[ ISSN 0854-7165
| No. 5/2003 ]
Daftar Isi
Homosistein sebagai Faktor Risiko Demensia dan
Alzheimer ............................................... 1
Pemeriksaan Biokimia untuk Dugaan
Rhabdomyolysis ........................................ 3
PAPP-A dan Kegunaan Kliniknya ...................... 5
PENDAHULUAN
Penyakit Alzheimer bertanggung jawab atas lebih dari
70 persen dari semua penyebab demensia, oleh karena
itu penting untuk mengidentifikasi faktor risiko yang
dapat dimodifikasi untuk penyakit ini. Telah diketahui
bahwa subyek dengan faktor risiko kardiovaskular dan
riwayat stroke memiliki risiko demensia vaskular dan
penyakit Alzheimer yang meningkat.
Homosistein total plasma telah muncul sebagai suatu
faktor risiko vaskular yang utama. Peningkatan kadar
homosistein total ada hubungannya dengan peningkatan
risiko atherosclerotic sequelae, yang meliputi kematian
akibat kardiovaskular, penyakit jantung koroner,
aterosklerosis karotid, dan stroke klinik (1).
HIPERHOMOSISTEINEMIA
Homosistein merupakan produk intermediate pada
metabolisme asam amino yang mengandung sulfur. Pada
pertemuan jalur remetilasi dan transsulfurasi,
homosistein dapat dikonversikan menjadi metionin dan
sistein. Penyebab hiperhomosisteinemia diantaranya
adalah kelainan metabolisme inborn error yang jarang
yang mengganggu transsulfurasi (defisiensi
cystathionine b-synthase atau homosistinuria) dan
keadaan defisiensi vitamin B yang mengganggu
remetilasi (defisiensi folat atau vitamin B12). Pada
defisiensi folat dan vitamin B12, kadar homosistein
plasma meningkat sebagai akibat langsung dari
defisiensi kofaktor yang dibutuhkan untuk reaksi transfer
satu karbon (2).
Hiperhomosisteinemia dapat mempercepat
perkembangan demensia dengan beberapa cara, seperti
melalui perkembangan mikroangiografi serebral,
disfungsi endotel, dan stres oksidatif, seperti halnya
peningkatan neurotoksisitas tergantung peptida bamiloid dan apoptosis neuronal (2). Metabolit
homosistein, seperti asam homosisteat, memiliki efek
eksitotoksisitas neuronal dengan menstimulasi reseptor
glutamatergic N-methyl-D-aspartate. Efek ini beberapa
kali lebih kuat daripada glutamat dan menyebabkan
peningkatan Ca 2+ intraselular, aktivasi protein
proapoptosis, dan kematian sel (2,3). Selain itu, efek
homosistein pada aterotrombosis dalam pembuluh darah
serebral menyebabkan iskemia sistem saraf pusat,
hipoksia neuronal, dan injury (2).
Penelitian Seshadri dkk memberikan pandangan
mengenai mekanisme penyakit-penyakit yang sangat
membahayakan ini, tetapi mereka juga menyarankan
suatu strategi pengobatan yang potensial. Pemberian
folat, vitamin B12 atau betaine pada diet normal akan
menurunkan kadar homosistein dalam plasma pada
kebanyakan orang. Perlu dipikirkan kemungkinan bahwa
konsumsi vitamin-vitamin ini dapat mencegah
perkembangan penyakit Alzheimer dan demensia lain.
Tetapi, belum ada uji yang prospektif untuk
PENUTUP
Hiperhomosisteinemia saat ini dikenal hanya sebagai
indikator kerentanan terhadap penyakit dan terapi yang
dapat menurunkan kadar homosistein tidak menjamin
menurunkan kejadian stroke atau demensia.
Nilai pengukuran tergantung pada tipe makanan yang
dikonsumsi sebelum pemeriksaan dan pada penanganan
sampel. Oleh karena itu sebelum melakukan
pemeriksaan, pasien diharuskan puasa terlebih dahulu
(4).
Faliawati Moeliandari
RUJUKAN :
1. Seshadri S, Beiser A, Selhub J, Jacques PF, Rosenberg
IH, DAgostino RB, et al. Plasma Homocysteine As A Risk
Factor For Dementia And Alzheimers Disease. N Engl J
Med 2002; 346: 476-483.
2. Loscalzo J. Homocysteine and Dementias. N Engl J Med
2002; 346: 466-468.
3. McIlroy SP, Dynan KB, Lawson JT, Patterson CC, Passmore
P. Moderately Elevated Plasma Homocysteine,
methylenetetrahydrofolate Reductase Genotype, and
Risk for Stroke, Vascular Dementia, and Alzheimer Disease in Northern Ireland. Stroke 2002, 33 : 2351-235.
