Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
ABSTRAK
Campuran biodiesel sawit dan solar telah dikomersialisasikan oleh PERTAMINA yang disebut dengan
biosolar. Sifat sika dan kimia antara biodiesel sawit dan solar berbeda sehingga memungkinkan adanya
perbedaan konsentrasi biodiesel pada biosolar dari SPBU ke pengguna. Hal ini dapat mempengaruhi
performa dan esiensi dari mesin kendaraan. Penelitian ini dilakukan untuk memperoleh metode akurat dan
cepat dalam analisis konsentrasi biodiesel pada biosolar. Metode yang dikembangkan adalah spektroskopi
near infrared (NIR) dan kromatogra gas (GC). Hasil penelitian menunjukkan bahwa penentuan konsentrasi
biodiesel berdasarkan kalibrasi NIR dan regresi kromatogram GC relatif konsisten. Penentuan konsentrasi
biodiesel dengan NIR dan GC diperoleh koesien korelasi (R2) masing-masing sebesar 0,9998 dan 0,972.
Uji korelasi metode NIR lebih tinggi dibandingkan metode GC sehingga metode NIR terverikasi untuk
digunakan dalam penentuan konsentrasi biodiesel pada biosolar. Kelebihan teknik NIR adalah waktu
analisis cepat, tanpa preparasi dan tidak menggunakan pelarut. Selain itu metode ini relatif aman bagi
teknisi dan ramah lingkungan.
Kata Kunci: biodiesel, biosolar, solar, spektroskopi NIR, kromatogra gas
ABSTRACT
A mixture of palm biodiesel and solar called biosolar have been commercialized by PERTAMINA.
The chemical and physical properties of palm biodesel and solar are different, as a result it may create
dissimilar biodiesel concentration in the biosolar from pump to user. This can affect the performance and
eciency of the engine. The study was conducted in order to obtaine acurate and rapid method of analysis
of biodiesel concentration in biosolar. The method developed were near infrared spectroscopy and gas
chromatography. The results show that determination of biodiesel concentration based on NIR callibration
and regression of GC chromatogram are relatively consistent. The coefcient correlations (R2) of NIR and
GC obtained for prediction of biodiesel concentration are 0.9998 and 0.972, respectively. NIR method
correlation test is higher than GC and veried for determination of biodiesel concentration in biosolar.
NIR is a rapid analysis method, neither preparation, nor solvent is required. In addition, this method is
relatively safe for the analyst and environment.
Keywords: biodiesel, biosolar, diesel, NIR spectroscopy, gas chromatography
I. PENDAHULUAN
Biodiesel sawit merupakan bahan bakar alternatif
terdiri atas alkil ester asam lemak yang dibuat
dengan cara transesterikasi minyak sawit dengan
alkohol. Biodiesel sangat kompetitif dengan solar
yang dihasilkan dari minyak bumi. Biodiesel lebih
Lembaran Publikasi Minyak dan Gas Bumi Vol. 46 No. 3, Desember 2012: 135 - 143
Analisa Biodiesel Sawit dalam Biosolar dengan Spektroskopi Near Infrared (Hasrul Abdi Hasibuan dan Tjahjono H)
Spek. Solar **
-
878,1
850-890
809,7
5,5
2,3-6,0
3,83
1,6-5,8
-
51,01
maks. 115
0,01
maks. 0,05
Bilangan Asam, %
0,09
maks. 0,8
Flash Point, oC
162
min. 100
76,2
Min. 60
137
Lembaran Publikasi Minyak dan Gas Bumi Vol. 46 No. 3, Desember 2012: 135 - 143
Gambar 1
Spektrum absorpsi campuran biodiesel (panjang gelombang 1100-2200 nm)
Gambar 2
Kurva regresi menggunakan NIR
Analisa Biodiesel Sawit dalam Biosolar dengan Spektroskopi Near Infrared (Hasrul Abdi Hasibuan dan Tjahjono H)
Tabel 2
Standar eror kalibrasi, standar eror validasi,
koesien korelasi dan jumlah faktor dengan
metode PLS pada spektroskopi NIR
Campuran biodiesel-solar
Parameter
Biodiesel
SEC
SEV
R2
Faktor
Regresi
0,4671
0,5104
0,9998
y=x
Keterangan:
SEC =standard error of calibration , SEV = standard error of validation ,
