Modul Kantor Modern 2011
Modul Kantor Modern 2011
Modul ini dibuat untuk kepentingan internal pembelajaran/pelatihan bagi staf kependidikan
Universitas Indonesia. Dilarang mengutip sebagian atau seluruh bagian modul ini dalam bentuk
apapun tanpa izin tertulis dari Direktorat Pembinaan Sumber Daya Manusia Pusat Administrasi
Universitas Indonesia.
Tim produksi
Tim Penyusun
Reviewer
Modul ini diterbitkan oleh Direktorat Pembinaan Sumber Daya Manusia Pusat Administrasi UI.
DAFTAR ISI
BAB 1 PEMAHAMAN PERKANTORAN DASAR 1............................................... 1
1.1 Tenaga Kependidikan ........................................................................................................................ 4
1.1.1 Sifat dan Keterampilan Pegawai yang Diharapkan ................................................................ 4
1.1.2 Ciri-Ciri Pegawai Ideal............................................................................................................. 7
1.2 Pengertian Kantor ........................................................................................................................... 11
1.2.1 Unsur-Unsur Dasar Perkantoran .......................................................................................... 13
1.2.1.1 Pegawai ................................................................................................................... 13
1.2.1.2 Aturan ..................................................................................................................... 14
1.2.1.3 Ruang ...................................................................................................................... 15
1.2.1.4 Peralatan ................................................................................................................. 16
1.2.1.5 Filing ........................................................................................................................ 21
1.2.1.6 Formulir................................................................................................................... 23
1.2.1.7 Laporan ................................................................................................................... 23
1.3 Data/Arsip ....................................................................................................................................... 25
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1.1 Gedung Perkantoran ........................................................................................................... 1
Gambar 1.2 Gedung Kantor Pusat Administrasi Universitas Indonesia .................................................. 1
Gambar 1.3 Ruang Penyimpanan Arsip .................................................................................................. 2
Gambar 1.4 Alat-Alat Automasi Kantor................................................................................................... 3
Gambar 1.5 Menjaga Kesehatan ............................................................................................................. 9
Gambar 1.6 Makanan Sehat.................................................................................................................. 10
Gambar 1.7 Ruang Kantor Bersekat ...................................................................................................... 15
Gambar 1.8 Ruang Kantor Terbuka ....................................................................................................... 15
Gambar 1.9 Berbagai Peralatan Kantor ............................................................................................... 17
Gambar 1.10 Meja dan Kursi Pegawai .................................................................................................. 19
Gambar 1.11 Jenis-Jenis Kursi untuk Berbagai Jabatan ........................................................................ 20
Gambar 1.12 Scanner ............................................................................................................................ 21
Gambar 1.13 Sarana Fisik Penyimpanan Surat ..................................................................................... 22
Gambar 1.14 Contoh Laporan ............................................................................................................... 24
BAB 1
PEMAHAMAN PERKANTORAN DASAR 1
Universitas Indonesia (UI) memiliki visi ingin menjadi universitas riset yang berkelas
dunia, di mana untuk mencapai visi itu UI harus meningkatkan diri dalam berbagai kegiatannya,
termasuk dalam kegiatan pengelolaan administrasi atau perkantoran. Untuk bisa menjalankan
perkantoran yang modern dan berkelas dunia, UI harus menjalankan automasi dalam
pelaksanaan kegiatan perkantoran. Automasi perkantoran merupakan segala tindakan yang
dilakukan di dalam setiap kegiatan kantor menggunakan mesin-mesin pendukung kegiatan untuk
meraih tujuan setiap kegiatan.
Untuk mencapai kualitas perkantoran
yang berkelas dunia, maka kegiatan automasi
perkantoran ini harus dijalankan oleh semua
pegawai di UItanpa membedakan jabatan
dan
kedudukan
di
kantordalam
menyelesaikan tugas sesuai dengan tanggung
jawab masing-masing.
Sebagian
orang
memaknai
perkantoran sebagai segala tindakan atau
kegiatan yang dilakukan dalam menyelesaikan
pekerjaan, sementara sebagian lainnya
memaknai perkantoran sebagai deretan
bangunan, gedung, dan ruang tempat kegiatan
pegawai bekerja. Kedua pemahaman ini samasama benar. Yang terpenting adalah
bagaimana kita merencanakan, mengatur,
menjalankan kegiatan, serta menggunakan
benda-benda
perkantoran
dalam
menyelesaikan tugas dan tanggung jawab kita
dengan efisien dan efektif untuk mencapai
tujuan organisasi.
Dalam
melakukan
pekerjaannya,
seorang pegawai melakukan pekerjaan sesuai
dengan
fungsi
pekerjaannya
dalam
Perkantoran dapat memiliki dua makna, yaitu (1) segala tindakan atau kegiatan yang
dilakukan dalam menyelesaikan pekerjaan dan (2) deretan bangunan, gedung, dan ruang
tempat kegiatan pegawai bekerja.
Tujuh unsur dasar perkantoran terdiri dari pegawai (tenaga pendidik dan tenaga
kependidikan), aturan, ruang, peralatan, filing, formulir, dan laporan.
a. Loyalitas
Saudara Popon bekerja di UI sejak tahun 1995 setelah lulus dari Sekolah
Menengah Atas (SMA) sebagai pembantu pelaksana yang bertugas membuka ruangan di
salah satu Fakultas di UI. Ia sering datang terlambat masuk kerja sehingga ia terburuburu dan tidak dapat mengecek ulang daftar jadwal kerjanya. Setelah sampai pun, ia
tidak langsung menuju tempat kerjanya, melainkan mampir terlebih dahulu ke kantin
untuk sarapan pagi. Akibat keterlambatannya, ia juga terlambat membuka ruangan kelas
yang akhirnya turut mempengaruhi proses belajar mengajar yang menjadi terlambat
pula.
Di sisi lain, rekan kerja Popon sebagai pembantu pelaksana, yaitu Pipin, bekerja
di UI sejak tahun 1991 setelah lulus dari Sekolah Menengah Atas (SMA). Pipin juga
memiliki tugas membuka ruangan-ruangan. Setiap pagi, Pipin selalu datang tepat waktu,
bahkan terkadang 45 menit sebelum masuk kerja ia sudah sampai di tempat kerjanya.
Dengan demikian, Pipin masih memiliki banyak waktu untuk mengecek ulang daftar
jadwal kerjanya dan tidak terlambat membuka ruangan kelas, sehingga proses belajar
mengajar mahasiswa pun tidak terlambat.
Perilaku Pipin yang selalu datang tepat waktu merupakan bentuk loyalitas atau
kesetiaan pada pekerjaannya. Ia melakukan pekerjaannya dengan baik, teratur, dan
sesuai dengan aturan yang ditetapkan oleh organisasi tempat ia bekerja. Sebaliknya,
kebiasaan Popon yang seringkali datang terlambat serta lebih mengutamakan
kepentingan pribadi dibanding pelaksanaan pekerjaannya mencerminkan sikap pegawai
yang tidak loyal.
PENINGKATAN KOMPETENSI DASAR 1 MANAJEMEN PERKANTORAN MODERN
d. Kemampuan (Kompetensi)
Di UI, tenaga kependidikan bertanggung jawab atas pekerjaan fasilitatif bersama
dengan tenaga pendidik yang melakukan pekerjaan substantif yaitu pendidikan,
pengajaran, dan penelitian. Pekerjaan fasilitatif yang dilakukan oleh tenaga
kependidikan diperlukan agar semua kegiatan kerja di UI dapat berjalan dengan lancar
dan mencapai visi misi yang telah dicanangkan. Oleh karena itu, seyogyanya tugas
seorang tenaga kependidikan tidak selalu mengerjakan pekerjaan rutin dan hanya
menunggu hingga akhir masa kerja, melainkan harus juga mengembangkan
kompetensinya.
Tenaga kependidikan dituntut untuk dapat meningkatkan pengetahuan dan
keterampilan yang selalu mengikuti perkembangan terkini. Dengan pengetahuan dan
keterampilan tersebut, tenaga kependidikan dapat saling mengisi dan memenuhi
kekurangan satu sama lain. Mereka juga dapat bersaing serta saling mendorong pegawai
lain untuk lebih meningkatkan kemampuan, agar pekerjaan dapat diselesaikan dengan
lebih cepat, tepat pakai dan tepat guna. Selain meningkatkan kompetensi, tenaga
kependidikan juga diharapkan dapat bergaul dengan baik dengan sesama rekan kerja,
pendidik, mahasiswa, serta alumni. Keramahan dan sikap ingin membantu dengan cepat
dan tepat dalam memenuhi kebutuhan inilah yang diharapkan oleh orang-orang yang
membutuhkan layanan.
Dari penjelasan di atas, dapat kita simpulkan bahwa pegawai UI yang ideal tidak hanya
diharapkan loyal dalam bekerja mencapai visi misi UI, namun juga selalu berusaha memperbaiki
diri dalam kompetensi maupun sikapnya dalam bekerja sama dan melayani orang lain. Selain
karakteristik-karakteristik ini, ada juga ciri-ciri pegawai ideal yang perlu ditunjukkan oleh staf
kependidikan UI.
c. Berpenampilan Profesional
Ciri lain dari pegawai yang ideal adalah penampilan yang profesional. Mengapa
penampilan menjadi penting? Penampilan merupakan perwujudan citra sebuah
PENINGKATAN KOMPETENSI DASAR 1 MANAJEMEN PERKANTORAN MODERN
organisasi. Ketika orang luar melihat tenaga kependidikan UI berpenampilan rapi dan
profesional, maka orang akan memiliki kesan yang positif terhadap pegawai tersebut
maupun terhadap UI secara keseluruhan, sehingga menimbulkan keinginan untuk
bekerja sama dengan UI. Tentunya, citra yang positif ini tetap harus diiringi dengan hasil
kerja yang positif pula.
Agar staf kependidikan UI berpenampilan profesional, disediakan seragam kerja.
