Anda di halaman 1dari 11

MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA


NOMOR 5 TAHUN 2015
TENTANG
KRITERIA KELULUSAN PESERTA DIDIK, PENYELENGGARAAN UJIAN NASIONAL,
DAN PENYELENGGARAAN UJIAN SEKOLAH/MADRASAH/PENDIDIKAN
KESETARAAN PADA SMP/MTs ATAU YANG SEDERAJAT DAN SMA/MA/SMK ATAU
YANG SEDERAJAT
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA,
Menimbang

bahwa dalam rangka melaksanakan ketentuan Pasal 65 ayat


(6), Pasal 67 ayat (3), dan Pasal 72 ayat (2) Peraturan
Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional
Pendidikan sebagaimana telah diubah beberapakali terakhir
dengan Peraturan Pemerintah Nomor 13 Tahun 2015 tentang
Perubahan Kedua Atas Peraturan Pemerintah Nomor 19
Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan, perlu
menetapkan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan
tentang Kriteria Kelulusan Peserta Didik, Penyelenggaraan
Ujian
Nasional,
dan
Penyelenggaraan
Ujian
Sekolah/Madrasah/ Pendidikan Kesetaraan pada SMP/MTs
atau Yang Sederajat dan SMA/MA/SMK atau Yang Sederajat;

Mengingat

1. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem


Pendidikan
Nasional
(Lembaran
Negara
Republik
Indonesia Tahun 2003 Nomor 78, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 4301);
2. Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang
Standar Nasional Pendidikan (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2005 Nomor 41, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 4496) sebagaimana
telah beberapakali terakhir diubah dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 13 Tahun 2015 tentang Perubahan
Kedua Atas Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005
tentang Standar Nasional Pendidikan (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2013 Nomor 45, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5670);
3. Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 2010 Tentang
Pengelolaan dan Penyelenggaraan Pendidikan (Lembaran
Negara Tahun 2010 Nomor 23, Tambahan Lembaran
Negara Nomor 5105) sebagaimana telah diubah dengan
Peraturan Pemerintah Nomor 66 Tahun 2010 tentang
Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun
2010
Tentang
Pengelolaan
dan
Penyelenggaraan
Pendidikan (Lembaran Negara Tahun 2010 Nomor 112,
Tambahan Lembaran Negara Nomor 5157);

-2-

4. Peraturan Presiden Nomor 14 Tahun 2015 tentang


Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Lembaran
Negara Tahun 2015 Nomor 15);
5. Keputusan Presiden Nomor 121/P Tahun 2014 tentang
Pembentukan Kementerian dan Pengangkatan Menteri
Kabinet Kerja Periode Tahun 2014-2019;
6. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 14 Tahun
2007 tentang Standar Isi untuk Program Paket A, Program
Paket B, dan Program Paket C;
7. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 20 Tahun
2007 Tentang Standar Penilaian Pendidikan untuk Satuan
Pendidikan Dasar dan Menengah;
8. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 3 Tahun
2008 tentang Standar Proses Pendidikan Kesetaraan
Program Paket A/Ula, Program Paket B/Wustha, dan
Program Paket C;
9. Peraturan Menteri Agama Republik Indonesia Nomor 7
Tahun 2012 tentang Penyelenggaraan Pendidikan
Keagamaan Kristen;
10. Peraturan Menteri Agama Republik Indonesia Nomor 13
Tahun 2014 tentang Pendidikan Keagamaan Islam;
11. Peraturan Menteri Agama Republik Indonesia Nomor 54
Tahun 2014 tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri
Agama Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 2013 tentang
Sekolah Menengah Agama Katolik;
12. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 31
Tahun 2014 tentang Kerja Sama Penyelenggaraan dan
Pengelolaan Pendidikan oleh Lembaga Pendidikan Asing
dengan Lembaga Pendidikan di Indonesia;
13. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor
129 Tahun 2014 tentang Sekolahrumah;
MEMUTUSKAN :
Menetapkan

