Anda di halaman 1dari 20

LAPORAN KELOMPOK

KEGIATAN FIELD LAB

KIE : PEMBINAAN POSYANDU LANSIA GUNA


PELAYANAN KESEHATAN LANSIA
DI PUSKESMAS JATINOM

Disusun oleh :
KELOMPOK B6
Muhammad Hilmy L

(G0012136)

Rosi Dwi Mulyono

(G0012194)

Purnomo Andimas E

(G0012166)

Ariyadi Budi Setyoaji

(G0012028)

Faris Budiyanto

(G0012074)

Risna Annisa M

(G0012188)

Itsna Ulin Nuha

(G0012098)

Denalia Aurika

(G0012054)

Raden Roro Anindya P

(G0012170)

Khilyat Ulin Nur Z.

(G0012108)

Emillya Sari

(G0012070)

Shinta Retno W.

(G0012210

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER


FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA
2015
LEMBAR PENGESAHAN

Telah disahkan laporan Field Lab dengan topik KIE : PEMBINAAN POSYANDU
LANSIA GUNA PELAYANAN KESEHATAN LANSIA dengan keterangan di
bawah ini:

Kelompok

: B6

Jumlah anggota

: 12

Tempat

: Puskesmas Jatinom

Waktu

: 20 dan 27 Mei 2015

Surakarta, 3 Juni 2015


Menyetujui,

Menyetujui,

Kepala Puskesmas Jatinom

Instruktur Field Lab

Hj. Evy Kusumawati,dr.Mkes

Nikmah Nur Fajrini Kusuma, dr

NIP. 196804161997032003

NIP. 19760322010012010
2

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ................................................................................. i


LEMBAR PENGESAHAN ......................................................................
ii
DAFTAR ISI ............................................................................................... iii
BAB I :PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ............................................................................ 1
B. Tujuan Pembelajaran................................................................... 2
BAB II KEGIATAN YANG DILAKUKAN................................................ 3
BAB III PEMBAHASAN .............................................................................5
BAB IV PENUTUP
A. Kesimpulan........................................................................................ 16
B. Saran.................................................................................................. 16
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................... 17
LAMPIRAN
1. Form Geriatric Depression Scale...................................................... 18
2. Foto pelaksanaan field lab MTBS di Puskesmas Pedan..... ............ 19

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Penduduk usia lanjut merupakan bagian masyarakat yang tidak bisa
dipisahkan dalam kehidupan sehari-hari. Menurut data pusat statistik, jumlah
lansia di Indonesia pada tahun 1980 adalah sebanyak 7,7 juta jiwa atau hanya 5,2
% dari jumlah penduduk. Sedangkan data pada tahun 2010 menunjukkan bahwa
jumlah lansia sejumlah 23,9 juta jiwa atau meningkat secara signifikan sebesar
9,77%. Hal ini berkorelasi positif dengan peningkatan kesejahteraan yang dialami
oleh masyarakat Indonesia khususnya di bidang kesehatan yang ditunjukkan
dengan semakin tingginya angka harapan hidup masyarakat Indonesia.
Isu sentral masalah kependudukan yaitu masih rendahanya kualitas sumber
daya manusia usia lanjut yang dipengaruhi langsung oleh beberapa faktor diantara
lain konsumsi makanan dan gizi, tingkat kesehatan, tingkat pendidikan serta
pengakuan masyarakat bahwa mereka masih mempunyai kemampuan kerja dan
pendapatan dari pensiunan yang masih rendah. Konsumsi makanan dan gizi
kurang masih dialami oleh beberapa lansia di Indonesia yang tersebar di beberapa
desa dan daerah pinggiran kota. Kondisi demikian yang mengakibatkan masih
rendahnya derajat kesehatan masyarakat lansia.
Permasalahan penduduk lansia perlu ditangani dengan strategi antara lain
melalui pemenuhan kebutuhan pangan dan gizi bersama-sama dengan
peningkatan prasarana dan pelayanan kesehatan yang dipusatkan pada posyandu.
Strategi peningkatan kesehatan lansia ini ditempuh melalui penurunan angka
kesakitan dan jumlah jenis keluhan lansia. Penurunan Angka Kesakitan Lansia
(AKL) tidak hanya merupakan tanggungjawab sektor kesehatan tapip merupakan
tangggungjawab semua sektor terkait.
Agar program penurunan AKL dapat dicapai secara efektif dan efisien
perlu didukung adanya dara. Posyandu lansia merupakan sarana pelayanan
kesehatan dasar untuk meningkatkan kesehatan para lansia.
Berbagai
kemitraan anatara Pemda Kabupaten sebagai pelaksana
pembangunan daerah dengan pihak swasta maupun universitas ikut berpartisipasi

