A. Pendahuluan
Desain suatu proses dimulai dengan pengembangan dari diagram alir proses.
Untuk pengembangan diagram alir proses, perhitungan neraca massa sangat dibutuhkan.
Neraca massa ini mengikuti hukum kekekalan massa atau the law of conservation of
mass, bahwa massa sebenarnya tidak dapat diciptakan atau dimusnahkan begitu saja.
Artinya total massa tidak akan berubah selama proses.
Dari hukum kekekalan massa dapat dituliskan persamaan neraca massa suatu proses:
Massa masuk
dalam suatu proses
Output
Massa
terakumulasi
(1)
+
atau:
Input
Accumulation
(2)
Jika akumulasi nol, misalnya untuk proses yang steady state, persamaan neraca massa
menjadi:
Input
= Output
(3)
Neraca komponen
Neraca atom
lainnya, tetapi harus dilihat sudut pandang bagaimana proses penyelesaian problem
tersebut.
Pada analisis neraca massa pertama-tama kita harus menentukan berapa banyak
persamaan neraca massa yang bisa ditulis, apakah melibatkan reaksi kimia atau tidak, dan
buat batasan sistem neraca massa tersebut. Jumlah persamaan tak bebas dengan jumlah
variabel yang tidak diketahui harus sama.
W=?
Komposisi:
50% EtOH
40% H2O
10% MeOH
F =100 kg
Komposisi:
EtOH ?
H2O ?
MeOH ?
P = 60 kg
Komposisi:
80% EtOH
5% H2O
15% MeOH
Batasan sistem
Gambar 1. Skema proses destilasi etanol, komposisi tidak lengkap
Sumber: Himmelblau 1992, hal.118
Dari ilustrasi pada gambar 1 bisa dibuat persamaan neraca massa dari ketiga
komponen yang terlibat dalam batasan sistem. Dengan asumsi prosesnya steady state,
maka persamaan (3) kita gunakan. Misal digunakan sebagai simbol fraksi massa
komponen dalam aliran F, W, dan P, maka setiap persamaan mempunyai bentuk:
I,F F = I,P P + I,W W
Neraca massa komponen:
masuk
keluar
EtOH:
(0,50)(100)
= (0,80)(60)
+ EtOH,W(W)
(4a)
H2O:
(0,40)(100)
= (0,05)(60)
+ H2O,W(W)
(4b)
MeOH:
(0,10)(100)
= (0,15)(60)
+ MeOH,W(W)
(4c)
keluar
F = 100 kg
P=?
Komposisi:
80% EtOH
5% H2O
15% MeOH
Batasan sistem
Gambar 2. Skema proses destilasi etanol, komposisi lengkap
F=16lb
P=?
CH4=100%
Batasan sistem
Udara = 300lb
%mol
O2 21% (64lb)
N2 79% (210lb)
CO2 = ?
N2 = ?
H2O = ?
O2 = ?
(6a)
C:
H2
29 lb udara
CH4 masuk
udara masuk
1
2
P keluar
= nCO2
(6b)
= nH2O
(6c)
O2
N2
(6d)
(6e)
CO2 + 2H2O
Dengan mengasumsi reaksi pembakaran sempurna, maka nCO2 = 1 dan nH2O = 2, persamaan
neraca komponen menjadi:
C:
1(1,0)
= P(xCO2)
(7a)
H2:
1(2,0)
= P(xH2O)
(7b)
O2:
2,17
= P(0,5xCO2 + xH2O + xO2)
(7c)
N2
8,17
= P(xN2)
(7d)
xCO2 + xH2O + xO2 + xN2
=1
(7e)
Untuk menyelesaikan problem ini, anda bandingkan antara persamaan (6a) dan (7e) dan
apakah bila persamaan (7e) dikalikan dengan P menjadikan PxI =nI? Silahkan dicoba!.
C. Neraca Massa tanpa Reaksi Kimia
Ada tiga cara yang umum digunakan dalam penyelesaian problem neraca massa
tanpa reaksi kimia.
(i)
Tie material, yaitu material yang selama proses tidak berubah jumlahnya. Contoh:
dalam proses pemekatan larutan dengan evaporasi, padatan terlarut jumlahnya
tidak berubah selama proses.