Seragam, yang merupakan identitas institusi, tanpa disadari memberi kebanggaan,
sekaligus mengingatkan pemakainya akan tanggung jawab terhadap institusi. Misalnya
tenaga kependidikan laki-laki di Pusat Administrasi UI mengenakan seragam kemeja
warna biru muda berlogo dan celana panjang berwarna biru tua. Sementara tenaga
kependidikan perempuan mengenakan seragam biru tua berlogo. Saat ini, ketentuan
seragam di fakultas atau unit-unit lain di UI masih berbeda-beda, namun para staf
kependidikan diharap mengenakan pakaian kerja sesuai dengan ketentuan yang berlaku
di unit kerja masing-masing.
tidak jelas. Maka, ia berinisiatif untuk melihat SOP yang memuat cara penulisan laporan
tahunan.
f.
h. Menjaga Kesehatan
i.
j.
10
a. Pelayanan Administrasi
Pelayanan administrasi merupakan tugas yang dijalankan oleh pegawai ketika
melakukan pekerjaan sesuai dengan jabatan dan tugas yang dituangkan dalam deskripsi
kerja. Misalnya, seorang tenaga kependidikan yang bekerja di unit tata usaha, tugasnya
antara lain adalah mencatat semua surat yang masuk dan keluar melalui unit tata usaha.
Semua kegiatan perkantoran yang berhubungan dengan data seperti kegiatan penulisan,
pencatatan, pencetakan, pemberkasan, perhitungan dan sebagainya disebut sebagai
kegiatan administrasi.
11
b. Pelayanan Kantor
Selain kegiatan yang berkaitan dengan data, banyak kegiatan di kantor yang
berkaitan dengan orang lain yang bertujuan untuk melayani permintaan atau kebutuhan
perorangan (baik pegawai lain atau pihak lain), unit kerja dan organisasi, serta organisasi
lain. Hubungan formal kerja dapat berjalan dengan baik dan menghasilkan produk/hasil
yang diinginkan jika disertai komunikasi tertulis. Komunikasi tertulis dapat berupa surat
(dengan berbagai jenis), formulir, dan laporan sehingga kesalahpahaman dan
kekurangan dapat dihindari. Dengan adanya komunikasi tertulis, pekerjaan administrasi
(seperti pencatatan) akan menjadi lebih mudah dan jika terjadi masalah akan lebih
mudah pula kita dalam mencari letak permasalahannya. Komunikasi tertulis juga dapat
menjadi bukti hukum. Kebiasaan berkomunikasi secara tertulis dengan administrasi yang
tertib akan menjadi nilai budaya kantor yang bersangkutan.
Tidak salah jika banyak orang memahami kantor hanya sebagai tempat atau
ruang kerja. Akan tetapi, di belakang semua pemahaman itu, kantor sebenarnya
merupakan identitas diri. Ketika ada orang bertanya kita bekerja di mana dan kita
menjawab di UI, maka tanpa kita sadari, kita memberi tahu pada orang lain bahwa kita
bekerja di sebuah institusi yang memberikan banyak manfaat bagi masyarakat dan kita
merasa bangga menjadi bagian dari institusi tersebut.
Seseorang disebut sebagai pegawai ketika ia bertugas dari pagi hingga sore bersama
dengan sejumlah orang di dalam suatu wadah organisasi untuk meraih tujuan institusi.
Kantor menjadi tempat kegiatan kerja yang memberikan manfaat bagi banyak orang
selain bagi pegawainya.
Kantor dapat berarti tempat bekerja sekaligus pekerjaan yang melaksanakan pelayanan
administrasi dan pelayanan untuk keperluan manajemen.
Pelayanan kantor merupakan kegiatan yang bertujuan untuk melayani permintaan atau
kebutuhan perorangan, unit kerja dan organisasi, serta organisasi lain.
12
1.2.1.1 Pegawai
Pegawai merupakan subjek pelaksana kegiatan kerja untuk memenuhi tuntutan dan
peraihan organisasi yang berjenjang. Pegawai ialah orang-orang yang membantu pimpinan
organisasi, baik kedudukannya sebagai pimpinan unit lini di jenjang rendah maupun staf
pembantu yang bertanggung jawab atas terlaksananya kegiatan penunjang organisasi.
Dalam menjalankan tugasnya, pegawai harus mengetahui bahwa ada aturan perintah
yang berjenjang sesuai dengan jenjang struktur organisasi. Jadi, misalnya seorang tenaga
kependidikan yang menangani masalah perawatan gedung, ketika ia mengetahui ada masalah di
gedung PAU, ia harus melaporkan hal ini kepada atasan langsungnya terlebih dahulu dan bukan
langsung ke Direktur Umum dan Fasilitas. Di lain pihak, ketika pimpinan memberi perintah ke
bawah pun harus mengikuti jenjang struktur yang telah ditetapkan. Organisasi menjalankan
manajemen untuk mengarahkan kerja para pegawai sesuai dengan peran dan status. Di sebuah
organisasi perkantoran, setiap pekerjaan yang berlangsung dan dikerjakan oleh seseorang tidak
berdiri sendiri, melainkan membutuhkan orang-orang dari unit kerja yang terkait dengan tema
pekerjaan. Pegawai tidak hanya ada dalam manajemen, melainkan juga di luar manajemen yang
disebut sebagai buruh atau pekerja.
Berdasarkan jenis pekerjaannya, pegawai dapat dibedakan atas dua golongan, yaitu:
a. Pegawai Advisory
Pegawai advisory bertugas memberi pertimbangan-pertimbangan kepada
pimpinan. Biasanya, mereka adalah orang-orang yang ahli dalam bidangnya masingmasing. Pegawai advisory seharusnya bekerja dengan cepat dan harus sudah siap
dengan usulan-usulannya jauh-jauh hari sebelum pertimbangannya ditanyakan oleh
pimpinan. Pegawai advisory hendaknya menyimpan serta memelihara data dan
informasi yang erat hubungannya dengan tugas pokok organisasi.
PENINGKATAN KOMPETENSI DASAR 1 MANAJEMEN PERKANTORAN MODERN
13
b. Pegawai Layanan
Pegawai layanan bertugas melancarkan, membantu pelaksanaan tugas pokok
dengan cara memberi pelayanan (bisa berupa surat, informasi, perhitungan, penyediaan
barang, dan sebagainya) sesuai dengan yang dibutuhkan. Yang termasuk petugas
layanan di UI misalnya pegawai bagian rumah tangga, pegawai tata usaha, pegawai
administrasi keuangan, pegawai bagian sumber daya manusia, pegawai bagian
perlengkapan, dan lain-lain. Pegawai layanan bertugas membantu kelancaran kegiatan
organisasi berupa pelaksanaan kegiatan nyata dan bukan menekankan pada pemberian
sumbangan pikiran (yang merupakan tugas pegawai advisory). Pegawai layanan
langsung bekerja menunjang kelancaran kerja organisasi.
1.2.1.2 Aturan
Setiap kegiatan perkantoran membutuhkan sejumlah aturan. Aturan dapat berupa
Undang Undang, peraturan, kebijakan, standar, pedoman, dan manual. Misalnya, pedoman
persuratan merupakan aturan yang dibutuhkan oleh setiap pegawai yang mengerjakan layanan
manajemen maupun layanan administrasi sehingga hasil surat dan dokumen seragam dalam
bentuk, bahasa, dan format.
Aturan, baik dalam bentuk Undang Undang, peraturan, maupun manual, berfungsi
sebagai standar dalam melakukan pekerjaan. Ada beberapa aturan (standar) yang perlu
dicermati dan dipelihara dalam pekerjaan, yaitu:
a. Standar Kerja
Untuk menjalankan kegiatan perkantoran perlu direncanakan dan ditetapkan bendabenda apa saja yang perlu ada, berapa jumlahnya (pengukuran kuantitas) dan
bagaimana spesifikasinya (pengukuran kualitas). Dengan kata lain, perlu diketahui
berapa jumlah peralatan kantor yang diperlukan dan bagaimana kualitas alat yang
diperlukan untuk dapat bekerja secara efektif.
b. Standar Alat
Setiap unit kantor mungkin saja membutuhkan peralatan yang berbeda untuk dapat
menjalankan kegiatan kerjanya. Misalnya, ada unit yang membutuhkan meja, komputer,
printer, telepon, lemari file dan mesin penghancur kertas, tetapi ada juga unit yang
hanya membutuhkan meja dan telepon.
14
c. Standar Lingkungan
Agar pegawai dapat bekerja dengan optimal, penataan ruang dan pencahayaan
sebaiknya mengikuti standar yang telah ditetapkan sehingga pegawai dapat bekerja
dengan nyaman.
d. Standar Proses
Untuk menjalankan perkantoran modern diperlukan beberapa standar proses kerja
seperti dalam melakukan filing, pendistribusian surat, penanganan keuangan, dan
sebagainya. Di UI misalnya, salah satu pedoman standar proses yang dipakai adalah
pedoman Tata Persuratan UI yang mengacu pada Tata Persuratan DIKNAS No.42/2006.
1.2.1.3 Ruang
15
1.2.1.4 Peralatan
Peralatan kantor berfungsi membantu pegawai dalam melaksanakan pekerjaannya. Ada
bermacam-macam perlatan kantor yang memiliki fungsi berbeda-beda. Peralatan standar yang
biasanya dibutuhkan di kantor adalah bolpoin, pensil, rak buku, sampai mesin faks, telepon dan
internet, serta mesin pemindai. Contohnya, seorang tenaga kependidikan UI menggunakan
beberapa peralatan untuk membalas surat. Draft surat dapat ditulis dengan bolpoin atau
langsung mengetiknya dengan komputer dan mencetaknya di kertas buram/bekas untuk
diberikan kepada atasan untuk diperiksa, kemudian setelah selesai dikoreksi dan dianggap
sesuai, surat dapat dicetak dengan kop surat resmi.
Biasanya, peralatan-peralatan perkantoran ini direncanakan pengadaannya melalui
pengusulan dalam sebuah Rencana Kerja Anggaran Tahunan (RKAT). Di bawah ini adalah
berbagai peralatan kantor yang biasa dipakai dalam kegiatan perkantoran:
Bolpoin
Meja tulis
Keranjang sampah
Pensil
Stempel kantor
Perforator
Amplop
Stapler
Kertas surat
Bantalan stempel
Gunting
Setip/penghapus
Rak buku
Buku Kuitansi
Mesin faks
Timbangan surat
Tinta printer
Telpon
Bloknot
LCD
Komputer
Lemari besi/brankas
Layar LCD
Printer
Kalender
Lemari filing
Buku-buku
Bak/kotak potlot/pensil
Tusukan kertas
Ordner
Mesin penghancur
kertas
16
Bloknot
Stapler
Perforator
17
LCD gantung
18
Dalam perkantoran modern, berbagai jenis kertas surat biasa digunakan untuk fungsi
yang berbeda.
