di Waduk Jatiluhur, yang
ditindaklanjutio dengan peningkatan produksi gabah sebanyak dua juta ton hingga akhir 2007.
Kegiatan ini ditopang dengan pemberian bibit unggul dsan benih unggul secara gratis kepada
petani dan peternak ikan yang total anggarannya mencapai Rp. 1 triliun. Dan untuk
mempercepat swasembada gula juuga dilakukan revitalisasi pabrik-pabrik gula.
Untuk menciptakan lapangan kerja, pemerintah mendorong pertumbuhan industri dalam
negeri yang didorong investasi baru di berbagai bidang, terutama di bidang infrastruktur
pelabuhan, jalan tol, bandar udara, waduk, dsan pembangkit tenaga listrik. Untuk mengurangi
jumlah rakyat miskin, sejumlah program digulirkan, seperti Bantuan Langsung Tunai (BLT),
permodalan untuk Usaha Kecil Menengah (UKM), bantuan opereasional sekolah (BOS), serta
jaminan asuransi kesehatanb bagi keluarga miskin (ASKESKIN).
Mengantisipasi kenaikan harga BBM yang menelan subsidi yang begitu besar,
pemerintah melakukan konversi penggunaan minyak tanah ke gas elpiji yang dilakukan
dengan memberikan jutaan tabung gas dan kompor gas gratis kepada rakyat. Namun semua
yang diupayakan pemerintah ini belum dirasakan hasilnya oleh masyarakat luas. Karena
adanya beberapa kendala yang dihadapi di lapangan terutama yang terkait dengan birokrasi
dan aparat pemerintah.
Di samping itu Pemerintahan Presiden SBY juga berhasil mengatasi berbagai konflik
seperti di Ambon, Sampit, dan Aceh. Pada tanggal 17 Juli 2005, tercapai kesepakatan antara
Pemerintah Indonesia dengan Gerakan Aceh Merdeka,. Yang isinya antara lain mengakhiri
konflik di Aceh yang telah berlangsung selama 30 tahun.
Terlepas dari segala kekurangannya, pemerintahan SBY berhasil meletakan kembali
dasar-dasar penting sebagai prasyarat utama membangun masa depan bangsa. Di tengah
SEJARAH NASIONAL/DUNIA KELAS XII
IPA
berbagai persoalan globar, keamanan dalam negeri jauh membaik dibanding tahun-tahun
sebelumnya. Pemberantasan korupsi dengan segala dinamikanya, terus ditingkatkan dan
diprioritaskan. Cadangan devisa Negara pada masa pemerintahan SBY mencapai 60 milyar
dollar US, sesuatu yang belum pernah terjadi sepanjang sejarah Indonesia. Hutang
kepada
IMF dilunasi, tidak lagi melakukan import beras, bahkan produksi dalam negeri mengalami
surplus.
Ketika pemerintahan SBY berjalan beberapa bulan, gelombang Tsunami yang maha
dahsyat melanda Aceh dan Nias, yang menyebabkanj ratusan ribu orang meninggal dan
kerugian materi milyaran dollar. Namun dengan adanya kepercayaan yang sangat tinggi dari
banyak Negara di dunia terhadap pemerintah, dan dengan penanganan yang terprogram,
pemerintah berhasil menangani persoalan-persoalan pasca bercana tersebut.
Kabinet Indonesia Bersatu secara bertahap dan terprogram,, telah berhasil menata
kembali berbagai prasyarat bagi pembangunan bangsa ke depan. Keberhasilan hasil kerja
41
keras ini akan sia-sia apabila dirusak oleh sikap dan perilaku yang hanya menempatkan
kepentingan politik pribadi dan kelompok di atas kepentingan bangsa dan Negara.
Reformasi harus selalu digunakan sebagai landasan positif dalam membangun
kepentingan bangsa dan Negara. Pembangunan bangsa harus berkelanjutan, karena itu bangsa
ini butuh pemerintahan yang kuat dan pemimpin yang teguh menjalani sumpah jabatannya
untuk kepentingan masyarakat.
NO ISTILAH PENJELASAN
………………………………………………………..
1 Krisis Moneter ………………………………………………………..
……………………………………………………….
……………………………………………………….
………………………………………………………
……………………………………………………….
………………………………………………………..
……………………………………………………….
Jawab :
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
Jawab :
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
43
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
4. Mengapa peran Dwi Fungsi ABRI menjadi salah satu hal yang diprotes masyarakat
Indonesia pada masa reformasi di Indonesia?
Jawab :
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
5. Mengapa Pemilihan Umum Tahun 2004 dipandang sebagai PEMILU yang paling
demokratis dalam sejarah di Indonesia?
Jawab :
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
6. Mengapa Dekrit 22 Juli 2001 yang dikeluarkan Presiden Abdurrah Wahid (Gus
Dur) ditentang oleh Mahkamah Agung?