(ii)
Inert, yaitu komponen atau bahan yang tidak ikut ambil bagian dalam operasi.
Contoh: proses leaching Cu dari bijih logam tidak dipengaruhi oleh zat pengotor,
zat pengotor ini sebagai zat inert. Dalam proses pembakaran N2 merupakan inert.
(iii)
Persamaan simultan. Biasanya ada dua atau lebih komponen yang ada dalam
sistem dan jika semua komponen berpengaruh secara simultan maka persamaan
neraca massa dapat diselesaikan dengan persamaan simultan.
Contoh 1: Drying
Pulp basah dengan kandungan air 71%, setelah dilakukan proses pengeringan dengan
dryer diperoleh 60% air yang ada diuapkan. Hitunglah:
(a)
komposisi pulp kering
(b)
massa air yang diuapkan per kilogram pulp basah
Penyelesaian:
Asumsi proses steady state
W (H2O 100%)
pulp basah:
- pulp = 29%
- H2O = 71%
Dryer
pulp kering:
- pulp = ? xP,D
- H2O = ? xH2O,P
batasan sistem
Basis: 1 kg pulp basah
H2O yang teruapkan = W = (0,6)(0,71) kg = 0,426 kg
Perlu diingat bahwa: xP,D + xH2O,P = 1
mp,D + mH2O,D = D
Neraca massa komponen dan neraca massa total
Neraca
0,29
H2O
0,71
0,426 +
0,426 +
Pulp
Total 1
D
mp,D
mH2O,D
= 0,426 + mH2O
mH2O
Berat, kg
0,29
0,284
0,574
Komposisi, %
50,5
49,5
100,0
H2SO4 12,43%
H2O 87,57%
H2SO4 18,63%
H2O 81,37%
6
Basis: 200 kg A
Neraca massa komponen dan neraca massa total dalam kg:
Neraca
H2SO4
200(0,7777)
H2O
P(0,8137) -
F(0,8757)
200(0,2223)
Total
200
P = 2107,74 kg
F = 1907,74 kg
Contoh 3: Kristalisasi
Suatu tangki berisi 10.000 kg larutanjenuh NaHCO3 pada 60oC. Jika diinginkan 500 kg
kristal NaHCO3 dari larutan tersebut, pada suhu berapa larutan harus didinginkan?
Data kelarutan:
Suhu (oC)
60
16,4
50
14,45
40
12,7
30
11,1
20
9,6
10
8,15
Penyelesaian:
Larutan jenuh pada 60oC
NaHCO3
NaHCO3
H2O
H2O
NaHCO3
500 kg kristal
(100% NaHCO3)
NaHCO3 =
0,141
0,859
16,4 + 100
H2O
1 - 0,141
Neraca
Akhir (P)
NaHCO3
xNaHCO3P
H2O
xH2OP
Total
Awal (F)
- (0,141)(10.000)
= 500
- (0,859)(10.000)
500
10.000
0,096
y
Dengan cara interpolasi data kelarutan antara suhu 20 dan 30oC akan diperoleh T
T C
10,6 11,1
20 30 30 26,7C
9,6 11,1
7 CO2 + 8 H2O
Perbandingan
dalam umpan
dalam persamaan kimia
O2
12
=
C7H16
C2H16 merupakan perekasi terbatas
11
= 12
>
= 11
Contoh lain: 1,1 mol A, 3,2 mol B, dan 2,4 mol C direaksikan dalm suatu reaktor
A + 3 B + 2 C
=
A
produk
Perbandingan
dalam umpan
dalam persamaan kimia
3,2
3
= 2,91
<
= 3
1,1
1
2,4
=
2
= 2,18
>
1,
= 2
1
Pereaksi berlebih adalah pereaksi yang jumlahnya lebih dari pereaksi terbatas menurut
stoikhiometri.
kelebihan mol
% kelebihan =
x 100
mol yang dibutuhkan untuk bereaksi dengan pereaksi terbatas
c. Konversi reaksi:
Konversi reaksi adalah fraksi umpan atau komponen dalam umpan yang terkonversi
menjadi produk.