PERATURAN

MENTERI

PENDIDIKAN

KEBUDAYAAN

TENTANG

KRITERIA KELULUSAN PESERTA DIDIK, PENYELENGGARAAN


UJIAN
NASIONAL, DAN PENYELENGGARAAN UJIAN
SEKOLAH/MADRASAH/PENDIDIKAN
KESETARAAN
PADA
SMP/MTs ATAU YANG SEDERAJAT DAN SMA/MA/SMK ATAU
YANG SEDERAJAT
BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1

Dalam Peraturan Menteri ini yang dimaksud dengan:


1.

Satuan pendidikan adalah satuan pendidikan dasar dan menengah yang


meliputi Sekolah Menengah Pertama/Madrasah Tsanawiyah (SMP/MTs),
Sekolah Menengah Pertama Luar Biasa (SMPLB), Sekolah Menengah
Atas/Madrasah Aliyah/Sekolah Menengah Agama Katolik/Sekolah Menengah
Teologi Kristen (SMA/MA/SMAK/SMTK), Sekolah Menengah Atas Luar Biasa
(SMALB),
Sekolah
Menengah
Kejuruan/Madrasah
Aliyah
Kejuruan
(SMK/MAK), Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM), kelompok belajar
pada Sanggar Kegiatan Belajar (SKB), dan Pondok Pesantren.

-3-

2.

Pendidikan Kesetaraan adalah program pendidikan nonformal yang mencakup


Program Paket B, dan Program Paket C.

3.

Jenjang pendidikan adalah tahapan pendidikan yang ditetapkan berdasarkan


tingkat perkembangan peserta didik, tujuan yang akan dicapai, dan
kemampuan yang dikembangkan.

4.

Ujian Sekolah/Madrasah/Pendidikan Kesetaraan selanjutnya disebut Ujian


S/M/PK adalah kegiatan pengukuran dan penilaian kompetensi peserta didik
yang dilakukan oleh sekolah/madrasah/penyelenggara program pendidikan
kesetaraan untuk semua mata pelajaran.

5.

Ujian Nasional yang selanjutnya disebut UN adalah kegiatan pengukuran dan


penilaian pencapaian kompetensi lulusan secara nasional pada mata pelajaran
tertentu.

6.

Ujian Nasional Pendidikan Kesetaraan adalah kegiatan pengukuran dan


penilaian penyetaraan pencapaian kompetensi lulusan pada mata pelajaran
tertentu secara nasional pada Program Paket B/Wustha setara SMP/MTs dan
Program Paket C setara SMA/MA/SMAK/SMTK.

7.

Ujian kompetensi keahlian adalah ujian nasional yang terdiri atas ujian teori
dan ujian praktik kejuruan.

8.

Nilai Sekolah/Madrasah/Pendidikan Kesetaraan selanjutnya disebut Nilai


S/M/PK adalah nilai gabungan antara Nilai Ujian S/M/PK dan rata-rata nilai
rapor atau rata-rata nilai derajat kompetensi (NDK).

9.

Nilai Ujian Nasional yang selanjutnya disebut Nilai UN adalah nilai yang
diperoleh peserta didik dari UN.

