Disusun oleh :
KELOMPOK B6
Muhammad Hilmy L
(G0012136)
(G0012194)
Purnomo Andimas E
(G0012166)
(G0012028)
Faris Budiyanto
(G0012074)
Risna Annisa M
(G0012188)
(G0012098)
Denalia Aurika
(G0012054)
(G0012170)
(G0012108)
Emillya Sari
(G0012070)
Shinta Retno W.
(G0012210
Telah disahkan laporan Field Lab dengan topik KIE : PEMBINAAN POSYANDU
LANSIA GUNA PELAYANAN KESEHATAN LANSIA dengan keterangan di
bawah ini:
Kelompok
: B6
Jumlah anggota
: 12
Tempat
: Puskesmas Jatinom
Waktu
Menyetujui,
NIP. 196804161997032003
NIP. 19760322010012010
2
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Penduduk usia lanjut merupakan bagian masyarakat yang tidak bisa
dipisahkan dalam kehidupan sehari-hari. Menurut data pusat statistik, jumlah
lansia di Indonesia pada tahun 1980 adalah sebanyak 7,7 juta jiwa atau hanya 5,2
% dari jumlah penduduk. Sedangkan data pada tahun 2010 menunjukkan bahwa
jumlah lansia sejumlah 23,9 juta jiwa atau meningkat secara signifikan sebesar
9,77%. Hal ini berkorelasi positif dengan peningkatan kesejahteraan yang dialami
oleh masyarakat Indonesia khususnya di bidang kesehatan yang ditunjukkan
dengan semakin tingginya angka harapan hidup masyarakat Indonesia.
Isu sentral masalah kependudukan yaitu masih rendahanya kualitas sumber
daya manusia usia lanjut yang dipengaruhi langsung oleh beberapa faktor diantara
lain konsumsi makanan dan gizi, tingkat kesehatan, tingkat pendidikan serta
pengakuan masyarakat bahwa mereka masih mempunyai kemampuan kerja dan
pendapatan dari pensiunan yang masih rendah. Konsumsi makanan dan gizi
kurang masih dialami oleh beberapa lansia di Indonesia yang tersebar di beberapa
desa dan daerah pinggiran kota. Kondisi demikian yang mengakibatkan masih
rendahnya derajat kesehatan masyarakat lansia.
Permasalahan penduduk lansia perlu ditangani dengan strategi antara lain
melalui pemenuhan kebutuhan pangan dan gizi bersama-sama dengan
peningkatan prasarana dan pelayanan kesehatan yang dipusatkan pada posyandu.
Strategi peningkatan kesehatan lansia ini ditempuh melalui penurunan angka
kesakitan dan jumlah jenis keluhan lansia. Penurunan Angka Kesakitan Lansia
(AKL) tidak hanya merupakan tanggungjawab sektor kesehatan tapip merupakan
tangggungjawab semua sektor terkait.
Agar program penurunan AKL dapat dicapai secara efektif dan efisien
perlu didukung adanya dara. Posyandu lansia merupakan sarana pelayanan
kesehatan dasar untuk meningkatkan kesehatan para lansia.
Berbagai
kemitraan anatara Pemda Kabupaten sebagai pelaksana
pembangunan daerah dengan pihak swasta maupun universitas ikut berpartisipasi
secara aktif dan bekerja sama dalam gerakan sadar pangan dan gizi yang
dikhususkan bagi lansia.
Untuk itu keterlibatan mahasiswa untuuk terjun langsung ke masyarakat
dengan memberikan penyuluhan kepada para lansia merupakan salah satu bentuk
nyata dari mahasiswa dalam usaha mencapai cita-cita pembangunan agar lansia
tetap sehat, aktif, dan produktif.
B. Tujuan Pembelajaran
Adapun tujuan pembelajaran pada topik Pembinaan Posyandiu Lansia
ini adalah diharapkan mahasiswa:
1. Mampu memahami peran dan fungsi posyandu lansia.
2. Mampu menjelaskan cara pengisian dan penggunaan KMS lansia.
3. Mampu menjelaskan kelainan-kelainan yang sering terjadi pada lansia
beserta pencegahan dan pengobatannya.
4. Memahami tatalaksana Diet Lansia dan Pola Hidup sehat Lansia
5. Melakukan penyuluhan kesehatan komunitas tentang manfaat Posyandu
Lansia dalam menningkatkan kesehatan Lansia.
