Anda di halaman 1dari 79

PENGARUH PEMBEBASAN PENGGUNAAN MESIN MEJA GAMBAR

DI LUAR JAM PELAJARAN TERHADAP PRESTASI BELAJAR


KOMPETENSI MENGGAMBAR TEKNIK PADA SISWA TINGKAT III
PROGRAM KEAHLIAN TEKNIK KONSTRUKSI BANGUNAN
SMK NEGERI 2 KLATEN TAHUN AJARAN 2005-2006
S K R I P S I
Untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Teknik Bangunan
pada Universitas Negeri Semarang
Oleh :
Basuki Rahmad
NIM. 5114990016

FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2005
i

PENGESAHAN KELULUSAN
PENGARUH PEMBEBASAN PENGGUNAAN MESIN MEJA GAMBAR
DI LUAR JAM PELAJARAN TERHADAP PRESTASI BELAJAR
KOMPETENSI MENGGAMBAR TEKNIK PADA SISWA TINGKAT III
PROGRAM KEAHLIAN TEKNIK KONSTRUKSI BANGUNAN SMK
NEGERI 2 KLATEN TAHUN AJARAN 2005-2006
Oleh :
Nama : Basuki Rahmad
Nim : 5114990016
Telah dipertahankan dihadapan Sidang Panitia Ujian Skripsi Jurusan Teknik Sipil
Fakultas Teknik Universitas Negeri Semarang pada :
Hari
: Senin
Tanggal : 5 Desember 2005
Susunan Panitia Ujian Skripsi
Ketua

Sekretaris

Drs. Lashari, MT
NIP. 131471402

Drs. Supriyono
NIP. 131571560

Pembimbing I

Anggota Penguji

Drs. Supriyono
NIP. 131571560

1. Drs. Supriyono
NIP. 131571560

Pembimbing II
2. M. Fathoni Setiawan, ST, MT.
NIP. 132207768
M. Fathoni Setiawan, ST, MT.
NIP. 132207768

3. Drs. Maryono
NIP. 130515574

Dekan Fakultas Teknik


Universitas Negeri Semarang
Prof. DR. Soesanto
NIP. 130875753
ii

SARI
Basuki Rahmad (2005), Pengaruh Pembebasan Penggunaan Mesin Meja
Gambar Di Luar Jam Pelajaran Terhadap Prestasi Belajar Kompetensi
Menggambar Teknik pada Siswa Tingkat III Program Keahlian Teknik
Konstruksi Bangunan SMK Negeri 2 Klaten Tahun Ajaran 2005-2006.
Skripsi, Pendidikan Teknik Bangunan, Fakultas Teknik, Universitas Negeri
Semarang.
Kata kunci : Penggunaan mesin meja gambar.
Kompetensi Menggambar Teknik merupakan salah satu kompetensi
produktif bagi siswa pada program keahlian Teknik Konstruksi Bangunan.
Kemampuan siswa dalam menggambar berkaitan erat dengan penggunaan sarana
belajar dengan optimal, motivasi siswa dalam hal ini mesin meja gambar.
Berdasarkan latar belakang tersebut, maka permasalahan dalam penelitian ini
adalah adakah perbedaan kemampuan kompetensi Menggambar Teknik dan
perbedaan motivasi siswa dengan pembebasan penggunaan mesin meja gambar
diluar jam pelajaran, serta seberapa besar pengaruh pembebasan penggunaan
mesin meja gambar terhadap kemampuan kompetensi Menggambar Teknik pada
siswa tingkat III program keahlian Teknik Konstruksi Bangunan SMK Negeri 2
Klaten tahun ajaran 2005-2006.
Analisis yang digunakan adalah dengan uji-t untuk mengetahui perbedaan
kemampuan kompetensi Menggambar Teknik dan perbedaan motivasi siswa yang
dilanjutkan dengan analisis regresi linier populasi untuk mengetahui besarnya
pengaruh pembebasan penggunaan mesin meja gambar terhadap kemampuan
kompetensi Menggambar Teknik.
Penelitian ini pengambilan data dengan dua instrumen, yaitu instrument
observasi dan instrumen kemampuan kompetensi Menggambar Teknik. Pada
pengujian hipotesis ada perbedaan kemampuan kompetensi Menggambar Teknik,
diperoeh t hitung (3,522) > t tabel (1,67), sehingga hipotesis alternatif diterima atau
menolak hipotesis nihil. Hal ini berarti secara signifikan rata-rata kemampuan
kompetensi Menggambar Teknik pada kelompok eksperimen lebih besar daripada
kelompok kontrol. Hasil uji-t untuk perbedaan motivasi siswa dalam
menggunakan mesin meja gambar, diperoleh t hitung (5,924) > t tabel (1,67),
sehingga hipotesis alternatif diterima. Hal ini berarti secara nyata rata-rata
motivasi siswa dalam menggunakan mesin meja gambar kelompok eksperimen
lebih besar daripada kelompok control.
Hasil analisis regresi diperoleh koefisien regresi sebesar 0,659 dan konstanta
sebesar 16,193, sehingga diperoleh model regresi sebagai berikut : Y = 16,193 +
0,659X, ini menunjukkan bahwa setiap terjadi kenaikan motivasi siswa dalam
menggunakan mesin meja gambar diluar jam pelajaran akan diikuti kenaikan
kemampuan kompetensi Menggambar Teknik sebesar 0,659. Berdasarkan uji
keberartian menggunakan uji-F, diperoleh F hitung = 26,594 > F tabel (4,196), yang
berarti model regresi yang diperoleh signifikan. Hasil uji kelinieran diperoleh
iii

F hitung = 0,345 > F tabel (2,685), yang berarti model tersebut linier. Hasil analisis
regresi tersebut menunjukan bahwa ada pengaruh positif yang signifikan
pembebasan penggunaan mesin meja gambar diluar jam pelajaran terhadap
kemampuan kompetensi Menggambar Teknik sebesar 48,7%.
Disarankan untuk terus dibebaskan penggunaan mesin meja gambar untuk
siswa diluar jam pelajaran, dan guru yang mengampu kompetensi Menggambar
Teknik selalu mengintruksikan serta mengingatkan kepada siswa agar terus
memanfaatkan pembebasan penggunaan mesin meja gambar untuk siswa diluar
jam pelajaran untuk mengerjakan tugas-tugasnya, sehingga dapat meningkatkan
prestasi hasil belajar siswa khususnya kompetensi Menggambar Teknik.

iv

MOTTO DAN PERSEMBAHAN


M
Moottttoo
Sesungguhnya sesudah kesulitan ada kemudahan. Maka apabila kamu
telah selesai dari suatu urusan, kerjakanlah dengan sungguh-sungguh
urusan yang lain. Dan hanya kepada Tuhanlah hendaknya kamu
berharap
(QS. Al-Insyirah: 6-8)
All beginning is difficult

Kegagalan adalah peluang untuk memulai lagi, dengan lebih pandai


(Henry Ford)
PPeerrsseem
mbbaahhaann
Sekelumit karya kecil ini kupersembahkan kepada orang-orang tercinta di
sekelilingku:

< Bapak dan ibu yang selalu dan tak henti mencurahkan kasih sayang,
doa, serta dukungannya setiap saat.

< Cahaya jiwaku, Esti Utami, Terima kasih atas semua dukungan,
nasehat, dan kesetiaannya menantiku.(Ill be wait for u trough all the
time)

< Kakak dan adikku tersayang, Eko Siswanti, Siti Sunarni, Supriyadi dan
Artini Wahyuni. Semoga kita dapat senantiasa menjaga amanah orang
tua.

< Keluarga besar Kakek Iman Subakri(alm) & Kakek Pairo Taruno, yang
telah mendoakanku dan memberikan dukungan selalu.

< Teman-teman se-angkatan PTB 99, khususnya Mamek, Andre, Jekc,


Tony, Dida, Nuki, Budi, Oji & Si Puur. (thanks for all the support guys,
friendship never die).

< Almamaterku FT UNNES.

KATA PENGANTAR
Alhamdulillah puji syukur penulis haturkan kehadirat Allah SWT, Tuhan
Yang Maha Esa, karena atas rahmat dan ridhlo-Nya penulis dapat menyelesaikan
skripsi dengan judul Pengaruh Pembebasan Penggunaan Mesin Meja
Gambar Di Luar Jam Pelajaran Terhadap Prestasi Belajar Kompetensi
Menggambar Teknik Pada Siswa Tingkat III Program Keahlian Teknik
Konstruksi Bangunan SMK Negeri 2 Klaten Tahun Ajaran 2005-2006ini.
Skripsi ini merupakan laporan hasil penelitian yang telah penulis lakukan pada
kurun waktu September-Oktober 2005 yang lalu di SMK Negeri 2 Klaten
kabupaten Klaten.
Berkaitan dengan kegiatan penelitian yang telah berlangsung dan proses
penyusunan skripsi ini, penulis ingin berterima kasih kepada:
1. Prof. Dr. Soesanto, selaku Dekan FT Universitas Negeri Semarang,
2. Drs.Lashari, M.T, selaku Ketua Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik,
Universitas Negeri Semarang,
3. Drs.Supriyono, sebagai Pembimbing I yang telah memberikan segenap
waktu dan ilmunya selama proses bimbingan,
4. M. Fathoni Setiawan, ST, MT, sebagai Pembimbing II yang senantiasa
membimbing dengan penuh ketelatenan dan kesabaran,
5. Drs. Maryono, selaku dosen penguji yang telah memberikan kritik, saran
dan masukan sehingga penyusunan skripsi ini menjadi lebih baik dan
benar
6. Drs. Wahono, selaku kepala sekolah, yang telah berkenan memberikan
kesempatan kepada penulis untuk melakukan penelitian di bidang keahlian
Konstruksi Bangunan SMK Negeri 2 Klaten,

vi

7. Drs. Joko Marhanto, selaku pengampu kompetensi Menggambar Teknik,


yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk melakukan
penelitian ini dan banyak memberikan masukan serta bantuan kepada
penulis selama proses penyusunan skripsi ini,
8. Dan berbagai pihak yang telah banyak membantu yang tidak bisa
disebutkan satu-persatu.
Akhir kata semoga keberadaan skripsi ini dapat menjadi sumber informasi
mengenai pengoptimalan penggunaan prasarana belajar bagi semua pihak,
terutama adik-adik kelas yang akan melakukan penelitian dalam bidang yang
sama. Penulis menyadari sesungguhnya masih banyak kekurangan dalam
penyusunan skripsi ini. Untuk itu penulis mohon maaf apabila masih ditemui
berbagai kesalahan di dalamnya.

Semarang, Desember 2005

Penulis

vii

DAFTAR ISI
Hal
HALAMAN JUDUL.

HALAMAN PENGESAHAN...

ii

SARI.......

iii

MOTTO DAN PERSEMBAHAN.

KATA PENGANTAR

vi

DAFTAR ISI..

viii

DAFTAR GAMBAR

DAFTAR TABEL .

xi

DAFTAR LAMPIRAN .

xii

BAB I PENDAHULUAN.

1. Latar Belakang.
2. Permasalahan
3. Tujuan Penelitian...
4. Manfaat Penelitian.
5. Sistematika Skripsi.
BAB II LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS..

1
3
4
4
5
6

1. Landasan Teori......
1. Tinjauan Mengenai Kompetensi Menggambar Teknik..

6
6

2. Tinjauan Mengenai SMK Negeri 2 Klaten....

3. Belajar....

1. Pegertian Belajar..

2. Tujuan Belajar.

10

3. Hasil Belajar

14

4. Proses Pembelajaran.

16

5. Pembelajaran Konvensional.

18

6. Partisipasi Siswa Dalam Proses Pembelajaran..

20

viii

2. Kerangka Berpikir...
3. Hipotesis.
BAB III. METODOLOGI PENELITIAN.....

21
22
24

1. Lokasi dan Waktu Penelitian..


2. Populasi Penelitian
3. Variabel Prenelitian
4. Metode Penelitian...
5. Desain Penelitian
6. Penyusunan Instrumen...
7. Validitas dan Reliabilitas...
8. Metode Analisis Data
BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN...

24
24
24
25
26
27
31
33
39

1. Hasil Penelitian
1. Analisis Deskriptif.
1. Deskriptif Kemampuan Menggambar Teknik

39
40
40

2. Deskriptif Motivasi Siswa Dalam Menggunakan


Mesin Meja Gambar..

42

2. Hasil Analisis Data.


1. Uji Normalitas Data

45
45

2. Hasil Uji Perbedaan

45

3. Hasil Analisis Regresi

46

2. Pembahasan
BAB V. SIMPULAN DAN SARAN.

49
52

1. Simpulan.
2. Saran...
DAFTAR PUSTAKA

52
53
54

LAMPIRAN..

55

ix

DAFTAR GAMBAR
Hal
1. Gambar 3.1 Model Penelitian Bagan Distribusi Frekuensi Kompetensi ...

25

2. Gambar 4.1 Kemampuan Kompetensi Menggambar Teknik .................

40

3. Gambar 4.2 Kemampuan Kompetensi Menggambar Teknik


Dari Sub Variabelnya ............................................................

41

4. Gambar 4.3 Motivasi Siswa Dalam Menggunakan Mesin


Meja Gambar..........................................................................

43

5. Gambar 4.4 Rata-Rata Skor Sub Variabel Motivasi Siswa


Dalam Menggunakan Mesin Meja Gambar..........................

44

DAFTAR TABEL

Hal
1. Tabel 3.1. Desain Penelitian.........................................................................

26

2. Tabel 3.2. Indikator Variable Motivasi Siswa Dalam Menggunakan


Mesin Meja Gambar Dan Indikator ............................................

31

3. Tabel 4.1. Deskriptif Kemampuan Menggambar Teknik ............................

40

4. Tabel 4.2. Deskriptif Motivasi Siswa Dalam Menggunakan


Mesin Meja Gambar ...................................................................

42

5. Tabel 4.3. Data Hasil Uji Normalisasi .........................................................

45

6. Tabel 4.4. Uji Perbedaan Kemampuan Kopetensi Menggambar


Teknik Dan Motivasi Siswa Dalam Menggunakan Mesin Meja
Gambar Antara Kelompok Eksperimen Dan Kelompok
Kontrol ........................................................................................

46

7. Tabel 4.5. Hasil Analisis Regresi Pada Kelompok Eksperimen ..................

47

8. Tabel 4.6. Hasil Analisis Regresi Pada Kelompok Kontrol.........................

48

xi

DAFTAR LAMPIRAN
1. Lampiran 1.

Daftar Siswa dan Instrument Penelitian ............................

55

2. Lampiran 2.

Hasil Uji Coba Instrumen ..................................................

65

3. Lampiran 3.

Hasil Penelitian ..................................................................

67

4. Lampiran 4.

Rekapitulasi Data Tentang Motivasi Siswa


Dalam Memanfaatkan Mesin Meja Gambar .......................

5. Lampiran 5

77

Hasil Analisis Reliabilitas Observer Dalam Mengukur


Motivasi Siswa Dan Kemampuan Menggambar.................

78

6. Lampiran 6.

Rekapitulasi Hasil Penelitian Kemampuan Menggambar ...