Surat biasanya menggunakan kertas dengan ukuran A4 dan dengan pedoman margin
(pias) sebagai berikut:
Di kantor, ukuran meja dan kursi hendaknya mengikuti standar tertentu agar pegawai
dapat bekerja dengan nyaman. Ukuran meja dan kursi yang biasa dipakai adalah:
Kursi selain dipakai untuk duduk ketika bekerja juga merupakan simbol dari jabatan.
Kursi untuk atasan dengan jabatan yang tinggi (misalnya direktur) berbeda dengan kursi untuk
atasan dengan tataran level supervisor/manager. Kursi untuk sekretaris dan pegawai pelaksana
juga berbeda. Bentuk kursi yang berbeda-beda ini disesuaikan dengan fungsi pekerjaan. Kursi
dari pejabat biasanya lebih besar dan lebih nyaman karena pejabat lebih banyak duduk dan
harus memikirkan kebijakan-kebijakan, sedangkan anak buahnya yang lebih banyak bergerak
19
mendatangi atasan diberikan kursi kerja yang lebih ringan sehingga memudahkannya untuk
bergerak.
Kursi Direktur
Kursi Manajer
Kursi Sekretaris
Kursi Karyawan
20
1.2.1.4 Filing
yang
berlangsung
dari tindakan-
sepanjang
hidup
organisasi.
Penyimpanan dan penemuan kembali arsip
membutuhkan
sarana
fisik
penyimpanan
surat
21
Folder
Tab
Map gantung
Ordner
Di UI sendiri, sistem filing yang digunakan adalah sistem filing berdasarkan nama, subjek,
geografi dan angka, klasifikasi dan indeks relatif (yang ada di dalam pola klasifikasi UI).
22
1.2.1.6 Formulir
Formulir adalah produk sertaan (by-product) dari suatu tindakan kerja yang sama, yang
berlaku pada sejumlah orang, melibatkan objek yang sama dan berlangsung secara berulangulang. Formulir menunjukkan tindakan kerja seseorang sebagai pegawai. Dengan demikian,
penciptaan formulir dapat dilaksanakan ketika ada permintaan untuk menjalankan suatu
tindakan kerja yang berulang atau rutin. Formulir dibuat untuk menjalankan fungsi dari suatu
unit kerja. Formulir dibuat melalui permintaan kepada organisasi, dalam hal ini unit kerja yang
memiliki fungsi kerja mencipta/membuat formulir dan aturan formulir (misalnya unit yang
mengurusi manajemen kantor atau organisasi dan tata laksana).
Formulir merupakan alat untuk memperlancar komunikasi internal organisasi yang
mencerminkan metode dan prosedur yang disesuaikan dengan kebutuhan pengguna yaitu
orang-orang yang akan mengisinya dan orang-orang yang menafsir atau mengolah dan
mentransfer informasi formulir.
Unsur dasar yang diperlukan untuk membuat formulir adalah:
a. Kertas untuk formulir perlu pertimbangan mengenai keawetan, ketahanan, bobot,
ketembusan, ketebalan, permukaan, serta daya terima tinta, pensil, dan warna. Ukuran
kertas dipertimbangkan berdasarkan efisiensi dan standar penggunaan.
b. Kata-kata yang digunakan dalam formulir hendaknya jelas dan mudah dimengerti.
c. Garis dalam formulir berfungsi sebagai pembatas, pemisah, serta petunjuk.
d. Ruangan pada formulir perlu diperhatikan pemanfaatan dan pembagiannya sehingga
informasi yang diharapkan dapat dituangkan ke dalam ruangan yang disediakan.
Dalam membuat formulir kita tidak boleh lupa untuk memberikan judul pada setiap
formulir sehingga setiap orang dapat mengenali dan memahami tujuan dan fungsi formulir.
Judul sebaiknya ringkas dan jelas. Selain itu, nomor formulir juga diperlukan sebagai alat
pengenal formulir. Penomoran formulir dapat dilakukan secara urut.
Jika pengisian formulir agak rumit, diperlukan instruksi pengisian formulir. Instruksi pada
formulir merupakan penjelasan tentang apa dan bagaimana formulir yang bersangkutan harus
dikerjakan. Jika instruksi untuk pengisian formulir panjang, dapat diletakkan di halaman
belakang formulir.
1.2.1.7 Laporan
Laporan adalah wujud pertanggungjawaban pegawai dalam unit kerja yang sudah
menyelesaikan kegiatan kerja dalam suatu kurun waktu dan ruang tertentu sehingga informasi
yang dikandung dapat diketahui oleh setiap unit kerja yang ada dalam suatu organisasi,
khususnya unit-unit kerja terkait birokrasi ke atas. Laporan menjadi sarana/acuan dalam
membuat kebijakan serta mengevaluasi kegiatan kerja dan fungsi organisasi oleh atasan dan
pimpinan tertinggi serta para pemangku eksternal.
PENINGKATAN KOMPETENSI DASAR 1 MANAJEMEN PERKANTORAN MODERN
23
Laporan merupakan salah satu alat resmi dalam sistem yang ditujukan untuk
menyampaikan informasi dari bawahan kepada atasan menurut hubungan wewenang dan
tanggung jawab. Laporan bertujuan untuk memberikan gambaran tentang apa, di mana, kapan,
mengapa suatu hal terjadi, dan siapa yang bertanggung jawab terhadap kejadian tersebut.
Fungsinya adalah sebagai pertanggungjawaban dan pengawasan, penyampaian informasi, serta
bahan pengambilan keputusan.
LAPORAN
I. Pendahuluan
Maksud dan tujuan
II. Kegiatan yang telah dilaksanakan
..
..
..
III. Simpulan dan Saran
1.Simpulan
..
..
2.Saran
..
..
tanda tangan
nama jelas
(*) jabatan
(*) inisial pengonsep/pengetik/kode klasifikasi
24
Ruang, yang dapat berupa ruangan tertutup maupun terbuka, bersekat maupun tidak
Peralatan kantor (missal: bolpoin, rak buku, mesin faks, telepon, komputer ) berfungsi
membantu pegawai dalam melaksanakan pekerjaannya.
Filing, yaitu sistem penyimpanan dan temu kembali dokumen yang dihasilkan sebagai
1.3 Data/Arsip
Data/arsip merupakan produk sertaan (by-product) dari pekerjaan atau kegiatan yang
sudah, sedang, dan akan dilakukan dalam bentuk terekam secara tertulis menggunakan kertas
maupun media rekam lain, seperti media elektronik.
Ada berbagai karakteristik arsip, yaitu:
a. Arsip yang dibuat bersamaan dengan pekerjaannya, misalnya ketika membuat surat,
perlu juga dibuat pertinggal atau arsipnya.
b. Arsip yang dibentuk sebagai informasi yang menjelaskan adanya:
pencampuran (combination)
penghilangan (elimination)
penyederhanaan (simplification)
perubahan (alteration)
25
formulir-formulir
laporan
pengarahan
korespondensi
d. Arsip juga dapat berfungsi sebagai penjelasan tujuan sebuah kegiatan kantor:
menindaklanjuti
menjadi dasar pembuatan keputusan
mendukung pekerjaan di masa akan datang
Dengan demikian, setiap informasi yang memiliki nilai guna untuk masa yang akan
datang perlu disimpan agar mudah untuk ditemukan kembali setiap saat diperlukan.
26
BAB 2
PENANGANAN SURAT DAN BAHASA INDONESIA
SURAT-MENYURAT
2.1 Penanganan Surat
Pengurusan surat-surat kantor adalah suatu kegiatan yang sangat penting dalam kantor.
Organisasi pengurusan surat-surat kantor sangat berbeda dari instansi ke instansi. Dalam suatu
organisasi yang kecil, surat-surat masuk dan keluar dapat diurus oleh seorang pegawai dengan
merangkap tugas-tugas lain. Dalam suatu organisasi yang besar pengurusan surat-surat dapat
dikerjakan dalam bagian masing-masing, atau dapat juga dipusatkan di suatu bagian khusus
(bagian Sekretariat/Tata Usaha).
Pada umumnya, urusan penerimaan dan pengiriman surat-surat bersifat terpusat, yaitu
oleh bagian yang mengerjakan surat masuk dan surat keluar dari beberapa unit kerja atau kantor
lain. Contoh di Universitas Indonesia adalah bagian Rumah Tangga dan Tata Usaha, artinya
pegawai ditugasi untuk mengurus penerimaan dan pengiriman surat yang terpusat. Keuntungan
dari sistem surat terpusat ini adalah adanya keseragaman dalam pengurusan surat di semua unit
kerja, serta adanya penghematan (menghindari duplikasi surat dan penghematan sarana
kantor).
Pengurusan surat kantor adalah salah satu kegiatan yang sangat penting dalam kantor
Pengurusan surat kantor dapat dilakukan oleh seorang pegawai dengan merangkap
tugas lain (pada organisasi kecil), dalam unit masing-masing maupun unit khusus/seksi
ekspedisi (pada organisasi besar).
27
pembuka surat atau gunting untuk membuka amplop, stapler atau hechter, pensil, dan buku
agenda untuk mencatat surat-surat yang masuk.
: Kedua surat tersebut tidak boleh dibuka. Surat dari Bank tidak boleh
dibuka karena bersifat rahasia namun harus segera disampaikan kepada
orang yang dituju pada amplop. Surat amplop warna biru juga tidak
boleh dibuka karena bukan surat dinas dan hanya boleh dibuka oleh
orang yang dituju pada amplop surat.
28
Jawaban
Setelah selesai mengidentifikasi dan memisahkan surat-surat yang penting dari semua
surat yang ada, kita dapat mulai memroses surat-surat yang penting lebih dahulu dan
menyisihkan untuk sementara surat-surat yang menurut perkiraan kurang penting. Ingatlah,
sebaiknya kita tidak membuka surat-surat pribadi meskipun tidak diberi tanda rahasia pada
amplopnya atau tanda pribadi. Surat pribadi dapat dikenali dari amplop surat, yaitu tanpa nama
dan/atau lambang institusi, ditujukan secara pribadi (tanpa nama jabatan), dan tidak
mencantumkan nama jabatan pengirim. Surat pribadi ini hanya boleh dibuka jika ada perintah
dari atasan. Jika tidak ada perintah, serahkanlah kepada yang berkepentingan/bersangkutan
tanpa membukanya. Pengurusan surat yang meliputi identifikasi, membuka dan seterusnya
merupakan suatu kegiatan yang tidak erat bagi kita, tetapi memerlukan ketelitian, karena tugas
ini akan memberikan bantuan besar dari banyaknya tugas-tugas pimpinan.