MYOGLOBIN
RHABDOMYOLYSIS
PENUTUP
Rhabdomyolysis merupakan sindrom yang reversible tapi
jika tidak ditangani akan berakibat fatal. Dia dapat
diakibatkan oleh beberapa macam penyakit dan
gangguan, yang ditemukan bersamaan pada pasien
pengguna statin.
Karena hiperkolesterolemia merupakan kondisi kronik,
keamanan pemakaian statin jangka panjang menjadi
penting. Reaksi yang tak diinginkan yang melibatkan
otot skelet merupakan yang paling umum (insidensi yang
KOMPLIKASI KEHAMILAN
Pada awal tahun 1980 penggunaan PAPP-A didasarkan
pada penemuan bahwa kadar PAPP-A yang rendah
dihubungkan dengan kelangsungan hidup janin yang
buruk. Hubungan ini ditunjukkan pada program ujisaring
prenatal, di mana serum PAPP-A yang rendah tanpa
adanya pemeriksaan ultrasound meningkatkan
kecurigaan kematian janin. Studi-studi juga telah
menunjukkan bahwa serum maternal PAPP-A yang rendah
dihubungkan dengan wanita yang keguguran berurutan,
menderita hipertensi akibat kehamilan dan mengalami
keterbatasan pertumbuhan (1).
jumlah yang banyak baik pada plak yang koyak atau yang
mengalami erosi, dan hanya sedikit ditemukan pada plak
yang stabil. Diduga bahwa PAPP-A dihasilkan oleh selsel teraktivasi pada plak yang tidak stabil dan dilepaskan
ke dalam matriks ekstraselular. Apakah PAPP-A dapat
mendegradasi matriks ekstraselular, masih belum jelas.
Metaloproteinase lain ada hubungannya dengan daerah
bahu lesi aterosklerotik yang kaya-makrofag dan secara
tidak langsung terlibat dalam koyaknya plak.
Penemuan PAPP-A dalam kadar yang tinggi pada plak
aterosklerotik tidak stabil mendorong para peneliti
untuk memperkirakan kadar PAPP-A yang bersirkulasi
pada pasien dengan sindrom koroner akut. Kadar PAPPA yang bersirkulasi secara signifikan meningkat pada
pasien dengan angina tidak stabil dan pasien infark
miokard. Nilai PAPP-A 10 mIU/L secara akurat
mengidentifikasi pasien dengan sindrom koroner akut.
PENUTUP
Nilai klinis untuk PAPP-A terus berkembang seiring
dengan tersedianya data baru. Sementara kegunaannya
telah ditetapkan sebagai alat pengukur risiko untuk
abnormalitas janin telah ditetapkan di Eropa, penemuan
terakhir menyatakan bahwa PAPP-A juga dapat
memprediksi kejadian kardiovaskular.
PAPP-A ditemukan pada plak tidak stabil, dan kadar yang
bersirkulasi meningkat pada sindroma koroner akut.
Peningkatan kadar ini dapat merefleksikan
ketidakstabilan plak aterosklerosis. PAPP-A merupakan
kandidat penanda baru untuk angina tidak stabil dan
infark miokard akut.
Marita Kaniawati Faliawati Moeliandari
Keterangan:
- Pemeriksaan PAPP-A belum disediakan untuk keperluan
rutin
Rujukan :
1. Spencer K. Pregnancy-Associated Plasma Protein-A and
its Clinical Utility. News & Views. Online News Magazine,
p. 1-8.
2. Bayes-Genis A, Conover CA, Overgaard MT, Bailey KR,
Cristiansen M, Holmes DR, et al. Pregnancy-associated
plasma protein A as a marker of acute coronary syndromes. N Engl J Med 2001 ; 345/14 : 1022-1029.
3. Beaudeux JL, Burc L, Imbert-Bismut F, Giral P, Bernard
M, Bruckert E et al. Serum PAPP-A. A Potential Marker
of Echogenic Carotid Atherosclerotic Plaques in
Asymptomatic Hyperlipidemic Subjects as High
Cardiovascular Risk. Arterioscler Thromb Vasc Biol 2003
; 23 : e7-e10.
Redaksi Kehormatan
Prof. DR. Dr. Marsetio Donosepoetro
Drs. Andi Wijaya
Prof. DR. Dr. FX. Budhianto Suhadi
DR. Dr. Irwan Setiabudi
Ketua Dewan Redaksi/Penanggung Jawab
Dra. Marita Kaniawati
Anggota Dewan Redaksi
Dra. Dewi Muliaty
Dra. Ampi Retnowardani
Dra. Lies Gantini
Faliawati Moeliandari S.Si
Alamat Redaksi
Laboratorium Klinik Prodia
Jl. Cisangkuy 2, Bandung 40114
Telepon: (022) 7234210 (Hunting)
Fax : (022) 7234183
e-mail: prodia@indosat.net.id
website: www.prodia.co.id