10. Kriteria kelulusan adalah persyaratan pencapaian minimal Standar


Kompetensi Lulusan dari semua mata pelajaran untuk dinyatakan lulus dari
satuan pendidikan.
11. Badan Standar Nasional Pendidikan yang selanjutnya disebut BSNP adalah
badan mandiri dan profesional yang bertugas untuk menyelenggarakan UN.
12. Program Wustha adalah pendidikan dasar tiga tahun pada Pondok Pesantren
Salafiyah setingkat Program Paket B dengan kekhasan pendalaman
pendidikan agama Islam.
13. Kisi-kisi UN adalah acuan dalam pengembangan dan perakitan soal UN yang
disusun berdasarkan Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar dalam
Standar Isi Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah.
14. Paket naskah soal UN adalah variasi perangkat tes yang paralel, terdiri atas
sejumlah butir soal yang dirakit sesuai dengan kisi-kisi UN.
15. Dokumen UN adalah bahan UN yang bersifat rahasia, terdiri atas naskah soal,
Compact Disk Listening Comprehension, lembar jawaban yang sudah diisi,
daftar hadir, dan berita acara.
16. Dokumen pendukung UN adalah seluruh bahan UN yang tidak bersifat
rahasia, terdiri atas blanko daftar hadir, blanko lembar jawaban, blanko berita
acara, tata tertib, pakta integritas, amplop naskah dan amplop lembar
jawaban.
17. Lembar Jawaban Ujian Nasional yang selanjutnya disebut LJUN adalah
lembaran kertas yang digunakan oleh peserta didik untuk menjawab soal UN.
18. Sertifikat Hasil Ujian Nasional yang selanjutnya disebut SHUN adalah surat
keterangan yang berisi Nilai UN serta tingkat capaian kompetensi lulusan.
19. Prosedur Operasi Standar yang selanjutnya disebut POS adalah urutan
langkah baku yang mengatur teknis pelaksanaan UN dan Ujian S/M/PK yang
ditetapkan oleh BSNP.

-4-

20. Kementerian adalah Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik


Indonesia.
21. Menteri adalah Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia.
22. Perguruan Tinggi adalah perguruan tinggi negeri yang ditetapkan oleh BSNP
sebagai koordinator pemindaian LJUN SMA dan yang sederajat kecuali
SMALB.
23. Pemerintah adalah pemerintah pusat.
24. Pemerintah
Daerah
kabupaten/kota.

adalah

pemerintah

provinsi

atau

pemerintah

BAB II
KRITERIA KELULUSAN PESERTA DIDIK DARI SATUAN PENDIDIKAN DAN
PENCAPAIAN KOMPETENSI LULUSAN DALAM UJIAN NASIONAL
Pasal 2
(1) Peserta didik dinyatakan lulus dari satuan pendidikan setelah:
a. menyelesaikan seluruh program pembelajaran;
b. memperoleh nilai sikap/perilaku minimal baik; dan
c. lulus Ujian S/M/PK.
(2) Kelulusan peserta didik dari Ujian S/M sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
ditetapkan oleh satuan pendidikan.
(3) Kelulusan peserta didik dari Ujian PK sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
ditetapkan oleh Dinas Pendidikan Provinsi.
(4) Kelulusan peserta didik ditetapkan setelah satuan pendidikan menerima hasil
UN peserta didik yang bersangkutan.
Pasal 3
(1) Penyelesaian seluruh program pembelajaran sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 2 ayat (1) huruf a, untuk peserta didik:
a. SMP/MTs dan SMPLB apabila telah menyelesaikan pembelajaran dari kelas
VII sampai dengan kelas IX;
b. SMA/MA/SMAK/SMTK, SMALB, dan SMK/MAK apabila telah menyelesaikan
pembelajaran dari kelas X sampai dengan kelas XII;
c. SMP/MTs dan SMA/MA/SMAK/SMTK yang menerapkan sistem kredit
semester (SKS) apabila telah menyelesaikan seluruh mata pelajaran yang
dipersyaratkan; dan
d. Program Paket B/Wustha dan Program Paket C, apabila telah menyelesaikan
keseluruhan derajat kompetensi masing-masing jenjang program.
(2) SMP/MTs dan SMA/MA/SMAK/SMTK yang menerapkan sistem SKS
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c harus memiliki izin dari dinas
pendidikan provinsi/kabupaten/kota atau kantor wilayah kementerian agama
provinsi/kantor
kementerian
agama
kabupaten/kota
sesuai
dengan
kewenangan masing-masing.
(3) Ketentuan keikutsertaan peserta didik dari sekolah penyelenggara sistem SKS
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c diatur dalam POS UN.