secara aktif dan bekerja sama dalam gerakan sadar pangan dan gizi yang
dikhususkan bagi lansia.
Untuk itu keterlibatan mahasiswa untuuk terjun langsung ke masyarakat
dengan memberikan penyuluhan kepada para lansia merupakan salah satu bentuk
nyata dari mahasiswa dalam usaha mencapai cita-cita pembangunan agar lansia
tetap sehat, aktif, dan produktif.
B. Tujuan Pembelajaran
Adapun tujuan pembelajaran pada topik Pembinaan Posyandiu Lansia
ini adalah diharapkan mahasiswa:
1. Mampu memahami peran dan fungsi posyandu lansia.
2. Mampu menjelaskan cara pengisian dan penggunaan KMS lansia.
3. Mampu menjelaskan kelainan-kelainan yang sering terjadi pada lansia
beserta pencegahan dan pengobatannya.
4. Memahami tatalaksana Diet Lansia dan Pola Hidup sehat Lansia
5. Melakukan penyuluhan kesehatan komunitas tentang manfaat Posyandu
Lansia dalam menningkatkan kesehatan Lansia.
6. Melakukan pengumpulan dan analisis data tentang program posyandu,
prevalensi penyakit yang diderita lansia, serta upaya kuratif dan
rehabilitatif.
7. Melakukan penilaian status depresi lansia dengan menggunakan Geriatric
Deppresion Scale dan MMSE (Mini Mental State Examination)
8. Mampu melakukan pengamatan dan penilaian posyandu lansia setempat
dengan standar program posyandu lansia.

BAB II
KEGIATAN YANG DILAKUKAN
1. Kegiatan Pra-Lapangan
a. Mahasiswa mengikuti kuliah pengantar kegiatan Field Lab sebelum
melakukan kegiatan lapangan. Kuliah ini sedikit memberikan gambaran
mengenai pelaksanaan Posyandu Landia dan dasar teori mengenai

pembinaan posyandu lansia. Mahasiswa juga mengikuti kegiatan pre-test


tertulis yang dilaksanakan di FK UNS. Soal yang dikerjakan bersumber
dari buku manual Field Lab yang telah diberikan sebelumnya. Pre-test
tersebut dilaksanakan untuk menguji seberapa jauh materi yang telah
dipahami oleh mahasiswa. Mahasiswa juga membuat Buku Rencana Kerja
(BRK) yang berisi tentang tujuan dan prosedur kegiatan.
b. Pada Rabu, 13 Mei 2015 mahasiswa melakukan survey lapangan di
Puskesmas Jatinom. Kegiatan survey dilakukan oleh perwakilan kelompok.
Tujuan kelompok kami melakukan survey adalah untuk mengetahui lokasi
puskesmas yang digunakan untuk melaksanakan kegiatan Field Lab,
sekaligus beramah tamah dan memohon bantuan serta ijin dari Kapuskes
Jatinom beserta staff. Selain itu, perwakilan kelompok kami juga
menyerahkan surat ijin dan berkasberkas dari fakultas dan Buku Rencana
Kerja (BRK). Pada saat melakukan survey, perwakilan kelompok kami
bertemu dengan dr. Nimah Nur Fajarini selaku instruktur untuk melakukan
koordinasi untuk kegiatan selanjutnya.
2. Kegiatan Lapangan I (20 Mei 2015)
Pada pertemuan hari Rabu, 20 Mei 2015, kami tiba di Puskesmas
Jatinom pukul 08.00 WIB. Setibanya di Puskesmas Jatinom kami disambut
oleh dr. Efy, dr. Nimah, selaku penanggung jawab program Posyandu Lansia,
dan Ibu bidan. Setelah itu kami mendapakan penjelasan tentang materi
Posyandu beserta cara mengisi dan cara menggunakan Kartu Menuju Sehat
(KMS) lansia yang baik dan benar. Kami juga dibekali pengetahuan tentang
kelainan-kelainan serta penyakit yang paling sering muncul pada lansia di
wilayah kerja Puskesmas Jatinom. Kemudian kami merencanakan kegiatan
lapangan II dengan membagi kelompok menjadi dua kelompok besar yaitu
kelompok penyuluhan dan kelompok senam lansia.
3. Kegiatan Lapangan II (27 Mei 2015)
Pada kegiatan lapangan kali ini, kegiatan lapangan di lakukan di
Posyandu Lansia. Kegiatan pertama yang dilakukan adalah kegiatan posyandu
lansia yang menggunakan sistem 5 meja namun pada partiknya menggunakan
6

