Oleh : Stephanie
405090231
Manfaat ASI
Aspek Gizi :
1. Manfaat Kolostrum :
Kolostrum mengandung zat kekebalan terutama IgA untuk
melindungi bayi dari berbagai penyakit infeksi terutama
diare.
Jumlah kolostrum yang diproduksi bervariasi tergantung dari
hisapan bayi pada hari-hari pertama kelahiran. Walaupun
sedikit namun cukup untuk memenuhi kebutuhan gizi bayi.
Oleh karena itu kolostrum harus diberikan pada bayi.
Kolostrum mengandung protein,vitamin A yang tinggi dan
mengandung karbohidrat dan lemak rendah, sehingga sesuai
dengan kebutuhan gizi bayi pada hari-hari pertama
kelahiran.
2. Komposisi ASI
ASI mudah dicerna, karena selain mengandung zat gizi yang
sesuai, juga mengandung enzim-enzim untuk mencernakan
zat-zat gizi yang terdapat dalam ASI tersebut.
ASI mengandung zat-zat gizi berkualitas tinggi yang berguna
untuk pertumbuhan dan perkembangan kecerdasan bayi/anak.
Selain mengandung protein yang tinggi, ASI memiliki
perbandingan antara Whei dan Casein yang sesuai untuk bayi.
Rasio Whei dengan Casein merupakan salah satu keunggulan
ASI dibandingkan dengan susu sapi. ASI mengandung whey
lebih banyak yaitu 65:35. Komposisi ini menyebabkan protein
ASI lebih mudah diserap. Sedangkan pada susu sapi
mempunyai perbandingan Whey :Casein adalah 20 : 80,
sehingga tidak mudah diserap.
2.ASPEK IMUNOLOGIK :
ASI mengandung zat anti infeksi, bersih dan bebas kontaminasi.
Immunoglobulin A (Ig.A) dalam kolostrum atau ASI kadarnya cukup tinggi.
Sekretori Ig.A tidak diserap tetapi dapat melumpuhkan bakteri patogen E. coli
dan berbagai virus pada saluran pencernaan.
Laktoferin yaitu sejenis protein yang merupakan komponen zat kekebalan yang
mengikat zat besi di saluran pencernaan.
Lysosim, enzym yang melindungi bayi terhadap bakteri (E. coli dan salmonella)
dan virus. Jumlah lysosim dalam ASI 300 kali lebih banyak daripada susu sapi.
Sel darah putih pada ASI pada 2 minggu pertama lebih dari 4000 sel per mil.
Terdiri dari 3 macam yaitu: Brochus-Asociated Lympocyte Tissue (BALT) antibodi
pernafasan, Gut Asociated Lympocyte Tissue (GALT) antibodi saluran pernafasan,
dan Mammary Asociated Lympocyte Tissue (MALT) antibodi jaringan payudara
ibu.
Faktor bifidus, sejenis karbohidrat yang mengandung nitrogen, menunjang
pertumbuhan bakteri lactobacillus bifidus. Bakteri ini menjaga keasaman flora
usus bayi dan berguna untuk menghambat pertumbuhan bakteri yang
merugikan.
3. ASPEK PSIKOLOGIS :
Rasa percaya diri ibu untuk menyusui : bahwa ibu mampu menyusui
dengan produksi ASI yang mencukupi untuk bayi. Menyusui dipengaruhi
oleh emosi ibu dan kasih saying terhadap bayi akan meningkatkan
produksi hormon terutama oksitosin yang pada akhirnya akan
meningkatkan produksi ASI.
Interaksi Ibu dan Bayi: Pertumbuhan dan perkembangan psikologik bayi
tergantung pada kesatuan ibu-bayi tersebut.
Pengaruh kontak langsung ibu-bayi : ikatan kasih sayang ibu-bayi
terjadi karena berbagai rangsangan seperti sentuhan kulit (skin to skin
contact). Bayi akan merasa aman dan puas karena bayi merasakan
kehangatan tubuh ibu dan mendengar denyut jantung ibu yang sudah
dikenal sejak bayi masih dalam rahim.
Sumber: Buku Panduan Manajemen Laktasi: Dit.Gizi Masyarakat-Depkes
RI,2001
Susu Formula
Susu formula adalah susu yang
dibuat dari susu sapi atau susu
buatan yang diubah komposisinya
hingga dapat dipakai sebagai
pengganti ASI. Alasan dipakainya
susu sapi sebagai bahan dasar
mungkin oleh banyaknya susu yang
dapat dihasilkan oleh peternak
(Pudjiadi, 2002 )
C. Formula Follow-Up
Formula follow-up (dengan follow-up diartikan lanjutan,
mengganti formula bayi yang sedang dipakai dengan
formula tersebut). Formula demikian diperuntukan bagi
bayi berumur 6 bulan keatas. Telah diuaraikan terlebih
dahulu, bahwa formula adaptasi dibuat sedemikian,
hingga tidak memberatkan fungsi pencernaan dan
ginjal yang pada waktu lahir belum sempurna. Maka
dari itu dalm formula adaptasi zat-zat gizinya cukup
untuk pertumbuhan yang normal dan mencegah
timbulnya penyakit-penyakit gizi disebabkan oleh
kekurangan maupun kelebihan masukan zat-zat
tersebut. (WHO).
