Anda di halaman 1dari 5

Judul resume : Teori belajar kognitif dan penerapannya dalam pembelajaran

Keperluan ditulisnya resume : untuk memenuhi tugas terstruktur mata kuliah belajar dan
pembelajaran pada pokok sub teori belajar kognitif dan penerapannya dalam pembelajaran
Nama : Ella Rahmawati Hamiatin
Tempat dan waktu : Malang, 02 September 2015

Teori Belajar Kognitif


Istilah kognitif menjadi populer sebagai salah satu domain atau wilayah psikologis
manusia yang meliputi setiap prilaku mental yang berhubungan dengan pemahaman,
pertimbangan, pengolahan informasi, pemecahan masalah, kesengajaan dan keyakinan.
Mengembangkan kemampuan intelek atau kognitif nerupakan bagian tujuan
pendidikan di Indonesia untuk mencerdaskan bangsa. Intelek adalah kemampuan jiwa atau
psikis yang relatif menetap dalam proses berpikir untuk membuat hubungan-hubungan
tanggapan, serta kemampuan memahami, menganalisis, mensistesiskan dan mengevaluasi.
Intelektual berfungsi dalam proses pembentukan konsep dilakukan melalui pengindraan,
pengamatan, tanggapan, ingatan dan berpikir (Inggridwati, 2007).
Menurut Jean Piaget dalam teori kognitifnya mendefinisikan perkembangan kognitif
merupakan suatu proses yang terbentuk melalui interaksi yang konstan antara konstan
individu dengan lingkungannya.
Menurut Piaget, proses belajar sebenarnya terdiri dari tiga tahapan, yaitu :
-

Asimilasi proses penyatuan informasi baru ke struktur kognitif yang sudah ada

dalam benak siswa.


Akomodasi proses penyesuaian struktur kognitif ke daam situasi baru.
Equilibrasi
proses penyesuaian berkesinambungan antara asimilasi dan
akomodasi.

Menurut Muhammad Surya (Psikologi Pembelajaran dan Pengajaran, 2004) terhadap


teori perkembangan kognitif Piaget dalam pengajaran yaitu:
a. Memberikan peluang kepada anak agar anak bias belajar sesuai dengan tahap
perkembangannya.
b. Bahasa dan cara berfikir anak berbeda dengan orang dewasa oleh karena itu dalam
mengajar, guru hendaknya menggunakan bahasa yang sesuai dengan kemampuan cara
berfikir anak.
c. Bahan yang dipelajari anak hendaknya dirasakan baru tetapi tidak asing.
d. Anak-anak akan lebih baik apabila dapat menghadapi lingkungan dengan baik, artinya
guru harus membantu agar anak dapat berinteraksi dengan lingkungan dengan sebaikbaiknya.
Dalam arti perkembangan kognitif bagi proses belajar siswa itu ada tiga, yaitu:
1. Mengembangkan kecakapan kognitif
Sekurang-kurangnya ada dua macam kecakapan kognitif siswa yang amat perlu
dikembangkan secara khususnya oleh para guru yakni strategi belajar memahami isi
materi pelajaran dan strategi meyakini arti penting isi materi pelajaran dan aplikasinya
serta menyerap pesan-pesan moral yang terkandung dalam materi pelajaran tersebut.
2. Mengembangkan kecakapan afektif
Keberhasilan pengembangan ranah kognitif tidak hanya akan membuahkan kecakapan
kognitif, tetapi juga menghasilkan kecakapan ranah afektif.
3. Mengembangkan kecakapan psikomotor.
Kecakapan psikomotor ialah segala amal jasmaniah yang konkret dan mudah diamati,
baik kuantitasnya maupun kualitasnya, karena sifatnya yang terbuka.
Menurut piaget, proses belajar harus disesuaikan dengan tahap perkembangan kognitif
yang dilalui siswa, yang dalam hal ini piaget membaginya menjadi 4 tahap, yaitu tahap
sensori-motor, tahap pra-opersional, tahap operasional konkret, dan tahap operasional
formal.
a. Tahap Sensori Motor ( 0- 2 Tahun)
Selama perkembangan dalam periode sensori motor yang berlangsung sejak anak lahir
sampai usia dua tahun intelegensi yang dimiliki anak masih berbentuk primitif dalam arti
masih didasarkan pada prilaku terbuka. Pada tahap ini perkembanag mental ditandai oleh
kemajuan yang besar dalam kemampuan bayi untuk mengorganisasikan dan

