Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
SKRIPSI
Diajukan Guna Memenuhi Kewajiban dan Syarat
Untuk Memperoleh Gelar Sarjana dalam Ilmu Hukum Islam
Disusun Oleh:
SRI MULYATI
21103006
JURUSAN SYARI’AH
PROGRAM STUDI AL AHWAL AL SYAKHSIYAH
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN)
SALATIGA
2007
i
DAFTAR ISI
Judul ................................................................................................................... i
Deklarasi ............................................................................................................ ii
Nota Pembimbing ............................................................................................... iii
Pengesahan ......................................................................................................... iv
Motto .................................................................................................................. v
Persembahan ...................................................................................................... vi
Kata Pengantar ............................................................................................ ...vii
Daftar Isi ....................................................................................................... viii
BAB I PENDAHULUAN
A Latar Belakang Masalah ................................................................ 1
B Penegasan Istilah ........................................................................... 5
C Rumusan Masalah ......................................................................... 7
D Tujuan dan Kegunaan Penelitian .................................................. 7
E Telaah Pustaka .............................................................................. 8
F Kerangka Teori ......................................................................... 11
G Metodologi Penelitian ............................................................... 15
H Sistematika Pembahasan ........................................................... 17
ii
B Konsep Kekerasan dalam Rumah Tangga Menurut Hukum Islam
.................................................................................................... 34
1. Bentuk-bentuk Kekerasan dalam Rumah Tangga ............... 34
2. Faktor-faktor Kekerasan dalam Rumah Tangga ................. 43
3. Dampak Kekerasan dalam Rumah Tangga ......................... 44
BAB III PUTUSAN DAN PERTIMBANGAN HAKIM TERHADAP
KDRT DI PENGADILAN NEGERI SALATIGA
A Gambaran Umum tentang Pengadilan Negeri Salatiga ............. 46
1. Sejarah Pengadilan Negeri Salatiga .................................... 46
2. Kewenangan Pengadilan Negeri Salatiga ........................... 49
3. Struktur Organisasi Pengadilan Negeri Salatiga ................. 52
B Putusan Hakim Terhadap Kekerasan dalam Rumah Tangga di
Pengadilan Negeri Salatiga ....................................................... 53
1. Putusan Nomor : 116/Pid.B/PN.Sal/2005 ........................... 53
2. Putusan Nomor : 20/Pid.B/PN.Sal/2006 ............................. 63
C Pertimbangan dan Dasar Putusan Hakim Mengenai Perkara
Kekerasan Terhadap Istri dalam Rumah Tangga di Pengadilan
Negeri Salatiga .......................................................................... 74
iii
BAB 1
PENDAHULUAN
masyarakat, rumah tangga juga merupakan sendi dasar dalam membina dan
pancasila yang didukung oleh umat beragama mustahil bisa terbentuk rumah
tangga tanpa perkawinan. Karena perkawinan tidak lain adalah permulaan dari
rumah tangga. Perkawinan merupakan aqad dengan upacara ijab qobul antara
calon suami dan istri untuk hidup bersama sebagai pertalian suci (sacral),
untuk menghalalkan hubungan kelamin antara pria dan wanita dengan tujuan
membentuk keluarga dalam memakmurkan bumi Allah SWT yang luas ini.
menyalurkan hasrat seksual. Yang dimaksud di sini adalah lebih pada kondisi
alat reproduksi agar menjadi tetap sehat dan tidak disalurkan pada tempat
1
H. Bgd, M. Leter, Tuntutan Rumah Tangga Muslim dan Keluarga Berencana, Angkasa
Raya, Padang, 1985, hlm. 7.