6. Melakukan pengumpulan dan analisis data tentang program posyandu,
prevalensi penyakit yang diderita lansia, serta upaya kuratif dan
rehabilitatif.
7. Melakukan penilaian status depresi lansia dengan menggunakan Geriatric
Deppresion Scale dan MMSE (Mini Mental State Examination)
8. Mampu melakukan pengamatan dan penilaian posyandu lansia setempat
dengan standar program posyandu lansia.
BAB II
KEGIATAN YANG DILAKUKAN
1. Kegiatan Pra-Lapangan
a. Mahasiswa mengikuti kuliah pengantar kegiatan Field Lab sebelum
melakukan kegiatan lapangan. Kuliah ini sedikit memberikan gambaran
mengenai pelaksanaan Posyandu Landia dan dasar teori mengenai
3 meja. Meja pertama yaitu pendaftaran dan pengukuran berat badan, tinggi
badan, serta tekanan darah yang di. Meja kedua yaitu anamnesis sesuai dengan
form Geriatric Depression Scale (GDS) dan Mini Mental State Examination
(MMSE) serta penyuluhan. Meja ketiga merupakan meja pelayanan medis
yang dijaga oleh tenaga professional dari Puskesmas Jatinom. Tentunya
kegiatan ini kami lakukan dengan pantauan dan bimbingan langsung oleh
instruktur dan petugas kesehatan lain dari Puskesmas Jatinom. Setelah
dilakukan pemeriksaan vital sign, pengisian KMS, penyuluhan dan pelayanan
kesehatan, mahasiswa melakukan penyuluhan kepada peserta Posyandu
Lansia mengenai manfaat mengikuti posyandu Lansia kemudian penyakitpenyakit yang sering dialami oleh lansia seperti diabetes mellitus, asam urat,
hipertensi, dan arthritis gout. Setelah melakukan penyuluhan, mahasiswa
mengajak peserta Posyandu Lansia untuk mengikuti senam lansia yang
diinstrukturi oleh mahasiswa sendiri. Selanjutnya, mahasiswa melakukan
pemeriksaan gula darah gratis kepada peserta posyandu Lansia. Sebelum acara
ditutup, mahasiswa meminta data peserta Posyandu Lansia sebagai bahan
dalam laporan yang akan disampaikan di pertemuan ketiga. Kegiatan lapangan
II ini berakhir pada pukul 11.30 siang. Setelah kegiatan selesai, mahasiswa
dipersilahkan untuk pulang.
4. Kegiatan Lapangan III (3 Mei 2015)
Kegiatan lapangan ketiga adalah kegiatan yang di agendakan untuk
mengumpulkan laporan yang telah kami buat dan mempresentasikan kegiatan
yang telah kami lakukan.
BAB III
PEMBAHASAN
Kegiatan posyandu lansia pada tanggal 27 Mei 2015 dilaksanakan di Desa
Kedaren. Beberapa hal yang dilakukan di posyandu antara lain senam lansia,
penyuluhan, pemeriksaan, dan pengukuran Geriatric Depression Scale (GDS).
A. Posyandu Lansia di Desa Kedaren
Pada posyandu lansia yang dilaksanakan pada tanggal 27 Mei 2015
kemarin, ada beberapa hal yang dilakukan di Posyandu Lansia Kedaren, yaitu:
pendataan, penyuluhan, dan senam lanisa. Selain itu dilakukan juga pengobatan
gratis untuk para lansia di Desa Kedaren dari pihak Puskesmas Jatinom
1.
Pendataan
Pendataan yang dilakukan oleh mahasiswa berupa pencatatan nama dan
umur, berat badan, tekanan darah, gula darah, dan hasil wawancara dengan
menggunakan pertanyaan Geriatric Depression Scale. Namun terjadi kekurangan
pada pendataan yaitu pada pengukuran gula darah dikarenakan keterbatasan
jumlah alat untuk pengukur gula darah, sehingga para lansia harus lama mengantri
dan sebagian memilih untuk pulang. Pengukuran tinggi badan tidak dilakukan,
dikarenakan tidak tersedianya alat untuk mengukur tinggi badan di posyandu
lansia Desa Kedaren.
