Anda di halaman 1dari 28

TUTORIAL

Berita | Ulasan | Adu Software | Utama | Bisnis | Apa Sih Sebenarnya... | Tutorial

Oracle 9i

Instalasi Oracle 9i pada Red Hat 9


Bagian 1 dari 2 artikel
Database Oracle banyak digunakan oleh perusahaan besar dunia, termasuk di Indonesia.
Oracle juga telah tersedia untuk Linux sejak akhir 90-an. Bagaimana cara menginstalasinya di Linux? Ikuti langkah demi langkah tutorial ini.

utorial ini disusun berdasarkan


proyek instalasi Oracle 9i pada distro Linux Red Hat 9. Instalasi Red
Hat 9 tidak dibahas lengkap di sini. Anda
dapat mempelajarinya dari buku dan CDCD Red Hat 9. Pembahasan bagian pertama
ini untuk mempersiapkan Red Hat 9 agar
dapat diinstalasi Oracle 9i dengan baik.

1. Konfigurasi distro Red Hat 9


Spesifikasi Hardware
Ketika mengerjakan proyek ini, penulis
menggunakan spesifikasi komputer:
 PIII-800
 RAM 256 MB
 disk space 7 GB (Red Hat plus Oracle)
 swap space 512 MB

Paket-paket instalasi
Paket yang digunakan dalam instalasi linux
Red Hat 9 ini adalah paket standar (workstation). Sebagai tambahan, paket-paket berikut ini harus diinstalasi.
compat-gcc-7.3-2.96.118.i386.rpm
compat-libgcj-7.3-2.96.118.i386.
rpm
compat-libgcj-devel-7.3-2.
96.118.i386.rpm
nss_db-compat-2.2-20.i386.rpm

Paket-paket tersebut ada pada CD pertama dan kedua dari Red Hat 9.

Kernel tuning
Ada beberapa file yang perlu di-tuning pada
level kernel. Ketikkan perintah berikut ini
dengan login sebagai root.
echo 250 32000 100 128 > /proc/
sys/kernel/sem
echo 65536 > /proc/sys/fs/filemax
ulimit -n 65536
echo 1024 65000 > /proc/sys/net/
ipv4/ip_local_port_range
ulimit -u 16384

File-file di atas akan kembali ke nilainya


semula jika komputer anda restart. Sebaiknya dibuat di sebuah file saja yang bisa dieksekusi pada saat boot, atau diletakkan pada
file /etc/rc.local pada baris paling bawah file
tersebut. Tujuannya, ketika komputer direstart maka kernel otomatis telah di-tuning
agar siap menjalankan Oracle.

Mengonfigurasi sistem
Masih sebagai root, edit /etc/sysctl.conf dan
tambahkan baris berikut dengan menggunakan editor favorit anda.

kernel.shmmax = 2147483648
kernel.shmmni = 128
kernel.shmall = 2097152
kernel.sem = 250 32000 100 128
fs.file-max = 65536
net.ipv4.ip_local_port_range =
1024 65000

Edit juga file /etc/security/limits.conf


oracle
oracle
oracle
oracle

soft
hard
soft
hard

nofile 65536
nofile 65536
nproc 16384
nproc 16384

Menyiapkan environment untuk Oracle 9i


 Sebagai root, jalankan perintah-perintah berikut ini untuk membuat account
group dan user, serta direktori yang dibutuhkan dalam instalasi Oracle.
#
#
#
#

groupadd
groupadd
groupadd
groupadd

oinstall
dba
oper
apache

# useradd -g oinstall -G dba


oracle
# passwd oracle
# useradd -g oinstall -G
apache apache
# passwd apache
# mkdir -p /u01/app/oracle/
product/9.2.0.1.0
# chown -R oracle.oinstall
/u01

 Masuk ke mode grafis login sebagai user


oracle. Buka konsol dan ganti ke superuser.
Gambar 1. Layar Welcome Oracle Universal Installer.

50

INFOLINUX 02/2005

Gambar 2. Meletakkan file instalasi.

www.infolinux.web.id

$ su -

TUTORIAL

Berita | Ulasan | Adu Software | Utama | Bisnis | Apa Sih Sebenarnya... | Tutorial

Oracle 9i

Gambar 3. Memilih bahasa Indonesia.

password:
# xhost +<machine-name>
contoh: xhost +localhost

 Logout dari root dengan Ctrl-D atau ketik exit.


 Tambahkan pada .bash_profile (milik
user oracle).
$ vi /home/oracle/.bash_
profile

(Perhatikan PATH pada baris-baris di


bawah ini.)
# Oracle 9i
ORACLE_BASE=/u01/app/oracle;
export ORACLE_BASE
ORACLE_HOME=$ORACLE_BASE/
product/9.2.0.1.0; export
ORACLE_HOME
ORACLE_TERM=xterm; export
ORACLE_TERM
PATH=$ORACLE_HOME/bin:$PATH:/
usr/local/java131/bin:/usr/
local/jre/bin; export PATH
ORACLE_OWNER=oracle; export
ORACLE_OWNER
ORACLE_SID=TSH1; export
ORACLE_SID
LD_LIBRARY_PATH=$ORACLE_HOME/

Gambar 4. Memilih tipe instalasi standard edition.

lib; export LD_LIBRARY_PATH


CLASSPATH=$ORACLE_HOME/
JRE:$ORACLE_HOME/jlib:$ORACLE_
HOME/rdbms/jlib; export
CLASSPATH

da sudah men-download dan menyimpannya dalam 1 direktori lakukan hal berikut:

LD_ASSUME_KERNEL=2.4.1;
export LD_ASSUME_KERNEL
THREADS_FLAG=native; export
THREADS_FLAG
TMP=/tmp; export TMP
TMPDIR=$TMP; export TMPDIR

Perintah ini akan membuat 3 direktori


Disk1, Disk2 dan Disk3.

Simpan dan pastikan environment user


oracle dengan mengetikkan baris berikut:
# set | more

Selanjutnya ketikkan:
# DISPLAY=<machine-name>:0.0;
export DISPLAY

2. Mendapatkan paket/CD Oracle 9i


dan JRE
Download software Oracle 9i
Catatan: Anda harus punya akses Internet
yang cepat untuk mendownload Oracle 9i.
Anda dapat mendownloadnya dari website resmi Oracle (www.Oracle.com) dan
carilah link DOWNLOAD, kemudian ikuti
jalurnya sesuai yang kita inginkan, yakni
Oracle versi 9.2.0.1.0 untuk linux Red Hat.
Anda harus mendaftar sebagai member terlebih dulu untuk bisa men-download-nya.
Ada tiga file yang masing-masing akan menjadi satu keping cd:
 lnx_920_disk1.cpio.gz
 lnx_920_disk2.cpio.gz
 lnx_920_disk3.cpio.gz

# gunzip lnx_920_disk1.cpio.gz
# cpio -idmv < lnx_920_disk1.
cpio

Membuat file ISO dan membakar ke cd


Cara membuat ISO CD dari file yang telah
anda download dan menuliskannya pada
cd dapat anda baca secara lengkap pada
CD-Writing-HOWTO. Pada tahap ini saya
hanya menuliskan perintah utamanya saja.
 Langkah pertama adalah membuat cd
images (ISO) dari ketiga file tersebut.
# mkisofs -r -o ora9id1.
iso Disk1/

 Lakukan hal yang sama untuk Disk2


dan Disk3. Perintah di atas akan menghasilkan 3 iso image yang selanjutnya
akan digunakan dalam proses instalasi.
Anda mungkin menemukan banyak peringatan, biarkan saja! Image yang terbentuk tetap akan menghasilkan informasi
directory tree yang benar.
 Langkah selanjutnya adalah mem-burn
iso image tersebut ke dalam cd.
# cdrecord -scanbus (Catat
kode device, misal 0,1,0)
# cdrecord -v dev=0,1,0
speed=4 ora9id1.iso

Jika anda kesulitan untuk melakukan tahap ini, silahkan hubungi nidza99@spymac.
com untuk mendapatkan CD yang siap
pakai.

Diperlukan sekitar 1,5GB disk space untuk menyimpan ketiga file tersebut. Jika an-

Download dan Instalasi JRE

Gambar 5. Memilih database configuration - general purpose.

Gambar 6. Database Identification.

www.infolinux.web.id

Download paket Java jre 1.1.8v3 dari http://

INFOLINUX 02/2005

51

TUTORIAL

Berita | Ulasan | Adu Software | Utama | Bisnis | Apa Sih Sebenarnya... | Tutorial

Oracle 9i

12. Instalasi dimulai. Proses ini cukup lama,


tergantung spesifikasi komputer Anda.
Perhatikan CD yang harus Anda ganti
(gambar 8).
Pada proses instalasi ini akan terjadi 2
buah error:

Gambar 7. Use the default character set.

www.blackdown.org. Pindahkan atau copykan file tersebut ke /usr/local, lalu ekstrak


dan buat soft link menjadi jre.
# cd /usr/local
# tar -zxvf jre118_v3.tar.gz
# ln -s jre118_v3 jre

Gambar 8. Menunggu proses instalasi.

installer sudah memberikan isian default


(gambar 2), yakni:
source path: /mnt/cdrom/
stage/products.jar
destination name: OUIHome
destination path: /u01/app/
oracle/product/9.2.0.1.0

3. Instalasi Oracle 9i
Login sebagai user oracle dan masukkan
cd pertama ke dalam cdrom anda. Cari file
berikut dan jalankan:
#./runInstaller

1. Pada tahap ini installer akan membaca


Oracle user environment, dan memunculkan layar pertama Oracle Universal
Installer versi 2.2.
2. Selanjutnya akan muncul Welcome
Screen dari tahap instalasi (gambar 1).
Klik Next.
3. UNIX Group Name Screen menanyakan
Oracle Installation Group yang secara
default adalah oinstall. Ikuti saja, karena
buku ini menggunakan pilihan default
tersebut. Akan muncul sebuah dialog
yang memberitahu anda untuk menggunakan root terminal, dan ikuti petunjuk
pada dialog tersebut, yakni eksekusi file
/tmp/orainstRoot.sh
Jika sukses akan muncul pada terminal
tersebut seperti berikut:
Creating Oracle Inventory
pointer file (/etc/oraInst.
loc)
Changing groupname of /u01/
app/oracle/oraInventory to
oinstall.

Selanjutnya klik Continue pada dialog


yang muncul tadi.
4. Layar selanjutnya, anda akan dihadapkan pada entry File Location. Biasanya

52

INFOLINUX 02/2005

Klik Next.
5. Available Products akan memberikan
pilihan sebagai berikut:
 Oracle 9i Database 9.2.0.1.0
 Oracle 9i Client 9.2.0.1.0
 Oracle 9i Management and Integration 9.2.0.1.0
 Oracle 9i Cluster Manager 9.2.0.1.0
Untuk saat ini pilih yang pertama, Database. Jika Anda ingin menambah bahasa
yang akan digunakan, klik Product Languages, pilih yang diinginkan, misalnya
Indonesia (gambar 3). Klik Next.
6. Pada layar Installation Types, pilih Standard Edition (gambar 4). Klik Next.
7. Selanjutnya anda pilih General Purpose
pada pilihan Database Configuration.
(gambar 5). Klik Next.
8. Kemudian Anda dihadapkan pada layar
Database Identification. Masukkan Global Database Name dan SID-nya. Misalnya ORTD.hostname dan TSH1 untuk
SID defaultnya (gambar 6). Hostname
adalah nama komputer anda. Klik Next.
9. Entry selanjutnya secara default /u01/
app/oracle/oradata pada Directory of
Database Files. Klik Next.
10. Kemudian pilih Use the default character
set (gambar 7). Klik Next.
11. Selesai. Anda akan diperlihatkan Summary dari pilihan-pilihan yang dipilih
tadi, sebelum melanjutkan ke proses instalasi. Klik Next.

www.infolinux.web.id

* Problems with ins_


oemagent.mk.
* Error in invoking
target install of makefile
$Oracle_HOME/ctx/lib/ins_ctx.
mk.

Biarkan saja pada pesan error pertama,


anda akan memperbaiki pada tahap
pasca instalasi. Pilih Ignore pada error
pertama.
Pada pesan error kedua, bukalah konsol, login sebagai user oracle atau jika
anda pada mode grafis, logout dan login
kembali dengan user oracle. Ketikkan
perintah berikut:
$ cd $ORACLE_HOME/install
$ tail make.log

Anda akan melihat baris yang seperti di


bawah ini:
gcc -o ctxhx -L/u01/app/
oracle/product/9.2.0.1.0/
ctx/lib/ -L/u01/app/oracle/
product/9.2.0.1.0/lib/
-L/u01/app/oracle/product/

Gambar 9. Mengeksekusi root.sh.

Gambar 10. Akhir instalasi.

TUTORIAL

Berita | Ulasan | Adu Software | Utama | Bisnis | Apa Sih Sebenarnya... | Tutorial

Oracle 9i

Gambar 11. Oracle Enterprise Manager.

9.2.0.1.0/lib/stubs/ /u01/
app/oracle/product/9.2.0.1.0/
ctx/lib/ctxhx.o
-L/u01/app/oracle/product/
9.2.0.1.0/ctx/lib/ -lm -lsc_
ca -lsc_fa -lsc_ex -lsc_da
-lsc_ut
-lsc_ch -lsc_fi -lctxhx -lc
-Wl,-rpath,/u01/app/oracle/
product/9.2.0.1.0/ctx/lib lnls9
-lcore9 -lnls9 -lcore9 -lnls9
-lxml9 -lcore9 -lunls9 -lnls9

Jalankan gcc seperti di bawah ini


DALAM 1 LINE pada direktori $ORACLE_HOME/bin. Caranya, pindah ke
direktori $ORACLE_HOME/bin, lalu
ketikkan sebuah baris perintah gcc yang
panjang berikut ini (dalam 1 baris, bukan baris per baris):
$ cd $ORACLE_HOME/bin
$ gcc -o ctxhx -L/u01/app/
oracle/product/9.2.0.1.0/
ctx/lib/ -L/u01/app/oracle/
product/9.2.0.1.0/lib/ -L/u01/
app/oracle/product/9.2.0.1.0/
lib/stubs/ /u01/app/oracle/
product/9.2.0.1.0/ctx/lib/
ctxhx.o -L/u01/app/oracle/
product/9.2.0.1.0/ctx/lib/
-lm -lsc_ca -lsc_fa -lsc_ex lsc_da -lsc_ut -lsc_ch -lsc_fi
-lctxhx -lc -Wl,-rpath,/u01/
app/oracle/product/9.2.0.1.0/
ctx/lib -lnls9 -lcore9 -lnls9
-lcore9 -lnls9 -lxml9 -lcore9
-lunls9 -lnls9 -ldl

Gambar 12. Connect as SYSDBA.