% konversi =
Problem yang melibatkan reaksi pembakaran, ada beberapa istilah yang umum:
a. Gas hasil pembakaran (flue gas atau stack gas) yaitu semua gas hasil dari pembakaran
termasuk uap air, dikenal dengan basis basah atau wet basis.
b. Analisis orsat yang dikenal dengan basis kering atau dry basis yaitu semua gas
hasil dari pembakaran tidak termasuk uap air.
CO2
CO
O2
Basis basah
N2
Basis
kering
bebas
SO2
Basis kering
SO2
H2O
c. Udara teoritis (oksigen teoritis) yaitu jumlah udara (oksigen) yang dibutuhkan untuk
reaksi pembakaran sempurna.
10
d. Kelebihan udara (oksigen) yaitu kelebihan jumlah udara (oksigen) dari yang
dibutuhkan untuk pembakaran sempurna.
Perhitungan jumlah kelebihan udara tidak tergantung pada berapa banyak bahan yang
terbakar tetapi apa yang dibakar, misalnya C dibakar sempurna akan menjadi CO 2, tetapi
jika reaksi pembakarannya tidak sempurna akan menjadi CO2 dan CO.
Kelebihan udara (oksigen) bisa dihitung dengan rumus:
% kelebihan udara =
kelebihan udara
kelebihaan O2 /0,21
x 100 =
x 100
kebutuhan udara
kebutuhan O2 /0,21
Atau
% kelebihan udara =
kelebihan O2
% kelebihan udara =
O2 masuk - kebutuhan O2
x 100
C3H8 + 5O2
3CO2 + 4H2O
Basis: 20 lb C3H8
Kebutuhan O2:
20 lb C3H8
1 lb mol C3H8
5 lb mol O2
= 2,27 lb mol O2
44 lb C3H8
1 lb mol C3H8
O2 masuk:
400 lb udara
1 lb mol udara
21 lb mol O2
= 2,90 lb mol O2
11
29 lb udara
x 100 = 28%
2,27 lb mol O2
Contoh 5:
Proses pembakaran gas alam (100% CH4) dalam furnace menggunakan udara berlebih
130%. Bagaimana komposisi gas hasil pembakaran pada basis basah dan basis kering?
Penyelesaian:
Udara berlebih 130%, berarti udara yang digunakan lebih 130% dari yang dibutuhkan
untuk pembakaran sempurna atau udara yang digunakan 230%.
Reaksi yang terjadi:
CH4 + 2O2
CO2 + 2H2O
furnace
CH4
100%
12
Input
CH4
1
2
C:
H2:
O2:
N2:
Output
Gas hasil pembakaran
nCO2
nCO2
nO + nCO2+ nH2O
nN2
Udara
4,60
17,32
nCO2, nH2O, dan nN2 dapat dihitung secara langsung, nO dihitung dengan neraca O2.
1mol C in
Neraca C:
2 mol H2 in
1 mol CH4 in
2 mol H2 out
Neraca H2:
Neraca N2:
1 mol C out
0,79 mol N2
= 17,32 mol N2 out
0,21 mol O2
Neraca O2:
mol
1
2
2,6
17,32
22,92
%
4,4
8,7
11,3
75,6
100,0
mol
1
%
4,8
O2
2,6
12,4
N2
17,32
82,8
13
total
20,92
100,0
Contoh 6:
Etana awalnya dicampur dengan oksigen untuk menghasilkan gas dengan komposisi
80% C2H6 dan 20% O2 yang akan dibakar dalam mesin pembakaran dengan udara
berlebih 200%. Delapan puluh persen etana menjadi CO2, 10% CO, dan 10% tidak
terbakar. Hitunglah komposisi gas hasil pembakaran pada basis basah!.