3 meja. Meja pertama yaitu pendaftaran dan pengukuran berat badan, tinggi
badan, serta tekanan darah yang di. Meja kedua yaitu anamnesis sesuai dengan
form Geriatric Depression Scale (GDS) dan Mini Mental State Examination
(MMSE) serta penyuluhan. Meja ketiga merupakan meja pelayanan medis
yang dijaga oleh tenaga professional dari Puskesmas Jatinom. Tentunya
kegiatan ini kami lakukan dengan pantauan dan bimbingan langsung oleh
instruktur dan petugas kesehatan lain dari Puskesmas Jatinom. Setelah
dilakukan pemeriksaan vital sign, pengisian KMS, penyuluhan dan pelayanan
kesehatan, mahasiswa melakukan penyuluhan kepada peserta Posyandu
Lansia mengenai manfaat mengikuti posyandu Lansia kemudian penyakitpenyakit yang sering dialami oleh lansia seperti diabetes mellitus, asam urat,
hipertensi, dan arthritis gout. Setelah melakukan penyuluhan, mahasiswa
mengajak peserta Posyandu Lansia untuk mengikuti senam lansia yang
diinstrukturi oleh mahasiswa sendiri. Selanjutnya, mahasiswa melakukan
pemeriksaan gula darah gratis kepada peserta posyandu Lansia. Sebelum acara
ditutup, mahasiswa meminta data peserta Posyandu Lansia sebagai bahan
dalam laporan yang akan disampaikan di pertemuan ketiga. Kegiatan lapangan
II ini berakhir pada pukul 11.30 siang. Setelah kegiatan selesai, mahasiswa
dipersilahkan untuk pulang.
4. Kegiatan Lapangan III (3 Mei 2015)
Kegiatan lapangan ketiga adalah kegiatan yang di agendakan untuk
mengumpulkan laporan yang telah kami buat dan mempresentasikan kegiatan
yang telah kami lakukan.

BAB III
PEMBAHASAN
Kegiatan posyandu lansia pada tanggal 27 Mei 2015 dilaksanakan di Desa
Kedaren. Beberapa hal yang dilakukan di posyandu antara lain senam lansia,
penyuluhan, pemeriksaan, dan pengukuran Geriatric Depression Scale (GDS).
A. Posyandu Lansia di Desa Kedaren
Pada posyandu lansia yang dilaksanakan pada tanggal 27 Mei 2015
kemarin, ada beberapa hal yang dilakukan di Posyandu Lansia Kedaren, yaitu:
pendataan, penyuluhan, dan senam lanisa. Selain itu dilakukan juga pengobatan
gratis untuk para lansia di Desa Kedaren dari pihak Puskesmas Jatinom
1.

Pendataan
Pendataan yang dilakukan oleh mahasiswa berupa pencatatan nama dan

umur, berat badan, tekanan darah, gula darah, dan hasil wawancara dengan
menggunakan pertanyaan Geriatric Depression Scale. Namun terjadi kekurangan
pada pendataan yaitu pada pengukuran gula darah dikarenakan keterbatasan
jumlah alat untuk pengukur gula darah, sehingga para lansia harus lama mengantri
dan sebagian memilih untuk pulang. Pengukuran tinggi badan tidak dilakukan,
dikarenakan tidak tersedianya alat untuk mengukur tinggi badan di posyandu
lansia Desa Kedaren.
Berikut merupakan keseluruhan pencatatan yang dilakukan pada Psyandu
Lansia di Desa Kedaren:

Nama
bp. Waluyo
bp. Darmo
bu ratno
bu warni
bu rukini
bu suwarti
bu mulatsih
mbah marto

Usia
68
75
60
54
50
52

Tensi
140/90
170/100
150/100
160/80
120/60
120/90
160/110
80 150/70

Gula Darah GDS


120
5
2
77
1
1
132
1
87
6
88
5

Interpretasi GDS
mungkin depresi
normal
normal
normal
normal
mungkin depresi
mungkin depresi

MMSE
baik
baik
baik
baik
baik
baik
baik

Gangguan intelek
bu sugik
bu wira
bu praja
bu sukiran
bu juminah

160/100
120/90
75 120/80
65 120/70
67 230/100

bu prapto
bu sunarti
bu ratna

70 100/70
170/90
72 140/100

91
160
88

2
1
3
3
3

normal
normal
normal
normal
normal

ringan
baik
baik
baik
baik
Gangguan intelek

4 normal

ringan

111

Gangguan intelek
bu siti utari

57 140/80

109

3 normal

ringan
Gangguan intelek

pak pardi
pak wakijan
bu tuminem

160/90
80 130/70
140/80

118
97

1 normal
1 normal

ringan
baik

Gangguan intelek
mbah wiro
bu suminem
bu semi
bu warno
bu ratmi
bu sulastri
bu wagiyem
bu darmo
bu gito
bapak harso
bu daryanti

86 160/90
140/90
140/80

140

3 normal
13 depresi

sedang
baik
Gangguan intelek

1 normal

ringan
Gangguan intelek

3 normal

sedang

6 mungkin depresi
0 normal

baik
baik

7 mungkin depresi
0 normal
1 normal

baik
baik
baik

130/70
130/70
160/100
130/70
120/80
140/80
77 160/80
160/90

82

138
120

a. Tekanan Darah
Berdasarkan hasil screening tekanan darah dan disesuaikan dengan pengelompokan

berdasarkan JNC 8 (sistol<150, diastol<90), diperoleh hasil bahwa 13 orang dari 31 peserta
KIE Posyandu Lansia menderita Hipertensi.

Tekanan darah dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor, salah satunya adalah usia

Pada manusia terjadi perubahan fisiologis seiring bertambahnya usia seperti perubahan-

perubahan fungsi berupa peningkatan tekanan darah sistolik, berkurangnya vasodilatasi

yang dimediasi beta-adrenergik, dan penebalan dan berkurangnya elastisitas pada pembuluh

darah. Gaya hidup yang buruk berupa makan-makannan yang banyak mengandung Natrium
dan jarang berolahraga dapat menjadi faktor resiko hipertensi.

Kegiatan penghitungan Tekanan Darah pada Posyandu Lansia bernilai baik, karena

dapat menjaring peserta yang mengalami hipertensi dan membantu mengontrol tekanan

darah pada lansia sekaligus untuk memberikan penatalaksanaan pada pasien dengan

hipertensi. Penatalaksanaan hipertensi pada lanjut usia dapat dibedakan menjadi modifikasi

pola hidup dan terapi farmakologis. Pola hidup yang harus diperbaiki antara lain

menurunkan berat badan jika ada kegemukan

mengurangi minum alkohol, meningkatkan

aktivitas fisik aerobik, mengurangi asupan

garam, mempertahankan asupan kalium yang

adekuat, mempertahankan asupan kalsium

dan magnesium yang adekuat, menghentikan

merokok, serta mengurangi asupan lemak

jenuh dan kolesterol.


b. Gula Darah
Pemeriksaan gula darah dilakukan setelah

pelaksanaan penyuluhan. Dari 32 peserta


posyandu

hanya

16

yang

pemeriksaan

gula

darah.