Setelah anda jalankan perintah di atas,


dan selesai tanpa ada pesan error, tekan
tombol Ignore pada error dialog dan
lanjutkan proses instalasi.
Sebuah dialog akan muncul memberitahu bahwa ada script yang harus anda
jalankan sebelum proses instalasi dilanjutkan, yakni file root.sh yang terletak pada direktori $ORACLE_HOME.
Eksekusilah file tersebut dengan user
root (gambar 9). Jika benar, akan muncul perintah sebagai berikut:
Adding entry to /etc/oratab
file...
Entries will be added to the
/etc/oratab file as needed by
Database Configuration
Assistant when a database is
created
Finished running generic part
of root.sh script.
Now product-specific root
actions will be performed.

13. Configuration Tools akan menjalankan


beberapa proses dan melaporkan hasilnya. Jika failure, tidak mengapa. Coba
lakukan hal berikut. Pada $ORACLE_
HOME ada direktori JRE.
# rm -rf JRE
# ln -s /usr/local/jre/ JRE

Kemudian klik tombol Retry. Kalaupun


tidak berhasil juga, tidak apa-apa. Anda
bisa melakukannya nanti. Karena ini
merupakan proses opsional.
Jika berhasil, anda akan diminta untuk
memasukkan password user SYS dan
SYSTEM. Catat baik-baik password ini

www.infolinux.web.id

untuk troubleshooting pada saat yang diperlukan.


14. Akhir instalasi akan memperlihatkan
beberapa informasi. Diantaranya anda
dapat mengakses database anda menggunakan web browser. Misalnya http://hostname:7777. Kini anda bisa keluar dari
proses instalasi dengan menekan tombol
Exit. Lihat gambar 10.
Setelah anda keluar, akan muncul Oracle
Enterprise Manager (OEM). Lihat gambar 11. Pada frame sebelah kiri anda bisa
mengklik tanda [+] pada Network, kemudian akan muncul tanda [+] Databases.
Ketika anda klik kembali pada Databases,
anda akan lihat nama database yang telah
anda buat. Terakhir, jika anda klik nama
database tersebut, maka akan muncul window baru untuk login. Gunakan user sys
dan passwordnya yang telah anda catat pada
langkah ke-12 di atas. Pilih Connect as SYSDBA (kalaupun anda pilih NORMAL, OEM
tetap akan memberitahu bahwa anda harus connect menggunakan SYSDBA). Cobalah untuk mendapatkan tampilan seperti
gambar 12. Anda juga bisa mencoba Quick
Tour. Tombolnya tersedia pada sudut kanan bawah pada OEM.
Artikel berikutnya akan membahas
langkah-langkah pasca instalasi, termasuk
menguji hasil instalasi dengan perintahperintah SQL*Plus. Bagian terakhir juga
akan menjelaskan cara menjalankan Oracle
9i, termasuk mengonfigurasi Red Hat 9 agar
siap menjalankan Oracle 9i ketika mesin restart, misalnya diset berjalan pada run level
3 dan dimatikan pada run level 0.
Andri Darmawan (nidza99@spymac.com)

INFOLINUX 02/2005

53

TUTORIAL

Berita | Ulasan | Adu Software | Utama | Bisnis | Apa Sih Sebenarnya... | Tutorial

Zero Configuration Networking

Zero Configuration Networking


Bagian 1 dari 2 artikel
Zero configuration networking saat ini sedang menjadi trend di Indonesia, khususnya
berkaitan dengan merebaknya hotspot di kota-kota besar. Server zero configuration dibangun agar klien dapat terhubung ke jaringan tanpa harus dikonfigurasi.

ero configuration (zeroconf) networking adalah istilah baru untuk


memanfaatkan aplikasi-aplikasi jaringan yang sudah umum, seperti NAT, DNS,
dan DHCP. Beberapa kelebihan dari sistem
zero configuration networking adalah sebagai berikut:
 Dapat mengalokasikan alamat secara
otomatis.
 Bisa berfungsi sebagai Printer Server secara otomatis.
 Dapat merelokasikan nama dan alamat
IP dari klien-klien yang terkoneksi secara
otomatis.
 Dapat mengalokasikan beraneka alamat
IP secara simultan, tanpa mengganggu
kinerja sistem.
 Mendukung penggunaan wireless device
terbaru, seperti wireless device 802-11 G
dan bluetooth.

Secara garis besar, zero configuration networking bisa digambarkan sebagai berikut,
serangkaian konfigurasi yang memungkinkan klien bisa mengakses Server dengan cara
yang sederhana dan mudah. Untuk jelasnya,
Anda bisa melihat pada contoh gambar 1.
Agar lebih jelas, dalam melakukan penulisan ini, penulis melakukan beberapa kali
percobaan. Dengan beberapa spesifikasi dari
peralatan dan beberapa konfigurasi yang
penulis gunakan. Adapun spesifikasi tersebut adalah sebagai berikut:
 Server
Untuk Server, penulis menggunakan PC
dengan spesifikasi sebagai berikut:
 Processor AMD Duron 1,5 GH
 RAM 256 MB
 HDD 40 GB

Penggunaan zero configuration, khususnya dikombinasikan dengan penggunaan


wireless device, sudah sangat meluas. Beberapa manfaat dari pemanfaatan zero configuration networking dalam kehidupan seharihari di antaranya adalah sebagai berikut:
 Penyelenggaraan hotspot di beberapa
wilayah, yang memungkinkan akses internet melalui perangkat mobile computer
(laptop), PDA, dan handphone.
 Penggunaan di dunia industri memungkinkan proses produksi dilakukan secara wireless (nir kabel) sehingga proses
produksi bisa berjalan dengan lebih
efisien.
Setting zero configuration networking
banyak digunakan pada pelayanan public,
seperti: bandara, mall, pusat hiburan, dan
lain-lain.

54

INFOLINUX 02/2005

Gambar 1. Contoh penggunaan zeroconf networking.

www.infolinux.web.id

Penulis menggunakan Tawie Secure Linux


2.0 untuk Server, karena pertimbangan
kemudahan dan keamanan serta kecepatan yang lebih baik dari distro lainnya.
 Klien
Penulis menggunakan Laptop Asus dual
o/s, dengan spesifikasi sebagai berikut:
 Processor Intel Pentium 4 - 2,2 GH
 RAM 256 MB
 HDD 40 GB
Dengan sistem operasi yang terpasang
adalah Windows XP, SuSE Linux 8.2 dan
Slackware Linux.
 Access Point
Access point yang digunakan adalah

Berita | Ulasan | Adu Software | Utama | Bisnis | Apa Sih Sebenarnya... | Tutorial

TUTORIAL
Zero Configuration Networking

[root@ai.co.id:~] # iptables
-I POSTROUTING -t nat -s 0/0
-d 0/0 -j MASQUERADE

Rangkaian perintah tersebut di atas akan


membuat PC klien bisa mengakses keluar
jaringan lokal atau ke Internet.
Gambar 2. Perangkat wireless senao.

Senao external indoor dan Orinoco PCMCIA untuk klien, seperti terlihat pada
gambar 2.
Sebelum memulai pekerjaan setting protokol zero configuration networking, ada
beberapa hal yang dibutuhkan, antara lain
sebagai berikut:
 NAT: NAT berfungsi sebagai jembatan
bagi klien dalam mengakses jaringan
yang berbeda baik kelas maupun alamat
IP-nya.
 DNS: DNS berfungsi menterjemahkan
nama domain kedalam nomor IP.
 DHCPD: DHCPD berguna bagi klien
dalam mengakses jaringan secara mudah
dan sederhana.
Sekarang, mari kita mulai berkarya dengan zero configuration networking.

Setting NAT
Fungsi dari NAT (Network Address Translation) adalah sebagai jembatan bagi komputer klien agar bisa mengakses IP pada
jaringan yang berbeda, misalnya internet.
Untuk mengaktifkan NAT, caranya adalah
demikian:
1. Lakukan login sebagai root:
Anda masuk ke konsol [Alt]+[F1] s/d
[Alt]+[F6] (salah satu)
root: root
Password: password (ganti
dengan password Anda)

2. Mengaktifkan IP Forward
Aktifkan IP Forward, dengan mengetikkan sintaks perintah sebagai berikut:
[root@ai.co.id:~] # echo 1 >
/proc/sys/net/ipv4/ip_forward

3. Menjalankan Iptables
Jalankan Iptables dengan mengetikan
sintaks perintah berikut:

Setting DNS
DNS merupakan singkatan dari Domain
Name System atau sistem penamaan domain, berguna untuk menterjemahkan nama host menjadi nomor IP. Misalnya, Anda
ingin menyambungkan ke salah satu alamat
di Internet, contohnya 216.236.100.35, dengan bantuan DNS Anda bisa menggantinya dengan ai.co.id
Komputer menggunakan alamat IP
dalam proses hubungan antar komputer di
Internet. Alamat IP merupakan dasar proses
routing dalam komunikasi antar komputer
di Internet. Tentunya akan sangat menyakitkan kepala, jika kita harus mengenali
sebuah komputer dengan nomor IP-nya
(seperti nomor telepon saja). Dengan adanya fasilitas DNS, pengguna Internet cukup
mengingat nama host tanpa perlu mengetahui alamat IP dari host tersebut. Salah satu
layanan fundamental pada jaringan Internet
(TCP/IP) adalah name service.
Cara yang paling mudah dan sederhana
dalam malakukan setting DNS adalah dengan melakukan editing pada file /etc/resolv.conf dan file /etc/hosts. Adapun langkah-langkahnya adalah sebagai berikut:
1. Pada konsol, lakukan login sebagai root
login: root
Password: password (ganti
dengan password Anda)

Anda juga bisa menjadi root, pada saat


Anda login sebagai user biasa atau pada
waktu menggunakan X Window, dengan
mengetikkan sintaks perintah pada konsol sebagai berikut:
[user@ai.co.id:~] $ su -l root
Password: (isi dengan password
root Anda)

2. Kemudian lakukan editing file /etc/hosts,


dengan mengetikkan perintah berikut
ini:
[root@ai.co.id:~] # vi /etc/
hosts

www.infolinux.web.id

INFOLINUX 02/2005

55

TUTORIAL

Berita | Ulasan | Adu Software | Utama | Bisnis | Apa Sih Sebenarnya... | Tutorial

Zero Configuration Networking

3. Tambahkan kalimat sebagai berikut:


127.0.0.1
localhost.
localdomain localhost
192.168.2.100
rumah.ai.co.
id rumah

4. Simpan hasil pekerjaan Anda dengan


mengetikkan perintah sebagai berikut:
[Esc]:wq

5. Kemudian, lakukan editing pada file


/etc/resolv.conf, dengan mengetikkan
perintah berikut ini:
[root@ai.co.id:~] # vi /etc/
resolv.conf

6. Isikan kalimat sebagai berikut:


search . nameserver
192.168.2.100 domain rumah.
ai.co.id

7. Simpan hasil pekerjaan Anda dengan


mengetikkan perintah sebagai berikut:
[Esc]:wq

8. Untuk memastikan file-file tersebut di


atas teraktivasi, Anda bisa menjalankan
ulang network, dengan mengaktifkan
sintaks perintah berikut ini:
[root@ai.co.id:~] # vi /etc/
init.d/network [Enter]

Pada saat PC klien mengakses alamat http://rumah.ai.co.id, server otomatis akan mengalokasikannya ke alamat
192.168.2.100.
Penjelasan yang lebih rinci tentang DNS,
akan disampaikan pada artikel berikutnya.
Selanjutnya, kita akan menginjak pada pembahasan setting DHCPD.

Setting DHCP
DHCP merupakan singkatan dari Dynamic
Host Configuration Potocol, suatu perogram
aplikasi server (daemon) yang memungkinkan pengaturan jaringan secara terpusat dari
server, sehingga PC klien tidak perlu melakukan konfigurasi alamat IP, karena semuanya
sudah ditangani oleh PC server.
Keuntungan penggunaan DHCP dari
sisi System Administrator, adalah kita tidak
perlu melakukan pencatatan alamat IP pada
masing-masing PC klien. Mungkin untuk
kebutuhan sampai dengan 10 atau 20 PC

56

INFOLINUX 02/2005

klien masih bisa kita tangani, namun jika


klien yang kita tangani sampai dengan 50
atau 100, bisa Anda bayangkan betapa rumit dan melelahkan pekerjaan yang harus
kita tangani.
Sekarang, marilah kita bersama-sama
membahas tentang instalasi dan konfigurasi server DHCP (dhcpd, d artinya daemon, istilah lain dari server). Kita akan
menggunakan klien Linux dan Microsoft
Windows.

Download program server DHCP


Jika dsitro Linux Anda belum menyertakan paket server DHCP (dhcp-server atau
dhcpcd), Anda bisa melakukan download
pada alamat berikut ini: ftp://ftp.phystech.
com/pub/

Kompilasi dan instalasi server DHCP


Pada saat Anda melakukan download program DHCPd, Anda bisa mengambil programnya dalam bentuk ekstensi .rpm maupun source code yang menggunakan ekstensi
.tar.gz. Sekarang kita akan membahas kompilasi dari kedua macam jenis file tersebut:
Instalasi menggunakan RPM
Untuk melakukan instalasi dengan menggunakan file berekstensi .rpm, caranya jauh
lebih mudah daripada kompilasi dengan
menggunakan kode asal atau source code.
1. Pada konsol, lakukan login sebagai root
login: root
Password: password (ganti
dengan pasword Anda)

Anda juga bisa menjadi root, pada saat


Anda login sebagai user biasa atau pada
waktu menggunakan X Window, dengan
mengetikkan sintaks perintah pada konsol sebagai berikut:
[user@ai.co.id:~] $ su -l root
Password: (isi dengan password
root Anda)

2. Pindah ke direktori, dimana Anda meletakkan file. Dalam contoh ini, kami
meletakkan file pada direktori /tmp. Ketikkan perintah sebagai berikut:

[user@ai.co.id:~] # rpm -ivh


dhcpcd-1.3.22pl1-7.i386.rpm
dhcpd #######################
#########################

4. Selanjutnya, Anda bisa langsung masuk


pada pembahasan konfigurasi DHCP
Server
Kompilasi menggunakan tar.gz
Kompilasi dengan menggunakan source
code ini, sedikit lebih rumit namun Anda
tidak usah takut, karena langkah-langkah berikut ini akan mempermudah Anda
dalam melakukan kompilasi. Sekarang mari
kita coba bersama-sama.
 Pada konsol, lakukan login sebagai root
login: root
Password: password (ganti
dengan pasword Anda)

Anda juga bisa menjadi root, pada saat


Anda login sebagai user biasa atau pada
waktu menggunakan X Window, dengan
mengetikkan sintaks perintah pada konsol sebagai berikut:
[user@ai.co.id:~] $ su -l root
Password: (isi dengan password
root Anda)

