Anda di halaman 1dari 24

LAPORAN PENDAHULUAN DAN LAPORAN KASUS

PENGALAMAN PRAKTEK BELAJAR KLINIK 2


RUMAH SAKIT PARU
KARANG TEMBOK-SURABAYA

Oleh :
Kelompok 1
1.

Dian Mutiara Chairunnisa

2.

Achmad Rosi

3.

M. Iqbal Farosi

4.

Hurriyah

5.

Nurul Hidayat Arief

6.

Misbahus Sudur

7.

Syafranda Juniar Anggraini

Program Studi Keperawtan


Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan
Ngudia Husada Madura
2014-2015

LAPORAN PENDAHULUAN DAN LAPORAN KASUS


PENGALAMAN PRAKTEK BELAJAR KLINIK 2
RUANG BEDAH TULIP RUMAH SAKIT PARU
KARANG TEMBOK-SURABAYA

Oleh :
Kelompok 1
1.

Dian Mutiara Chairunnisa

2.

Achmad Rosi

3.

M. Iqbal Farosi

4.

Hurriyah

5.

Nurul Hidayat Arief

6.

Misbahus Sudur

7.

Syafranda Juniar Anggraini

Program Studi Keperawtan


Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan
Ngudia Husada Madura
2014-2015

LAPORAN PENDAHULUAN DAN LAPORAN KASUS


PENGALAMAN PRAKTEK BELAJAR KLINIK 2
RUANG INTERNA III RUMAH SAKIT PARU
KARANG TEMBOK-SURABAYA

Oleh :
Kelompok 1
1.

Dian Mutiara Chairunnisa

2.

Achmad Rosi

3.

M. Iqbal Farosi

4.

Hurriyah

5.

Nurul Hidayat Arief

6.

Misbahus Sudur

7.

Syafranda Juniar Anggraini

Program Studi Keperawtan


Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan
Ngudia Husada Madura
2014-2015

SATUAN ACARA PENYULUHAN


Topik

: Perawatan Luka

Sasaran

: Pengunjung dan Pasien Poli (10 orang)

Hari, Tanggal

: Selasa, 30 Desember 2014

Waktu

: 30 Menit

Tempat

: Poli Rumah Sakit Paru Surabaya

Penyuluh

: Kelompok 1 PBK 2 Stikes Ngudia Husada Madura

A. Tujuan
1. Tujuan Interaksional Umum
Setelah dilakukan penyuluhan ini, diharapkan pengunjung dan pasien
dapat mengerti tentang cara perawatan luka yang benar dan tepat.
2. Tujuan Interaksional Khusus
Setelah mengikuti penyuluhan diharapkan :
1. Pengunjung dan pasien dapat menyebutkan kembali konsep dasar luka
2. Pengunjung dan pasien dapat mengetahui tanda dan gejala infeksi pada
luka dengan benar tanpa melihat catatan/leaflet.
3. Pengunjung dan pasien dapat mengerti dan memahami cara melakukan
perawatan luka dengan benar.
4. Pengunjung dan pasien dapat menjelaskan cara perawatan luka sendiri
B. Metode Penyuluhan
1. Ceramah
2. Tanya jawab
C. Media dan Alat Penyuluhan
1. Media
a. Materi penyuluhan berupa slideshow (powerpoint)
b. Leaflet
2. Alat
a. Laptop
b. Proyektor
c. LCD
D. Kegiatan Penyuluhan

Tahap
Kegiatan

Pembukaa
n

Penyajian

Metode

Kegiatan
Penyuluhan

Pendahuluan
a) Salam pembukaan
b) Memperkenalkan
diri
c) Menjelaskan
Ceramah
tujuan penyuluhan
d) Menentukan
kontrak waktu
penyuluhan
e) Tes awal
Inti
a. Pelaksanaan
1. menjelaskan
konsep dasar
luka
2. menjelaskan
tanda dan gejala
infeksi pada
luka
Ceramah
3. menjelaskan
dan
cara perawatan
tanya
luka
jawab
4. menjelaskan
cara perawatan
luka

Kegiatan Peserta

1.