dikarenakan,

pemeriksaan

Hal
ini

mengikut

tersebu

dilakukan

terkahir setelah senam lansia, sehingga

beberapa lansia tidak sabar menunggu dan

pulang. Berikut adalah hasil pemeriksaan gula


10

2. Penyuluhan
Kegiatan penyuluhan lansia dilakukan di Posyandu Lansia di Desa
Susuhan. Mahasiswa datang di Posyandu dan melakukan persiapan. Posyandu
Lansia yang akan dilakukan mahasiswa meliputi penyuluhan, pemeriksaan GDS
dan MMSE, pemeriksaan berat badan dan tinggi badan, pemeriksaan gula darah,
serta senam lansia.
Materi penyuluhan yang akan diberikan pada lansia meliputi tentang pentingnya
posyandu lansia serta penyakit-penyakit yang sering terjadi pada lanjut usia
seperti diabetes, hipertensi, asam urat, dan osteoarthritis.
Penyuluhan pentingnya posyandu pada lanjut usia dilakukan karena bertujuan
untuk meningkatkan jangkauan pelayanan kesehatan lansia di masyarakat,
sehingga terbentuk pelayanan kesehatan yang sesuai dengan kebutuhan lansia.
Seperti yang kita tahu, akses pelayanan kesehatan dan kondisi fisik lansia
berkorelasi satu sama lain. Kondisi fisik lansia yang semakin melemah ditambah
dengan akes pelayanan kesehatan semacam Puskesmas, klinik kesehatan, ataupun
rumah sakit yang jauh menyulitkan para lansia untuk melakukan pemeriksaan
kesehatan. Untuk itulah di bentuk adanya posyandu lansia di desa setempat
sehingga memudahkan lansia mendapatkan pelayanan kesehatan yang lebih baik.
Tujuam lain diadakannya lansia adalah mendekatkan pelayanan dan meningkatkan
peran serta masyarakat dan swasta dalam pelayanan kesehatan disamping
meningkatkan komunikasi antara masyarakat usia lanjut. Seperti yang diketahui,
di masa lansia, lansia mengalami enurunan kondisi fisik sehingga menyebabkan
penurunan dalam peran sosial di masyarakat. Melalui posyandu lansia ini,
menjadikan peran lansia di masyarakat tetap utuh sehingga masyarakat dapat
menghargai lansia dari aspek sosial maupun psikososial sehingga dapat
menjadikan masa tua lansia tidak bergantung pada orang lain, mandiri, serta sehat.
Penyuluhan lansia dilakukan dari pukul 10.30 11.00. Disini, mahasiswa
memberikan penyuluhan tentang pentingnya posyandu bagi lansia bukan hanya
untuk aspek kesehatan saja, tapi supaya lansia lebih mandiri tanpa bergantung
11

pada orang lain. Selain itu, mahasiswa mengajak agar para lansia termotivasi
memeriksakan dirinya ke Puskesmas apabila ditemukan gejala-gejala yang
mengarah ke keparahan saat skrining di Posyandu lansia. Manfaat dari posyandu
lansia adalah pengetahuan lansia menjadi meningkat, yang menjadi dasar
pembentukan sikap dan dapat mendorong minat atau motivasi mereka untuk
selalu mengikuti kegiatan posyandu lansia sehingga lebih percaya diri dihari
tuanya.
Setelah dilakukan penyuluhan tentang pentingnya posyandu lansia untuk hari tua
kemudian dilajutkan oleh penyuluhan khusus tentang diabetes mellitus (DM),
hipertensi, asam urat, dan osteoarhritis (OA). Materi yang disampaikan
mahasiswa meliputi pengertian penyakit, gejala, serta makanan-minuman yang
sebaiknya di kurangi untuk mencegah terjadinya penyakit tersebut. Selain gizi
yang disarankan untuk lansia, mahasiswa juga menambahkan tentang pentingnya
olahraga serta istirahat cukup untuk memelihara kesehatan lansia.
Peserta penyuluhan mendengarkan dengan seksama materi yang disampaikan
mahasiswa. Antusiasme peserta penyuluhan terlihat ketika dibuka sesi pertanyaan.
Beberapa peserta penyuluhan mengajukan pertanyaan tentang gejala-gejala yang
terjadi pada dirinya, seperti pertanyaan yang diajukan Bapak X (tidak
menyebutkan nama), sering mengeluh pegel serta lemas di tungkai kaki. Selain itu
ada juga Ibu Y mengajukan pertanyaan keluhan tangan seperti kram di pagi hari
bangun tidur, kram terjadi di telapak tangan. Mahasiswa menjawab semua
pertanyaan yang diajukan oleh bapak-ibu di Posyandu Desa Susuhan.
Penyuluhan kesehatan Posyandu Lansia di desa Susuhan, Jatinom, Klaten
berlangsung lancar dan baik, peserta penyuluhan antusias mendengarkan
penyuluhan yang dilakukan mahasiswa.
3. Senam Lansia
Pada saat pelaksanaan kegiatan Posyandu Lansia kali ini juga dilaksanakan
kegiatan senam lansia. Senam lansia tersebut diikuti oleh 30 bapak/ibu lansia
dengan instruktur senam dari anggota kelompok kami. Para bapak/ibu lansia
12

mengikuti gerakan senam lansia dengan penuh semangat dan antusiasme tinggi.
Senam lansia tersebut berlangsung + 10 menit.
Adapun tujuan dari senam lansia ini adalah untuk menjaga tubuh agar
tetap dalam keadaan sehat serta aktif baik secara jasmani maupun rohani. Tujuan
lain dari senam lansia adalah sebagai berikut :
1.
2.
3.
4.