80

7. Lampiran 7.

Uji Kesamaan Dua Varians Data


Kemampuan Menggambar ..................................................

81

8. Lampiran 8. Uji Normalitas Data Kemampuan Menggambar

9. Lampiran 9.

Kelompok Kontrol...............................................................

82

Uji Perbedaan Dua Rata-Rata Kemampuan Menggambar ..

83

10. Lampiran 10. Uji Normalitas Data Kemampuan Menggambar


Kelompok Eksperimen ........................................................

84

11. Lampiran 11. Rekapitulasi Hasil Penelitian Motivasi Siswa .....................

85

12. Lampiran 12. Uji Normalitas Data Motivasi Siswa


Kelompok Eksperimen.......................................................

86

13. Lampiran 13. Uji Kesamaan Dua Varians Data Motivasi Siswa ..............

88

14. Lampiran 14. Uji Perbedaan Dua Rata-Rata Motivasi Siswa ....................

89

15. Lampiran 15. Uji Pengaruh Motivasi Siswa Terhadap Kemampuan


Menggambar Pada Kelompok Eksperimen.........................

xii

90

16. Lampiran 16. Uji Pengaruh Motivasi Siswa Terhadap Kemampuan


Menggambar Pada Kelompok Kontrol................................

94

17. Lampiran 17. Keputusan Dekan Fakultas Teknik Tentang


Penetapan Dosen Pembimbung ...........................................

98

18. Lampiran 18. Surat Permohonan Izin Penelitian .......................................

99

19. Lampiran 19. Surat Izin Penelitian............................................................. 100


20. Lampiran 20. Surat Keterangan Selesai Penelitian .................................... 101
21. Lampiran 21. Lembar Bimbingan Skripsi.................................................. 102
22. Lampiran 22. Pengesahan Proposal Skripsi ............................................... 104
23. Lampiran 23. Daftar kritik uji F................................................................. 105

xiii

BAB I
PENDAHULUAN

1.1

Latar Belakang Masalah


Salah satu prinsip dalam melaksanakan pendidikan adalah peserta didik

secara aktif mengambil bagian dalam kegiatan belajar yang dilaksanakan. Untuk
terlaksananya suatu kegiatan, pertama-tama harus ada dorongan untuk
melaksanakan kegiatan itu. Dengan kata lain untuk melakukan sesuatu harus ada
motivasi. Seperti halnya dalam proses belajar mengajar, peserta didik harus
mempunyai motivasi untuk mengikuti kegiatan belajar mengajar atau pendidikan
yang sedang berlangsung.
Dengan motivasi yang kuat, peserta didik akan menunjukkan minat, aktivitas,
kreativitas dan partisipasinya dalam kegiatan belajar mengajar atau pendidikan
yamg sedang dilaksanakan, baik pada saat jam pelajaran atau diluar jam pelajaran.
Motivasi adalah keadaan individu yang terangsang yang terjadi jika suatu
motif telah dihubungkan dengan suatu pengharapan yang sesuai. Dimana motif
adalah suatu disposisi laten yang berusaha dengan kuat untuk menuju ke tujuan
tertentu, tujuan ini dapat berupa prestasi dan yang lainnya (Tim Pengembangan
MKDK IKIP Semarang, 2000:62).
Motivasi belajar ialah keseluruhan daya penggerak psikis di dalam diri siswa
yang menimbulkan kegiatan belajar, menjamin kelangsungan kegiatan belajar dan
memberikan arah pada kegiatan belajar itu demi mencapai suatu tujuan (W.S.
Winkel 1999: 150). Motivasi penting dalam belajar, karena setiap individu
mempunyai need (kebutuhan) atau want ( keinginan) Setiap kebutuhan atau
keinginan perlu memperoleh pemenuhan. Dalam batas tertentu, upaya memenuhi
kebutuhan sering kali merupakan tujuan. Jadi jika tujuan tercapai, maka
1

kebutuhan atau keinginan akan terpenuhi pula. Sedangkan dorongan untuk


memenuhi kebutuhan atau keinginan untuk mencapai tujuan itu sendiri
merupakan motivasi. Agar belajar dapat mencapai hasil harus ada motivasi.
Pendidikan sering kali menggunakan bentuk insentif untuk memberikan
motivasi kepada siswa untuk mencapai tujuan yang diinginkan. Insentif sendiri
adalah hal-hal yang disediakan oleh lingkungan, dalam hal ini prasarana
pendidikan yang berupa mesin meja gambar yang disediakan dengan waktu
penggunaan yang dibebaskan bagi siswa program keahlian Teknik Konstruksi
Bangunan diluar jam pelajaran. Tujuan dari disediakan dan dibebaskannya
penggunaan mesin meja gambar diluar jam pelajaran ini yaitu supaya siswa dapat
seoptimal mungkin dalam menggunakan mesin meja gambar untuk mengerjakan
tugas-tugas yang diterima, juga dengan maksud untuk merangsang atau
memotivasi siswa agar belajar lebih baik. Salah satu aspek keberhasilan sekolah
adalah pelaksanaan belajar mengajar yang fungsional, efektif dan kualitas
pendidikan yang dapat terwujud dalam hasil belajar peserta didik secara optimal.
Pembebasan penggunaan mesin meja gambar diluar jam pelajaran merupakan
salah satu faktor untuk meningkatkan motivasi siswa, karena dengan motivasi
yang tinggi dapat mendorong siswa untuk lebih efisien dalam menggunakan
mesin meja gambar untuk mengerjakan tugas-tugasnya, sehingga siswa bisa
mengekspresikan ide-ide kreatifnya, selanjutnya dapat meningkatkan prestasi
belajar siswa.
Kebijakan pembebasan penggunaan mesin meja gambar diluar jam pelajaran
untuk siswa progrm keahlian Teknik Konstruksi Bangunan ini berlaku di SMK
Negeri 2 Klaten. SMK ini merupakan SMK Pembangunan dengan jenjang
pendidikan 4 tahun. Dalam hasil evaluasi tugas-tugas menggambar maupun tes
menggambar, ternyata banyak siswa yang belum menyelesaikan penggambaran

sesuai dengan apa yang diminta dari soal menggambar yang diberikan. Dari hasil
pengamatan ternyata siswa merasa waktu yang kurang cukup untuk mengerjakan
soal menggambar yang diterima.

Menurut Joko Marhanto (guru kompetensi

Menggambar Teknik) bahwa dengan kebijakan pembebasan waktu penggunaan


mesin meja gambar diluar jam pelajaran, dapat mempengaruhi prestasi belajar
siswa dalam kompetensi Menggambar Teknik (hasil survei pendahuluan).
Berdasarkan uraian diatas, maka judul yang diangkat dalam penelitian ini
adalah Pengaruh Pembebasan Penggunaan Mesin Meja Gambar Untuk Siswa
Diluar Jam Pelajaran Terhadap Prestasi Belajar Kompetensi Menggambar Teknik
Pada Siswa Tingkat III Program Keahlian Teknik Konstruksi Bangunan SMK
Negeri 2 Klaten Tahun Ajaran 2005/2006.
1.2

Permasalahan
Permasalahan yang akan diteliti dalam penelitian ini adalah :
1 Seberapa besar (dalam %) perbedaan kemampuan kompetensi
Menggambar Teknik dengan pembebasan penggunaan mesin meja
gambar diluar jam pelajaran dan yang tidak pembebasan penggunaan
mesin meja gambar diluar jam pelajaran?
2 Seberapa besar perbedaan motivasi siswa dalam penggunaan mesin meja
gambar dengan pembebasan penggunaan mesin meja gambar diluar jam
pelajaran dan yang tidak pembebasan penggunaan mesin meja gambar
diluar jam pelajaran?
3 Adakah pengaruh pembebasan penggunaan mesin meja gambar diluar
jam pelajaran terhadap prestasi belajar siswa kompetensi Menggambar
Teknik?

1.3

Tujuan penelitian
Tujuan dilakukannya penelitian ini adalah :
1 Mengetahui seberapa besar ( dalam %) perbedaan kemampuan
kompetensi Menggambar Teknik dengan pembebasan penggunaan
mesin meja gambar diluar jam pelajaran dan yang tidak pembebasan
penggunaan mesin meja gambar diluar jam pelajaran.
2 Mengetahui

seberapa

besar

perbedaan

motivasi

siswa

dalam

penggunaan mesin meja gambar dengan pembebasan penggunaan mesin


meja gambar diluar jam pelajaran dan yang tidak pembebasan
penggunaan mesin meja gambar diluar jam pelajaran.
3 Mengetahui adanya pengaruh pembebasan penggunaan mesin meja
gambar diluar jam pelajaran terhadap prestasi belajar siswa kompetensi
Menggambar Teknik.
1.4

Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah:
1 Dapat memberikan masukan yang bermanfaat bagi para tenaga pengajar
sebagai motivator, demi peningkatan kualitas pengajaran sehingga guru
dan siswa semakin aktif dalam proses belajar mengajar.
2 Dapat memberikan sumbangan pemikiran terhadap upaya meningkatkan
prestasi belajar, terutama bagi siswa yang mengalami kesulitan dalam
belajar kompetensi Menggambar Teknik.
3 Dapat memberikan gambaran terhadap guru mengenai penggunaan
mesin meja gambar sebagai prasarana belajar untuk siswa yang optimal
dengan pengaruhnya terhadap prestasi belajar siswa pada kompetensi
Menggambar Teknik.

1.5

Sistematika Skripsi
Skripsi ini terdiri tiga bagian, yaitu bagian pendahuluan, bagian isi dan

bagian penutup
1.

Bagian Pendahuluan
Pada bagian pendahuluan berisi tentang judul, abstraksi, pengesahan, motto

dan persembahan, kata pengantar, daftar isi, daftar tabel, daftar lampiran.
2.

Bagian Isi
BAB I

PENDAHULUAN
Pada

bab

pendahuluan

berisi

tentang

latar

belakang,

permasalahan, tujuan penelitian, manfaat penelitian dan


sistematika skripsi.
BAB II

LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS


Pada landasan teori berisi tentang teori-teori yang mendukung
dalam penulisan skripsi dan merupakan landasan berfikir dalam
pelaksanaan penulisan skripsi dan hipotesis.

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN
Pada bab ini membahas tentang variabel penelitian, metode
pengumpulan data dan analisis data untuk uji hipotesis.

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN


Pada bab ini berisi tentang hasil penelitian dan pembahasan
yang berisi penyajian data secara garis besar serta pembahasan.

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN


Bab ini terdiri dari simpulan dan saran.

3.

Bagian Akhir
Bagian akhir terdiri dari daftar pustaka dan lampiran- lampiran.

BAB II
LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS

2.1

LANDASAN TEORI

2.1.1

Tinjauan Mengenai Kompetensi Menggambar Teknik

Kompetensi menggambar teknik merupakan salah satu kompetensi yang


diajarkan pada siswa program keahlian Teknik Konstruksi Banngunan.
Kompetensi ini di SMK Negeri 2 Klaten diajarkan mulai dari tingkat I sampai
dengan tingkat III pada siswa program keahlian Teknik Konstruksi Bangunan.
Sedang pada tingkat IV siswa diajarkan kompetensi berupa program
komputerisasi dengan materi program Autocad. Sesuai dengan kurikulum yang
berlaku di SMK ini untuk kompetensi menggambar teknik, pada tingkat I materi
yang diajarkan mulai dari macam-macam garis dan penggunaannya sampai
dengan gambar proyeksi. Kemudian pada tingkat II kepada siswa diajarkan
mengenai gambar-gambar simbol, yaitu mulai dari simbol pondasi sampai dengan
atap, dilanjutkan gambar denah. Untuk siswa tingkat III, materi diklat yang
diajarkan dimulai dengan gambar rencana pagar dan pintu gerbang (gapura) dari
pasangan, septictank, rumah sederhana, rumah sedang (menengah) dan rumah
tingkat (mewah)
Dalam penyelesaian gambar perencanaan harus selalu berpedoman pada
dasar-dasar merencana dan menggambar bangunan, yang meliputi: a) kebutuhan
(manusia dan kebutuhannya), b) arsitektur (pengaruh iklim, analisa lokasi dan

komplek, yang meliputi pengasaan tanah (site), konsep ruang dan sirkulasi) dan c)
konstruksi (bahan bangunan).
Dalam merencanakan kepentingan manusia dengan kebutuhannya akan
terdapat pula/dibeda-bedakan dalam fungsi dan kegunaannya, serta bentuk dan
ciri khasnya. Misalnya: 1) bangunan untuk rumah tempat tinggal, 2) bangunan
untuk kebutuhan bersama, 3) bangunan untuk kepentingan komersil, 4) bamgunan
untuk gudang, 5) bangunan untuk meluhurkan keTuhanan dan 6) bangunan
pelengkap (air minum, assainering/riolering, gas/listrik, jalan dan jembatan serta
yang lainnya.
Juga tidak lepas dari beberapa hal yang merupakan unsur-unsur pendukung
dalam perencanaan. Hal-hal yang dianggap merupakan pendukung perencanaan
ada 3 golongan, yaitu: 1) hal-hal yang bersifat dasar, yaitu yang meliputi fungsi
dan tujuannya, 2) hal-hal yang bersifat khusus/mengikat, yang merupakan
kekhususan dari rencana bangunan tersebut dan 3) hal-hal yang dianggap bersifat
sebagai pedoman didalam perencanaan bangunan tersbut.
Agar dapat dibayangkan bentuk bangunannya secara keseluruhan, maka
pada pekerjaan menggambar rencana rumah tempat tinggal, bangunan umum,
gudang dan lainnya harus lengkap dengan gambar-gambar: denah, tampak muka
dan samping juga tampak belakang, rencana konstruksi rangka atap, potongan
membujur dan melintang, dapat pula potongan dari setiap bagian agar tidak
menimbulkan kesalahan dalam penafsirannya dan situasi (letak/penempatan
bangunan terhadap halaman) (Depdikbud, 1979: 1-25).

Dengan demikian berdasarkan pada uraian diatas maka dapat diperkirakan


bahwa siswa tingkat III mempunyai tanggung jawab belajar yang cukup besar,
dalam kebutuhannya akan prasarana berupa mesin meja gambar dan waktu yang
memadai untuk dapat menyelesaikan tanggung jawab belajarnya, dalam hal ini
pada kompetensi Menggambar Teknik. Dengan demikian tersedianya prasarana
dan waktu yang cukup untuk menggunakannya perlu mendapatkan perhatian yang
serius dari guru dan pihak sekolah, demi menunjang dan memotivasi siswa dalam
penyelesaian

tugas-tugas

siswa,

yang

pada

akhirnya

bertujuan

untuk

meningkatkan prestasi belajar siswa dan meningkatkat mutu pendidikan kejuruan.