Menjawab salam

2.

Mendengarkan

3.

Memberi respon
(menjawab tes
awal)

1. Mendengarkan dan
memperhatikan
dengan seksama

Alat
dan
Media

Waktu

Power
point

5 menit

Power
point

20
menit

2. Aktif diskusi
(bertanya)

b. Diskusi
1. memberi
kesempatan
peserta
penyuluhan
untuk bertanya
Penutup

Ceramah
a. Evaluasi
Tes akhir
b. Terminasi
1. Menyimpulkan
hasil
penyuluhan
2. Memberi salam

1. Menjawab
pertanyaan
penyuluh
2. Aktif bersama
menyimpulkan
3. Menjawab

Power
point

10
menit

salam

penutup
E. Evaluasi
1.

Evaluasi Struktur
a.

Kesiapan materi

b.

Kesiapan SAP

c.

Kesiapan media : slide power point

d.

Peserta hadir ditempat penyuluhan

e.

Penyelenggaraan penyuluhan dilaksanakan di Poli Bedah Rumah


Sakit Paru Surabaya

f.

Pengorganisasian

penyelenggaraan

penyuluhan

dilakukan

sebelumnya
2.

Evaluasi Proses
a.

Fase dimulai sesuai dengan waktu yang direncanakan.

b.

Peserta antusias terhadap materi penyuluhan

c.

Peserta mengajukan pertanyaan dan menjawab pertanyaan secara


benar

d.

Suasana penyuluhan tertib

e.

Tidak ada peserta yang meninggalkan tempat penyuluhan

f.

Jumlah hadir dalam penyuluhan minimal 10 orang pengunjung dan


pasien

3.

Evaluasi Hasil
Peserta penyuluhan dapat :
a.
b.
c.
d.
e.

Mengetahui pengertian luka


Mengetahui macam-macam luka
Mengetahui tanda dan gejala infeksi pada luka
Mengetahui cara perawatan luka yang benar
Mengetahui cara pencegahan infeksi pada luka

F. Mengetahui Referensi
Asmadi. 2008. Teknik Prosedural Keperawatan: Konsep dan Aplikasi
Kebutuhan Dasar Klien. Jakarta: Salemba Medika
Bobak, K. Jensen. 2005. Perawatan Maternitas. Jakarta: EGC.

Dudley HAF, Eckersley JRT, Paterson-Brown S. 2000. Pedoman Tindakan


Medik dan Bedah. Jakarta: EGC.
Effendy, Christantie dan Ag. Sri Oktri Hastuti. 2005. Kiat Sukses menghadapi
Operasi. Yogyakarta: Sahabat Setia.
Potter & Perry. 2005. Buku Ajar Fundamental Keperawatan. Jakarta: EGC
G. Lampiran
1. Lampiran 1 : Materi Penyuluhan
2. Lampiran 2 : Tes Akhir Peserta Penyuluhan
3. Lampiran 3 : Struktural dan Skema Penyuluhan
4. Lampiran 4 : Leaflet
5. Lampiran 5 : Materi Power Point
6. Lampiran 6 : Daftar Hadir
7. Lampiran 7: Dokumentasi

LAMPIRAN 1
MATERI PENYULUHAN
PERAWATAN LUKA
A. Pengertian Luka
Secara definisi suatu luka adalah terputusnya kontinuitas suatu jaringan
oleh karena adanya cedera atau pembedahan. Luka ini bisa diklasifikasikan
berdasarkan struktur anatomis, sifat, proses penyembuhan dan lama
penyembuhan. Luka adalah rusaknya kesatuan/komponen jaringan, dimana
secara spesifik terdapat substansi jaringan yang rusak atau hilang. Ketika luka
timbul, beberapa efek akan muncul :
1.

Hilangnya seluruh atau sebagian fungsi organ

2.

Respon stres simpatis

3.

Perdarahan dan pembekuan darah

4.

Kontaminasi bakteri

5.

