Salsabila
MATEMATIKA ITB 10112025
Pilihan dalam memproduksi: menentukan tingkat produksi yang paling menguntungkan dan menentukan
kombinasi faktor produksi yang dapat meminimumkan biaya produksi.
Pernyataan positif: pernyataan tentang fakta-fakta yang wujud dalam masyarakat dan kebenarannya dapat
dibuktikan dengan melihat kenyataan yang berlaku. Contoh: Jika produksi beras turun maka harganya akan naik.
Pernyataan normatif: pandangan subjektif yang kebenarannya tergantung pada value judgement (penilaian
terhadap sesuatu), dipengaruhi faktor-faktor yang tidak rasional seperti budaya, filsafat, dan keagamaan. Contoh:
Peningkatan kesejahteraan masyarakat harus dilakukan dengan mempercepat pertambahan pendapatan nasional.
Angka indeks: angka yang menunjukkan perubahan rata-rata sekumpulan data tertentu dari waktu ke waktu. Dua
angka indeks terpenting dalam perubahan keadaan kegiatan ekonomi adalah
Indeks harga: perubahan rata-rata harga sekumpulan barang. Ukuran masa titik tolaknya disebut tahun
dasar (base year). Indeks tahun dasar adalah 100. Contoh: indeks harga pada suatu tahun adalah 110,
berarti secara rata-rata tingkat harga di tahun tersebut mengalami kenaikan 10% dibandingkan dengan
harga di tahun dasar.
Indeks produksi: perubahan rata-rata tingkat produksi.
Tindakan merumuskan kebijakan ekonomi meliputi 2 aspek:
Menentukan tujuan yang ingin dicapai
Menentukan cara-cara untuk mencapai tujuan tersebut
Tujuan-tujuan utama kebijakan ekonomi nasional:
Mencapai pertumbuhan ekonomi yang cepat
Menciptakan kestabilan harga
Mengurangi pengangguran
Mewujudkan distribusi pendapatan yang merata
Analisis yang harus dibuat:
Tujuan dari kebijakan yang dijalankan
Cara-cara untuk mencapai tujuan tersebut
Pengorbanan yang harus dilakukan untuk mencapai tujuan tersebut
Akibat buruk yang mungkin terjadi jika suatu langkah atau kebijakan dilakukan
Langkah alternatif yang lebih baik untuk mencapai tujuan tersebut
Teori mikroekonomi: suatu bidang studi dalam ilmu ekonomi yang menganalisis bagian-bagian kecil dari
keseluruhan kegiatan perekonomian.
Isu pokok yang dianalisis adalah bagaimana cara menggunakan faktor-faktor produksi yang tersedia secara efisien
agar kemakmuran masyarakat dapat dimaksimalkan.
Menggunakan pemisalan bahwa faktor-faktor produksi yang tersedia selalu digunakan sepenuhnya.
Masalah tersebut dibedakan menjadi 3 persoalan:
Apa jenis barang/jasa yang perlu diproduksi
Bagaimana barang/jasa yang diperlukan masyarakat akan dihasilkan
Untuk siapa barang/jasa perlu dihasilkan
Aspek-aspek yang dibahas:
Interaksi di pasar barang: dalam pandangan mikroekonomi, perekonomian adalah gabungan dari berbagai
jenis pasar, termasuk pasar barang. Teori mikroekonomi tidak membahas semua pasar secara serentak,
tapi di suatu pasar barang saja (pasaran kopi, pasaran karet, dll).
Tingkah laku penjual & pembeli:
Menggunakan pemisalan:
Penjual & pembeli melakukan kegiatan ekonomi secara rasional
Penjual berusaha memaksimumkan keuntungan dan pembeli berusaha memaksimumkan
kepuasan
Membahas bagaimana pembeli menggunakan uang untuk membeli barang/jasa yang ia butuhkan dan
bagaimana penjual menentukan tingkat produksinya.
Interaksi di pasaran faktor:
Individu-individu dalam perekonomian adalah pemiliki faktor-faktor produksi, mereka menawarkan
faktor-faktor produksi untuk memperoleh pendapatan. Penjual membeli faktor-faktor produksi tersebut
untuk memproduksi barang/jasa. Interaksi ini menentukan harga faktor produksi & banyaknya jumlah
faktor produksi yang digunakan.
Teori makroekonomi: analisis keseluruhan kegiatan perekonomian, umum dan tidak memperhatikan kegiatan
ekonomi unit-unit kecil di dalam perekonomian.
Asal usul:
Di akhir tahun 1920an dan awal tahun 1930an terjadi kemunduran perekonomian di berbagai negara di dunia
karena kekurangan permintaan dalam masyarakat. Hal ini mendorong seorang ahli ekonomi Inggris yaitu John
Maynard Keynes untuk mengevaluasi pandangan ahli-ahli ekonomi klasik.
Menurut pandangan klasik, perekonomian cenderung untuk mencapai tingkat kesempatan kerja penuh (tenaga
kerja yang tersedia sepenuhnya digunakan).
Menurut Keynes, kesempatan kerja penuh tidak selalu dapat dicapai perekonomian, karena adala kalanya
keinginan masyarakat untuk berbelanja (pengeluaran yang dilakukan dalam seluruh perekonomian) lebih rendah
dari kemampuan perekonomian untuk memproduksi barang/jasa, sehingga:
Perusahaan-perusahaan tidak menggunakan alat produksi yang dimilikinya dalam kapasitas maksimum.
Tidak semua tenaga kerja digunakan dalam kegiatan produksi, sehingga terjadi pengangguran
Untuk mengatasinya, pemerintah perlu menjalankan kebijakan-kebijakan ekonomi untuk meningkatkan kegiatan
ekonomi ke arah kesempatan kerja penuh.
Aspek-aspek yang dibahas:
Penentuan tingkat perekonomian negara: tingkat kegiatan perekonomian ditentukan oleh pengeluaran
agregat dalam perekonomian, dirincikan menjadi 4 komponen:
Pengeluaran rumah tangga (konsumsi rumah tangga)
Pengeluaran pemerintah
Pengeluaran perusahaan-perusahaan (investasi)
Ekspor dan impor
Masalah pengangguran dan inflasi: saat pengeluaran agregat lebih rendah dari yang diperlukan untuk
mencapai kesempatan kerja penuh, timbullah pengangguran. Saat permintaan agregat melebihi
kemampuan perekonomian untuk memproduksi barang/jasa, timbullah inflasi/kenaikan harga.
Peranan kebijakan pemerintah:
Kebijakan fiskal: mengubah struktur, jumlah pajak, dan pengeluarannya.
Kebijakan moneter: memengaruhi jumlah uang dalam perekonomian atau mengubah suku bunga.
Memberi kebebasan tinggi berbagai pihak dalam melakukan kegiatan ekonomi: tiap pelaku kegiatan
ekonomi tidak mendapat tekanan dalam menjalankan kegiatan ekonominya (bebas).
Kelemahan mekanisme pasar:
Kebebasan yang tidak terbatas menindas golongan tertentu: persaingan bebas menyebabkan yang kuat
bertambah kuat dan mematikan yang lemah.
Keagiatan ekonomi keadaannya sangat tidak stabil: mekanisme pasar yang bebas perekonomian naik
turun secara tidak teratur dapat merugikan, misalnya suatu saat untung besar, lalu kemudian rugi besar.
Sistem pasar dapat menimbulkan monopoli: pihak yang memonopoli membatasi produksi pada tingkat
yang memberikan keuntungan maksimum bagi mereka.
Mekanisme pasar tidak dapat menyediakan beberapa jenis barang secara efisien: beberapa jenis jasa tidak
begitu menguntungkan dan jarang dilirik swasta, maka harus ada campur tangan pemerintah. Contohnya
penyediaan jalan raya, keamanan & ketertiban, rumah sakit murah, dll.