 Pindah ke direktori, dimana Anda meletakkan file. Dalam contoh ini, kami
meletakkan file pada direktori /usr/src,
untuk mempermudah dalam pengelolaan sistem file. Ketikkan perintah sebagai berikut:
[user@ai.co.id:~] # cd /usr/
src

 Lakukan ekstraksi file, dengan mengetikkan perintah sebagai berikut:


[user@ai.co.id:src] # tar zxvf dhcpcd-1.3.18pl1.tar.gz

 Pindah ke direktori dhcpcd-1.3.18pl1,


ketikkan perintah berikut ini:
[user@ai.co.id:src] # cd
dhcpcd-1.3.18pl1

[user@ai.co.id:~] # cd /tmp

 Lakukan kompilasi dengan mengetikkan


perintah sebagai berikut:

3. Lakukan kompilasi dengan mengetikkan


perintah sebagai berikut:

[user@ai.co.id:src] # make
[user@ai.co.id:src] # make
install

www.infolinux.web.id

TUTORIAL

Berita | Ulasan | Adu Software | Utama | Bisnis | Apa Sih Sebenarnya... | Tutorial

Zero Configuration Networking

Konfigurasi server DHCP


Untuk melakukan konfigurasi DHCP,
Anda perlu melakukan editing pada file /
etc/dhcpd.conf. Beberapa parameter harus
diawali dengan kata option. Semua parameter termasuk option, yang dinyatakan sebelum penggunaan tanda {} disebut dengan
global parameter.
Adapun langkah-langkahnya adalah sebagai berikut:
1. Pada konsol, login sebagai root:
Login: root
Password: password

2. Lakukan editing pada file /etc/dhcpd.


conf
[root@ai.co.id:~] # vi /etc/
dhcpd.conf

3. Di bawah ini, diperlihatkan router


menggunakan alamat IP 192.168.0.254
dan DNS 1 menggunakan alamat IP
192.168.0.254
# Skrip konfigurasi DHCPD
# Copyright ##169; by R.
Kresno Aji <masaji@
atlantisindonesia.com>

shutdown. Kita tambahkan juga dengan


group sharing, subnet, host dan range
alamat IP client yang kita ijinkan untuk
mengakses server.
shared-network namajaringan {
option domain-name
rumah.ai.co.id;
option domain-nameservers
192.168.2.100,
10.0.0.2;
option routers
192.168.2.100;
# Contoh range
jaringan
subnet 10.0.0.0
netmask 255.255.255.0 {
#parameters
untuk subnet
range
10.0.0.10 10.0.0.110;
}
}

Pada contoh skrip di atas, tampak bahwa


Server akan memberikan 100 alamat IP

kepada setiap PC klien, dimulai dari alamat IP 10.0.0.10 sampai dengan nomor
IP 10.0.0.110
5. Membuat Group Sharing
Selanjutnya kita tambahkan group sharing, yang berisi user yang boleh mengakses Server kita. Anda terlebih dahulu
harus mengetahui alamat (mac) atau nomor seri dari setiap kartu jaringan yang
akan Anda daftarkan ke DHCPD. Hal
ini memungkinkan Anda untuk mengawasi aktivitas setiap user yang mengakses
server Anda. Masukkan nomor seri kartu
jaringan tersebut ke dalam kalimat hardware ethernet. Seperti tampak pada contoh berikut ini.
group {
host masaji {
option host-name
masaji.ai.co.id;
hardware ethernet 00:
A0:78:8E:9E:AA;
fixed-address 10.0.0.17;
}

ddns-update-style ad-hoc;
default-lease-time 600;
max-lease-time 7200;
option subnet-mask
255.255.255.0;
option broadcast-address
192.168.2.255;
option routers 192.168.2.100;
option domain-name-servers
192.168.2.100, 10.0.0.2;
option domain-name rumah.
ai.co.id;
DHCPDARGS=eth0;

Jika Anda ingin menambahkan alamat


WINS Server pada klien Windows, Anda
bisa menambahkan kalimat sebagai berikut:
option netbios-name-servers
192.168.2.100;

4. Kemudian kita tambahkan network


sharing untuk berbagi jaringan antar PC
Desktop. Tambahkan juga ns1 dan ns2,
fungsi dari ns2 adalah untuk melakukan
backup jika ns1 mengalami crash atau

www.infolinux.web.id

INFOLINUX 02/2005

57

TUTORIAL

Berita | Ulasan | Adu Software | Utama | Bisnis | Apa Sih Sebenarnya... | Tutorial

Zero Configuration Networking

b. Masuk ke direktori /etc/init.d dengan


mengetikkan perintah sebagai berikut:
[root@ai.co.id:~] # cd /etc/
init.d

c. Mengaktifkan service yang akan dijalankan saat boot


Untuk mengaktifkan service dhcpd, ketikkan sintaks perintah sebagai berikut:
[root@ai.co.id:init.d] #
chkconfig --level 345 dhcpd
on

Selanjutnya DHCPD akan dijalankan


secara otomatis oleh sistem pada saat Anda
menghidupkan PC.

Gambar 5. Mengatur services dengan ntsysv.

host hartx {
option host-name
hartx.ai.co.id;
hardware ethernet 00:
A1:DD:74:C3:F2;
fixed-address 10.0.0.11;
}
}

hardware ethernet 00:


A0:78:8E:9E:AA;
fixed-address 10.0.0.17;
}

7. Baris berikut ini bermanfaat jika Anda


menginginkan penggunaan DHCP hanya
pada satu pintu, dalam arti hanya menggunakan satu kartu jaringan.
DHCPDARGS=eth0

Jika Anda memutuskan untuk meniadakan pengawasan terhadap masing-masing nomor IP, Anda bisa mentiadakan
alamat MAC dari kartu jaringan dengan
menambahkan tanda pagar di depan kalimat dengan isi sama dengan di bawah
ini:
# hardware ethernet 00:A1:
DD:74:C3:F2;

6. Jika Anda memutuskan untuk melakukan sharing IP secara statis, dan bisa
mengetahui aktivitas user yang Anda
kehendaki untuk sebuah IP klien, Anda
bisa melakukan pencatatan nomor seri
atau MAC address kartu jaringan yang
terpasang pada PC klien yang terhubung
ke server sebelum Anda daftarkan ke
DHCPD. Selanjutnya Anda tambahkan
seperti contoh di bawah ini.
host masaji {
option host-name masaji.
ai.co.id;

58

INFOLINUX 02/2005

8. Simpan hasil pekerjaan Anda.


Simpan hasil pekerjaan Anda dengan
mengetikkan sintaks perintah berikut
ini:
: [Esc]wq

9. Jalankan DHCPD Server dengan mengetikkan perintah berikut ini:


[root@ai.co.id:~] # /etc/
init.d/dhcpd start

10. Jika ingin diaktifkan oleh sistem secara


otomatis pada saat PC dinyalakan, ada
dua cara untuk menjalankan DHCPD
secara otomatis. Antara lain adalah sebagai berikut:
Menggunakan chkconfig
a. Pada konsol, lakukan login sebagai root
login: root
Password: password (ganti
dengan pasword Anda)

www.infolinux.web.id

Menggunakan program ntsysv (RedHat/


Fedora) atau drakxsrvices
Jika Anda menggunakan distro RedHat,
Anda bisa menggunakan program ntsysv
untuk mengaktifkan dhcpd secara otomatis.
Adapun caranya adalah sebagai berikut:
a. Pada konsol, lakukan login sebagai root
login: root
Password: password (ganti
dengan pasword Anda)

b. Menjalankan ntsysv
Untuk menjalankan ntsysv, Anda tinggal mengetikkan sintaks perintah sebagai
berikut:
[root@ai.co.id: init.d] #
ntsysv

c. Mengaktifkan service dhcpd


Sekarang Anda bisa mengaktifkan service
dhcpd, dengan cara mengarahkan pointer pada tulisan dhcpd, kemudian tekan
tombol spasi, sehingga tampak tanda
bintang pada bagian sebelah kiri service
dhcpd, seperti tampak pada gambar 5.
d. Kemudian tekan tombol [Ok] untuk keluar dari jendela service.
e. Sekarang, DHCP Server akan langsung
berjalan secara otomatis, pada saat Anda
menyalakan PC.
Konfigurasi server zero configuration
networking selesai. Artikel sambungannya
akan membahas cara setting klien Linux
dan Windows untuk zeroconf networking
ini.
R. Kresno Aji (masaji@ai.co.id)

IKLAN

TUTORIAL

Berita | Ulasan | Adu Software | Utama | Bisnis | Apa Sih Sebenarnya... | Tutorial

Proxy

Konfigurasi Transparent Proxy


Transparent proxy merupakan salah satu cara untuk memudahkan pekerjaan administrator jaringan. Sebagai pengelola warnet misalnya, Anda tidak perlu mengatur satu per satu
komputer klien agar pasti melewati server proxy.

alah satu fungsi proxy adalah untuk


menyimpan cache. Apabila sebuah
LAN menggunakan proxy untuk berhubungan dengan Internet, maka yang dilakukan oleh browser ketika user mengakses
sebuah url web server adalah mengambil
request tersebut di proxy server. Sedangkan
jika data belum terdapat di proxy server
maka proxy mengambilkan langsung dari
web server. Kemudian request tersebut disimpan di cache proxy. Selanjutnya jika ada
client yang melakukan request ke url yang
sama, akan diambilkan dari cache tersebut.
Ini akan membuat akses ke Internet lebih
cepat.
Proses di atas secara sederhana menunjukkan bahwa pemakaian proxy tergantung
konfigurasi browser. Kenapa dari browser?
Karena setting proxy itu dasarnya juga
ada pada browser, selain di server. Dengan

melakukan konfigurasi di browser, maka


pengguna komputer klien dapat dengan
mudah mengubah ip address proxy. Jika di
sebuah warnet semua komputer di-deepfreeze, maka dengan mudah orang bisa
mengganti alamat ip proxy, karena hal tersebut dapat dilakukan tanpa restart komputer.
Lihat Gambar 1.
Lalu, dengan cara apa permasalahan
berikut ini dapat diatasi?
1. Admin jaringan menghendaki semua
komputer ketika terhubung ke internet mau atau tidak mau harus melewati
proxy.
2. Sungguh tidak mengenakkan jika di
satu komputer terdapat lebih dari satu
macam browser dan kita harus setting ip
proxy satu persatu.
Salah satu cara untuk mengatasi hal terse-

but adalah transparent proxy atau proksi


transparan. Dengan transparent proxy kita
memaksa setiap request ke port http di-redirect ke port proxy.

Kebutuhan software
1. Linux dengan Iptables dan Squid yang
sudah terinstalasi. Misalnya, port proxy
squid diset 8080 (port default: 3128).
2. Program bernama transproxy (ftp://ftp.
nlc.net.au/pub/unix/transproxy/). Sifat
program ini optional (tidak harus ada).
Jadi, terdapat dua metode dalam membuat transparent proxy, yaitu tanpa menggunakan program bantu (cukup dengan
Squid dan Iptables), dan menggunakan
program bantu seperti transproxy.

Tidak menggunakan transproxy


Jika anda tidak menggunakan program bantu apapun, silakan edit file squid.conf (biasanya terdapat di direktori /etc/squid/).
1. Secara default, squid menggunakan port
3128. Uncomment dan ganti baris http_
port 3128 menjadi http_port 8080. Lihat
Gambar 2.
2. Tambahkan baris berikut atau uncomment dari file tersebut (jika sudah ada
baris-baris ini yang diawali tanda # atau
;).
httpd_accel_host virtual
httpd_accel_port 80
httpd_accel_with_proxy on
httpd_accel_uses_host_
header on

3. Kemudian ketikkan perintah ini di shell


atau prompt root, atau disimpan dalam
file yang dijalankan saat boot, seperti
/etc/rc.local atau yang lain:
# echo 1 > /proc/sys/net/
ipv4/ip_forward

Gambar 1. Setup proxy di browser Mozilla Firefox.

60

INFOLINUX 02/2005

www.infolinux.web.id

TUTORIAL

Berita | Ulasan | Adu Software | Utama | Bisnis | Apa Sih Sebenarnya... | Tutorial

Proxy

# /sbin/iptables t nat A
PREROUTING i eth0 p tcp
dport 80 j REDIRECT to
port 8080

Arti baris perintah terakhir di atas, request yang masuk ke port 80 akan di-redirect
(diarahkan) ke port 8080. Contoh kasus
ini berlaku untuk gateway dan proxy dalam
satu mesin (satu komputer dengan satu alamat IP).

Menggunakan transproxy
Instalasi transproxy
Setelah Anda mendapatkan file transproxy
(misalnya transproxy_1.4.orig.tar.gz), simpan pada suatu direktori lalu ekstrak, kompilasi, dan instalasi.
# tar zxvf transproxy_1.4.orig.
tar.gz
transproxy-1.4/
transproxy-1.4/tproxy.c
transproxy-1.4/README
transproxy-1.4/Makefile
transproxy-1.4/TODO
transproxy-1.4/CHANGELOG
transproxy-1.4/tproxy.8
transproxy-1.4/COPYRIGHT
transproxy-1.4/acl.c
transproxy-1.4/acl.h
transproxy-1.4/tproxywatch
transproxy-1.4/tproxyrun
# cd transproxy-1.4/
# make
# make install

Jika sudah terinstalasi, pastikan file inti


dari transproxy yaitu tproxy, tproxyrun dan
tproxywatch terletak di /usr/local/sbin.

Konfigurasi transproxy
Buat file konfigurasi yang berisi empat baris
perintah seperti di bawah ini. Anda dapat
menyimpannya menjadi file berekstensi
*.sh dan mengeksekusinya pada awal Linux
booting (misalnya dipanggil dari /etc/init.
d/network atau dari /etc/rc.local).
Sebagai contoh, simpan file dengan nama tproxy.sh.
#!/bin/sh

Gambar 2. Mengedit port squid dari 3128 menjadi 8080.