Berikut merupakan keseluruhan pencatatan yang dilakukan pada Psyandu
Lansia di Desa Kedaren:
Nama
bp. Waluyo
bp. Darmo
bu ratno
bu warni
bu rukini
bu suwarti
bu mulatsih
mbah marto
Usia
68
75
60
54
50
52
Tensi
140/90
170/100
150/100
160/80
120/60
120/90
160/110
80 150/70
Interpretasi GDS
mungkin depresi
normal
normal
normal
normal
mungkin depresi
mungkin depresi
MMSE
baik
baik
baik
baik
baik
baik
baik
Gangguan intelek
bu sugik
bu wira
bu praja
bu sukiran
bu juminah
160/100
120/90
75 120/80
65 120/70
67 230/100
bu prapto
bu sunarti
bu ratna
70 100/70
170/90
72 140/100
91
160
88
2
1
3
3
3
normal
normal
normal
normal
normal
ringan
baik
baik
baik
baik
Gangguan intelek
4 normal
ringan
111
Gangguan intelek
bu siti utari
57 140/80
109
3 normal
ringan
Gangguan intelek
pak pardi
pak wakijan
bu tuminem
160/90
80 130/70
140/80
118
97
1 normal
1 normal
ringan
baik
Gangguan intelek
mbah wiro
bu suminem
bu semi
bu warno
bu ratmi
bu sulastri
bu wagiyem
bu darmo
bu gito
bapak harso
bu daryanti
86 160/90
140/90
140/80
140
3 normal
13 depresi
sedang
baik
Gangguan intelek
1 normal
ringan
Gangguan intelek
3 normal
sedang
6 mungkin depresi
0 normal
baik
baik
7 mungkin depresi
0 normal
1 normal
baik
baik
baik
130/70
130/70
160/100
130/70
120/80
140/80
77 160/80
160/90
82
138
120
a. Tekanan Darah
Berdasarkan hasil screening tekanan darah dan disesuaikan dengan pengelompokan
berdasarkan JNC 8 (sistol<150, diastol<90), diperoleh hasil bahwa 13 orang dari 31 peserta
KIE Posyandu Lansia menderita Hipertensi.
Tekanan darah dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor, salah satunya adalah usia
Pada manusia terjadi perubahan fisiologis seiring bertambahnya usia seperti perubahan-
yang dimediasi beta-adrenergik, dan penebalan dan berkurangnya elastisitas pada pembuluh
darah. Gaya hidup yang buruk berupa makan-makannan yang banyak mengandung Natrium
dan jarang berolahraga dapat menjadi faktor resiko hipertensi.
Kegiatan penghitungan Tekanan Darah pada Posyandu Lansia bernilai baik, karena
dapat menjaring peserta yang mengalami hipertensi dan membantu mengontrol tekanan
darah pada lansia sekaligus untuk memberikan penatalaksanaan pada pasien dengan
hipertensi. Penatalaksanaan hipertensi pada lanjut usia dapat dibedakan menjadi modifikasi
pola hidup dan terapi farmakologis. Pola hidup yang harus diperbaiki antara lain
hanya
16
yang
pemeriksaan
gula
darah.
dikarenakan,
pemeriksaan
Hal
ini
mengikut
tersebu
dilakukan
2. Penyuluhan
Kegiatan penyuluhan lansia dilakukan di Posyandu Lansia di Desa
Susuhan. Mahasiswa datang di Posyandu dan melakukan persiapan. Posyandu
Lansia yang akan dilakukan mahasiswa meliputi penyuluhan, pemeriksaan GDS
dan MMSE, pemeriksaan berat badan dan tinggi badan, pemeriksaan gula darah,
serta senam lansia.
Materi penyuluhan yang akan diberikan pada lansia meliputi tentang pentingnya
posyandu lansia serta penyakit-penyakit yang sering terjadi pada lanjut usia
seperti diabetes, hipertensi, asam urat, dan osteoarthritis.
Penyuluhan pentingnya posyandu pada lanjut usia dilakukan karena bertujuan
untuk meningkatkan jangkauan pelayanan kesehatan lansia di masyarakat,
sehingga terbentuk pelayanan kesehatan yang sesuai dengan kebutuhan lansia.
Seperti yang kita tahu, akses pelayanan kesehatan dan kondisi fisik lansia
berkorelasi satu sama lain. Kondisi fisik lansia yang semakin melemah ditambah
dengan akes pelayanan kesehatan semacam Puskesmas, klinik kesehatan, ataupun
rumah sakit yang jauh menyulitkan para lansia untuk melakukan pemeriksaan
kesehatan. Untuk itulah di bentuk adanya posyandu lansia di desa setempat
sehingga memudahkan lansia mendapatkan pelayanan kesehatan yang lebih baik.
Tujuam lain diadakannya lansia adalah mendekatkan pelayanan dan meningkatkan
peran serta masyarakat dan swasta dalam pelayanan kesehatan disamping
meningkatkan komunikasi antara masyarakat usia lanjut. Seperti yang diketahui,
di masa lansia, lansia mengalami enurunan kondisi fisik sehingga menyebabkan
penurunan dalam peran sosial di masyarakat. Melalui posyandu lansia ini,
menjadikan peran lansia di masyarakat tetap utuh sehingga masyarakat dapat
menghargai lansia dari aspek sosial maupun psikososial sehingga dapat
menjadikan masa tua lansia tidak bergantung pada orang lain, mandiri, serta sehat.
Penyuluhan lansia dilakukan dari pukul 10.30 11.00. Disini, mahasiswa
memberikan penyuluhan tentang pentingnya posyandu bagi lansia bukan hanya
untuk aspek kesehatan saja, tapi supaya lansia lebih mandiri tanpa bergantung
11
pada orang lain. Selain itu, mahasiswa mengajak agar para lansia termotivasi
memeriksakan dirinya ke Puskesmas apabila ditemukan gejala-gejala yang
mengarah ke keparahan saat skrining di Posyandu lansia. Manfaat dari posyandu
lansia adalah pengetahuan lansia menjadi meningkat, yang menjadi dasar
pembentukan sikap dan dapat mendorong minat atau motivasi mereka untuk
selalu mengikuti kegiatan posyandu lansia sehingga lebih percaya diri dihari
tuanya.
Setelah dilakukan penyuluhan tentang pentingnya posyandu lansia untuk hari tua
kemudian dilajutkan oleh penyuluhan khusus tentang diabetes mellitus (DM),
hipertensi, asam urat, dan osteoarhritis (OA). Materi yang disampaikan
mahasiswa meliputi pengertian penyakit, gejala, serta makanan-minuman yang
sebaiknya di kurangi untuk mencegah terjadinya penyakit tersebut. Selain gizi
yang disarankan untuk lansia, mahasiswa juga menambahkan tentang pentingnya
olahraga serta istirahat cukup untuk memelihara kesehatan lansia.
Peserta penyuluhan mendengarkan dengan seksama materi yang disampaikan
mahasiswa. Antusiasme peserta penyuluhan terlihat ketika dibuka sesi pertanyaan.
Beberapa peserta penyuluhan mengajukan pertanyaan tentang gejala-gejala yang
terjadi pada dirinya, seperti pertanyaan yang diajukan Bapak X (tidak
menyebutkan nama), sering mengeluh pegel serta lemas di tungkai kaki. Selain itu
ada juga Ibu Y mengajukan pertanyaan keluhan tangan seperti kram di pagi hari
bangun tidur, kram terjadi di telapak tangan. Mahasiswa menjawab semua
pertanyaan yang diajukan oleh bapak-ibu di Posyandu Desa Susuhan.
Penyuluhan kesehatan Posyandu Lansia di desa Susuhan, Jatinom, Klaten
berlangsung lancar dan baik, peserta penyuluhan antusias mendengarkan
penyuluhan yang dilakukan mahasiswa.
3. Senam Lansia
Pada saat pelaksanaan kegiatan Posyandu Lansia kali ini juga dilaksanakan
kegiatan senam lansia. Senam lansia tersebut diikuti oleh 30 bapak/ibu lansia
dengan instruktur senam dari anggota kelompok kami. Para bapak/ibu lansia
12
mengikuti gerakan senam lansia dengan penuh semangat dan antusiasme tinggi.
Senam lansia tersebut berlangsung + 10 menit.
Adapun tujuan dari senam lansia ini adalah untuk menjaga tubuh agar
tetap dalam keadaan sehat serta aktif baik secara jasmani maupun rohani. Tujuan
lain dari senam lansia adalah sebagai berikut :
1.
2.
3.
4.
