Anda di halaman 1dari 4

Tanaman Pengganti Nasi

Berikut adalah beberapa jenis bahan pangan berupa umbi-umbian yang kandungan
karbohidratnya sama dengan nasi bahkan, terhitung lebih sehat daripada nasi yang memiliki
kandungan indeks glikemiks yang begitu tinggi. Kita ketahui bahwa kadar IG adalah salah
satu penyebab timbulnya penyakit degenaratif seperti diabetes melitus dan penyakit
komplikasi lainnya.
Kurang lebih terdapat sekitar 30 jenis umbi-umbian yang tumbuh di Indonesia, namun
kebanyakan masyarakat hanya mengenal tanaman ubi jalar dan ubi kayu. Beberapa umbiumbian yang dikenal di Indonesia, antara lain berikut ini.
1. Ganyong
Ganyong (Canna Edulis Kerr) merupakan tanaman herbal yang berasal dari Amerika Selatan.
Seiring dengan perkembangannya, tanaman ini menyebar ke berbagai daerah di dunia. Di
Indonesia, dikenal dua varietas ganyong, yaitu ganyong merah dan ganyong putih. Ganyong
merah ditandai dengan warna batang, daun, dan pelepah yang berwarna hijau atau ungu.
Sementara ganyong putih memiliki warna batang, daun, dan pelepah berwarna hijau, serta
sisik umbinya berwarna kecokelatan.
Ganyong merupakan tanaman yang cukup potensial sebagai sumber karbohidrat. Umbinya
yang berasal dari tanaman yang sudah dewasa dapat dimakan dengan diolah terlebih dahulu
atau diambil patinya. Sementara itu, umbi yang masih muda dapat dimakan dengan cara
dibakar atau direbus terlebih dahulu. Ganyong juga dapat digunakan sebagai bahan campuran
dalam pembuatan nasi jagung.
2. Garut
Garut merupakan tanaman penghasil karbohidrat yang potensial untuk dikembangbiakkan.
Umbi garut memiliki kadar pati yang cukup tinggi sehingga tidak kalah dengan jenis umbiumbian lain. Pati garut mempunyai tekstur yang sangat halus dan mudah dicerna karena
disusun oleh amilosa dan amilopektin sehingga dapat dibuat sebagai campuran produk yang
menggunakan tepung ubi kayu, seperti cendol dan kerupuk. Selain itu, dapat juga dibuat
sebagai campuran pembuatan produk yang memakai campuran bahan lain seperti udang,
ikan, pempek, sohun, dodol jenang, kue dadar, kue semprit, mie, roti, dan aneka kue
tradisional lain.
3. Labu Kuning
Labu kuning atau waluh (Cucurbita Moschata) dapat diolah menjadi aneka makanan.
Memiliki kandungan beta karoten dan serat kasar yang tinggi. Tepung labu kuning memiliki
aroma khas dan warna kuning yang dapat diolah menjadi aneka makanan. Berdasarkan nilai
gizinya, tepung labu kuning memiliki kandungan gizi yang lebih unggul daripada tepung
terigu dan tepung beras. Tepung ini sangat baik digunakan untuk bahan fortifikasi pangan
untuk meningkatkan nilai gizi, khususnya pada anak-anak.
4. Sukun
Sukun (Artocarpus artilis) merupakan tanaman buah yang mengandung karbohidrat. Sebelum
mengenal padi, dahulu masyarakat mengonsumsi sukun sebagai makanan pokok. Sebagai
buah yang mengandung karbohidrat, sejak dulu sukun juga sudah biasa dijadikan sebagai
cadangan pangan sumber karohidrat jika terjadi kemarau panjang atau jika terjadi penurunan
produksi padi, jagung, dan umbi-umbian.
Sukun mengandung karbohidrat, sukun juga banyak mengandung unsur-unsur vitamin seperti
kalsium (Ca), zat besi (Fe), vitamin B1, B2, dan vitamin C. Juga mengandung asam amino
esensial yang tidak diproduksi oleh tubuh manusia. Kandungan protein dan karbohidrat sukun
segar lebih tinggi dari ubi kayu, ubi jalar, dan kentang. Apabila sudah dibuat dalam bentuk
tepung, nilai gizinya setara dengan beras.

