Laporan Acara ULIL
Laporan Acara ULIL
nasional bertajuk Pribumisasi Islam: Memahami Islam Serta Relasinya Dengan Sosial
Budaya. Perlu diketahui bahwa CSS Mora adalah singkatan dari Community of Santri
Scholars
of
Ministry
of
Religious
Affairs,
yang
merupakan
komunitas
pengkajian yang itu sebenarnya perintah dari Allah. Sekarang, malah orang-orang Barat
yang begitu bersemangat untuk meneliti dan mengkaji.
Dhofir juga menjelaskan, mengapa para orientalis mempelajari Islam, jawabannya
adalah karena mereka menganggap Islam sebagai sumber ilmu. Menurut saya,
pernyataan beliau ini perlu dikritisi, perlu diketahui bahwasanya para orientalis
mempelajari Islam karena adanya kepentingan duniawi. Sehingga mereka kering sekali,
mempelajari Islam tetapi tidak menghasilkan manisnya iman, bahkan tak jarang
mendistorsi ajaran Islam itu sendiri.
Dan terakhir, Dhofir Zuhry juga menyampaikan dukungannya untuk Ulil Abshar
Abdalla. Pemikiran kritis sedikit seperti Mas Ulil, kok sudah dibilang kafir dan
sebagainya, tegas beliau.
Sesi terakhir, sesi tanya jawab, ada sebuah pertanyaan menarik yang dilontarkan oleh
seorang peserta asal Ambon, Bagaimana pendapat KH. Idrus Ramli dengan fatwa MUI
tentang Pluralisme dan Liberalisme?. Gus Idrus kemudian menjawab, bahwa beliau
sangat sepakat dengan isi fatwa tersebut, bahwa Sekularisme, Pluralisme dan
Liberalisme adalah faham terlarang bagi umat Islam. Gus Idrus juga mantap untuk
mengatakan bahwa dia menunggu keluarnya fatwa kesesatan Syiah dan Wahabi dari
MUI.
Pada akhir seminar, Ulil Abshar Abdalla dan KH. Idrus Ramli diberikan kesempatan
untuk menyampaikan kesimpulannya masing-masing. Menurut Ulil, kita semua harus
bersikap toleran terhadap perbedaan yang ada, termasuk dengan Syiah dan Ahmadiyah,
karena mereka semua berhak untuk tinggal dengan damai di negeri ini. Selanjutnya,
KH. Idrus Ramli dengan tegas membantah apa yang dikatakan oleh Ulil. Kita harus
tahu, mana perbedaan yang furu (cabang) dan mana yang ushul (pokok), jangan
sampai yang ushul dianggap furu, begitu juga sebaliknya. Perbedaan kita dengan
Syiah dan Ahmadiyah adalah perbedaan pada ushul agama, jadi perbedaannya bukan
pada tataran shawab dan khata, tetapi pada Haq dan Bathil, Sunnah dan Bidah serta
Hidayah dan Dholalah, tegas Kyai Idrus.
Dan, terakhir, acara ditutup dengan doa bersama oleh KH. Idrus Ramli.