Anda di halaman 1dari 9

SKENARIO 1

Tutorial yang dilakukan pada pertemuan ke-1 dan ke-2 membahas


penulisan dan konten hasil penelitian. (skenario terlampir) dengan tahapan
1. Doa
2. Mengkritisi makalah sesuai dengan kaidah metodologi penelitian
3. Penutup doa

FORMULIR KRITISI MAKALAH


N Metpen
o
1 Judul

V Abstrak
a
ri
a
b
e
l
b
e
2
3 Rumusa
n
masalah
dan
latar
belakan
g
4 Tujuan
penelitia
n
5 Manfaat
penelitia
n

Temuan

Revisi/Saran

HUBUNGAN
INFEKSI
TELUR
Kalimatnya kepanjangan
CACING
TANAH
DENGAN
Harus memuat waktu dan
PERILAKU ANAK SEKOLAH DASAR
variabel bebass
DI KECAMATAN MEDAN TEMBUNG

garis

1 paragraf
singkatanSTH, SD

Rumusan
masalsh
dalam
bentuk pernyataan.
Latar belakang penulis sudah
menjabarkan fenomena, data
dan fakta

Penulisan tidak
miring.
Terdapat lebih dari
Tidak boleh ada
singkatan, missal :

di

Terdapat tujuan umum dan


khusus yang sudah sesuai
dengan judul yang diangkat
Letak
manfaat
penelitian
salah

Penulisan di garis miring


dan bold
Tidak Boleh ada singkatan.
Hanya 1 paragraf dengan
250 karakter kata.

Rumusan masalah harus


dalam
bentuk
kalimat
Tanya.
Latar be;akang seharusnya
penulis
menambahkan
batasan masalah (memilih
masalah)

Sebaiknya
manfaat
penelitian berada setelah
tujuan penelitian.
Sebaiknya
manfaat
penelitian diuraikan lagi
menjadi manfaat teori dan
manfaat aplikatif.

Tinjauan
6 pustaka

Paragraf satu dan dua di buat


satu paragraf
Terdapat sumber yang tidak
ada tahunnya
1 paragraf terdiri dari 1
kalimat
Numbering pada subjudul
Urutan teori tidak sitematis
EYD, pemilihan kata dan
tanda baca masih kurang
tepat

7 Kerangk
a
konsep
dan
hipotesi
s

Masuk di bab 1
Kerangka
konsep
kurang
lengkap
Data pendukung tidak jelas
Patofisiologi kurang

Menurut
Notoatmojo,
perilaku
kesehatan
adalah..... seharusnya
dicantumkan tahun setelah
nama
sumber
dalam
kurung.
Epidemiologi ditulis pada
subjudul 2.1.1
Jika ada penelitian terdahulu
ditulis di subjudul 2.3
System sistem
Panas yang langsung, akan
mematikan telur dan larva
pada suhu.... Panas
secara
langsung akan
mematikan telur larva pada
suhu......
Masuk di bab 3
Kerangka konsep gabungan
teori dan pemikiran peneliti

8 Metode
penelitia
n

Metode penelitian pada bab III


Urutan komponen dari metode penelitian
kurang runtut
3.1 Tempat dan Waktu Penelitian
3.2 Desain Penelitian
3.3 Populasi dan Sample
3.3.1 Populasi
3.3.2 Sample
3.4 Kriteria Inklusi
3.5 Kriteria Eksklusi
3.6 Perkiraan besar sample
3.7 Cara Kerja
3.7.1 Pemeriksaan Tinja
3.7.2 Pemeriksaan Tanah Pekarangan
3.7.3 Kuisioner untuk Mengetahui
Perilaku Anak yang
Berpengaruh terhadap infeksi
s STH
3.8 Definiai Operasional
3.9 Variabel
3.10 Analisa Statistik

Secara umum metode penelitian


berada pada bab IV
Lebih di runtutkan agar pembaca
lebih mudah memahami
4.1 Desain Penelitian
4.2 Tempat dan Waktu Penelitian
4.3 Populasi dan Sample
4.3.1 Populasi
4.3.2 Sample
4.3.3 Besar Sampel
4.3.4 Teknik Pemilihan
Sampel
4.3.5 Karakteristik Sampel
4.3.5.1 Kriteria Inklusi
4.3.5.2 Kriteria Eksklusi
4.4 Variabel dan Definisi
Operasional
4.5 Alat dan Bahan Penelitian
4.6 Cara Kerja
4.7 Analisis Data

Teknik pemilihan sample tidak di buat


subbab sendiri sehingga pembaca saaat
membaca menjadi kurang sistematis

4.3.4 Teknik Pengambilan


Sampel
Teknik yang digunakan untuk
pengambilan sample yaitu Simple
Random Sampling atau
Pengambilan Sampel secara acak
sederhana.

