Anda di halaman 1dari 49

KEHAMILAN GEMELLI

Paper Ini Dibuat Untuk Melengkapi Persyaratan Dalam Mengikuti


Kepaniteraan Klinik Senior Di Bagian Kebidanan dan Penyakit Kandungan
di RSUD Dr. Pirngadi Medan

DISUSUN OLEH :
Yuni Pertiwi Lubis

09.100.70.100.143

Beatriani Efendi

10.100.1029

Nadia Wasliati

10.100.1153

Pembimbing:
dr. Muldjadi Affendy, M. Ked (OG) Sp. OG (K)

SMF ILMU KEBIDANAN DAN PENYAKIT KANDUNGAN


RSUD DR. PIRNGADI
MEDAN
2015

DEFINISI

Kehamilan ganda (gemelli) adalah


kehamilan dengan dua janin atau
lebih

ETIOLOGI

KLASIFIKASI

DIZIGOT

MONOZIGOT

Patofisiologi
Gemelli
Sperma dan Ovum
bertemu
Di Tuba Fallopi

Pertumbuhan
fetus

Fertelisasi

Nidasi

Ovum yang telah dibuahi


bergerak turun menuju Tuba
Fallopi

Uterus

Saat segmentasic

Keadaan ketuban

0-72 jam

Diamniotik, dikorionik

4-8 hari

Diamniotik, monokorionik

9-12 hari

Monoamniotik, monokorionik

>13 hari

Monoamniotik,

monokorionik

kemungkinan terjadi kembar siam

dan

Pertumbuhan janin

Letak dan presentasi janin


Letak & Presentasi Janin
1) Vertex vertex = 45%
2) Vertex bokong = 37%
3) Bokong bokong = 10%
4) Kepala lintang = 5%
5) Bokong lintang = 2%
6) Lintang lintang = 0,5%

Diagnosis

DIAGNOSA PASTI

Komplikasi

Diagnosa Banding

ANTEPARTUM
Mulai umur kehamilan 24 minggu
pemeriksaan antenatal dilakukan tiap 2
minggu, dan sesudah usia kehamilan 36
minggu pemeriksaan dilakukan tiap
minggu.
Kebutuhan kalori harus ditingkatkan
sebesar 300 kalori perhari.
Pemberian 60 sampai 100 mg zat besi
perhari,dan 1 mg asam folat

Penanganan Persalinan
Persiapan perawatan bayi prematur dan
keadaan kemungkinan perdarahan
postpartum harus tersedia.
Kala I diperlakukan seperti biasa bila
janin letak memanjang.
Episiotomi mediolateral dapat dilakukan.
Setelah janin pertama lahir, presentasi
janin kedua, dan taksiran berat janin
harus segera ditentukan dengan
pemeriksaan bimanual.

Apabila janin kedua letak memanjang,


tindakan selanjutnya adalah melakukan
pecah ketuban dengan mengalirkan
ketuban secara perlahan-lahan.
Penderita dianjurkan mengejan atau
dilakukan tekanan terkendali pada fundus
agar bagian bawah janin masuk dalam
panggul, dan pimpinan persalinan kedua
seperti biasa.

Pasca persalinan berikan oksitosin drip


20 IU dalam 1 liter cairan 60
tetes/menit atau berikan ergometrin
0,2 mg IM 1 menit sesudah kelahiran
anak yang terakhir dan lakukan
manajemen aktif kala II.

Indikasi seksio saesarea

PROGNOSIS
prognosis ibu lebih jelek jika terjadi
toksemi gravidarum, hidramnion,
anemia dan perdarahan post partum.
Kematian anak kedua lebih tinggi
daripada yang pertama.