/usr/local/sbin/tproxy s 81 r
nobody 192.168.0.1 8080
echo 1 > /proc/sys/net/ipv4/
ip_forward
/sbin/iptables t nat A
PREROUTING i eth0 p tcp
dport 80 j REDIRECT toport
81

Baris kedua script di atas menyatakan bahwa transproxy bekerja pada port 81, dan akan
meneruskan request yang masuk langsung ke
proxy server dengan ip address 192.168.0.1
port 8080. Request yang masuk ke port 81
diperoleh dari baris perintah terakhir. Setiap
request web (port 80) yang masuk ke gateway
di-redirect (diarahkan) ke port 81.
Simpan file tproxy.sh ke direktori /usr/
local/sbin/. Tambahkan juga chmod 700.
Untuk dapat dieksekusi setiap sistem dibooting, buka file /etc/rc.local dan tambahkan di bagian bawah:
/usr/local/sbin/tproxy.sh

Cek Konfigurasi Transproxy


Dua perintah berikut ini untuk mengetahui
bahwa port 81 yang digunakan transproxy
sudah aktif, dan permintaan ke port 80
(http) telah diarahkan ke port 81.
# netstat an | grep 81
tcp 0 0 0.0.0.0:81 0.0.0.0:*

www.infolinux.web.id

LISTEN
# /sbin/iptables L t nat
Chain PREROUTING (policy ACCEPT)
target
prot opt source
destination
REDIRECT tcp anywhere
anywhere tcp dpt:http redir
ports 81

Nah, dengan begini Anda sebagai sysadmin tidak perlu lagi susah-susah untuk
mengonfigurasi ip address proxy pada masing-masing browser, karena setiap request
ke port 80 akan di-redirect ke port 81 atau
langsung ke port proxy 8080. Dengan cara
ini client tidak tahu bahwa sebenarnya
mau atau tidak mau setiap request ke web
selalu dilayani oleh proxy.
Untuk mengujinya, jalankan server
proxy untuk mengakses Internet, lalu coba
menjalankan web browser di komputer
klien tanpa disetup proxy-nya (no proxy
atau direct). Jika berhasil, matikan squid
di server untuk menguji apakah klien tidak
bisa mengakses web.
Sebaliknya, jika klien belum bisa mengakses web, pastikan komputer klien sudah
diset menggunakan gateway dengan alamat
IP yang dimiliki server transparent proxy
ini. Masih belum bisa? Cek ulang semua
konfigurasi server dan restart squid.
M. Syafii (karebet_asli@telkom.net)

INFOLINUX 02/2005

61

TUTORIAL

Berita | Ulasan | Adu Software | Utama | Bisnis | Apa Sih Sebenarnya... | Tutorial

ATutor

ATutor, CMS untuk


Online Learning
Di dunia open source tersedia banyak pilihan aplikasi e-learning atau online learning. Kali
ini Anda dapat mencoba salah satu paket yang berbasis LAMP (Linux, Apache, MySQL, dan
PHP).

royek Open Source telah berlangsung cukup lama, namun sampai


saat ini, masih belum cukup banyak
organisasi yang mau mengakui pergerakan
Open Source dalam menjalankan misinya,
sehingga banyak orang masih belum mengenal apa itu Open Source dan Free Software. Untungnya, hal ini tidak lagi terjadi,
karena PBB (Perserikatan Bangsa-Bangsa)
telah mendirikan sebuah organisasi yang
bertugas untuk mempromosikan Open
Source dan juga Free Software. Nama organisasi ini adalah IOSN (International
Open Source Network), yang berada di
bawah pengelolaan organisasi lain, yaitu
UNDP (United Nations Development Programme). Aktivitas utama dari IOSN terkait
dengan teknologi dan aplikasi FOSS (Free/
Open Source Software) di kawasan Asia Pasifik. Tujuan utama dari dibentuknya IOSN
adalah membuat supaya negara-negara di
kawasan Asia Pasifik dapat menghasilkan
perkembangan ekonomi dan sosial yang

Gambar 1. Website IOSN PBB.

62

INFOLINUX 02/2005

cepat dengan menggunakan solusi FOSS


ICT yang efektif untuk menjembatani
fenomena digital yang sekarang ini sudah
melanda seluruh penjuru dunia. Bahkan
organisasi ini menetapkan tanggal 28 Agustus menjadi hari kebebasan software (Gambar 1).
Pendidikan menjadi salah satu fokus
utama dalam mencapai tujuan yang diimpikan oleh PBB dalam promosi Open Source
dan Free Software, mengingat masih banyak
negara yang kurang memperhatikan masalah pendidikan dan lebih terfokus pada
bidang-bidang yang lain. Pada kesempatan
itu, IOSN juga mengeluarkan dua software
pendukung pendidikan, yaitu ATutor dan
SchoolTool. Pada kesempatan ini, kita akan
melihat lebih lanjut mengenai ATutor.
ATutor merupakan sebuah CMS (Content Management System) Open Source
yang dapat dipergunakan untuk pembelajaran secara online, atau istilah umumnya
Online Learning atau E-Learning. Dengan

Gambar 2. Website ATutor.

www.infolinux.web.id

memanfaatkan ATutor, kita bisa membangun semacam kampus virtual yang sederhana, namun efektif karena bisa menjangkau banyak kalangan (bersifat global karena
melalui medium Internet), tidak tergantung ruang kelas, dan juga mudah untuk
diupdate, sehingga materinya menjadi tidak membosankan. ATutor juga telah melengkapi dirinya dengan beberapa standar
yang baku, seperti spesifikasi aksesibilitas
W3C WCAG 1.0 pada level AA+, sehingga
memungkinkan semua orang untuk dapat
menggunakan sistem ini dengan baik dan
spesifikasi W3C XHTML 1.0.
Untuk bisa mendapatkan paket ATutor,
silakan berkunjung ke situs http://www.atutor.ca/ (Gambar 2). Pada situs ini telah disediakan banyak informasi mengenai proyek
ini, mulai dari dokumentasi, demo, proses
pengembangan, translasi, dan sebagainya.
Versi stabil dari ATutor saat penulisan artikel ini adalah 1.4.2. Ukuran dari paket stabil sekitar 1MB. Pada halaman download,

TUTORIAL

Berita | Ulasan | Adu Software | Utama | Bisnis | Apa Sih Sebenarnya... | Tutorial

ATutor

Gambar 3. Awal instalasi.

Anda juga bisa menjumpai file dokumentasi, tambahan bahasa (language pack), dan
modul untuk Post-Nuke. Penulis menggunakan sistem operasi Mandrake Linux
dengan Apache 2.0.48, PHP 4.3.4, MySQL
4.0.18, dan ATutor versi 1.4.1 untuk penulisan artikel ini.
Proses instalasi dari aplikasi ini sangatlah sederhana, karena hampir sama dengan
aplikasi web-based lainnnya, yaitu Anda
cukup mengisi form-form yang telah disediakan, dan script installer akan menyiapkan segala sesuatunya kepada Anda.

1. Download dan ekstraksi


Pertama-tama, download ATutor dari
http://www.atutor.ca/atutor/download.php
dan pilih mirror yang sesuai dengan selera
Anda. Setelah proses download selesai, pindahkan file ATutor ke direktori tertentu
(penulis menggunakan direktori /usr/local/
src untuk contoh ini) dan lakukan ekstraksi
paket.
# mv ATutor.tar.gz /usr/local/
src
# tar -xzvf ATutor.tar.gz

2. Simpan file ke direktori root apache


Setelah paket diekstrak, pindahkan direktori ATutor di bawah direktori root pada
web server Anda (pada Mandrake, direktori
root default adalah /var/www/html). Anda
bisa memberinya nama yang lebih mudah
diingat, seperti tutorial. Setelah selesai,
ubahlah owner dan group dari direktori
tersebut menjadi user yang menjalankan
apache (biasanya nobody atau apache).

Gambar 4. Setup database.

Hal ini untuk menghindari aplikasi ATutor


dijalankan oleh user root yang jelas bukan
merupakan tindakan yang baik ditinjau
dari segi keamanan.
# mv ATutor /var/www/html/
tutorial
# chown -R apache:apache /var/
www/html/tutorial

3. Mengonfigurasi atutor
Langkah selanjutnya adalah membuka
halaman ATutor tersebut dengan menggunakan browser. Bukalah http://localhost/
tutorial atau ganti localhost dengan nama
(hostname) komputer Anda. Ketika Anda
membuka, akan terdapat pesan ATutor
does not appear to be installed. Continue on
to the installation. karena memang ATutor
belum terinstalasi. Klik pada bagian Continue on to the installation.
Pada halaman pertama (Gambar 3),
Anda akan menjumpai halaman informasi
sebelum instalasi, seperti kebutuhan server,
database, dan PHP dengan beberapa parameter yang diperlukan. Meskipun pada
informasi tersebut disebutkan ATutor tidak
merekomendasikan penggunaan Apache
2.x, namun pada komputer penulis, ATutor
dapat diinstall dengan baik tanpa ada masalah. Untuk PHP, parameter yang harus
ada ketika Anda melakukan kompilasi dari
source adalah --with-zlib dan with-mysql.
Sedangkan konfigurasi PHP pada php.ini
yang harus diaktifkan adalah safe_mode
dalam kondisi disabled (non aktif). Pada
versi 1.4.1 ini, versi MySQL yang didukung
masih versi 3.x, sedangkan versi 4.x belum

www.infolinux.web.id

didukung secara resmi, namun lagi-lagi


penulis juga menggunakan versi 4.x dan
aplikasi dapat berjalan dengan baik, sehingga Anda tidak perlu khawatir. Pada bagian
bawah, akan ada pilihan untuk menginstall
atau mengupgrade. Karena ini merupakan
proses installasi pertama, maka kita pilih
pilihan pertama, yaitu Install. Halaman
berikutnya hanyalah halaman persetujuan
sebelum Anda menginstall ATutor. Anda
cukup memilih tombol I Agree untuk
dapat melanjutkan proses instalasi.

4. Setup Database
Proses berikutnya adalah setting database
(Gambar 4). Di sini, Anda harus menentukan nama host, nomor port database,
username beserta password dari user yang
mempunyai wewenang untuk menciptakan database dan mengelolanya. Di sini,
penulis telah membuat sebuah user baru
dengan nama dan password yang sama,
yaitu atutor. Selain itu, buatlah juga sebuah
database baru dalam MySQL (proses ini
harus dilakukan sebelum Anda menekan
tombol Next). Penulis menggunakan nama
database atutor. Anda juga bisa mengganti
prefix yang akan ditambahkan pada awal
dari setiap nama tabel jika Anda tidak suka
dengan awalan AT_.
$ Mysql -u <user> -p
Enter password: <password_user>
create database atutor;
quit

5. Membuat tabel
Setelah Anda menekan tombol Next, maka

INFOLINUX 02/2005

63

TUTORIAL

Berita | Ulasan | Adu Software | Utama | Bisnis | Apa Sih Sebenarnya... | Tutorial

ATutor

Gambar 5. Membuat tabel.

proses akan dilanjutkan dengan menciptakan tabel-tabel yang diperlukan (Gambar 5). Pastikan bahwa semua tabel dapat
dibuat dengan baik dengan pesan created
successfully. Jika ada pesan error, maka
lebih baik Anda menghapus database dan
mengulangi proses dari awal, karena proses
akan menolak jika tabel sudah ada. Gunakan perintah drop untuk menghapus database
drop database atutor;

Gambar 6. Account administrator.

lain membuat account administrator, Anda


juga menentukan konfigurasi dasar dari
ATutor, seperti nama situs, lokasi logo dan
gambar, notifikasi email, dan sebagainya.
Batasi ukuran file yang boleh diupload dan
ukuran kursus karena akan menghemat
bandwidth dan juga ruang harddisk. Pada
pilihan direktori cache, pastikan Anda memilih sebuah direktori yang mampu ditulis
oleh user apache (atau user lain yang Anda
tentukan pada saat mengubah user untuk
ATutor).

6. Membuat account administator


Langkah berikutnya adalah membuat sebuah account untuk administrator (Gambar 6). Administrator adalah orang yang
mempunyai kekuasaan tertinggi dalam
mengatur aplikasi ATutor, sehingga pastikan Anda memilih kombinasi username
dan password yang susah untuk diterka. Se-

Gambar 7. Account reguler.

64

INFOLINUX 02/2005

dan students. Instructor mampu membuat


kursus baru, sedangkan students hanya
mengikuti kursus yang telah dibuat oleh instructor. Setelah selesai, klik Next dan ATutor akan menampilkan ringkasan proses
instalasi. Klik Next sekali lagi dan proses
installasi ATutor telah selesai.
Untuk mengamankan aplikasi ATutor,
pastikan Anda mengubah permission dari
file include/config.inc.php menjadi read
only saja dengan perintah chmod.
# chmod 444 /var/www/html/
tutorial/include/config.inc.php

7. Membuat account reguler


Setelah membuat account administrator,
maka langkah berikutnya adalah membuat
account reguler yang mampu membuat
kursus baru (Gambar 7). User ini setingkat di bawah administator. Account reguler
dibedakan menjadi dua, yaitu instructor

Gambar 8. Halaman login.

www.infolinux.web.id

8. Login ke ATutor
Setelah itu, hapus direktori install untuk
mencegah proses instalasi oleh pihak lain.
Setelah selesai, lakukan login untuk mengkonfigurasikan ATutor untuk pertama kali
(Gambar 8). Anda juga bisa login sebagai

Berita | Ulasan | Adu Software | Utama | Bisnis | Apa Sih Sebenarnya... | Tutorial

TUTORIAL
ATutor

guest, namun hanya memiliki kemampuan


yang terbatas.
# rm -rf /var/www/html/tutorial/
install

9. Editor txt dan html


ATutor telah menggunakan interface yang
mudah untuk digunakan dan juga teknologi
yang mutakhir dalam menghadirkan sebuah
editor yang user friendly yang mirip dengan
toolbar pada OpenOffice.org sehingga Anda tidak perlu repot-repot mencari tag-tag
HTML yang sesuai untuk memformat halaman, misalnya untuk membuat teks tebal
dan miring, menyisipkan gambar, URL,
dan sebagainya. (Gambar 9). Editor yang
dipakai ada dua macam, yaitu text editor
dan juga html editor. Anda bisa memilih
sesuai dengan selera Anda.
Selain menawarkan fasilitas untuk pembelajaran online, ATutor juga telah dilengkapi dengan berbagai fasilitas lain, seperti
forum, chat room, private message, polling,
sitemap, glossary, export content, dan masih
banyak lagi. Dengan satu aplikasi ini, maka

Gambar 9. Halaman editor.

banyak sekali kemampuan yang dapat diperoleh. Tidak salah jika PBB telah memilih
aplikasi ini sebagai salah satu aplikasi resmi
yang digunakan dalam situs IOSN karena

www.infolinux.web.id

aplikasi ini memang sangatlah powerfull.