Kematian sel
Sedangkan klasifikasi berdasarkan struktur lapisan kulit meliputi:

superfisial, yang melibatkan lapisan epidermis; partial thickness, yang


melibatkan lapisan epidermis dan dermis; dan full thickness yang melibatkan
epidermis, dermis, lapisan lemak, fascia dan bahkan sampai ke tulang.
Berdasarkan proses penyembuhan, dapat dikategorikan menjadi tiga, yaitu:
a.

Healing by primary intention


Tepi luka bisa menyatu kembali, permukan bersih, biasanya terjadi
karena suatu insisi, tidak ada jaringan yang hilang. Penyembuhan luka
berlangsung dari bagian internal ke ekseternal.

b.

Healing by secondary intention


Terdapat sebagian jaringan yang hilang, proses penyembuhan akan
berlangsung mulai dari pembentukan jaringan granulasi pada dasar luka
dan sekitarnya.

c.

Delayed primary healing (tertiary healing)

Penyembuhan luka berlangsung lambat, biasanya sering disertai dengan


infeksi, diperlukan penutupan luka secara manual.
Berdasarkan klasifikasi berdasarkan lama penyembuhan bisa dibedakan
menjadi dua yaitu: akut dan kronis. Luka dikatakan akut jika penyembuhan
yang terjadi dalam jangka waktu 2-3 minggu. Sedangkan luka kronis adalah
segala jenis luka yang tidak tanda-tanda untuk sembuh dalam jangka lebih
dari 4-6 minggu. Luka insisi bisa dikategorikan luka akut jika proses
penyembuhan berlangsung sesuai dengan kaidah penyembuhan normal tetapi
bisa

juga

dikatakan

luka

kronis

jika

mengalami

keterlambatan

penyembuhan (delayed healing) atau jika menunjukkan tanda-tanda infeksi.


B. Macam-Macam Luka
1. Luka insisi (Incised wounds), terjadi karena teriris oleh instrumen yang
tajam. Misal yang terjadi akibat pembedahan. Luka bersih (aseptik)
biasanya tertutup oleh sutura seterah seluruh pembuluh darah yang luka
diikat (Ligasi)
2. Luka memar (Contusion Wound), terjadi akibat benturan oleh suatu
tekanan dan dikarakteristikkan oleh cedera pada jaringan lunak,
perdarahan dan bengkak.
3. Luka lecet (Abraded Wound), terjadi akibat kulit bergesekan dengan benda
lain yang biasanya dengan benda yang tidak tajam.
4. Luka tusuk (Punctured Wound), terjadi akibat adanya benda, seperti peluru
atau pisau yang masuk kedalam kulit dengan diameter yang kecil.
5. Luka gores (Lacerated Wound), terjadi akibat benda yang tajam seperti
oleh kaca atau oleh kawat.
6. Luka tembus (Penetrating Wound), yaitu luka yang menembus organ tubuh
biasanya pada bagian awal luka masuk diameternya kecil tetapi pada
bagian ujung biasanya lukanya akan melebar.
7. Luka Bakar (Combustio)
8. Clean Wounds (Luka bersih), yaitu luka bedah tak terinfeksi yang mana
tidak terjadi proses peradangan (inflamasi) dan infeksi pada sistem
pernafasan, pencernaan, genital dan urinari tidak terjadi. Luka bersih

biasanya menghasilkan luka yang tertutup; jika diperlukan dimasukkan


drainase tertutup (misal; Jackson Pratt). Kemungkinan terjadinya infeksi
luka sekitar 1% - 5%.
9. Clean-contamined Wounds (Luka bersih terkontaminasi), merupakan luka
pembedahan