Kegiatan konsumen & produsen dapat menimbulkan eksternalitas yang merugikan: misal polusi udara,
kemacetan lalu lintas, sampah, dll. Eksternalitas yang buruk memberi gambaran perbedaan antara
keuntungan probadi & sosial.
Kegagalan pasar: ketidakmampuan suatu perekonomian pasar untuk berfungsi secara efisien dan meneguhkan
kegiatan & pertumbuhan ekonomi. Maka diperlukan bantuan pemerintah.
Tujuan campur tangan pemerintah:
Menjamin adanya kesamaan hak tiap individu & tidak adanya penindasan.
Menjaga pertumbuhan & perkembangan perekonomian agar tetap teratur & stabil.
Mengawasi kegiatan perusahaan, terutama yang besar yang dapat memengaruhi pasar, agar tidak
menjalankan praktek monopoli.
Menyediakan barang bersama (jalan raya, polisi, dll) untuk meningkatkan kesejahteraan sosial.
Mengawasi agar eksternalitas yang merugikan dapat dihindari/dikurangi.
Bentuk-bentuk campur tangan pemerintah:
Membuat peraturan-peraturan: agar kegiatan ekonomi dijalankan secara wajar & tidak merugikan
khalayak ramai. Contoh: pabrik tidak dibangun dekat perumahan, memastikan pegawai digaji & tidak
ditindas, dll.
Menjalankan kebijakan fiskal & moneter: untuk menangani masalah pengangguran dan inflasi.
Kebijakan fiskal: strategi & langkah pemerintah tentang pengeluarannya & sistem/cara
pengumpulan pajak.
Kebijakan moneter: langkah pemerintah untuk memengaruhi situasi keuangan, yaitu memengaruhi
suku bunga, operasi bank, dan mengatur jumlah uang yang beredar di masyarakat.
Melakukan kegiatan ekonomi secara langsung: kadang suatu pengusaha mendapat keuntungan pribadi
yang besar dan hanya memberi sedikit keuntungan sosial. Upaya pemerintah untuk mengurangi hal
tersebut adalah menyediakan sendiri jasa-jasa untuk mensejahterakan masyarakat, misalnya kereta api,
air bersih, listrik, telepos, pos, dll
Penganguran / faktor produksi yang tidak sepenuhnya digunakan: titik di dalam OAF, misalnya G.
Penghamburan: titik di dalam OAF, misalnya G.
Keadaan yang tidak dapat (tidak mungkin) dicapai: titik di luar OAF, misalnya H.
Sistem perekonomian:
Sistem pasar bebas / Laissez-Faire
Anggota masyarakat diberi kebebasan penuh untuk menentukan kegiatan ekonomi yang ingin
mereka lakukan.
Pemerintah tidak ikut campur sama sekali.
Seluruh sumber daya yang tersedia dimiliki & dikuasai anggota masyarakat.
Pembeli adalah raja: pengusaha memproduksi barang/jasa yang diinginkan pembeli, diketahui
melalui interaksi di pasar barang.
Sistem ekonomi campuran
Masyarakat memiliki kebebasan cukup luas untuk menentukan kegiatan ekonomi yang ingin
mereka lakukan tetapi tetapi tetap dikendalikan & diawasi pemerintah.
Sistem ekonomi perencanaan pusat
Dipraktekkan di negara komunis. Pemerintahlah yang sepenuhnya menentukan corak kegiatan
ekonomi yang akan dilakukan.
Berangkat dari keyakinan bahwa mekanisme pasar menimbulkan pengangguran & ketidakadilan.
Alat-alat modal dikuasai & dimiliki pemerintah.
Untuk mendapat kurva permintaan pasar, jumlahkan kurva permintaan berbagai individu dalam pasar.
Gerakan sepanjang kurva permintaan: karena perubahan harga. Contoh: RS: harga turun, jumlah permintaan
bertambah. RT: harga naik, jumlah permintaan berkurang.
Pergeseran kurva permintaan: karena pengaruh faktor lain selain perubahan harga. Contoh: pergeseran ke
kanan (permintaan bertambah) karena pendapatan pembeli naik, pergeseran ke kiri (permintaan berkurang)
karena pendapatan pembeli turun.
Seperti pada permintaan, tidak mungkin membahas semuanya sekaligus, maka digunakan juga pemisalan ceteris
paribus.
Hukum penawaran: makin rendah harga suatu barang, maka makin sedikit jumlah penawarannya. Makin tinggi
harga suatu barang, maka makin banyak jumlah penawarannya.
Daftar penawaran & kurva penawaran
Umumnya menaik dari kiri bawah ke kanan atas.
Seperti permintaan, gerakan sepanjang kurva penawaran disebabkan oleh perubahan harga, sementara
pergeseran kurva penawaran disebabkan oleh faktor-faktor lain selain perubahan harga.
Keseimbangan/ekuilibrium: keadaan di suatu pasar ketika jumlah penawaran dari penjual pada harga tertentu
sama dengan jumlah permintaan pembeli pada harga tersebut. Cara menunjukkannya:
Contoh yang menggunakan angka
Harga (Rp)
Jumlah yang Diminta
Jumlah yang Ditawarkan Sifat Interaksi
5000
200
900
Kelebihan
penawaran
4000
400
800
3000 (harga keseimbangan) 600
600
Keseimbangan
2000
900
375
Kelebihan
permintaan
1000
1300
100
Kelebihan penawaran mendorong penjual untuk menurunkan harga, sedangkan kelebihan permintaan
mendorong penjual menaikkan harga
Kurva permintaan & penawaran
Persamaan penawaran: = +
Keterangan: : jumlah barang yang diminta pada tingkat harga 0
: kecondongan kurva permintaan
: jumlah barang yang ditawarkan pada tingkat harga 0
: kecondongan kurva penawaran
: kuantitas yang diminta
: kuantitas yang ditawarkan
: tingkat harga
Syarat keseimbangan: =
Perubahan keseimbangan dapat terjadi ketika terjadi perubahan/pergeseran kurva permintaan dan penawaran
karena:
Bertambahnya permintaan (kurva permintaan bergeser ke kanan)
Berkurangnya permintaan (kurva permintaan bergeser ke kiri
Bertambahnya penawaran (kurva penawaran bergeser ke kanan)
Berkurangnya penawaran (kurva penawaran bergeser ke kiri)
Perubahan dapat terjadi secara tersendiri (hanya terjadi 1) atau serentak (kurva permintaan & penawaran
berubah secara bersamaan)
Contoh:
Pertambahan permintaan lebih besar dari pertambahan penawaran, harga keseimbangan naik & kuantitas
naik.
Pertambahan permintaan lebih kecil dari pertambahan penawaran, harga keseimbangan turun & kuantitas
naik.
Pertambahan permintaan sama dengan pertambahan penawaran, harga keseimbangan tetap & kuantitas
naik.
Contoh: pada kedua kurva, besar pergeseran kurva penawaran adalah sama.
i.
Jika kurva permintaan landai, pergeseran kurva penawaran menimbulkan perubahan harga yang sedikit &
perubahan kuantitas yang besar.
ii.
Jika kurva permintaan curam, pergeseran kurva penawaran menimbulkan perubahan harga yang besar &
perubahan kuantitas yang sedikit.
Manfaat menaksir elastisitas permintaan: landasan penyusunan kebijakan penjualan, contoh:
i.
Penambahan penawaran akan menguntungkan perusahaan.
Pemerintah mengurangi penawaran barang impor harga tidak naik terlalu besar tidak terlalu
membebankan masyarakat.
ii.
Penambahan penawaran akan merugikan perusahaan.
Pemerintah mengurangi penawaran barang impor harga naik banyak membebankan masyarakat.