Maka dari itu pihak sekolah mengambil suatu kebijakan, dimana siswa dapat
menggunakan mesin meja gambar pada waktu diluar jam pelajaran. Dengan
demikian apa yang diharapkan dari siswa agar mampu menghasilkan ide-ide atau
pola-pola baru dalam gambar perencanaan akan terwujud, dengan dibebaskannya
penggunaan mesin meja gambar untuk siswa diluar jam pelajaran.
2.1.2

Tinjauan Mengenai SMK Negeri 2 Klaten

SMK Negeri 2 Klaten merupakan satu-satunya SMK Pembangunan yang ada


di Kabupaten Klaten, yaitu dengan jenjang pendidikan 4 tahun lamanya. SMK ini
memiliki landasan belajar yang terdapat dalam GBPP kurikulum khusus, yaitu
kurikulum yang dirancang dan disusun oleh pihak sekolahan, dengan
menyesuaikan terhadap kebutuhan dinia kerja/industri. Kemudiam kurikulum
SMK 4 tahun ini disahkan sinkronasi dan validasinya oleh pihak sekolah dengan
industri/instansi terkait.

SMK Negeri 2 Klaten telah menerapkan kurikulum ini mulai tahun ajaran
2002/2003, dengan pelaksanaan pengajaran sistem semester. Dari semua program
keahlian yang ada di SMK ini, terdapat program keahlian Teknik Konstruksi
Bangunan. Sesuai dengan kurikulum yang diberlakukan di SMK ini, untuk
program keahlian Teknik Konstruksi Bangunan mendapatkan kompetensi, salah
satunya yaitu kompetensi Menggambar Teknik. Untuk kompetensi Menggambar
Teknik diberikan mulai dari tingkat I sampai dengan tingkat III, kemudian pada
tingkat IV siswa diberikan program gambar dengan media komputer (Autocad).
Untuk siswa tingkat III pada semester lima, sudah menginjak pada gambar
perencanaan rumah sederhana, rumah sedang (menengah) dan rumah bertingkat
(mewah) dan lengkap dengan detailnya. Dimana siswa dituntut untuk bisa
merencanakan satu atau beberapa desain rumah, dengan memenuhi kebutuhan
akan ruang-ruang yang diinginkan, serta desain arsitektur yang bagus, indah dan
rapi, baik itu interior maupun eksterior disesuaikan dengan luas lahan yang
disediakan.Agar siswa dapat melakukan dan mewujudkan semua tuntutan ini,
maka harus ada prasarana yang mendukung, dalam hal ini mesin meja gambar dan
waktu penggunaan yang cukup leluasa bagi siswa. Untuk semua ini siswa
memanfaatkan kebijakan yang telah diberikan dari pihak sekolah dimana siswa
dapat menggunakan mesin meja gambar diluar jam pelajaran.
2.1.3
2.1.3.1

Belajar
Pengertian Belajar

Seseorang akan memperoleh kemajuan-kemajuan karena belajar. Pada


hakekatnya belajar merupakan suatu usaha yang dilakukan seseorang atau

individu untuk memperoleh perubahan tingkah laku dalam interaksinya dengan


lingkungan.
Menurut W.S. Winkel, belajar adalah suatu aktivitas mental/psikis yang
berlangsung dalam interaksi aktif dengan lingkungan, yang menghasilkan
perubahan dalam pengetahuan-pemahaman, ketrampilan, dan nilai-sikap. (dikutip
oleh Tim Pengembangan MKDK IKIP Semarang, 2000:4).
Dari pengertian belajar diatas, dapat disimpulkan bahw belajar adalah suatu
proses perubahan tingkah laku individu yang relatif menetap sebagai hasil
pengalaman dan interaksi dengan lingkungan. Perubahan yang terjadi setelah
seseorang melakukan kegiatan belajar dapat berupa pengertian atau pengetahuan,
ketrampilan atau sikap. Belajar merupakan peristiwa yang disengaja atau terjadi
secara sadar. Juga disertai dengan tindakan-tindakan mental, seperti berpikir dan
berimajinasi, artinya seseorang yang terlihat pada peristiwa belajar pada akhirnya
menyadari bahwa ia telah mempelajari sesuatu. Perubahan tingkah laku yang
terjadi merupakan perubahan yang diperoleh dari kegiatan yang disadari dan
disengaja dilakukan.
2.1.3.2

Tujuan Belajar

Secara umum tujuan belajar yang dicapai melalui kegiatan instruksional


biasanya berbentuk pengetahuan dan ketrampilan (instrucsional effects). Tujuan
lainnya disebut hasil sampingan (nurturent effects), biasanya berbentuk cara
berpikir kritis, sikap terbuka, demokratis dan sebagainya. Jadi dari uraian tersebut
dapat disimpulkan bahwa tujuan belajar yaitu untuk mendapatkan pengetahuan,
ketrampilan dan pembentukan sikap atau tingkah laku. Dari ketiga tujuan tersebut,

pada prinsipnya merupakan perubahan tingkah laku setelah melakukan belajar.


Perubahan tersebut mencakup tiga aspek, yaitu kognitif, efektif dan psikomotorik.
Kemudian menurut Bloom seperti dikutip oleh W.S. Winkel, ketiga aspek
tersebut dirinci lagi menjadi beberapa jangkauan kemampuan sebagai berikut:
1.

Ranah Kognitif (cognitive domain), yaitu suatu wilayah kecakapan


mempengaruhi tingkah laku seseorang, yang terdiri dari enam jenjang
intelektual, yaitu:
a. Pengetahuan (knowledge), yaitu mencakup ingatan akan hal-hal yang
pernah dipelajari dan disimpan dalam ingatan.
b. Pemahaman (comprehension), yaitu mencakup kemampuan untuk
menangkap makna dan arti dari bahan yang dipelajari.
c. Penerapan (application), yaitu mencakup kemampuan untuk menerapkan
suatu kaidah atau metode bekerja pada suatu kasus/problem yang konkret
dan baru.
d. Analisis (analisys), yaitu mencakup kemampuan untuk merinci satu
kesatuan

ke

dalam

bagian-bagian,

sehinggastruktur

keseluruhan

atauorganisasinya dapat dipahami dengan baik


e. Sintesis (synthesis), yaitu mencakup kemampuan untuk membentuk suatu
kesatuan atau pola baru.
f. Evaluasi (evaluation), yaitu mencakup kemampuan untuk membentuk
suatu pendapat mengenai sesuatu atau beberapa hal, bersama dengan
pertanggungjawaban pendapat itu, yang berdasarkan kriteria tertentu.

2.

Ranah efektif (effective domain), yaitu suatu wilayah yang menyangkut


reaksi-reaksi psikologi yang berkaitan dengan kemampuan dan perasaan.
Ranah efektif terdiri dari lima jenjang, yaitu:
a. Penerimaan (receiving), yaitu mencakup kepekaan akan adanya suatu
perangsang dan kesediaan untuk memperhatikan rangsangan itu, seperti
prasarana belajar yang diberikan oleh pihak sekolah.
b. Partisipasi (responding), yaitu mencakup kerelaan untuk memperhatikan
secara aktif dan berpartisipasi dalam suatu kegiatan.
c. Penilaian/penentuan sikap (valuing), yaitu mencakup kemampuan untuk
memberikan penilaian terhadap sesuatu dan membawa diri sesuai dengan
penilaian itu.
d. Organisasi (organization), yaitu mencakup kemampuan untuk membentuk
suatu sistem nilai sebagai pedoman dan pegangan dalam kehidupan.
e. Pembentukan pola hidup (omplcharacterization by a value or value cex),
yaitu mencakup kemampuan untuk menghayati nilai-nilai kehidupan
sedemikian rupa, sehingga menjadi milik pribadi(internalisasi) dan
menjadi pegangan nyata dan jelas dalam mengatur kehidupannya sendiri.

3.

Ranah psikomotorik (psycho-motor domain), yaitu ketrampilan mengadakan


koordinasi antara proses-proses psikis dengan reaksi motorik. Ranah
psikomotorik terdiri dari:
a. Persepsi (perception), yaitu mencakup kemampuan untuk mengadakan
diskriminasi yang tepat antara dua perangsang atau lebih, berdasarkan
pembedaan antara ciri-ciri fisik yang khas pada masing-masing
rangsangan.

b. Kesiapan (set), yaitu mencakup kemampuan untuk menempatkan dirinya


dalam keadaan akan memulai suatu gerakan atau rangkaian gerakan,
seperti persiapan untuk mengerjakan tugas-tugas.
c. Gerakan terbimbing (guided response), yaitu mencakup kemampuan untuk
melakukan suatu rangkaian gerak-gerik, sesui dengan contoh yang
diberikan(imitasi).
d. Gerakan

yang

terbiasa

(mechanical

response),

yaitu

mencakup

kemampuan untuk melakukan suatu rangkaian gerak-gerik dengan lancar,


karena sudah dilatih secukupnya, tanpa memperhatikan lagi contoh yang
diberikan, seperti gerakan dalam menggunakan prasarana belajar.
e. Gerakan yang kompleks (complex response), yaitu mencakup kemampuan
untuk melaksanakan suatu ketrampilan, yang terdiri atas beberapa
komponen, dengan lancar, tepat dan efisien. Seperti halnya ketrampilan
dalam menggunakan mesin meja gambar.
f. Penyesuaian pola gerakan (adjustment), yaitu mencakup kemampuan
untuk mengadakan perubahan dan menyesuaikan pola gerak-gerikdengan
kondisi setempat atau dengan menunjukkan suatu taraf ketrampilan yang
telah mencapai kemahiran, misalnya menyelesaikan gambar perencanaan
yang sesuai dengan kebutuhan dan keinginan atau tanah yang tersedia.
g. Kreativitas (creativity), yaitu mencakup kemampuan untuk melahirkan
pola-pola gerak-gerik yang baru, seluruhnya atas dasar prakarsa dan
inisiatif sendiri. Seperti halnya ide-ide kreatif yang terwujud dalam sebuah
gambar perencanaan rumah dengan macam desain alternatif (W.S. Winkel,
1999:244-250)

2.1.3.3

Hasil Belajar

Di dalam pendidikan, hasil belajar merupakan faktor yang amat penting


untuk diperhatikan oleh setiap guru, karena hasil belajar yang dicapai siswa
menunjukan seberapa jauh siswa telah menguasai meteri pelajaran dan
mencerminkan pula berhasil tidaknya guru dalam mengajar. Untuk mengetahui
hasil belajar siswa, maka setiap proses dan hasilnya perlu dievaluasi.
Prestasi adalah tingkatan-tingkatan sejauh mana siswa telah dapat mencapai
tujuan yang ditetapkan (Suharsimi Arikunto, 1989:226). Menurut Oemar Hamalik
yang dikutip oleh Suhito (1986:4) mengemukakan, prestasi adalah hasil interaksi
antara beberapa faktor yang mempengaruhi baik dari dalam diri individu maupun
dari luar individu yang bersangkutan. Dari pendapat diatas, maka prestasi adalah
hasil karya yang dicapai seseorang sesuai dengan tujuan.
Dengan memperhatikan pengertian prestasi dan pengertian belajar diatas,
maka dapat disimpulkan bahwa prestasi belajar adalah hasil belajar yang dicapai
oleh seseorang sebagai akibat pengalaman dan proses kegiatan belajar sesuai
dengan tujuan yang telah ditetapkan.
2.1.3.4

Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Hasil Belajar

Belajar merupakan kegiatan yang sangat kompleks, apabila dikaitkan dengan


hasil belajar siswa, banyak faktor yang mempengaruhi belajar yang pada akhirnya
akan berpengaruh terhadap hasil belajar yang dicapai siswa. Adapun faktor-faktor
yang mempengaruhi hasil belajar dapat digolongkan dalam dua faktor, yaitu
faktor dari dalam (internal) dan faktor dari luar (external).

10

1. Faktor

dalam (internal), yaitu faktor-faktor yang dapat mempengaruhi

keberhasilan belajar yang berasal dari siswa yang sedang belajar, yang
meliputi:
1) Anak , dalam hal ini anak yang dalam keadaan segar jasmani, akan berbeda
dari anak yang dalam keadaan lemah. Anak yang segar jasmani akan lebih mudah
proses belajarnya dibandingkan dengan anak yang lemah jasmaninya.
2) Kondisi panca indera, faktor kondisi panca indera yang baik fuingsinya,
terutama penglihatan dan pendengaran akan memudahkan dalam proses belajar.
3) Kecerdasan, faktor kecerdasan besar pengaruhnya bagi keberhasilan
seseorang mempelajari sesuatu atau mengikuti suatu program pendidikan.
4) Bakat, faktor bakat juga besar pengaruhnya terhadap proses dan hasil belajar
seseorang. Seseorang yang belajarpada bidang yang sesuai dengan bakat yang
dimiliki akan memperbesar kemungkinan berhasilnya belajar.
5) Motivasi, dimana motivasi adalah motif yang sudah menjadi aktif pada saatsaat tertentu. Sedang motif sendiri yaitu daya penggerakdi dalam diri orang untuk
melakukan aktivitas-aktivitas tertentu demi mencapai suatu tujuan tertentu (W.S.
Winkel, 1999:150).
6) Emosi, sesuai dengan proses belajar mengajar dalam perkembangan
kehidupan seseorang, maka terbentuklah suatu tipe atau keadaan tertentu, antara
lain menjadi seseorang yang emosional dan mudah putus asa. Keadaan emosi
yang labil seperti mudah marah, merasa tertekan, merasa tidak aman, dapat
mengganggu keberhasilan anak dalam belajar. Perasaan aman, gembira dan bebas
merupakan aspek yang mendukung dalam kegiatan belajar.

11

2. Faktor luar (external), yaitu faktor-faktor yang berasal dari luar diri siswa
yang dapat mempengaruhi proses belajar, faktor ini meliputi:
1) Faktor lingkungan alami, yaitu kondisi alami yang dapat berpegaruh terhadap
proses dan hasil belajar, seperti suhu udara, kelembaban udara, cuaca, musim dan
termasuk dalam kejadian-kejadian alam yang ada.
2) Faktor lingkungan sosial, dimana lingkungan sosial berupa manusia dan
representasinya maupun wujud lain yang dapat langsung berpengaruh terhadap
proses dan hasil belajar. Hubungan antara orang tua dan anak yang baik,
harmonis, akrab dan saling pengertian memungkinkan anak dapat belajar dengan
baik, karena selain memberikan untuk belajar, orang tua akan membantu
menciptakan situasi belajar yang baik. Lingkungan sosial seperti suara mesin,
pabrik, keramaian pasar dan hiruk pikuk lalu lintas juga mampengaruhi proses
dan hasil belajar.
3) Faktor prasarana belajar, dalam hal ini sarana belajar yang tersedia dan dapat
dimanfaatkan secara maksimum dapat mendukung dan mempengaruhi terhadap
proses dan hasil belajar.
2.1.4

Proses Pembelajaran

Pembelajaran adalah suatu kegiatan yang dilakukan oleh guru sedemikian


rupa, sehingga tingkah laku siswa berubah kearah yang lebih baik. (Tim
Pengembangan MKDK IKIP Semarang, 2000:24). Berdasarkan pada pengertian
pembelajaran diatas, maka dapat disimpulkan bahwa proses pembelajaran adalah
rangkaian suatu kegiatan yang dilakukan oleh guru dengan sedemikian rupa, agar
supaya berpengaruh terhadap tingkah laku dan sikap siswa ke arah yang lebih
baik, sesuai dengan tujuan pembelajaran.