R2 = koefisien korelasi, * = model predicted residual error sum of squares (PRESS),
y = nilai secara NIR, x = nilai aktual
Gambar 3
Kromatogram biodiesel sawit
Gambar 4
Kromatogram solar murni
139
Lembaran Publikasi Minyak dan Gas Bumi Vol. 46 No. 3, Desember 2012: 135 - 143
Gambar 5
Kromatogram campuran biodiesel sawit dan solar (5:95) (biosolar, B5)
140
Gambar 6
Kurva regresi luas area biodiesel
dengan konsentrasi biodiesel menggunakan GC
Analisa Biodiesel Sawit dalam Biosolar dengan Spektroskopi Near Infrared (Hasrul Abdi Hasibuan dan Tjahjono H)
Gambar 7
Perolehan kembali kadar biodiesel dalam biosolar menggunakan NIR dan GC
Tabel 3
Konsentrasi biodiesel pada biosolar di SPBU (Aceh, Sumut, dan Riau)
Sampel
Biodiesel, %
Sampel
Biodiesel, %
Sampel
Biodiesel, %
Sampel
Biodiesel, %
SPBU 1
5,1
SPBU 11
10,4
SPBU 21
5,9
SPBU 31
5,1
SPBU 2
5,5
SPBU 12
11,9
SPBU 22
12,3
SPBU 32
5,6
SPBU 3
6,0
SPBU 13
12,9
SPBU 23
5,6
SPBU 33
3,6
SPBU 4
5,3
SPBU 14
7,1
SPBU 24
5,3
SPBU 34
5,2
SPBU 5
5,4
SPBU 15
7,3
SPBU 25
5,2
SPBU 35
5,4
SPBU 6
5,3
SPBU 16
10,6
SPBU 26
5,1
SPBU 36
4,0
SPBU 7
5,5
SPBU 17
6,3
SPBU 27
5,3
SPBU 37
3,1
SPBU 8
5,3
SPBU 18
12,6
SPBU 28
5,2
SPBU 38
4,2
SPBU 9
5,5
SPBU 19
5,7
SPBU 29
5,0
SPBU 39
5,0
SPBU 10
6,2
SPBU 20
12,3
SPBU 30
4,6
SPBU 40
4,9
141
Lembaran Publikasi Minyak dan Gas Bumi Vol. 46 No. 3, Desember 2012: 135 - 143
IV. KESIMPULAN
Kajian ini menunjukkan bahwa spektroskopi
NIR dan kromatogra gas (GC) dapat digunakan
untuk menentukan konsentrasi biodisel pada biosolar.
Persamaan standar yang dapat digunakan untuk
menentukan konsentrasi biodisel menggunakan NIR
dan GC masing-masing adalah y = x (r2 = 0,9998) dan
y = 16066x (r2 = 0,972). Berdasarkan uji verikasi
menunjukkan kalibrasi NIR (% recovery 80-107,6%)
lebih baik dibandingkan GC (70-111,4%). Kelebihan
teknik analisis konsentrasi biodisel pada biosolar
menggunakan NIR ini adalah analisis dapat dilakukan
dengan cepat, tidak menggunakan pelarut, relatif
aman bagi teknisi dan ramah lingkungan.
9.
10.
11.
12.
KEPUSTAKAAN
1. Alamu, O.J., E.A. Adeleke, N.O. Adekunle, dan S.O.
Ismaila, 2009, Power and Torque Characteristics of
Diesel Engine Fuelled by Palm Kernel Oil Biodiesel,
Leonardo Journal of Sciences, ISSN 1583-0233, 14;
66-73.
2. American Oil Chemists Society, 1998, Ofcial
Methods and Recommended Practices of the American
Oil Chemists Society, 4th ed, American Oil Chemists
Society, Champaign, IL.
3. ASTM-IP Petroleum Measurement Tables, 1953,
Prepared jointly by American Society for Testing
Materials and the Institute of Petroleum, ASTM
Designation: D1250, IP Designation: 200, West
Conshohocken, Pa.: ASTM.
4. Badan Standardisasi Nasional, 2006, Standar Nasional Indonesia : Biodiesel, SNI-04-7182-2006.
5. Coronado, M., W. Yuan, D. Wang, dan F.E.
Dowell, 2009, Predicting The Concentration And
Specic Gravity of Biodiesel-Diesel Blends Using
Near-Infrared Spectroscopy, American Society of
Agricultural and Biological Engineers, Vol. 25(2):
217-221.
6. Galtier, O., N. Dupuya, Y.L. Dreau, D. Ollivier, C.
Pinatel, J. Kister, dan J. Artaud, 2007. Geographic
origins and compocitions of virgin olive oils
determinate by chemometric analysis of NIR spectra,
Analytica Chimica Acta, 595: 136 144.
7. Grimaldi, C.N., L. Postrioti, M. Battistoni, dan
F. Millo, 2002, Common rail HSDI diesel engine
combustion and emissions with fossil/bio-derived fuel
blends, SAE Tech, Paper 2002-01-6085, Warrendale,
Pa.: SAE.
8. Hansen, A.C., M.R. Gratton, dan W. Yuan, 2006,
Diesel engine performance and NOx emissions from
142
13.
14.
15.
16.
17.
18.
19.
Analisa Biodiesel Sawit dalam Biosolar dengan Spektroskopi Near Infrared (Hasrul Abdi Hasibuan dan Tjahjono H)
143
Lembaran Publikasi Minyak dan Gas Bumi Vol. 46 No. 3, Desember 2012: 135 - 143
144