Koefisien elastisitas permintaan: nilai perbandingan antara perubahan jumlah diminta dengan persentasi
perubahan harga, menunjukkan sampai sebesar apa perubahan jumlah barang yang diminta apabila dibandingkan
dengan perubahan harga. 2 cara menghitungnya:
Rumus penghitungan
1
=
=
1
Elastisitas sepanjang kurva permintaan garis lurus, koefisien elastisitas di berbagai tingkat harga adalah
berbeda. Pada bagian yang lebih tinggi, nilai koefisien elastisitas permintaannya lebih besar.
Elastisitas permintaan silang (elastisitas silang): koefisien yang menunjukkan besarnya perubahan permintaan
jika terjadi perubahan harga barang lain.
=
Nilainya antara < Ec <
Barang penggenap memiliki Ec negatif: jika harga Y naik, permintaan terhadap X turun (dan sebaliknya).
Barang pengganti memiliki Ec positif: jika harga Y naik, permintaan terhadap X naik (dan sebaliknya).
Elastisitas permintaan pendapatan (elastisitas pendapatan): koefisien yang menunjukkan besarnya perubahan
permintaan jika terjadi perubahan pendapatan pembeli.
=
Barang normal memiliki Ey positif: jika pendapatan naik, permintaan naik (dan sebaliknya).
Barang inferior memiliki Ey negatif: jika pendapatan naik, permintaan turun (dan sebaliknya).
Elastis (Ey > 1), contohnya bahan makanan & hasil pertanian.
Tidak elastis (Ey < 1), contohnya barang-barang mewah.
Koefisien elastisitas penawaran:
1
=
=
1
Tidak elastis: kenaikan penawaran harus diiringi biaya yang besar (misalnya perlu tambah mesin
mahal).
Elastis: kenaikan penawaran hanya diiringi biaya yang sedikit.
Jangka waktu analisis:
Masa amat singkat: jangka waktu di mana penjual tidak dapat menambah penawarannya, sehingga
penawarannya bersifat tidak elastis sempurna.
Jangka pendek: jangka waktu di mana kapasitas alat produksi yang ada tidak dapat ditambah, tapi
produksi masih dapat dinaikkan dengan cara menggunakan faktor produksi yang ada secara
intensif (misalnya menambah jam kerja, tenaga kerja diefektifkan lagi). Ada pertambahan
penawaran tetapi hanya sedikit.
Jangka panjang: kapasitas produksi & jumlah penawaran dapat ditambah, maka penawarannya
bersifat elastis.
Perubahan permintaan
Penawaran barang pertanian tidak elastis perubahan permintaan menyebabkan perubahan harga yang
besar. Penyebab tidak elastisnya penawaran barang pertanian:
Barang pertanian dihasilkan secara bermusim: harga berubah bagaimanapun, hasil musiman tidak
akan terpengaruh.
Kapasitas produksi sektor pertanian cenderung untuk mencapai tingkat yang tinggi dan tidak
terpengaruh perubahan permintaan: petani cenderung secara maksimal menggunakan tanah yang
dimilikinya.
Beberapa jenis tanaman perlu waktu bertahun-tahun sebelum hasilnya dapat diperoleh.
Jika terjadi perubahan penawaran, ketidakelastisan permintaan & penawaran tersebut akan menyebabkan
perubahan harga yang sangat besar.
Permintaan, pendapatan, dan penggunaan tenaga kerja
i.
Pertanian: Pendapatan berkurang terutama karena kemerosotan harga (bukan karena penurunan
produksi), maka tenaga kerja yang digunakan tidak banyak berubah dalam sektor pertanian, perubahan
permintaan lebih mempengaruhi pendapatan daripada kesempatan kerja.
ii.
Industri: Pendapatan berkurang terutama karena kemerosotan produksi, biasanya diikuti
memberhentikan pekerja di sektor industri perubahan permintaan lebih mempengaruhi kesempatan
kerja daripada pendapatan (terutama pendapatan tiap pekerja).
Cara mestabilkan harga & pendapatan produsen hasil pertanian (campur tangan pemerintah):
Membatasi jumlah produksi
Mula-mula harga keseimbangan adalah P1 ,
namun dirasa terlalu rendah dan diinginkan
harga naik menjadi P2 . Jika permintaan tetap
ditunjukkan kurva DD, maka harga P2 hanya
dapat dipenuhi kurva penawaran Sq, yaitu
produksi dibatasi sebanyak Q 2 . Tanpa adanya
pembatasan produksi, pada harga P2 petani
akan memproduksi sebanyak Q 3 .
Pendapatan petani akan bertambah jika
permintaan antara titik E1 dan E2 tidak
elastis.
Campur tangan dalam jual beli
Menstabilkan harga pada keseimbangan pasar bebas: pemerintah berusaha agar dalam jangka
panjang harga tetap dipertahankan pada harga keseimbangan yang ditentukan dalam pasar bebas,
karena menurut pemerintah harga tersebut adalah wajar.
Produksi tinggi (Q 2 ) harga turun
pemerintah mencegahnya dengan
membeli sebanyak QQ 2 pada harga P.
Produksi rendah (Q1 ) harga naik
pemerintah mencegahnya dengan
menjual sebanyak Q1 Q pada harga P.
Pada hakikatnya campur tangan
tersebut mengubah permintaan dari
DD menjadi D1 D1.
Hal ini tidak menstabilkan pendapatan petani (saat produksi Q 2 pendapatan OQ 2 E2 P, saat produksi
Q1 pendapatan OQ1 E1 P), kita ketahui bahwa hasil penjualan akan tetap jika elastisitas permintaan
adalah 1. Maka agar pendapatan petani stabil haruslah pemerintah mengusahakan agar persentasi
perubahan harga sama dengan persentasi perubahan produksi.
Menstabilkan harga pada tingkat yang lebih tinggi dari harga keseimbangan (kebijakan harga
minimum/terendah)
Keterangan: besar pajak adalah T. Besar pajak yang ditanggung pembeli adalah PP1 , yang ditanggung penjual
adalah PA. Diasumsikan kurva permintaan adalah tetap.
Efek subsidi pemerintah
Pemberian pemerintah kepada produsen untuk mengurangi biaya produksi yang ditanggung produsen.
Dapat dipandang sebagai kebalikan dari pajak penjualan.
Subsidi & elastisitas permintaan
Keterangan: besar subsidi adalah R. Besar subsidi yang diterima penjual adalah 1 = 1 .
Pemisalan penting dalam ekonomi: setiap orang akan berusaha untuk memaksimumkan kepuasan yang dapat
dinikmatinya, yaitu saat nilai guna total mencapai tingkat maksimum.
Memaksimumkan nilai guna
Untuk barang-barang dengan harga sama, nilai guna mencapai maksimum jika MU dari tiap barang adalah
sama besar. Contoh: MU barang A yang ke-3, barang B ke-5, barang C ke-2, adalah sama, maka nilai guna
maksimum didapat jika mengonsumsi 3 barang A, 5 barang B, dan 2 barang C.
Untuk barang-barang dengan MU sama, lihat yang harganya paling rendah.
Untuk barang-barang dengan harga & MU yang berbeda, syarat yang harus dipenuhi: setiap rupiah yang
dikeluarkan untuk membeli unit tambahan berbagai jenis barang akan memberi MU yang sama besarnya.
=
=
barang yang tidak berubah harganya. Dengan membeli barang yang lebih rendah harganya tersebut akan
dicapai nilai guna maksimum, maka orang akan membelinya.
>
. MU keduanya sama.
Efek pendapatan: jika harga barang naik, pendapatan riil menjadi lebih sedikit (dan sebaliknya), maka
konsumen akan mengurangi belanjanya atas barang-barang, termasuk barang yang naik harganya.
atau 5000
>
konsumen menambah
atau 15000
<
konsumen menguragi
Kombinasi A hingga F memberikan kepuasan yang sama besar, maka konsumen bersikap tak acuh dalam
membuat pilihan (indifference). Maka analisis ini disebut indifference curve analysis.
