Sosialisasignnt Dkom Rev 150513050855 Lva1 App6892
Sosialisasignnt Dkom Rev 150513050855 Lva1 App6892
Bank Indonesia
Agenda
1
Tugas BI dalam
Sistem Pembayaran
Definisi
Pencanangan GNNT: 14 Agustus 2014
Layanan Pembayaran Non-Tunai
Manfaat Penggunaan Non-Tunai
Peluang-peluang Transaksi Non-Tunai
Pengawas
Perizinan
Memberikan izin
penyelenggaraan
sistem pembayaran
Regulator
Merumuskan
kebijakan
Mengawasi
penyelenggaraan
sistem pembayaran
SP yang efisien,
aman & andal
dgn
memperhatikan
perluasan akses
dan
perlindungan
konsumen
Operator
Menyediakan layanan
sistem pembayaran
(RTGS,SKNBI dan BISSSS)
Fasilitator
Memfasilitasi
pengembangan
sistem
pembayaran oleh
industri
Porsi PDB
9%
Nominal konsumsi
rumah tangga
Rp1.531 triliun
dari total PDB
Rp2.690 triliun
(harga berlaku)
6
Indonesia
99.4
Thailand
97.2
Malaysia
Singapura
Dibandingkan
dengan
negara-negara peer ASEAN
lainnya,
persentase
transaksi ritel dengan
uang tunai di Indonesia
paling
tinggi
yakni
sebesar 99,4%
92.3
55.5
ber: McKinsey & Company, Asia Pacific Payments Trend, Global Payment Summit 2013)
1. Biaya yang
besar
2. Kerepotan
bertransaksi
Penyediaan uang
kembalian (Jasa Marga
membutuhkan uang
kembalian Rp 2 miliar
per hari);
Antrian karena waktu
transaksi yang lama.
3. Tidak tercatat
Memberi peluang
penggunaan untuk
tindakan kriminal
(pencucian uang,
terorisme);
Perencanaan ekonomi
kurang akurat karena
ada banyak transaksi
yang tidak tercatat
(shadow economy).
|
8
Definisi
Gerakan Nasional Mendorong
Masyarakat Menggunakan Sistem
Pembayaran dan
Instrumen Pembayaran Non-Tunai
dalam Melakukan Transaksi
Pembayaran
10
14
GNNT!
21
28
ada tanggal 14 Agustus 2014 telah ditandatangani MoU oleh 5 (lima) lembaga
BI-Kemenkeu
BI-Kemenko
Ekonomi
BI-APPSI
BI-Pemda DKI
Jakarta
Memperluas akses
layanan keuangan
dan edukasi kepada
masyarakat;
Memperluas akses
layanan keuangan
dan edukasi kepada
masyarakat;
Memperluas akses
layanan keuangan
dan edukasi kepada
masyarakat;
Memperluas akses
layanan keuangan
dan edukasi kepada
masyarakat;
Penggunaan non
tunai untuk layanan
keuangan
pemerintah pusat;
Penggunaan non
tunai untuk layanan
keuangan
Pemerintah.
Kajian pemberian
insentif transaksi
non tunai.
11
Sistem
Pembayaran
RTGS
Diselenggaraka
n BI
SSSS
SKNBI
Diselenggarakan
Industri
TGS
= Real Time Gross Settlement
SSS = Scripless Securities Settlement System
KNBI= Sistem Kliring Nasional Bank Indonesia
PTD
Kartu ATM
APMK
Kartu Debet
Uang
Elektronik
Kartu Kredit
12
Transparansi
Transaksi
Meningkatkan
akses
masyarakat ke
dalam sistem
pembayaran
Membantu usaha
pencegahan dan
identifikasi
kejahatan
kriminal
Praktis
Tidak perlu
membawa
banyak uang
tunai, higienis
Efisiensi
Rupiah
Menekan biaya
pengelolaan uang
rupiah dan cash
handling,
Less
Friction
Economy
Perencanaan
Ekonomi
Lebih
Akurat
Meningkatkan
sirkulasi uang
dalam
perekonomian
(velocity of
money)
Transaksi tercatat
secara lebih
lengkap sehingga
perencanaan lebih
akurat
13
|14
Instrumen Pembayaran
Non-Tunai
15
Kartu
ATM
Kartu
Kredit
Kartu
Debet
APMK
|16
APMK: Fitur
APMK
Kartu ATM
Kartu Debet
Kartu Kredit
tunai di ATM
|17
Disimpan
dalam
media
tertentu
Disetor di
awal
UANG
ELEKTRONI
K
Fungsi
utama
sebagai
alat
pembayara
n
Bukan
simpanan:
tidak
dijamin,
tidak
memperole