Memperbaiki proses metabolisme serta pasokan oksigen dalam tubuh


Membangun daya tahan serta kekuatan tubuh
Menghilangkan lemak
Meningkatkan kondisi sendi dan otot

Manfaat Senam
Semua senam dan aktifitas olahraga ringan tersebut sangat bermanfaat
untuk menghambat proses degeneratif/penuaan. Senam ini sangat dianjurkan
untuk mereka yang memasuki usia pralansia (45 thn) dan usia lansia (65 thn ke
atas). Orang melakukan senam secara teratur akan mendapatkan kesegaran
jasmani yang baik yang terdiri dari unsur kekuatan otot, kelentukan persendian,
kelincahan gerak, keluwesan, cardiovascular fitness dan neuromuscular fitness.
Apabila orang melakukan senam, peredarah darah akan lancar dan meningkatkan
jumlah volume darah. Selain itu 20% darah terdapat di otak, sehingga akan terjadi
proses indorfin hingga terbentuk hormon norepinefrin yang dapat menimbulkan
rasa gembira, rasa sakit hilang, adiksi (kecanduan gerak) dan menghilangkan
depresi. Dengan mengikuti senam lansia efek minimalnya adalah lansia merasa
berbahagia, senantiasa bergembira, bisa tidur lebih nyenyak, pikiran tetap segar.
Senam lansia disamping memiliki dampak positif terhadap peningkatan fungsi
organ tubuh juga berpengaruh dalam meningkatkan imunitas dalam tubuh
manusia

setelah

latihan

teratur.

Tingkat

kebugaran

dievaluasi

dengan

mengawasikecepatan denyut jantung waktu istirahat yaitu kecepatan denyut nadi


sewaktu istirahat. Jadi supaya lebih bugar, kecepatan denyut jantung sewaktu
istirahat harus menurun.

13

Manfaat senam lainnya yaitu terjadi keseimbangan antara osteoblast dan


osteoclast. Apabila senam terhenti maka pembentukan osteoblast berkurang
sehingga pembentukan tulang berkurang dan dapat berakibat pada pengeroposan
tulang. Senam yang diiringi dengan latihan stretching dapat memberi efek otot
yang tetap kenyal karena ditengah-tengah serabut otot ada impuls saraf yang
dinamakan muscle spindle, bila otot diulur (recking) maka muscle spindle akan
bertahan atau mengatur sehingga terjadi tarik-menarik, akibatnya otot menjadi
kenyal. Orang yang melakukan stretching akan menambah cairan sinoval
sehingga persendian akan licin dan mencegah cedera (Suroto, 2004). Olahraga
yang bersifat aerobik seperti senam merupakan usaha-usaha yang akan
memberikan perbaikan pada fisik atau psikologis. Faktor fisiologi dan metabolik
yang dikalkulasi termasuk penambahan sel-sel darah merah dan enzim fosforilase
(proses masuknya gugus fosfat kedalam senyawa organik), bertambahnya aliran
darah sewaktu latihan, bertambahnya sel-sel otot yang mengandung mioglobin
dan mitokondria serta meningkatnya enzim-enzim untuk proses oksigenasi
jaringan (Kusmana, 2006). Sedangkan menurut Depkes (2003) olahraga dapat
memberi beberapa manfaat, yaitu: meningkatkan peredaran darah, menambah
kekuatan otot, dan merangsang pernafasan dalam. Selain itu dengan olahraga
dapat

membantu

pencernaan,

menolong

ginjal,

membantu

kelancaran

pembuangan bahan sisa, meningkatkan fungsi jaringan, menjernihkan dan


melenturkan kulit, merangsang kesegaran mental, membantu mempertahankan
berat badan, memberikan tidur nyenyak, memberikan kesegaran jasmani.
Senam lansia terdiri dari beberapa tahapan, yaitu :
A. Persiapan Sebelum Senam
1. Pastikan keadaan tubuh sehat dengan berjalan secepat-cepatnya 5
menit dan istirahat 10 menit
2. Periksa denyut nadi (jika lebih dari 100 jangan lanjutkan aktivitas
fisik)
3. Intensitas senam diukut dengan denyut nadi, lamanya senam + 2030 menit, dan frekuensi senam + 3-4 kali dalam seminggu
B. Tahapan Senam