Tingkat penggantian marjinal: pengorbanan atas konsumsi suatu barang untuk menaikkan konsumsi
barang lainnya.
Tingkat penggantian marjinal selalu bertambah kecil:
Saat konsumen memiliki banyak barang Y dan sedikit barang X, diperlukan pengurangan konsumsi
yang besar atas barang Y untuk mendapat satu tambahan barang X.
Makin banyak barang X yang didapat, semakin sedikit pengurangan konsumsi barang Y yang harus
dilakukan untuk mendapat satu barang X.
Akibatnya kurva kepuasan sama semakin berkurang kecondongannya dan cekung ke titik 0.
Misal dari titik A ke B dikurangi 3 makanan untuk dapat 1 pakaian, B ke C dikurangi 2 makanan, dst.
Peta kurva kepuasan sama: kumpulan KKS, kurva yang lebih tinggi menggambarkan tingkat kepuasan yang
lebih besar daripada kurva di bawahnya, hal ini dapat dilihat dari jumlah gabungan barang untuk kurva
lebih atas yang lebih banyak daripada kurva di bawahnya.
Tingkat kepuasan: U4 > U3 > U2 > U1
Garis anggaran pengeluaran (budget line): menunjukkan berbagai gabungan barang-barang yang dapat dibeli
dengan sejumlah pendapatan tertentu.
Contoh: dimiliki uang 90000, harga makanan 6000, dan harga pakaian 9000.
Jangka pendek: sebagian faktor produksi dianggap tetap jumlahnya (perusahaan tidak dapat
menambahnya). Misalnya faktor modal dianggap tetap dan tenaga kerja dianggap mengalami perubahan.
Waktu yang dianggap jangka pendek untuk tiap perusahaan adalah berbeda.
Jangka panjang: semua faktor produksi dapat mengalami perubahan (perusahaan menyesuaikan dengan
perubahan-perubahan di pasar).
Industri: kumpulan firma-firma yang menghasilkan barang yang sama atau sangat bersamaan yang terdapat
dalam suatu pasar. Contoh: industri mobil berarti berbagai perusahaan mobil dalam pasar yang sedang dianalisis.
Faktor produksi disebut input, sementara jumlah produksi disebut output. Rumus fungsi produksi:
= (, , , )
Keterangan: K = stok modal, L = jumlah tenaga kerja, R = kekayaan alam, T = tingkat teknologi yang digunakan, Q =
jumlah produksi yang dihasilkan.
Teori produksi dengan satu faktor berubah
Dimisalkan modal, tanah, dan teknologi jumlahnya tidak mengalami perubahan. Yang dapat diubah jumlahnya
hanya tenaga kerja.
Hukum hasil lebih yang semakin berkurang: jika suatu faktor produksi ditambah jumlahnya terus menerus
sebanyak satu unit, mula-mula pertambahan produksi total semakin banyak hingga tingkat tertentu,
kemudian semakin berkurang hingga mencapai negatif.
Tahap pertama (produksi marjinal semakin bertambah): produksi total mengalami pertambahan
yang semakin cepat.
Tahap kedua (produksi marjinal semakin berkurang): produksi total mengalami pertambahan yang
semakin lambat.
Tahap ketiga: produksi total semakin berkurang.
Produksi marjinal (MP): tambahan produksi sebagai akibat dari pertambahan satu tenaga kerja yang
digunakan.
=
=
Kurva biaya sama (isocost): menggambarkan gabungan faktor-faktor produksi yang dapat diperoleh
dengan menggunakan sejumlah biaya tertentu. Dibutuhkan informasi harga faktor produksi & uang yang
tersedia. Semakin jauh letak suatu kurva dari titik asal, semakin besar jumlah yang yang tersedia.
Misalkan: harga perunit modal 15000, harga perunit tenaga kerja 10000, uang yang tersedia 300000 isocost TC2
memaksimumkan produksi berarti memilih titik E karena berada pada isoquant terbesar.
Misal diinginkan produksi 1500 unit, berarti isoquant IQ meminimumkan biaya berarti memilih titik P karena
berada pada isocost terkecil.
Biaya marjinal / marginal cost (MC): kenaikan biaya produksi yang dikeluarkan untuk menambah produksi
sebanyak satu unit. = 1
1
Kurva MC
Kurva biaya total rata-rata jangka panjang (long run average cost / LRAC): menunjukkan biaya rata-rata
yang paling minimum untuk berbagai tingkat produksi jika perusahaan dapat selalu mengubah kapasitas
produksinya.
Untuk kurva di atas: kurva LRAC adalah AC1 sampai titik a, AC2 dari a sampai b, dan AC3 mulai dari b.
Kurva LRAC dibentuk berdasarkan kurva AC yang tak hingga banyaknya.
Skala ekonomi (economies of scale): skala kegiatan produksi jangka panjang dikatakan mencapai skala ekonomi
jika pertambahan produksi menyebabkan biaya produksi rata-rata menjadi semakin rendah. Ditunjukkan oleh
kurva LRAC di antara produksi 0 sampai QB. Faktor-faktor yang menyebabkan skala ekonomi:
Spesialisasi faktor-faktor produksi: tiap pekerja mengerjakan suatu pekerjaan tertentu saja
keterampilannya bertambah produktivitas bertambah biaya perunit semakin murah.
Pengurangan harga bahan mentah & kebutuhan produksi lain: produksi semakin tinggi makin banyak
bahan mentah & alat yang dibeli dan digunakan harga semakin murah jika membeli banyak biaya
perunit semakin murah.
Memungkinkan produk sampingan diproduksi: barang residu (waste) yang banyak diproses menjadi
produk sampingan biaya perunit keseluruhan operasi perusahaan menurun.
Mendorong perkembangan usaha lain: ketika suatu perusahaan telah sangat besar, muncul permintaan
untuk mengembangkan kegiatan di bidang usaha lain yang menghasilkan barang-barang atau fasilitas yang
dibutuhkan perusahaan tersebut. Perusahaan-perusahaan yang menyediakan jasa untuk perusahaan yang
lebih besar akan ikut berkembang. Hal ini akan mengurangi biaya perunit.
Skala tidak ekonomi (diseconomies of scale): pertambahan produksi menyebabkan biaya produksi rata-rata
menjadi semakin tinggi. Ditunjukkan oleh kurva LRAC dari QB dan seterusnya.
Organisasi perusahaan sudah sangat besar rumitnya mengatur & memimpin, kegiatan & organisasi perusahaan
sangat kompleks pengambilan keputusan sangat kaku & memakan waktu lama mengurangi efisiensi kegiatan
perusahaan biaya produksi rata-rata meningkat.
Beberapa bentuk kurva LRAC
i.
Industri dengan banyak perusahaan dan perusahaan-perusahaan tersebut adalah perusahaan kecil.
Kenaikan produksi sedikit saja menimbulkan skala ekonomi yang menguntungkan, namun skala tidak
ekonomi sudah muncul dalam tingkat produksi yang relatif rendah.
ii.
Industri dengan banyak perusahaan dan perusahaan-perusahaan tersebut terdiri dari yang besar & kecil.
Mula-mula skala ekonomi sangat menguntungkan seperti (i), lalu kurva datar (skala tidak ekonomi belum
menguasai kegiatan perusahaan), lalu pada tingkat produksi yang tinggi barulah skala tidak ekonomi mulai
berlaku.
iii.
Industri dengan beberapa perusahaan saja dan perusahaan-perusahaan tersebut adalah perusahaan besar.
Skala ekonomi tetap ada hingga pada tingkat produksi yang sangat tinggi barulah skala tidak ekonomi
muncul.
i.
ii.
