Anda di halaman 1dari 37

LAPORAN KASUS

ALOPESIA AREATA

Pembimbing : dr. Aris Budiarso, Sp. KK


Disusun oleh : Sitta Grewo Liandar

IDENTITAS PASIEN

Nama
: A.K
Usia
: 20 tahun
Jenis Kelamin
: Laki-laki
Alamat
: Leksono, Wonososbo
Suku
: Jawa
Agama
: Islam

Anamnesis
(Autoanamnesis)

Keluhan Utama
Rambut rontok sejak 6 bulan yang lalu

Riwayat Penyakit Sekarang

Sejak 6 bulan yang lalu rambut di bagian


samping kiri depan kepala pasien tampak
rontok lalu menipis dan lama- lama menjadi
botak. Kerontokan tersebut diikuti kerontokan
rambut alis mata pasien juga. Awalnya
bagian tanpa rambut di bagian kepala pasien
kecil dan sekitar 2-3 bulan setelah itu daerah
yang
mengalami
kerontokan
meluas.
Sebelumnya
pasien
tidak
mengalami
penyakit yang berhubungan dengan kulit
kepala ataupun sistemik seperti demam

Riwayat Pengobatan

. Hal ini pernah diobati dengan membeli


salep di apotek ( Regro Forte) namun
kerontokan terus berlangsung meskipun
awalnya tampak rambut mulai tumbuh
sedikit tetapi kemudian rontok kembali.

Riwayat Penyakit Dahulu


Pasien belum pernah mengalami keluhan
yang sama sebelumnya
Riwayat Penyakit Keluarga
Dikeluarga tidak ada yang mengalami
keluhan yang sama dengan pasien.
Riwayat Alergi
- Alergi obat- obatan dan makanan
disangkal

Pemeriksaan Fisik

Keadaan umum : Baik


Kesadaran : compos mentis

Tanda Vital
- Tekanan darah: 120/60
Nadi : 72 kpm
Suhu
: 36.8C
Pernapasan : 18 kpm

Status Dermatologis
Ad regio

Temporal Sinistra, frontalis dextra, alis mata

Distribusi

Regional

Efluroesensi kelainan berupa bercak bulat dan

tidak lagi berambut pada kepala


bagian samping kiri dengan
diameter 4 cm dan bagian depan
dengan diameter 3 cm. Pada tepi
bercak berbatasan dengan
daerah berambut dengan batas
yang tegas, tepi reguler,
permukaan tampak licin, dan
tidak tampak ujud kelainan kulit
lainnya. Pada bagian alis mata
kanan dan kiri terdapat bagian
yang mengalami kerontokan
rambut yaitu dibagian lateral.

Resume
Anamnesis
Seorang laki-laki 20 tahun

Keluhan rambut rontok sejak 6 bulan


SMRS

Pemeriksaan Fisik (Status Dermatologis)


Ad regio

Temporal Sinistra, frontalis dextra, alis mata

Distribusi

Regional

Efluroesensi

kelainan berupa bercak bulat dan tidak


lagi

berambut

pada

kepala

bagian

samping kiri dengan diameter 4 cm dan


bagian depan dengan diameter 3 cm. Pada
tepi bercak berbatasan dengan daerah
berambut dengan batas yang tegas, tepi
reguler, permukaan tampak licin, dan tidak
tampak ujud kelainan kulit lainnya. Pada
bagian alis mata kanan dan kiri terdapat
bagian

yang

mengalami

rambut yaitu dibagian lateral.

kerontokan

Diagnosis kerja

: Alopesia Areata

Diagnosis Banding : Tinea Kapitis


Effluvium Telogen
Lupus eritematous

Penatalaksanaan
Medikamentosa
Triamnisolon asetonid injeksi

Non-Medikamentosa

Hindari stress yang dapat


mempengaruhi kerontokan rambut
Menjaga kebersihan rambut dan kulit
kepala

Prognosis

Quo ad vitam
: ad
bonam
Quo ad fungsionam : ad
bonam
Quo ad sanactionam : ad
bonam

Tinjauan Pustaka
Alopesia Areata

Definisi Alopesia Areata

Kebotakan yang terjadi setempatsetempat dan berbatas tegas, umumnya


terdapat pada kulit kepala, tetapi dapat
juga mengenai daerah berambut
lainnya.
Pada pasien ini keluhan yang
didapatkan
adalah
kerontokan sejak 6 bulan
yang lalu
yang akhrnya
menyebabkan
kebotakan
hanya
setempat saja yaitu
daerah sisi kiri juga kanan
dan alis mata.

