Anda di halaman 1dari 32

PRIA YANG TIDAK MENIKAH

DENGAN DIARE LAMA

Kelompok 4

Daftar anggota kelompok 4

030.09.011
030.09.107
030.09.257
030.10.027
030.10.207
030.11.014
030.11.027
030.11.039
030.11.055
030.11.060
030.11.079
030.11.091
030.11.102
030.11.115
030.11.127
030.11.142
030.11.152

Amelya Lesmana
Hario nugroho
Tri Annisa
Anastasia Yunike Eka M.
Noor Isty Fauzia Ulhag
Akhta Yudistira
Andry Dimas Dwi Putra
Apriesta Athica C.
Bernadin Rexy A. W.
Debby Amanda
Dimas Firman H.
Ezra Karthera M.
Fifi Anggraeny
Gilang pradana
Hendri Apriarno
Isthi Dyah Pangesti
Kayla Permata Y.

Laporan Kasus 1
Pria 35 tahun berobat ke rumah sakit karena diare hilang
timbul selama 4 minggu ini.
Riwayat penyakit sekarang : Dalam 3 4 minggu ini
pasien merasa demam ringan, batuk-batuk berdahak,
merasa letih, dan berat badan turun dalam 3 bulan
terakhir ini. Nafsu makan menurun. Hingga sejak 2
minggu lalu pasien sering diare hilang timbul, perut
mulas. Feses terdapat lendir dan darah. Pasien hanya
minum obat warung untuk mengobati penyakitnya.
Riwayat penyakit dahulu : Selama 1 tahun terakhir ini, ia
sering mengalami batuk, pilek, dan radang tenggorokan
yang bila berobat ke dokter sembuh, kemudian terulang
kembali. Ia juga mengeluh sering sariawan. Pasien belum
menikah, pernah memakai jasa pekerja seks komersial.

Pemeriksaan fisik
Keadaan umum :
Tampak lemah dan agak pucat.
Tinggi Badan 165 cm.
Berat Badan 50kg

Tanda vital :
Suhu 37,5 oC.
Nadi Lemah. 90x/menit.
Tensi 100/70 mmHg.
Nafas 24x/menit

Pemeriksaan fisik
Status generalisata
Mata

Konjungtiva pucat -/Sclera ikterik -/Mata cekung (-)

THT

Oral thrush (+), bibir kering

Paru

Vesikuler +/+
Rhonki +/+ basah kasar
Wheezing -/-

Jantung

S1S2 reguler, murmur (-),


galop (-)

Abdomen

Supel, nyeri tekan (-), bising


usus (+)
Turgor cukup

Ekstremitas

Akral hangat, edema -/-, CRT


(capillary refill time) < 2

Pemeriksaan laboratorium
Pemeriksaan

Hasil

Hb

11,5 g/dL ( N : 13 18 )

Ht

40% ( N : 40 48%)

Eritrosit

4 jt/uL ( N : 4,6 6,2 )

Trombosit

170.000 / uL (N : 150.000
450.000 )

LED

30 mm/jam ( N : 0 10 )

Hitung jenis

0/3/4/70/15/8 ( limfosit : 20
40%)

Anti HIV

reaktif

CD4 T cell

200/uL ( N : 500 )

Pemeriksaan penunjang
Foto rontgen thorax :
terlihat infiltrate pada kedua apex pulmo

Imunodefisiensi
Imunodefisiensi
Primer
Berkaitan
dengan genetik
Contohnya :
mutation,
polimorphism
dan polygenic
disorders

Imunodefisiensi
sekunder
Terjadi karena
faktor-faktor
sesudah lahir
Contohnya :
HIV, Drugs,
Malignancy,
malnutrition

Hubungan jenis infeksi dengan


jenis dan derajat imunodefisiensi
semakin rendah virulensi patogen
penyebab infeksi, semakin berat
derajat imunodefisiensi
infeksi intraselular defisiensi sel
T, interferon atau TNF
Infeksi ekstraselular defisiensi
antibodi atau komplemen

Gaya hidup dan imunodefisiensi


Terdapat kaitan antara gaya
hidup/perilaku terhadap
imunodefiensi dalam hal ini dapat
dilihat pada kasus HIV.
Penularan HIV sangat bergantung
pada gaya hidup yaitu :
penularan secara seksual dengan
adanya seks bebas
pengguna narkoba jarum suntik
asupan makanan yang buruk

Sebab timbulnya
imunodefisiensi sekunder
HIV menyerang CD4
Obat-obatan imunosupresan
Keganasan sel normal diganti sel
neoplastik
Malnutrisi kurangnya vitamin dan
mineral (biotin,B12 dan Zn)
Umur yang ekstrem sistem imun
menurun