12

Dimana tujuan pembelajaran adalah membantu pada siswa agar memperoleh


berbagai pengalaman dan dengan pengalaman itu tingkah laku siswa bertambah,
baik kuantitas maupun kualitas (Tim Pengembangan MKDK IKIP Semarang,
2000:26). Tingkah laku yang dimaksud meliputi pengetahuan, ketrampilan, dan
nilai atau norma yang berfungsi sebagai pengendali sikap dan perilaku siswa.
Kemudian dalam proses pembelajaran terdapat komponen-komponen yang
saling mempengaruhi, yaitu guru atau tenaga pengajar, kurikulum serta sarana dan
fasilitas belajar.
1) Guru, adalah merupakan pekerjaan profesi (Tim Pengembangan MKDK IKIP
Semarang, 1999:4). Dalam proses pembelajaran di sekolah guru sebagai pengajar
dan pendidik. Untuk melaksanakan tugasnya dalam meningkatkan proses
pembelajaran, guru menempatkan kedudukannya sebagai figur sentral. Seorang
guru harus mampu dalam mengorganisasi kegiatan belajar siswa maupun dengan
ketrampilan mengajar. Termasuk disini mengatur dan mengoptimalkan
penggunaan sarana belajar, demi meningkatkan proses dan hasil belajar.
2) Kurikulum, adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai isi dan
bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan
kegiatan belajar-mengajar. Pengertian tersebut sesuai dengan UU No.2/1989
tentang Sistem Pendidikan Nasional (Tim Pengembangan MKDK IKIP
Semarang, 2000:127). Kurikulum yang berlaku di SMK N 2 Klaten, yaitu
kurikulum yang telah disesuaikan dan divalidasi oleh pihak sekolah dengan
industri/instansi terkait dan selanjutnya dipergunakan untuk proses pembelajaran
dengan jenjang pendidikan 4 tahun lamanya.
3) Sarana dan fasilitas belajar, dalam hal ini termasuk di dalamnya keadaan
gedung dan tempat belajar serta penerangan, fentilasi, tempat duduk dan fasilitas
pendukung lainnya dapat mempengaruhi proses dan keberhasilan siswa dalam
belajar.

13

2.1.5

Pembelajaran Konvensional

Metode pembelajaran konvensional merupakan pembelajaran dengan metode


yang biasa disampaikan/dilakukan oleh guru. Ada empat metode mengajar yang
dipandang representatif dan dominan, yaitu metode ceramah, metode demontrasi,
metode tugas dan metode tanya jawab. Metode ini digunakan secara luas sejak
dahulu hingga sekarang pada setiap jenjang pendidikan formal.
1) Metode ceramah, adalah sebuah metode mengajar dengan menyampaikan
informasi dan pengetahuan secvara lisan kepada sejumlah siswa yang pada
umumnya mengikuti secara pasif. Guru biasanya memberikan uraian mengenai
topik (pokok bahasan) tertentu dengan alokasi waktu tertentu. Pada mata diklat
Menggambar Teknik, guru biasanya menyampaikan uraian teori dan atau
penjelasan yang ada sebelum siswa melanjutkannya dalam penggambaran.
Misalnya penjelasan tentang luas tanah yang tersedia, kebutuhan dan keinginan
dan fungsi bangunan yang akan direncanakan dalam gambar.
2) Metode demontrasi, adalah suatu cara menyajikan bahan pelajaran dengan
mempertunjukkan secara langsung obyeknya atau cara melakukan/menggunakan
sesuatu (Jaya Disastra, 1990:93). Pada mertode ini, guru memperlihatkan cara
kerja suatu alat kepada siswa, misalnya memperlihatkan cara kerja/menggunakan
mesin meja ganbar dan sebagainya. Hal ini dimaksudkan untuk mengembangkan
suatu pengertian, mengemukakan suatu masalah atau memperlihatkan suatu
prinsip.
3) Metode tugas, dalam metode ini tugas merupakan suatu cara penyajian bahan
pelajaran yang dilakukan dengan memberikan tugas-tugas kepada siswa di dalam

14

maupun di luar jam pelajaran sekolah, sehingga siswa mempunyai kegiatan


belajar baik di sekolah maupun di rumah/di luar sekolah. Tugas merupakan bahan
untuk memperbaiki pemahaman siswa setelah materi pelajaran diberikan oleh
guru sekolah. Pada tugas perencanaan sebuah bangunan atau rumah,
membutuhkan sarana megerjakan yang memadai dan waktu yang cukup untuk
menyelesaikannya.
Dikarenakan kemampuan masing-masing siswa berbeda-beda, sering terjadi
waktu jam pelajaran saja tidak cukup untuk menyelesaikan tugas-tugas tersebut.
Sedangkan siswa mayoritas tidak memiliki sarana mesin meja gambar dirumah,
maka kebijakan dari SMK Negeri 2 Klaten yaitu penggunaan mesin meja gambar
untuk siswa di luar jam pelajaran sangat membantu siswa dalam pengerjaan
tugas-tugas yang diterima.
4) Metode tanya jawab, adalah metode mengajar yang memungkinkan
terjadinya komunikasi langsung, karena pada saat yang sama terjadi dialog antara
guru dan siswa. Guru bertanya, siswa menjawab atau siswa bertanya, guru
menjawab. Dalam komunikasi ini terlihat adanya hubungan timbal balik sedara
langsung antara guru dengan siswa. Jadi bila ini terjadi pada proses pembelajaran
Menggambar Teknik, siswa yang belum mengerti tentang simbol-simbol gambar
atau bagian lain yang belum dimengerti bisa ditanyakan pada guru yang
bersangkutan, atau dimungkinkan mendapatkan masukan darisiswa lainnya yang
lebih mengerti tentang hal yang ditanyakan/belum dimengerti.

15

2.1.6

Partisipasi Siswa Dalam Proses Pembelajaran

Partisipasi menurut B.S Bloom yang dikutip oleh W.S Winkel yaitu
mencakup kerelaan untuk memperhatikan secara aktif dan berperan dalam suatu
kegiatan (W.S Winkel, 1999:247). Berdasarkan pengertian diatas, maka
partisipasi pada hakekatnya adalah keterlibatan seseorang atau kelompok orang
dalam suatu kegiatan tertentu. Partisipasi disini adalah merupakan wujud dari
motivasi siswa. Keterlibatan disini tidak hanya sekedar mengikuti, namun
keterlibatan dalam partisipasi melibatkan mental dan emosional partisipan.
Faktor lain yang mempengaruhi intensitas partisipasi adalah faktor prasarana
dan waktu yang cukup untuk memanfaatkannya. Dalam hal ini yang ingin
diketahui bagaimana partisipasi siswa dalam menyikapi dan bertindak atas
kebijakan yang telah diberikan oleh pihak sekolah, dimana siswa bisa
menggunakan mesin meja gambar diluar jam pelajaran, untuk menyelesaikan
tugas-tugasnya.
Partisipasi dapat memberikan manfaat bagi siswa maupun bagi sekolah.
Manfaat bagi sekolah adalah meningkatkan mutu sekolah. Peningkatan mutu
sekolah akan diikuti oleh peningkatan persepsi masyarakat terhadap mutu sekolah,
sehingga minat masyarakat untuk menyekolahkan anaknya ke SMK yang
bersangkutan menjadi tinggi. Disamping itu persepsi kalangan industriawan juga
meningkat, sehingga mereka senang hati menampung lulusannya.
Manfaat bagi siswa adalah mereka dapat memanfaatkan motivasinya secara
positif, meningkatkan harga dirinya, dan menyalurkan daya kreasinya.
Partisipasi seperti yang telah dijelaskan diatas, adalah berkaitan dengan
kegiatan-kegiatan yang mendukung dicapainya prestasi belajar yang tinggi. Hasrat
ini diperlihatkan dalam wujud frekuensi bertanya, berpendapat, menjawab
pertanyaan, mencoba, mencatat, dan melakukan praktek secara bersungguhsungguh.

16

2.2

KERANGKA BERPIKIR
Proses belajar mengajar terjadi apabila ada interaksi antara guru dengan

siswa dan abtara siswa dengan siswa. Dengan interaksi tersebut guru memerankan
fungsinya sebagai pengajar/fasilitator belajar, sedangkan siswa berperan sebagai
pelajar/individu/yang belajar. Keterpaduan kedua fungsi tersebut mengacu kepada
tujuan yang sama, yaitu tercapainya tujuan instruksional. Dalam proses belajar
mengajar diperlukan perencanaan yang telah dibiat oleh guru sebelum melakukan
kegiatan belajar mengajar.
Hasil belajar siswa dipengaruhi oleh beberapa macam faktor, baik faktor
yang berasal dari dalam diri siswa itu sendiri maupun faktor yang berasal dari luar
diri siswa. Faktor yang berasal dari diri siswa adalah faktor fisiologis dan faktor
psikologis. Faktor fisiologis adalah keadaan siswa atau kondisi jasmani siswa.
Faktor psikologis merupakan faktor yang dapat mempengaruhi proses dan hasil
belajar (bersifat rohani), antara lain: kecerdasan, bakat, motivasi dan emosi.
Faktor yang berasal dari luar siswa adalah faktor lingkungan dan instrumental,
yang berupa sarana dan fasilitas belajar mengajar.
Sistem pengajaran yang diterapkan dalam proses belajar mengajar
kompetensi Menggambar Teknik adalah sistem pengajaran teori dan praktek.
Sebelum siswa diberikan tugas menggambar, guru memberikan teori dengan
metode ceramah, tanya jawab dan demontrasi sebagai pengantar, baru kemudian
diberikan kesempatan untuk menanyakan hal-hal yang belum dipahami. Setelah
siswa merasa jelas, maka siswa langsung diberikan tugas untuk menggambar apa
yang menjadi permintaan pada soal sesuai dengan teori yang telah diberikan.

17

Pada siswa tingkat III program keahlian Teknik Konstruksi Bangunan di


SMK N 2 Klaten, siswa diberikan tugas merencanakan bangunan rumah sesuai
dengan kebutuhan dan keinginan denagn ide-ide kreatif dari masing-masing
siswa. Apabila siswa mengalami kesulitan ketika mengerjakan tugas tersebut
maka siswa dapat langsung menanyakan kepada guru yang bersangkutan pada jam
pelajaran. Karena perbedaan kemampuan masing-masing siswa biasanya waktu
jam pelajaran saja tidak cukup untuk menyelesaikan tugas.
Kemudian pihak sekolah memberikan kebijakan untuk siswa agar dapat
menggunakan mesin meja gambar diluar jam pelajaran. Jadi para siswa dapat
melanjutkan mengerjakan tugas dengan menggunakan mesin meja gambar di
sekolah walaupun jam pelajaran telah selesai. Dengan maksud agar siswa dapat
benar-benar menggunakan prasarana yang tersedia di sekolah dengan optimal.
Dengan tujuan agar tugas yang diberikan dapat diselesaikan dengan sebaikbaiknya dan tepat waktu, sehingga proses dan hasil belajar siswa juga meningkat.
Berdasarkan uraian diatas maka perlu untuk diadakan penelitian bagaimana
pengaruh kebijakan yang diberikan sekolah kepada siswa terhadap prestasi siswa,
dalam hal ini pada kompetensi Menggambar Teknik. Untuk selanjutnya bertujuan
untuk mengetahui seberapa besar pengaruhnya, kebijakan dari sekolah yang
diberikan pada siswa terhadap prestasi belajar kompetensi Menggambar Teknik.
2.3

HIPOTESIS
Hipotesis adalah suatu jawaban yang bersifat sementara terhadap

permasaalahan penelitian, sampai terbukti melalui data yang terkumpul


(Suharsimi Arikunto, 2002:64).

18

Berdasarkan pengertian diatas hipotesis ini dimaksudkan sebagai jawaban atas


pertanyaan yang perlu dibuktikan kebenarannya dan bersifat sementara, dengan
bertitik tolak pada landasan teori dan hasil penelitian.
Rumusan hipotesis pada penelitian ini yaitu:
1. Ada perbedaan hasil belajar siswa pada kompetensi Menggambar Teknik,
dengan menggunakan mesin meja gambar di sekolah untuk mengerjakan tugastugasnya pada waktu diluar jam pelajaran.
2. Ada perbedaan motivasi siswa dalam menggunakan mesin meja gambar
dengan pembebasan waktu penggunaan mesin meja gambar diluar jam
pelajaran.
3. Ada pengaruh pembebasan waktu penggunaan mesin meja gambar diluar jam
pelajaran terhadap prestasi hasil belajar siswa kompetensi Menggambar Teknik.

BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1

Lokasi penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di SMK Negeri

2 Klaten. Karena selain

peneliti merupakan alumni dari SMK tersebut, di SMK inilah yang dapat
membebaskan waktu penggunaan mesin meja gambar diluar jam pelajaran untuk
siswa.
3.2

Populasi Penelitian
Populasi pada penelitian ini adalah seluruh siswa tingkat III program keahlian

Teknik Konstruksi Bangunan di SMK Negeri 2 Klaten, yang berjumlah 60 orang


siswa yang terbagi ke dalam kelompok kontrol dan kelompok eksperimen.
Kelompok eksperimen yaitu kelompok siswa yang dapat menggunakan mesin
meja gambar diluar jam pelajaran. Sedang kelompok kontrol yaitu kelompok
siswa yang tidak dapat menggunakan mesin meja gambar diluar jam pelajaran.
Selanjutnya kelompok kontrol ini digunakan sebagai pembanding terhadap
kelompok eksperimen, dimana datanya diambil dari hasil penilaian uji gambar
untuk mengetahui perbedaan hesil belajar, kemudian untuk mengetahui perbedaan
partisipasinya diambil dari data observasi yang dilakukan oleh pengamat.
3.3

Sampel Penelitian
Sebagai sampel dalam penelitian ini yaitu kelompok eksperimen yang

berjumlah 30 orang siswa.


3.4

Variabel Penelitian
Variabel penelitian yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari dua

variabel, yaitu variabel bebas (X) dan variabel terikat (Y).

3.4.1

Variabel Bebas (X)

Variabel bebas dalam penelitian ini adalah pembebasan waktu penggunaan


mesin meja gambar untuk siswa diluar jam pelajaran.
3.4.2

Variabel Terikat (Y)

Variabel terikat dalam penelitian ini adalah hasil belajar siswa kompetensi
Menggambar Teknik siswa tingkat III program keahlian Teknik Konstruksi
Bangunan di SMK Negeri 2 Klaten. (lihat gambar 1)

Pembebasan waktu
penggunaan mesin meja
gambar di luar jam
pelajaran

Hasil
belajar

Gambar 3.1 Model Penelitian


3.5

Metode Penelitian

3.5.1

Metode tes

Tes adalah serentetan pertanyaan atau latihan serta alat lain yang digunakan
untuk mengukur ketrampilan, pengetahuan inteligensi, kemampuan atau bakat
yang dimiliki oleh individu atau kelompok (Suharsimi Arikunto, 2002:127).
Alat evaluasi dalam penelitian ini menggunakan tes prestasi(achievement
test) yaitu test yang digunakan untuk mengukur pencapaian seseorang setelah
mempelajari sesuatu (Suharsimi Arikunto, 2002:127). Dalam hal ini yang akan
diukur yaitu hasil belajar siswa pada kompetensi Menggambar Teknik, dengan
cara siswa diberikan tugas gambar perencanaan bangunan

3.5.2

Metode Observasi

Observasi adalah memperhatikan sesuatu dengan menggunakan indera


(Suharsimi Arikunto, 2002:133). Di dalam pengertian psikologik, observasi atau
yang disebut pula dengan pengamatan, meliputi kegiatan pemuatan perhatian
terhadap suatu objek dengan menggunakan seluruh alat indera. Metode observasi
pada penelitian ini digunakan untuk memperoleh data tentang partisipasi siswa
dalam menggunakan mesin meja gambar.
3.6

Desain Penelitian
Metode penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah metode True

Experimental Design, yaitu jenis-jenis eksperimen yang dianggap sudah baik


karena sudah memenuhi persyaratan (Suharsimi Arikunto, 2002:79).