Surat dinas yang berasal dari instansi pemerintah (pusat-daerah), kantor-kantor swasta,
dan perorangan
Untuk identifikasi, karena surat berjumlah banyak, perlu disediakan sarana seperti kotak
surat terbuka atau rak sortir. Agar tidak keliru mengelompokkan surat, hasil sortir surat
ditempatkan tersendiri di dalam rak terbuka, rak sortir, atau alat lain sejenisnya.
Identifikasi surat dapat dilakukan baik terhadap surat-surat yang masih tertutup dalam
amplop ataupun surat yang sudah dibuka.
29
Amplop surat yang akan dibuka ditempatkan pada semacam kotak sehingga letak
amplop surat berdiri miring.
Letakkan kotak amplop surat tertutup tersebut di depan sedikit ke sebelah kiri sejauh
panjang lengan kiri kita. Di samping kanan kotak amplop surat tertutup, letakkan
kotak yang sejenis untuk tempat amplop surat yang telah dibuka.
Untuk amplop surat yang bertutup memanjang, sebaiknya dibuka dengan pisau.
Caranya yaitu dengan meletakkan amplop surat mendatar di atas meja dengan bagian
bertutup di atas serta berada di sebelah kanan.
Pegang amplop surat dengan tangan kiri dan masukkan pisau ke dalam sela-sela
lipatan amplop surat dengan tangan kanan. Dorong pisau memanjang lipatan tutup
amplop surat.
30
Untuk amplop surat yang bertutup melebar, sebaiknya dibuka dengan pisau atau
digunting. Pertama, pastikan terlebih dahulu bahwa surat telah memenuhi seluruh
amplop surat. Geser surat di dalam amplop surat menjauhi daerah sampai bagian kanan
yang akan dipotong. Pegang amplop surat dengan tangan kiri dan dengan gunting di
tangan kanan potong melebar 2 (dua) atau 3 (tiga) milimeter memanjang tepian kanan
amplop surat. Bila ternyata surat memenuhi amplop surat, maka pembukaan amplop
surat dilakukan dengan pisau atau dengan menggunakan pembuka surat manual.
Amplop yang telah dibuka diletakkan pada kotak amplop surat yang telah dibuka
seperti letak amplop tertutup.
Untuk amplop surat bertutup memanjang, bagian yang terbuka menghadap ke atas,
lalu satu per satu amplop diambil dengan tangan kiri. Caranya, renggangkan bagian
yang terbuka dengan ibu jari kedua tangan dan ambillah surat dari dalam amplop
surat dengan jari-jari tangan kanan. Pastikan semua isi amplop surat dikeluarkan.
Untuk amplop surat bertutup melebar, bagian yang terbuka menghadap ke arah kita.
Untuk membukanya, tekanlah kedua sisi (lipatan) amplop surat agar terbuka. Putar ke
bawah amplop surat sehingga bagian yang terbuka menghadap ke bawah dan
keluarkan isi amplop surat. Pastikan semua isi amplop surat dikeluarkan.
Surat-surat yang telah dikeluarkan dari dalam amplop surat kemudian dibuka dan
diratakan/dirapikan lipatan-lipatannya. Satukan amplop dengan surat menggunakan
penjepit (klip/stapler) surat. Kemudian surat-surat disusun dan ditempatkan di dalam
kotak surat di atas meja kita. Jika diperlukan, sediakan kotak surat untuk surat-surat
khusus (urgent) dan tempatkan pada sisi yang mudah dilihat.
Surat-surat yang telah terbuka (telah ditempatkan di dalam kotak surat terbuka) satu
per satu diperiksa untuk memastikan tanda-tanda atau ciri-ciri surat sama dengan
yang terdapat pada amplop suratnya.
Periksa alamat di dalam surat apakah sesuai dengan yang ada di amplop surat. Jika
alamat (penerima) sama dan sudah distempel tanggal terima sesuai dengan amplop
surat, maka surat dan amplop disatukan dengan penjepit (klip/stapler). Jika pada
31
surat tidak terdapat alamat tujuan surat/alamat pengirim, amplop tetap disatukan
dengan surat lalu salin alamat tujuan/alamat pengirim pada surat.
Periksa lampiran pada surat apa memang benar ada dan sesuai. Jika tidak ada atau
tidak sesuai, tulis penjelasan mengenai keadaan lampiran tersebut pada lembar
disposisi dan buku agenda (pencatatan surat masuk/keluar).
Periksa isi surat apakah masih berhubungan dengan surat lain/sebelumnya sehingga
memerlukan beberapa penanganan tertentu, misalnya memerlukan berkas (file)
tertentu atau perlu diberitahukan kepada atasan sehingga memerlukan langkahlangkah tersendiri.
Setelah surat selesai diperiksa sesuai dengan tujuan alamat surat, setiap kelompok
surat perlu disusun secara sistematik, misalnya berdasarkan asal (sumber) surat,
berdasarkan urutan tanggal surat, dan sebagainya. Sistematika ini ditujukan untuk
memudahkan penanganan dan pengendalian.
Catatan: Seringkali kita mendapat surat undangan yang bersifat formal yang
tercantum RSVP pada bagian penutupnya. Ungkapan RSVP (Repondez Sil Vous Plait)
ialah tanggapan terhadap undangan yang ditunggu pengundang ketika yang
bersangkutan tidak dapat hadir. Tanggapan undangan sangat membantu persiapan
acara bagi pengelola acara dalam segala aspek, agar acara dapat berjalan
sebagaimana yang diharapkan pemilik acara. Cara menanggapi undangan cukup
dengan menelpon atau memfaksimili nomor telpon yang ada mengikuti cantuman
RSVP. Kemudian, pengelola acara akan mencocokkan tanggapan kita dengan daftar
undangan.
Surat-surat yang penting dapat diketahui dengan cara memeriksa asal surat dan
memeriksa cara pengiriman surat (misal: segera).
32
b. Bentuk Lurus
Surat bentuk lurus serupa dengan bentuk lurus penuh dalam hal tubuh surat,
dari kalimat pertama sampai kalimat terakhir. Bedanya hanyalah pada tanggal surat
serta nama dan tanda tangan pembuat surat, di mana keduanya ditempatkan di bagian
kanan kertas surat, sehingga nomor dan tanggal surat, tembusan serta nama dan tanda
tangan pembuat, pemberi dan penerima kuasa, pihak pertama dan kedua dalam surat
perjanjian, dan lain-lain dapat ditempatkan sebaris (kiri kanan).
33
Bentuk Lurus
g. pembuka
h. isi surat
i. penutup
j. salam penutup
k. nama jabatan
l. nama penanda tangan
Bentuk-bentuk surat yang umum digunakan terdiri dari bentuk lurus penuh, bentuk lurus,
dan bentuk setengah lurus.
Di UI, bentuk surat yang biasa digunakan adalah bentuk lurus dan bentuk setengah lurus.
34
b. Pembuka Surat
Pada umumnya, pembuka surat meliputi bagian awal surat (nomor, lampiran, hal),
tanggal surat, nama dan alamat tujuan surat, serta salam pembuka. Akan tetapi dalam
perkembangannya, setiap instansi, badan, ataupun organisasi dapat saja memiliki versi
pembuka surat yang berbeda-beda.
Awal surat
Semua surat dinas resmi pada umumnya diawali dengan nomor surat.
Nomor surat ini sangat penting, karena dari sini kita dapat mengetahui berapa pucuk
surat yang dihasilkan/dibuat suatu organisasi, instansi, atau perusahaan. Selain itu,
nomor surat ini juga penting untuk memudahkan kita dalam menemukan kembali
surat tersebut. Semua surat yang mempunyai isi yang sama, pasti mempunyai
nomor yang sama. Suatu surat pengumuman ujian misalnya, apabila mahasiswa
yang diuji itu berbeda, pastilah waktu ujian pun berbeda, juga tanggal ujian nya
dapat berbeda. Cukup dengan memperhatikan nomor surat, kita akan mendapatkan
surat yang kita perlukan. Sebaliknya, jika berdasarkan pada tanggal surat saja, kita
akan mengalami kesulitan dalam pencarian surat, karena pada tanggal yang sama
mungkin saja dibuat puluhan surat.
Nomor dalam surat dinas resmi ditempatkan pada bagian kiri atas surat,
lurus di bawahnya diikuti dengan kata lampiran (jika ada yang dilampirkan), dan
hal yang akan disampaikan. Tanda titik dua yang ditempatkan di belakang kata
nomor, lampiran, dan hal berada pada satu garis lurus dengan huruf akhir dari
PENINGKATAN KOMPETENSI DASAR 1 MANAJEMEN PERKANTORAN MODERN
35
kata yang paling panjang; dalam hal ini huruf n dari kata lampiran. Jarak antarbaris
satu spasi.
melainkan
Nomor :
Lampiran :
Hal
:
Nomor :
Lampiran :
Hal
:
atau
Nomor:
Lampiran:
Hal:
Apabila hal surat dianggap sangat penting, hal surat itu dapat
dicantumkan langsung di bawah kepala surat, di mana surat seperti ini dikenal
dengan nama surat berjudul. Sementara apabila hal surat dicantumkan di bawah
nomor, surat semacam ini dikenal dengan nama surat berperihal. Perlu diperhatikan
bahwa nomor surat pada sebuah surat berjudul harus ditempatkan di bawah hal
surat yang dianggap penting itu. Biasanya, hal yang dianggap penting antara lain
adalah surat keputusan, surat tugas, pemberitahuan, dan pengumuman. Nomor
surat dari surat berjudul itu harus ditempatkan tepat di bawah judul itu, tanpa
dipisahkan garis di bawahnya.
sebaiknya tidak ditulis
melainkan
PENGUMUMAN
PENGUMUMAN
Nomor: . . ./. . . . . . . ./ . . .
Nomor: . . ./. . . . . . . ./ . . .
TENTANG
TENTANG
.................
.................