Oral thrush
Disebabkan oleh jamur candida
albicans
Dapat timbul apabila terjadi
defisiensi sel T helper
Menandakan mild imunodefisiensi
karena dapat terjadi pada orang
normal dan masih topikal

Pemeriksaan fisik dan lab yang


mengarah pada ODHA
Pemeriksaan fisik :
Oral thrush , tanda HIV stadium 3

Pemeriksaan lab :
Anti HIV reaktif
Hitung jenis, kadar limfosit menurun
CD4 T cell 200/uL

Struktur HIV

Cara masuk dan replikasi HIV

Golongan ARV dan cara kerjanya


Obat golongan NRTI (Nucleoside reverse
transciptase inhibitor) : menghambat enzim
reverse transcriptase.
Obat golongan NNRTI : menghambat
aktivitas enzim reverse-transcriptase dengan
mengikat secara langsung tempat yang aktif
pada enzim
Obat golongan Protease Inhibitor (PI) :
menghambat enzim protease HIV
Obat golongan fusion inhibitor : menghambat
masuknya virus HIV ke dalam sel
Obat golongan integrase Inhibitor :
menghambat enzim integrase

Obat ARV yang digunakan dalam HAART


HAART atau Highly Activated Antiretroviral
Therapy adalah kombinasi obat ARV yang
digunakan untuk terapi HIV
Kombinasi yang digunakan :
1. reverse transcriptase inhibitor
2. protease inhibitor
3. fusion inhibitor

Obat ARV yang digunakan dalam HAART


NRTI

NNRTI

Lamivudin+Zidovudin
Lamivudin+Didanosin
Lamivudin+Stavudin

Evafirenz

Lamivudin+Zidovudin
Lamivudin+Didanosin
Lamivudin+Stavudin

Nevirapin

Lamivudin+Zidovudin
Lamivudin+Didanosin
Lamivudin+Stavudin

Nelvinavir

Anti HIV
Tidak dijuampai respon imun yang
efektif terhadap virus HIV.
Respon imun ang ditimbulkan dapat
menekan virus,tetapi tidak dapat
menghilangkan replikasi virus

Faktor genetik dan HIV


Faktor genetik yang mempengaruhi HIV :
1. Gen untuk reseptor pada permukaan sel
:
memberi kontribusi terhadap masuknya
virus HIV pada sel pejamu.
Contoh: gen untuk CCR5, CXCR4
2. Gen untuk HLA pada sistem imun
pejamu :
Heterozigositas yang terjadi pada loci
HLA menunjukkan terjadinya
perkembangan penyakit AIDS yang
pelan

Faktor genetik dan HIV


3. Gen untuk sitokin atau respon imun
pejamu
Beberapa studi menunjukkan
bahwa sitokin bisa menghambat
atau menstimulasi replikasi pada
HIV-1. Contoh: TNF, IL-10, IL-4,
reseptor untuk IFN-.

Mekanisme HIV menghindari


sistem imun
Virus HIV selalu mengalami mutasi
dan merubah glikoprotein
permukaan untuk menghindari
respon imun
Menghindari sel T dengan cara
menghambat ekspresi molekul MHC
kelas 1, khususnya HLAA dan
HLA-B
Menghambat imunitas seluler
dengan cara peningkatan TH2

Pencegahan HIV
Pendidikan kesehatan reproduksi
untuk remaja dan dewasa muda
Program penyuluhan sebaya (peer
group education) untuk berbagai
kelompok sasaran
Program kerjasama dengan media
cetak dan elektronik
Paket pencegahan komprehensif
untuk pengguna narkotika, termasuk
program pengadaan jarum suntik
steril

Pencegahan HIV
Program pendidikan agama
Program layanan pengobatan infeksi menular
seksual (IMS)
Program promosi kondom di lokalisasi
pelacuran dan panti pijat
Pelatihan ketrampilan hidup
Program pengadaan tempat-tempat untuk tes
HIV dan konseling
Dukungan utntuk anak jalanan dan
pengentasan prostitusi anak
Integrasi program pencegahan dengan
program pengobatan, perawatan dan dukungan
untuk untuk odha
Program pencegahan penularan HIV dari ibu
ke anak dengan pemberian obat ARV.

Penatalaksanaan
Non-medikamentosa :
Edukasi
Medikamentosa :
Terapi Antiretroviral , Menggunakan
metode HAART
Simpatomimetik
Imunisasi

Prognosis
Berdasarkan pada kondisi klinik
pasien, maka pasien digolongkan
dalam ODHA stadium 3 yang
memiliki prognosisnya ad malam.
Namun jika pasien mendapatkan
terapi ART maka prognosis dapat
membaik menjadi dubia ad bonam,
sebab antiretroviral atau disingkat
ARV telah menyebabkan penurunan
angka kematian dan kesakitan bagi
ODHA

Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai