Hipertensi
Hipertensi
HIPERTENSI
(Stase Keperawatan Medikal Bedah)
Disusun oleh
Nama
NIPP
2014/2015
LAPORAN PENDAHULUAN HIPERTENSI
A. Konsep dasar Hipertensi
1. Pengertian
Hipertensi dapat didefinisikan sebagai tekanan darah persisten
dimana tekanan sistoliknya di atas 140 mmHg dan diastolik di atas 90
mmHg. Pada populasi lansia, hipertensi didefinisikan sebagai tekanan
sistolik 160 mmHg dan tekanan diastolik 90 mmHg. (Smeltzer, 2001)
Menurut WHO tekanan darah sama dengan atau diatas 160 / 95 mmHg
dinyatakan sebagai hipertensi.
Hipertensi atau penyakit darah tinggi sebenarnya adalah suatu
gangguan pada pembuluh darah yang mengakibatkan suplai oksigen
dan nutrisi yang dibawa oleh darah terhambat sampai ke jaringan tubuh
yang membutuhkan. Hipertensi sering kali disebut sebagai pembunuh
gelap (Silent Killer), karena termasuk penyakit yang mematikan tanpa
disertai dengan gejala-gejalanya lebih dahulu sebagai peringatan bagi
korbannya (Lanny Sustrani, dkk, 2004).
Dari definisi-definisi diatas dapat diperoleh kesimpulan bahwa
hipertensi adalah suatu keadaan di mana tekanan darah menjadi naik
karena gangguan pada pembuluh darah yang mengakibatkan suplai
oksigen dan nutrisi yang dibawa oleh darah terhambat sampai ke
jaringan tubuh yang membutuhkannya
2. Klasifikasi
Klasifikasi hipertensi berdasarkan penyebabnya dapat dibedakan
menjadi 2 golongan besar yaitu :
1. Hipertensi essensial ( hipertensi primer ) yaitu hipertensi
yang tidak diketahui penyebabnya.
2. Hipertensi sekunder yaitu hipertensi yang di sebabkan oleh
penyakit lain.
< 80
< 85
85-89
90-99
90-94
100-109
110
< 90
<90
3. Etiologi
Penyebab hipertensi pada orang dengan lanjut usia adalah terjadinya
perubahan perubahan pada :
1. Elastisitas dinding aorta menurun.
2. Katup jantung menebal dan menjadi kaku.
3. Kemampuan jantung memompa darah menurun 1% setiap
tahun sesudah berumur 20 tahun kemampuan jantung
memompa darah menurun menyebabkan menurunnya kontraksi
dan volumenya.
4. Kehilangan elastisitas pembuluh darah.
Hal ini terjadi karenakurangnya efektifitas pembuluh darah
perifer untuk oksigenasi Meningkatnya resistensi pembuluh
darah perifer.
Meskipun hipertensi primer belum diketahui dengan pasti
penyebabnya, data-data penelitian telah menemukan beberapa
faktor yang sering menyebabkan terjadinya hipertensi. Faktor
tersebut adalah sebagai berikut :
1. Faktor keturunan
Dari data statistik terbukti bahwa seseorang akan memiliki
kemungkinan lebih besar untuk mendapatkan hipertensi jika
orang tuanya adalah penderita hipertensi
2. Ciri perseorangan
Ciri perseorangan yang mempengaruhi timbulnya hipertensi
adalah:
a. Umur ( jika umur bertambah maka TD meningkat )
b. Jenis kelamin (laki-laki lebih tinggi dari perempuan )
c. Kebiasaan hidup
d. Kebiasaan hidup yang sering menyebabkan timbulnya
hipertensi adalah :
e. Konsumsi garam yang tinggi ( melebihi dari 30 gr )
f. Kegemukan atau makan berlebihan
g. Stress
h. Merokok
i. Minum alcohol
j. Minum obat-obatan ( ephedrine, prednison, epineprin )
Sedangkan penyebab hipertensi sekunder adalah :
1. Ginjal ; Glomerulonefritis, Pielonefritis, Nekrosis tubular
akut dan Tumor.
2. Vascular ; Aterosklerosis,
Hiperplasia,
Trombosis,
dan
fungsional
pada
system
pembuluh
perifer
dokter yang memeriksa. Hal ini berarti hipertensi arterial tidak akan
pernah terdiagnosa jika tekanan arteri tidak terukur.
2. Gejala yang lazim
Sering dikatakan bahwa gejala terlazim yang menyertai hipertensi
meliputi nyeri kepala dan kelelahan. Dalam kenyataannya ini
merupakan gejala terlazim yang mengenai kebanyakan pasien yang
mencari pertolongan medis.