Tanggal surat
Penempatan tanggal surat ditentukan oleh bentuk surat tersebut. Seperti
yang sudah dikemukakan sebelumnya (lihat bagian 2.2.1), jika digunakan bentuk
lurus penuh, tanggal surat ditempatkan di bagian kiri atas, di bawah nomor surat.
Akan tetapi, jika bentuk surat yang digunakan adalah bentuk lurus atau setengah
lurus, tanggal surat ditempatkan di bagian kanan atas surat, satu garis dengan
nomor surat.
36
Ada satu hal yang perlu diperhatikan mengenai masalah letak tanggal surat,
yaitu tanggal serta jabatan, tanda tangan, dan nama penanda tangan surat HARUS
selalu ditempatkan pada satu garis vertikal. Maksudnya, jika tanggal surat
ditempatkan di bagian kiri surat, tanda tangan pun ditempatkan di sebelah kiri (pada
surat bentuk lurus penuh). Sementara jika tanggal surat ditempatkan di bagian
kanan surat, tanda tangan ditempatkan di sebelah kanan (pada surat bentuk lurus
dan bentuk setengah lurus).
Ada kalanya, penyusun surat dinas resmi menempatkan tanggal surat
setelah Isi Surat, di bagian awal Penutup Surat di tempat biasanya ditulis salam
penutup, di atas jabatan penanda tangan surat. Secara tidak langsung hal ini
membuktikan bahwa nomor surat lebih penting daripada tanggal surat meskipun
setiap surat wajib diberi tanggal penyusunannya dan surat pribadi pada umumnya
tidak dibubuhi nomor surat.
Yang juga perlu diperhatikan dalam pembuatan surat resmi adalah
pencantuman nama kota. Untuk UI, meskipun pembuat surat (misalnya, pimpinan
universitas) berada di Depok, namun di muka tanggal surat tidak perlu dicantumkan
kata Depok, karena dalam kepala surat sudah tertera alamat Universitas Indonesia
yang memang terletak di Depok. Oleh karena itu, tidak ada gunanya nama tempat
disebutkan dua kali. Akan tetapi, karena ada beberapa fakultas dan lembaga yang
berada di Jakarta, kata Jakarta wajib dicantumkan di muka tanggal surat jika surat
itu dibuat di Jakarta.
Jadi, dalam surat berperihal, nama kota HANYA dicantumkan apabila tidak
dibuat di tempat organisasi itu terletak. Nama kota juga perlu dicantumkan di muka
tanggal surat apabila surat yang dibuat itu adalah surat berjudul. Pada surat
berjudul ini, tanggal surat ditempatkan sebelum jabatan penanda tangan surat.
37
melainkan
Yth. PT Abimanyu
Apabila di muka nama orang yang dikirimi surat itu terdapat gelar akademik,
jangan lagi ditambahkan sapaan Bapak, Ibu, atau Saudara. Ada baiknya sapaan
tidak dicantumkan, terutama jika pengirim surat tidak mengenal orang yang dikirimi
surat, karena tidak jarang pengirim surat menggunakan sapaan yang keliru.
Misalnya, tercantum pada surat sebagai berikut:
melainkan
Pada kenyataannya, Miruzam Chaer adalah seorang ibu. Jika yang tercantum
hanya Yth. Drs. Miruzam Chaer, kesalahan dianggap lebih kecil karena orang tidak
lagi membedakan Drs./Dra.
Seringkali, pengirim surat mencantumkan nama dan jabatan orang yang
dikirimi surat pada sampul surat. Mana yang harus dicantumkan terlebih dulu, nama
atau jabatan orang yang dikirimi surat? Jika surat itu surat pribadi, tidaklah menjadi
masalah. Akan tetapi, jika surat itu surat dinas ataupun surat resmi lain, sebaiknya
dicantumkan terlebih dahulu jabatan dari orang yang dikirimi surat, baru namanya.
Atau dapat juga hanya dicantumkan jabatan dari orang yang dikirimi surat.
Mengapa? Sebetulnya, surat HANYA boleh dibuka oleh orang yang namanya
tercantum pada sampul surat, dan tidak boleh dibuka oleh orang lain. Seseorang
dapat menjadi sangat marah jika surat yang ditujukan kepadanya dibuka orang. Jadi,
jika di kantor ada surat yang ditujukan kepada pribadi, surat itu tidak akan dibuka
siapa pun kecuali diminta oleh orang yang namanya tercantum pada sampul surat.
Misalnya, tercantum pada surat sebagai berikut:
38
melainkan
Apa yang akan terjadi jika surat itu sebenarnya surat dinas yang harus
segera ditanggapi, namun orang yang namanya tercantum pada sampul surat
sedang sakit, ke luar kota, atau menghadapi halangan lain sehingga surat tidak dapat
dibuka untuk waktu yang cukup lama? Hal ini menjadi alasan mengapa jika surat
yang dikirim adalah surat dinas resmi, akan jauh lebih baik untuk mencantumkan
jabatan orang yang dituju sehingga surat itu dapat dibuka oleh wakilnya,
bawahannya menurut struktur organisasi, atau orang lain yang ditunjuk.
Nama dan alamat orang/badan yang dikirimi surat tidak diungkapkan dalam
bentuk kalimat, karena itu TIDAK BOLEH diakhiri dengan titik kecuali tanda itu
mengakhiri sebuah singkatan. Nama jalan dari wilayah atau nama wilayah dari kota
madya hendaknya dipisahkan dengan tanda koma, tidak dengan tanda hubung.
melainkan
atau
atau
Salam pembuka
Kita sering melihat surat resmi/formal yang diawali dengan salam pembuka
Dengan hormat. Akan tetapi, dalam perkembangannya, salam pembuka ini
sebenarnya tidak lagi dilakukan dalam surat resmi/formal, melainkan langsung
diungkapkan isi surat. Oleh karena itu, di UI berdasarkan pedoman Tata Persuratan
yang berlaku, salam pembuka ini tidak perlu dicantumkan karena orang yang dikirimi
surat itu sudah disapa dengan Yth. (singkatan dari Yang terhormat) yang
ditempatkan di muka nama orang yang dikirimi surat, sehingga tidak perlu diulang
kembali pada salam pembuka.
39
c. Isi Surat
Isi surat, seperti semua tulisan/karangan, seyogyanya terdiri atas tiga bagian,
yaitu pembuka, tubuh, dan penutup. Pada umumnya, pembuka surat disatukan dengan
tubuh, namun ada baiknya pembuka dipisahkan dari tubuh surat. Pembuka merupakan
kalimat atau paragraf pembuka sebuah surat yang biasanya berhubungan dengan tujuan
pembuatan surat itu, baik berupa jawaban/tanggapan atas surat yang telah diterima
sebelumnya atau apa yang diharapkan dari orang/badan yang dikirimi surat.
Tubuh surat dapat berupa satu atau beberapa paragraf inti surat dinas yang
mengemukakan apa yang ingin disampaikan. Sebelum membuat draft/konsep surat,
sebaiknya pengirim surat membuat catatan apa saja yang akan dikemukakan supaya
dapat direncanakan panjangnya surat. Isi surat diakhiri dengan penutup surat, yang
merupakan kalimat atau paragraf akhir sebuah surat yang mengemukakan harapan
pengirim surat atas apa yang disampaikannya.
Semua ini dikemukakan secara singkat dan padat, namun tetap perlu
disampaikan dengan jelas agar tidak membingungkan siapa pun yang membacanya.
d. Penutup Surat
Bagian penutup surat dinas resmi terbagi atas salam penutup, jabatan penanda
tangan, nama pejabat, NIP/NUP, tembusan, lampiran (jika ada) dan inisial singkatan
nama pejabat yang berwenang.
Salam penutup
Pada umumnya, salam penutup surat resmi adalah Hormat kami. Akan
tetapi, dalam surat dinas UI tidak digunakan salam penutup, melainkan langsung
menyebutkan jabatan penanda tangan surat. Tidak jarang, di tempat salam
penutup, dicantumkan tanggal surat, bila tidak dicantumkan pada pembuka surat.
melainkan
Hormat kami,
Direktur Pembinaan SDM,
ttd.
Ir. Herr Soeryantono, M.Sc., Ph.D.
NIP195501241985031002
40
ttd.
41
Nama pejabat
Nama pejabat adalah nama orang yang menandatangani surat, baik nama
pejabat sebenarnya, maupun pejabat yang didelegasikan. Jadi, perlu diperhatikan
bahwa tanda tangan HARUS sesuai dengan nama pejabat yang dicantumkan di
bawahnya. Jika tidak, tanda tangan itu dianggap palsu meskipun surat itu
ditandatangani atas nama atau untuk beliau.
42
Tembusan
Jika surat yang ditulis itu dikirim kepada beberapa pihak, di bagian kiri
bawah perlu disebutkan kepada siapa saja surat itu kita kirim. Apabila bentuk
suratnya lurus penuh, tembusan ditempatkan di bawah nomor induk pegawai.
Apabila bentuk suratnya lurus atau setengah lurus, tembusan ditempatkan di
bagian kiri, satu garis dengan nama pejabat. Jika hanya dikirim pada satu orang,
nama pejabat/orang yang dikirimi tembusan dapat langsung ditulis. Sementara jika
lebih dari satu, maka harus diberi nomor urut pada pejabat-pejabat/orang-orang
yang dikirimi tembusan.
Karena semua surat dinas akan diarsipkan, maka di bawah tembusan TIDAK
perlu dicantumkan kata arsip atau pertinggal.
Lampiran
Jika pada surat yang dikirim dilampirkan sesuatu, pada bagian awal surat
perlu dituliskan kata lampiran, diikuti jumlah yang dilampirkan, misalnya dua
halaman/dua lembar, jika yang dilampirkan itu dua halaman mengenai masalah
yang sama. Jika yang dilampirkan terdiri dari dua masalah, berapa pun jumlah
halamannya, biasanya dituliskan dua berkas.
Dalam surat dinas resmi, lampiran ditulis di bawah nomor surat, sementara
dalam surat nondinas, lampiran ditempatkan di bawah tembusan.
43
Cap/Stempel surat
Tidak boleh dilupakan bahwa surat dinas yang dikirim HARUS dibubuhi cap
selain tanda tangan. Cap dinas dibubuhkan dengan menyentuh bagian kiri tanda
tangan dari pejabat yang menandatangani surathendaknya cap itu TIDAK
menutupi tanda tangan supaya tampak jelas wujud tanda tangannya.