dimana

saluran

respirasi,

pencernaan,

genital

atau

perkemihan dalam kondisi terkontrol, kontaminasi tidak selalu terjadi,


kemungkinan timbulnya infeksi luka adalah 3% - 11%.
C. Proses Penyembuhan Luka
1. Luka akan sembuh sesuai dengan tahapan yang spesifik dimana bisa
terjadi tumpang tindih (overlap)
2. Proses penyembuhan luka tergantung pada jenis jaringan yang rusak serta
penyebab luka tersebut
3. Fase penyembuhan luka :
Fase inflamasi :
(1) Hari ke 0-5
(2) Respon segera setelah terjadi injuri
(3) Pembekuan darah
(4) Untuk mencegah kehilangan darah
(5) Karakteristik : tumor, rubor, dolor, color, functio laesa
(6) Fase awal terjadi haemostasis
(7) Fase akhir terjadi fagositosis
(8) Lama fase ini bisa singkat jika tidak terjadi infeksi
Fase proliferasi atau epitelisasi
(1) Hari 3 14 disebut juga dengan fase granulasi adanya pembentukan
jaringan granulasi pada luka
(2) Luka nampak merah segar, mengkilat
(3) Jaringan granulasi terdiri dari kombinasi : Fibroblasts, sel inflamasi,
pembuluh darah yang baru, fibronectin and hyularonic acid
(4) Epitelisasi

terjadi

pada

24

jam

pertama

penebalan lapisan epidermis pada tepian luka


(5) Epitelisasi terjadi pada 48 jam pertama pada luka insisi

ditandai

dengan

Fase maturasi atau remodelling


(1) Berlangsung dari beberapa minggu sampai dengan 2 tahun
(2) Terbentuknya kolagen yang baru yang mengubah bentuk luka
serta peningkatan kekuatan jaringan (tensile strength)
(3) Terbentuk jaringan parut (scar tissue)
(4) 50-80% sama kuatnya dengan jaringan sebelumnya
(5) Terdapat pengurangan secara bertahap pada aktivitas selular and
vaskularisasi jaringan yang mengalami perbaikan.
D. Faktor Yang Mempengaruhi Proses Penyembuhan Luka
(1)

Status Imunologi

(2)

Kadar gula darah (impaired white cell function)

(3)

Hidrasi (slows metabolism)

(4)

Nutriisi

(5)

Kadar albumin darah (building blocks for repair, colloid osmotic


pressure oedema)

(6)

Suplai oksigen dan vaskularisasi

(7)

Nyeri (causes vasoconstriction)

(8)

Corticosteroids (depress immune function)

E. Tanda dan Gejala Infeksi pada Luka


Infeksi adalah masuknya mikro organisme patogen atau kuman kedalam
tubuh dan jaringan yang terjadi pada individu. Tanda dan gejala infeksi pada
luka meliputi :
(1) merasa panas pada daerah yang terkena infeksi
(2) merasa sakit pada daerah luka yang terinfeksi
(3) ada kemerahan pada kulit daerah luka yang terinfeksi
(4) terjadinya bengkak pada area luka
(5) gangguan fungsi gerak pada daerah yang terinfeksi
(6) Luka mengeluarkan nanah
(7) Luka berbau busuk

F. Prinsip perawatan luka


Tujuan dari peraawatan luka adalah untuk menghentikan perdarahan,
mencegah infeksi, menilai kerusakan yang terjadi pada struktur yang terkena
dan untuk menyembuhkan luka.
1.

Menghentikan perdarahan
a.

Tekanan langsung pada luka akan


menghentikan perdarahan (lihat gambar
di bawah).

b.

Perdarahan pada anggota badan dapat


diatasi dalam waktu yang singkat (< 10
menit) dengan menggunakan manset
sfigmomanometer yang dipasang pada bagian proksimal pembuluh
arteri.

c.
2.

Penggunaan torniket yang terlalu lama bisa merusak ekstremitas.

Mencegah infeksi
a.

Membersihkan luka merupakan faktor yang paling penting dalam


pencegahan infeksi luka. Sebagian besar luka terkontaminasi saat
pertama datang. Luka tersebut dapat mengandung darah beku,
kotoran, jaringan mati atau rusak dan mungkin benda asing.

b.

Bersihkan kulit sekitar luka secara menyeluruh dengan sabun dan air
atau larutan antiseptik. Air dan larutan antiseptik harus dituangkan ke
dalam luka.

c.

Setelah memberikan anestesi lokal, periksa hati-hati apakah ada benda


asing dan bersihkan jaringan yang mati. Pastikan kerusakan apa yang
terjadi. Luka besar memerlukan anestesi umum.

d.