Anda tertarik? Silakan mencoba dan rasakanlah kehebatannya.
Willy Sudiarto Raharjo (willy@e-jogja.net)

INFOLINUX 02/2005

65

TUTORIAL

Berita | Ulasan | Adu Software | Utama | Bisnis | Apa Sih Sebenarnya... | Tutorial

Bonnie++

Disk Benchmarking dan


penggunaan Bonnie++
Amat penting bagi server (atau calon server) untuk diuji kekuatannya. Salah satu ujian
yang penting adalah pada bagian storage. Seberapa storagenya memiliki performa yang
seharusnya. Kita akan membahas pengujian disk dengan bonnie++.

ubungan antara teori dan kenyataan terkadang tidak selalu berjalan


dengan baik. Ada kalanya teori
berkata A, namun kenyataannya bergeser
menjadi B atau C. Dalam kondisi ekstrim,
bisa sangat jauh berbeda.
Hal ini juga berlaku pada dunia komputasi. Ada kalanya, ketika kita membeli suatu
perangkat keras, kita mendapatkan penjelasan bahwa suatu perangkat keras bisa bertahan dalam kondisi ekstrim tertentu, sambil
tetap mempertahankan performa yang bisa
diterima. Namun, ada kalanya, janji-janji
tersebut terkadang hanya tinggal janji, tanpa
bisa diwujudkan secara bertanggung jawab.
Terkadang, untuk kasus tersebut, bukan
selalu produsennya yang nakal dan memberikan janji yang tidak bisa diwujudkan.
Namun, ada kalanya, karena disebabkan
oleh faktor eksternal yang tidak diperkirakan sebelumnya.
Oleh karena itu, melakukan suatu pengujian dan membandingkan hasil pengujian dengan nilai rata-rata yang bisa diterima adalah salah satu cara untuk mempertahankan seberapa suatu teori tidak bergeser
terlalu jauh dari kenyataan.
Kita ambil satu kasus yang lebih spesifik.
Performa harddisk pada server. Sesuai dengan
namanya, server bertugas untuk melayani kebutuhan client-clientnya. Namun, performa
yang jelek pada harddisk atau media penyimpanan permanen lainnya dapat mengganggu
server untuk tetap melayani client-clientnya
dalam kondisi yang tetap prima.
Solusinya adalah, disamping tindakan
preventif atau tindakan lain untuk menjaga
agar harddisk tetap sehat, kita perlu secara
berkala mengukur performa harddisk tersebut. Apakah mengalami penurunan sejak

66

INFOLINUX 02/2005

pertama kali digunakan (di mana nilai kali


pertama penggunaan juga telah sesuai dengan janji produsen dan kenyataan di lapangan). Penurunan kinerja adalah hal yang
wajar, namun, harus dicermati seberapa
cepat penurunan tersebut terjadi. Hal ini termasuk tindakan preventif yang perlu dilakukan oleh system administrator jaringan yang
besar. Apabila tingkat dan besar penurunan
kinerja sudah tidak dapat ditolerir, kita perlu
mengambil tindakan tertentu, seperti mengganti harddisk tersebut, misalnya.
Disk testing melibatkan prosedur yang
cukup rumit agar hasilnya bisa diandalkan.
Kita tidak perlu melakukannya sendiri secara manual. Sebagai gantinya, kita akan
mempergunakan bonnie++, salah satu disk
testing yang cukup sering digunakan.

Tidak pula dengan menggunakan script


yang secara bolak balik membuat file, memotong file, membuat lagi, menghapus dan sebagainya. Semua itu, belumlah cukup.
Kita perlu pula mengukur persentase
penggunaan CPU agar lebih akurat. Tentunya, akan susah diukur tingkat akurasinya
apabila kinerja secara umum baik namun
menghabiskan waktu atau persentase penggunaan CPU yang terlalu besar.
Bagi Anda yang senang mencoba, sebenarnya, walaupun tidak akurat, kita bisa saja
membuat sebuah tester yang sederhana menggunakan shell script. Kita akan melihat bahwa
cara ini bisa mewakili pengujian sederhana walaupun memiliki cukup banyak kekurangan.
Buatlah sebuah shell script dengan nama
a.sh, dengan isi sebagai berikut:
#!/bin/sh

Apakah disk benchmarking itu?


Secara sederhana, disk benchmarking, atau
terkadang disebut sebagai disk testing adalah
suatu aktivitas untuk menguji kinerja suatu
disk. Hasil pengujian kemudian disajikan
dalam angka-angka, dan dapat dibandingkan
(benchmark) dengan sistem lain, atau dengan
sistem itu sendiri pada saat yang berbeda.
Ketika kita mengadakan disk benchmarking, yang pertama terbayang mungkin adalah
kecepatan dalam menulis atau membaca isi
disk tersebut. Hal ini secara langsung akan
melibatkan access time yang bisa dibagi dalam
berbagai sub komponen waktu lainnya.
Pengujiaan disk secara umum adalah hal
yang kompleks. Artinya, kita tidak bisa begitu saja membuat sebuah file besar dengan
ukuran tertentu menggunakan program yes
misalnya, sambil menyiapkan sebuah stopwatch dan mengukur waktu pengujian. Tidak sesederhana itu.

www.infolinux.web.id

FILE=X
LIMIT=1000
rm -f $FILE
while [ 1 ]
do
echo A >> $FILE
SIZE=`du -sb $FILE | tr
[:space:] : | cut -d: -f1`
if [ $SIZE -gt $LIMIT ]
then
break
fi
done
rm -f $FILE

Pada pengujian sederhana ini, kita membuat suatu file (yang diwakili oleh varia-

TUTORIAL

Berita | Ulasan | Adu Software | Utama | Bisnis | Apa Sih Sebenarnya... | Tutorial

Bonnie++

Menampilkan hasil pengujian di web.

bel $FILE) sampai limit ukuran tertentu


(yang diwakili oleh variabel $LIMIT). Selama pembuatan file, kita memeriksa ukuran dari $FILE dan akan berhenti apabila
ukuran telah mencapai $LIMIT. Sebelum
dan setelah pengujian dilakukan, kita akan
menghapus $FILE.
Kemudian, kita menggunakan program
time (1) untuk menguji resource yang digunakan dalam menjalankan a.sh tersebut.
Berikut ini adalah contoh keluaran di sistem
penulis:
$ time ./a.sh
real
user
sys

0m6.034s
0m1.956s
0m3.459s

Kita bisa melihat bahwa pengujian yang


kita lakukan telah berhasil menguji berapa
waktu user dan sistem yang diperlukan untuk menulis file berukuran 1000 byte. Apabila kita puas dengan cara seperti ini, Anda
bisa membuat, katakanlah sebuah ukuran
sendiri, misalnya ukuran INFOLINUX, dan
kemudian membandingkan sistem lain dengan rata-rata pengujian.
Program ini memiliki banyak kekurangan. Pertama, lambat sekali. Di Celeron 2.5
Ghz yang penulis miliki, untuk menulis 1000
byte saja membutuhkan waktu user 5 sampai
6 detik. Belum lagi ditambah dengan pengujian ukuran file yang melibatkan du, tr dan
cut.
Yang kedua adalah tidak mampu mewakili beraneka ragam pengujian. Kita hanya menulis A ke dalam sebuah file. Tidak
ada pendekatan lain disamping melakukan
dumping A ke file teks. Sebuah penguji yang
bagus harus mampu melakukan pengujian
yang representatif terhadap berbagai kondisi sistem atau kondisi penggunaan disk.
Di artikel ini, kita akan membahas pengujian dengan program yang secara khusus digunakan untuk melakukan pengujian.
Bonnie++ akan menampilkan informasi
yang Anda inginkan.

Melakukan pengujian.

Bonnie++
Namanya sekilas terdengar lucu. Apalagi ditambah dengan embel-embel ++ dibelakang
namanya. Bonnie++ adalah program yang
dapat digunakan untuk menguji performa
harddisk dan file sistem secara umum.
Bonnie++ mampu melakukan pengujian
pada beberapa kondisi, termasuk kondisi
spesifik dari suatu file sistem. Setiap hasil
pengujian akan menampilkan waktu yang
diperlukan untuk melakukan tugas tertentu, dan dilengkapi dengan informasi penggunaan CPU.
Program ini beroperasi pada dua tahapan. Yang pertama adalah mengukur kemampuan IO harddisk dengan mensimulasikan penggunaan data besar yang aktif.
Yang kedua adalah dengan melibatkan pengujian pembuatan, pembacaan, dan penghapusan banyak file kecil. Kedua tahapan
ini dianggap mewakili penggunaan disk sehari-hari. Pada aplikasi database besar misalnya, tahapan pertama dianggap mewakili.
Sementara, untuk program yang melibatkan pembacaan file-file kecil seperti e-mail
dan lain sebagainya, tahap kedua dianggap
mewakili.
Program ini akan memberikan output
berupa file CSV (Comma Separated Values)
yang dapat dengan mudah dibuka dengan
OpenOffice.org atau program-program database yang menerima format CSV sebagai
data dump.
Paket Bonnie++ juga datang dengan tool
bon_csv2html yang dapat digunakan untuk memformat ulang keluaran bonnie++
ke dalam dokumen HTML. Selain itu, bagi
Anda yang senang dengan file teks, tool
bon_csv2txt juga disertakan.
Bonnie++ sangatlah mudah untuk digunakan. Dalam penggunaan yang sederhana,
berikan saja perintah bonnie++ dan pengujian akan segera dilakukan. Ketika pengujian berlangsung, sistem akan sekilas terasa
melambat atau bahkan tidak responsif
dalam jangka waktu tertentu. Hal ini disebabkan karena akses intensif ke perangkat

www.infolinux.web.id

keras. Anda bisa membuka dua console dan


menggunakan salah satunya untuk menjalankan program top. Anda akan melihat
penggunaan CPU oleh program bonnie++.
Berikut ini adalah beberapa contoh penggunaan bonnie++:
 Menjalankan bonnie++ secara sederhana. Perintah ini dapat dibatalkan dengan
menekan kombinasi tombol CTRL+C,
dan pembersihan akan dilakukan secara
otomatis. Menarik.
$ bonnie++

 Menjalankan bonnie++ dengan menyebutkan direktori sementara secara


eksplisit. Hal ini berguna untuk mengatur lokasi tempat bonnie++ meletakkan
file-file selama pengujian.
$ bonnie++ -d /tmp

 Menjalankan sejumlah pengujian. Pengujian dapat dilakukan berkali-kali,


dan hasil rata-rata dapat diasumsikan
mewakili hasil pengujian yang benar.
$ bonnie++ -x 100

 Menyimpan hasil pengujian dalam file


tertentu (contoh: file dengan nama RESULT).
$ bonnie++

> RESULT

 Menggunakan bon_csv2html menghasilkan HTML dari file RESULT


$ cat RESULT | bon_csv2html >
RESULT.html

Anda bisa menjalankan bonnie++ secara


berkala untuk mendapatkan pengujian yang
berkelanjutan pada disk Anda. Sebuah script
selanjutnya dapat dibuat untuk memastikan
tidak adanya penyimpangan yang terlalu
besar pada hasil pengujian. Setiap penyimpanan dapat dilaporkan secara otomatis.
Menarik bukan? Sampai di sini perkenalan
kita tentang benchmarking disk menggunakan bonnie++. Selamat menguji!
Noprianto (noprianto@infolinux.co.id)

INFOLINUX 02/2005

67

TUTORIAL

Berita | Ulasan | Adu Software | Utama | Bisnis | Apa Sih Sebenarnya... | Tutorial

Calc

Lebih lanjut dengan


fungsi lookup Calc
Beberapa edisi yang lalu, kita telah membahas penggunaan sederhana fungsi lookup di
Calc. Di edisi ini, kita akan membahas fungsi lookup lebih lanjut untuk memudahkan pekerjaan kita

ungsi lookup adalah fungsi yang


sangat berguna pada penggunaan
spreadsheet. Dengan penggunaan
fungsi lookup, kita seolah-olah memiliki sebuah database tabular sederhana yang dapat
oleh berbagai tabel transaksi.
Kita mengenal dua fungsi lookup yang
populer, yaitu fungsi hlookup() dan vlookup(). Fungsi hlookup() digunakan pada
pencarian menggunakan tabel master horizontal, dan vlookup() sebaliknya, digunakan
pada pencarian menggunakan tabel master
vertikal. Sebagai contoh, berikut ini adalah
tabel master vertikal dan contoh penggunaan lookup sederhana.

Kode

Jenis

SA
SU
SN

Sabun
Susu
Snack

Untuk memberikan nama tabel (sebagai


contoh ms_barang1), pilihlah tabel keseluruhan dan akseslah menu Insert | Names |
Define atau dengan menekan kombinasi
shortcut Ctrl+F3.
Setelah tabel master terdefinisi, kita
dapat menggunakan fungsi vlookup() dengan contoh berikut ini:
=VLOOKUP(C1; ms_barang1; 2; 0)

Penggunaan fungsi vlookup() tersebut


mengasumsikan data yang ingin dicari berada pada sel C1. Pencarian dilakukan ke
dalam ms_barang1 dan hasil diambil dari
kolom 2 di dalam ms_barang1 tersebut.
Secara umum, contoh penggunaan fungsi
lookup tersebut telah mencerminkan penggunaan fungi lookup di spreadsheet.
Namun, cobalah perhatikan tabel master

68

INFOLINUX 02/2005

berikut ini. Kita berikan nama ms_barang2.

Kode
SAA
SAB
SAC
SUA
SUB
SUC
SNA
SNB
SNC

Jenis
Sabun Cream
Sabun Bubuk
Sabun Cair
Susu bubuk
Susu kental
Susu cair
Snack kentang
Snack jagung
Snack coklat

Sekilas, tidak ada yang salah dengan tabel


master ms_barang2 kita tersebut. Pencarian
data juga dapat dilakukan seperti contohcontoh sebelumnya seperti:
=VLOOKUP(C8; ms_barang2; 2; 0)

Fungsi tersebut mengasumsikan data


yang ingin dicari berada pada sel C8.
Apabila diperhatikan lebih dalam, kita
sebenarnya dapat menuliskan kembali tabel
master tersebut dengan cara yang lebih baik.
Kita melihat bahwa setiap item, baik SA, SU
maupun SN selalu memiliki komponen A, B
dan C masing-masing. Karena memiliki pola yang sama, kita dapat menuliskan ulang
tabel master menjadi seperti berikut ini :

A
B
SA Sabun cream Sabun bubuk
SU Susu bubuk Susu kental
SN Snack kentang Snack jagung

C
sabun cair
susu cair
Snack coklat

Namun, dengan mengubah struktur tabel menjadi seperti bentuk baru ini, kita tidak dapat mempergunakan fungsi vlookup
seperti biasa. Kenapa? Karena parameter

www.infolinux.web.id

ketiga yang kita gunakan sebelumnya selalu


bernilai 2, yang mana selalu mengasumsikan bahwa informasi disimpan selalu pada
kolom ke-2 pada tabel master.
Pada ms_barang1 dan ms_barang2, pencarian statis ke kolom 2 akan selalu berhasil
karena tabel master hanya berisikan dua kolom, di mana kolom kedua selalu berisikan
informasi dari kolom pertama. Namun, di
struktur tabel kita yang baru, informasi bisa
saja berada pada kolom 2, 3 atau 4, tergantung pada kode tambahan A, B atau C yang
digunakan. Dengan kata lain, agar dapat
menggunakan struktur tabel master baru
ini, parameter ketiga pada fungsi vlookup()
tersebut harus selalu dinamis. Kita namakan
penggunaan fungsi lookup() demikian dengan fungsi lookup() dua dimensi.