Surat terdiri dari empat bagian utama, yaitu kepala/kop surat, pembuka surat, isi surat,
dan penutup surat.
Kepala/kop surat merupakan bagian yang berisi adalah lambang atau logo instansi,
nama instansi, alamat lengkap tanpa singkatan termasuk kode pos, disertai telepon,
faksimili, ratron (e-mail), dan laman (website).
Pembuka surat meliputi awal surat (nomor, lampiran, dan hal), tanggal surat, nama dan
alamat tujuan surat, dan salam pembuka.
Isi surat merupakan bagian inti surat yang terdiri dari pembuka, tubuh, dan penutup.
Penutup surat meliputi salam penutup, jabatan penanda tangan surat, nama pejabat,
NIP/NUP, tembusan, lampiran, inisial nama pengonsep surat, dan cap/stempel
organisasi.
44
45
yang membuat konsep surat masih membuat kesalahan, sebaiknya ditunjuk orang yang memiliki
kemampuan untuk menyuntingnya sebelum surat itu dikirim.
Nomor : 721/ITNS/A1/ak/VIII/09
Lamp: 1 lembar
Hal: Permohonan Pengajar
Kepada Yth.
Rektor Universitas Indonesia
Kampus Baru UI Depok
Depok 16424,Dengan hormat,
Lembaga pendidikan kami baru membuka Program Bahasa Jepang, sehingga
sangat perlu beberapa pengajar-pengajar dibidang itu.
Bersama ini kami mohon bantuan tenaga pengajar mata kuliah Pengkajian
Drama, Pengkajian Puisi, Fonologi dan Morfologi Bahasa Jepang, selain untuk
mengajar para mahasiswa kami, para pengajar-pengajar itu juga diperlukan untuk
membina para pengajar kami agar kelak mampu berdiri sendiri.
Kami percaya permohonan ini akan bapak kabulkan. Atas perhatiannya
diucapkan terimakasih.
Wassalam,
ttd.
Hamid Abdullah
Kepala Akademi Eka Usaha
Gambar 2.4 Contoh Surat yang Salah
46
Pada contoh surat tersebut, terdapat beberapa kesalahan baik pada bagian kepala surat,
pembuka surat, isi surat, dan penutup surat. Pada bagian kepala surat, beberapa kesalahan
kebahasaan yang dapat diamati pada contoh surat tersebut antara lain:
Alamat seharusnya ditulis lengkap tanpa singkatan, sehingga Jl. harus ditulis Jalan.
Di belakang nama jalan tercantum dua angka yang menunjukkan bahwa bangunan itu
terdiri atas dua kapling (nomor 1 sampai 3). Untuk menunjukkan pengertian sampai,
tanda yang seharusnya digunakan bukanlah tanda hubung, melainkan tanda pisah.
Pada mesin tik dan komputer, tanda pisah baru akan terlihat jika kita mengetik dua
buah tanda hubung di antara angka atau kata yang dimaksud, tanpa spasi. Jika
komputer tidak disiapkan untuk menghasilkan tanda pisah, akan terlihat dua buah
tanda hubung yang senilai dengan tanda pisah, (1--3), namun jika komputer disiapkan
untuk menghasilkan tanda pisah, pada layar akan terlihat 13.
Pemakaian fax. dan e-mail dalam kepala surat di atas pun salah. Kedua kata tersebut
bukan kosakata bahasa Indonesia sehingga harus dicetak miring atau ditik dengan
menambahkan garis bawah. Jika kata faksimili ingin disingkat, dapat ditik faks. Sebagai
unsur serapan, singkatan ini tidak perlu dicetak miring lagi. Sementara e-mail (electronic
mail) dalam bahasa Indonesia dipahami sebagai surat elektronik. Jika dirasa tidak perlu
untuk mencari padanan khas, frasa itu dapat digunakan dengan menyepakati singkatan
apa yang akan digunakan, apakah surat elektronik (surel) atau surat elektronik
(ratron).
47
Dengan demikian, penulisan kepala surat yang benar adalah sebagai berikut:
Sama seperti bagian kepala surat, contoh surat tersebut juga menunjukkan beberapa
kesalahan pada bagian pembuka surat, yaitu:
Awal surat tersebut diawali dengan nomor surat, lampiran, dan hal. Tidak ada
kesalahan mengenai urutan penempatannya. Jarak antarbaris untuk nama dan alamat
surat juga satu spasi. Kesalahan yang terlihat adalah dalam penggunaan tanda titik dua
dan kata lampiran yang disingkat. Tanda titik dua harus ditempatkan pada satu garis
lurus dengan huruf terakhir dari kata yang paling panjang. Karena kata lampiran tidak
boleh disingkat, kata yang paling panjang adalah lampiran dan huruf terakhirnya adalah
n.
Tanggal surat didahului penulisannya dengan nama kota tempat institusi, yaitu Jakarta.
Akan tetapi, pada kepala surat sudah dicantumkan alamat institusi tersebut, yang
terletak di Jakarta Selatan. Oleh karena itu, untuk mendukung aspek penghematan, kata
Jakarta seharusnya dihilangkan, karena penerima surat pun tahu bahwa surat itu
dibuat di Jakarta.
Semua surat yang kita buat, pasti akan dikirimkan kepada seseorang, entah seorang
direktur, manajer, kepala bagian, rekan, atau saudara kita. Karena setiap surat akan
dikirim kepada orang tertentu, kata kepada tidak perlu dicantumkan lagi. Selanjutnya,
singkatan Yth. dapat ditempatkan di muka jabatan atau nama orang yang dikirimi surat
sebagai bukti orang itu dihormati.
48
Setelah menyebutkan nama Kampus Baru UI, dicantumkan nama kota Depok, yang
maksudnya ingin menyatakan letak dari Kampus Baru UI karena selain di Depok, ada
pula yang terletak di Jakarta. Jika Kampus Baru UI itu dianggap sebagai alamat, maka
kata Depok tidak boleh dipisahkan dengan tanda hubung, tetapi harus dengan tanda
koma yang menunjukkan nama wilayah. Kota dan kode pos pun tidak perlu diakhiri
dengan tanda koma dan tanda hubung seperti yang dilakukan orang saat menulis
harga, karena cara penulisan tersebut tidak ada gunanya. Jarak antarbaris untuk nama
dan alamat yang dikirimi surat juga satu spasi.
Surat ini menggunakan salam pembuka Dengan hormat. Akan tetapu, karena orang
yang dikirimi surat sudah disapa dengan Yth., maka salam pembuka tidak perlu
dicantumkan.
Dengan demikian, pembuka surat tersebut seharusnya ditulis sebagai berikut:
Selanjutnya, akan dipaparkan kesalahan-kesalahan yang terdapat pada bagian isi surat,
antara lain:
Sebelum kata sambung sehingga dicantumkan tanda koma. Kata sehingga adalah
kata sambung yang menyatakan bahwa bagian kalimat yang ada di belakangnya
merupakan anak kalimat, sedangkan anak kalimat yang mengiringi induk kalimat TIDAK
perlu dipisahkan dengan tanda koma.
49
Sangatlah aneh untuk menyatakan bahwa Lembaga pendidikan sangat perlu beberapa
pengajar-pengajar dibidang itu. Lembaga pendidikan ini tidak dapat dikatakan perlu
pengajar, melainkan memerlukan pengajar.
Kata dibidang bukan kata kerja, melainkan kata yang menyatakan lokasi. Oleh karena
itu, di harus dipisahkan penulisannya dari kata bidang karena di hanya disatukan
penulisannya jika menyatakan suatu tindakan atau sesuatu yang dilakukan.
Paragraf berikutnya diawali dengan ungkapan bersama ini. Surat yang dikirim memang
mempunyai lampiran, tetapi kalimat awal paragraf ini sama sekali tidak merujuk pada
apa yang dikemukakan dalam lampiran surat. Jika kalimat ini mengemukakan Bersama
ini kami sertakan daftar kemampuan para pengajar yang kami perlukan, pernyataan itu
benar, terlebih karena pengajar yang diharapkan adalah pengajar senior yang mampu
membina calon pengajar yang ada.
Ungkapan akhir paragraf ini, agar mampu berdiri sendiri dapat membuat penerima
surat bingung, seolah-olah pengajar mereka cacat dan harus dibantu saat akan berdiri.
Jika yang dimaksud adalah agar pengajar mereka kelak dapat menjadi pengajar
mandiri, tidak lagi sebagai pengajar pembantu, sebaiknya dinyatakan agar kelak
mereka mampu mengampu sendiri atau menjadi pengajar mandiri.
Paragraf terakhir merupakan paragraf penutup yang memuat harapan pengirim surat.
Anehnya, sapaan yang digunakan kedua kalimat dalam paragraf ini berbeda dan
pemakaiannya pun salah. Kata sapaan bapak penulisannya HARUS diawali dengan
huruf kapital. Pada kalimat kedua, digunakan sapaan nya, padahal kata sapaan ini
biasanya digunakan untuk merujuk kepada orang ketiga (orang yang dibicarakan). Dalam
surat, kita berkomunikasi dengan kawan bicara, yang berarti sapaan merujuk pada orang
kedua. Oleh karena itu, pada paragraf ini seharusnya digunakan kata Bapak, bukan
Kita atau Saudara karena dalam surat hanya boleh digunakan satu jenis sapaan atau
rujukan untuk orang yang sama. Jangan gunakan nya jika tidak mengacu pada orang
yang dibicarakan (orang ketiga).
50
Jika tetap digunakan kata diucapkan, pelaku atau orang yang melakukannya adalah
orang ketiga, padahal dalam kalimat sebelumnya dicantumkan Kami percaya . . . .
Dengan demikian, kalimat terakhir paragraf ini seharusnya ditulis Atas perhatian Bapak
kami ucapkan terima kasih.
Terakhir, untuk bagian penutup surat, kesalahan-kesalahan yang dapat diamati pada
contoh surat tersebut antara lain:
Pada bagian pembuka surat, digunakan salam pembuka Dengan hormat, namun salam
penutupnya Wassalam. Padanan Dengan hormat adalah Hormat kami. Wassalam
TIDAK digunakan dalam surat formal, tetapi hanya boleh digunakan dalam surat pribadi
atau surat nonformal. Selain itu, kata ini seharusnya ditulis dengan huruf s tunggal,
karena dalam kata dasar bahasa Indonesia, tidak dikenal penggunaan huruf ganda.