-5-

Pasal 4
(1) Kriteria kelulusan peserta didik dari Ujian S/M untuk semua mata pelajaran
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 huruf c ditetapkan oleh satuan
pendidikan berdasarkan perolehan Nilai S/M.
(2) Kriteria kelulusan peserta didik dari Ujian PK untuk semua mata pelajaran
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 huruf c ditetapkan oleh Dinas
Pendidikan Provinsi berdasarkan perolehan Nilai PK dari PKBM/kelompok
belajar pada SKB.
(3) Kriteria kelulusan peserta didik sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat
(2) mencakup minimal rata-rata nilai dan minimal nilai setiap mata pelajaran
yang ditetapkan oleh satuan pendidikan.
(4) Nilai S/M/PK sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) diperoleh dari
gabungan:
a. Rata-rata nilai rapor dengan bobot 50% (lima puluh persen) sampai dengan
70% (tujuh puluh persen):
1. semester I sampai dengan semester V atau yang setara pada SMP/MTs,
SMPLB, dan Paket B/Wustha;
2. semester III sampai dengan semester V atau yang setara pada
SMA/MA/SMAK/SMTK, SMALB, SMK/MAK, dan Paket C;
3. semester I sampai dengan semester V atau yang setara bagi SMP/MTs dan
SMA/MA/SMAK/SMTK yang menerapkan sistem SKS.
b. Nilai Ujian S/M/PK dengan bobot 30% sampai dengan 50% (lima puluh
persen).
(5) Total bobot nilai rapor dan nilai Ujian S/M/PK 100% (seratus persen).
(6) Nilai S/M/PK dilaporkan dalam rentang nilai 0 (nol) sampai dengan 100
(seratus).
Pasal 5
Kelulusan peserta didik dari:
a. SMP/MTs, SMPLB, SMA/MA/SMAK/SMTK, SMALB, SMK/MAK ditetapkan oleh
setiap satuan pendidikan yang bersangkutan dalam rapat dewan guru.
b. Program Paket B/Wustha dan Program Paket C ditetapkan oleh Dinas
Pendidikan Kabupaten/Kota melalui rapat pleno dengan melibatkan perwakilan
dari satuan pendidikan nonformal.
Pasal 6
(1) Setiap peserta didik yang telah mengikuti UN akan mendapatkan SHUN.
(2) SHUN sekurang-kurangnya berisi:
a. biodata siswa,
b. nilai hasil UN untuk setiap mata pelajaran yang diujikan, dan
c. tingkat pencapaian kompetensi lulusan untuk setiap mata pelajaran yang
diujikan.
(3) Nilai hasil UN dilaporkan dalam rentang nilai 0 (nol) sampai dengan 100
(seratus).
(4) Tingkat pencapaian kompetensi lulusan seperti yang dimaksud pada ayat (1)
disusun dalam kategori sebagai berikut.
a. sangat baik, jika nilai lebih dari 85 (delapan puluh lima) dan kurang dari atau
sama dengan 100 (seratus);