ALOPESIA

Ada 3 tipe Alopesia, diantaranya :


1.Alopesia
universalis,
kebotakan
mengenai seluruh rambut pada tubuh
2.
Alopesia
totalis,
kebotakan
mengenai seluruh rambut kepala
3. Alopesia areata kebotakan yg terjadi
setempat, berbatas tegas, terdapat pada
kulit kepala juga dapat mengenai daerah
berambut lainnya.

Etiologi

Etiologinya belum diketahui.

Seringkali dihubungkan dengan penyakit autoimun.

Sering dihubungkan juga dengan infeksi fokal, kelainan


endokrin, dan stress emosional.

Sebagian penderita menunjukkan keadaan neurotik dan


trauma psikis.

10-20% penderita alopesia areata mempunyai riwayat


alopesia areata dalam keluarganya.

Epidemiologi

Di Amerika Serikat prevalensi pada


populasi umum adalah 0.1-0.2%.
Insidensi dan prevalensi alopesia areata
tidak diketahui. Diperkirakan bahwa
1,7% dari penduduk akan mengalami
episode alopesia areata selama
hidupnya.
Dalam satu studi, pada 736 pasien, rasio
laki-laki : perempuan dilaporkan 1 : 1.

Lanjutan

Puncak insidensi tampaknya terjadi pada


dewasa muda, yaitu pada usia 15-29
tahun.
Sebanyak 44% orang dengan alopesia
areata telah mulai terlihat pada usia
kurang dari 20 tahun dan kurang dari
30% orang dengan alopesia areata
Pada kasus ini pasien
terlihat pada
usia lebih
dari 40 tahun.
merupakan
laki-laki
berusia 20 tahun dan
termasuk kedalam
epidemiologi dari
alopesia areata

Faktor-Faktor yang
Mempengaruhi
Genetik

Imunolog
i
Faktor
Lain

Klasifikasi

Ikeda (1965), setelah meneliti 1989 kasus,


mengemukakan klasifikasi alopesia areata sebagai berikut
:
Tipe umum
Meliputi 83% kasus terjadi diantara umur 20 40 tahun,
dengan gambaran lesi berupa bercak bercak bulat selama
masa perjalanan penyakit.
Tipe atopic
Meliputi 10% kasus, yang umumnya mempunyai stigmata
atopi atau penyakitnya telah berlangsung lebih dari 10
tahun. Tipe ini dapat menetap atau mengalami rekurensi
pada musim-musim tertentu (perubahan musim)

Lanjutan

Tipe prehipertensif
Meliputi 4% kasus dengan riwayat hipertensi
pada penderita maupun keluarganya.

Tipe kombinasi
Meliputi 5% kasus, pada umur > 40 tahun
dengan gambaran lesi-lesi bulat atau retikular.
Penyakit endokrin autonomik yang terdapat pada
penderita antara lain berupaPada
diabetes
kasus mellitus
ini
dan kelainan tiroid.
pasien berusia 20
tahun dan
termasuk kedalam
tipe umum

Patogenesis

Kelainan yang terjadi pada alopesia areata


dimulai oleh adanya rangsangan yang
menyebabkan folikel rambut setempat
memasuki fase telogen lebih awal sehingga
terjadi pemendekan siklus rambut.

Rambut yang melanjutkan siklus akan


membentuk rambut anagen baru yang lebih
pendek,
lebih
kurus,
terletak
lebih
superfisial pada middermis dan berkembang
hanya sampai fase anagen IV

Beberapa ciri khas alopesia areata dapat


dijumpai,
misalnya
berupa
batang
rambut
tidak
berpigmen
dengan
diameter bervariasi, dan kadang-kadang
tumbuh lebih menonjol ke atas (rambutrambut
pendek
yang
bagian
proksimalnya lebih tipis di banding
bagian distal sehingga mudah dicabut),
disebut exclamation mark hairs atau
exclamation point.