Status Pasien
ANAMNESIS PRIBADI
Nama
:
No.MR
:
Umur
:
Pendidikan
:
Pekerjaan
:
Agama
:
Suku/Bangsa
:
Alamat
:
Tanggal masuk
Pukul
GPA
:

Ny.S
96.24.73
30 tahun
SMP
Ibu Rumah Tangga
Islam
Jawa/Indonesia
Jl Tangguk Bongkar
Medan Denai,
Sumatera Utara
:
02 Juli 2015
:
07.06 WIB
G 3 P 1 A1

Keluhan Utama
:
Rencana SC
Telaah
:
Pasien direncanakan SC oleh Dokter Spesialis
Obgyn. Riwayat mules-mules mau melahirkan
(-). Riwayat keluar lendir darah dari kemaluan
(-). Keluar air-air dari kemaluan (-). BAB dan
BAK (+) dalam batas normal.
RPT : (-)
RPO : (-)
HPHT
: 23 Oktober 2014
TTP : 30 Juli 2015
ANC : Bidan 6x, Dokter Spesialis Obgyn 1x

Riwayat Persalinan
1.Abortus
2.Laki-laki, aterm, 3900 gr, PSP, Bidan,
Klinik, 6 tahun, Sehat
3.Hamil ini

Status Present
Sens
: Compos mentis
TD
: 130 / 90 mmHg
Nadi
: 88 x/i
RR
: 22 x/i
Suhu
: 36C

Anemis
: (-)
Sianosis
: (-)
Ikterus
: (-)
Dispnoe
: (-)
Edema

: (-)

Kepala
: Dalam batas normal
Telinga, hidung, tenggorok : Dalam batas normal
Leher/ thoraks
: Dalam batas normal
TVJ
: Dalam batas normal
Abdomen
: Membesar Asimetris
Ekstremitas
: Superior : Dalam batas normal
Inferior
: Dalam batas normal

Status Obstetrikus
Abdomen
asimetris
TFU

:
:

Teregang
Gerak
HIS
DJJ

Membesar

3 jari bawah proc.


xyphoideus, 36 cm
:
Kanan dan kiri
:
Janin 1(+)
Janin 2(+)
:
Bayi I : 134x/i
Bayi II :132x/i

Status Ginekologi
VT
: Tidak dilakukan
pemeriksaan


Hasil Laboratorium
Hb
:
10 gr/dl
Leukosit
:
12.500/uL
Hematokrit
:
30%
Trombosit
:
234.000/uL
PT/INR/aPTT
:
11,7 detik/ 0,93 / 24,1

Hasil USG TAS


Janin I

Janin II

FM

FHR

BPD
EFW

80 mm(32w 1d) 83 mm(32w 0d)


2200gr

2450gr

Placenta

Placenta corpus posterior grade


III

Air ketuban

Cukup

Kesan : Gemelli + IUP (36-37)mg + Bayi


1 : LL+AH + Bayi 2 : LL+AH

Diagnosis Sementara :
Gemelli + MG + KDR (36-37) minggu + Bayi
1 : LL+AH + Bayi 2 : LL+AH

Rencana:
Secsio caeseria (SC)
IVFD RL 20gtt/i
Inj. Ampicilin 2gr (Profilaksis) skin test

Dilakukan Sektio Caesaria pada tanggal 2 Juli 2015


pukul 09.00 wib
Lahir :
Bayi I. , BB 2200 gram, PB 45 cm, A/S 9/10, anus
(+)
Bayi II. , BB 2300 gram, PB 45 cm, A/S 9/10, anus
(+)

Laporan Sectio Caesaria (2 Juli


2015 pukul 09.00 wib)
Ibu dibaringkan di meja operasi dengan infus dan
kateter terpasang baik.
Dibawah spinal anestesi, dilakukan tindakan aseptik
dan antiseptik pada dinding abdomen, lalu ditutup
dengan doek steril kecuali lapangan operasi.
Pada dinding perut dilakukan insisi pfanensteil, dibuka
lapis demi lapis, dimulai dari kutis, subkutis, fascia,
peritoneum, otot dikuakkan, tampak uterus
gravidarum.
Dilakukan insisi konkaf pada segmen bawah rahim lalu
dengan menarik kaki bayi pertama dilanjutkan dengan
perasat lovset dan mauriceau lahir bayi pertama.
Tali pusat di klem di dua tempat, lalu digunting
diantaranya.