AR): =
yang diproduksinya. =
Contoh:
Jumlah
Harga Hasil Penjualan Total Hasil Penjualan Total Hasil Penjualan
Produksi (Q) (P)
TR = P X Q
Rata-Rata (AR)
Marjinal (MR)
0 150 1 150
150
150
150
2 150
300
150
150
3 150
450
150
150
4 150
600
150
150
5 150
750
150
150
6 150
900
150
150
7 150
1050
150
150
8 150
1200
150
150
9 150
1350
150
150
10 150
1500
150
150
Jumlah
Biaya Tetap Biaya Berubah
Produksi (Q) Total
Total
0
100
0
1
100
100
2
100
180
3
100
240
4
100
280
5
100
300
6
100
380
7
100
530
8
100
780
9
100
1160
10
100
1700
Biaya Biaya
Harga Hasil Penjualan Total Hasil Penjualan Jumlah
Tambahan
Total Marjinal (MC) (P)
TR = P X Q
Marjinal (MR) Keuntungan Bruto Keuntungan
100 150 200
100 150
150
150
50
50
280
80 150
300
150
120
70
340
60 150
450
150
210
90
380
40 150
600
150
320
110
400
20 150
750
150
450
130
480
80 150
900
150
520
70
630
150 150
1050
150
520
0
880
250 150
1200
150
420
-100
1260
380 150
1350
150
190
-230
1800
540 150
1500
150
-200
-390
tetap. Apabila dalam jangka pendek perusahaan tidak dapat menjual hartanya, berarti perusahaan berada
dalam tahap menghentikan kegiatan produksi / shutdown, belum membubarkan.
Biaya marjinal (MC) & kurva penawaran: kurva MC suatu perusahaan dalam pasar persaingan sempurna adalah
kurva penawaran dari perusahaan tersebut (sifatnya sama, yaitu menggambarkan bagaimana perubahan harga
mempengaruhi produksi/penawaran).
P1: perusahaan dalam keadaan shutdown tetapi tidak ingin menutup perusahaan. Produksi dilanjutkan hingga
mencapai MC=MR, yaitu Q1, untuk meminimumkan kerugian.
P2: perusahaan meminimumkan kerugian dengan memproduksi hingga mencapai kondisi MC=MR, yaitu Q2.
P3 & P4: perusahaan sudah mendapat keuntungan luar biasa. Untuk mencapai keuntungan maksimum dilakukan
produksi pada kondisi MC=MR, yaitu Q3 & Q4.
Kurva penawaran industri: seluruh jumlah penawaran dari semua perusahaan yang ada dalam industri tersebut.
Mula-mula permintaan D0 dan harga P0 keseimbangan di E0, berarti kuantitas 40000 lalu permintaan
naik menjadi D1 harga naik proses penyesuaian jangka pendek harga kembali menjadi P0
keseimbangan baru di E1, berarti kuantitas 6000 lalu permintaan turun menjadi D2 harga turun
proses penyesuaian jangka pendek harga kembali menjadi P0 keseimbangan baru di E2, berarti
kuantitas 28000.
Dari E0,E1,E2 didapat kurva SS yang sejajar sumbu datar.
Industri biaya meningkat: dalam jangka panjang semakin banyak barang yang dihasilkan, semakin tinggi
biaya produksi perunit karena kenaikan harga faktor produksi.
Mula-mula permintaan D0 dan harga P0 keseimbangan di E0, berarti kuantitas 30000 (tiap perusahaan
produksi 50, ada 600 perusahaan) lalu permintaan naik menjadi D1 perusahaan menambah faktor
produksi yang digunakan harga faktor produksi naik biaya produksi perunit naik dicapai
keseimbangan pada harga P1 kuantitas 42000 (tiap perusahaan produksi 60, ada 700 perusahaan)
lalu permintaan naik menjadi D2 dst.
Dari E0,E1,E2 didapat kurva SS yang menaik.
Industri biaya menurun: dalam jangka panjang biaya produksi menurun karena kemajuan teknologi dalam
industri tersebut atau perbaikan industri lain (permintaan bahan mentah bertambah banyak, industri lain
tersebut dapat menikmati skala ekonomi dan dapat menjual bahan mentah dengan harga yang lebih
murah) yang menghasilkan barang mentah untuk industri tersebut.
Mula-mula permintaan D0 & kurva produksi perusahaan AC0 harga mencapai P0 & keseimbangan di E0
lalu permintaan naik menjadi D1 perusahaan harus menambah produksi kenaikan permintaan atas
bahan mentah industri penyedia bahan mentah dapat menikmati skala ekonomi & menjual bahan
mentah dengan lebih murah biaya produksi menurun menjadi AC1 harga mencapai P1 &
keseimbangan di E1 lalu permintaan naik menjadi D2 dst.
Dari E0,E1,E2 didapat kurva SS yang menurun.
Efisiensi dalam ekonomi: seluruh sumber daya yang tersedia sepenuhnya digunakan & penggunan tersebut telah
memaksimumkan kesejahteraan masyarakat. Dibedakan menjadi 2 konsep:
Efisiensi produktif: untuk setiap tingkat produksi biaya yang dikeluarkan adalah yang paling minimum &
industri secara keseluruhan memproduksi barang pada biaya rata-rata yang paling rendah (titik terendah
di kurva AC)
Efisiensi alokatif: harga setiap barang sama dengan biaya marjinal untuk memproduksi barang tersebut
(harga=biaya marjinal), sehingga dicapai kesejahteraan masyarakat yang maksimum. Contoh:
Kasus 1: untuk barang X berlaku P>MC dan barang Y P<MC. Berarti memproduksi barang X akan
menambah keuntungan & produksi barang Y harus dikurangi untuk menambah keuntungan. Maka
agar tercapai kesejahteraan maksimum, lebih banyak sumber daya digunakan untuk memproduksi
barang X daripada barang Y, sedemikian rupa sehingga dicapai P=MC.
Kasus 2: untuk barang X & Y berlaku P>MC. Sedemikan rupa sumber daya dialokasikan untuk
meningkatkan produksi kedua barang sehingga dicapai P=MC.
Kebaikan pasar persaingan sempurna
Memaksimumkan efisiensi: dalam pasar persaingan sempurna dalam jangka panjang selalu didapat
keuntungan normal, yaitu bila biaya produksi paling minimum (efisiensi produktif tercapai). Dan untuk
mencapai keuntungan maksimum harus dipenuhi MR=MC, dan diketahui P=MR, maka berlaku P=MC
(efisiensi alokatif tercapai). Maka dalam pasar persaingan sempurna penggunaan sumber daya efisien.
Kebebasan bertindak & memilih: tidak ada pihak yang berkuasa menentukan hal-hal di pasar.
Keburukan pasar persaingan sempurna
Tidak mendorong inovasi: ketika suatu perusahaan mengembangkan teknologi (sehingga keuntungannya
lebih dari normal), dalam waktu singkat perusahaan lain dapat meningkatkan teknologinya pula, sehingga
keuntungan kembali normal. Ketidakkekalan keuntungan membuat perusahaan tidak terdorong untuk
berinovasi.
Menimbulkan biaya sosial: ketika suatu perusahaan meningkatkan efisiensinya, kadang timbul kerugian,
misalnya masalah lingkungan yang kemudian merugikan masyarakat.
Membatasi pilihan konsumen: barang yang dihasilkan perusahaan-perusahaan adalah 100% sama,
sehingga pilihan sangat terbatas.
Biaya produksi lebih tinggi: biaya produksi dalam pasar lainnya dapat lebih rendah karena pengembangan
inovasi, dll.
