Anda di halaman 1dari 2

sorot

Metoda baru untuk mendeteksi dini


Kanker Leher Rahim

HPV-DNA dan Sitologi


Berbasis Cairan:

+ Mengapa Pap Smear saja


tidak cukup?
+ Kapan Harus Dilakukan?

Menurut data WHO, kanker leher


rahim atau kanker serviks (cervical
cancer) adalah jenis kanker yang paling
banyak menyerang wanita di negara
berkembang, termasuk Indonesia.
Kanker ini menyerang organ wanita
di daerah yang paling rahasia - jauh di
ujung paling dalam dari liang vagina
yang menjadi pintu masuk menuju
rahim. Pada tahap dini, kanker ini
tidak segera menunjukkan gejala yang
mencurigakan sehingga penderita tidak
waspada. Padahal, kanker stadium
lanjut dapat berakhir dengan kematian.
Apa itu kanker leher rahim?
Kanker leher rahim, atau dikenal juga sebagai kanker mulut rahim,
adalah penyakit di mana sel-sel leher rahim tumbuh secara abnormal,
dan tak terkendali, sehingga mendesak dan merusak jaringan sekitarnya.
Sel-sel abnormal itu tumbuh secara perlahan-lahan dan kadang
membutuhkan waktu 10 sampai 20 tahun. Mulanya terjadi perubahan
sel-sel di permukaan leher rahim. Sel-sel abnormal itu disebut oleh para
dokter sebagai prakanker, sedangkan perubahan awal prakanker pada
permukaan sel itu disebut displasia atau lesi intraepitelial skuamosa.
Temuan sel abnormal tersebut sebenarnya sangatlah lazim dan biasanya
disebabkan oleh penyakit yang mudah diatasi, misalnya peradangan,
infeksi atau pengikisan (erosi) leher rahim. Kadang sebagian
ketidaknormalan sel itu lenyap begitu saja, tetapi bisa juga terus
berkembang. Umumnya, keadaan prakanker tidak menimbulkan gejala
apapun, dan juga tidak terasa sakit. Itulah sebabnya banyak orang yang
terkecoh oleh kanker ini.

Mengapa perlu deteksi dini?


Walaupun kanker leher rahim merupakan jenis kanker terbanyak dan
dengan angka kematian tinggi di Indonesia, untungnya dapat dicegah
dan disembuhkan bila dapat dideteksi secara dini dan segera ditangani.
Kalau begitu, apa reaksi Anda bila dokter mengatakan Anda positif
mengidap displasia leher rahim? Dalam arti tertentu, seharusnya Anda
44

EDISI 02

APRIL

2006

bersyukur bahwa dokter menemukan sel-sel


abnormal pada stadium awal, sehingga
dapat segera diobati untuk mencegah
menjadi kanker.
Cara deteksi kanker leher rahim yang umum
dikenal, adalah pap smear. Pap Smear atau
pemeriksaan sitologi konvensional, adalah
pemeriksaan untuk melihat sel-sel leher rahim
dengan mengambil sampel (contoh sel)
melalui vagina dengan alat khusus. Sampel
itu diusapkan pada sebuah kaca benda,
lalu diwarnai, kemudian dilihat di bawah
mikroskop, oleh seorang dokter ahli Patologi
Anatomi, untuk mengetahui bagaimana
kondisi sel tersebut.
Pap smear dapat mendeteksi kanker
leher rahim tahap awal yang masih bisa
disembuhkan. Namun pada banyak kasus
pap smear gagal untuk deteksi dini
pertumbuhan kanker. Ada kemungkinan
sel-sel abnormal tidak terdeteksi, karena
sebagian sel itu tertinggal pada sikat

untuk pengambilan sampel. Kemampuan


deteksi pap smear terbatas, karena
sebagian sel tidak terbawa dan preparat
yang kabur karena sel bertumpuk, ada
kotoran atau faktor pengganggu. Selain
itu, virus papiloma manusia atau HPV
(Human Papilloma Virus), salah satu
penyebab kanker leher rahim, terluputkan
pemeriksaannya. Karena itu, untuk deteksi
kelainan sel-sel leher rahim, dianjurkan
pemeriksaan metoda baru yang lebih akurat,
yaitu sitologi berbasis cairan dan HPV-DNA.