-6-

b. baik, jika nilai lebih dari 70 (tujuh puluh) dan kurang dari atau sama dengan
85 (delapan puluh lima);
c. cukup, jika nilai lebih dari 55 (lima puluh lima) dan kurang dari atau sama
dengan 70 (tujuh puluh); dan
d. kurang, jika nilai kurang dari atau sama dengan 55 (lima puluh lima).
BAB III
PERSYARATAN PESERTA DIDIK MENGIKUTI UJIAN NASIONAL DAN UJIAN
SEKOLAH/MADRASAH/PENDIDIKAN KESETARAAN
Pasal 7
(1) Persyaratan peserta didik pada jalur formal yang mengikuti UN:
a. telah atau pernah berada pada tahun terakhir pada suatu jenjang pendidikan
di satuan pendidikan; dan
b. memiliki laporan lengkap penilaian hasil belajar pada suatu jenjang
pendidikan di satuan pendidikan tertentu mulai semester I sampai dengan
semester V.
(2) Persyaratan peserta pendidikan kesetaraan yang mengikuti UN:
a. berasal dari PKBM, kelompok belajar pada SKB, Pondok Pesantren
penyelenggara Program Wustha, atau kelompok belajar sejenis; dan
b. memiliki laporan lengkap penilaian hasil belajar pada Pendidikan Kesetaraan.
(3) Ketentuan lebih lanjut mengenai persyaratan peserta didik sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) diatur dalam POS UN yang ditetapkan oleh
BSNP.
Pasal 8
(1) Persyaratan peserta didik mengikuti Ujian S/M diatur dalam POS Ujian S/M
yang ditetapkan oleh satuan pendidikan dan dilaporkan kepada dinas
pendidikan kabupaten/kota, kantor kementerian agama atau kantor wilayah
kementerian agama sesuai dengan kewenangan.
(2) Persyaratan peserta didik mengikuti Ujian PK diatur dalam POS Ujian PK yang
ditetapkan oleh dinas pendidikan kabupaten/kota, kantor kementerian agama
atau kantor wilayah kementerian agama sesuai dengan kewenangan.
BAB IV
HAK DAN KEWAJIBAN PESERTA DIDIK DALAM UJIAN NASIONAL DAN UJIAN
SEKOLAH/MADRASAH/PENDIDIKAN KESETARAAN
Pasal 9
(1) Peserta didik yang memenuhi syarat sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 dan
Pasal 8 berhak mengikuti Ujian S/M/PK, dan UN.
(2) Peserta didik berkebutuhan khusus meliputi tunanetra, tunarungu, tunadaksa
ringan, dan tunalaras yang memenuhi ketentuan sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 7 dan Pasal 8 berhak mengikuti Ujian S/M/PK, dan UN.
(3) Peserta didik yang karena alasan tertentu dengan disertai bukti yang sah
berhalangan mengikuti UN Utama dapat mengikuti UN Susulan sesuai jadwal
yang diatur dalam POS UN yang ditetapkan oleh BSNP.
(4) Peserta UN jenjang SMA/MA/SMAK/SMTK, SMK/MAK, dan Program Paket C
yang mencapai kompetensi lulusan dengan kategori kurang pada suatu mata
pelajaran dapat mengikuti UN perbaikan.

-7-

(5) Ketentuan lebih lanjut mengenai hak peserta didik dalam UN diatur dalam POS
UN yang ditetapkan oleh BSNP.
(6) Ketentuan lebih lanjut mengenai hak peserta didik dalam Ujian S/M/PK diatur
dalam POS Ujian S/M/PK.
BAB V
PELAKSANAAN UJIAN SEKOLAH/MADRASAH/PENDIDIKAN KESETARAAN
Pasal 10
Satuan pendidikan melaksanakan Ujian S/M/PK untuk semua mata pelajaran
sesuai dengan kurikulum yang berlaku.
Pasal 11
Ujian S/M/PK dilaksanakan oleh satuan pendidikan sesuai dengan POS Ujian
S/M/PK.
Pasal 12
Ujian S/M/PK dilaksanakan sebelum pelaksanaan UN sesuai dengan jadwal yang
ditetapkan oleh satuan pendidikan yang bersangkutan.
Pasal 13
(1)

Nilai S/M/PK untuk SMP/MTs/SMPLB, Program Paket B/Wustha,


SMA/MA/SMAK/SMTK, SMALB, SMK/MAK, dan Program Paket C diterima
oleh Panitia UN Tingkat Pusat paling lambat 7 (tujuh) hari sebelum
pelaksanaan UN.