a. Lemak
Kadar lemak disarankan antara 2.7 4.1 g tiap 100 ml.
b. Protein
Kadar protein harus berkisar antara 1.2 dan 1.9 g/100 ml. Dengan rasio
lakalbumin/kasein kurang-lebih 60/40. Oleh karena kandungan protein
daripada formula ini relatif rendah maka komposisi asam aminonya harus
identik atau hampir indentik dengan yang terdapat dalam protein ASI.
c. Karbohidrat
Disarankan untuk formula ini kandungan karbohidrat antara 5.4 dan 8.2 g
bagi tiap 100 ml. Dianjurkan supaya sebagai karbohidrat hanya atau
hampir seluruhnya memakai laktosa, selebihnya glukosa atau destrinmaltosa.
d. Mineral
kosentrasi sebagian besar mineral dalam susu sapi seperti natrium, kalium,
kalsium, fosfor, magnesium, khlorida, lebih tinggi 3 sampai 4 kali
dibandingkan dengan yang terdapat dalam ASI. Pada pembuatan formula
adaptasi kandungan berbagai mineral harus diturunkan hingga jumlahnya
berkisar antara 0.25 dan 0.34 g bagi tiap 100 ml.
e. Vitamin
Biasanya berbagai vitamin ditambahkan pada pembuatan formula
demikian hingga dapat mencukupi kebutuhan sehari-harinya.
f. Energi
Makanan Sapihan
Menyapih adalah saat dimana orangtua secara bertahap mulai
mengenalkan makanan padat sebagai bagian dari ragam makanan
bayi selain ASI atau susu formula. Makanan padat yang disiapkan
secara khusus dapat diperkenalkan secara bertahap sekitar usia 4
dan 6 bulan.
Makanan berbahan dasar serealia biasanya menjadi makanan
sapihan pertama yang diberikan kepada bayi. Makanan lain
termasuk buah-buahan, sayuran, daging, dan ikan yang disaring
atau dihancurkan baru kemudian dapat ditambahkan kedalam
ragam makanan sapihan.
Pengenalan makanan sapihan jangan dijadikan awal penghentian
susu dari ragam makanan bayi. Faktanya, baik air susu ibu, susu
formula maupun susu lanjutan semuanya dirancang khusus untuk
memenuhi kebutuhan gizi bayi, oleh karena itu harus tetap menjadi
sumber utama makanan sepanjang tahun pertama kehidupan.
Perkembangan
Pada usia 1 bulan , bayi dapat memiliki perkembangan
yaitu adanya kemampuan untuk mengikuti gerakan
dalam rentang 90 derajat
Pada usia 2-3 bulan memiliki penglihatan perifer hingga
180 derajat
Pada usia 4-5 bulan dapat melihat botol susu, melihat
tangan saat berbaring
Pada usia 5-7 bulan dapat menyesuaikan postur utk
melihat objek
Pada usia 7-11 mampu memfiksasi objek yg sangat kecil
Pada usia 11-12, ketajaman penglihatan mendekati 20/20
Cara Pengukuran
Tentukan Usia anak
Tarik garis pada lembar DDST II sesuai
dgn usia yg ditentukan
Lakukan pengukuran pada anak tiap
komponen dgn batasan garis yg ada
mulai dari motorik kasar, bahasa,
motorik halus, dan personal sosial
Tentukan hasil penilaian apakah
normal atau abnormal
Posyandu
Posyandu (Pos Pelayanan Terpadu) adalah
kegiatan yang dilaksanakan oleh, dari dan
untuk masyarakat yang bertujuan untuk
meningkatkan derajat kesehatan masyarakat
pada umumnya serta kesehatan ibu dan anak
pada khususnya. Posyandu merupakan
bagian dari pembangunan untuk mencapai
keluarga kecil, bahagia dan sejahtera,
dilaksanakan oleh keluarga bersama dengan
masyarakat di bawah bimbingan petugas
kesehatan dari Puskesmas setempat.
Tujuan Posyandu
Menurunkan AKI dan AKB di
Indonesia
Meningkatkan peran serta
masyarakat akan kesehatan dan
pelayanan KB serta kegiatan lainnya
Membudayakan NKKBS
KIA
KB
Imunisasi
Gizi
Penanggulangan Diare
Pelayanan Posyandu
Meja 1 Pendaftaran balita, ibu hamil,
ibu menyusui
Meja 2 Penimbangan balita
Meja 3 Pencatatan hasil penimbangan
Meja 4 Penyuluhan dan pelayanan gizi
bagi ibu balita, ibu hamil dan ibu
menyusui
Meja 5 Pelayanan kesehatan, KB,
imunisasi dan pojok oralit