5. Kimpul
Kimpul merupakan jenis umbi yang memiliki banyak kelebihan dari nilai gizinya.
Dibandingkan dengan umbi lainnya, pati yang dibuat dari kimpul lebih mudah dicerna karena
granula patinya berukuran kecil dan mengandung kalsium, fosfor, vitamin A, dan B. Kimpul
baik digunakan sebagai bahan dasar dalam pembuatan makanan balita karena tingkat
kecernaan patinya yang tinggi, jumlah kalsium dan fosfor yang cukup untuk pembentukan
tulang, adanya vitamin B kompleks dan provitamin A.
6. Ubi Kayu (Singkong)
Ubi kayu atau dikenal juga sebagai singkong merupakan salah satu pangan sumber
karbohidrat yang sudah banyak ditanam hampir di seluruh dunia, termasuk Indonesia.
Singkong memiliki kandungan energi yang cukup tinggi sehingga dapat dikonsumsi sebagai
makanan pokok. Di samping itu, singkong juga mempunyai indek glikemiks (IG) rendah
sehingga cocok dikonsumsi oleh penderita diabetes. Pati singkong tidak mengandung gluten
sehingga cocok dikonsumsi oleh penderita autis.
7. Ubi Jalar
Ubi jalar memiliki nilai gizi yang tinggi, kaya vitamin dan mineral. Ubi ini juga relatif tahan
lama dan jika disimpan lebih lama rasanya akan semakin manis. Selain itu, ubi jalar juga
sangat potensial jika dikembangkan untuk penganekaragaman konsumsi pangan.
Konsumsi ubi jalar sepanjang tahun hanya ada di Papua dan Maluku. Selebihnya, di daerah
lainnya di Indonesia, ubi jalar hanya dikonsumsi dalam bentuk makanan tradisional saja
seperti ubi goreng, ubi rebus, kolak, getuk, dan keripik. Di negara-negara maju, ubi jalar
dijadikan makanan tradisional yang dipublikasikan setara dengan pizza atau hamburger
sehingga aneka makanan ubi jalar dijual di toko-toko bertaraf internasional.
8. Pisang
Tanaman pisang berasal dari daerah tropis Asia Tenggara di sekitar kawasan Malaysia dan
Indonesia. Akan tetapi sekarang, tanaman pisang telah menyebar ke seluruh wilayah
Indonesia dengan sentra produksi di Sumatera Utara, Sumatera Barat, Sumatera Selatan,
Jambi, Lampung, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Bali, NTB, NTT, Kalimantan,
Sulawesi, dan Maluku.
Pisang kaya vitamin A, vitamin C, kalsium, dan posfor sehingga pisang dapat dipakai sebagai
obat luka lambung, menurunkan kolesterol darah, mencegah kanker usus, menjaga kesehatan
jantung, menghaluskan kulit, dan sebagainya. Dalam bentuk tepung dan pati, pisang juga
kaya karbohidrat dan protein, dapat digunakan sebagai bahan campuran pembuat roti, kue,
biskuit, bubur bayi, pastry, es krim, dan puding. Berbagai jenis pisang sangat baik untuk
dijadikan tepung.
9. Jagung
Jagung (Zea Mays L) merupakan salah satu tanaman pangan dunia yang sangat penting.
Tanaman ini merupakan tanaman jenis padi-padian (serealia) seperti padi, gandum, sorgum,
jewawut, cantel, jail, dan sebagainya.
Tanaman ini banyak ditanam di ladang-ladang yang berhawa sedang dan panas sebagai
tanaman bahan makanan dan bahan pakan ternak. Hingga saat ini, jagung masih dapat
ditemui sebagai makanan pokok di beberapa daerah, seperti Nusa Tenggara Timur, Sulawesi,
serta beberapa wilayah Jawa Tengah dan Jawa Timur. Sebagai makanan pokok, jagung
biasanya dikonsumsi dalam bentuk nasi jagung.
Masyarakat Indonesia di berbagai wilayah, mengonsumsi jagung dengan cara yang berbedabeda. Sebagai contoh, masyarakat di Desa Mangli (salah satu desa di Kabupaten Magelang,
Jawa Tengah) mengonsumsi jagung sebagai pengganti nasi dalam bentuk butiran halus atau
tepung. Di Nusa Tenggara Timur, dikenal nasi bose (biasanya dicampur dengan kacang
tunggak), jagung titi (berbentuk emping), dan nasi lawar (jagung dicampur nasi). Sementara
itu, di daerah Sulawesi dikenal bassang yaitu makanan khas etnis Bugis-Makassar yang