Penyelesaian:
Bahan bakar gas:
80% C2H6
20% O2
Mesin
Pembakaran
Udara
200% berlebih
2CO2 + 3H2O
2CO + 3H2O
3,5 lb mol O2
= 280 lb mol O2
1 lb mol C2H6
Kebutuhan O2:
(280 20) lb mol = 260 lb mol
O2 masuk dalam udara:
3(260 lb mol) = 780 lb mol
O2 total masuk proses:
14
79 lb mol N2
= 2934 lb mol N2
21 lb mol O2
2 lb mol CO2
0,8
1 lb mol C2H6
80 lb mol C2H6
3 lb mol H2O
0,8
1 lb mol C2H6
80 lb mol C2H6
2 lb mol CO
0,1
= 16 lb mol CO
1 lb mol C2H6
80 lb mol C2H6
3 lb mol H2O
0,1
= 24 lb mol H2O
1 lb mol C2H6
untuk menghitung O2 sisa dalam gas hasil pembakaran, kita harus menghitung O 2 yang
bereaksi:
80 lb mol C2H6
3,5 lb mol O2
0,8
1 lb mol C2H6
80 lb mol C2H6
2,5 lb mol O2
0,1
1 lb mol C2H6
O2 yang bereaksi = (224 + 20) lb mol = 244 lb mol
Dengan neraca O2 kita akan mendapatkan:
O2 sisa = (800 244) lb mol = 556 lb mol O2
H2O yang terbentuk:
192 lb mol + 24 lb mol = 216 lb mol H2O
15
16
Neraca komponen:
lb mol
udara
Komponen
Bahan
bakar
C2H6
80
O2
20
N2
Gas hasil
pembakaran
0,21
780
556
14,41
2934
2934
76,05
CO2
128
3,32
CO
16
0,41
H2O
216
5,60
total
100
3714
3858
100,00
Contoh 7:
Sulfur murni dibakar pada laju alir 1000 kg/jam. Udara disuplai pada 30 oC dan
755
mm Hg. Gas keluar burner pada 800oC dan 760 mm Hg mengandung 16,5% SO2, 3% O2,
dan sisanya N2 dalaam basis bebas SO3.
Hitunglah:
a.
b.
c.
d.
Penyelesaian:
Sulfur:
1000 kg/jam
Burner
Udara
30oC, 755 mm Hg
SO2
S + 3/2 O2
SO3
1 kg mol O2
= 16,5 kg mol O2
1 kg mol SO2
21 kg mol O2
= 21,4 kg mol O2
79 kg mol N2
1 kg mol SO3
1,27
= 0,07
17,77
1 kg mol O2
= 17,77 kg mol O2
1 kg at S
O2 masuk kebutuhan O2
% kelebihan udara =
kebutuhan O2
x 100
21,4 17,77
=
x 100 = 20,4%
17,77
18
c). Menghitung volume udara yang disuplai ke burner pada 30oC dan 755 mm Hg
1000 kg/jam
S yang dibakar =
= 31,25 kg at/jam
32 kg/kg at
21,4 kg mol O2
17,77 kg at S
21 kg mol O2
303 K
755 mm Hg
1 kg mol
273 K
760 mm Hg
101,27 kg mol
Total gas =
= 178,1 kg mol/jam
17,77 kg at S
22,4 m3
1073 K 760 mm Hg
1 kg mol
273 K
760 mm Hg
Contoh 8:
Dalam Deacon process untuk memproduksi gas khlor, gas asam khlorida dioksidasi
dengan udara. Reaksi yang terjadi: 4 HCl + O2
2 Cl2 + 2 H2O.
Jika udara yang digunakan berlebih 30% dari teoritis, dan jika reaksi oksidasi berjalan
80%, hitunglah komposisi gas kering meninggalkan reaktor!.
19
Penyelesaian:
HCl
Reaktor
2 Cl2 + 2 H2O
1 kg mol O2
= 1 kg mol O2
4 kg mol HCl
0,79 kg mol N2
= 4,89 kg mol N2
0,21 kg mol O2
Neraca mol:
Neraca
Cl2
HCl masuk
2
Udara masuk
-
Gas keluar
nHCl + nCl2
H2
nH2O
O2
1,3
nH2O + nO2
N2
4,89
nN2
2 kg mol Cl2
0,8
4 kg mol HCl
2 kg mol H2
0,8
= 1,6 kg mol H2O
20
4 kg mol HCl
O2 sisa = {1,3 (1,6)} kg mol = 0,5 kg mol
HCl sisa = 0,2 x 4 kg mol = 0,8 kg mol
Komposisi gas kering:
komponen
HCl
kg mol
0,8
% mol
10,27
Cl2
1,6
20,54
O2
0,5
6,42
N2
4,89
62,77
total
7,79
100,00
Process
Product
Mixed feed
Sistem bypass adalah suatu sistem yang mana sebagian dari umpan (feed) langsung
dicampur dengan produk tidak melalui proses, biasanya bertujuan untuk mengurangi
beban proses.