Yang

dimaksud persyaratan dalam eksperimen adalah adanya kelompok lain yang tidak
dikenal eksperimen dan ikut mendapatkan pengamatan. Dengan adanya kelompok
lain yang disebut kelompok pembanding atau kelompok kontrol ini, akibat yang
diperoleh dari perlakuan dapat diketahui secara pasti karena dibandingkan dengan
yang tidak mendapatkan perlakuan.
Dalam

hal

ini

kelompok

eksperimen

merupakan

kelompok

yang

mendapatkan perlakuan, yaitu kelompok yang dapat menggunakan mesin meja


gambar diluar jam pelajaran. Sedang kelompok kontrol merupakan kelokpok yang
tidak dapat menggunakan mesin meja gambar diluar jam pelajaran.

Tabel 3.1 Desain Penelitian


Kelompok

Perlakuan

Post-Tes

R1

O1

T1

R2

O2

T2

Keterangan:
R1

= Kelompok eksperimen yaitu berjumlah 30 orang siswa.

R2

= Kelompok kontrol yaitu berjumlah 30 orang siswa.

O1

= Siswa yang menggunakan mesin meja gambar diluar jam pelajaran.

O2

= Siswa yang tidak menggunakan mesin meja gambar diluar jam pelajaran

T1

= Tes menggambar kelompok eksperimen.

T2

= Tes menggambar kelompok kontrol.

T1:T2 = Perbedaan antara kelompok eksperimen dengan kelompok kontrol.


3.7

Penyusunan Instrumen
Instrumen ini digunakan untuk mengukur motivasi siswa yang diwujudkan

dalam menggunakan mesin meja gambar. Alay ukur yang digunakan melalui
observasi ynag diberikan kepada dua orang pengamat/observer.
Dalam penelitian ini untuk memudahkan mendapatkan data melalui
observasi, menggunakan instrumen observasi Chek List (daftar chek) yang berupa
alat observasi yang terdiri dari item yang berisi nama-nama subjek dan faktorfaktor yang di selidiki (Yatim Riyanto,2001:100). Yang penyusunannya
berdasarkan indikator variabel (lihat Tabel 2).
Wujud dari alat ini adalah daftar cek, dan jumlah butir dalam pertanyaan
adalah 30 butir. Observasi ini dijabarkan dalam empat kategori, keempat kategori
tersebut adalah A, berarti siswa memanfaatkan waktu dengan efektif dan efisien,
yang dimaksud siswa benar-benar memanfaatkan waktu yang ada untuk
menggerjakan tugas, tidak banyak berbicara yang tidak perlu, tidak mondarmandir, tidak membuat suasana menjadi gaduh, B, berarti siswa memanfaatkan
waktu dengan efektif tapi kurang efisien, yang dimaksud siswa benar-benar
memanfaatkan waktu yang ada untuk menggerjakan tugas, tapi terkadang masih

berbicara yang tidak perlu,

terkadang mondar-mandir, terkadang membuat

suasana menjadi gaduh, C, berarti siswa memanfaatkan waktu kurang efektif dan
kurang efisien, yang dimaksud siswa kurang memanfaatkan waktu yang ada untuk
menggerjakan tugas, masih berbicara yang tidak perlu,

mondar-mandir,

membuat suasana menjadi gaduh, D, berarti siswa memanfaatkan waktu tidak


efektif dan tidak efisien, yang dimaksud siswa tidak memanfaatkan waktu yang
ada untuk menggerjakan tugas, sering berbicara yang tidak perlu,

mondar-

mandir, membuat suasana menjadi gaduh. Arah pemberian skor bobot adalah A=
4, B = 3, C = 2, D = 1.
a.

Instrumen hasil belajar siswa mata diklat Mengambar Teknik dibagi

menjadi beberapa sub variabel, sebagai berikut :


1) Denah, yang meliputi indikator-indkator sebagai berikut :
a) Keterangan/simbol.
b) Organisasi ruang.
c) Ukuran ruamg dan ketinggian lantai.
2) Tampak, yang meliputi indikator-indikator sebagai berikut :
a) Bentuk pro[osional.
b) Keterangan/simbol.
3) Potongan, yang meliputi indikator-indikator sebagai berikut :
a) Keterangan/simbol.
b) Bentuk kuda-kuda.
c) Ukuran ketinggian.
4) Rencana pondasi, yang meliputi indikator-indikator sebagai berikut :

a) Ukuran dan ketinggan lantai.


b) Detail potonagan pondasi, yang meliputi meliputi simbol dan
ukuran.
5) Rencana atap, yang meliputi indikator-indikator sebagai berikut :
a) Perletakan gording, usuk, dan reng.
b) Perletakan jurai.
c) Keterangan gambar.
6) Detail konstrusi kayu, yang meliputi indikator-indikator sebagai berikut :
a) Detail daun pintu dan jendela.
b) Detail kusen.
c) Detail kuda-kuda.
7) Denah instalasi listrik, yaitu ketepatan dan kerapihan jelur instalasi listrik.
8) Denah instalasi air, yaitu ketepatan dan kerapihan instalasi air
9) Rencana lantai, yaitu ketinggian dan beda tinggi lantai
10) Teknik penyajian, yaitu pengaturan letak gambar dan kebersihan
b.

Instrumen ini digunakan untuk mengukur hasil belajar siswa dalam

mengerjakan

tugas

gambar

perencanaan

bangunan.

Untuk

penilaiannya

menggunakan petunjuk penilaian yang dibuat berdasarkan indikator variabel.


Instrumen Motivasi Siswa Dalam Menggunakan Mesin Meja Gambar, dibagi
menjadi beberapa sub variabel yaitu :
1) Partisipasi siwa dalam pemanfaatan waktu penggunaan mesin meja
gambar, yang mencakup indikator-indikator sebagai berikut :
a) Pemanfaatan waktu penggunaan mesin maja gambar.
b) Lamanya penggunaan mesin meja gambar.

c) Rutinitas penggunaan mesin maja gambar.


2) Partisipasi siswa dalam menggunakan mesin meja gambar, yang
meliputi indikator-indikator sebagai berikut :
a) Persiapan penggunaan mesin maja gambar.
b) Persiapan peralatan menggambar.
c) Persiapan kertas gambar.
d) Penggunaan mesin meja gambar.
e) Perlakuan terhadap mesin meja gambar.
3) Partisipasi siswa dalam pemeliharaan mesin meja ga,mbar dan ruang
gambar, yang meliputi indikator-indikator sebagai berikut :
a) Membersihkan mesin meja gambar.
b) Membersihkan ruang gambar.
c) Mengatur/merapikan letak mesin meja gambar. (lihat tabel 3.2).

Tabel 3.2 Indikator Variabel Motivasi Siswa Dalam Mengguanakan Mesin


Meja Gambar Dan Indikator Hasil Belajar
Variabel

Sub Variabel
Partisipasi siswa
dalam pemanfaatan
waktu penggunaan
mesin meja gambar

Motivasi siswa dalam


mengguanakan mesin
meja gambar sebagai
prasarana belajar

Partisipasi siswa
dalam menggunakan
mesin meja gambar
Partisipasi siswa
dalam pemeliharaan
mesin meja gambar
Denah
Tampak
Potongan

Hasil belajar siswa


mata diklat
Menggambar Teknik

Rencana pondasi

Rencana atap
Detail konstruksi
kayu
Denah instalasi listrik
Denah instalasi air
Rencana lantai
Teknik penyajian

3.8
a.

Indikator
1 Jam-jam penggunaan mesin meja gambar
2 Lamanya penggunaan mesin meja
gambar
3 Rutinitas penggunaan mesin meja gambar
1 Persiapan penggunaan mesin meja
gambar
2 Perlakuan terhadap mesin meja gambar
3 Penggunaan mesin meja gambar
4 Mempersiapkan kertas gambar
5 Mempersiapkan alat gambar
1 Membersihkan meja dan ruang gambar
2 Peminjaman dan pengembalian alat
3 Menjaga kondisi mesin meja gambar dan
alat
1 Keterangan/simbol
2 Organisasi ruang
3 Ukuran ruang dan ketinggian lantai
1 Bentuk proposional
2 Keterangan/simbol
1 Keterangan/simbol
2 Bentuk kuda-kuda
3 Ukuran ketinggian
1 Ukuran dan ketinggian lantai
2 Detail potongan pondasi
- simbol
- ukuran
1 Perletakan gording, usuk dan reng
2 Perletakan jurai
3 Keterangan gambar
1 Detail daun pintu dan jendela
2 Detail kusen
3 Detail kuda-kuda
1 Ketepatan jalur instalasi listrik
2 Kerapihan jalur instalasi listrik
1 Ketepatan dan kerapihan instalasi air
1 Ketinggian dan beda tinggi lantai
1 Pengaturan letak gambar dan kebersihan

Validitas Dan Reliabilitas


Uji Validitas Instrumen
Validitas berasal dari kata validity, yang mempunyai arti sejauh mana

ketepatan dan kecermatan suatu alat ukur dalam melakukan fungsi ukurnya
(Saifudin Azwar, 2001:5).

Instrumen penelitian ini diukur dengan validitas isi, dengan maksud untuk
mengetahui sejauh mana instrumen tersebut mencerminkan isi yang dikehendaki.
Validitas isi tidak dapat dinyatakan dalam bentuk instrumen chek-list, sehingga
pengesahan validitasnya didasarkan secara rasio, yaitu melalui pertimbangan para
ahli. Dalam hal ini, setelah rancangan instrumen selesai disusun, selanjutnya
dimintakan pendapat ataupun penilaian kepada para ahli yang kompeten dalam
permasalahan ini atau dikonsultasikan dengan dosen pembimbing.
b.

Uji Reliabilitas Instrumen


Reliabilitas adalah sejauh mana hasil suatu pengukuran dapat dipercaya

(Saifudin Azwar, 2001:4). Alat ukur dikatakan memiliki keandalan jika kapanpun
dan dimanapun alat ukur digunakan, akan memberikan hasil yang relatif sama. Uji
keandalan instrumen hasil belajar siswa dengan pembebasan penggunaan mesin
meja gambar di luar jam pelajaran untuk siswa dalam mengerjakan tugas gambar
perencanaan bangunan. Perhitungan uji reliabilitas menggunakan rumus Interrater
Reliabiliy, yaitu :
2

rxx =

Ss Se

Ss + (k 1)S e
2

Keterangan :
Ss2

= varians antara subjek yang dikenai rating

Se2

= varians error, yaitu varians interaksi antar subjek (s) dengan rater (r)

k = banyaknya rater yang memberikan rating (Saifudin Azwar, 2001:106).

10

Untuk menghitung Ss2 dan Se2 dilakukan dengan formula-formula sebagai


berikut :
2

Ss =

Ss

(T )/ k (i) / nk
2

n 1

{i (R )/ n (T )/ k + (i )
=
2

(n 1)(k 1)

/ nk

Keterangan :
i = angka rating yang diberikan oleh seorang rater kepada seorang subjek
T = jumlah angka rating yang diterima oleh seorang subjek dari semua rater
R = jumlah angka rating yang diberikan oleh seorang rater pada semua
subjek
n = banyaknya subjek
k = banyaknya rater (Saifudin Azwar, 2001:106).
Analisis reliabilitas hasil ujicoba observasi dengan menggunakan rumus
interrater. Dari hasil analisis diketahui reliabilitas observasi motivasi siswa dalam
menggunakan mesin meja gambar untuk mengerjakan tugas secara keseluruhan
0,99, perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada tabel (lampiran 5) dan untuk
reliabilitas tes kemampuan kompetensi menggambar teknik secara keseluruhan
0,95, perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada tabel (lampiran 5)
3.9

Metode Analisis Data

3.7.1

Uji Normalitas

Uji normalitas ini bertujuan untuk mengetahui apakah pengambilan data tes
menggambar kelompok eksperimen dan kelompok kontrol serta data observasi

11

partisipasi siswa kelompok eksperimen dan kelompok kontrol berdistribusi


normal atau tidak. Teknik yang dipergunakan untuk menguji kenormalan adalah
teknik Chi-square, yang rumusnya adalah :
k

(Oi Ei )2

i =1

Ei

X2 =

Keterangan :
Oi = frekuensi pengamatan
Ei = frekuensi yang diharapkan
k = kelas interval
Selanjutnya, harga X2data yang diperoleh dikonsultasikan ke X2tabel dengan
derajat kebebasan (dk) = k 3, dan taraf signifikansi 5%. Distribusi data yang
diuji berdistribusi normal jika X2data < X2tabel (Sudjana, 1996:273).
3.7.2

Uji Kesamaan Varians

Pengujian kesamaan varians data hasil belajar diklat Menggambar Teknik


kelompok eksperimen dan kelompok kontrol adalah menggunakan Uji F, dengan
rumus :
F=

Vb
Vk

Keterangan :
F = varians yang dicari
Vb = varians besar
Vk = varians kecil (Sudjana, 1996:250).

12

3.7.3

1.

Uji Hipotesis

Untuk hipotesis, ada perbedaan hasil belajar siswa pada kompetensi


Menggambar Teknik, dengan menggunakan mesin meja gambar di sekolah
untuk mengerjakan tugas-tugasnya pada waktu di luar jam pelajaran,
digunakan Uji-t dengan rumus:
Xe Xk

t=
s

1
1
+
ne nk

dengan
S =
2

(n e 1)Se2 + (n k 1)S 2k
ne + nk 2

Keterangan :
Xe = hasil skor rata-rata kelompok eksperimen
Xk = hasil skor rata-rata kelompok kontrol
Se2 = varians kelompok eksperimen
Sk2= varians kelompok kontrol
ne = jumlah anggota kelompok eksperimen
nk = jumlah anggota kelompok kontrol
Dari rumus t-tes akan didapat nilai t dari dua variabel yang dihubungkan.
Nilai t selanjtnya diuji dengan taraf signifikan 5%.
2.