Fungsi match()
Agar dapat mendapatkan nilai kolom yang
dinamis untuk digunakan pada fungsi
vlookup(), kita akan mempergunakan bantuan fungsi match. Fungsi match akan
mengembalikan posisi relatif dari suatu item
dalam array ketika nilai tertentu dipenuhi.
Berikut ini adalah prototipe fungsi
match():
MATCH(search criterion;lookup_
array;type)

Parameter pertama adalah kriteria yang


ingin disesuaikan. Parameter kedua adalah
data array atau tabel master, sementara parameter terakhir, type akan menentukan
tipe pencarian, termasuk penanda bahwa
data disort ascending/descending atau pencarian akan dilakukan lebih lanjut dengan
bantuan regular expression.
Parameter ketiga ini opsional. Nilai yang

Berita | Ulasan | Adu Software | Utama | Bisnis | Apa Sih Sebenarnya... | Tutorial

TUTORIAL
Calc

Menggabungkan vlookup dan match.

Contoh penggunaan match.

mungkin adalah 1, 0 dan -1. Nilai 1 akan


menandakan kolom pertama diurutkan ascending. Nilai -1 menandakan kolom pertama diurutkan descending. Apabila Anda
mengisikan nilai 0, maka hanya nilai yang
benar-benar sesuai dengan kriteria yang
akan dikembalikan. Apabila terdapat lebih
dari satu nilai sesuai kriteria, maka hanya
nilai pertama yang dikembalikan.
Untuk segera mencoba menggunakan
fungsi match(), bloklah header pada tabel
sebelumnya (struktur tabel kita yang baru)
dan berilah nama ms_barang3. Harap diperhatikan bahwa hanya header yang diblok
dan diberinama:

Sekarang, pindahlah ke sembarang sel


sebagai contoh D1, dan isikan nilai A ke
dalam D1 tersebut. Pindahlah ke E1 dan isikan penggunaan fungsi match() berikut ini:
=MATCH(D1; ms_barang3; 1)

Nilai yang seharusnya dikembalikan


adalah 2. Hal ini benar karena nilai A sendiri
menempati posisi kolom kedua dalam tabel
ms_barang3. Kolom pertama berikan nilai
kosong.
Sekarang, cobalah ganti isi sel D1 dengan
B, dan seharusnya, E1 akan langsung berisikan nilai 3. Penggantian nilai D1 ke C akan
menyebabkan E1 bernilai 4. Dengan demikian, fungsi Match () akan selalu mengembalikan posisi relatif A, B atau C di dalam tabel
master ms_barang3.
Fungsi match() tersebut akan kita guna-

kan bersama-sama dengan fungsi vlookup().


Kita telah memiliki tabel ms_barang3 sebagai tabel pembantu untuk match(). Untuk
menggunakan bersama-sama dengan fungsi
vlookup(), kita perlu membuat tabel master ms_barang4 yang isinya adalah sisa dari
struktur tabel master kita yang baru tersebut
(jangan masukkan header tabel karena telah
digunakan sebagai ms_barang3):
SA Sabun cream Sabun bubuk sabun cair
SU Susu bubuk Susu kental susu cair
SN Snack kentang Snack jagung Snack coklat
Kini, kita memiliki ms_barang3 dan ms_
barang4 yang beroperasi pada tabel yang secara visual sama bagi kita. Untuk menguji
lookup dua dimensi kita, cobalah isikan
SAA di sel F1 misalnya. Dan, di sel G1, isikan penggunaan vlookup berikut ini:
=VLOOKUP (LEFT(F1; 2); ms_
barang4; MATCH (RIGHT (F1; 1);
ms_barang3; 1); 1)

Sel G1 seharusnya akan segera berisikan


nilai Sabun cream. Gantilah dengan nilai
lain seperti SUA atau SNC, dan nilai yang
benar seharusnya akan dikembalikan. Berikut ini adalah penjelasannya:
Pertama-tama, kita mengambil dua karakter pertama paling kiri dari sel F1 (yang
berisikan SAA) sehingga akan berisikan nilai
SA. Untuk mengambil dua karakter pertama dari kiri, kita menggunakan fungsi LEFT
(Sel; jumlah_karakter).
Nilai SA yang didapat tersebut selanjutnya akan dicari ke dalam tabel master

www.infolinux.web.id

ms_barang4. Apabila kita lihat ke dalam tabel ms_barang4, pencarian ditemukan pada
baris pertama.
Sayangnya, SA sendiri tidaklah memiliki
nilai yang berarti. Pencarian lebih lanjut
masih harus dilakukan. Fungsi match () kemudian digunakan.
Fungsi Match() akan mencari satu karakter paling kanan dari sel F1 (yang berisikan
SAA) sehingga nilai A yang dikembalikan.
Untuk mengambil sejumlah karakter dari
kanan, kita menggunakan fungsi RIGHT
(sel; jumlah_karakter). Nilai A tersebut akan
dicari ke ms_barang3 yang akan mengembalikan nilai 2 karena di dalam ms_barang3,
A berada di kolom ke-2.
Fungsi match () telah mengembalikan
nilai 2. Nilai 2 ini kemudian dilewatkan
kembali ke vlookup() dan dengan sendirinya akan mengembalikan nilai Sabun cream
karena merupakan perpotongan dari SA
(baris pertama) dan A (kolom kedua).
Apabila struktur data Anda mirip dengan yang kita miliki (SAA, SAB, SAC, SUA,
SUB, SUC, ...) yang memiliki pola sama dan
seharusnya ditempatkan dalam pencarian
dua dimensi, maka pendekatan lookup dua
dimensi ini harus dilakukan.
Sampai di sini dulu perkenalan kita dengan fungsi lookup(). Apabila diterapkan
dengan baik, sebuah spreadsheet dapat menjadi senjata yang ampuh dalam menyelesaikan permasalahan sederhana sehari-hari,
tanpa Anda harus menggunakan software
khusus.Sampai ketemu lagi dengan tips penggunaan aplikasi Office. Selamat mencoba!
Noprianto (noprianto@infolinux.co.id)

INFOLINUX 02/2005

69

TUTORIAL

Berita | Ulasan | Adu Software | Utama | Bisnis | Apa Sih Sebenarnya... | Tutorial

/etc/sysconfig

Memahami /etc/sysconfig
Di Linux, hampir semua konfigurasi system wide program di simpan di /etc. Di dalam /etc,
terdapat pula sebuah direktori sysconfig yang menyimpan berbagai konfigurasi program
dan sistem. Memahami /etc/sysconfig akan membantu kita memahami sistem Linux lebih
dalam lagi.

ernel Linux sendiri adalah kernel


yang sangat configurable. Hal ini
terbukti secara mendasar dengan
adanya konfigurasi dan kompilasi kernel
sesuai kebutuhan penggunanya. Dan bahkan, setelah dikompilasipun, kita masih
bisa mempengaruhi jalannya kernel dengan
memberikan parameter kernel pada saat
booting. Setelah sistem di boot dan berjalan
pun, kita masih bisa mengubah beberapa
parameter dengan mengutak-atik proc file
sistem. Luar biasa bukan?
Kalau dari sisi kernel saja sistem Linux
begitu configurable, maka distro umum
Linux pun seharusnya memberikan kemampuan yang sama. Dengan demikian,
secara keseluruhan, distribusi Linux, mulai
dari kernel sampai aplikasi, dapat dikonfigur oleh user sesuai kebutuhan. Dan, pada
kenyataannya, hampir semua sistem operasi
- termasuk sistem operasi Microsoft Windows juga cukup configurable, walaupun
cara yang digunakan berbeda-beda.
Salah satu cara untuk menjaga agar sistem
tetap dapat dikonfigurasi adalah dengan
menyediakan file konfigurasi. Di Windows,
sejak 95, hal ini diwujudkan dengan adanya
sistem registry yang merupakan terobosan
di dunia Windows saat itu. Sejak penggunaan registry, semua konfigurasi menjadi
terpusat. Kernel sistem operasi bisa dikonfigur lewat registry, dan aplikasi-aplikasi
yang terinstal juga dapat mendaftarkan diri
di registry dan kemudian menyediakan cara
terpusat bagi user untuk melakukan konfigurasi. Luar biasa.
Di Linux, pendekatan konfigurasi sistem
tidak menggunakan sistem registry dalam
artian menggunakan satu atau dua file
yang tidak terbaca oleh teks editor biasa.
Di Linux, konfigurasi program umumnya
disimpan dalam file teks terpisah, sesuai

70

INFOLINUX 02/2005

dengan aplikasinya. Ada aplikasi yang puas


dengan satu file konfigurasi (yang didalamnya berisikan banyak variabel yang bisa
mempengaruhi jalannya aplikasi), namun
ada pula yang lebih senang dengan berbagai file konfigurasi yang disimpan dalam
satu direktori. Dan, umumnya, semua konfigurasi aplikasi tersebut disimpan di dalam
direktori /etc. Dengan demikian, kita akan
menemukan /etc/vimrc atau /etc/gimp/*
dan lain sebagainya. Semua konfigurasi
tersebut berikan parameter-parameter yang
akan mempengaruhi jalannya aplikasi secara umum.
Bagaimana dengan pengaturan user untuk preferensi aplikasi-aplikasi tersebut?
User tentu saja tidak memiliki hak akses
pada /etc. Apakah lantas user tidak boleh
memiliki preferensi yang berbeda dengan
konfigurasi general? Tidak. Konfigurasi per
user juga umumnya diijinkan oleh aplikasi
tertentu. Dan, file konfigurasinya akan disimpan di dalam home directory user, umumnya
dalam file atau direktori bertitik, seperti
contoh .mc atau .kde dan lain sebagainya.
Dengan demikian, umumnya aplikasi akan
membaca konfigurasi general di /etc, lantas
membaca pengaturan per user yang akan
meng-override konfigurasi general, dan kemudian menjalankan aplikasi sesuai pengaturan.
Sampai di sini, kita telah membahas konfigurasi aplikasi. Namun, perlu diingat bahwa semua konfigurasi tersebut adalah hanya
konfigurasi native milik aplikasi. Artinya,
semua konfigurasi tersebut hadir karena
memang dihadirkan oleh aplikasi. Artinya,
Vim memang mengharapkan adanya vimrc
di /etc. Di dalam file konfigurasi ini, Vim
akan mengatur beberapa resource. Atau,
GIMP memang mengharapkan konfigurasi
yang kemudian di simpan di /etc/gimp/*.

www.infolinux.web.id

Lantas, bagaimana dengan aplikasi-aplikasi yang ternyata mempengaruhi sistem?


Sebagai contoh, misalnya apakah semua
service jaringan seperti Apache dan service
lain perlu memperhatikan penggunaan SSL?
Atau, NFS versi berapakah yang akan digunakan karena pemilihan versi akan mempengaruhi service lain? Semua konfigurasi
tersebut tidak dipikirkan oleh aplikasi masing-masing karena memang tidak perlu.
Artinya, Apache sebagai contoh, tidak perlu
memilikirkan hubungan dengan komponen
lain di sistem. Karena, tugas apache adalah
melayani koneksi HTTP dan konfigurasi
yang dibutuhkan hanyalah bagaimana
apache bekerja secara internal. Dan itupun
sudah sangat kompleks.
Konfigurasi-konfigurasi yang kita sebut
memiliki pengaruh pada subsistem lain diperlukan untuk menjaga agar sistem tetap
kompak. Artinya, kalau memang ingin menjalankan semua service secara secure, maka
pengubahan semua service harus dilakukan
dengan mudah. Cukup mengatur beberapa
nilai dan, semua beres. Sebuah sistem yang
kompak adalah syarat menjadi sebuah distribusi Linux yang hebat.
Sebuah distribusi yang hebat tidak hanya
memikirkan soal instalasi dan packaging,
namun juga harus memikirkan bagaimana
setiap komponen di dalam sistem (bisa
berupa aplikasi, kernel atau komponen lain)
bisa saling bekerja sama dan bisa dikonfigur
dengan cara yang baik.
Kita menyebut semua konfigurasi tersebut sebagai meta konfigurasi. Dalam artian
lain, konfigurasi yang akan mempengaruhi
bahkan konfigurasi aplikasi itu sendiri. Jadi,
meta konfigurasi yang kita buat bisa menyebabkan konfigurasi suatu aplikasi berubah.
Prinsip seperti ini adalah prinsip registry di Windows. Banyak aplikasi yang

Berita | Ulasan | Adu Software | Utama | Bisnis | Apa Sih Sebenarnya... | Tutorial

TUTORIAL
/etc/sysconfig

Isi direktori /etc/sysconfig.

mendaftarkan diri ke registry. Namun, ada


yang tidak juga. Mereka hanya menyimpan
konfigurasi di file .INI misalnya. Dan, yang
mendaftarkan diri ke registry pun tidak semata-mata mengandalkan registry. Mereka
juga memiliki konfigurasi file .INI misalnya.
Yang didaftarkan di registry, harusnya, yang
hanya memiliki ketergantungan atau pengaruh terhadap subsistem lain.
Di Linux, kurang lebih sistem registry
ini diwujudkan dalam kumpulan file di
direktori /etc/sysconfig/. Untuk lebih singkat, kita menyebutnya sebagai sysconfig. Di
sinilah sebenarnya ekivalensi registry Windows di Linux. File-file di sysconfig umumnya berisikan meta konfigurasi. Dan, tidak
hanya subsistem berupakan aplikasi yang
diurus di sini, namun juga kernel, proses
boot dan lain sebagainya. Dan, hebatnya,
terkadang sysconfig juga mengandung beberapa script.
Memahami sysconfig tidak mudah. Apalagi, dengan hadirnya berbagai distro yang
beberapa diantaranya memiliki pengaturan
nama variabel, file, atau hal lain yang saling
berbeda-beda. Namun, kita bisa menarik
suatu kesimpulan bahkan untuk distro yang
menuruti standar Linux, harusnya menyimpan semua meta konfigurasi untuk aplikasi
dan sistem di sysconfig, sementara konfigurasi internal aplikasi disimpan di /etc/ atau
di home directory user masing-masing.
Tulisan ini akan membahas bagaimana
memahami sysconfig, bagaimana mengutak-atik sysconfig dan pengubahan beberapa bagian yang akan mempengaruhi
sistem secara keseluruhan. Pembahasan

Mengedit sysconfig secara manual.

dilakukan pada distro SUSE 9.1 walaupun


sebagian besar diantaranya bisa diterapkan
pada distro lain. Cara pembahasan akan
melibatan pengubahan pada file langsung
ataupun menggunakan YaST.

tur sysconfig
Akseslah /etc/sysconfig. Di dalam direktori
ini, Anda akan mendapatkan banyak file
dan beberapa direktori. Cobalah membuka
salah satu file, misalnya bootloader. File ini
mengandung beberapa variabel yang akan
mempengaruhi bootloader secara umum.
Kita bisa melihat bahwa ini adalah meta
konfigurasi untuk bootloader, apapun bootloader yang Anda gunakan.
Di file ini, terdapat dua variabel yaitu
LOADER_TYPE dan LOADER_LOCATION. Variabel pertama menentukan tipe
bootloader yang akan digunakan. Nilai
yang mungkin atas tertulis sebelum variabel tersebut, yaitu grub, lilo dan none. Sementara, variabel kedua menentukan lokasi
instalasi bootloader, dengan nilai-nilai yang
mungkin adalah floppy, mbr, root, boot,
custom dan none. Variabel-variabel ini memiliki nilai default.
SUSE adalah distribusi yang benar-benar
well packaged and well designed. Maksud
dari nilai yang mungkin untuk suatu
variabel bukan semata-mata berfungsi informatif bagi user. Namun, tulisan Type:
list(grub,lilo,none) ini akan digunakan
oleh YaST. List () menandakan bahwa pada YaST, user akan diberikan kesempatan
memilih nilai-nilai tersebut melalui sebuah
drop down. Sementara, Default: grub akan

www.infolinux.web.id

menentukan pilihan default.