berupa bubur jagung dan barobbo (Sumatera Utara). Masyarakat Gorontalo sudah sangat
familiar dengan binte biluhuta, yaitu berupa sup jagung bening yang dibuat dari jagung muda.
10. Uwi
Uwi atau ubi kelapa merupakan sejenis umbi-umbian pangan. Uwi adalah tumbuhan
merambat dan memiliki banyak sekali jenisnya. Di seluruh dunia, terdapat sekitar 600 jenis
uwi-uwian. Dari 600 jenis itu, hanya sekitar 20-an saja umbi-umbian yang dibudidayakan dan
dimanfaatkan umbinya. Kebanyakan dimanfaatkan untuk bahan pangan. Beberapa jenis
lainnya digunakan untuk kebutuhan nonpangan, seperti untuk tanaman obat tradisional,
pestisida, dan pewarna pakaian.
11. Sagu
Sagu (pati sagu) merupakan salah satu makanan pokok daerah di Indonesia Timur (Papua,
Maluku, Sulawesi Utara, dan beberapa daerah di Nusa Tenggara). Konsumsi sagu sebagai
makanan pokok dalam bentuk makanan tradisional, seperti papeda, kapurung, sagu bakar, dan
lain-lain. Saat ini, sekitar 30% masyarakat Maluku dan Papua masih menggunakan sagu
sebagai makanan pokok sebagai makanan sehari-harinya, 50% menggunakan menu sagu dan
umbi-umbian, sedangkan sisanya sudah beralih ke beras.
Banyak jenis tanaman sagu yang dapat menghasilkan tepung sagu. Semua tanaman ini
tersebar di beberapa wilayah di Indonesia di antaranya di Kepulauan Maluku, Papua,
Mentawai, Riau, dan Sumatera. Di Riau juga dijumpai sagu yang dikonsumsi masyarakat
dalam bentuk butiran yang dikenal dengan nama sagu rending serta dalam bentuk olahan lain
seperti kue bangkit, laksa sagu, dan sagu embel.
Manfaat jika kita mengonsumsi aneka makanan yang berasal dari sagu, selain dapat
mengenyangkan, tapi tidak menyebabkan kegemukan, mencegah sembelit dan mencegah
resiko kanker usus, memperlambat kadar glukosa dalam darah karena indeks glikemiksnya
rendah sehingga dapat dikonsumsi oleh penderita diabetes melitus.
12. Gadung
Gadung merupakan tanaman umbi-umbian yang cukup populer walaupun kurang mendapat
perhatian. Gadung menghasilkan umbi yang dapat dimakan, tetapi mengandung racun yang
dapat mengakibatkan pusing dan muntah apabila tidak benar pengolahannya. Produk gadung
yang paling dikenal adalah dalam bentuk keripik meskipun rebusan gadung juga banyak
dimakan. Umbinya dapat pula dijadikan arak (difermentasi) sehingga di Malaysia dikenal
juga dengan nama ubi arak, selain taring pelandok.
13. Gembili
Gembili adalah jenis umbi yang merambat dengan daun berwarna hijau dan batang agak
berduri. Buahnya menyerupai ubi jalar dengan ukuran sebesar kepalan tangan orang dewasa.
Berwarna coklat muda dengan kulit tipis. Umbinya cukup besar. Kulit umbinya agak getas,
tetapi tipis seperti kulit kayu. Umbi gembili apabila dikukus atau direbus sangat gurih,
empuk, gembur, dan enak. Gembili juga tidak beracun seperti gadung, juga tidak gatal seperti
talas.
Orang-orang dulu biasanya menjadikan tanaman umbi-umbian sebagai tandon makanan di
masa paceklik. Umbi gembili tahan disimpan cukup lama. Di tempat terbuka, gembili akan
awet 2-3 bulan. Tanaman ini sangat produktif. Satu butir umbi gembili mampu menghasilkan
10-20 kilogram umbi selama kira-kira 6 bulan. Ada berbagai macam gembili, yaitu gembili
gajah, gembili teropong, gembili ketan, gembili srewot, dan gembili wulung.
14. Talas
Talas (Colocasia sp.) adalah umbi pokok yang terdapat di bawah batang. Talas dapat tumbuh
di tempat berair sehingga dapat ditanam di pinggir selokan, di pinggir empang, pematang
sawah, dan pinggiran kali. Namun, ada juga yang ditanam di tanah kering seperti kebun,
tegalan, dan bentul. Manfaat utama talas adalah sebagai bahan makanan pokok juga diolah
menjadi makanan, seperti talas goreng, keripik talas, dan kue talas.

Ada pula talas beneng yang bentuknya besar. Belum ada pembudidayaan dan pemanfaatan
talas beneng secara intensif. Pengolahan produknya hingga saat ini hanya dengan cara
dikukus dan dibuat keripik.
Selain beberapa jenis umbi-umbian tersebut, masih ada puluhan jenis umbi-umbian lainnya
yang dapat tumbuh secara massal di Indonesia. Semua umbi-umbian ini juga memiliki
kandungan gizi dan manfaat yang tinggi. Selain sebagai sumber karbohidrat, umbi-umbian
dan buah-buahan ini juga dapat dinikmati sebagai makanan pokok yang dapat dikonsumsi
dengan tambahan lauk pauk. Selain mengenyangkan, makanan ini juga mampu memenuhi
standar gizi yang cukup sesuai dengan pola makanan yang beragam, bergizi, seimbang, dan
aman.
Kini ungkapan Belum makan kalau belum makan nasi seharusnya sudah mulai Anda
singkirkan dari mindset Anda sejak hari ini. Yuk kita coba mengonsumsi makanan pengganti
nasi. (arief muhajir-disaripatikan dari buku Revolusi Mindset: One Day Nor Rice untuk
Indonesia Sehat dan Sejahtera, GIP Februari 2014)
(Dari berbagai sumber)

Anda mungkin juga menyukai