Untuk hipotesis, ada perbedaan motivasi siswa dalam menggunakan mesin


meja gambar dengan pembebasan waktu penggunaan mesin meja gambar
diluar jam pelajaran, juga digunakan Uji-t, dengan rumus :

13

Xe Xk

t=
s

1
1
+
ne nk

dengan
S =
2

(n e 1)Se2 + (n k 1)S 2k
ne + nk 2

Keterangan :
Xe = hasil skor rata-rata kelompok eksperimen
Xk = hasil skor rata-rata kelompok kontrol
Se2 = varians kelompok eksperimen
Sk2= varians kelompok kontrol
ne = jumlah anggota kelompok eksperimen
nk = jumlah anggota kelompok kontrol
Dari rumus t-tes akan didapat nilai t dari dua variabel yang dihubungkan.
Nilai t selanjutnya diuji dengan taraf signifikan 5% (Sudjana, 1996:239).
3.

Untuk uji hipotesis, ada pengaruh pembebasan waktu penggunaan mesin


meja gambar diluar jam pelajaran terhadap prestasi hasil belajar siswa
kompetensi Menggambar Teknik, digunakan regresi linier populasi, dengan
rumus:
=a+bX
Keterangan:
= persamaan regresi
a = koefisien regresi kelompok eksperimen
b = koefisien regresi kelompok kontrol
X = regresi variabel bebas

14

Dimana untuk mengetahui koefisien-koefisien regresi, dapat dihitung


dengan rumus:

Y X X XY
a=
N X ( X )
2

b=

N XY X Y
N X 2 ( X )

Keterangan:
a = koefisien regresi kelompok eksperimen
b = koefisien regresi kelompok kontrol
Y = regresi variabel terikat
X = regresi variabel bebas

4.

Untuk uji hipotesis, Ada pengaruh motivasi siswa dalam menggunakan


mesin meja gambar diluar jam pelajaran terhadap prestasi hasil belajar siswa
kompetensi Menggambar Teknik, digunakan regresi linier populasi, dengan
rumus:
=a+bX
Keterangan:
= persamaan regresi
a = koefisien regresi kelompok eksperimen
b = koefisien regresi kelompok kontrol
X = regresi variabel bebas

15

Dimana untuk mengetahui koefisien-koefisien regresi, dapat dihitung


dengan rumus:

Y X X XY
a=
N X ( X )
2

b=

N XY X Y
N X 2 ( X )

Keterangan:
a = koefisien regresi kelompok eksperimen
b = koefisien regresi kelompok kontrol
Y = regresi variabel terikat
X = regresi variabel bebas (Sudjana, 1996:315).

BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Penelitian

Hasil penelitian ini merupakan hasil kajian penelitian tentang pengaruh


kemampuan pembebasan penggunaan mesin meja gambar di luar jam pelajaran
terhadap prestasi belajar kompetensi menggambar teknik pada siswa tingkat III
program keahlian Teknik Konstruksi Bangunan SMK Negeri 2 Klaten Tahun
Ajaran 2005-2006. Variabel yang diukur meliputi kompetensi menggambar dan
motivasi siswa dalam menggunakan mesin meja gambar. Setelah analisis
deskriptif untuk menggambarkan variabel-ariabel yang diteliti dilanjutkan dengan
uji t untuk mengetahui perbedaan kemampuan kompetensi menggambar teknik
dan motivasi siswa antara kelompok siswa yang diberi kebebasan untuk
menggunakan mesin meja gambar di luar jam pelajaran (kelompok eksperimen)
dengan yang tidak diberi kebebasan menggunakan mesin meja gambar di luar jam
pelajaran (kelompok kontrol). Setelah analisis uji t dilanjutkan dengan analisis
regresi linier sederhana untuk menguji besarnya pengaruh motivasi siswa terhadap
kemampuan kompetensi menggambar teknik dari masing-masing kelompok.

4.1.1

Analisis Deskriptif

4.1.1.1

Deskriptif Kemampuan Kompetensi Menggambar Teknik

Rata-rata

kemampuan

kompetensi

menggambar

teknik

kelompok

eksperimen dan kelompok kontrol dapat dilihat pada tabel berikut :


Tabel 4.1.
Deskriptif Kemampuan Kompetensi Menggambar Teknik
N

Mean

S2

Maksimum

Minimum

30

79.82

52.7670

7.26

91.5

64.5

30

73.13

55.2747

7.43

88.5

63.5

Kelompok
Eksperimen
Kontrol

Berdasarkan tabel tersebut, tampak bahwa rata-rata kemampuan


kompetensi menggambar teknik kelompok eksperimen mencapai 79,82 dengan
standar deviasi 7,26, nilai terendah 64,5 dan tertinggi 91,5. Rata-rata kemampuan
kompetensi menggambar teknik kelompok kontrol mencapai 73,13 dengan
standar deviasi 7,43, nilai terendah 63,5 dan tertinggi 88,5.

Kemampuan Kompetensi Menggambar


Teknik
100
79.82
80

73.13

60
40
20
0
Eksperimen

Kontrol

Gambar 4.1.
Kemampuan Kompetensi Menggambar Teknik

Hasil analisis deskriptif tersebut menunjukkan bahwa kemampuan


menggambar teknik pada kelompok eksperimen lebih tinggi daripada kelompok
kontrol. Hal ini berarti bahwa kemampuan siswa pada kelompok eksperimen
dalam menggambar denah, tampak, potongan, rencana pondasi, rencana atap,
deatil konstruksi kayu, denah instalasi listrik, denah instalasi air, rencana lantai
dan keberihan gambar lebih baik daripada kelompok kontrol, seperti terlihat pada
gambar 4.2 berikut.

5.00
4.50
4.00

4.12
3.73

4.37
4.14
3.67

3.50

3.11

3.60
3.32

3.47
3.14

3.00

3.24
3.06

3.60
3.32

3.88
3.62

4.22
3.92

4.38
3.90

2.50
2.00
1.50
1.00

Kontrol

Kebersihan gambar

Rencana lantai

Denah instalasi air

Denah instalasi listrik

Rencana atap

Rencana pondasi

Eksperimen

Potongan

Tampak

Denah

0.00

Detail konstruksi kayu

0.50

Sub Variabel Kem am puan Menggam bar Teknik

Gambar 4.2.
Kemampuan Menggambar Teknik Ditinjau dari Sub Variabelnya

4.1.1.2

Deskriptif Motivasi Siswa dalam Menggunakan Mesin Meja


Gambar

Rata-rata motivasi siswa dalam menggunakan mesin meja gambar pada


kelompok eksperimen dan kelompok kontrol dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 4.2.
Deskriptif Motivasi Siswa dalam Menggunakan Mesin Meja gambar
Kelompok
Eksperimen
Kontrol

Mean

S2

Maksimum

Minimum

30

96.48

59.1118

7.69

111.0

82.0

30

85.28

48.1325

6.94

102.5

76.0

Rentang didapat dari maksimum minimum = 102-76 = 26. Banyak kelas =


1+(3,3)logN = 1+(3,3)log30 = 5,87, diambil daftar distribusi frekuensi dengan
banyak kelas 5 buah. Panjang kelas interval = rentang : banyak kelas = 26 : 5 =
5,2, dambil 5.
Keterangan: 76 80 Sangat rendah
81 85 Rendah
86 90 Cukup
91 95 Tinggi
96 102 Sangat Tinggi (Sudjana, 1996:47).
Berdasarkan tabel tersebut, tampak bahwa rata-rata motivasi siswa dalam
menggunakan mesin meja gambar pada kelompok eksperimen mencapai 96,48
dalam kategori tinggi, dengan standar deviasi 7,69, motivasi terendah 82 dalam
kategori rendah dan tertinggi 111 dalam kategori sangat tinggi. Rata-rata motivasi
siswa dalam menggunakan mesin meja gambar pada kelompok kontrol mencapai
85,28 dalam kategori cukup dengan standar deviasi 6,94, motivasi terendah 76
dalam kategori sangat rendah dan motivasi tertinggi 102 dalam kategori sangat
tinggi.

Motivasi Siswa dalam Menggunakan Mesin


Meja Gambar
100

96.48
85.28

80
60
40
20
0
Eksperimen

Kontrol

Gambar 4.3.
Motivasi Siswa dalam Menggunakan Mesin Meja Gambar
Berdasarkan hasil analisis deskriptif tersebut menunjukkan bahwa motivasi
siswa pada kelompok eksperimen dalam memanfaatkan waktu, menggunakan
mesin meja gambar dan dalam pemeliharaan mesin meja gambar dengan ruang
gambar, lebih tinggi daripada kelompok kontrol. Rata-rata skor untuk masingmasing sub variabel motivasi siswa dalam memanfaatkan mesin meja gambar
dapat dilihat pada gambar 4.4

120
98

109.5
93.17

97.0

93.3

Skor

82.39

86.58

75
53
Eksperimen
Kontrol

30
Pemanfaatan
w aktu

Penggunaan mesin Pemeliharaan meja


meja gambar
gambar dan ruang
gambar

Sub Variabel Motivasi Siswa

Gambar 4.4.
Rata-rata Skor Sub Variabel Motivasi Siswa dalam
Menggunakan Mesin Meja Gambar
Grafik di atas menunjukkan bahwa rata-rata skor tertinggi baik pada
kelompok eksperimen maupun kelompok kontrol yaitu pada sub variabel
pemanfaatan waktu, dimana pada kelompok eksperimen mencapai 109,5 pada
interval 99 120 dalam kategori tinggi dan pada kelompok kontrol sebesar 93,17
pada interval 76-98 dalam kategori cukup. Sub variabel yang kedua yaitu
pemeliharaan meja gambar dan ruang gambar pada kelompok eksperimen
mencapai 97 pada kategori cukup dan pada kelompok kontrol sebesar 86,58 juga
dalam kategori cukup. Sub variabel yang ketiga yaitu penggunaan mesin meja
gambar, dimana pada kelompok eksperimen menacapai 93,3 sedangkan pada
kelompok kontrol sebesar 82,39, keduanya dalam kategori cukup. Dari hasil
deskriptif di atas menunjukkan bahwa siswa pada kelompok eksperimen lebih
mampu memanfaatkan waktu dengan baik dalam menggunakan mesin meja
gambar dibandingkan siswa pada kelompok kontrol.

4.1.2
4.1.2.1

Hasil Analisis Data


Uji Normalitas Data

Syarat pengujian hipotesis menggunakan statsitik parametrik adalah


terdistribusi normal, oleh karena itu sebelum data ini diuji hipotesisnya
menggunakan statsitik t dan analisis regresi, dilakukan uji normalitas data. Uji
kenormalan data dalam penelitian ini menggunakan chi square, jika diperoleh
nilai 2hitung > 2tabel, dapat disimpulkan bahwa data tersebar tidak secara normal.
Hasil pengujian normalitas data dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 4.3.
Data Hasil Uji Normalitas
Kelompok

Data
Kemampuan menggambar teknik
Eksperimen
Motivasi siswa
Kemampuan menggambar teknik
Kontrol
Motivasi siswa

2hitung
3.172
6.958
3.552
7.438

2tabel
7.81
7.81
7.81
7.81

dk
3
3
3
3

Keterangan
Normal
Normal
Normal
Normal

Terlihat dari tabel tersebut, nilai 2hitung untuk setiap data kurang dari 2tabel
(7,81), yang berarti data-data tersebut terdistribusi normal. Berdasarkan hasil
analisis ini, maka untuk pengujian hipotesis selanjutnya digunakan uji t dan
analisis regresi.
4.1.2.2

Hasil Uji Perbedaan

Pengujian hipotesis yang

menyatakan ada perbedaan kemampuan

kompetensi menggambar teknik dan motivasi siswa dalam menggunakan mesin


meja gambar antara kelompok eksperimen dan kontrol digunakan uji t. Hasil
pengujian tersebut dapat dilihat pada tabel 4.4 berikut.

Tabel 4.4.
Uji Perbedaan kemampuan kompetensi menggambar teknik dan motivasi siswa
dalam menggunakan mesin meja gambar antara kelompok eksperimen
dan kelompok kontrol
Data

Mean

S2

thitung

ttabel

Eksperimen

30

79.82

52.7670

3.522

1.67

Kontrol

30

73.13

55.2747

Eksperimen

30

96.48

59.1118

5.924

1.67

Kontrol

30

85.28

48.1325

Kelompok

Kemampuan
menggambar
teknik
Motivasi
siswa

Berdasarkan hasil uji t untuk kemampuan kompetensi menggambar teknik


diperoleh thitung (3,522) > ttabel (1,67), sehingga hipotesis alternatif diterima atau
menolak hipotesis nihil. Hal ini berarti secara signifikan rata-rata kemampuan
kompetensi menggambar pada kelompok eksperimen lebih besar daripada
kelompok kontrol. Hasil uji t untuk motivasi siswa diperoleh thitung sebesar 5,924
> ttabel (1,67) sehingga hipotesis alternatif diterima. Hal ini berarti secara nyata
rata-rata motivasi siswa kelompok eksperimen lebih besar daripada kelompok
kontrol.
4.1.2.3
1.

Hasil Analisis Regresi

Uji Pengaruh Motivasi Siswa dalam Menggunakan Mesin Meja Gambar


terhadap

Kemampuan

Kompetensi

Menggambar

Teknik

pada

Kelompok Eksperimen

Analisis regresi digunakan untuk menguji ada tidaknya pengaruh motivasi


siswa dalam menggunakan mesin meja gambar terhadap kemampuan kompetensi
menggambar teknik. Berdasarkan analisis diperoleh model persamaan regresi,
koefisien determinasi dan dilanjutkan dengan uji F.

Hasil analisis regresi tersebut diperoleh koefisien regresi sebesar 0,659 dan
konstanta sebesar 16,193, sehingga diperoleh model regresi sebagai berikut : Y =
16,193 + 0,659X. Model tersebut menunjukkan bahwa setiap terjadi kenaikan
motivasi siswa dalam menggunakan mesin meja gambar setelah diberikan
kebebasan di luar jam pelajaran akan diikuti kenaikan kemampuan kompetensi
menggambar teknik sebesar 0,659. Model tersebut diuji keberartiannya
menggunakan uji F seperti tercantum pada tabel berikut :
Tabel 4.5. Hasil Analisis Regresi pada Kelompok Eksperimen
Sumber Variasi

dk

Total
Regresi (a)
Reresi (b|a)
Residu (S)
Tuna Cocok (TC)

30
1
1
28
17

JK

RK

192651.250
191121.008 191121.008
745.416
745.416
784.826
28.029
272.867
16.051

F hitung

F tabel

Kriteria

26.594

4.196

Signifikan

0.345

2.685

Linier

Berdasarkan hasil uji F diperoleh Fhitung = 26,594 > Ftabel (4,196) yang
berarti model regresi yang diperoleh signifikan. Hasil uji kelinieran diperoleh F
hitung

= 0,345 < Ftabel (2,685) yang berarti model tersebut linier. Hasil analisis

regresi tersebut menunjukkan bahwa ada pengaruh positif yang signifikan


motivasi menggunakan mesin meja gambar setelah diberi kebebasan pada jam di
luar pelajaran terhadap kemampuan kompetensi menggambar teknik. Semakin
tinggi motivasinya akan diikuti peningkatan kemampuan kompetensi siswa dalam
menggambar teknik. Besarnya kontribusi motivasi siswa terhadap kemampuan
kompetensi menggambar teknik sebesar 48,7%.

10

2.