Dengan memecahkan selaput ketuban kedua,


tampak bokong dengan perasat cara lovset dan
mauriceau dilahirkan bayi ke dua.
Tali pusat di klem di dua tempat, lalu digunting
diantaranya.
Plasenta dilahirkan dengan cara PTT. Identifikasi
plasenta, tampak satu buah plasenta dengan dua
tali pusat.
Uterus dijahit secara continuous, lalu dilakukan
penjahitan peritoneum, otot, fascia, subkutis dan
kutis.
Luka op ditutup dengan supratule, kassa, verband
Liang vagina dibersihkan
Keadaan ibu post SC stabil.

Selanjutnya dinding uterus di insisi secara konkaf


sampai menembus subendometrium. Kemudian
endometrium ditembus secara tumpul dan
diperlebar sesuai arah sayatan
Dengan meluksir kaki posterior kemudian
dilakukan perasat lovset dan mauriceau, lahir
Bayi 1, laki-laki, BB 2000 gr, PB 46 cm, AS : 4/5,
anus (+)
Tali pusat diklem pada 2 tempat dan digunting
diantaranya
Kemudian selaput ketuban bayi ke-2 dipecahkan.
Dengan meluksir kepala lahir bayi ke-2, laki-laki,
BB 2050gr, PB 43cm, AS : 8/9 anus (+)
Tali pusat diklem pada 2 tempat dan digunting
diantaranya
Plasenta dilahirkan dengan traksi pada tali pusat
dan penekanan pada fundus. Kesan : lengkap
Evaluasi : placenta 2 selaput ketuban

Terapi Post Operasi:


IVFD RL + Oksitosin 10-10-5-5 20 gtt/i
Inj. Ampicillin 1 gr/8jam
Inj. Ketorolac 30mg/ 8 jam
Inj. Ranitidine 50 mg/12 jam
Rencana
Awasi Vital Sign, tanda-tanda perdarahan,
kontraksi uterus
Cek darah rutin 2 jam post operasi

Pemantauan Kala IV
Jam (wib)

10.00

10.30

11.00

11.30

12.00

Nadi permenit

96x

96x

96x

96x

96x

130/80

130/70

130/80

130/80

130/70

20x

20x

20x

20x

20x

Kontraksi uterus

Kuat

kuat

kuat

kuat

kuat

Perdarahan

5cc

5cc

5cc

5cc

5cc

70cc

70cc

70cc

70cc

70cc

Tek. Darah (mmHg)

Pernafasan

Uop (cc)

permenit

Darah rutin post SC


Hb
Leukosit
Ht
Trombosit

:
:
:
:

9,50 gr/dl
21.300/uL
28,4%
224.000/uL

Follow up tanggal 3 Juli


2015
KU : nyeri bekas luka operasi
Status Present
Sens
: Compos mentis
TD
: 120 / 80 mmHg
Nadi
: 84 x/i
RR
: 18 x/i
Suhu
: 37,1 C

(+)

Anemis
Sianosis
Ikterus
Dispnoe
Edema

:
:
:
:
:

(-)
(-)
(-)
(-)
(-)

Status Lokalisata
Abdomen
: Soepel, Peristaltik (+) N
TFU
: 2 jari bawah pusat,
: kontraksi : (+)
P/V
: (-)
LO
: tertutup perban
Lochia
: (+) Rubra
ASI
: (-)
UOP
: (+) via kateter (70cc/jam)
BAB
: (-)
Flatus
: (+)
Diagnosis
Post SC a/i gamelli letak lintang + NH1

Terapi
IVFD RL 20 gtt/i
Inj. Ampicillin 1 gr/8jam
Inj. Ketorolac 30 mg/8jam
Rencana
Mobilisasi

Follow up tanggal 4 Juli


2015
KU : Nyeri luka operasi (+)
Status Present
Sens
: (-)
TD
: (-)
Nadi
RR
Suhu

: Compos mentis

Anemis

: 120 / 80 mmHg

Sianosis

: 80 x/i
: 20 x/i
: 36,7 C

Ikterus
Dispnoe
Edema

: (-)
: (-)
: (-)

Status Lokalisata
Abdomen
: Soepel, Peristaltik (+)
TFU
: 2 jari bawah pusat
P/V: (-)
LO : tertutup perban
Lochia
: (+) Rubra
BAK
: (+) via kateter (70cc/jam)
BAB
: (-)
Flatus : (+)
ASI: (+)