h bunga
18
Diguna
Frekuen
Nominal
kan
Transak
si
Kecil
Secara si Cepat
Sering
Massal
19
B. Berdasarkan Pencatatan
Registered
Unregistered
|20
#Server
Based
# Chip Based
BCA
Mandi
ri
BRI
BNI
Mega
Nobu
Bank
DKI
Skye
Sab
Indos
at
CIMB
XL
Telkom
sel
Artajas
a
Nusa
Inti
Arta
Finnet
Telko
m
Permat
a
21
Convenience
Store
Transporta
si
Pulsa
Tagihan
Utilitas
Belanja
Online
22
Juta Kartu
110,000,000
105,000,000
100,000,000
95,000,000
90,000,000
85,000,000
80,000,000
75,000,000
70,000,000
65,000,000
60,000,000
Triliun Rp
850,000.0
800,000.0
700,000.0
9,000
8,000
7,000
600,000.0
6,000
550,000.0
5,000
Juta Kartu
16,500,000
16,000,000
15,500,000
Kartu ATM-Debet
(LHS)
11,000
10,000
500,000.0
15,000,000
14,500,000
14,000,000
12,000
750,000.0
650,000.0
Kartu ATM-Debet (LHS)
Nominal
Miliar
Rp
13,000
4,000
Jumlah
Juta Kartu
38,000,000
36,000,000
34,000,000
32,000,000
30,000,000
28,000,000
26,000,000
24,000,000
22,000,000
20,000,000
|23
Masyarakat
Berkembang
Kenya
Uang e:MPesa
Faktor(berbasis
Kesuksesan hp)
Tingkat penetrasi
handphone yang tinggi
Killer appsolusi
mengirimkan uang
dengan mudah dan
murah ke daerah pelosok
Keberadaan provider
Telco yang dominan
24
300 T
1800 T
2001
2013
89,890
85,000
80,000
75,000
70,000
65,000
60,000
Pertumbuhan EDC
900,000
800,000
700,000
600,000
500,000
400,000
300,000
Pertumbuhan
jumlah telepon
seluler dan
infrastruktur
yang mendukung
839,608
Pertumbuhan
jumlah ATM dan
EDC
Relaksasi
ketentuan:
penggunaan
agen individu
(LKD)
|
27
Tantangan
Perilaku masyarakat yang lebih percaya
dengan uang tunai
Masyarakat masih belum memahami
keberadaan instrumen non-tunai
Infrastruktur yang belum merata sebarannya
dan belum terstandarisasi
Interkoneksi yang masih terbatas
28
Upaya dalam
Mendorong GNNT
29
Penguatan Kelembagaan
Koordinasi antar-regulator
Mendorong peran aktif SRO dalam pengembangan SP
Mekanisme
Guideline proses bisnis dan model bisnis proses
transaksi
Guideline mekanisme kliring dan setelmen
30
USU
IAIN
ANTAS
ARI
UNAN
D
UNM
UNSRI
IPB
UNPA
D
IPDN
IKOPI
N
UGM
UNAIR
32
UDAYA
NA
Kementerian
Keuangan
Insentif Pajak
2014:
TOR
2015:
Implementa
si
Kemenko
Perekonomian
Integrasi e-Payment
Retribusi
INSW
Pemerintah Daerah
Distribusi APBN
- Rp 1.800 T
- Implementasi
2015
- Hingga Level
Provinsi
APPSI
Implement
asi
2015
Bekerjsa
Sama Dengan
KPwDn
Kawasan
Non Tunai
Bandara
Distribusi APBN
Implement
asi
2015
Pemprov
DKI Jakarta
Retribusi
Monas
Gaji
Honorer
Bekerjsa Sama
Dengan KPwDn
2015
Kementerian
Sosial
Pembayaran PNBP
Penyaluran
secara Non Tunai
Bantuan PKH
2014
2015
- Rp 1.800 T
- Implementasi
2015
- Hingga Level
Desa/Kelurahan
Kementerian
Hukum dan HAM
2015
Di Luar
Dinas Kebersihan
Implementasi
Implementasi
September
2014
Domestic
Switching
Kartu Kredit
Administrasi
Hukum dan Umum)
Gaji Honorer
Infrastruktur
& Kebijakan
September
2014
PIN K. Kredit
2015
Pin & Chip
K. Debet
2016
Implementasi
2015
Ragunan / TMII
Retribusi
Kampanye
Surcharge
Implementasi
Implementasi
2015
2015
33
Upaya ke Depan
Mendorong agar kartu dari berbagai
penerbit dapat diterima/dibaca oleh
penerbit lain
Pengembangan standar
Koordinasi dengan Pemerintah untuk
penyediaan sarana pendukung
Edukasi dan sosialisasi kepada
masyarakat secara luas melalui media cetak
dan elektronik
34
35