Tidak ada bagian alat dan bahan


penelitian. Pada makalah alat dan bahan
masuk pada cara kerja

Akan lebih baik bila dipisahkan.

Kalimat pada bagian cara pemeriksaan


tanah pekarangan :
Cara Modifikasi Metode Suzuki
(Arrasyid, 1999)

4.5 Alat dan Bahan Penelitian


4.5.1 Alat dan Bahan
Pemeriksaan Tinja
4.5.2 Alat dan Bahan
Pemeriksaan Tanah
Pekarangan
4.5.3 Kuisioner

Prosedur pengambilan sampel


Pada bagian definisi operasional poin
nomor 2 :
Intensitas adalah standar yang dipakai
untuk menentukan derajat berat penyakit
secara tidak langsung berdasarkan jumlah
telur STH yang keluar pergram tinja

9 Hasil
penelitia
n dan
Pembah
asan

1. Bab
tidak
sesuai
dengan
sistematis metode penelitian
2. Rata kanan dan kiri tidak sesuai
3. Kalimat yang kurang jelas
4. Penulisan yang tidak sesuai
``Cacing tambang``
5. Judul tabel lebih

dari

batas

maksimal ( 7 kata)
6. Penulisan yang tidak

tepat

dalam

tabel``Jumlah

N``
7. Penulisan

yang

tidak

Sampel
sesuai

dengan KBBI ``frekwensi``


8. Hanya menjelaskan tabel hasil
penelitian
9. Pada gambar 4.1 tidak jelas

Menurut Arrasyid, 1999 Prosedur


pengambilan sampel dengan cara
modifikasi metode Suzuki yaitu
.
Intensitas STH adalah adalah
standar yang dipakai untuk
menentukan derajat berat penyakit
secara tidak langsung berdasarkan
jumlah telur STH yang keluar
pergram tinja
1. BAB V HASIL PENELITIAN DAN
ANALISIS DATA dan BAB VI
PEMBAHASAN

2. sampai dengan kelas 6 SD Negeri


No. 067240 Jl. Benteng Hulu No.
40 B Kecamatan Medan Tembung
sebanyak 374 orang. Setelah
dilakukan pemeriksaan tinja
terdapat 273 (73%) siswa
menderita cacingan yaitu Ascaris
lumbricoides, Trichuris trichiura,
cacing tambang dan Hymenolepis
nana.
3. Sampel diambil dari murid kelas 1
sampai dengan kelas 6 di SD
Negeri No. 067240
4. Cacing tambang
5. Prevalensi Cacing Usus
Distribusi Jenis Cacing pada
Anak Usia SD
Intensitas Infeksi STH pada
Anak Usia SD
6. N
7. Frekuensi
8. Mencantumkan pendapat riset
lain sebagai pembanding dan
acuan.
9. Diberi gari

kordinat

mempermudah

untuk

pembaca

dalam mambaca hasil

-\Rata kanan kiri, misal


10 Kesimpu Penulisan rata kanan kiri tidak sesuai
lan dan Kesimpulan: Bahasa kurang formal: 1. Prevalensi infeksi di Sekolah Dasar
Kecamatan Tembung adalah 73%.
cacingan
saran
Intensitas infeksi hanya ringan dan sedang
sedangkan intensitas berat tidak dijumpai.
2. Proporsi tanah yang tercemar dan tidak
tercemar telur adalah 52,5% dan 47,5%.
3. Ada perbedaan yang bermakna antara
Saran: Saran kurang mengarah pada tindakan yang baik dan yang kurang baik
pada pencemaran tanah oleh telur.
penelitian selanjutnya
4. Ada korelasi yang bermakna antara
pencemaran tanah oleh telur dan intensitas
infeksi Asacaris lumbricoides.
5. Tidak ada hubungan bermakna antara
perilaku anak dengan tingkat Intensitas
STH.

