REPUBLIK INDONESIA
Mengingat
-2-
PERATURAN
MENTERI
PENDIDIKAN
KEBUDAYAAN
TENTANG
-3-
2.
3.
4.
5.
6.
7.
Ujian kompetensi keahlian adalah ujian nasional yang terdiri atas ujian teori
dan ujian praktik kejuruan.
8.
9.
Nilai Ujian Nasional yang selanjutnya disebut Nilai UN adalah nilai yang
diperoleh peserta didik dari UN.
-4-
adalah
pemerintah
provinsi
atau
pemerintah
BAB II
KRITERIA KELULUSAN PESERTA DIDIK DARI SATUAN PENDIDIKAN DAN
PENCAPAIAN KOMPETENSI LULUSAN DALAM UJIAN NASIONAL
Pasal 2
(1) Peserta didik dinyatakan lulus dari satuan pendidikan setelah:
a. menyelesaikan seluruh program pembelajaran;
b. memperoleh nilai sikap/perilaku minimal baik; dan
c. lulus Ujian S/M/PK.
(2) Kelulusan peserta didik dari Ujian S/M sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
ditetapkan oleh satuan pendidikan.
(3) Kelulusan peserta didik dari Ujian PK sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
ditetapkan oleh Dinas Pendidikan Provinsi.
(4) Kelulusan peserta didik ditetapkan setelah satuan pendidikan menerima hasil
UN peserta didik yang bersangkutan.
Pasal 3
(1) Penyelesaian seluruh program pembelajaran sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 2 ayat (1) huruf a, untuk peserta didik:
a. SMP/MTs dan SMPLB apabila telah menyelesaikan pembelajaran dari kelas
VII sampai dengan kelas IX;
b. SMA/MA/SMAK/SMTK, SMALB, dan SMK/MAK apabila telah menyelesaikan
pembelajaran dari kelas X sampai dengan kelas XII;
c. SMP/MTs dan SMA/MA/SMAK/SMTK yang menerapkan sistem kredit
semester (SKS) apabila telah menyelesaikan seluruh mata pelajaran yang
dipersyaratkan; dan
d. Program Paket B/Wustha dan Program Paket C, apabila telah menyelesaikan
keseluruhan derajat kompetensi masing-masing jenjang program.
(2) SMP/MTs dan SMA/MA/SMAK/SMTK yang menerapkan sistem SKS
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c harus memiliki izin dari dinas
pendidikan provinsi/kabupaten/kota atau kantor wilayah kementerian agama
provinsi/kantor
kementerian
agama
kabupaten/kota
sesuai
dengan
kewenangan masing-masing.
(3) Ketentuan keikutsertaan peserta didik dari sekolah penyelenggara sistem SKS
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c diatur dalam POS UN.
-5-
Pasal 4
(1) Kriteria kelulusan peserta didik dari Ujian S/M untuk semua mata pelajaran
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 huruf c ditetapkan oleh satuan
pendidikan berdasarkan perolehan Nilai S/M.
(2) Kriteria kelulusan peserta didik dari Ujian PK untuk semua mata pelajaran
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 huruf c ditetapkan oleh Dinas
Pendidikan Provinsi berdasarkan perolehan Nilai PK dari PKBM/kelompok
belajar pada SKB.
(3) Kriteria kelulusan peserta didik sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat
(2) mencakup minimal rata-rata nilai dan minimal nilai setiap mata pelajaran
yang ditetapkan oleh satuan pendidikan.
(4) Nilai S/M/PK sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) diperoleh dari
gabungan:
a. Rata-rata nilai rapor dengan bobot 50% (lima puluh persen) sampai dengan
70% (tujuh puluh persen):
1. semester I sampai dengan semester V atau yang setara pada SMP/MTs,
SMPLB, dan Paket B/Wustha;
2. semester III sampai dengan semester V atau yang setara pada
SMA/MA/SMAK/SMTK, SMALB, SMK/MAK, dan Paket C;
3. semester I sampai dengan semester V atau yang setara bagi SMP/MTs dan
SMA/MA/SMAK/SMTK yang menerapkan sistem SKS.
b. Nilai Ujian S/M/PK dengan bobot 30% sampai dengan 50% (lima puluh
persen).
(5) Total bobot nilai rapor dan nilai Ujian S/M/PK 100% (seratus persen).
(6) Nilai S/M/PK dilaporkan dalam rentang nilai 0 (nol) sampai dengan 100
(seratus).
Pasal 5
Kelulusan peserta didik dari:
a. SMP/MTs, SMPLB, SMA/MA/SMAK/SMTK, SMALB, SMK/MAK ditetapkan oleh
setiap satuan pendidikan yang bersangkutan dalam rapat dewan guru.
b. Program Paket B/Wustha dan Program Paket C ditetapkan oleh Dinas
Pendidikan Kabupaten/Kota melalui rapat pleno dengan melibatkan perwakilan
dari satuan pendidikan nonformal.