Setelah melihat file bootloader, cobalah
untuk membuka file boot. Di sini, beberapa
pengaturan untuk proses boot dapat Anda
amati. Sebagai contoh, fasilitas interactive
debugging akan diperkenankan apabila Anda mengubah PROMPT_FOR_CONFIRM
menjadi yes. Apabila mengedit langsung file
ini, perhatikan tipe dan nilai defaultnya. Beberapa variabel juga memiliki deskripsi yang
begitu jelas.
Sekarang, bukalahfile kernel. di sini, Anda dapat mengatur berbagai hal yang sangat berguna, seperti INITRD_MODULES
yang dapat Anda ubah untuk modifikasi
modul-modul yang akan dimasukkan pada
image initial RAM disk. Anda juga dapat
menentukan modul-modul ekstra mana
saja yang akan diload pada saat boot dengan
mengubah variabel MODULES_LOADED_
ON_BOOT. Pengubahan-pengubahan di sini akan memiliki efek langsung pada kernel.
Harap diperhatikan, beberapa pengaturan di sini melibatkan program eksternal.
Sebagai contoh, pengubahan INITRD_
MODULES akan berfungsi dengan adanya
program mk_initrd yang akan membuat
image baru, yang mengandung modulmodul yang telah disebutkan sebelumnya.
Keluarlah dari file kernel, dan bukalah
file ssh. Di sini, Anda hanya akan menjumpai satu variabel. Namun, perhatikanlah
flag ServiceRestart yang berisikan nilai sshd.
Artinya, pengubahan entri pada file ini akan
memicu restart service sshd.
Sekarang, keluarlah dari ssh, dan masuklah ke direktori network. Di sini, kita

INFOLINUX 02/2005

71

TUTORIAL

Berita | Ulasan | Adu Software | Utama | Bisnis | Apa Sih Sebenarnya... | Tutorial

/etc/sysconfig

Mengunakan YaST untuk mengedit sysconfig.

akan melihat beberapa file yang diasosiasikan dengan interface jaringan Anda. Bukalah salah satu file, misalnya, ifcfg-lo yang
akan mengatur loopback. Di dalam file ini,
mengandung banyak variabel yang akan
mengontrol loopback itu sendiri. Di dalam
direktori network ini, Anda akan menemukan banyak pengaturan yang berhubungan
dengan penanganan interface jaringan.
Beberapa pengaturan aplikasi bisa menjadi sangat berguna dan memiliki pengaruh
langsung pada sistem. Cobalah buka file
cron. Ini adalah meta konfigurasi untuk
program cron, dan tidak ada hubungan
sama sekali dengan entri crontab. Di sini,
berbagai pengaturan akan dilakukan untuk mengatur bagaimana cron digunakan
pada sistem. Sebagai contoh, Anda dapat
mengatur berapa hari sekali /tmp akan
dibersihkan. Atau, berapa hari sekali direktori-direktori tertentu perlu dibersihkan.
Ubahlah isi variabel MAX_DAYS_IN_TMP
dan TMP_DIRS_TO_CLEAR.
Untuk pemahaman lebih lanjut, cobalah
untuk melihat berbagai file lain. Isi dari sysconfig sangat dipengaruhi paket-paket yang
Anda install. Dengan demikian, bisa saja
pada suatu sistem Anda menemukan file
A, namun di sistem lain, Anda tidak akan
menemukannya.

SuSEconfig
Satu pertanyaan penting. Program apakah
yang akan mengaktifkan semua pengubahan
di sysconfig? Jawabannya adalah SuSEconfig. Program ini bertindak sebagai backend
untuk YaST dan akan mengubah sistem ber-

72

INFOLINUX 02/2005

Menjalankan SuSEconfig.

dasarkan pengaturan di sysconfig. Program


ini tidak bekerja sendiri.
Apabila pengubahan memerlukan banyak kerja keras, maka script-script tambahan akan dipergunakan untuk mengupdate
sistem. Semua script tersebut akan disimpan
pada /sbin/conf.d/SuSEconfig.*.
Sysconfig umumnya akan dijalankan
otomatis apabila Anda mengunakan YaST.
Namun, Anda juga dapat menjalankan program ini apabila pengubahan dilakukan
secara manual dengan mengedit file-file di
sysconfig. Program SuSEconfig harus dijalankan oleh root.
Apabila Anda melakukan instalasi program misalnya, Anda sebenarnya bisa melihat SuSEconfig dijalankan pada step akhir.
SuSEconfig dijalankan untuk memastikan
sistem up to date terhadap pengubahan di
sysconfig.

Konfigurasi menggunakan YaST


SUSE juga memiliki regedit sendiri. Dan,
cukup canggih. Jalankan YaST sebagai root,
dan akseslah System | /etc/sysconfig Editor.
Sebuah dialog akan ditampilkan.
Di panel kiri, Anda akan melihat kategorisasi pengaturan yang disajikan dalam
bentuk tree. Terdapat beberapa kategori
seperti Applications, Desktop, hardware,
Network, System dan lain-lain. Anda bisa
memilih setiap item di tree sampai mencapai variabel yang ingin di atur.
Setelah Anda memilih variabel tersebut,
di sebelah kanan akan muncul tempat untuk mengisikan nilai variabel tersebut. Akan
ditampilkan pula nama file yang diedit,

www.infolinux.web.id

lengkap dengan nilai variabel yang mungkin, nilai default, service yang akan direstart,
deskripsi dan lain sebagainya.
YaST membaca semua variabel, deskripsi,
nilai default dan kemungkinan nilai variabel
langsung dari file di sysconfig. Begitu Anda
melakukan perubahan, YaST akan langsung
menyimpan ke file-file di sysconfig.
Setelah semua pengaturan selesai, kliklah
tombol Finish untuk mengaplikasikan perubahan.
Dengan menggunakan YaST, modifikasi sysconfig akan menjadi kegiatan yang
menyenangkan. Tidak harus mengedit satu
per satu file, dan repot membaca komentar
ataupun nilai default.
Sysconfig adalah seperti halnya registry di Windows. Apabila salah melakukan
pengaturan, sistemlah yang menjadi taruhannya. Oleh karena itu, pastikan Anda
mengetahui benar apa yang Anda lakukan
sebelum Anda klik pada tombol Finish di
YaST ataupun menjalankan SuSEconfig.
Bagi Anda yang mempergunakan distro
lain, beberapa opsi sysconfig mungkin tidak
tersedia, atau sangat mungkin ada beberapa
opsi yang dimiliki oleh distro lain namun
tidak dimiliki oleh SUSE. Setiap distro umumnya mencoba mengimplementasikan
sistem sesuai gaya khas distro.
Perlahan namun pasti, semua pengaturan
di Linux akan diusahakan semudah mungkin dan hubungan antar komponen sistem
akan dibuat sebaik mungkin. Distro-distro
besar seperti SUSE dan Red Hat telah mengusahakan ini sejak bertahun-tahun lalu.
Noprianto (noprianto@infolinux.co.id)

IKLAN

TUTORIAL

Berita | Ulasan | Adu Software | Utama | Bisnis | Apa Sih Sebenarnya... | Tutorial

Mplayer

Tips menggunakan Mplayer


Mplayer adalah program yang kompleks luar biasa. Kita akan melihat beberapa tips penggunaan mplayer agar lebih nyaman untuk digunakan, sekaligus melihat betapa luar biasanya mplayer.

i Linux, Mplayer termasuk satu


dari dua kubu besar multimedia.
Tentu saja yang satu lagi adalah
kubu Xine. Keduanya memiliki kelebihan
dan kekurangan masing-masing. Kita tidak
akan membahas kekurangan dan kelebihan
masing-masing dari mereka, melainkan
akan memfokuskan pada bagaimana melihat mplayer lebih dalam agar dapat lebih
nyaman untuk digunakan.
Sekilas, apabila dijalankan pada modus
GUI, terlihat seolah-olah bahwa apa yang
dapat diatur dari Mplayer adalah apa yang
tersimpan dalam window Preferences. Pada
kenyataannya, Mplayer sangatlah configurable, bahkan terlalu configurable. Sayangnya, untuk melakukan konfigurasi lebih
lanjut, kita akan melakukannya melalui modus command line.
Kita akan melihat tips mulai dari cara
start sampai pemahaman mengenai filefile apa saja yang digunakan oleh Mplayer.
Pembahasan akan dilakukan secara mendalam persetiap poin. Untuk itu, Anda akan
membutuhkan Mplayer telah terinstalasi di
sistem. Pemaketan Mplayer menyebabkan
beberapa distro tidak dapat memaketkan

Mplayer pada modus GUI.

74

INFOLINUX 02/2005

Mplayer ke dalam distronya karena masalah


legal. Apabila distro Anda tidak memaketkan
mplayer, cobalah cari terlebih dahulu paket
untuk distro Anda di internet. Apabila tidak
ada juga yang memaketkan, downloadlah
Mplayer di http://www.mplayerhq.hu.

Pertama-tama, kita akan membahas tentang cara start mplayer. Secara default,
Mplayer dapat dijalankan dengan memberikan perintah berikut ini pada sistem:

ini kita menjalankan Mplayer untuk memutar a.mpg dalam modus full screen:
$ mplayer a.mpg -fs

Di samping menyebutkan nama file biasa, Mplayer dapat pula menerima URL
seperti berikut ini:
$ mplayer vcd://1
$ mplayer dvd://1
$ mplayer http://server/share/
file

$ mplayer

Namun, apabila paket Mplayer Anda juga menyediakan binary untuk bekerja pada
modus GUI, Anda juga dapat menjalankan
mplayer dengan perintah:
$ gmplayer

Bentuk paling sederhana dalam menjalankan mplayer adalah dengan melewatkan sebuah URL menuju file multimedia
yang ingin dimainkan, sebagai contoh:
$ mplayer a.mpg

Opsi dapat diberikan sebelum atau sesudah nama program. Sebagai contoh, berikut

Mplayer para modus command line.

www.infolinux.web.id

Umumnya, pemanggilan akan mengikutsertakan beberapa opsi berguna seperti


contoh sebelumnya yang memanggil opsi
-fs agar pemutaran video dapat langsung dilakukan dalam modus full screen.
Pembahasan opsi berguna akan kita bahas tersendiri menjelang akhir tulisan. Kita
akan membahas hal penting dalam pemberian opsi di poin nomor 1 ini. Opsi yang
terdiri dari satu kata atau lebih tidak akan
diawali dengan dua garis sambung ( - - ),
melainkan hanya satu garis sambung ( - ).
Hal ini sedikit berbeda dengan sistem opsi
panjang GNU. Sementara, apabila lebih dari
satu kata, maka diantara kata akan dipisah-

TUTORIAL

Berita | Ulasan | Adu Software | Utama | Bisnis | Apa Sih Sebenarnya... | Tutorial

Mplayer

kan satu garis sambung.


Apabila Anda menggunakan Konqueror,
Anda dapat mendaftarkan file-file multimedia (.MPG, .AVI, dll) agar dibuka dengan
mplayer. Daftarkan file-file tersebut di Control Center | KDE Components | File Associations. Kliklah tombol Add untuk menambahkan tipe baru apabila belum tersedia dan
masukkan mplayer atau gmplayer sebagai
aplikasi yang digunakan untuk membuka file
tipe tersebut. KDE akan segera mengupdate
konfigurasi sistem apabila Anda selesai menambahkan. Dengan demikian, klik dua kali
pada suatu file multimedia akan membuka
file multimedia tersebut dengan mplayer.
Untuk keluar dari Mplayer, Anda dapat
klik pada tombol silang pada GUI Mplayer
ataupun dengan menekan tombol q.

Melakukan seek dengan mplayer. Dengan menggunakan mplayer, melakukan seeking selama sesi pemutaran video
sangatlah mudah dilakukan. Untuk melakukan seek 10 detik ke belakang atau kedepan,
tekanlah tombol panah kanan atau tombol
panah kiri. Tombol panah kanan untuk ke
depan, dan sebaliknya.
Untuk seek 1 menit ke depan atau ke
belakang, gunakan tombol panah atas dan
bawah. Panah atas untuk seek ke depan, dan
sebaliknya.
Sementara, untuk seek 10 menit ke depan atau ke belakang, gunakan tombol page
up dan page down. Tombol page up untuk
seek ke depan dan sebaliknya.
Tentu saja, apabila menjalankan Mplayer
pada modus GUI, Anda dapat pula mempergunakan seek bar mplayer untuk melakukan
seeking dengan bantuan mouse.
Satu tip agar seeking dapat dilakukan
lebih cepat lagi (termasuk ketika dilakukan
cukup intensif), perbesarkan cache memori Anda. Untuk mengatur ukuran cache
memori untuk mplayer, jalankan mplayer
pada modus GUI, klik kanan dan pilihlah
menu Preferences. Pindahlah ke tab Misc.
Aktifkan pilihan Cache on/off dan masukkan nilai yang masuk akal untuk cache size.
Ukuran 20480 adalah ukuran yang cukup
masuk akal.
Jangan mengatur nilai yang terlalu besar
karena hal tersebut bisa-bisa memperlambat
waktu loading pertama kali karena Mplayer
harus melakukan caching terlebih dahulu.