Distribusi pendapatan tidak selalu merata: corak distribusi pendapatan menimbulkan pola permintaan
tertentu menentukan pola alokasi sumber daya. Jika distribusi pendapatan tidak merata, maka alokasi
sumber daya yang efisien akan menguntungkan golongan kaya (efisiensi maksimum tetapi tidak
memaksimumkan kepentingan seluruh masyarakat). Misal dibutuhkan banyak rumah murah, tetapi pasar
menunjukkan bahwa rumah mewah lebih mudah dijual, maka pengusaha akan menghasilkan rumah
mewah.
BAB 12 Monopoli
Pasar monopoli: suatu bentuk pasar dengan hanya satu perusahaan saja dan perusahaan ini menghasilkan
barang yang tidak mempunyai barang pengganti yang sangat dekat. Biasanya memperoleh keuntungan melebihi
normal karena perusahaan-perusahaan lain sulit untuk memasuki pasar tersebut.
Ciri-ciri pasar monopoli:
Industri satu perusahaan: pembeli tidak punya pilihan lain jika ingin membeli barang yang dihasilkan
perusahaan tersebut. Syarat-syarat penjualan sepenuhnya ditentukan oleh monopoli tersebut.
Tidak mempunyai barang pengganti yang mirip (close subtitute).
Tidak terdapat kemungkinan untuk masuk ke dalam industri: ini adalah sebab utama timbulnya
perusahaan yang memiliki kekuasaan monopoli. Misalnya halangan karena dibatasi undang-undang, modal
sangat besar, atau teknologi sangat canggih.
Dapat memengaruhi penentuan harga (price setter): dengan cara kendali atas produksi & jumlah barang
yang ditawarkan.
Promosi iklan kurang diperlukan: tidak diperlukan karena pembeli memang terpaksa membeli pada
perusahaan tersebut, iklan hanya untuk memelihara hubungan baik dengan masyarakat.
Faktor-faktor yang menimbulkan suatu perusahaan monopoli:
Memiliki sumber daya unik yang tidak dimiliki perusahaan lain: misalnya memiliki seluruh / sebagian
besar bahan mentah yang tersedia.
Dapat menikmati skala ekonomi hingga tingkat produksi sangat tinggi: teknologi canggih produksi
efisien hanya tercapai jika jumlah produksi sangat besar perusahaan hanya dapat menikmati skala
ekonomi jika tingkat produksi sangat tinggi saat perusahaan mencapai biaya produksi minimum, jumlah
produksi hampir menyamai jumlah permintaan di pasar perusahaan dapat menurunkan harga barang
jika produksi semakin tinggi perusahaan baru tidak sanggup ikut bersaing.
Kedaan tersebut adalah monopoli alamiah (natural monopoly), misalnya perusahaan jasa umum.
Kekuasaan monopoli diperoleh dari peraturan pemerintah:
Peraturan paten & hak cipta (copy rights): diberikan untuk perusahaan yang mengembangkan
barang baru (agar teknologi yang susah payah dikembangkannya tidak dijiplak). Jika tidak ada
peraturan ini, teknologi tidak adak berkembang (karena besarnya biaya mengembangkan teknologi
akan merugikan jika teknologi itu dapat dengan mudah dijiplak) dan pertumbuhan ekonomi
terhambat.
Hak usaha eksklusif (exclusive franchise): jika skala ekonomi hanya diperoleh perusahaan saat
mencapai tingkat produksi yang sangat tinggi, kepentingan masyarakat akan dimaksimumkan jika
secara bersamaan perusahaan diberi kesempatan menikmati skala ekonomi tersebut & menjual
produksinya dengan harga murah. Langkah pemerintah untuk menciptakan keadaan tersebut:
o Memberi hak monopoli untuk suatu perusahaan dalam kegiatan tertentu
o Menentukan harga/tarif rendah atas barang/jasa yang diproduksinya
Jika tidak ada langkah ini, perusahaan monopoli bisa saja menikmati skala ekonomi sepenuhnya
namun tidak menjual produksinya dengan murah dan berujung merugikan masyarakat. Contoh:
perusahaan air minum, listrik, kereta api, dll.
Pemaksimuman keuntungan dalam monopoli
Sifat permintaan, produksi, harga, dan penjualan
Permintaan dalam industri juga adalah permintaan atas produksi permintaan perusahaan monopoli (karena
memang hanya ada satu perusahaan).
Sifat permintaannya umum, yaitu semakin tinggi harga, semakin sedikit permintaan (dan sebaliknya).
Contoh:
Produksi Harga Hasil Penjualan Hasil Penjualan
Jika mengikuti sifat permintaan umum, maka:
Total
Marjinal
Hasil penjualan total akan bertambah, namun
0
20
01
18
18
18
pertambahannya (hasil penjualan marjinal)
2
16
32
14
semakin berkurang.
3
14
42
10
4
12
48
6
Umumnya hasil penjualan marginal lebih
5
10
50
2
rendah dari harga, nilainya sama hanya saat
6
8
48
-2
7
6
42
-6
produksi satu unit.
8
4
32
-10
9
10
2
0
18
0
-14
-18
Keuntungan maksimum pada produksi 3 atau 4, tetapi dipilih 4 karena saat itu MC=MR.
OA: TR meningkat saat jumlah produksi naik (harga turun), berarti kurva D dari C ke atas elastis
(elastisitas>1).
AB: TR menurun saat jumlah produksi naik (harga turun), berarti kurva D dari C ke bawah tidak elastis
(elastisitas<1).
Titik C pada kurva D elastistasnya 1 (uniter).
Kemungkinan keuntungan
Untung melebihi normal
Untung normal
Rugi: masih dapat membayar sebagian biaya
tetap ataupun hingga tidak dapat menutupi
sebagian biaya berubah.
Dalam pasar monopoli biaya marjinal tidak menunjukkan sifat kurva penawaran.
D = Dd + Dw, MR = MRd + MRw. Keuntungan maksimum dicapai jika MR = MC, yaitu saat produksi sebanyak Q dan
hasil penjualan marjinal adalah OM Untuk memaksimalkan keuntungan di kedua pasar, maka haruslah MRd =
MRw = OM berarti menjual sebanyak Qd dengan harga Pd di dalam negeri dan menjual sebanyak Qw dengan
harga Pw di luar negeri. (Q = Qd + Qw) Didapat keuntungan PdCAB (di dalam negeri) & PwCMN (di luar negeri).
Syarat-syarat
Barang tidak dapat dipindahkan dari suatu pasar ke pasar lain: kebijakan ini tidak akan efektif jika barang
dapat dibawa dari pasar yang lebih murah ke pasar yang lebih mahal (perusahaan pun tidak dapat menjual
barang yang memang disediakan untuk pasar yang lebih mahal tersebut karena harganya lebih tinggi).
Sifat barang/jasa tersebut memungkinkan untuk dilakukannya diskriminasi harga: biasanya jasa
perorangan (dokter, ahli hukum, dll), karena mereka dapat menetapkan tarif berdasarkan kemampuan
konsumen untuk membayar.
Sifat permintaan & elastisitas permintaan di masing-masing pasar harus sangat berbeda: jika permintaan
tidak elastis akan ditetapkan harga yang tinggi, sementara jika elastis akan ditetapkan harga yang rendah.
Sehingga penjualan menjadi lebih banyak & keuntungan pun maksimum.
Kebijakan diskriminasi harga tidak memerlukan biaya yang lebih besar dari tambahan keuntungan yang
diperoleh: misalnya biaya mengangkut barang atau iklan.
Produsen dapat mengeksploiter beberapa sikap tidak rasional konsumen: misalnya produsen menjualn
barang yang sama kepada konsumen kaya dan lainnya, namun dibedakan dari kemasannya atau harganya.
Contoh-contoh
Perusahaan monopoli pemerintah: PLN menetapkan tarif berbeda untuk listrik konsumsi rumah tangga &
perusahaan.
Jasa-jasa profesional: dokter spesialis, ahli hukum, atau guru privat menetapkan tarif yang fleksibel.
Pasar internasional: biasanya harga penjualan di luar negeri lebih rendah daripada harga penjualan di
dalam negeri karena masalah persaingan.
Pengendalian harga dalam monopoli alamiah
Jangka panjang: keuntungan lebih dari normal menarik perusahaan baru masuk ke pasar permintaan
yang dihadapi tiap perusahaan menjadi berkurang kurva D & MR bergeser ke kiri terus bergeser
hingga perusahaan hanya mendapat untung normal.
Kerugian perusahaan keluar dari pasar permintaan yang dihadapi tiap perusahaan menjadi
bertambah kurva D & MR bergeser ke kanan terus bergeser hingga perusaan hanya mendapat untung
normal.
Perbedaannya dengan keadaan untung
normal pada pasar persaingan sempurna:
Harga & biaya produksi di pasar
persaingan monopolistis lebih tinggi.
Kegiatan produksi di pasar
persaingan monopolistis belum
mencapai optimal, yaitu belum
mencapai titik terendah kurva AC.
BAB 14 Oligopoli
Pasar oligopoli: pasar dengan beberapa perusahaan saja. Jika hanya terdiri dari 2 produsen saja disebut duopoli.
Ciri-ciri pasar oligopoli:
Hanya terdiri dari beberapa perusahaan saja, yaitu ada kelompok perusahaan raksasa & perusahaan kecil.
Golongan perusahaan raksasa tersebut saling mempengaruhi satu sama lain (mutual interpendence).
Menghasilkan barang standar (standardized product), biasanya di industri bahan mentah, ataupun barang
berbeda corak (differentiated product), biasanya di industri barang akhir.
Kekuasaan menentukan harga kadang lemah kadang kuat: tanpa kerjasama (persepakatan) antar
perusahaan kekuasaan menentukan harga menjadi lemah.
Umumnya perlu melakukan promosi iklan: perlu dilakukan oleh perusahaan oligopoli yang menghasilkan
barang berbeda corak untuk menarik pembeli baru & mempertahankan pembeli lama. Perusahaan
oligopoli yang menghasilkan barang standar melakukan sedikit iklan, hanya untuk memelihara hubungan
baik dengan masyarakat.
Penentuan harga & produksi tanpa persepakatan di pasar oligopoli
Ciri perkaitan antar perusahaan:
Penurunan harga oleh suatu perusahaan menyebabkan perusahaan lain ikut menurunkan harga agar tidak
kehilangan pembeli.
Penaikan harga oleh suatu perusahaan akan menyebabkannya kehilangan pembeli, sementara perusahaan
lain yang tidak menaikkan harga akan bertambah pembelinya.
Kurva permintaan terpatah (kinked demand curve)
Misal D1D1 & D2D2 kurva permintaan suatu perusahaan jika perusahaan lain tidak melakukan perubahan harga &
melakukan perubahan harga, mula-mula harga di pasar P0 (berarti jumlahnya Q0).
Efek penurunan harga: misal perusahaan tersebut menurunkan harga menjadi P1. Jika perusahaan lain
tidak ikut menurunkan harga maka permintaan perusahaan tersebut menjadi ke titik C1 (pembeli dari
perusahaan lain pindah membeli ke perusahaan yang lebih murah & pembeli beralih dari barang
pengganti), jika perusahaan lain ikut menurunkan harga maka permintaan perusahaan tersebut menjadi
ke titik C (pembeli beralih dari barang pengganti saja).
Efek kenaikan harga: misal perusahaan tersebut menaikkan harga menjadi P3. Jika perusahaan lain tidak
ikut menaikkan harga maka permintaan perusahaan tersebut menjadi ke titik A1 (kehilangan langganan),
jika perusahaan lain ikut menurunkan harga maka permintaan perusahaan tersebut menjadi ke titik A2
(tidak sampai kehilangan langganan).
Berdasarkan ciri perkaitan antar perusahaan, maka kurva D suatu perusahaan di pasar oligopoli adalah D1ED2
dengan kurva MR adalah MR1 sampai titik A1 & MR2 dari titik A2.
Pemaksimuman keuntungan
Selama kurva MC memotong kurva MR di antara titik
A1 & A2 maka harga & jumlah produksi yang
memaksimumkan keuntungan tidak akan berubah.
Maka tingkat hatga di pasar oligopoli dengan tidak
ada persepakatan antar perusahaan bersifat rigid
(sukar berubah, cenderung tetap di tingkat harga
semula).
Permintaan faktor produksi jika pasar barang adalah persaingan tidak sempurna
Pasar persaingan tidak sempurna harga barang semakin rendah jika tingkat produksi/penjualan semakin tinggi
TRP & MRP di tiap tingkat penggunaan tenaga kerja menjadi lebih rendah.
Jumlah
Produksi Produksi Fisik Harga
Harga Penjualan
Hasil Penjualan
Pekerja (L) Fisik (TPP) Marjinal (MPP) Barang (P) Produksi Total (TRP) Produksi Marjinal (MRP)
0
00
01
24
24
5000
120000
120000
2
45
21
4800
216000
96000
3
63
18
4600
289800
73800
4
78
15
4400
343200
53400
5
90
12
4200
378000
34800
6
99
9
4000
396000
18000
7
105
6
3800
399000
3000
8
108
3
3600
388800
-10200
9
108
0
3400
367200
-21600
Misal upah tenaga kerja adalah tetap, yaitu 30000. Jika digunakan 5 pekerja, maka MRP 34800, berarti masih
diperoleh untung. Jika digunakan 6 pekerja, maka MRP 18000, berarti rugi. Maka untuk memaksimumkan
keuntungan digunakan 5 pekerja.
MRP1=D1: dalam pasar persaingan sempurna.
MRP2=D2: dalam pasar persaingan tidak sempurna.
MRP2 selalu terletak di sebelah kiri MRP1 karena di
tingkat penggunaan tenaga kerja yang lebih tinggi,
harga barang menjadi lebih murah, maka di tiap
penambahan tenaga kerja tambahan hasil penjualan
menjadi lebih rendah.
Dengan P adalah harga faktor produksi. Jika > , tambah penggunaan modal & kurangi
penggunaan tenaga kerja. Jika
<
penggunaan modal.
Gabungan faktor produksi yang memaksimumkan keuntungan: jika digunakan tenaga kerja maka harus
= 1.
Monopsoni (hanya ada satu pembeli di pasar & penjualnya banyak): berarti monopoli ada di pihak
perusahaan, di pasar hanya ada satu perusahaan yang akan menggunakan tenaga kerja yang ditawarkan.
Upah lebih rendah dari keseimbangan.
Monopoli di pihak pekerja: para tenaga kerja bersatu dalam serikat buruh / persatuan pekerja, agar
mereka secara kesatuan dapat membicarakan/menuntut syarat-syarat kerja tertentu dengan para
pengusaha, upah lebih tinggi dari keseimbangan. Penentuan upahnya dibedakan menjadi 3 keadaan:
Menuntut upah lebih tinggi daripada keseimbangan permintaan & penawaran:
Jika hampir seluruh pekerja tergabung dalam serikat pekera, kemampuan menuntut upah lebih
tinggi pun kuat.
Misal keseimbangan pasar persaingan sempurna di E,
berarti upah W pekerja tidak puas dan menuntut
upah lebih tinggi yaitu W1 tersedia L2 pekerja,
tetapi perusahaan hanya mau mempekerjakan
sebanyak L1 pengangguran sebanyak L1L2
Semakin tinggi upah yang dituntut makin banyak
pengangguran yang menganggur tidak puas &
keluar dari serikat, lalu bersedia bekerja dengan
upah rendah.
Sewa tanah adalah suatu surplus: hal ini karena sifat penawaran tanah yang jumlah penawarannya tidak dapat
berubah, berapapun harga sewanya.