Pasal 6
(1) Setiap peserta didik yang telah mengikuti UN akan mendapatkan SHUN.
(2) SHUN sekurang-kurangnya berisi:
a. biodata siswa,
b. nilai hasil UN untuk setiap mata pelajaran yang diujikan, dan
c. tingkat pencapaian kompetensi lulusan untuk setiap mata pelajaran yang
diujikan.
(3) Nilai hasil UN dilaporkan dalam rentang nilai 0 (nol) sampai dengan 100
(seratus).
(4) Tingkat pencapaian kompetensi lulusan seperti yang dimaksud pada ayat (1)
disusun dalam kategori sebagai berikut.
a. sangat baik, jika nilai lebih dari 85 (delapan puluh lima) dan kurang dari atau
sama dengan 100 (seratus);
-6-
b. baik, jika nilai lebih dari 70 (tujuh puluh) dan kurang dari atau sama dengan
85 (delapan puluh lima);
c. cukup, jika nilai lebih dari 55 (lima puluh lima) dan kurang dari atau sama
dengan 70 (tujuh puluh); dan
d. kurang, jika nilai kurang dari atau sama dengan 55 (lima puluh lima).
BAB III
PERSYARATAN PESERTA DIDIK MENGIKUTI UJIAN NASIONAL DAN UJIAN
SEKOLAH/MADRASAH/PENDIDIKAN KESETARAAN
Pasal 7
(1) Persyaratan peserta didik pada jalur formal yang mengikuti UN:
a. telah atau pernah berada pada tahun terakhir pada suatu jenjang pendidikan
di satuan pendidikan; dan
b. memiliki laporan lengkap penilaian hasil belajar pada suatu jenjang
pendidikan di satuan pendidikan tertentu mulai semester I sampai dengan
semester V.
(2) Persyaratan peserta pendidikan kesetaraan yang mengikuti UN:
a. berasal dari PKBM, kelompok belajar pada SKB, Pondok Pesantren
penyelenggara Program Wustha, atau kelompok belajar sejenis; dan
b. memiliki laporan lengkap penilaian hasil belajar pada Pendidikan Kesetaraan.
(3) Ketentuan lebih lanjut mengenai persyaratan peserta didik sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) diatur dalam POS UN yang ditetapkan oleh
BSNP.
Pasal 8
(1) Persyaratan peserta didik mengikuti Ujian S/M diatur dalam POS Ujian S/M
yang ditetapkan oleh satuan pendidikan dan dilaporkan kepada dinas
pendidikan kabupaten/kota, kantor kementerian agama atau kantor wilayah
kementerian agama sesuai dengan kewenangan.
(2) Persyaratan peserta didik mengikuti Ujian PK diatur dalam POS Ujian PK yang
ditetapkan oleh dinas pendidikan kabupaten/kota, kantor kementerian agama
atau kantor wilayah kementerian agama sesuai dengan kewenangan.
BAB IV
HAK DAN KEWAJIBAN PESERTA DIDIK DALAM UJIAN NASIONAL DAN UJIAN
SEKOLAH/MADRASAH/PENDIDIKAN KESETARAAN
Pasal 9
(1) Peserta didik yang memenuhi syarat sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 dan
Pasal 8 berhak mengikuti Ujian S/M/PK, dan UN.
(2) Peserta didik berkebutuhan khusus meliputi tunanetra, tunarungu, tunadaksa
ringan, dan tunalaras yang memenuhi ketentuan sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 7 dan Pasal 8 berhak mengikuti Ujian S/M/PK, dan UN.
(3) Peserta didik yang karena alasan tertentu dengan disertai bukti yang sah
berhalangan mengikuti UN Utama dapat mengikuti UN Susulan sesuai jadwal
yang diatur dalam POS UN yang ditetapkan oleh BSNP.
(4) Peserta UN jenjang SMA/MA/SMAK/SMTK, SMK/MAK, dan Program Paket C
yang mencapai kompetensi lulusan dengan kategori kurang pada suatu mata
pelajaran dapat mengikuti UN perbaikan.
-7-
(5) Ketentuan lebih lanjut mengenai hak peserta didik dalam UN diatur dalam POS
UN yang ditetapkan oleh BSNP.
(6) Ketentuan lebih lanjut mengenai hak peserta didik dalam Ujian S/M/PK diatur
dalam POS Ujian S/M/PK.
BAB V
PELAKSANAAN UJIAN SEKOLAH/MADRASAH/PENDIDIKAN KESETARAAN
Pasal 10
Satuan pendidikan melaksanakan Ujian S/M/PK untuk semua mata pelajaran
sesuai dengan kurikulum yang berlaku.