Bypass
Fresh feed
Process
Product
Sistem purge adalah suatu sistem yang mana sebagian dari recycle dibuang, tujuannya
untuk mengurangi bahan yang keberadaannya pada batas tertentu akan mengganggu
proses.
21
Recycle
purge
Process
Fresh feed
Product
D
0,95 Bz
0,05 Tol
V
kondensor
K
O
L
O
M
F = 10.000 kg/jam
-
0,5 Bz
0,5 Tol
= D + W
D
E
S
T
I
L
A
S
I
W
0,04 Bz
0,96 Tol
(a)
22
= D(D) + W(W)
(b)
4950 kg/jam
5050 kg/jam
D + R
8000
5050 + R
2950 kg/jam
5050
2950
= 0,58
Contoh 10:
Suatu bijih logam mengandung 7% tembaga (Cu) akan diekstraksi dengan asam sulfat.
Semua tembaga yang ada dalam bijih dipindahkan ke fase asam, dan kemudian
diekstraksi dengan pelarut organik. Pelarut keluar ekstraktor mengandung 20% Cu (ini
meupakan keseluruhan Cu yang ada). Cu ini kemudian diambil dari larutannya,
sedangkan pelarut organik didaur ulang (recycle) jika zat pengikut dalam bijih logam
keluar proses sebanyak 800 ton/hari, berapa pelarut yang didaur ulang (recycle)?
Penyelesaian:
23
H2SO4
Bijih logam:
7% Cu
93% zat
pengikut
Acid Leach
Solvent
Extraction
Recycle
solvent
Zat pengikut
800 ton/hari
Asam buangan
80% solvent
20% Cu
Copper recovery
Cu
Zat pengikut masuk
0,93 F
F
Cu
800
860,2 ton/hari
= 0,07(860,2) =
Recycle solvent
60,2 ton/hari
(80/20)(60,2)
240,8 ton/hari
24
dari
pereaksi
terkonversi
menjadi amoniak (NH3) per sekali alir. Setelah keluar reaktor, campuran tersebut
didinginkan dan NH3 diambil dengan kondensasi. Campuran H2 - N2 yang tidak bereaksi
di daur ulang dan dicampur dengan umpan segar.
Tentukan produk dan recycle per 100 kg mol/jam umpan segar (fresh feed)!.
Penyelesaian:
recycle
Fresh feed
H2 : N2 =
3 : 1
Heater
Reactor
Condenser
NH3
Reaksi:
2NH3
2 kg mol NH3
= 50 kg mol/jam NH3
4 kg mol feed
Neraca NH3:
50
= 0,2(100 + R)(2/4)
= 400 kg mol/jam
25
Contoh 12:
Isomer glukose digunakan sebagai katalis pada pembuatan fruktose dari glukose dalam
fixed bed reactor. Sistem ditunjukkan pada gambar berikut, berapa persen konversi per
sekali alir ketika perbandingan produk terhadap recycle 8,33?.
Reaksi:
C6H12O6
C6H12O6
d-glukose
d-fruktose
recycle
feed
40% glukose
dalam air
produk
4% fruktose
Penyelesaian:
Basis: F = 100 lb
R
R,G
R,F
R,W
F = 100 lb
0,40 F,G
F,G
0,60 F,W
P
Reactor
2
F,F
F,W
1,00
P,G
P,F
P,W
batasan sistem
neraca massa total
100
= 12,0 lb
8,33
air = 100(0,60)
P,W
P(P,W)
0,60
= 100P,W
100 + 12
= F
112
Glukosa:
100(0,40) + 12((P,G)
112((F,G)
Fruktosa:
0 + 12((R,F)
= 0,360
= 12 + 100 = 112
Glukosa:
xFF,G = 0
F = 90 m3/jam
0,02 ppm SiO2
Process
1
27
(a)
(b)
= 20,77 m3/jam
= 69,23 m3/jam
Contoh 14:
Pada umpan unit amonia, setiap 100 mol H 2-N2 (3:1) mengandung 0,31 mol Ar, dimana
secara bertahap akan terakumulasi dalam aliran recycle sehingga mengganggu jalannya
proses. Telah ditentukan bahwa keberadaan Ar dalam reaktor bisa ditolerir jika tidak lebih
dari 4 mol per 100 mol H2-N2.