Menurut Rokhaeni (2001), manifestasi klinis beberapa pasien
yang menderita hipertensi yaitu : Mengeluh sakit kepala, pusing
Lemas, kelelahan, Sesak nafas, Gelisah, Mual Muntah, Epistaksis,
Kesadaran menurun.
6. Komplikasi
Komplikasi hipertensi karena tekanan darah tidak terkontrol.
Komplikasi hipertensi sangat erat kaitannya dengan riwayat tekanan
darah tinggi yang tidak terkontrol. Tekanan darah tinggi yang tidak
terkontrol dapat mengakibatkan:
a. Serangan Jantung
Serangan jantung disebabkan oleh gangguan aliran darah
melalui arteri koroner, yang berperan memasok oksigen dan nutrisi
ke otot jantung. Tekanan darah tinggi meningkatkan risiko serangan
jantung dan meningkatkan keparahan serangan jantung apabila
sudah terjadi. Peningkatan risiko ini terjadi karena tekanan darah
tinggi akan membuat jantung bekerja lebih keras dari biasanya dan
berkontribusi terhadap pembentukan penyumbatan yang dapat
mengganggu aliran darah.
b. Stroke
Stroke, seperti serangan jantung, disebabkan oleh gangguan
aliran darah. Dalam kasus stroke, gangguan pembuluh darahnya
terletak di otak. Ketika aliran darah ke otak terganggu, maka area
otak yang terlibat akan rusak. Kadang-kadang stroke, seperti
umum
pada
orang
yang
memiliki
tekanan
darah
tinggi/hipertensi.
g. Angina.
Ini dikenal sebagai jenis khusus dari nyeri dada. Bila Anda
memiliki angina, Anda akan merasa nyeri di dada, lengan, bahu,
atau punggung. Anda mungkin merasa sakit lebih saat jantung Anda
bekerja lebih cepat, seperti ketika Anda berolahraga tetapi rasa sakit
mungkin hilang waktu kita istirahat.
7. Pemeriksaan penunjang
1. Hemoglobin / hematocrit
Untuk mengkaji hubungan dari sel sel terhadap volume cairan
( viskositas ) dan dapat mengindikasikan factor factor resiko
seperti hiperkoagulabilitas, anemia.
2. BUN: memberikan informasi tentang perfusi ginjal.
3. Glukosa
Hiperglikemi (diabetes mellitus adalah pencetus hipertensi ) dapat
diakibatkan
oleh
peningkatan
katekolamin
(meningkatkan
hipertensi).
4. Kalsium serum
Peningkatan kadar kalsium serum dapat menyebabkan hipertensi.
5. Kolesterol dan trigliserid serum
Peningkatan kadar dapat mengindikasikan pencetus untuk / adanya
pembentukan plak ateromatosa (efek kardiovaskuler).
6. Pemeriksaan tiroid
Hipertiroidisme dapat menimbulkan vasokonstriksi dan hipertensi.
7. Urinalisa
Darah, protein, glukosa mengisyaratkan disfungsi ginjal dan atau
adanya diabetes.
8. Asam urat
Hiperurisemia telah menjadi implikasi faktor resiko hipertensi
Steroid urin.
9. Foto dada
Menunjukkan obstruksi kalsifikasi pada area katub, perbesaran
jantung.
10. CT scan
Untuk mengkaji tumor serebral, ensefalopat.
11. EKG
a. Tehnik relaksasi
Relaksasi adalah suatu prosedur atau tehnik yang bertujuan
untuk mengurangi ketegangan atau kecemasan, dengan cara
melatih penderita untuk dapat belajar membuat otot-otot dalam
tubuh menjadi rileks.
b. Pendidikan Kesehatan (Penyuluhan )
Tujuan pendidikan kesehatan yaitu untuk meningkatkan
pengetahuan
pengelolaannya
pasien
tentang
sehingga
penyakit
pasien
dapat
hipertensi
dan
mempertahankan
BB
akhir
akhir
ini
(meningkat/turun),
Riwayatpenggunaan diuretic
3) Tanda: Berat badan normal atau obesitas, adanya edema,
glikosuria.
f. Neurosensori
1) Gejala: Keluhan pening pening/pusing, berdenyut, sakit
kepala, suboksipital (terjadi saatbangun dan menghilangkan
secara
spontansetelah
beberapa
jam),
Gangguan
bicara,efek,
proses
piker,penurunan
keuatan
genggaman tangan.
g. Nyeri/ ketidaknyaman
1) Gejala: Angina (penyakit arteri koroner/ keterlibatan
jantung), sakitkepala.