Uji Pengaruh Motivasi Siswa dalam Menggunakan Mesin Meja Gambar


terhadap

Kemampuan

Kompetensi

Menggambar

Teknik

pada

Kelompok Kontrol

Hasil analisis regresi pada kelompok kontrol diperoleh koefisien regresi


sebesar 0,012 dan konstanta sebesar 72,118, sehingga diperoleh model regresi
sebagai berikut : Y = 72,118 + 0,012X.
Model tersebut menunjukkan bahwa setiap terjadi kenaikan motivasi siswa
dalam menggunakan mesin meja gambar akan diikuti kenaikan kemampuan
kompetensi menggambar teknik hanya sebesar 0,012. Model tersebut diuji
keberartiannya menggunakan uji F seperti tercantum pada tabel berikut :
Tabel 4.6. Hasil Analisis Regresi pada Kelompok Kontrol
Sumber Variasi

dk

JK

RK

Total
Regresi (a)
Reresi (b|a)
Residu (S)
Tuna Cocok (TC)
Galat (E)

30
1
1
28
20
8

162057.500
160454.533
0.198
1602.769
1478.456
124.313

160454.533
0.198
57.242
73.923
15.539

F hitung

F tabel

Kriteria

0.003

4.196 Tidak

4.757

3.150 Tidak

Berdasarkan hasil uji F diperoleh Fhitung = 0,003 < Ftabel (4,196) yang
berarti model regresi yang diperoleh tidak signifikan. Hasil uji kelinieran
diperoleh F hitung

= 4,757 > Ftabel (3,150) yang berarti model tersebut tidak linier.

Hasil analisis regresi tersebut menunjukkan bahwa tidak ada pengaruh yang
signifikan motivasi menggunakan mesin meja gambar terhadap kemampuan
kompetensi menggambar teknik. Semakin tinggi motivasinya belum tentu diikuti
kenaikan kemampuan kompetensi siswa dalam menggambar teknik.

11

Besarnya kontribusi motivasi siswa terhadap kemampuan kompetensi


menggambar teknik pad akelompok kontrol ini hanya sebesar 0,01%
4.2 Pembahasan

Dari hasil penelitian menunjukkan terdapat perbedaan kemampuan


kompetensi menggambar teknik antara kelompok eksperimen yang diberikan
kebebasan menggunakan mesin meja gambar di luar jam pelajaran dan kelompok
kontrol yang hanya menggunakan mesin meja gambar pada jam pelajaran saja.
Hal ini seperti ditunjukkan dari hasil uji t sebesar 3,522 > ttabel (1,67), yang berarti
Ho ditolak.
Hal ini membuktikan rata-rata kemampuan kompetensi menggambar teknik
pada kelompok eksperimen lebih baik daripada kelompok kontrol. Rata-rata
kemampuan menggambar teknik pada kelompok eksperimen mencapai 79,82
sedangkan pada kelompok kontrol mencapai 73,13. Ini disebabkan pada
kelompok eksperimen mempunyai lebih banyak waktu untuk dapat menggunakan
mesin meja gambar di luar jam pelajaran dan sehingga dapat menggunakannya
dengan seoptimal mungkin untuk mengerjakan tugas-tugasnya.
Di samping perbedaan kemampuan dalam menggambar teknik, kedua
kelompok terjadi perbedaan motivasi siswanya. Berdasarkan hasil uji t diperoleh
nilai thitung = 5,924 < ttabel (1,67) yang berarti secara nyata ada perbedaan rata-rata
motivasi siswa dalam menggunakan mesin meja gambar antara kelompok
eksperimen dan kelompok kontrol. Pada kelompok eksperimen rata-rata
motivasinya mencapai 96,48 sedangkan pada kelompok kontrol mencapai 85,28.
Jelas bahwa motivasi siswa yang diberi kebebasan menggunakan mesin meja
gambar di luar jam pelajaraan lebih tinggi daripada yang hanya menggunakan

12

mesin meja gambar pada jam pelajaran saja. Ini disebabkan siswa yang dapat
menggunakan mesin meja gambar di luar jam pelajaran mengalami peningkatan
rangsangan atau lebih terangsang dalam memanfaatkan mesin meja gambar untuk
mengerjakan tugas-tugasnya, dengan harapan dapat meningkatkan prestasi
belajarnya.
Terjadinya perbedaan kemampuan kompetensi menggambar teknik ini
disebabkan karena adanya perbedaan motivasi siswa dari kedua kelompok. Hal
ini terlihat dari hasil analisis regresi yang diperoleh nilai Fhitung = 26.594 > Ftabel
(4,196) yang menunjukkan bahwa secara signifikan ada pengaruh motivasi siswa
dalam menggunakan mesin meja gambar setelah diberi kebebasan di luar jam
pelajaran terhadap kemampuan kompetensi menggambar teknik. Besarnya
pengaruh motivasi siswa dalam menggunakan mesin meja gambar pada kelompok
ini mencapai 48,7%. Besarnya kontribusi ini jauh lebih besar daripada kelompok
kontrol yang hanya 0,01%. Dengan kata lain pada kelompok kontrol yang diberi
kesempatan menggunakan mesin meja gambar pada jam pelajaran saja, ternyata
motivasi siswa tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap kemampuan
kompetensi menggambar teknik. Hal ini dimungkinkan karena berkaitan dengan
waktu penggunaan mesin meja gambar relatif terbatas yaitu hanya pada jam
pelajaran saja, sehingga siswa kurang dapat menggunakan mesin meja gambar
untuk menyelesaikan tugasnya seoptimal mungkin. Ini juga disebabkan siswa
hampir tidak mengalami peningkatan rangsangan dalam menggunakan mesin
meja gambar di luar jam pelajaran untuk mengerjakan tugas-tugasnya. Kondisi ini
jauh berbeda dengan situasi pada kelompok eksperimen. Pada kelompok
eksperimen ini siswa relatif memperoleh kebebasan dalam menggunakan mesin

13

meja gambar dengan optimal dan baik, ini dikarenakan pada kelompok ini
mempunyai lebih banyak waktu dan kesempatan untuk dapat mengekspresikan
ider-ide kreativnya dalam menerjakan tugas-tugas menggambar kompetensi
Menggambar Teknik. Siswa yang diberi kebebasan menggunakan mesin meja
gambar di luar jam pelajaran dapat lebih leluasa, dalam arti siswa tidak merasa
tertekan karena tidak adanya pengawasan dari guru. Dengan suasana yang tidak
formal dan lebih santai akan memberikan peluang munculnya ide-ide kreatif siswa
dalam menyelesaikan tugas-tugas menggambar teknik. Secara umum perbedaan
kemampuan siswa dalam menggambar teknik antara kedua kelompok karena
adanya perbedaan pemenuhan kebutuhan akan sarana belajar, dalam hal ini mesin
meja gambar serta waktu yang cukup untuk dapat menggunakannya.
Ini membuktikan bahwa siswa benar-benar mengalami

merasakan

kekurangan waktu dan kesempatan untuk dapat menggunakan mesin meja gambar
guna mengerjakan tugas-tugas menggambar yang diterima pada kompetensi
Menggambar Teknik. Ini membuktikan bahwasannya kebijakan yang diberikan
dari pihak sekolah benar-benar dapat membantu dalam upaya pemenuhan
kebutuhan siswa akan prasarana belajar yang berupa mesin meja gambar demi
peningkatan prestasi belajar siswa. Dengan meningkatnya prestasi belajar siswa
berarti juga peningkatan kualitas pembelajaran siswa, yang selanjutnya
merupakan perbaikan kualitas kelulusan. Ini sekaligus merupakan peningkatan
mutu sekolah, sehingga di dunia industri tidak ragu-ragu dalam menerima alumni
dari sekolah yang bersangkutan untuk diperkerjakan pada perusahaannya,
selanjutnya kepercayaan dan antusias orang tua calon siswa juga meningkat untuk
dapat menyekolahkan putranya pada sekolah tersebut. Ini berarti secara umum

14

sekolah yang bersangkutan sudah mampu mempersiapkan alumni yang


berkualitas dan berkompeten dalam bidangnya masing-masing, sesuai dengan
kebutuhan tenaga kerja di dunia industri. Selanjutnya alumni menjadi tenaga kerja
yang profesional dan bertanggungjawab pada pekerjaannya dan yang lebih besar
pada perusahaan tempat ia bekerja dan berkarya.

15

BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
5.2

Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian dapat diambil simpulan bahwa :


1.

Dari hasil uji perbedaan secara nyata rata-rata kemampuan kompetensi

Menggambar Teknik, antara kelompok kontrol dengan kelompok eksperimen


terdapat perbedaan, yaitu kemampuan kompetensi Menggambar Teknik kelompok
eksperimen lebih baik daripada kelompok kontrol.
2.

Dari hasil uji perbedaan secara nyata rata-rata motivasi siswa dalam

menggunakan mesin meja gambar, antara kelompok kontrol dengan kelompok


eksperimen terdapat perbedaan, yaitu motivasi siswa dalam menggunakan mesin
meja gambar kelompok eksperimen lebih baik daripada kelompok kontrol.
3.

Dari hasil analisis regresi terbukti bahwa pembebasan penggunaan mesin

meja gambar di luar jam pelajaran ada pengaruhnya, yaitu sebesar empat puluh
delapan koma tujuh persen.

5.2

Saran
Berdasarkan hasil penelitian dapat disarankan:

1.

Untuk pihak sekolah, agar pembebasan penggunaan mesin meja gambar

diluar jam pelajaran untuk siswa hendaknya tetap diberlakukan, kemudian perlu
dilengkapi peralatan menggambar misalnya, sablon, rapido, jangka, dan
sebagainya, karena peralatan tersebut sebagian besar / mayoritas siswa tidak
memiliki, dengan demikian lebih dimungkinkan prestasi belajar siswa akan lebih
meningkat lagi.
2.

Untuk

siswa,

hendaknya

siswa

dapat

benar-benar

memanfaatkan

pembebasan penggunaan mesin meja gambar ini dengan sebaik-baiknya, dimulai


pemanfaatan waktu, mesin meja gambar dan peralatan menggambar agar dapat
meningkatkan prestasi belajarnya.
3.

Untuk guru yang bersangkutan/mengampu kompetensi menggambar teknik,

agar selalu mengintruksikan dan mengingatkat kepada siswa, agar menggunakan


mesin meja gambar pada waktu diluar jam pelajaran untuk mengerjakan tugastugasnya.

DAFTAR PUSTAKA

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 2004. Kurikilum Sekolah Menengah


Kejuruan 4 tahun. Garis-garis Besar Program Pendidikan Dan
Pelatihan. Jakarta.
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 1999. Validasi Kurikilum Sekolah
Menengah Kejuruan 4 Tahun. Garis-garis Besar Program Pendidikan
Dan Pelatihan. Jakarta.
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 1979. Menggambar Teknik Bangunan
3. Jakarta.
Hariyadi, Sugeng, 1996. Perkembangan Peserta Didik. Semarang. IKIP Semarang
Press.
Purwadarminta, 1989. Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta : Balai Pustaka.
Saifudin Azwar, 2001. Reliabilitas dan Validitas. Yogyakarta : Pustaka Pelajar.
Suharsimi Arikunto, 2002. Prosedur Penelitian. Jakarta : Rineka Cipta.
Sudjana, 1996. Metoda Statistika. Bandung. Tarsito.
Tim Pengembangan MKDK IKIP Semarang, 1999. Profesi Kependidikan.
Semarang. IKIP Semarang Press.
Tim Pengembangan MKDK IKIP Semarang, 2000. Belajar dan Pembelajaran.
Semarang. IKIP Semarang Press.
W.S. Winkel, Psikologi Pengajaran. 1999. Jakarta : Gramedia.
Yatim Riyanto, 2001. Metodologi Penelitian Pendidikan. Surabaya : SIC.

DAFTAR SISWA KELOMPOK EKSPERIMEN

No

Kode

Nama Siswa

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30

E-01
E-02
E-03
E-04
E-05
E-06
E-07
E-08
E-09
E-10
E-11
E-12
E-13
E-14
E-15
E-16
E-17
E-18
E-19
E-20
E-21
E-22
E-23
E-24
E-25
E-26
E-27
E-28
E-29
E-30

Aan Kurniawan
Agus Tri Sajoko
Agustinus Sri Kuncoro
Andriyanto
Anton Pasha Junianto
Ari Prabowo
Ari Priyono
Eko Purnomo
Eko Yunianto
Harjito
Heri Setiawan
Indras Kristiantoro
Jarod Suwondo
Johan Nugroho
Joko Suryanto
Mahmudi
Misyatno
Mochamat Solichin
Muhamad Ridwan
Purwoko
Rahmat Wiyarko
Rohmat Purwanto
Rokhim Nuryanto
Rosid Winanto
Rosyid Ambar Muhadi
Sidik Al Ikhsan
Sriyanto
Supriyanto
Teguh Ptasetya
Tri Handoyo

DAFTAR SISWA KELOMPOK KONTROL

No

Kode

Nama Siswa

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30

K-01
K-02
K-03
K-04
K-05
K-06
K-07
K-08
K-09
K-10
K-11
K-12
K-13
K-14
K-15
K-16
K-17
K-18
K-19
K-20
K-21
K-22
K-23
K-24
K-25
K-26
K-27
K-28
K-29
K-30

Abdul Rochim
Agung Setiawan Nugroho
Agung Wirawan
Agus Anjas Setiyawan
Agus Budi Wahyono
Agus Dwi Purwanto
Agus Waluyo
Anton Fatoni
Bagus Prihatmoko
Dedi Kurniawan
Dian Argo Susjaya
Dwi Santoso
Galih Ginanjar
Hari Suprapto
Harmoko
Heru Sinar Surya
Irfanudin
M Naashrudin Makmum
Mochamat Nasir
Muhamad Rofan Robiala
Muhammad Dzuhron
Muhammad Nurhasim
Nur Cahyo Marbangun
Sarwanto
Sholeh Fajar Wibowo
Sri Joko Wahyuni
Sukitri Pamungkas
Syahid Febri Rosyadi
Wahyu Setiawan
Wardiyanto

Nama Siswa : .
No. Absen

: .

Tingkat

: .

