Tanggal Pengumpulan
PERCOBAAN 5
PENGERINGAN SENYAWA ORGANIK DAN PRODUKSI ETANOL ABSOLUT
SERTA PENENTUAN DENSITAS
I.
II.
TUJUAN PERCOBAAN
1. Menentukan densitas etanol sampel dari hasil pemurnian
2. Menentukan konsentrasi etanol hasil pemurnian berdasarkan densitasnya
TEORI DASAR
Alkohol (metanol dan etanol) biasanya mengandung paling sedikit 5% air. Jika
etanol dikocok dengan sejumlah drying agent, seperti kalium oksida, alkohol paling
tidak 99,5% akan dihasilkan. Etanol absolut (100%) dapat didapatkan dengan cara
distilasi etanol 99,5% dengan adanya serbuk magnesium dalam jumlah tertentu
(bergantung pada jumlah air yang ada) dan sedikit kristal iodin.
Densitas merupakan jumlah massa suatu zat yang berisi partikel-partikel
dalam satuan volume.Gravity specific / bobot jenis menjelaskan perbandingan massa
suatu bahan dengan air 4C dengan volume yang sama. Referensi berat per ml air
yang digunakan yaitu 1 gram/ml. Relasi antara densitas dan bobot jenis:
d t4 suatu zat=bobot jenis zat pada t C d t4 air
Densitas dapat digunakan untuk menentukan rotasi spesifik dari cairan. Selain itu,
densitas juga merupakan parameter yang digunakan untuk mengidentifikasi dan
menentukan kemurnian. Densitas dan bobot jenis suatu campuran merupakan fungsi
komposisi larutan dan dapat digunakan sebagai penentu konsentrasi.
III.
6. Labuh
erlenmeyer
7. Alat distilasi
8. Piknometer
9. Plastik wrap
10. Timbangan digital
11. Pengering
Bahan
1.
2.
3.
4.
5.
Etanol 95%
Kalsium Oksida
Serbuk magnesium
Kristal iodin
Aquadest
IV.
PROSEDUR PERCOBAAN
Etanol 95% diukur densitasnya dengan piknometer
Etanol disaring dengan kertas saring Whatman dua kali, filtrat diambil
V.
f(x) = - 0x + 1.07
R = 1
0.8
0.78
0.76
85
90
95
100
105
kadar (%)
Persentase
BobotJenis
C2H5OH
dalam Udara
86
0.8263
87
0.8237
88
0.8211
89
0.8184
90
0.8158
91
0.8131
92
0.8104
93
0.8076
94
0.8048
Persamaan regresi kurva kalibrasi diatas adalah
95
0.8020
Y=-0,0028X + 1,0668
96
0.7992
R2=0,9993
97
0.7962
98
0.7932
99
0.7902
100
0.7871
Rumus menghitung densitas adalah
W1 = massa piknometer kosong
W W 1
W2 = massa piknometer berisi air
densitas= 3
W3 = massa piknometer berisi etanol
W 2W 1
W1 = 16,569 gram
W2 = 44,048 gram
x=
1,06680,7879
0,0028
x=99,6071
b. Kadar etanol setelah refluks
W3 = 38,263 gram
38,26316,569
densitas=
=0,7895
44,04816,569
Y=-0,0028X + 1,0668
0,7895=0,0028 x +1,0668
x=
1,06680,7895
0,0028
x=99,0357
c. Kadar etanol setelah distilasi
W3 = 38,158 gram
38,15816,569
densitas=
=0,7857
44,04816,569
Y=-0,0028X + 1,0668
0,7857=0,0028 x +1,0668
x=
1,06680,7857
0,0028
x=100,3929
VI.
PEMBAHASAN HASIL
Alkohol merupakan cairan yang tidak berwarna, mudah menguap, bau khas,
mudah terbakar dengan memberikan nyala biru tidak berasap, mudah larut dalam air,
kloroform dan eter. Alkohol dapat larut dalam air disebabkan oleh ikatan hidrogen
alkohol-air. Bagian hidrokarbon suatu alkohol bersifat hidrofob, sehingga makin
panjang bagian hidrokarbon ini akan makin rendah kelarutannya dalam air. Alkohol
yang sering dipakai adalah etanol, yang juga disebut grain alcohol.Sehingga dalam
dunia farmasi sebutan alkohol diartikan juga sebagai etanol. Etanol mutlak biasa
digunakan sebagai pelarut untuk industri dan sebagai desinfektan di laboratorium.
Etanol mutlak biasanya didapatkan dari etanol 95%. Sistem etanol-air
membentuk azeotrop pada 95,63% v/v. Azeotrop merupakan campuran dari dua atau
lebih larutan dengan perbandingan tertentu , dimana komposisi ini tidak bisa diubah
lagi dengan cara distilasi sederhana. Ada dua jenis azeotrop, yaitu azeotrop positif dan
azeotrop negatif. Jika titik didih campuran azeotrop kurang dari titik didih salah satu
KESIMPULAN
Pemurnian berhasil dilakukan dengan densitas etanol hasil pemurnian adalah 0,7857.
Kadar etanolnya sesuai dengan tabel alkoholometrik dalam farmakope indonesia
adalah 100,3929 %.
VIII.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim, 2010, Farmakope Indonesia, edisi keempat, Jakarta : Departemen
Kesehatan Republik Indonesia (halaman 1222)
Furnish, B.S., A.J. Hannaford, V. Rogers, P.W.G. Smith, and A.R. Tatchell, 1989,
Vogels Textbook of Practical Organic Chemistry 5th ed., English Language
Society (halaman 165)
Wilcox, C. F. and M. F. Wilcox, 1995, Experimental Organic Chemistry 2nd ed.,
Prentice-Hall, New Jersey (halaman 48)