Gambaran Klinis

Bercak dengan kerontokan rambut pada


kulit kepala, alis, janggut dan bulu mata.
Bundar atau lonjong.
Pada tepi daerah yg botak ada rambut
yg terputus, bila rambut itu dicabut akan
terlihat bulbus yg atrofi. Sisa rambut
terlihat seperti tanda seru.

Rambut tanda seru (Exclamation Mark


Hair) adalah batang rambut yang ke arah
pangkal makin halus,
rambut sekitarnya tampak normal, namun
mudah dicabut.
Pada beberapa penderita kelainan menjadi
progresif dgn terbentuknya bercak baru
sehingga terdapat Alopesia totalis.
Pada kasus ini tampak
bercak berbentuk bulat

Yang terdapat
pada kasus

Pemeriksaan Penunjang

Adanya trikodistrofi, anagen effluvium, atau


telogen yang luas, dan perubahan pada
gambaran histopatologi.

Tes menarik rambut pada bagian tepi lesi yang


positif menunjukkan keaktifan penyakit

Biopsi pada tempat yang terserang


menunjukkan peradangan limfositik peribulbar
pada sekitar folikel anagen atau katagen disertai
meningkatnya eosinofil atau sel mast.

Terapi
Penatalaksanaan

Umum

Tidak ada terapi kuratif yang tersedia untuk alopesia


areata. Penatalaksanaan untuk aleposia areata ini
masih kurang memuaskan. Dalam kebanyakan
kasus, yang paling penting adalah penanganan
pasien secara psikologis baik berupa dukungan dari
dokter, keluarga, maupun kelompok lain.

Terapi
Khusus)

(Penatalaksanaan

Injeksi
intralesi
dengan
Triamsinolon
asetonid
dapat
membantu,

Pemberian
topikal
dgn
kortikosteroid.
Dapat
juga
dengan
penutulan
Pada kasus ini
Fenol 95% debrikan
yang dinetralisasikan
kortikosteroid
topikal danminggu
dgn alkohol setiap

triamsinolon
asetonid

Prognosis

Pertumbuhan kembali rambut secara


spontan terjadi dalam 6 bulan pada 33%
kasus alopesia areata, dan dalam 1
tahun pada 50% kasus.

Pada awalnya rambut yang tumbuh


kembali akan berupa rambut velus yang
halus, kamudian akan digantikan dengan
rambut yang kuat dan berpigman.

Namun, pada 33 % kasus akan


mengalami episode alopesia seumur
hidupnya.
Prognosis buruk dipengaruhi oleh
beberapa faktor antara lain usia awal
terkena alopesia yang < 10 tahun,
luasnya alopesia, cepat atau lambatnya
pengobatan serta adanya kelainan organ
tubuh lain misalnya distrofi kuku.

Kesimpulan
Telah dilaporkan kasus alopesia
areata pada laki- laki berusia 20
tahun. Pasien ini mengalami
kerontokan dia beberapa area di
kulit kepala dan kerontokan di
bagian kedua alis mata. Pasien juga
mengeluh bahwa area yang
menhalami kerontokan dan
kebotakan bertambah luas.

Serta didapatkan ujud kelainan yaitu


berupa bercak tak berambut di
kepala bagian kiri depan dan kepala
bagian depan, ukuran diameter 4
dan 3 cm, batas tegas, teri reguler,
permukaan licin dan tidak tampak
ujud kelainan kulit yang lainnya dan
di kedua alis mata terdapat daerah
yang menagalami kerontokan yaitu
dibagian lateral kedua alisPasien
mata.ini diobati dengan injeksi
kortikosteroid yaitu tramsinolon
asetonid 10mg/ 1ml intra lesi yang
diberikan setiap 2 minggu sekali.
Prognosis pada pasien ini umumnya
baik.

Anda mungkin juga menyukai