mengkoordinasikan sensasi (seperti melihat dan mendengar) melalui gerakan-gerakan dan


tindakan fisik
b. Tahap Praoperasional (2-7 tahun)
Pada perkembangan pra operasional terjadi pada dirir anak ketika berumur 2-7 tahun.
Perkembangan ini bermula pada saat anak telah memkiliki penguasaan sempurna
mengenai objek permanence. Artinya, anak tersebut sudah memiliki kesadaran akan tetap
eksisnya suatu benda yang harus ada atau bisasa ada. Walaupun b \enda tersebut sudah ia
tinggalkan, atau sudah tak dilihat dan tak didengar lagi. Perolehan kemampuan berupa
kesadaran terhadap eksistensi. Pada tahap pra operasional, anak mulai menggunakan
bahasa dan simbol yang paling sederhana, anak sudah mulai melakuka gerakan-gerakan
sederhana dan menbuat sesuatu yang ia pahami sendiri.
c. Tahap Konkrit Operasional (7-11 tahun)
Di dalam priode opoersional konkret yang berlangsung selama usia 7 hingga 11 tahun,
anak masih tergantung pada rupa benda namun dia telah mampu mempelajari kaidah
mengenai lingkungannya secara lebih canggih. Anak-anak dalam rentang usia 7-11 tahun
baru mampu berpikir sistematis mengenai benda-benda dan peristiwa-peristiwa yang
konkret.
d. Tahap Formal Operasional (11 tahun sampai dewasa)
Pada tahap ini individu melampaui dunia nyata, pengalaman-pengalaman konkret dan
berfikir secara abstrak dan lebih logis. Dalam perkembangan kognitif tahap akhir ini
seorang remaja telah memiliki kemampuan mengkoordinasikan baik secara simultan
(serentak) maupun berurutan dua ragam kemampuan kognitif, yakni: kapasitas
menggunakan hipotesis dan kapasitas menggunakan prinsip-prinsip abstrak.
Secara umum semakin tinggi tingkat kognitif seseorang semakin teratur dan juga semakin
abstrak cara berpikirnya.

Berdasarkan
pemikiran Bruner tentang pembentukan konsep teori belajar kognitif, pentingnya struktur,
kesejajaran perkembangan kognitif dan bahasa dan teori intruksi, maka belajar penemuan
menunuk pada suatu kreatifitas manusia terhadap tatanan dan penglamaN dan secara
epistimologis kreatifitas itu merupakan konsep percaya diri.
Sementara itu Ausubel (1978) berpendaapat bahwa belajar konsep bertalian dengan
rasional psikologi dan deduksi dari metode penemuan, serta btasan psikologi dan edukasi
dari

belajar

penemuan.

Asumsi

dari

pendapat

Ausubel

dimaksudkan

untuk

mengevaluasikan hasil belajar dan teknik mengajar pemecahan masalah serta


pengetahuan metode ilmiah, dan dimaksudkan untuk menyadarkan bahwa semua
pengetahuan yang nyata adalah justru dari hasil penemuan itu sendiri.
Menurut ahli para psikologi kognitif, pendayagunaan kapasitas ranah kognitif
manusia sudah mulai berjalan sejak manusia itu mendayagunakan kapasitas motor dan
sensorinya.
Teori belajar kognitif merupakan suatu teori belajar yang lebih mementingkan proses
belajar daripadsa hasil belajar. Bagi penganut aliran ini, belajar tidak sekedar melibatkan
hubungan antar stimulus dan respons. Namun lebih dari itu, belajar melibatkan proses
berpikir yang sangat kompleks. Prinsip-prinsip dasar psikologi yaitu belajar aktif, belajar
lewat interaksi sosial dan lawat pengalaman sendiri. Teori ini sangat erat berhubungan
dengan teori sibernetik

Pertanyaan
1.

DAFTAR RUJUKAN
Kurnia, Ingridwati. 2007. Perkembangan Belajar Peserta Didik. Jakarta: Ditjen Dikti
Depdiknas.
Margaret Bell, et al, 1991. Belajar dan Membelajarkan. Jakarta: Seri pustaka teknologi
pendidikan Universitas Terbuka
Mohammad Surya, 2004. Psikologi Pembelajaran dan Pengajaran. Yogyakarta: Pustaka
Bani Quraisy
http://ebijuanda.net/d0l0/Karya%20Ilmiah/Jurnal%204/edukasi2012edisi
%202/3TEORIPERKEMBANGANKOGNITIFDALAM.pdf

Anda mungkin juga menyukai