h. Pernafasan
1) Gejala:
Dispnea
yang
takipnea,ortopnea,dispnea,
berkaitan
batuk
dari
kativitas/kerja
dengan/tanpa
2. Diagnosa Keperawatan
a. Penurunan curah jantung berhubungan dengan peningkatan
afterload,
vasokonstriksi,
iskemia
miokard,
hipertropi
ventricular
b. Nyeri (sakit kepala) berhubungan dengan peningkatan tekanan
vaskuler serebral
c. Resiko perubahan perfusi jaringan: serebral, ginjal, jantung
berhubungan dengan adanya tahanan pembuluh darah
d. Intoleransi aktifitas berhubungan penurunan cardiac output
e. Gangguan pola tidur berhubungan adanya nyeri kepala
f. Kurangnya perawatan diri berhubungan dengan adanya
kelemahan fisik.
g. Kecemasan berhubungan dengan krisis situasional sekunder
adanya hipertensi yang diderita klien
3.
No
1.
Rencana Tindakan
Diagnose
Penurunan curah Setelah
Tujuan
dilakukan
tindakan
Intervensi
1. Pantau TD, ukur pada kedua
jantung
berhubungan
dengan
nyaman
peningkatan
1.
punggung
Berpartisipasi
dalam
tangan
2. Lakukan
tindakan
spt
dan
yang
pijatan
leher,
afterload,
vasokonstriksi,
TD
tidur.
iskemia miokard, 2.
Mempertahankan TD dalam
hipertropi
ventricular
3.
pemberian
obat
hipertensi
2.
Nyeri
(sakit Setelah
dilakukan
tindakan
1. Kaji
nyeri
secara
kepala)
berhubungan
dengan
nonfarmakologi
peningkatan
hasil :
tekanan
vaskuler 1.
serebral
Pasien
mengungkapkan
komperhensif
2. Beri
tindakan
untuk
2.
3.
relaksasi,
bimbingan
lingkungan
yang
dilakukan
tindakan
serebral,
ginjal,
tidur,
jantung
jaringan
berhubungan
dengan
adanya
tahanan pembuluh
darah
tidur
4. Ambulasi
duduk
dengan
kepala
tempat
sesuai
kemampuan;
hindari
kelelahan
4.
Intoleransi
Setelah
dilakukan
tindakan
aktifitas
berhubungan
1. Meningkatkan
energi
dorongan
bertahap
sehari hari
ditoleransi.
2. Menunjukkan penurunan
gejala gejala intoleransi
aktifitas
untuk
jika
dapat
sepanjang
siang
keluhan
nyeri
atau sore
5.
Gangguan
pola Setelah
dilakukan
tindakan
1. Monitor
kepala
2. Ciptakan
suasana
menciptakan
nyaman
3. Beri kesempatan klien untuk
istirahat / tidur
6.
Kurangnya
perawatan
Setelah
dilakukan
tindakan
1. Kaji
kemampuan
klien
berhubungan
dengan
kelemahan fisik.
diri
sesuai
kemampuan
2. Dapat
mengerjakan tugas
3. Bantu
pasien
memenuhi
mendemonstrasikan
tehnik
perawatan diri
untuk
memenuhi
untuk
kebutuhan
perawatan diri
4. Berikan umpan balik yang
positif untuk setiap usaha
yang dilakukan klien / atas
keberhasilannya
7.
Kecemasan
Setelah
berhubungan
dengan
krisis Kecemasan
situasional
sekunder
dilakukan
tindakan
hilang
atau
hipertensi
yang
Klien
mengatakan
sudah
diderita klien
berkurang
1. Kaji
keefektifan
strategi
koping
dengan
mengobservasi perilaku
2. Kaji
tingkat
kecemasan
laporan
gangguan
2.
3.
penurunan
sakit
kepala,
ketidakmampuan
untuk
menyelesaikan masalah
4. Bantu
klien
untuk
mengidentifikasi
stressor
pasien
dalam
dorongan
partisipasi
pasien
untuk
dan
beri
pada
klien
mengungkapkan
perasaanya
8. Berikan
support
mental
pada klien
9. Anjurkan
untuk
pada
keluarga
memberikan
DAFTAR PUSTAKA
Brunner & Suddarth. 2002. Buku Ajar : Keperawatan Medikal Bedah Vol 2.
Jakarta: EGC
Marilynn E Doenges, dkk., 2000, Rencana Asuhan Keperawatan. Jakarta:
Penerbit Buku Kedokteran, EGC.
Muttaqin,
Arif.
2009. Asuhan
Keperawatan
Dengan
Pasien
Gangguan