46
yang salah. Ketiga: perkawinan merupakan wahana rekreasi dan tempat orang
perkawinan, perkawinan ialah ikatan lahir batin antara seorang pria dan wanita
sebagai suami istri dengan tujuan membentuk keluarga (rumah tangga) yang
bahagia dan kekal berdasarkan ketuhanan Yang Maha Esa3. Dari pengertian
tersebut untuk mewujudkan keluarga yang bahagia landasan utama yang perlu
dibangun antara laki-laki dan perempuan sebagai suami istri adalah adanya
ﻞ َﺑ ْﻴ َﻨ ُﻜ ْﻢ
َ ﺟ َﻌ
َ ﺴ ُﻜ ُﻨﻮْا ِاَﻟ ْﻴﻬَﺎ َو
ْ ﺴ ُﻜ ْﻢ َأ ْزوَاﺟًﺎ ِﻟ َﺘ ِ ﻦ َا ْﻧ ُﻔْ ﻖ َﻟ ُﻜ ْﻢ ِﻣ
َ ﺧَﻠ
َ ن ْ ﻦ َأ َﻳ ِﺘ ِﻪ َأ
ْ َو ِﻣ
ن
َ ﺖ ِﻟ َﻘ ْﻮ ٍم َﻳ َﺘ َﻔ ﱠﻜ ُﺮ ْو
ٍ ﻷ َﻳ َِ ﻚَ ﻰ َذِﻟْ ن ِﻓ
ِإ ﱠ, ﺣ َﻤ ًﺔ
ْ َﻣ َﻮ ﱠد ًة َو َر
“Diantara tanda-tanda kebesaran Tuhan adalah bahwa dia telah
menciptakan pasangan bagi kamu dari bahan yang sama agar kamu
menjadi tenteram bersamanya. Dia menjadikan kamu berdua saling
menjalin cinta (mawadah warohmah) pelajaran yang berharga bagi
orang-orang yang berfikir.” (Q.S. Al Rum: 21).4
mempunyai arti antara lain: diam sesudah bergerak, tetap, menetap, bertempat
2
Suara Rahima, No. 14 Th. 15 April 2005, hlm. 19
3
UU RI No. 1 tahun 1974, tentang Perkawinan, Pustaka Widyatama, Yogyakarta, Cet. I,
2004, hlm. 8.
4
Depertemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahnya, Yayasan Penyelenggara
Penerjemah al-Qur’an, 1997, hlm. 407.
47
tinggal, tenang, dan tentram, ini menyebutkan bahwa perkawinan
dan aman. Dengan ketiga arti ini perkawinan merupakan ikatan yang dapat
atau dengan kata lain satu sama lain. Tentu saja menunjukan bahwa cinta dan
kasih sayang bukan hanya dimiliki oleh salah satu pihak. Yakni suami istri
tangga bisa menimpa siapa saja termasuk bapak, suami, istri, dan anak, namun
penganiayaan terhadap istri oleh suami. Hal ini bisa dimengerti karena
Bila kita teliti lebih jauh banyak sekali keluarga yang tidak bahagia,
rumah tangga yang selalu ditiup oleh badai pertengkaran dan percekcokan.
Dengan keadaan yang semacam ini istri manapun tidak akan nyaman dalam
5
Suara Rahima, op cit, hlm. 30.
48
mejalani kehidupanya. Kasus seperti ini sangat banyak sekali terjadi dalam
pada pihak yang berwenang? Bahkan dari hasil observasi yang penulis
Penghapusan Kekerasan dalam Rumah Tangga baru ada dua kasus yang
diputuskan oleh Pengadilan yang diajukan oleh istri. Hal ini disebabkan
sadarnya dari pihak korban akan perlindungan hukum yang telah diberikan
oleh negara.
perkara.
dan hal-hal yang memberatkan, yang diantara keduanya juga berbeda, putusan
dan diputus pada hari Kamis tanggal 23 Februari 2006 terdapat hal-hal yang
Terdakwa mengaku bersalah dan minta maaf pada istrinya, Terdakwa dan
49
Pengadilan, dan belum pernah dihukum. Sedangkan dalam putusan No:
20/Pid.B/PN.Sal/2006 yang diajukan pada 5 April 2006 dan diputus pada hari
Terdakwa main hakim sendiri, Terdakwa sebagai suami tidak melindungi, dan
tahun serta dibebankan biaya sebesar 1000 rupiah, sedangkan putusan No:
B. Penegasan Istilah
dahulu penulis akan mengemukakan arti istilah yang terkandung dalam judul
50
TANGGA” (Studi Putusan Pengadilan Negeri Salatiga No.
bersuami7
3. Rumah Tangga : Sering juga disebut dengan keluarga yang berasal dari
hukum.10
6
Mansour Fakih, Analisis Gender dan Transformasi Sosial, Pustaka Pelajar, Yogyakarta,
1996, hlm. 17.
7
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Balai Pustaka,
Jakarta, 1989, hlm. 341.
8
Ratna Batara Munti, Perempuan Sebagai Kepala Rumah Tangga, Lembaga Kajian
Agama dan Gender, Jakarta, Cet. I, 1999, hlm. 2.
9
W.J.S. Poerwadarminta, Kamus Umum Bahasa Indonesia,Balai Pustaka, Jakarta, 1982,
hlm. 965.
10
UU RI No. 8 tahun 1981, tentang Hukum Acara Pidana, PT. Karya Anda, Surabaya, tt,
hlm. 5.