Manfaat Senam
Semua senam dan aktifitas olahraga ringan tersebut sangat bermanfaat
untuk menghambat proses degeneratif/penuaan. Senam ini sangat dianjurkan
untuk mereka yang memasuki usia pralansia (45 thn) dan usia lansia (65 thn ke
atas). Orang melakukan senam secara teratur akan mendapatkan kesegaran
jasmani yang baik yang terdiri dari unsur kekuatan otot, kelentukan persendian,
kelincahan gerak, keluwesan, cardiovascular fitness dan neuromuscular fitness.
Apabila orang melakukan senam, peredarah darah akan lancar dan meningkatkan
jumlah volume darah. Selain itu 20% darah terdapat di otak, sehingga akan terjadi
proses indorfin hingga terbentuk hormon norepinefrin yang dapat menimbulkan
rasa gembira, rasa sakit hilang, adiksi (kecanduan gerak) dan menghilangkan
depresi. Dengan mengikuti senam lansia efek minimalnya adalah lansia merasa
berbahagia, senantiasa bergembira, bisa tidur lebih nyenyak, pikiran tetap segar.
Senam lansia disamping memiliki dampak positif terhadap peningkatan fungsi
organ tubuh juga berpengaruh dalam meningkatkan imunitas dalam tubuh
manusia
setelah
latihan
teratur.
Tingkat
kebugaran
dievaluasi
dengan
13
membantu
pencernaan,
menolong
ginjal,
membantu
kelancaran
14
1. Tahap Pemanasan :
- Pengaturan napas 2 x 8 (bermanfaat untuk memperbaiki sistem
kerja jantung)
2. Tahap Inti :
- Jalan di tempat (angkat kaki secara aktif) 2 x 8
- Lebarkan kaki sejajar (diam di tempat)
- Bertepuk tangan (lengan sejajar bahu) 2 x 8
- Tepuk jari tangan (rentangkan tangan sejajar bahu) 2 x 8
- Silangkan antar jari tangan (rentangkan tangan sejajar bahu) 2
-
x8
Silangkan jempol tangan kanan (rentangkan tangan sejajar
bahu) 1 x 8
Silangkan jempol tangan kiri (rentangkan tangan sejajar bahu)
1x8
Tepuk antar jari kelingking tangan (rentangkan tangan sejajar
bahu) 2 x 8
Tepuk antar jari telunjuk tangan (rentangkan tangan sejajar
bahu) 2 x 8
Ketok pergelangan tangan kanan (lengan tangan sejajar bahu) 1
x8
Ketok pergelangan tangan kiri (lengan tangan sejajar bahu) 1 x
8
Ketok nadi tangan kanan (lengan tangan sejajar bahu) 1 x 8
Ketok nadi tangan kiri (lengan tangan sejajar bahu) 1 x 8
Tekan antar telapak tangan (tangan sejajar dada atas) 1 x 8
Tekan putar telapak tangan (atas ke bawah sejajar dada) 1 x 8
Buka dan remas jari tangan 2 x 8
Tepuk punggung tangan kanan (tangan sejajar dada atas) 1 x 8
Tepuk punggung tangan kiri (tangan sejajar dada atas) 1 x 8
Tepuk punggung lengan kanan (tangan sejajar dada atas) 1 x 8
Tepuk punggung bahu kanan (tangan sejajar dada atas) 1 x 8
Tepuk punggung lengan kiri (tangan sejajar dada atas) 1 x 8
Tepuk punggung bahu kiri (tangan sejajar dada atas) 1 x 8
Tepuk pinggang (bungkuk badan 45 derajat) 2 x 8
Tepuk paha samping (gerakan menggenjot lutut naik turun) 2 x
8
Tepuk betis kaki (bungkuk badan sejajar 90 derajat) 2 x 8
Peregangan otot lengan, bahu, punggung, lutut, betis 2 x 8
Tepuk perut bagian bawah (samping kanan-kiri) 2 x 8
Sikap tegak tangan simpul ke perut (tutup kaki, diam di tempat)
Jinjit kaki (kaki lurus, diam di tempat)
15
3. Tahap Pendinginan :
- Tarik dan tahan napas (kedua tangan naik ke atas kepala) 1 x 8
- Hembuskan napas (kedua tangan turun ke depan dada) 1 x 8
- Tarik dan tahan napas (kedua tangan naik ke atas kepala) 1 x 8
- Hembuskan napas (kedua tangan turun ke samping) 1 x 8
- Tarik dan tahan napas (tangan kanan naik ke atas kepala) 1 x 8
- Hembuskan napas (tangan kanan turun ke samping) 1 x 8
- Tarik dan tahan napas (tangan kiri naik ke atas kepala) 1 x 8
- Hembuskan napas (tangan kiri turun ke samping) 1 x 8
- Tarik, tahan, dan hembuskan napas (angkat kedua tangan dan
turunkan perlahan) 2 x 4
Adapun kendala pada saat pelaksanaan senam lansia adalah tempat senam
yang kurang memadai, sehingga para bapak/ibu lansia kurang leluasa untuk
bergerak. Selain itu musik yang dimainkan untuk senam lansia kurang sesuai
dengan gerakan. Senam lansia akan efektif jika dilakukan dengan lama + 20-30
menit dan frekuensi senam + 3-4 kali dalam seminggu.