Jika konversi reaksi per sekali alir 20%, hitunglah recycle, purge, dan produk setiap 100
mol fresh feed (umpan segar)!.
Penyelesaian:
Recycle
Purge
H2, N2, Ar
Fresh feed
H2: 75 mol
N2: 25 mol
Ar: 0,31 mol
H2, N2, Ar
Condenser
Converter
1
Mixed feed
NH3
Reaksi:
N2 + 3 H2
2 NH3
(konversi 20%)
28
Neraca
Masuk
yang bereaksi
N2
H2
3x
Ar
(0,04)(4x) = 0,16x
NH3
Keluar
0,2x
(0,2)(3x) = 0,6x
0,8x
(0,8)(3x) = 2,4x
0,16x
(2/4)(0,2)(4x) = 0,4x
25 + (1 f)(0,8x) = x
(a)
H2:
75 + (1 f)(2,4x) = 3x
(b)
Ar:
(c)
Soal latihan
1. Suatu evaporator digunakan untuk memekatkan larutan 4% NaOH. Larutan yang
telah dipekatkan mengandung 25% NaOH. Hitunglah jumlah air yang diuapkan per
100 kg umpan.
84 kg
2. Suspensi dengan kandungan 25% berat padatan diumpankan ke filter. Filter cake
mengandung 90% padatan dan filtratnya mengandung 1% padatan.
a. Buatlah neraca massa jika laju alir umpan 2000 kg/jam!
b. Dengan laju alir tersebut, berapa laju alir filtrat dan cake (kg/jam)?
b) laju alir filtrat = 1460,7 kg/jam, filter cake = 539,3 kg/jam
3. Larutan etanol 35% didestilasi dengan kolom destilasi, hasil atas (destilat)
mengandung etanol 85% dan hasil bawah mengandung etanol 5%. Hitunglah:
a. kg destilat per kg umpan
b. kg destilat per kg hasil bawah
29
2 Fe2O3 + 8 SO2
9,90% SO2, 8,17% O2, 81,93% N2.
7. Analisis sintesa gas: 6,4% CO2, 0,2% O2, 40% CO, 50,8% H2, dan sisanya N2, gas
tersebut dibakar dengan udara 40% berlebih. Tentukan komposisi gas hasil
pembakaran!.
13% CO2, 14,3% H2O, 67,6% N2, 5,1% O2.
8
Larutan NaOH 24%, yang dibutuhkan dalam indusstri tekstil, dibuat dengan
melarutkaan NaOH padat dengan air. Untuk mengurangi panas yang ditimbulkan oleh
pelarutan NaOH, maka proses pembuatan dilakukan dua tahap.
Pertama, NaOH padat dilarutkan dengan air dalam tangki pelarutan hingga diperoleh
larutan NaOH 50%. Setelah pelarutan sempurna dan dingin, larutan ini diencerkan
denngan air dalam tangki pengenceran hingga diperoleh larutan NaOH 24%.
30
Bypass (y)
NaOH padat
Air
Tangki
pelarutan
Larutan
NaOH 50%
Tangki
pengenceran
Larutan
NaOH 24%
C6H12O6 + C6H12O6
d-Glukosa
d-Fruktosa
Gabungan glukosa/fruktosa disebut dengan gula invers. Jika konversi 90% per sekali
alir, berapa aliran recycle per 100 lb laruta sukrosa masuk proses seperti yang
digambarkan di bawah?. Berapa konsentrasi gula invers (I) dalam recycle?.
Recycle
Feed
Sukrosa30%
Air
70%
Reaktor
Separator
produk
50%
gula invers
31