Diagnosis
Post SC a/i gemelli letak lintang + NH2

Terapi
IVFD RL 20 gtt/i
Inj. Ampicillin 1 gr/8jam
Inj. Ketorolac 30 mg/8jam
Rencana
Aff kateter

Follow up tanggal 5 Juli


2015
KU : Nyeri luka operasi (-)
Status Present
Sens
: (-)
TD
: (-)
Nadi
RR
Suhu

: Compos mentis

Anemis

: 110 / 70 mmHg

Sianosis

: 74 x/i
: 20 x/i
: 36,8 C

Ikterus
Dispnoe
Edema

: (-)
: (-)
: (-)

Status Lokalisata
Abdomen
: Soepel, Peristaltik (+) N
TFU
: 2 jari bawah pusat
P/V
: (-)
LO : tertutup perban
Lochia
: (+) Rubra
BAK
: spontan
BAB
: (+)
ASI
: (+)
Diagnosis
Post SC a/i gamelli letak lintang + NH3

Terapi
Amoxicillin tab 3 x 500mg
Asam mefenamat tab 3 x 300mg
B comp tab 2 x 1
Rencana
PBJ

Analisa Kasus
Seorang pasien, Ny.S, 30 tahun, G 3P1A1. Os telah
direncanakan SC oleh Dokter Spesialis Obgyn.
Riwayat mules-mules mau melahirkan (-). Riwayat
keluar lendir darah dari kemaluan (-). Riwayat
keluar air-air dari kemaluan (-). BAB dan BAK (+)
dalam batas normal. HPHT 23 Oktober 2014, TTP 30
Juli 2015. Pemeriksaan umum dalam batas normal.
Dari status obstetrikus, dijumpai TFU 3 jari BPX.
Berdasarkan HPHT menunjukkan kehamilan ibu (3637) minggu disertai gemelli. Letak janin pertama
dan kedua lintang. Denyut jantung janin pertama
134x/menit, reguler, janin kedua 132x/menit,
regular. Tafsiran berat badan janin 2200 gram dan
2450 gram. dengan HIS tidak dijumpai.

Dari anamnesa dan pemeriksaan klinis,


pasien merasakan gerakan janin lebih
banyak, hal ini sesuai dengan teori yang
menyatakan bahwa pada kehamilan
ganda ditemukan gerakan janin terasa
lebih sering dibandingkan dengan
kehamilan tunggal.
Pada pemeriksaan fisik pasien ini teraba
ada 2 ballotement. Hal ini sesuai dengan
teori yang menyatakan bahwa untuk
menegakkan diagnosis kehamilan ganda,
pada palpasi teraba 2 ballotement.

Pada auskultasi, terdengar 2 DJJ pada dua


tempat yang berbeda. DJJ I : 134x/i, DJJ II :
132x/i. Hal ini sesuai dengan teori yang
menyatakan bahwa pada kehamilan
ganda terdapat 2 DJJ dengan perbedaan
kecepatan denyut sedikitnya 10 kali per
menit.
.

Pada pemeriksaan penunjang (USG) pasien


ini, tampak dua janin. Hal ini sesuai dengan
teori yang menyatakan bahwa pada
pemeriksaan USG pada kasus kehamilan
ganda, tampak dua janin.
Pasien didiagnosa dengan Gemelli + MG +
KDR (36-37) minggu + letak bayi I dan bayi
II lintang + AH. Pada pasien dilakukan SC
dan lahir bayi 1 (laki-laki, 2200gram, 45cm,
A/S : 9/10) dan bayi 2 (laki-laki, 2300gram,
45cm, A/S : 9/10). Tindakan Sectio Caesarea
pada pasien ini sudah tepat karena posisi
bayi yang melintang merupakan indikasi SC

Permasalahan
1. Apakah yang bisa dilakukan sebagai
dokter umum apabila menemukan kasus
ini?
2. Apakah penatalaksanaan kasus ini sudah
benar?

Thank
You

Anda mungkin juga menyukai