Satu hal yang menarik tentang seeking adalah bagaimana langsung seek pada
posisi tertentu di video pada saat pertama
menjalankan mplayer. Apabila Anda telah
mengetahui adegan favorit Anda ada di
time frame ke berapa, maka, Anda dapat
mempergunakan opsi -ss untuk langsung
menuju ke timeframe yang Anda inginkan.
Contoh:
$ mplayer a.mpg -ss 10:10

Perintah tersebut akan menjalankan


mplayer untuk memutar a.mpg dan langsung seek pada 10 menit 10 detik pertama.

ngan memberikan perintah mplayer -vo aa


<URL_movie>, maka kita dapat menikmati
video kita dalam modus tek. Cukup menarik
juga. Namun, sebaiknya Anda memperhatikan dari jarak yang lebih jauh agar terlihat
lebih nyata. Hadirnya aalib di Linux membuktikan betapa kreatifnya para developer
di Linux.
Anda terkesan dengan adegan tertentu
dan ingin mengirimkan ke rekan Anda
dalam bentuk ecard? Akan lebih mudah
kalau adegan tersebut dipotong dan dijadikan gambar yang dilengkapi animasi seperti
halnya format GIF. Menggunakan mplayer,
hal tersebut mungkin sekali. Pastikan Anda
mengetahui time frame dimulainya adegan
tersebut. Sebagai contoh, kita akan mempergunakan menit ke 10 detik ke 10. Berikan
perintah berikut ini:

Pengaturan volume. Mplayer memungkinkan kita untuk mengatur volume pada saat memainkan video. Cukup gunakan
kontrol pada GUI Mplayer atau gunakan
shortcut berikut ini. Tombol 9 atau / dapat
digunakan untuk menurunkan volume suara, sementara tombol 0 atau * dapat digunakan untuk menaikkan volume suara.
Sebenarnya, kita masih dapat melakukan
beberapa pengaturan audio pada Preferences Mplayer. Bukalah Gmplayer dan bukalah
dialig Preferences. Pada tab Audio, Anda
akan menjumpai pengaturan untuk normalisasi suara dan pengaturan untuk extra
stereo.

Tidak akan ada keluaran gambar yang


ditampilkan karena video output telah diarahkan pada file gif. Perkirakan waktu selesai adegan dan keluarlah dari mplayer. Sebuah file dengan nama out.gif telah tersimpan di direktori tempat Anda menjalankan
mplayer. File tersebut bisa Anda kirimkan
ke rekan Anda. Mudah sekali bukan?

Pengaturan video out. Salah satu keunikan dari Mplayer adalah tersedianya
banyak driver sebagai video out. Sebagai
contoh, Anda bisa menikmati video Anda
tampil menggunakan driver Xv, opengl,
sdl, frame buffer device, ascii art lib, berbagai
format gambar, vidix dan lain sebagainya.
Beberapa driver menawarkan kelebihan
dibandingkan driver lainnya. Beberapa driver lebih unik dibandingkan driver lainnya.
Secara default, mplayer akan mencoba
driver yang terbaik untuk Anda. Berikut ini
adalah cara untuk melihat driver video out
apa saja yang tersedia di sistem Anda:
$ mplayer -vo help

Sementara, untuk menggunakan salah


satu video vo out, berikut ini adalah contoh perintahnya:

$ mplayer -vo gif89a -ss 10:10


a.mpg

Audio output. Sama seperti halnya video


output, kita juga bebas menentukan
audio output untuk Mplayer. Cara penggunaannya juga sama, hanya, gantilah vo
menjadi ao. Untuk melihat audio output
apa saja yang didukung mplayer, berikanlah
perintah berikut ini:
$ mplayer -ao help

Diantaranya, Anda akan bisa menikmati


audio output OSS, alsa, arts, esd, sdl, pcm
dan lain sebagainya. Tentunya, penentuan
ao harus sesuai konfigurasi sistem Anda.
Penggunaan OSS sebagai ao dapat dipertimbangkan cukup aman, walaupun tidak
menawarkan banyak fitur.
Berikut ini adalah contoh penggunaan
audio output yang berbeda:
mplayer -ao alsa1x a.mpg

$ mplayer -vo xv a.mpg

Sudahkah Anda mencoba vo berupa


ascii art lib (aa) ? Kalau belum, cobalah. De-

www.infolinux.web.id

Salah satu tip sehubungan dengan


pemanfaatan audio output adalah mengekstrak suara dari suatu video. Pernah-

INFOLINUX 02/2005

75

TUTORIAL

Berita | Ulasan | Adu Software | Utama | Bisnis | Apa Sih Sebenarnya... | Tutorial

Mplayer

kan Anda begitu menginginkan suara dari


video tertentu namun tidak menginginkan
videonya? Seperti menginginkan lagu dari
video klip tertentu? Caranya, mudah sekali
dengan mplayer. Gunakan saja audio out
berupa pcm dan mainkan saja video Anda
sampai selesai. Sebuah file dengan nama
audiodump.wav akan terbentuk di direktori Anda menjalankan mplayer. Berikut ini
adalah contoh perintahnya:
$ mplayer -ao pcm a.mpg

File audiodump.wav tersebut kemudian


bisa Anda konversi ke format OGG misalnya menggunakan program oggenc, sebagai
contoh:
$ oggenc audiodump.wav

Tip terakhir yang masih berhubungan


dengan suara. Anda sebenarnya dapat menjalankan video tanpa suara dengan memberikan opsi -nosound, sebagai contoh:
$ mplayer -nosound a.mpg

Shortcut-shortcut berguna. Di samping


shortcut-shortcut untuk bekerja dengan
fungsi seeking dan kontrol volume, kita
mengenal beberapa shortcut berguna berikut ini:
 < dan > untuk backward/forward di
playlist
 p atau SPASI untuk melakukan pause
 q atau ESC untuk keluar dari mplayer
 + dan untuk melakukan penyesuaian
delay audio sebesar 0.1 detik. Hal ini
akan sangat berguna dalam menangani
audio dan video yang tidak sinkron.
 m untuk melakukan mute suara

Pengaturan preferences.

76

INFOLINUX 02/2005

 f untuk toggle full screen


 T untuk toggle stay on top
 o untuk toggle penampilan on screen
display (OSD) antara none/seek/seek +
timer
Apabila Anda berada di modus GUI, beberapa shortcut berikut mungkin berguna:
 ENTER untuk mulai memainkan video
 s untuk stop
 l untuk membuka file
 c untuk skin browser
 p untuk toggle playlist

Pengubahan parameter video. Menggunakan mplayer, Anda dapat menubah


parameter video dengan sangat mudah. Cukup gunakan keyboard Anda. Berikut ini
adalah beberapa shortcutnya:
 1 dan 2 untuk penyesuaian kontras
 3 dan 4 untuk penyesuaian brightness
 5 dan 6 untuk penyesuaian hue
 7 dan 8 untuk penyesuaian saturation

10

Melakukan looping. Kita dapat


meminta mplayer untuk memainkan video tertentu dalam beberapa kali pengulangan. Apabila nilai jumlah perulangan dimasukkan 0, maka perulangan akan
dilakukan tanpa henti. Perulangan dapat
dilakukan dengan memberikan opsi -loop.
Sebagai contoh:
$ mplayer -loop 2 a.mpg

11

Menggunakan playlist. Playlist dapat


dibuat sendiri dalam format URL
per baris ataupun dalam format WINAMP.
Setelah playlist dibuat, kita kemudian dapat
memainkannya dengan memberikan opsi
-playlist dan menyebutkan nama filenya sebagai berikut:
$ mplayer -playlist a.pl

12

Secara default, mplayer mencetak


begitu banyak informasi pada saat
memainkan suatu video. Apabila Anda tidak menyukai pesan-pesan tersebut, Anda
dapat menjalankan mplayer dengan opsi
-quiet untuk membuat mplayer menampilkan lebih sedikit informasi. Sebagai contoh:

Beberapa informasi tidak akan ditampilkan dengan opsi -quiet tersebut. Apabila
Anda masih ingin meminta mplayer menampilkan lebih sedikit informasi, gunakanlah opsi -really-quite. Sebagai contoh:

Ketika berada pada modus GUI, Anda


dapat melakukan enqueue suatu file
daripada memainkannya langsung. Hal ini
berguna untuk membuat playlist sementara. Anda cukup memberikan opsi -enqueue
diikuti dengan URL yang akan dimainkan.

Anda dapat juga mengamati identifikasi


suatu video dengan memberikan opsi identify. Pada saat dimainkan, Anda dapat
mengamati berbagai informasi seputar
video yang Anda mainkan. Sangat lengkap!
Berikut ini adalah contoh perintahnya:
mplayer -identify a.mpg

Mplayer dengan vo ASCII Art.

www.infolinux.web.id

$ mplayer -quiet a.mpg

$ mplayer -really-quiet a.mpg

Berlawanan dari opsi ini, Anda dapat


meminta mplayer untuk mencetak informasi yang lebih banyak dengan memberi-

TUTORIAL

Berita | Ulasan | Adu Software | Utama | Bisnis | Apa Sih Sebenarnya... | Tutorial

Mplayer

kan opsi -verbose. Tersedia empat verbosity


level yang disediakan (default adalah 0).
Anda dapat memberikan nilai 0 sampai 3.
Berikut adalah contoh penggunaan:
$ mplayer -verbosity 2 a.mpg

13

Saat ini, media player tidak hanya


perlu menonjolkan fungsi. Tampilan
yang indah pun sudah menjadi persyaratan.
Mplayer juga melengkapi dirinya dengan
kemampuan menerima skin pada modus
GUI agar dapat tampil lebih indah. Anda
dapat mendownload banyak skin mplayer
di websitenya.
Untuk memulai gmplayer dengan skin
tertentu, berikanlah opsi -skin.
$ gmplayer -skin default

Secara default, skin akan dicari pada


direktori ~/.mplayer/Skin dan /usr/share/
MPlayer/Skin.

14

Mplayer dapat pula digunakan untuk


mensimulasikan slide show. Namun,
slide show ala video. Katakanlah Anda memiliki video demo berbagai produk. Anda
dapat memainkan seolah-oleh pergerakan
gambar menjadi kaku dan dilakukan dalam
interval tertentu. Caranya, Anda meminta
mplayer untuk berpindah frame setiap beberapa detik sekali. Dan, untuk melakukannya, mudah sekali. Hanya dengan memberikan opsi -sstep. Sebagai contoh:
$ mplayer -sstep 5 a.mpg

15

MPlayer dapat diatur untuk mengeluarkan suara dalam jumlah channel


audio seperti yang Anda miliki. Caranya,
cukup berikan saja opsi -channels diikuti
nilai channel yang Anda miliki. Nilai yang
tersedia adalah:
 2 untuk stereo
 4 untuk surround
 6 untuk dukungan penuh terhadap 5.1
Contoh perintah:
$ mplayer -channels 4 a.mpg

16

Ada kalanya, kita ingin mengambil


hanya beberapa frame pertama dari
suatu movie. Hal tersebut memungkinkan
dengan Mplayer. Frame-frame tersebut kemudian kita gabungkan bersama-sama ke
dalam sebuah file GIF animasi.

Untuk mengambil beberapa frame pertama tersebut, kita akan memberikan opsi
-frames diikuti oleh jumlah frame yang diinginkan. Sebagai contoh:
$ mplayer -frames 50 a.mpg

Apabila diinginkan, seperti yang telah


disebutkan, frame-frame tersebut dapat
dirangkai bersama ke dalam sebuah file
GIF animasi. Apa yang perlu kita lakukan
hanyalah mengubah video output menjadi
gof89a. Berikut ini adalah contohnya:
$ mplayer -frames 50 -vo gif89a
a.mpg

19

Salah satu fitur Mplayer yang paling


menarik adalah kehadiran video filter. Dengan beberapa video filter yang disediakan, Anda dapat dengan mudah melakukan pengubahan terhadap video yang ditampilkan. Berikut ini, kita akan melihat
contoh bagaimana memutar video dalam
efek mirror dan flip. Kita juga akan melihat
bagaimana melakukan cropping bagian tertentu pada video.
Caranya adalah dengan memberikan opsi -vf diikuti dengan video filternya. Untuk
memutar video dalam efek flipped, berikanlah perintah berikut ini:
$ mplayer -vf flip a.mpg

17

Secara normal, memberikan opsi


-fs akan membawa kita ke modus
fullscreen. Apabila apa yang Anda dapatkan adalah layar hitam yang mengelilingi
video Anda yang tampil kecil, maka fasilitas fullscreen tidak Anda dapatkan. Sebagai
solusinya, Anda dapat mengganti ke video
output lain.
Solusi lain adalah mencoba memberikan
opsi -fstype fullscreen. Namun, hal ini juga
perlu diperhatikan karena bisa saja tidak
bekerja untuk sistem tertentu. Pengguna
OpenBox 1.x harus menggunakan opsi fstype -fullscreen agar dapat switching ke
modus fullscreen tanpa masalah.

18

Bisakah Anda membayangkan gangguan screensaver yang tiba-tiba muncul ketika Anda sedang menikmati video
dan duduk cukup jauh dari komputer? Pasti akan terasa sangat menyebalkan. Untuk
itu, sebagai tindakan berjaga-jaga, matikan
terlebih dahulu screensaver sebelum menjalankan video. Mplayer akan melakukan
hal tersebut secara bertanggungjawab untuk
Anda.
 Cara pertama adalah membuka dialog
Preferences, aktif di tab Misc dan mengaktifkan pilihan Stop Xscreensaver.
 Cara kedua adalah dengan memberikan
opsi -stop-xscreensaver pada saat menjalankan mplayer.
Kedua cara tersebut akan mematikan
xscreensaver pada saat menjalankan mplayer dan akan menjalankannya kembali sesaat
sebelum Mplayer keluar. Dengan demikian,
Anda tidak akan kehilangan fungsi screensaver setelah menonton.

www.infolinux.web.id

Untuk memutar video dalam efek mirrored, berikanlah perintah berikut ini:
$ mplayer -vf mirror a.mpg

Untuk melakukan cropping, berikan


perintah berikut ini:
$ mplayer -vf crop=100:100 a.mpg

20

Apa saja file-file yang digunakan


oleh Mplayer? Pertama-tama, untuk
system wide data, Mplayer akan mempergunakan direktori /usr/share/MPlayer. Setelah
itu, mplayer juga akanmempergunakan direktori per user ~/.mplayer.
Untuk konfigurasi system wide, Mplayer
akan mempergunakan /etc/mplayer/mplayer.conf. Untuk pengaturan user, Mplayer
akan mempergunakan ~/.mplayer/config. Untuk konfigurasi GUI, Mplayer akan
mempergunakan ~/.mplayer/gui.conf.
Untuk font, Mplayer akan mencari ke
~/.mplayer/font. Direktori ini harus berisikan file font.desc dan file-file dengan ekstensi .RAW.
Mplayer menyimpan sejumlah besar
parameter yang bisa kita utak atik untuk
menyesuaikan cara kerjanya sesuai dengan
keinginan kita. Dan, semuanya terdokumentasi dengan sangat baik dalam sebuah
halaman manual sepanjang hampir 4000
halaman.
Apa yang kita bahas kali ini hanyalah
beberapa tip mendasar. Anda selalu bisa
membaca manual Mplayer untuk penggunaan lebih lanjut (halaman manual MPlayer
tergolong sangat lengkap). Selamat mencoba!
Noprianto (noprianto@infolinux.co.id)

INFOLINUX 02/2005

77

Anda mungkin juga menyukai