Sebagai pengganti tanda tangan surat, hendaknya ditulis ttd. (singkatan dari kata
tertanda). Pada contoh surat ini, singkatan tadi sebaiknya dicantumkan sebagai
pengingat bahwa di tempat itu wajib dibubuhkan tanda tangan. Tanpa tangan tangan,
surat apa pun dianggap tidak sah; cap tanpa tanda tangan pun tidak sah.
51
Kesalahan terakhir yang terlihat adalah jabatan penanda tangan surat, di mana
dicantumkan Kepala Akademi Eka Usaha. Apa yang menyebabkan pernyataan ini
dikatakan salah? Pada kepala surat telah tertulis Akademi Eka Usaha sehingga tidak
dapat dipungkiri bahwa semua hal berasal dari organisasi/institusi ini. Jadi, di tempat
jabatan surat, Akademi Eka Usaha tidak perlu dicantumkan lagi, melainkan cukup
ditulis Kepala. Maksudnya pun tetap menunjukkan orang dan jabatan yang sama,
namun tidak perlu diulang.
Dengan demikian, isi surat tersebut seharusnya ditulis sebagai berikut:
52
Berdasarkan uraian di atas, selanjutnya akan dipaparkan cara penulisan surat tersebut
sebagaimana mestinya.
Nomor : 721/ITNS/A1/ak/VIII/09
Lampiran : 1 lembar
Hal
: Permohonan Pengajar
10 Agustus 2009
53
BAB 3
TATA PERSURATAN UNIVERSITAS INDONESIA
Kegiatan formal perkantoran adalah proses komunikasi tertulis yang dilakukan melalui
surat. Surat-menyurat sangat penting dalam setiap organisasi perkantoran karena merupakan
rangkaian kegiatan yang berkenaan dengan pengiriman informasi. Kegiatan surat-menyurat
dimulai dari penyusunan, penulisan, serta pengiriman oleh dan kepada pihak yang dituju (unit
kerja).
Dalam penyusunan surat, kita harus memperhatikan berbagai unsur seperti pemakaian
bahasa Indonesia yang baik dan benar serta bentuk surat. Saat modul ini diterbitkan, tata cara
surat-menyurat di lingkungan Universitas Indonesia mengacu kepada Tata Persuratan nomor
1575/SK/R/UI/2009.
54
Universitas
Indonesia/Fakultas/Program
55
56
57
c. Nota Dinas
Nota dinas adalah surat yang dibuat oleh atasan kepada bawahan berisikan catatan atau
pesan tentang suatu pokok persoalan kedinasan. Nota dinas terdiri atas bagian-bagian
berikut:
kepala,
pembuka,
isi,
penutup.
58
d. Memo
Memo adalah catatan singkat yang ditik atau ditulis tangan oleh atasan kepada bawahan
atau dari bawahan kepada atasan serta sesama pegawai, tentang pokok persoalan
kedinasan. Memo terdiri atas bagian-bagian berikut:
kepala,
pembuka,
isi,
penutup.
59
e. Surat Pengantar
Surat pengantar adalah surat yang ditujukan kepada seseorang atau pejabat yang
berfungsi untuk mengantar surat, dokumen, barang, dan/atau bahan lain yang
dikirimkan. Surat pengantar dapat berbentuk surat dinas biasa atau surat berbentuk
kolom. Surat pengantar terdiri atas beberapa bagian, yaitu:
kepala surat,
pembuka surat,
isi surat,
penutup surat.
60
61
f.
Surat Edaran
Surat edaran adalah surat yang berisi penjelasan atau petunjuk tentang cara
pelaksanaan suatu peraturan perundang-undangan dan atau perintah. Surat edaran
terdiri atas bagian-bagian berikut:
kepala surat,
pembuka surat,
isi surat, dan
penutup surat.
62
g. Surat Undangan
Surat undangan merupakan suatu pemberitahuan kepada seseorang untuk menghadiri
suatu acara pada waktu dan tempat yang telah ditentukan. Surat undangan dapat
berbentuk lembaran surat maupun kartu. Surat undangan yang berbentuk lembaran
terdiri atas bagian-bagian berikut:
kepala surat,
pembuka surat,
isi surat, dan
penutup surat.
63
Sementara surat undangan yang berbentuk kartu terdiri atas bagian-bagian berikut:
kepala surat,
isi surat, dan
penutup surat.
64
h. Surat Tugas
Surat tugas adalah surat yang berisi penugasan dari pejabat yang berwenang kepada
seseorang untuk melaksanakan suatu kegiatan adminisratif maupun akademik. Surat
tugas dapat berbentuk lembaran surat maupun berbentuk kolom. Surat tugas terdiri
atas bagian-bagian berikut:
kepala surat,
pembuka surat,
isi surat, dan
penutup surat.
65
66
i.
Surat Kuasa
Surat kuasa adalah surat yang berisi kewenangan kuasa untuk bertindak atau melakukan
kegiatan atas nama pemberi kuasa. Surat kuasa tediri atas bagian-bagian berikut:
kepala surat,
pembuka surat,
isi surat, dan
penutup surat.
67
j.
Surat Pendelegasian
Surat pendelegasian adalah surat yang berisi kewenangan penerima delegasi untuk
bertindak atau melakukan suatu kegiatan atas nama pimpinan. Surat pendelegasian
terdiri atas bagian-bagian berikut:
pembuka,
identitas para pihak penanda tangan,
nomor surat,
isi surat, dan
tanggal penandatangan surat,
penutup surat.
68
k. Surat Pengumuman
Surat pengumuman merupakan surat yang mengumumkan mengenai suatu hal yang
ditujukan kepada sivitas akademika maupun masyarakat umum. Surat pengumuman
terdiri atas bagian-bagian berikut:
kepala surat,
pembuka surat,
isi surat, dan
penutup surat.
69
l.
Surat Pernyataan
Surat pernyataan adalah surat yang menyatakan kebenaran suatu hal, disertai dengan
pertanggungjawaban atas pernyataan tersebut. Surat pernyataan terdiri atas bagianbagian berikut:
kepala surat,
pembuka surat,
isi surat, dan
penutup surat.
70
m. Surat Keterangan
Surat keterangan adalah surat yang berisi keterangan mengenai suatu hal agar tidak
menimbulkan keraguan. Surat keterangan terdiri atas bagian-bagian sebagai berikut:
kepala surat,
pembuka surat,
isi surat, dan
penutup surat.
71
n. Berita Acara
Berita acara adalah surat yang berisi laporan tentang suatu kejadian atau peristiwa,
waktu dan tempat kejadian, keterangan, dan petunjuk lain sehubungan dengan kejadian
atau peristiwa tersebut.
72
Dalam surat-menyurat, kita harus memperhatikan berbagai unsur, seperti pemakaian bahasa
Indonesia yang baik dan benar serta bentuk surat.
Pengertian surat dinas adalah sarana komunikasi yang digunakan secara tertulis, terdiri dari
sehelai atau lebih kertas yang berisi pemberitahuan, permohonan, undangan, dan
sejenisnya, yang disampaikan oleh satu unit kerja kepada unit kerja lain, baik internal
maupun eksternal.
Jenis surat Universitas Indonesia antara lain: surat dinas, surat keputusan, nota dinas,
memo, surat pengantar, surat edaran, surat undangan,surat tugas, surat kuasa, surat
pendelegasian, surat pengumuman, surat pernyataan, surat keterangan dan berita acara.
Bentuk atau gaya surat yang digunakan di lingkungan Universitas Indonesia adalah bentuk
setengah lurus dan bentuk lurus.
73
nomor telepon
nomor faksimili
nomor kotak pos
alamat e-mail
74
b. Nomor Surat
Surat dinas yang dikirim ke luar lingkungan Universitas Indonesia dan di dalam
lingkungan Universitas Indonesia perlu diberi nomor surat. Pencatuman nomor surat ini
ditujukan untuk:
Nomor: 4712/PT02.H4.FIB/Q/2009
Tahun pembuatan surat
Kode masalah
Kode fakultas
Kode jabatan
Kode perguruan tinggi
Nomor surat keluar
Gambar 3.16a Contoh Nomor Surat yang Digunakan oleh Universitas Indonesia Tahun 2009
75
Keterangan
4712 : menunjukkan nomor surat keluar
PT02 : menunjukkan kode perguruan tinggi (Universitas Indonesia)
H4
: menunjukkan kode jabatan (H4: jabatan dekan, H5: wakil dekan bidang akademik )
FIB
: menunjukkan Kode masalah (masalah yang terdapat pada surat seperti: Q,C,U,B )
Nomor: 1077/H2.F7.D/SDM.02.04.01/2010
Tahun pembuatan
Kode hal
Kode jabatan
Kode fakultas
Kode Universitas Indonesia
Nomor surat keluar
Gambar 3.16b Contoh Nomor Surat yang Digunakan oleh Universitas Indonesia Tahun 2010
Keterangan
1077
H2
F7
76
Sementara dalam surat berjudul, nomor surat ditempatkan di bawah judul surat,
di tengah bagian surat.
77
c. Tanggal Surat
Penulisan tanggal untuk surat dinas Universitas Indonesia yang menggunakan
kepala/kop surat tidak diawali oleh nama kota, karena nama kota telah tercantum pada
kepala surat. Bila tanggal ditempatkan di bagian bawah kanan kertas surat, yaitu pada
surat berjudul, nama kota wajib ditulis. Di dalam surat dinas, penulisan tanggal, bulan
dan tahun HARUS lengkap, TIDAK BOLEH disingkat dan nama bulan TIDAK BOLEH diganti
dengan angka.
78
d. Lampiran
Surat dinas ada yang menyertakan dan ada pula yang tidak menyertakan
lampiran. Lampiran adalah sesuatu yang melengkapi sebuah surat. Kelengkapan itu
umumnya berupa dokumen yang merupakan kesatuan dengan surat pengantarnya.