Antibiotik biasanya tidak diperlukan jika luka dibersihkan dengan


hati-hati. Namun demikian, beberapa luka tetap harus diobati dengan
antibiotik, yaitu:
(1) Luka yang lebih dari 12 jam (luka ini biasanya telah terinfeksi).
(2) Luka tembus ke dalam jaringan (vulnus pungtum), harus
disayat/dilebarkan untuk membunuh bakteri anaerob.

3.

Profilaksis tetanus
a.

Jika belum divaksinasi tetanus, beri ATS dan TT. Pemberian ATS
efektif bila diberikan sebelum 24 jam luka

b.

Jika telah mendapatkan vaksinasi tetanus, beri ulangan TT jika sudah


waktunya.

4.

Menutup luka
a.

Jika luka terjadi kurang dari sehari dan telah dibersihkan dengan
seksama, luka dapat benar-benar ditutup/dijahit (penutupan luka
primer).

b.

Luka tidak boleh ditutup bila: telah lebih dari 24 jam, luka sangat kotor
atau terdapat benda asing, atau luka akibat gigitan binatang.

c.

Luka bernanah tidak boleh dijahit, tutup ringan luka tersebut dengan
menggunakan kasa lembap.

d.

Luka yang tidak ditutup dengan penutupan primer, harus tetap ditutup
ringan dengan kasa lembap. Jika luka bersih dalam waktu 48 jam
berikutnya, luka dapat benar-benar ditutup (penutupan luka primer
yang tertunda).

e.

Jika luka terinfeksi, tutup ringan luka dan biarkan sembuh dengan
sendirinya.

5.

Infeksi luka
a.

Tanda klinis: nyeri, bengkak, berwarna kemerahan, terasa panas dan


mengeluarkan nanah.

b.

Tatalaksana
(1) Buka luka jika dicurigai terdapat nanah
(2) Bersihkan luka dengan cairan desinfektan
(3) Tutup ringan luka dengan kasa lembap. Ganti balutan setiap hari,
lebih sering bila perlu
(4) Berikan antibiotik sampai selulitis sekitar luka sembuh (biasanya
dalam waktu 5 hari).
a)

Berikan kloksasilin oral (2550 mg/kgBB/dosis 4 kali sehari)


karena sebagian besar luka biasanya mengandung
Staphylococus.

b)

Berikan ampisilin oral (2550 mg/kgBB/dosis 4 kali sehari),


gentamisin (7.5 mg/kgBB IV/IM sekali sehari) dan
metronidazol (7.5 mg/kgBB/dosis 3 kali sehari) jika dicurigai
terjadi pertumbuhan bakteri saluran cerna.

G. Perawatan Luka Bersih


Perawatan luka bertujuan untuk meningkatkan proses penyembuhan
jaringan juga untuk mencegah infeksi. Luka yang sering ditemui oleh bidan di
klinik atau rumah sakit biasanya luka yang bersih tanpa kontaminasi misal
luka secsio caesaria, dan atau luka operasi lainnya. Perawatan luka harus
memperhatikan teknik steril, karena luka menjadi port de entre nya
mikroorganisme yang dapat menginfeksi luka.
Persiapan
1.

Mencuci tangan

2.

Menyiapkan alat-alat dalam baki/trolley


Alat Steril dalam bak instrumen ukuran sedang tertutup:
a) Pinset anatomis (2 buah)
b) Pinset chirurgis (2 buah)
c) Handscoon steril
d) Kom steril (2 buah)
e) Kassa dan kapas steril secukupnya
f) Gunting jaringan/ Gunting Up Hecting (jika diperlukan)
Alat Lain:
a) Gunting Verband/plester
b) Plester
c) Nierbekken (Bengkok)
d) Lidi kapas
e) Was bensin
f) Alas / Perlak
g) Selimut Mandi
h) Kapas Alkohol dalam tempatnya

i) Betadine dalam tempatnya


j) Larutan dalam botolnya (NaCL 0,9%)
k) Lembar catatan klien
3. Setelah lengkap bawa peralatan ke dekat klien
Melakukan Perawatan Luka
1.

Mencuci tangan

2.