11 Daftar
Pustaka

Albright
J.W,
Nur
Rokhmah
Hidayati, Jasna Basaric-Keys. 2005.
Behavioral and
Hygiene Characteristic of Primary
School of Geohelminth Infections: A
Study in Central Java, Indonesia
Southeast Asian Journal of Tropical
Medicine and Public Health 36 (3):
629-41.

Saran ditujukan pada peneliti atau peneliti


selanjutnya, atau tentang tambahan metode
atau perkembangan ilmu penelitian
Albright, J.W. , J.B.Keys and N.R.
Hidayati. (2005) : Behavioral and
Hygiene Characteristic of Primary
School of Geohelminth Infections:
A
Study in Central Java, Indonesia
Southeast Asian Journal of Tropical
Medicine and Public Health. 36 (3)
: 41 - 629.

Arrasyd N.K. 1999. Kontaminasi


Tanah
oleh Soil Transmitted
Helminth di AmbaritaPagururan pulau Samosir. Laporan
Penelitian. Fakultas Kedokteran
USU.

Arrasyd, N.K. (1999): Kontaminasi


Tanah oleh Soil Transmitted
Helminth di AmbaritaPagururan pulau Samosir. Laporan
Penelitian. Fakultas Kedokteran
USU.

Brown
H.W.
1979.
Parasitologi Klinis. Edisi
Jakarta. Gramedia. 177216.

Dasar Brown, H.W. 1979. Dasar


Ketiga Parasitologi Klinis. Edisi Ketiga
Jakarta. Gramedia : 177-216.

Depary, A.A. 1994. Epidemiologi


Soil Transmitted Helminthiasis di
Indonesia.
Makalah Simposium Peran Serta

Depary, A.A. 1994. Epidemiologi


Soil Transmitted Helminthiasis di
Indonesia.
Makalah Simposium Peran Serta

Masyarakat
dalam
Usaha Masyarakat dalam Usaha
Penanggulangan
Penanggulangan Penyakit
Penyakit Kecacingan. FK-USU.
Kecacingan. Fakultas Kedokteran
Sumatra Utara.
Departemen Kesehatan RI. 2004. Departemen Kesehatan RI. 2004.
Buku Pedoman Pemberantasan Buku Pedoman Pemberantasan
Penyakit Cacingan.
Penyakit Cacingan.
Gandahusada S, Ilahudde HD,
Pribadi, W. 1998. Parasitologi
Kedokteran. Edisi
Ketiga. BPFKUI. Jakarta. 8-29.
Hadijaya P, Sri S. Margono, Adi
Sasongko dan Rumsah Rasad.
1992. Dampak
Pengobatan, Perbaikan lingkungan
dan Sanitasi serta Penyuluhan
Kesehatan
terhadap Prevalensi Infeksi Ascaris
lumbricoides, Maj. Parasitol, Ind. 5
(1):
115-20.

Gandahusada, S., Ilahudde, H.D


dan Pribadi, W. 1998. Parasitologi
Kedokteran. Edisi
Ketiga. BPFKUI. Jakarta : 8-29.
Hadijaya, P. , Rasad, R. , S. S.
Margono dan Sasongko, A. 1992.
Dampak
Pengobatan Perbaikan lingkungan
dan Sanitasi serta Penyuluhan
Kesehatan
terhadap Prevalensi Infeksi
Ascaris lumbricoides, Maj.
Parasitol, Ind. 5(1) :
20-115.

D.D. Bowman, Haju,V. L. , H.O.


Haju V, L. S. Stephenson, HO. Muhammad, S. Stephenson, and
Muhammad, DD Bowman and RS R.S. Parker. 1998.
Parker. 1998.
Improvement of Growth, apetite
and Phisical Activity in: Helminth
Improvement of Growth, apetite Infected
and Phisical Activity in: Helminth Schoolboys 6 Months After Single
Infected
Dose of Albendazole. Asia Pacific
Schoolboys 6 Months After Single 7 (2) J.
Dose of Albendazole. Asia Pacific 7 Clin. Nutr. : 76-170.
((2) J
Clin Nutr): 170-76.