Surat yang menyertakan lampiran mempunyai dua fungsi, yaitu sebagai sarana untuk
menyampaikan maksud tertentu dan sebagai pengantar untuk lampirannya. Contoh
sesuatu yang dilampirkan misalnya laporan, faktur, kuitansi, berkas dokumen, brosur,
pamflet, dan sejenisnya. Dalam surat dinas, lampiran ditempatkan di bagian kiri atas, di
bawah nomor surat, dan dituliskan jumlah lampirannya. Dengan adanya notasi lampiran,
pembaca surat dapat segera mengetahui bahwa surat itu mempunyai lampiran dan akan
memeriksanya. Seandainya tercatat ada lampiran, tetapi ternyata lampiran tidak ada
atau kurang, dengan mudah pembaca surat akan mengetahuinya.
Catatan:
Istilah berkas, lembar, eksemplar, dan bundel tergantung kebutuhan.
Gambar 3.19 Contoh Penulisan Lampiran Surat Dinas
79
e. Hal
Pegawai harus dapat menganalisis hal surat, karena bagian ini berfungsi untuk
memberikan petunjuk kepada pembaca surat tentang masalah pokok surat. Untuk surat
berjudul, hal surat dapat ditulis dengan sistem judul seperti Surat Keputusan, Surat
Perjanjian, dan Surat Perintah. Sementara untuk surat berperihal, penulisan hal surat
mulai dari pias kiri, tanpa diberi tanda titik.
f.
80
g. Salam Pembuka
Dalam surat dinas, TIDAK perlu dicantumkan salam pembuka, seperti Dengan
hormat, Salam sejahtera, Assalamualaikum wr.wb, atau Ibu/Bapak yang terhormat.
Salam pembuka untuk surat dinas Universitas Indonesia sudah diintegrasikan ke dalam
alinea pembuka surat.
81
h. Isi surat
Isi surat dinas Universitas Indonesia terdiri tiga macam alinea, yaitu alinea
pembuka, alinea transisi dan alinea penutup.
Alinea pembuka
Alinea pembuka pada surat berfungsi sebagai pengantar bagi pembaca untuk
mengetahui masalah pokok surat.
Alinea transisi
Alinea transisi adalah semua alinea yang terdapat antara alinea pembuka dan alinea
tertutup. Alinea transisi berisi uraian, keterangan, atau penjelasan tentang masalah
pokok surat yang sudah terdapat dalam alinea pembuka. Alinea transisi ini sangat
penting karena di dalamnya terdapat isi surat atau pesan yang disampaikan oleh
pengirim surat.
82
Alinea penutup
Alinea penutup berisi suatu kesimpulan yang berfungsi untuk menandakan uraian
masalah pokok surat sudah selesai.
i.
83
j.
84
85
l.
86
m. Tembusan
Surat dinas akan mempunyai tembusan bila kopi surat dikirimkan kepada pihak
ketiga yang terkait dengan surat yang dikeluarkan. Tembusan berfungsi sebagai
pemberitahuan kepada pihak tertentu yang harus mengetahui surat yang dikeluarkan
karena menyangkut bidang tugasnya sehingga kepadanya perlu diberikan tembusan.
Pada bagian tembusan, tidak perlu dicantumkan kata arsip atau pertinggal karena
semua surat dinas akan diarsipkan.
87
88
89
Surat dinas Universitas Indonesia terdiri atas: kepala/kop surat, pembuka surat (nomor surat,
tanggal, lampiran, hal, alamat tujuan surat), isi surat, serta penutup surat (jabatan penanda
tangan, tanda tangan dan nama penandatangan, NIP/NUP, cap/stempel, tembusan, dan
inisial pengonsep).
Kepala surat berfungsi sebagai identitas organisasi; mengetahui nama dan alamat
organisasi; dan untuk memberikan informasi dan keterangan tentang organisasi.
Nomor surat dinas digunakan untuk memudahkan pengaturan surat; penyimpanan, dan
penemuan kembali surat; serta untuk mengetahui jumlah surat yang dikeluarkan dalam
waktu tertentu.
Tanggal surat dinas berperihal tidak diawali nama kota, tetapi dalam surat dinas berjudul,
nama kota wajib ditulis.
Lampiran digunakan untuk melengkapi surat (jika ada), yang umumnya berupa berkas
dokumen, brosur, dan pamflet.
Hal surat berfungsi untuk memberikan petunjuk kepada pembaca tentang masalah pokok
surat.
Isi surat dinas terdiri dari 3 (tiga) alinea, yaitu alinea pembuka, transisi, dan penutup.
Jabatan penanda tangan surat adalah pejabat yang memiliki jabatan dan wewenang untuk
menandatangani surat.
Nomor Induk Pegawai atau Nomor Urut Perekaman dicantumkan di bawah nama pejabat
penanda tangan surat.
Tembusan surat dicantumkan jika surat tersebut harus dikirimkan kepada pihak ketiga yang
memiliki hubungan dengan surat yang dikeluarkan.
Inisial pengonsep surat dinas adalah singkatan nama orang yang berhak mengonsep surat
sesuai dengan tanggung jawab yang terdapat dalam struktur organisasi.
90
5.
6.
7.
8.
nomor surat
hal surat
lampiran
keterangan
nomor urut
tanggal surat
nomor surat
hal surat
5. penerima surat
6. lampiran
7. keterangan
91
nomor urut
tanggal pengiriman
nomor surat
diterima oleh
5. pada tanggal
6. pukul penerimaan
7. tanda tangan penerima surat
d. Lembar Disposisi
Surat masuk untuk pimpinan di lingkungan Universitas Indonesia diberi lembar
disposisi. Lembar disposisi adalah suatu formulir pengendalian surat masuk yang
digunakan untuk mengendalikan dan mengarahkan surat masuk ke dalam suatu unit
kerja. Formulir disposisi berisi kolom-kolom untuk mencatat:
1.
2.
3.
4.
5. kode klasifikasi
6. alamat yang dituju dalam disposisi
7. tempat catatan singkat yang diperlukan
92
UNIVERSITAS INDONESIA
FAKULTAS ILMU PENGETAHUAN BUDAYA
KAMPUS UI, DEPOK 16424
LEMBAR DISPOSISI
Nomor agenda:
Tanggal:
Nomor klasifikasi:
Dari:
Dekan
Wakil Dekan
Kepada:
Sekretaris Fakultas
Manajer Keuangan
Apabila telah selesai persoalannya mohon surat (berkas) ini dikembalikan ke Sekretariat Fakultas Ilmu Pengetahuan
Budaya UI
93
Perlengkapan surat terdiri dari buku agenda surat masuk dan keluar, lembar disposisi,
buku pengantar, dan lain-lain.
Buku registrasi (agenda) surat masuk berfungsi sebagai alat untuk mencatat surat masuk
dari unit kerja atau organisasi lain.
Buku registrasi (agenda) surat keluar berfungsi sebagai alat untuk mencatat surat keluar
suatu organisasi.
Buku ekspedisi/buku pengantar surat dipergunakan untuk pengawasan waktu dan cara
pengiriman surat, baik di lingkungan Universitas Indonesia dan untuk organisasi lain.
Lembar disposisi adalah suatu formulir pengendalian surat masuk yang dipergunakan
untuk mengendalikan dan mengarahkan surat masuk ke dalam suatu unit kerja di
lingkungan Universitas Indonesia.
a. Sistem Nomor
Sistem nomor adalah sistem penyimpanan surat/arsip yang berdasarkan kode
nomor sebagai pengganti dari nama orang atau nama badan. Pemberkasan
berdasarkan nomor merupakan sistem yang paling sederhana. Surat/arsip diatur
berdasarkan urutan angka seperti 01, 02, 03, 04 dan seterusnya. Sistem ini umumnya
digunakan untuk penyimpanan cek, slip pembayaran, giro, NIP/NUP, dokumen
personil, pasien, dan sebagainya.
94
b. Sistem Abjad
Sistem abjad adalah sistem penyimpanan arsip yang diatur berdasarkan abjad
nama orang, nama badan/organisasi, nama subjek, dan nama lokasi geografis. Sistem
ini digunakan untuk penyimpanan surat/arsip nama pegawai, nasabah, langganan,
pasien, nama mahasiswa, dan sejenisnya.
Kemahasiswaan
PDP.00.01
Kesejahteraan Mahasiswa
PDP.00.01.00
Beasiswa
95
Gambar 3.34 Contoh Penyimpanan Surat yang Benar, Sesuai dengan Sistem Pola Klasifikasi
Sistem filing atau pemberkasan surat adalah kegiatan mengatur dan menyusun surat dalam
suatu tatanan yang sistematis ke dalam kelompok tertentu.
Sistem pemberkasan terdiri dari sistem nomor (berdasarkan kode nomor), sistem abjad
(berdasarkan abjad nama orang, badan/organisasi, subyek, atau lokasi geografis), sistem
subyek (berdasarkan masalah/subyek dalam surat/arsip), dan sistem pola klasifikasi
(berdasarkan jenis transaksi, kegiatan, dan fungsi organisasi secara menyeluruh).
96
BAB 4
PENUTUP
Kantor merupakan wadah penciptaan dokumen para pegawai berdasarkan pembagian
kerja untuk bekerja bersama meraih tujuan organisasi secara berjenjang dengan memanfaatkan
unsur-unsur perkantoran. Kegiatan perkantoran menuntut pegawainya untuk dapat
menyandang tanggung jawab kerja, bekerja secara tepat pakai dan tepat guna dalam mengelola
diri sendiri maupun unit kerja terkait. Ketika pegawai dapat memenuhi harapan dari organisasi
tempat ia bekerja, ia akan dinilai sebagai pegawai yang berprestasi.
Dalam pencapaian tujuan jangka pendek organisasi, seorang pegawai diharapkan
mampu menciptakan dan menggunakan dokumen dalam pekerjaannya sehingga koordinasi dan
komunikasi organisasi terus terjaga. Salah satu bentuk komunikasi formal tertulis dapat
dilakukan melalui surat-menyurat. Surat-menyurat sangat penting dalam setiap organisasi
perkantoran karena merupakan rangkaian kegiatan yang berkenaan dengan pengiriman dan
penerimaan informasi. Kegiatan surat-menyurat dimulai dari penyusunan, penulisan, serta
pengiriman kepada dan oleh pihak yang dituju (unit kerja).
Dalam penyusunan surat, kita harus memperhatikan berbagai unsur seperti pemakaian
bahasa Indonesia yang baik dan benar serta bentuk surat. Kita perlu memperhatikan agar suratmenyurat sesuai dengan prosedur yang berlaku, karena hal ini mencerminkan citra profesional
dari UI.
97
98