Anda di halaman 1dari 34

Bimbingan Coass

Inflamasi kronik saluran napas yang


melibatkan banyak sel dan elemennya
Inflamasi kronik ini berhubungan
dengan adanya hiperesponsif jalan
napas yang menyebabkan gejala
episodik berulang seperti wheezing,
sesak napas, dada terasa berat dan
batuk yang terjadi pada malam atau
dini hari.

Gejala tersebut berhubungan dengan


peyempitan saluran napas, bervariasi
dan bervariasi. Obstruksi ini biasanya
reversible atau sembuh sendiri dengan
atau tanpa terapi

Asthma Pathophysiology
Smooth Muscle
Dysfunction

Bronchoconstriction
Bronchial hyperreactivity
Hypertrophy/hyperplasia
Inflammatory mediator release

Airway
Inflammation

Inflammatory cell
infiltration/
activation
Mucosal edema
Cellular proliferation
Epithelial proliferation

Symptoms/Exacerbations

KLASIFIKASI BERDASARKAN
ETIOLOGI

ASMA EKSTRINSIK

ASMA INTRINSIK

Allergen pencetus Allergen pencetus +

85% kasus timbul sebelum usiaTimbul di atas usia 30 tahun


Riwayat keluarga asma minimal
30 tahun
Tes kulit Riwayat keluarga asma +
Keterlibatan IgE spesifik Tes kulit +
IgE spesifik

Klasifikasi Beratnya Serangan Asma Akut


Gejala dan Tanda

Berat Serangan Akut


Ringan

Keadaan Mengancam
Jiwa

Sedang

Berat

Sesak napas

berjalan

Posisi

Dapat tidur terlentang

Duduk

Duduk membungkuk

Cara berbicara

Satu kalimat

Beberapa kata

Kata demi kata

Kesadaran

Mungkin gelisah

Gelisah

Gelisah

Frekuensi napas

<20/menit

20-30/menit

>30/menit

Nadi

<100

100-120

>120

Bradikardia

Pulsus paradoksus

10 mmHg

+/10-20 mmHg

+
>25 mmHg

Kelelahan otot

Otot bantu napas dan


retraksi suprasternal

Torakoabdominal
paradoksimal

Mengi

Akhir ekspirasi paksa

Akhir ekspirasi

Inspirasi dan
ekspirasi

silent chest

APE

>80%

60-80%

<60%

PaO2

>60 mmHg

<60 mmHg

PaCO2

<45 mmHg

<45 mmHg

>45 mmHg

SaO2

>95%

91-95%

<90%

Mengantuk, gelisah,
kesadaran menurun

Daftar 2-5. TIngkat Kontrol Asma


Karakteristik

Terkontrol
(semua dari
daftar berikut)

Terkontrol
Sebagian(bebera
pa didapatkan
dalam seminggu)

Tidak Terkontrol

Gejala harian

Tidak ada (dua atau


kurang dalam
seminggu)

Lebih dari dua


kali/seminggu

Keterbatasan aktifitas

Tidak ada

Ada

Tiga atau lebih gambaran


dalam asma terkontrol
sebagian muncul dalam
seminggu

Gejala malam
hari/terbangun

Tidak ada

Ada

Kebutuhan terapi pelega

Tidak ada (dua kali


atau kurang dalam
seminggu)

Lebih dari dua


kali/seminggu

Fungsi paru (VEP1 atau


APE)

Normal

< 80% prediksi atau


nilai terbaik yang
diketahui

GINA, 2011

DIAGNOSIS
Anamnesis
~ batuk, mengi, sesak napas episodik
~ bronkitis / pneumonia berulang
~ Riwayat atopi
~ Riwayat faktor pencetus

ANAMNESIS
(beberapa pertanyaan)

Apakah penderita mendapat serangan


atau serangan mengi yang berulang
Apakah penderita mengalami
gangguan batuk pada malam hari
Apakah batuk atau mengi timbul
sesudah aktiviti

ANAMNESIS
(beberapa pertanyaan)
Apakah batuk atau mengi atau rasa berat di dada
timbul sesudah terpajan terhadap alergen atau
polutan ?
Apakah flu yang diderita berlanjut
menjadi sesak, atau berlangsung lebih dari 10
hari ?