14

1. Tahap Pemanasan :
- Pengaturan napas 2 x 8 (bermanfaat untuk memperbaiki sistem
kerja jantung)
2. Tahap Inti :
- Jalan di tempat (angkat kaki secara aktif) 2 x 8
- Lebarkan kaki sejajar (diam di tempat)
- Bertepuk tangan (lengan sejajar bahu) 2 x 8
- Tepuk jari tangan (rentangkan tangan sejajar bahu) 2 x 8
- Silangkan antar jari tangan (rentangkan tangan sejajar bahu) 2
-

x8
Silangkan jempol tangan kanan (rentangkan tangan sejajar

bahu) 1 x 8
Silangkan jempol tangan kiri (rentangkan tangan sejajar bahu)

1x8
Tepuk antar jari kelingking tangan (rentangkan tangan sejajar

bahu) 2 x 8
Tepuk antar jari telunjuk tangan (rentangkan tangan sejajar

bahu) 2 x 8
Ketok pergelangan tangan kanan (lengan tangan sejajar bahu) 1

x8
Ketok pergelangan tangan kiri (lengan tangan sejajar bahu) 1 x

8
Ketok nadi tangan kanan (lengan tangan sejajar bahu) 1 x 8
Ketok nadi tangan kiri (lengan tangan sejajar bahu) 1 x 8
Tekan antar telapak tangan (tangan sejajar dada atas) 1 x 8
Tekan putar telapak tangan (atas ke bawah sejajar dada) 1 x 8
Buka dan remas jari tangan 2 x 8
Tepuk punggung tangan kanan (tangan sejajar dada atas) 1 x 8
Tepuk punggung tangan kiri (tangan sejajar dada atas) 1 x 8
Tepuk punggung lengan kanan (tangan sejajar dada atas) 1 x 8
Tepuk punggung bahu kanan (tangan sejajar dada atas) 1 x 8
Tepuk punggung lengan kiri (tangan sejajar dada atas) 1 x 8
Tepuk punggung bahu kiri (tangan sejajar dada atas) 1 x 8
Tepuk pinggang (bungkuk badan 45 derajat) 2 x 8
Tepuk paha samping (gerakan menggenjot lutut naik turun) 2 x

8
Tepuk betis kaki (bungkuk badan sejajar 90 derajat) 2 x 8
Peregangan otot lengan, bahu, punggung, lutut, betis 2 x 8
Tepuk perut bagian bawah (samping kanan-kiri) 2 x 8
Sikap tegak tangan simpul ke perut (tutup kaki, diam di tempat)
Jinjit kaki (kaki lurus, diam di tempat)

15

3. Tahap Pendinginan :
- Tarik dan tahan napas (kedua tangan naik ke atas kepala) 1 x 8
- Hembuskan napas (kedua tangan turun ke depan dada) 1 x 8
- Tarik dan tahan napas (kedua tangan naik ke atas kepala) 1 x 8
- Hembuskan napas (kedua tangan turun ke samping) 1 x 8
- Tarik dan tahan napas (tangan kanan naik ke atas kepala) 1 x 8
- Hembuskan napas (tangan kanan turun ke samping) 1 x 8
- Tarik dan tahan napas (tangan kiri naik ke atas kepala) 1 x 8
- Hembuskan napas (tangan kiri turun ke samping) 1 x 8
- Tarik, tahan, dan hembuskan napas (angkat kedua tangan dan
turunkan perlahan) 2 x 4
Adapun kendala pada saat pelaksanaan senam lansia adalah tempat senam
yang kurang memadai, sehingga para bapak/ibu lansia kurang leluasa untuk
bergerak. Selain itu musik yang dimainkan untuk senam lansia kurang sesuai
dengan gerakan. Senam lansia akan efektif jika dilakukan dengan lama + 20-30
menit dan frekuensi senam + 3-4 kali dalam seminggu.

BAB IV
PENUTUP
A.

Simpulan
Secara keseluruhan, kegiatan- kegiatan di Posyandu Lansia berlangsung
lancar, para lansia antusias mengikuti pemeriksaan tensi, gula darah, GDS, MMSE
dan penyuluhan penyakit penyakit yang sering dialami lansia. Ada beberapa
hambatan tetapi masih bisa diatasi sehingga kegiatan dapat berjalan dengan baik.
Target cakupan peserta sudah tercapai yaitu 80 100 % menunjukkan target
cakupan yang baik.
Posyandu lansia merupakan wadah terpadu untuk para lansia dimasa
tuanya karena pada usia lanjut seperti ini, kondisi para lansia umumnya
mempunyai fisik yang relatif lemah dan kesepian, perlu berkumpul dan saling
mengawasi sehingga tidak merasa kesepian dan terabaikan.