BAB IV
PENUTUP
A.
Simpulan
Secara keseluruhan, kegiatan- kegiatan di Posyandu Lansia berlangsung
lancar, para lansia antusias mengikuti pemeriksaan tensi, gula darah, GDS, MMSE
dan penyuluhan penyakit penyakit yang sering dialami lansia. Ada beberapa
hambatan tetapi masih bisa diatasi sehingga kegiatan dapat berjalan dengan baik.
Target cakupan peserta sudah tercapai yaitu 80 100 % menunjukkan target
cakupan yang baik.
Posyandu lansia merupakan wadah terpadu untuk para lansia dimasa
tuanya karena pada usia lanjut seperti ini, kondisi para lansia umumnya
mempunyai fisik yang relatif lemah dan kesepian, perlu berkumpul dan saling
mengawasi sehingga tidak merasa kesepian dan terabaikan.
16
Saran
Sebaiknya dilakukan himbauan lebih kepada para lansia agar mau
mengikuti atau hadir di posyandu lansia. Karena kegiatan posyandu lansia tersebut
sangat bermanfaat bagi lansia untuk menjaga kesehatan dihari tua.
Mengingat jumlah dan presentase lansia yang terus bertambah sejalan
dengan meningkatnya taraf kesehatan, maka peningkatan pelayanan medis bagi
para lansia juga sangat dibutuhkan.
Meningkatkan komunikasi dan motivasi kepada lansia untuk mengikuti
kegiatan-kegiatan yang berlangsung di lingkungan sosialnya karena hal ini sangat
baik terhadap keadaan jiwa lansia.
Perlu dilakukan kegiatan tambahan seperti senam lansia atau kegiatan
yang lain untuk meningkatkan komunikasi antar lansia. Diperlukan kerjasama dari
berbagai pihak untuk meningkatkan manfaat dan efektifitas program dan
diperlukan evaluasi program secara rutin. Mengoptimalkan peran kader-kader
posyandu lansia agar kegiatan berjalan lebih baik.
17
DAFTAR PUSTAKA
Tim Field Lab FK UNS Surakarta. 2013. Modul Field Lab KIE: Pembinaan
Posyandu lansia Guna Pelayanan Kesehatan Lansia. Surakarta: FK UNS
Taylor WD (2014). Depression in the elderly. The New England Journal of
Medicine, 371: 1228-1236.
Sharp LK, Milsky MS (2002). Screening for depression across the lifespan: a
review of measures for use in primary care settings. American Family Physician,
66(6):1001-1007.
Greenberg SA (2012). The geriatric depression scale. New York: Hatford Institute
for Geriatric Nursing.
18
LAMPIRAN
Geriatric Depression Scale (GDS)
No.
Pertanyaan
ya
1.
2.
3.
4.
5.
6.
Apakah anda takut bahwa sesuatu yang buruk akan terjadi pada anda?
7.
8.
9.
10.
Apakah anda merasa punya banyak masalah dengan daya ingat anda
dibandingkan dengan kebanyakan orang?
11.
12.
Apakah anda merasa tidak berharga seperti perasaan anda saat ini?
13.
14.
15.
Apakah anda pikir bahwa orang lain lebih baik keadaannya dari
anda?
TOTAL
Dari total jumlah nilai yang diperoleh dapat digolongkan tingkat depresi sebagai
berikut :
1. Nilai 0-5 : Normal
2. Nilai 6 -10: Pre Depresi
19
tidak
20