(2)

Ketentuan lebih lanjut mengenai penyerahan dan penerimaan Nilai S/M/PK


beserta pembobotannya sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur lebih
lanjut dalam POS UN yang ditetapkan oleh BSNP.
BAB VI
PENYELENGGARAAN, PELAKSANAAN, DAN PENGAWASAN UJIAN NASIONAL
Pasal 14

(1)

BSNP menyelenggarakan UN bekerja sama dengan instansi terkait di


lingkungan Pemerintah, pemerintah provinsi, pemerintah kabupaten/kota, dan
satuan pendidikan.

(2)

BSNP sebagai Penyelenggara UN bertugas:


a. menelaah dan menetapkan kisi-kisi UN;
b. menyusun dan menetapkan POS pelaksanaan UN;
c. menelaah dan menetapkan naskah soal UN;
d. memberikan rekomendasi kepada Menteri tentang pembentukan Panitia
UN Tingkat Pusat;
e. melakukan koordinasi persiapan dan pengawasan pelaksanaan UN secara
nasional; dan
f. melakukan evaluasi dan menyusun rekomendasi perbaikan pelaksanaan
UN.

-8-

(3)

Panitia UN tingkat Pusat ditetapkan dengan Keputusan Menteri.

(4)

Panitia UN tingkat Provinsi ditetapkan dengan Keputusan Gubernur dan


bertanggung jawab kepada Panitia UN tingkat Pusat.

(5)

Panitia UN tingkat Provinsi terdiri atas dinas pendidikan provinsi, kantor


wilayah kementerian agama provinsi, perguruan tinggi, dan lembaga
penjaminan mutu pendidikan.

(6)

Panitia UN tingkat Kabupaten/Kota ditetapkan dengan Keputusan


Bupati/Wali Kota dan bertanggung jawab kepada Panitia UN tingkat Provinsi.

(7)

Panitia UN tingkat Kabupaten/Kota terdiri atas dinas


kabupaten/kota dan kantor kementerian agama kabupaten/kota.

(8)

Panitia UN tingkat Satuan Pendidikan ditetapkan dengan Keputusan kepala


dinas pendidikan kabupaten/kota dan bertanggung jawab kepada Panitia UN
tingkat Kabupaten/Kota.

(9)

Panitia UN tingkat Satuan Pendidikan terdiri atas satuan pendidikan


penyelenggara UN dan satuan pendidikan yang bergabung.

pendidikan

(10) Panitia UN tingkat Pusat, Panitia UN tingkat Provinsi, Panitia UN tingkat


Kabupaten/Kota, dan Panitia UN tingkat Satuan Pendidikan memiliki tugas
dan tanggung jawab untuk melaksanakan dan mengawasi UN.
(11) Ketentuan lebih lanjut mengenai pelaksanaan dan pengawasan UN diatur
dalam POS UN yang ditetapkan oleh BSNP.
Pasal 15
(1)

UN terdiri atas UN Utama, UN Susulan, dan UN Perbaikan.

(2)

UN Utama untuk SMA/MA/SMAK/SMTK, SMALB, SMK/MAK, dan Program


Paket C dilaksanakan pada bulan April tahun 2015.

(3)

UN Susulan untuk SMA/MA/SMAK/SMTK, SMALB, SMK/MAK, dan Program


Paket C dilaksanakan satu minggu setelah UN Utama.

(4)

UN Perbaikan SMA/MA/SMAK/SMTK, SMALB, SMK/MAK dan Program Paket


C dilaksanakan pada tahun 2016.

(5)

Ujian praktik kejuruan untuk SMK/MAK dilaksanakan paling lambat satu


bulan sebelum penyelenggaraan UN Utama.

(6)

UN Utama untuk SMP/MTs, SMPLB,


dilaksanakan pada bulan Mei tahun 2015.

(7)

UN Susulan untuk SMP/MTs, SMPLB, dan Program Paket B/Wustha


dilaksanakan satu minggu setelah UN Utama.