Hawin N. 2005. Pengaruh Tingkat


Pengetahuan Pengasuh dari Anak
usia 1-12
Tahun yang Kecacingan terhadap
Polusi Tanah di Sekitar Rumah oleh
Soil
transmitted Helminths. Saintica

Hawin, N. 2005. Pengaruh Tingkat


Pengetahuan Pengasuh dari Anak
usia 1-12
Tahun yang Kecacingan terhadap
Polusi Tanah di Sekitar Rumah
oleh Soil
transmitted Helminths. Saintica
Medika, 2 (1): 9-24.

Medika, 2 (1): 9-24.


Mardiana L, Agustina, N. Riris,
Djarismawati dan Sukijo. 2000.
Telur Ascaris
lumbricoides pada Tinja dan Kuku
Anak
Balita
serta
Tanah
di
Kecamatan
Paseh, Kabupaten Bandung, Jawa
Barat. Maj. Parasitol Ind. 13 (1-2):
28-32.

Agustina, N., Mardiana, L., Riris,


Djarismawati dan Sukijo. 2000.
Telur Ascaris
lumbricoides pada Tinja dan Kuku
Anak Balita serta Tanah di
Kecamatan
Paseh, Kabupaten Bandung, Jawa
Barat. Maj. Parasitol Ind. 13 (1-2):
28-32.

Maharani,
A.
2005.
Infeksi
Nematoda Usus pada Siswa
Sekolah Dasar Negeri (SDN)
Karang Mulya 02, Kecamatan
Pegandon,
Kabupaten
Kendal.
Jurnal
Kedokteran Yarsi. 13 (1): 24-34.
Margono, S.S. 1996. Pemeriksaan
Tanah, Debu, Usap Jari dan
Margono S.S. 1996. Pemeriksaan Kotoran Kuku
Tanah, Debu, Usap Jari dan Kotoran terhadap
Telur
Ascaris
Kuku
lumbricoides. Maj. Kedok. Indon.
terhadap
Telur
Ascaris 46 (11): 621-626.
lumbricoides. Maj. Kedok.Indon; 46
(11): 621-626.
Margono, S.S. 2003. Impotan
Human Helminthiasis in Indonesia.
Margono
S.S,
2003.
Impotan In: Crompton DWT,
Human Helminthiasis in Indonesia. Montresor A, Nesheim, M.C.,
In: Crompton DWT,
Savioli, L., eds. Controlling
Montresor A, Nesheim MC, Savioli Disease Due to
L, eds. Controlling Disease Due to
Helminth Infections. World Health
Helminth Infections. World Health Organisation. Geneva.
Organisation. Geneva.
Markell, E.K. 1999. Markell &
Markell, E.K. 1999. Markell & Voges Medical Parasitology. 8 th
Voges Medical Parasitology. 8 th Ed., W.B Saunders
Ed., W.B Saunders
Co.
Co.
Maharani
A.
2005.
Infeksi
Nematoda
Usus
pada
Siswa
Sekolah Dasar Negeri (SDN)
Karang Mulya 02, Kecamatan
Pegandon,
Kabupaten
Kendal.
Jurnal
Kedokteran Yarsi 13 (1): 24-34.

Montressor A., CROMPTON, DWT.,


Hall, Bundy, D A P, Savioli, L,
Guidelines for
the evaluation of soil transmitted
helminthiasis and schistomiasis at
community level,WHO/ctd/SIP/98.
Notoatmodjo, S. 2003. Pendidikan