Pemeriksaan Sitologi Berbasis Cairan


Merupakan metode baru untuk meningkatkan
kemampuan atau keakuratan deteksi awal
adanya kelainan sel leher rahim. Sampel
diambil dengan cara yang sama seperti
pengambilan untuk sampel sitologi biasa,
dimasukkan ke dalam cairan khusus sehingga
sel atau faktor pengganggu lainnya dapat
dihilangkan. Selanjutnya, sampel diproses
dengan alat otomatis lalu dilekatkan pada
kaca benda, untuk kemudian diwarnai, lalu
dilihat di bawah mikroskop oleh seorang
dokter ahli Patologi Anatomi.
Keunggulan pemeriksaan sitologi berbasis
cairan ini, karena proses terstandardisasi
dengan menggunakan prosesor otomatis,
sehingga preparat (usapan sel pada kaca
benda) dapat memberikan gambaran yang
lebih meyakinkan. Lapisan sel tipis, serta
bebas dari kotoran atau faktor pengganggu.
Sampel dapat digunakan pula untuk
pemeriksaan HPV-DNA.

kanker leher rahim.


Pemeriksaan HPV-DNA diperlukan terutama bila hasil sitologi ada
kelainan, tetapi tidak dapat disimpulkan apakah kelainan tersebut
merupakan kelainan pra-kanker atau bukan (inconclusive). Jadi, dengan
pemeriksaan HPV-DNA dapat diperkirakan apakah kelainan yang
ditemukan akan berkembang menjadi kanker atau tidak sehingga dapat
dilakukan penanganan yang tepat.
Dengan kedua pemeriksaan tersebut - Pemeriksaan Sitologi dan HPVDNA - tindak lanjut yang dapat diambil adalah seperti terlihat pada tabel
berikut:

HASIL PEMERIKSAAN

HPV-DNA NEGATIF

HPV-DNA POSITIF

Ulangi pemeriksaan setiap Ulangi pemeriksaan setelah 63 tahun


12 bulan, jika hasil abnormal
konsultasi dengan dokter
kandungan
SITOLOGI INCONCLUSIVE Ulangi pemeriksaan dalam Konsultasi dengan dokter
1 tahun
kandungan
SITOLOGI ABNORMAL
Konsultasi dengan dokter Konsultasi dengan dokter
kandungan
kandungan
SITOLOGI NORMAL

Kapan perlu pemeriksaan?


Sitologi (Pap Smear)
Mulai diperiksa minimal 3 tahun setelah melakukan hubungan seksual
pertama.
HPV-DNA
- Dianjurkan bagi pasien dengan hasil sitologi inconclusive
- Dianjurkan untuk setiap wanita setelah berusia 30 tahun,
dilakukan bersamaan dengan pemeriksaan sitologi.

Lakukan pemeriksaan sitologi (Pap Smear) dan HPV-DNA secara berkala


untuk mendeteksi dini kanker leher rahim. Dengan deteksi dini, kanker
leher rahim dapat diobati dan akibat yang fatal dapat dihindari

Pemeriksaan HPV-DNA
Merupakan pemeriksaan untuk mendeteksi
adanya infeksi virus HPV, nama dari
sekelompok virus yang terdiri atas lebih dari
100 tipe. Lebih dari 30 tipe di antaranya
ditularkan melalui hubungan seksual.
Sebagian dari virus ini dapat menyebabkan
kanker leher rahim dan disebut sebagai
HPV tipe High Risk. Pemeriksaan HPV DNA
merupakan pemeriksaan secara molekuler
untuk mendeteksi adanya DNA (asam nukleat)
dari virus HPV terutama tipe High Risk pada
sel-sel leher rahim. Dengan pemeriksaan HPVDNA maka dapat diperkirakan risiko terjadinya

Certificate Number : JKT 0403247


Certified to QMS

KANTOR PUSAT
Kramat Raya 150,
Jakarta 10430
Tel. (021) 314 4182, Fax. (021) 314 4181
E-mail: info@prodia.co.id.
www.prodia.co.id.

REFERENCE LAB
Kramat Raya 53
Jakarta 10450
Tel. (021) 390 6709, Fax. (021) 362 949

45

Anda mungkin juga menyukai