16

Dengan adanya Posyandu Lansia dapat meningkatkan jangkauan


pelayanan kesehatan lansia dan terbentuk pelayanan kesehatan yang sesuai dengan
kebutuhan lansia.
Posyandu Lansia juga bermanfaat untuk meningkatkan pengetahuan
kesehatan dan mendorong minat atau motivasi mereka untuk selalu mengikuti
kegiatan posyandu lansia sehingga lebih percaya diri dihari tuanya dan
menurunkan tingkat stres pada lansia.
Manfaat yang dirasakan dengan adanya posyandu lansia ini bukan hanya
dirasakan oleh lansia tetapi juga oleh keluarga dan lingkungan dimana lansia
tersebut tinggal. Posyandu lansia dapat membantu lansia untuk menyesuaikan diri
dalam perubahan fase kehidupannya sehingga menjadi pribadi yang mandiri
sesuai dengan keberadaannya.
B.

Saran
Sebaiknya dilakukan himbauan lebih kepada para lansia agar mau
mengikuti atau hadir di posyandu lansia. Karena kegiatan posyandu lansia tersebut
sangat bermanfaat bagi lansia untuk menjaga kesehatan dihari tua.
Mengingat jumlah dan presentase lansia yang terus bertambah sejalan
dengan meningkatnya taraf kesehatan, maka peningkatan pelayanan medis bagi
para lansia juga sangat dibutuhkan.
Meningkatkan komunikasi dan motivasi kepada lansia untuk mengikuti
kegiatan-kegiatan yang berlangsung di lingkungan sosialnya karena hal ini sangat
baik terhadap keadaan jiwa lansia.
Perlu dilakukan kegiatan tambahan seperti senam lansia atau kegiatan
yang lain untuk meningkatkan komunikasi antar lansia. Diperlukan kerjasama dari
berbagai pihak untuk meningkatkan manfaat dan efektifitas program dan
diperlukan evaluasi program secara rutin. Mengoptimalkan peran kader-kader
posyandu lansia agar kegiatan berjalan lebih baik.

17

DAFTAR PUSTAKA
Tim Field Lab FK UNS Surakarta. 2013. Modul Field Lab KIE: Pembinaan
Posyandu lansia Guna Pelayanan Kesehatan Lansia. Surakarta: FK UNS
Taylor WD (2014). Depression in the elderly. The New England Journal of
Medicine, 371: 1228-1236.
Sharp LK, Milsky MS (2002). Screening for depression across the lifespan: a
review of measures for use in primary care settings. American Family Physician,
66(6):1001-1007.
Greenberg SA (2012). The geriatric depression scale. New York: Hatford Institute
for Geriatric Nursing.

18

LAMPIRAN
Geriatric Depression Scale (GDS)
No.

Pertanyaan

ya

1.

Apakah anda sebenarnya puas dengan kehidupan anda?

2.

Apakah anda mengurangi banyak aktivitas da hobi anda?

3.

Apakah anda merasa kehidupan anda terasa hampa?

4.

Apakah anda sering merasa bosan?

5.

Apakah anda mempunyai semangat yang baik setiap saat?

6.

Apakah anda takut bahwa sesuatu yang buruk akan terjadi pada anda?

7.

Apakah anda merasa bahagia untuk sebagian besar hidup anda?

8.

Apakah anda sering merasa tidak berdaya?

9.

Apakah anda lebih senang tinggal di rumah daripada pergi ke luar


dan mengerjakan sesuatu yang baru?

10.

Apakah anda merasa punya banyak masalah dengan daya ingat anda
dibandingkan dengan kebanyakan orang?

11.

Apakah anda pikir bahwa hidup anda sekarang ini menyenangkan?

12.

Apakah anda merasa tidak berharga seperti perasaan anda saat ini?

13.

Apakah anda merasa penuh semangat?

14.

Apakah anda merasa bahwa keadaan anda tidak ada harapan?

15.

Apakah anda pikir bahwa orang lain lebih baik keadaannya dari
anda?
TOTAL

Dari total jumlah nilai yang diperoleh dapat digolongkan tingkat depresi sebagai
berikut :
1. Nilai 0-5 : Normal
2. Nilai 6 -10: Pre Depresi

3. Nilai >10: Depresi

19

tidak

20

Anda mungkin juga menyukai