Intrumen pengamatan untuk mengetahui motivasi siswa dalam


penggunaan mesin meja gambar untuk mengerjakan tugas gambar
perencanaan, mata diklat Menggambar Teknik dengan observasi.
I. PETUNJUK PENGISIAN

Berilah tanda cek (3 ) pada kolom kolom yang telah disediakan sesuai
dengan pengamatan anda. Kolom kolom tersebut dibagi menjadi empat yang
masing masing berisi sebuah huruf kode. Kode kode tersebut adalah: huruf A,
huruf B, huruf C, dan huruf D. arah pemberian bobot skor adalah : A, diberi skor
4; B diberi skor 3; C diberi skor 2; dan D diberi skor 1. Setiap huruf mempunyai
arti sendiri sendiri. Untuk lebih jelasnya ikutilah keterangan dibawah ini:
A : berarti siswa memanfaatkan waktu dengan efektif dan efisien, yang
dimaksud siswa benar-benar memanfaatkan waktu yang ada untuk
menggerjakan tugas, tidak banyak berbicara yang tidak perlu, tidak mondarmandir, tidak membuat suasana menjadi gaduh.
B : berarti siswa memanfaatkan waktu dengan efektif tapi kurang efisien, yang
dimaksud siswa benar-benar memanfaatkan waktu yang ada untuk
menggerjakan tugas, tapi terkadang masih berbicara yang tidak perlu,
terkadang mondar-mandir, terkadang membuat suasana menjadi gaduh.
C : berarti siswa memanfaatkan waktu kurang efektif dan kurang efisien, yang
dimaksud siswa kurang memanfaatkan waktu yang ada untuk menggerjakan
tugas, masih berbicara yang tidak perlu, mondar-mandir, membuat suasana
menjadi gaduh
D : berarti siswa memanfaatkan waktu tidak efektif dan tidak efisien, yang
dimaksud siswa tidak memanfaatkan waktu yang ada untuk menggerjakan
tugas, sering berbicara yang tidak perlu, mondar-mandir, membuat suasana
menjadi gaduh
Contoh :
Memanfaatkan waktu dengan efektif dan efisien. Apabila siswa benarbenar memanfaatkan waktu yang ada untuk menggerjakan tugas, tidak banyak
berbicara yang tidak perlu, tidak mondar-mandir, tidak membuat suasana menjadi
gaduh., maka anda memberi tanda cek pada kolom A, berarti skornya 4.

II. INSTRUMEN OBSERVASI


KOMPONEN

1. Memanfaatkan waktu dengan efektif dan efisien


untuk mengerjakan tugas gambar.
2. Rutin menggunakan mesin meja gambar di sekolah
3. Menggunakan mesin meja gambar sampai selesai
mengerjakan tugas.
4. Memeriksa kondisi mesin meja gambar sebelum
digunakan.
5. Memeriksa kelengkapan mesin meja gambar
sebelum digunakan.
6. Membersihkan mesin meja gambar sebelum diberi
kertas gambar/digunakan.
7. Mempersiapkan kertas gambar yang akan
digunakan.
8. Mengatur posisi kertas gambar dengan baik.
9. Mengatur posisi mesin meja gambar agar nyaman
dalam menggunakan.
10. Mempersiapkan peralatan menggambar.
11. Meminjam peralatan menggambar yang dibutuhkan.
12. Mengunakan peralatan menggambar dengan baik.
13. Meletakkan peralatan menggambar pada tempatnya.
14. Merawat peralatan menggambar yang digunakan
15. Mengembalikan peralatan menggambar.
16. Menggunakan mesin meja gambar dengan baik.
17. Menggunakan tempat duduk dalam menggambar.
18. Menjaga kebersihan mesin meja gambar dari coretan
pensil/rapido.
19. Membersihkan mesin meja gambar setelah
digunakan.
20. Mengatur kembali posisi mesin mesin meja gambar.
21. Menempatkan mesin meja gambar seperti semula.
22. Menempatkan kembali tempat duduk seperti semula.
23. Menanyakan kesulitan yang dialami kepada teman.
24. Minta bantuan kepada teman untuk digambarkan.
25. Bersikap sopan dan santun terhadap teman
26. Mengunakan fasilitas ruang gambar.
27. Mengatur fasilitas ruang gambar setelah digunakan.
28. Merawat fasilitas ruang gambar.
29. Menjaga kebersihan ruang gambar.
30. Membersihkan ruang gambar.

INSTRUMEN KEMAMPUAN MENGGAMBAR TEKNIK

Nama Siswa : .
No. Absen

: .

Kelas

: .

No.
1.

Gambar
Denah

Skor
Maksimal
15

a. Keterangan/simbol
b. Ukuran ruang dan ketinggian lantai
c. Organisasi ruang
2.

Tampak

a. Bentuk proposional
b. Kelengkapan
3.

Potongan

13

a. Ukuran ketinggian
b. Kelengkapan
c. Bentuk kuda-kuda
4.

Rencana Pondasi

16

a. Ukuran dan ketinggian lantai


b. Detail potongan pondasi
- Simbol
- Ukuran ketinggian
5.

Rencana Atap

14

a. Keterangan gambar
b. Perletakan gording
c. Perletakan jurai
6.

Detail konstruksi kayu

13

a. Detail daun pintu dan jendela


b. Detail kusen
c. Detail kuda-uda
7.

Denah instalasi listrik

8.

Denah instalasi air

9.

Rencana lantai

10.

Kebersihan gambar

Skor Akhir = Total Capaian / 100

Pencapaian

Keterangan

PETUNJUK PENILAIAN KEMAMPUAN MENGGAMBAR TEKNIK


1. Denah
a. Keterangan/simbol
Jika simbol pintu, jendela tembok, teras dan taman lengkap maka skor
6.
Jika dari lima simbol tersebut hanya ada empat maka skor 5
Jika dari lima simbol tersebut hanya ada tiga maka skor 4
Jika dari lima simbol tersebut hanya ada dua maka skor 3
Jika dari lima simbol tersebut hanya ada satu maka skor 2
Jika dari lima simbol tersebut tidak ada sama sekali maka skor 1
b. Organisasi ruang
Jika hubungan antara ruang public (teras, ruang tamu) dan ruang servis
(ruang makan, kamar mandi, ruang sholat) berhubungan secara
langsung dan ruang privat (kamar tidur, ruang kerja) tidak
berhubungan secara langsung maka skor 3
Jika antara ruang publik dan ruang servis tidak berhubungan secara
langsung sdan ruang privat berhubungan secara langsung maka skor 2
Jika semua ruang berhubungan secara langsung maka skor 1
c. Ukuran ruang dan ketinggian lantai
Jika ukuran lengkap (panjang dan lebar) dan ketinggian lantai berbeda
(kamar mandi: -0,02, teras: -0,02, dan lantai ruangan 0,00) maka
skor 6.
Jika ukuran lengkap dan ketinggian kamar mandi serta lantai ruangan
berbeda, maka skor 5
Jika ukuran lengkap dan ketinggian teras serta lantai ruangan berbeda,
maka skor 4
Jika ukuran lengkap dan ketinggian ketiganya sama maka skor 3
Jika ukuran hanya ada salah satu dan ketinggian berbeda, maka skor 2
Jika ukuran dan ketinggian lantai tidak ada maka skornya 1
2. Tampak
a. Bentuk Proposional
Jika tampak ukurannya sesuai dengan skala (tinggi tembok 3,5 4,0
m, kemiringan atap 30 - 35) dan bentuk atap sesuai dengan lebar
bangunan maka skor 4
Jika tampak ukurannya sesuai dengan skala dan bentuk atap tidak
sesuai maka skor 3
Jika tampak ukurannya tidak sesuai dengan skala dan bentuk atap
sesuai maka skor 2
Jika tampak ukurannya tidak sesuai dengan skala dan bentuk atap tidak
sesuai maka skor 1
b. Kelengkapan
Jika tampak lengkap dengan pintu, jendela, kusen dan atap maka skor
5
Jika dari keempat tersebut hanya ada tiga maka skor 4

Jika dari keempat tersebut hanya ada dua maka skor 3


Jika dari keempat tersebut hanya ada satu maka skor 2
Jika dari keempat tersebut tidak ada sama sekali maka skor 1
3. Potongan
a.
Kelengkapan
Jika potongan lengkap (ada pondasi, tembok, pintu, jendela, atap)
maka skor 5
Jika dari kelima tersebut hanya ada empat maka skor 4
Jika dari kelima tersebut hanya ada tiga maka skor 4
Jika dari kelima tersebut hanya ada dua maka skor 4
Jika dari kelima tersebut hanya ada satu maka skor 4
b.
Bentuk kuda-kuda
Jika bentuk kuda-kuda dan letak kuda-kuda sesuai pada tampak maka
skor 4
Jika bentuk kuda-kuda sesuai dan letak tidak sesuai pada tampak maka
skor 3
Jika bentuk kuda-kuda tidak sesuai dan letak sesuai pada tampak maka
skor 2
Jika bentuk kuda-kuda dan letak tidak sesuai pada tampak maka skor 1
c.
Ukuran ketinggian
Jika pada potongan ukuran ketinggian tepat dan lengkap maka skor 4
Jika pada potongan ukuran ketinggian tepat dan tidak lengkap maka
skor 3
Jika pada potongan ukuran ketinggian tidak tepat dan lengkap maka
skor 2
Jika pada potongan ukuran ketinggian tidak tepat dan tidak lengkap
maka skor 1
4. Rencana Pondasi
a.
Ukuran dan ketinggian lantai
Jika ukuran dan ketinggian lantai lengkap sesuai denah maka skor 4
Jika hanya ada ukurannya saja (panjang dan lebar) maka skor 3
Jika hanya ada ketinggian lantai saja maka skor 2
Jika ukuran dan ketinggian lantai tidak ada maka skor 1
b.
Detail potongan pondasi
b.1. Simbol
Jika simbol pada detail potongan lengkap (pasir urug, tanah urug,
batu kali/batu belah, spesi, traslam, sloof, keramik) maka skor 8
Jika dari ketujuh simbol tersebut hanya ada enam maka skor 7
Jika dari ketujuh simbol tersebut hanya ada lima maka skor 6
Jika dari ketujuh simbol tersebut hanya ada empat maka skor 5
Jika dari ketujuh simbol tersebut hanya ada tiga maka skor 4
Jika dari ketujuh simbol tersebut hanya ada dua maka skor 3
Jika dari ketujuh simbol tersebut hanya ada satu maka skor 2
Jika dari ketujuh simbol tersebut tidak ada sama sekali maka skor 1

b.2. Ukuran ketinggian


Jika ukuran ketinggian galian pondasi dan lebar galian pondasi
serta ukuran setiap lapisan konstruksi maka skor 4
Jika dari I ketiga tersebut hanya ada dua maka skor 3
Jika dari I ketiga tersebut hanya ada satu maka skor 2
Jika dari I ketiga tersebut tidak ada maka skor 1
5. Rencana Atap
a.
Keterangan gambar
Jika keterangan kuda-kuda, gording, jurai, reng, usuk lengkap maka
skor 6
Jika dari kelima tersebut hanya ada empat maka skor 5
Jika dari kelima tersebut hanya ada tiga maka skor 4
Jika dari kelima tersebut hanya ada dua maka skor 3
Jika dari kelima tersebut hanya ada satu maka skor 2
Jika tidak ada keterangan gambar maka skor 1
b.
Perletakan gording
Jika perletakan gording sesuai dengan ketentuan (setiap 2,5 3 m satu
gording) maka skor 4
Jika perletakan gording jaraknya lebih dari 3 m maka skor 3
Jika perletakan gording jaraknya kurang dari 2,5 m maka skor 3
Jika pada rencana atap tidak terdapat gording maka skor 1
c.
Perletkan jurai
Jika perletakan jurai dalam dan jurai luar tepat serta sesuai dengan
jaraknya maka skor 4
Jika perletakan jurai dalam dan jurai luar tepat dan jaraknya tidak
sesuai maka skor 3
Jika perletakan jurai dalam dan jurai luar tidak tepat dan jaraknya
sesuai maka skor 2
Jika perletakan jurai dalam dan jurai luar tidak tepat serta jaraknya
tidak sesuai maka skor 1
6. Detail Konstruksi Kayu
a.
Detail daun pintu dan jendela
Jika sambungan dau pintu dan daun jendela tepat serta ukurannya tepat
maka skor 4
Jika sambungan dau pintu dan daun jendela tepat tapi ukurannya tidak
tepat maka skor 3
Jika sambungan dau pintu dan daun jendela tidak tepat dan ukurannya
tepat maka skor 2
Jika sambungan dau pintu dan daun jendela tidak tepat dan ukurannya
tidak tepat maka skor 1
b.
Detail kusen
Jika sambungan kusen dan ukuran tepat maka skor 4
Jika sambungan kusen tepat dan ukuran tidak tepat maka skor 3
Jika sambungan kusen tidak tepat dan ukuran tepat maka skor 2
Jika sambungan kusen tidak tepat dan ukuran tidak tepat maka skor 1

10

Detail kuda-kuda
Jika keterangan gambar lengkap, ukuran lengkap, perletakan baut pada
sambungan tepat dan jenis sambungan lengkap maka skor 5
Jika dari keempat tersebut hanya ada tiga maka skor 4
Jika dari keempat tersebut hanya ada dua maka skor 3
Jika dari keempat tersebut hanya ada satu maka skor 2
Jika dari keempat tersebut tidak ada maka skor 1
7. Denah Instalasi Listrik
Jika perletakan lampu, daya lampu yang digunakan dan jumlah lampu
sesuai dengan kebutuhan penerangan setiap ruang dan simbol yang
digunakan lengkap maka skor 5
Jika perletakan lampu, tapi daya lampu yang digunakan dan jumlah lampu
tidak sesuai dengan kebutuhan penerangan setiap ruang dan simbol yang
digunakan lengkap maka skor 4
Jika perletakan lampu, daya lampu yang digunakan dan jumlah lampu
sesuai dengan kebutuhan penerangan setiap ruang dan simbol yang
digunakan tidak lengkap maka skor 3
Jika perletakan lampu, daya lampu yang digunakan dan jumlah lampu
tidak sesuai dengan kebutuhan penerangan setiap ruang dan simbol yang
digunakan lengkap maka skor 2
Jika perletakan lampu, daya lampu yang digunakan dan jumlah lampu
tidak sesuai dengan kebutuhan penerangan setiap ruang dan simbol yang
digunakan tidak lengkap maka skor 1
8. Denah Instalasi Air
Jika pipa penyaluran air bersih, air kotor dan air hujan terpisah maka skor
5
Jika pipa penyaluran air bersih, terpisah tapi penyaluran air kotor dan air
hujan tidak terpisah maka skor 4
Jika pipa penyaluran air bersih, dan air hujan tidak terpisah tapi
penyaluran air kotor terpisah maka skor 3
Jika pipa penyaluran air bersih, air kotor dan air hujan tidak terpisah maka
skor 2
Jika tidak ada pipa penyaluran air maka skor 1
9. Rencana Lantai
Jika penggambaran keramik sesuai dengan denah dan ukurannya lengkap
maka skor 5
Jika penggambaran keramik sesuai dengan denah dan ukurannya tidak
lengkap maka skor 4
Jika penggambaran keramik tidak sesuai dengan denah dan ukurannya
lengkap maka skor 3
Jika penggambaran keramik tidak sesuai dengan denah dan ukurannya
tidak lengkap maka skor 2
Jika penggambaran keramik sesuai dengan denah dan tidak ada ukuran
maka skor 1
c.

11

10. Kebersihan Gambar


Jika gambar bersih dari coretan pensil, bekas gambar yang dihapus dan
gambar rapi maka skor 5
Jika gambar rapi, tapi terdapat coretan pensil dan tidak ada bekas gambar
yang dihapus maka skor 3
Jika gambar tidak rapi, tidak terdapat coretan pensil dan ada bekas gambar
yang dihapus maka skor 2
Jika gambar tidak rapi, terdapat coretan pensil dan ada bekas gambar yang
dihapus maka skor 1

Anda mungkin juga menyukai