Pasal 11
Ujian S/M/PK dilaksanakan oleh satuan pendidikan sesuai dengan POS Ujian
S/M/PK.
Pasal 12
Ujian S/M/PK dilaksanakan sebelum pelaksanaan UN sesuai dengan jadwal yang
ditetapkan oleh satuan pendidikan yang bersangkutan.
Pasal 13
(1)
(2)
(1)
(2)
-8-
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
(8)
(9)
pendidikan
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
(8)
(9)
dan
Program
Paket
B/Wustha
(10) Ketentuan
lebih
lanjut
mengenai
pelaksanaan
UN
Perbaikan
SMA/MA/SMAK/SMTK, SMALB, SMK/MAK dan Program Paket C diatur lebih
lanjut dalam POS UN yang ditetapkan oleh BSNP.
Pasal 16
Mata pelajaran yang diujikan pada UN diatur lebih lanjut dalam POS UN yang
ditetapkan oleh BSNP.
-9-
Pasal 17
(1) Ujian kompetensi keahlian pada SMK/MAK terdiri atas teori kejuruan dan
praktik kejuruan.
(2) Ujian teori kejuruan dilaksanakan oleh Dinas Pendidikan Provinsi di bawah
koordinasi Direktorat Pembinaan SMK Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan.
(3) Ujian praktik kejuruan dilaksanakan oleh satuan pendidikan bersama dunia
industri dan/atau asosiasi profesi.
(4) Ketentuan lebih lanjut mengenai ujian kompetensi keahlian sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) diatur dalam POS UN yang ditetapkan oleh BSNP.
Pasal 18
Orang perseorangan, kelompok, dan/atau lembaga yang terlibat dalam pelaksanaan
UN wajib menjaga kejujuran, kerahasiaan, keamanan, dan kelancaran pelaksanaan
UN.
Pasal 19
Pemerintah dan pemerintah daerah melakukan sosialisasi UN.
Pasal 20
(1) Pelaksanaan UN SMP/MTs, SMA/MA/SMAK/SMTK dan SMK/MAK dapat
dilakukan melalui ujian berbasis kertas (Paper Based Test) dan/atau ujian
berbasis komputer (Computer Based Test).
Ketentuan lebih lanjut mengenai pelaksanaan UN sebagaimana dimaksud
dalam ayat (1) diatur lebih lanjut dalam POS UN yang ditetapkan oleh BSNP.
Pasal 21
(1) Hasil UN digunakan untuk:
a. pemetaan mutu program dan/atau satuan pendidikan;
b. pertimbangan seleksi masuk jenjang pendidikan berikutnya; dan
c. pertimbangan dalam pembinaan dan pemberian bantuan kepada satuan
pendidikan dalam upayanya untuk meningkatkan mutu pendidikan.
(2) Kementerian memetakan hasil UN pada
kabupaten/kota, provinsi, dan nasional.
tingkat
satuan
pendidikan,
BAB VII
BAHAN UJIAN SEKOLAH/MADRASAH/PENDIDIKAN KESETARAAN DAN
UJIAN NASIONAL
Pasal 22
(1) Kisi-kisi Ujian S/M disusun berdasarkan Standar Kompetensi dan Kompetensi
Dasar dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan yang ditetapkan oleh
masing-masing satuan pendidikan.
- 10 -
UN
menjadi
tanggung
jawab
- 11 -
Pasal 26
Pemerintah, pemerintah daerah, dan satuan pendidikan dilarang memungut biaya
pelaksanaan UN dari peserta didik, orang tua/wali, dan/atau pihak yang
membiayai peserta didik.
BAB IX
SANKSI
Pasal 27
(1) Orang perseorangan, kelompok, dan/atau lembaga yang terbukti melakukan
pelanggaran atas ketentuan sebagaimana dimaksud pada Pasal 18 dikenai
sanksi sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(2) Ketentuan lebih lanjut mengenai pelanggaran dan sanksi diatur dalam POS UN
yang ditetapkan oleh BSNP.
BAB X
PENUTUP
Pasal 28
Dengan berlakunya Peraturan Menteri ini, Peraturan Menteri Pendidikan dan
Kebudayaan Nomor 144 Tahun 2014 tentang Kriteria Kelulusan Peserta Didik dari
Satuan Pendidikan dan Penyelenggaraan Ujian Sekolah/Madrasah/Pendidikan
Kesetaraan dan Ujian Nasional dicabut dan dinyatakan tidak berlaku.
Pasal 29
Peraturan Menteri ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.
Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan
Menteri ini dengan penempatannya dalam Berita Negara Republik Indonesia.
Ditetapkan di Jakarta pada
tanggal 12 Maret 2015
MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
REPUBLIK INDONESIA,
TTD
ANIES BASWEDAN
Diundangkan di Jakarta
pada tanggal
MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA,
TTD
YASONNA H. LAOLY
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 2015 NOMOR