Lakukan inform consent lisan pada klien/keluarga dan intruksikan klien


untuk tidak menyentuh area luka atau peralatan steril.

3.

Menjaga privacy dan kenyamanan klien dan mengatur kenyamanan klien

4.

Atur posisi yang nyaman bagi klien dan tutupi bagian tubuh selain bagian
luka dengan selimut mandi.

5.

Siapkan plester untuk fiksasi (bila perlu)

6.

Pasang alas/perlak

7.

Dekatkan nierbekken

8.

Paket steril dibuka dengan benar

9.

Kenakan sarung tangan sekali pakai

10. Membuka balutan lama


a.

Basahi plester yang melekat dengan was bensin dengan lidi kapas.

b.

Lepaskan plester menggunakan pinset anatomis ke 1 dengan


melepaskan ujungnya dan menarik secara perlahan, sejajar dengan
kulit ke arah balutan.

c.

Kemudian buang balutan ke nierbekken.

d.

Simpan pinset on steril ke nierbekken yang sudah terisi larutan


chlorin 0,5%

11. Kaji Luka:


Jenis, tipe luka, luas/kedalaman luka, grade luka, warna dasar luka, fase
proses penyembuhan, tanda-tanda infeksi perhatikan kondisinya, letak
drain,

kondisi

jahitan,

bila

perlu

palpasi

luka

denga

non dominan untuk mengkaji ada tidaknya puss.


12. Membersihkan luka:
a.

Larutan NaCl/normal salin (NS) di tuang ke kom kecil ke 1

tangan

b.

Ambil pinset, tangan kanan memegang pinset chirurgis dan tangan


kiri memegang pinset anatomis ke-2

c.

Membuat kassa lembab secukupnya untuk membersihkan luka


(dengan cara memasukkan kapas/kassa ke dalam kom berisi NaCL
0,9% dan memerasnya dengan menggunakan pinset)

d.

Lalu mengambil kapas basah dengan pinset anatomis dan


dipindahkan ke pinset chirurgis

e.

Luka dibersihkan menggunakan kasa lembab dengan kassa terpisah


untuk sekali usapan. Gunakan teknik dari area kurang terkontaminasi
ke area terkontaminasi.

13. Menutup Luka


a.

Bila sudah bersih, luka dikeringkan dengan kassa steril kering yang
diambil dengan pinset anatomis kemudian dipindahkan ke pinset
chirurgis di tangan kanan.

b.

Beri topikal therapy bila diperlukan/sesuai indikasi

c.

Kompres dengan kasa lembab (bila kondisi luka basah) atau


langsung ditutup dengan kassa kering (kurang lebih 2 lapis)

d.

Kemudian pasang bantalan kasa yang lebih tebal

e.

Luka diberi plester secukupnya atau dibalut dengan pembalut dengan


balutan yang tidak terlalu ketat.

14. Alat-alat dibereskan


15. Lepaskan sarung tangan dan buang ke tong sampah
16. Bantu klien untuk berada dalam posisi yang nyaman
17. Buang seluruh perlengkapan dan cuci tangan
H. Perawatan Luka di Rumah
1. Luka tidak terlalu lebar dan dalam. Luka yang lebar dan perlu penanganan
petugas kesehatan lebih lanjut karena mungkin perlu dijahit.
2. Tidak terdapat perdarahan yang banyak dan dapat segera dihentikan.
3. Tidak terdapat gangguan pergerakan dan sensasi, yang berarti saraf dan
otot tidak mengalami kerusakan berarti.
4. Lokasi tidak pada organ penting, seperti di sekitar leher.

5. Tidak menimbulkan nyeri hebat, sehingga tidak memerlukan resep dokter


untuk obat anti nyeri.
6. Luka tidak menimbulkan kelainan lain yang berarti, seperti patah tulang.
7. Bukan termasuk luka bakar yang luas dan menimbulkan gelembung, luka
tembak, dan luka terinfeksi.
8. Luka tidak menimbulkan infeksi, bernanah, atau bengkak.
9. Tidak timbul demam 1-2 hari setelah kejadian.
H.

Prinsip Perawatan Luka Sendiri


1. Pembersihan luka. Setiap luka dibersihkan terlebih dahulu dengan air yang
mengalir atau bila ada dengan cairan NaCl 0,9%. Luka harus dibersihkan
dari kotoran atau debu yang menempel. Untuk luka tusuk seperti bila
tertusuk jarum, saat membersihkan luka dengan air mengalir, lakukan juga
pijatan di sekitar luka hingga darah keluar. Bila jarum atau paku kotor atau
karatan, harus dibawa ke rumah sakit karena luka ini perlu dilakukan
sedikit insisi atau pembukaan luka agar dapat dibersihkan hingga ke paling
dalam. Setelah membersihkan luka, luka dikeringkan dengan kassa.
2. Penghentian perdarahan. Apabila darah masih keluar, hentikan perdarahan.
Hal ini terutama dilakukan pada luka yang menyebabkan robekan
pembuluh darah arteri atau vena besar yang dapat menyebabkan darah
menyemprot dan terus mengalir. Bila perdarahan dibiarkan, penderita akan
jatuh dalam keadaan syok. Cara untuk menghentikan perdarahan ini adalah
dengan menekan bagian yang luka, meninggikan bagian yang luka dari
jantung, menekan pembuluh darah besar yang mendarahi daerah luka, atau
dengan melakukan bebat atau pengikatan sebelum luka (atau pada sisi
yang lebih dekat ke jantung). Pengikatan ini juga tidak boleh terlalu kuat,
namun harus cukup kuat hanya untuk menghentikan perdarahan. Karena
bila terlalu kuat, dapat menyebabkan kurangnya pasokan oksigen ke
jaringan tubuh bagian akhir dari pengikatan.
3. Penutupan luka. Setelah perdarahan berhenti, luka ditutup dengan plester,
kassa atau kain bersih yang telah diberikan obat antiseptik, untuk
menghindari paparan luar. Jangan menutup luka dengan kapas karena
dapat menempel saat dibuka, sehingga bisa menimbulkan luka baru bila

ditarik dengan paksa. Selain itu, kassa dan kain bersih dapat mengisap air
hingga kotoran luka terangkat. Untuk luka tertutup seperti luka lecet dan
memar serta luka terbuka ringan seperti luka iris tidak perlu dilakukan
penutupan luka. Luka memar dapat diberikan heparin untuk mengurangi
hematom.
4. Pencegahan infeksi. Luka perlu dibiarkan tetap kering hingga benar-benar
pulih. Juga hindari dari benda-benda yang dapat menyebabkan infeksi.
Balut luka perlu diganti setiap hari atau bila penutup luka basah dan kotor,
agar kelembapan luka tetap terjaga dan tidak ada penumpukan kotoran
atau kuman di luka. Luka bersih yang dirawat dengan benar tidak
memerlukan antibiotika, kecuali pada luka yang kotor

LAMPIRAN 2
TES AKHIR PESERTA PENYULUHAN
1. Sebutkan macam-macam luka! (minimal 3)
2. Sebutkan tanda-tanda infeksi pada luka!
3. Sebutkan tujuan perawatan luka!
4. Sebutkan cara perawatan luka yang benar!

LAMPIRAN 3
STRUKTURAL DAN SKEMA PENYULUHAN
Struktural
1. Persentator : 1. Hurriyah; 2. Dian Mutiara Chairunnisa
2. Moderator

: M. Iqbal Farosi

3. Notulen

: Syafranda Juniar A

4. Observer

: Nurul Hidayat Arief

5. Fasilitator

: Misbahus Sudur

6. Humas

: Ach. Rosi

Skema Penyuluhan

LAMPIRAN 7
DAFTAR HADIR PENYULUHAN RAWAT LUKA
KELOMPOK 1
RUANG BEDAH TULIP RS PARU SURABAYA
No.
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25

Nama

LAMPIRAN 8
DOKUMENTASI PENYULUHAN
Proses penyuluhan

TTD

Penjelasan dan demonstasi cara perawatan luka

Audien

Partisipasi audien dalam penyuluhan

Anda mungkin juga menyukai