PEMERIKSAAN FISIS
Tanpa serangan ~ dapat normal
Penyakit penyerta
Saat serangan
~ sesak
~ mengi
~ otot bantu napas
~ pulsus paradoksus

LABORATORIUM

UJI KULIT

RADIOLOGI
Umumnya normal
Hiperinflasi paru

PEMERIKSAAN FAAL PARU

VARIABILITI HARIAN
Variabiliti harian = APE malam APE pagi
X 100

(APE malam + APE pagi)

bawa resiko lebih besar anafilaksis dan harus dilakukan dengan tenaga medis yang berkopeten melaluipelatihan spesial

TERIMAKASIH

Uji kulit intradermal


Sejumlah 0,02 ml ekstrak alergen dalam 1 ml semprit
tuberkulin disuntikkan secara superfisial pada kulit sehingga
timbul 3 mm gelembung. Dimulai dengan konsentrasi terendah
yang menimbulkan reaksi, kemudian ditingkatkan berangsur
masing-masing dengan konsentrasi 10 kali lipat sampai
menimbulkan indurasi 5-15 mm. Uji intradermal ini seringkali
digunakan untuk titrasi alergen pada kulit.Tes alergi pengujian
injeksi intradermal tidak direkomendasikan untuk penggunaan
rutin untuk aeroallergens dan makanan, tetapi mungkin untuk
mendeteksi racun dan diagnosis alergi obat. Ini membawa
resiko lebih besar anafilaksis dan harus dilakukan dengan
tenaga medis yang berkopeten melalui pelatihan spesialis.

Uji tusuk
Tempat uji kulit yang paling baik adalah pada daerah volar
lengan bawah dengan jarak sedikitnya 2 sentimeter dari lipat
siku dan pergelangan tangan. Setetes ekstrak alergen dalam
gliserin (50% gliserol) diletakkan pada permukaan kulit.
Lapisan superfisial kulit ditusuk dan dicungkil ke atas memakai
lanset atau jarum yang dimodifikasi, atau dengan
menggunakan jarum khusus untuk uji tusuk. Ekstrak alergen
yang digunakan 1.000-10.000 kali lebih pekat daripada yang
digunakan untuk uji intradermal. Dengan menggunakan sekitar
5 ml ekstrak pada kulit, diharapkan risiko terjadinya reaksi
anafilaksis akan sangat rendah. Uji tusuk mempunyai spesifitas
lebih tinggi dibandingkan dengan uji intradermal, tetapi
sensitivitasnya lebih rendah pada konsentrasi dan potensi yang
lebih rendah.

Kontrol Untuk kontrol positif digunakan 0,01% histamin pada uji


intradermal dan 1% pada uji tusuk. Kontrol negatif dilakukan
untuk menyingkirkan kemungkinan reaksi dermografisme
akibat trauma jarum. Untuk kontrol negatif digunakan pelarut
gliserin.
Antihistamin dapat mengurangi reaktivitas kulit. Oleh karena
itu, obat yang mengandung antihistamin harus dihentikan
paling sedikit 3 hari sebelum uji kulit.
Pengobatan kortikosteroid sistemik mempunyai pengaruh yang
lebih kecil, cukup dihentikan 1 hari sebelum uji kulit dilakukan.
Obat golongan agonis juga mempunyai pengaruh, akan
tetapi karena pengaruhnya sangat kecil maka dapat diabaikan.

Usia pasien juga mempengaruhi reaktivitas kulit walaupun


pada usia yang sama dapat saja terjadi reaksi berbeda. Makin
muda usia biasanya mempunyai reaktivitas yang lebih rendah.
Uji kulit terhadap alergen yang paling baik adalah dilakukan
setelah usia 3 tahun. Reaksi terhadap histamin dibaca setelah
10 menit dan terhadap alergen dibaca setelah 15 menit. Reaksi
dikatakan positif bila terdapat rasa gatal dan eritema yang
dikonfirmasi dengan adanya indurasi yang khas yang dapat
dilihat dan diraba. Diameter terbesar (D) dan diameter terkecil
(d) diukur dan reaksi dinyatakan ukuran (D+d):2. Pengukuran
dapat dilakukan dengan melingkari indurasi dengan pena dan
ditempel pada suatu kertas kemudian diukur diameternya.
Kertas dapat disimpan untuk dokumentasi. Dengan teknik dan
interpretasi yang benar, alergen dengan kualitas yang baik
maka uji ini mempunyai spesifitas dan sensitivitas yang tinggi
disamping mudah, cepat, murah, aman dan tidak menyakitkan.

Uji gores
Uji gores kulit (SPT) disarankan sebagai metode utama untuk
diagnosis alergi yang dimediasi IgE dalam sebagian besar
penyakit alergi. Memiliki keuntungan relatif sensitivitas dan
spesifisitas, hasil cepat, fleksibilitas, biaya rendah, baik
tolerabilitas, dan demonstrasi yang jelas kepada pasien alergi
mereka.
Namun akurasinya
tergantung
pelaksana,
pengamatan dan interpretasi variabilitas.

Anda mungkin juga menyukai