(8)

UN Perbaikan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tidak berlaku untuk


SMP/MTs, SMPLB, Program Paket B/Wustha.

(9)

Kelulusan peserta didik dari satuan pendidikan diumumkan oleh satuan


pendidikan paling lambat satu bulan setelah pelaksanaan UN Utama.

dan

Program

Paket

B/Wustha

(10) Ketentuan
lebih
lanjut
mengenai
pelaksanaan
UN
Perbaikan
SMA/MA/SMAK/SMTK, SMALB, SMK/MAK dan Program Paket C diatur lebih
lanjut dalam POS UN yang ditetapkan oleh BSNP.
Pasal 16
Mata pelajaran yang diujikan pada UN diatur lebih lanjut dalam POS UN yang
ditetapkan oleh BSNP.

-9-

Pasal 17
(1) Ujian kompetensi keahlian pada SMK/MAK terdiri atas teori kejuruan dan
praktik kejuruan.
(2) Ujian teori kejuruan dilaksanakan oleh Dinas Pendidikan Provinsi di bawah
koordinasi Direktorat Pembinaan SMK Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan.
(3) Ujian praktik kejuruan dilaksanakan oleh satuan pendidikan bersama dunia
industri dan/atau asosiasi profesi.
(4) Ketentuan lebih lanjut mengenai ujian kompetensi keahlian sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) diatur dalam POS UN yang ditetapkan oleh BSNP.
Pasal 18
Orang perseorangan, kelompok, dan/atau lembaga yang terlibat dalam pelaksanaan
UN wajib menjaga kejujuran, kerahasiaan, keamanan, dan kelancaran pelaksanaan
UN.
Pasal 19
Pemerintah dan pemerintah daerah melakukan sosialisasi UN.
Pasal 20
(1) Pelaksanaan UN SMP/MTs, SMA/MA/SMAK/SMTK dan SMK/MAK dapat
dilakukan melalui ujian berbasis kertas (Paper Based Test) dan/atau ujian
berbasis komputer (Computer Based Test).
Ketentuan lebih lanjut mengenai pelaksanaan UN sebagaimana dimaksud
dalam ayat (1) diatur lebih lanjut dalam POS UN yang ditetapkan oleh BSNP.
Pasal 21
(1) Hasil UN digunakan untuk:
a. pemetaan mutu program dan/atau satuan pendidikan;
b. pertimbangan seleksi masuk jenjang pendidikan berikutnya; dan
c. pertimbangan dalam pembinaan dan pemberian bantuan kepada satuan
pendidikan dalam upayanya untuk meningkatkan mutu pendidikan.
(2) Kementerian memetakan hasil UN pada
kabupaten/kota, provinsi, dan nasional.

tingkat

satuan

pendidikan,

BAB VII
BAHAN UJIAN SEKOLAH/MADRASAH/PENDIDIKAN KESETARAAN DAN
UJIAN NASIONAL
Pasal 22
(1) Kisi-kisi Ujian S/M disusun berdasarkan Standar Kompetensi dan Kompetensi
Dasar dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan yang ditetapkan oleh
masing-masing satuan pendidikan.