Jawab :
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
44
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
Jawab :
……………………………………………………………………………………….
……………………………………………………………………………………….
……………………………………………………………………………………….
……………………………………………………………………………………….
……………………………………………………………………………………….
……………………………………………………………………………………….
……………………………………………………………………………………….
……………………………………………………………………………………….
……………………………………………………………………………………….
……………………………………………………………………………………….
8. Apa yang dimaksud dengan kebijakan Presiden SBY yang pro rakyat?
Jawab :
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
Jawab :
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
45
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
Jawab :
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
-----*****-----
UJI KOMPTENSI
Yang melatarbelakangi terjadinya Reformasi di Indonesia pada tahun 1998, adalah …..
A. 1), 2), dan 3) D. 2), 3), dan 4)
B. 1), 2), dan 4) E. 3), 4), dan 5)
C. 1), 3), dan 5)
46
3. Persoalan pokok yang menyebabkan terjadi reformasi di Indonesia pada akhir masa
pemerintahan Orde Baru adalah …..
A. Ketidakmampuan Orde Baru mencipatan kesejahteraan masyarakat
B. kesulitan masyarakat dalam memenuhi kebutuhan pokok sehari-hari
C. Menurunnya konversi nilai mata urang rupiah terhadap mata uang asing
D. Kegagalan Rezim Soeharto membangun demokrasi dalam kehidup berbangsa
E. Marak Korupsi, Kolusi dan Nepotisme di kalangan pejabat Orde Baru
4. Tekanan yang dilakukan oleh Pemerintahan Orde Baru terhadap pihak oposisi dan orang-
orang yang dianggap kritis, menunjukan bukti bahwa kehidupan politik waktu itu bersifat
…..
A. demokratis D. represif
B. otoriter E. progresif
C. dictator
5. Krisis multidimensional yang melanda Indonesi pada tahun 1998 diepangaruhi oleh
berbagai kondisi yang diantaranya tertulis di bawah ini :
7. Agenda reformasi yang menjadi tuntutan mahasiswa mencakup beberaha seperti tetulis di
bawah ini, kecuali …..
A. adili Soeharto dan kroninya D. tegakan supremasi hukum
B. otonomi daerah yang seluas-luasnya E. laksanakan amanemenb UUD 1945
C. bubarkai Partai Golkar
47
8. Nama-nama yang tertulis di bawah ini adalah para pejuang reformasi tahun 1998 :
1) Elang Mulia 4) Arief Rahman Hakim
2) Heri Hertanto 5) Hafidin A Royan
3) Hendriawan
Yang gugur di dalam tragedy Semanggi pada tanggal 12 Mei 1998 adalah …..
A. 1), 2), 3), dan 4) D. 1), 2), 4), dan 5)
B. 1), 3), 4), dan 5) E. 1), 2), 3), dan 5)
C. 2), 3), 4), dan 5)
9. Masa tahun 1998 sampai dengan 2004 merupakan masa transisi dalam kehidupan politik
Indonesia pasca Orde Baru. Hal ini ditandai dengan adany pergantian presiden beberapa
kali. Presiden yang kontrovesial penagngkatannya adalah …..
A. Megawati D. Susilo Bambang yudoyono
B. Abdurrahman Wahid E. Jusuf Kalla
C. BJ Habibie
- Pembubaran DPR/MPR
- Pembekuan Partai Golkar. Dan
- Percepatan Pemilu
12.Jargon politik “ Bersama Kita Bisa” yang digunbakan pasangan SBY-JK, dituangkan
dalam program kerja Kabinet Indonesia bersatu dengan agenda uramanya …..
14.Dekrit Presiden 22 Juli 2001 yang dianggap oleh MA sebagai tindakan Presiden yang telah
melebihi kewenangannya dan bertentangan dengan UUD 1945, telah menyebabkan
diberhentikannya Presiden….
A. Soeharto D. Megawati
B. BJ Habibie E. Abdurrahman Wahid
C. Sosilo Bambang Yudoyono
15.Pemilihan Umum yang paling dianggap terbaik dalam sejarah Pemilu Indonersia di mana
rakyat secara langsung memilih Presiden secara langsung adalah ….
A. Pemilu 2004 zaman Presiden Megawati
B. Pemilu 2009 zaman Presiden SBY
C. Pemilu 1971 zaman Presiden Soeharto
D. Pemilui 1955 zaman Presiden Soekarno
-----*****-----
DAFTAR KEPUSTAKAAN
- Suarja, Wayan, AR, Ir., MBA. Kebijakan Pemberdayaan UKM Dan koperasi Guna
Menggerakan Ekonomi Rakyat dan Menanggulangi Kemiskinan,
http://www.smecda.com
-
50