dan Perilaku Kesehatan. Edisi


Notoatmodjo S. 2003. Pendidikan Kesatu. Rineka
dan Perilaku Kesehatan. Edisi Cipta. Jakarta : 114-34.
Kesatu. Rineka
Cipta. Jakarta. hal. 114-34.
Nurdiana, Y. 2004. Soil
Contamination By Intestinal
Nurdiana
Y.
2004.
Soil Parasite Eggs In Two Urban
Contamination
By
Intestinal Villages of Jember. Jurnal ILMU
Parasite Eggs In Two Urban
DASAR 5 (1): 50-54.
Villages of Jember. Jurnal ILMU Pasaribu, S. 2003. Penentuan
DASAR 5 (1): 50-54.
optimal
Pengobatan
Massal
Askariasis dengan
Pasaribu
S.
2003.
Penentuan Albendazole Pada Anak Usia
optimal
Pengobatan
Massal Sekolah Dasar di Desa Suka.
Askariasis dengan
Ringkasan
Albendazole
Pada
Anak
Usia Desertasi. Program Pasca Sarjana
Sekolah Dasar di Desa Suka. USU. Medan.
Ringkasan
Desertasi. Program Pasca Sarjana Sastroasmoro, S. dan S. Ismael,
USU. Medan.
2002. Dasar-Dasar Metodologi
Penelitian Klinis.
Sastroasmoro S, Sofyan Ismael. Edisi Kedua. Jakarta. Sagung Seto.
2002.
Dasar-Dasar
Metodologi Tigor, C. 2006. Efek Pemberian
Penelitian Klinis.
Obat Albendazole terhadap
Edisi Kedua. Jakarta. Sagung Seto.
Intensitas Infeksi, Status
Nutrisi dan Fungsi Kognitif pada
Tigor C. 2006. Efek Pemberian Obat Anak
Sekolah
Dasar
yang
Albendazole terhadap Intensitas Terinfeksi
Infeksi, Status
Ascaris
lumbricoides,
Tesis
Nutrisi dan Fungsi Kognitif pada Program Pascasarjana Tropical
Anak Sekolah Dasar yang Terinfeksi Medicine. USU.
Ascaris
lumbricoides,
Tesis. Medan.
Program
Pascasarjana
Tropical
Medicine. USU.
A. Seyrek, G. Aslan, Ulukanligil,
Medan.
M., Ozbilge, H. dan S. Atay, 2001.
Environmental Pollution with Soil
Ulukanligil M, Adnan Seyrek, Gonul Transmitted Helminths in
Aslan, Hatice Ozbilge, Suleiman Salinurfa.
Atay. 2001.
Turkey Mem. Inst. Ozwaaldo Cruz,
Environmental Pollution with Soil Rio de Janeiro. 96 (7) : 903-907.
Transmitted Helminths in Salinurfa.
Turkey Mem Inst.Ozwaaldo Cruz, Wachidanijah. 2002.
Rio de Janeiro. 96 (7) : 903-907.
Pengetahuan, Sikap dan Perilaku
Anak serta Lingkungan
Wachidanijah. 2002. Pengetahuan, Rumah dan Sekolah dengan
Sikap dan Perilaku Anak serta Kejadian Infeksi Kecacingan Anak

Lingkungan
Rumah
dan
Sekolah
dengan
Kejadian Infeksi Kecacingan Anak
Sekolah
Dasar:
Studi
di
Kecamatan
Prembun, Kabupaten Kebumen.
Availablefrom
URL
:http://digilib.litbang.depkes.go.id/g
o.php?id-jkpkbppk-gdl-res-2002wachidanijah.

Sekolah
Dasar: Studi di Kecamatan
Prembun, Kabupaten Kebumen.
http://digilib.litbang.depkes.go.id/
go.php?id-jkpkbppk-gdl-res-2002wachidanijah.

Zaman V and LOH, A.K. 1988.


Handbook of Medical Parasitology.
ADIS Health
Science Press, New York, Tokyo,
Zaman V and LOH, A.K. 1988. Mexico,
Sydney,
Auckland,
Handbook of Medical Parasitology. Hongkong.
ADIS Health
Science Press, New York, Tokyo, Zulkarnain,
M.
1999.
Worm
Mexico,
Sydney,
Auckland, Infections among Primary School
Hongkong.
Children in
Palembang,
South
Sumatera,
Zulkarnain
M.
1999.
Worm Indonesia. Majalah Kedokteran
Infections among Primary School Sriwijaya. 31
Children in
(3): 8-19.
Palembang,
South
Sumatera,
Indonesia.
Majalah
Kedokteran
Sriwijaya 31
(3): 8-19.

Anda mungkin juga menyukai