- 10 -

(2) Kisi-kisi Ujian PK disusun berdasarkan Standar Kompetensi dan Kompetensi


Dasar dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan yang ditetapkan oleh BSNP.
(3) Kisi-kisi UN disusun berdasarkan Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar.
(4) Kisi-kisi UN untuk muatan keagamaan berdasarkan kurikulum yang ditetapkan
oleh Kementerian Agama.
(5) Kisi-kisi UN sebagaimana dimaksud pada ayat (3) dan ayat (4) menggunakan
kisi-kisi UN sebagaimana ditetapkan dalam Peraturan BSNP.
Pasal 23
(1) Satuan pendidikan menyusun naskah soal Ujian S/M/PK berdasarkan kisi-kisi
Ujian S/M/PK.
(2) Panitia UN Tingkat Pusat menyusun naskah soal UN berdasarkan kisi-kisi UN.
(3) Panitia UN Tingkat Pusat menyiapkan paket naskah soal UN yang dipilih dari
bank soal sesuai dengan kisi-kisi UN.
(4) BSNP menelaah dan menetapkan naskah soal UN yang mekanismenya diatur
dalam POS UN.
(5) Naskah soal UN sebelum dan sesudah pelaksanaan UN termasuk dalam
klasifikasi dokumen negara yang bersifat rahasia sampai ditentukan lain oleh
Badan Penelitian dan Pengembangan.
(6) Naskah soal UN praktik kejuruan tidak termasuk naskah yang bersifat rahasia.
Pasal 24
(1) Penyiapan dan penggandaan bahan Ujian S/M dilakukan oleh satuan
pendidikan.
(2) Penyiapan dan penggandaan bahan Ujian PK dilakukan oleh satuan pendidikan
kesetaraan di bawah koordinasi dan pengawasan panitia UN Tingkat
Kabupaten/Kota.
(3) Penggandaan bahan UN SMP/MTs, SMPLB dan Program Paket B/Wustha,
SMA/MA/SMAK/SMTK, SMK/MAK, SMALB, Program Paket C dilakukan pada
tingkat provinsi atau gabungan beberapa provinsi oleh kelompok kerja Unit
Layanan Pelelangan Badan Penelitian dan Pengembangan dengan melibatkan
perwakilan dari masing-masing provinsi.
(4) Ketentuan lebih lanjut mengenai pengaturan penggandaan dan pendistribusian
bahan UN, sebagaimana dimaksud pada ayat (2) diatur oleh Badan Penelitian
dan Pengembangan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
BAB VIII
BIAYA UJIAN SEKOLAH/MADRASAH/PENDIDIKAN KESETARAAN DAN
UJIAN NASIONAL
Pasal 25
(1) Biaya pelaksanaan Ujian S/M/PK menjadi tanggung jawab pemerintah daerah
dan satuan pendidikan yang bersangkutan.
(2) Biaya penyelenggaraan dan pelaksanaan
Pemerintah dan pemerintah daerah.

UN

menjadi

tanggung

jawab

- 11 -

Pasal 26
Pemerintah, pemerintah daerah, dan satuan pendidikan dilarang memungut biaya
pelaksanaan UN dari peserta didik, orang tua/wali, dan/atau pihak yang
membiayai peserta didik.
BAB IX
SANKSI
Pasal 27
(1) Orang perseorangan, kelompok, dan/atau lembaga yang terbukti melakukan
pelanggaran atas ketentuan sebagaimana dimaksud pada Pasal 18 dikenai
sanksi sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(2) Ketentuan lebih lanjut mengenai pelanggaran dan sanksi diatur dalam POS UN
yang ditetapkan oleh BSNP.
BAB X
PENUTUP
Pasal 28
Dengan berlakunya Peraturan Menteri ini, Peraturan Menteri Pendidikan dan
Kebudayaan Nomor 144 Tahun 2014 tentang Kriteria Kelulusan Peserta Didik dari
Satuan Pendidikan dan Penyelenggaraan Ujian Sekolah/Madrasah/Pendidikan
Kesetaraan dan Ujian Nasional dicabut dan dinyatakan tidak berlaku.
Pasal 29
Peraturan Menteri ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.
Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan
Menteri ini dengan penempatannya dalam Berita Negara Republik Indonesia.
Ditetapkan di Jakarta pada
tanggal 12 Maret 2015
MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
REPUBLIK INDONESIA,
TTD
ANIES BASWEDAN
Diundangkan di Jakarta
pada tanggal
MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA,
TTD
YASONNA H. LAOLY
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 2015 NOMOR

Anda mungkin juga menyukai