Sewa ekonomi dan pendapatan pindahan
Dalam definisi lain di atas, sewa ekonomi juga dapat dinikmati faktor produksi lain yang lebih elastis.
mendapat upah W dan juga menginginkan upah
sebanyak W tidak ada selisih antara yang didapat &
dituntut tidak dapat sewa ekonomi.
Pekerja antara O & L menuntut upah kurang dari W
tetapi pada akhirnya semuanya memperoleh upah
sebanyak W mendapat sewa ekonomi (selisih antara
yang diterima & dituntut).
Keseluruhan pendapatan yang diterima tenaga kerja
sebanyak OLEW dibedakan menjadi:
Sewa ekonomi: W1EW
Pendapatan pindahan: OLEW1
DD=MRP dan SS adalah permintaan & penawaran tenaga
kerja, keseimbangan di E berarti tenaga kerja ke-L
Bunga: pembayaran atas modal yang dipinjam dari pihak lain, biasanya dinyatakan dalam persentase dari modal
yang dipinjam.
Suku bunga: bunga yang dinyatakan sebagai persentase dari modal, biasanya dinyatakan untuk per satu tahun.
Contoh: suku bunga 15% berarti modal yang dipinjamkan memperoleh suku bunga 15% setahun.
Perusahaan butuh modal untuk menjalankan/memperbesar usaha, sementara rumah tangga memiliki kelebihan
pendapatan yang dapat dipinjamkan dengan harapan memperoleh bunga.
Peranan modal dalam perekonomian
Perusahaan harus terus memperbaiki teknik memproduksi agar tetap dapat bersaing & bertahan, maka harus
dilakukan investasi/penanaman modal.
Investasi/penanaman modal: pengeluaran perusahaan untuk membeli/memperoleh barang-barang modal baru
yang lebih modern atau untuk menggantik barang-barang modal lama yang sudah usang/tidak dipakai lagi.
Dananya bisa dari tabungan perusahaan (keuntungan yang tidak dibagikan) atau meminjam.
Produktivitas modal
Permintaan dana modal untuk investasi tergantung pada produktivitas dana modal tersebut, yaitu tingkat
pengembalian modal (rate of return): besarnya pendapatan rata-rata tahunan netto (setelah dikurangi penyusutan
modal yang digunakan) yang dinyatakan sebagai persentasi dari modal yang ditanamkan.
Contoh: seseorang membeli angkot seharga 100 juta, angkot akan digunakan selama setahun. Dalam setahun biaya
operasi adalah 25 juta & pemasukan dari penumpang 75 juta. Di akhir tahun angkot dijual seharga 75 juta.
( + ) ( + )
=
(75 + 75) (100 + 25)
=
= 25%
100
Kenyataannya perhitungan ROR lebih rumit karena usia barang modal yang panjang (lebih dari 1 tahun), maka
perhitungannya:
1
2
3
=
+
+
+ +
+
2
3
(1 + )
1 + (1 + )
(1 + )
(1 + )
Nilai investasi: besarnya investasi perusahaan
Xn: pendapatan bersih pada tahun ke-n (hasil penjualan setelah dikurangi biaya produksi & operasi)
n: umur ekonomi barang modal tersebut
A: nilai barang modal tersebut pada akhir tahun n
Permintaan atas dana modal
Pengusaha akan mendahulukan investasi dengan R tertinggi. Setelah proyek tersebut dilaksanakan barulah
mereka mengembangkan proyek dengan R rendah.
Dm adalah kurva permintaan atas dana modal,
bentuknya menurun.
Saat suku bunga di perekonomian tinggi (NPV negatif), investasi dengan R yang rendah tidak akan
menguntungkan, maka dana yang diinvestasikan lebih sedikit. Saat suku bunga di perekonomian rendah (NPV
positif), akan lebih menguntungkan untuk melakukan investasi dengan R yang lebih tinggi.
Nett Present Value (NPV)
1 1
0 = 0 0 +
+ +
1+
(1 + )
Contoh: misal harga beli traktor 95 juta, akan digunakan selama 5 tahun dan kemudian dijual seharga 22 juta.
Diperkirakan pendapatan dari penggunaan traktor tiap tahunnya 50 juta dan biaya operasi pertahun 30 juta. Suku
bunga perekonomian saat itu 7%.
50 30
50 30
50 30
50 30
50 30 + 22
= 0 95 +
+
+
+
+
= 2.69
2
3
4
(1 + 0.07)
(1 + 0.07)
(1 + 0.07)5
1 + 0.07 (1 + 0.07)
Maka sebaiknya investasi traktor tersebut dilakukan karena lebih menguntungkan.
Tabungan masyarakat
Pandangan klasik: jumlah tabungan masyarakat ditentukan oleh suku bunga. Semakin tinggi suku bunga,
semakin besar jumlah tabungan yang dilakukan masyarakat (gambar kiri).
Pandangan modern (Keynes): jumlah tabungan ditentukan oleh pendapatan nasional (pendapatan seluruh
penduduk dalam perekonomian). Semakin tinggi pendapatan nasional, semakin tinggi tabungan
masyarakat (gambar kanan).
Pandangan modern (Keynes): suku bunga bergantung pada jumlah uang yang beredar (penawaran uang) &
preferensi likuiditas (permintaan atas uang oleh seluruh masyarakat dalam perekonomian).
Menurut Keynes, permintaan uang oleh masyarakat memiliki 3 motivasi: untuk transaksi, berjaga-jaga, dan
spekulasi (ditanamkan pada surat berharga).
Kurva LP (preferensi likuiditas) berbentuk
menurun karena sifat permintaan uang untuk
tujuan spekulasi adalah semakin tinggi suku
bunga, semakin sedikit uang yang tetap
dipegang (lebih banyak untuk spekulasi).
Kurva M (jumlah uang yang beredar) tidak
elastis sempurna karena dalam suatu waktu
tertentu jumlah uang adalah tetap. Semakin
banyak jumlah uang yang beredar, semakin
rendah suku bunga.
Biaya administrasi pinjaman: biaya administrasi tidak berbeda untuk berapapun jumlah yang yang
dipinjam. Maka kalau ditinjau perrupiah, biaya administrasi perrupiah pinjaman yang lebih kecil akan
memakan biaya administrasi yang lebih besar. Maka berdasarkan hal ini, pinjaman yang lebih kecil akan
membayar suku bunga lebih tinggi.
Suku bunga nominal dan suku bunga riil
Suku bunga nominal: suku bunga sebagai ukuran untuk menentukan besarnya bunga yang harus dibayar
oleh peminjam dana modal.
Suku bunga riil: persentase kenaikan nilai riil dari modal ditambah bunganya dalam setahun, dinyatakan
sebagai persentase dari nilai riil modal sebelum dibungakan.
Contoh: suku bunga deposito berjangka 1 tahun di suatu bank adalah 15%, pada waktu yang sama harga-harga
naik 10%. Suku bunga nominal adalah 15% dan suku bunga riil adalah 15%-10%=5%.
Definisi keuntungan
Dari segi pembukuan perusahaan: selisih hasil penjualan & seluruh biaya yang dikeluarkan.
Dalam teori ekonomi: keuntungan yang sebenarnya adalah keuntungan ekonomi/murni (pure profit), yaitu
keuntungan dalam segi pembukuan dikurangi biaya tersembunyi (pendapatan yang seharusnya
dibayarkan pada para pengusaha yang menjalankan sendiri usahanya, yaitu pembayaran atas faktor-faktor
produksi yang dimilikinya sendiri).
Keuntungan adalah pembayaran atas keahlian keusahawanan para pengusaha.
Pandangan lain mengenai keuntungan yang diterima pengusaha:
Bayaran untuk menghadapi risiko
Bayaran atas melakukan inovasi
Pendapatan dari kekuasaan monopoli yang dimiliki perusahaan