51
Menteri Kehakiman Agung. Daerah hukumnya
C. Rumusan Masalah
sebagai berikut:
Salatiga.
11
JST. Simorangkir, et. al, Kamus Hukum, Sinar Grafika, Jakarta, Cet. VI, 2000, hlm. 124.
52
3. Untuk mengetahui putusan hakim mengenai perkara kekerasan terhadap
berikut:
E. Telaah Pustaka
Dalam bahasanya yang singkat dan padat, dia menulis latar belakang dan
segala sesuatu yang menyangkut masalah kekerasan dalam rumah tangga. Dia
juga menyebutkan bahwa masalah kekerasan dalam rumah tangga adalah salah
53
menanggulanginya. Akan tetapi tidak menulis tentang bagaimana bentuk
teks-teks al Quran, Hadits Nabi, dan pendapat para Ulama’ mengenai berbagai
kekerasaan lain yang berbasis gender termasuk juga KDRT. Jawaban yang
diberikan dalam buku tersebut tidak hanya terhenti pada penguatan etis moral
dalam al Quran dan Hadits tetapi juga dikaitkan dengan potensi yuridis formal
2004-2006) merupakan skripsi yang dibahas oleh Eni Kusrini. Dalam skripsi
54
ini diuraikan bentuk perlindungan Polres Salatiga terhadap korban kekerasan
diantaranya yaitu:
sebagai bukti;
dibahas oleh Siti Nakiyah yang secara spesifik tidak ada kasus perceraian yang
dalam koridor hukum yang lain, misalnya perceraian itu karena tidak ada
12
Eni Kusrini, Perlindungan Hukum Terhadap Perempuan Korban Kekerasan Dalam
Rumah Tangga Menurut UU KDRT (Studi Kasus di Polres Salatiga), Skripsi untuk memperoleh
gelar S-1 pada Ilmu Hukum Islam, STAIN Salatiga, 2006, hlm. 52.
13 Siti Nakiyah, Kekerasan Terhadap Istri Dalam Rumah Tangga Sebagai Alasan
Perceraian, (Studi Kasus di Pengadilan Agama Salatiga ) Skripsi untuk mempereh gelar S-1 pada
Ilmu Hukum Islam, STAIN Salatiga, 2004, hlm. 61.
55
diteliti oleh Fithri Awwalin menjelaskan tentang Hukum Islam serta UU No.
23 tahun 2004 dalam memandang hukum yang terjadi dalam rumah tangga
No. 23 tahun 2004, dan akibat hukum dari tindak kekerasan yang dilakukan
putusan yang masih berkaitan dengan kekerasan dalam rumah tangga dengan
F. Kerangka Teori
Kekerasan dalam rumah tangga sering terjadi dalam masyarakat, dan ini
adalah salah satu bentuk ketidak adilan gender yang biasa terjadi. Kekerasan
secara fisik dan nonfisik. Kebanyakan orang memahami kekerasan itu hanya
sebagai tindakan fisik yang kasar saja, sehubungan bentuk perilaku menekan
14 Fithri Awwalin, Kekerasan Terhadap Istri dalam Rumah Tangga (Studi Komparatif
Hukum Islam dengan UU No. 23 Tahun 2004), Skripsi untuk memperoleh gelar S-1 pada Ilmu
Hukum Islam, STAIN Salatiga, 2006. hlm. 18.
56
kekerasan itu mencakup keseluruhanya15, termasuk kekerasan fisik, psikis,
suami adalah kekhilafan sesaat dan tidak banyak para pihak yang menyadari
bahwa kekerasan terhadap rumah tangga itu merupakan suatu perilaku yang
berulang, dan yang menjadi permasalahan di sini, banyak korban yang takut
pendapat, perdebatan, pertengkaran, tapi semua itu tidak serta merta disebut
15
“Kekerasan Terhadap Perempuan Berbasis Gender (KTPBG)”, Peket Informasi, Rifka
Annisa Women’s Crisis Center, Jogyakarta, t.t, hlm 2.
16
UU RI No. 23 tahun 2004 tentang Penghapusan Kekerasan dalam Rumah Tangga.
Pustaka fokusmedia, Bandung, Cet. II, Desember, 2006, hlm. 5.
57
mendorong perceraian, sebagaimana sering dituduhkan orang. Undang-undang
PKDRT ini justru bertujuan untuk memelihara keutuhan Rumah Tangga yang
pemukulan suami yang nunyuz hal ini dijelaskan dalam Q.S. An Nisa’ ayat 34.
ﺾ َو ِﺑ َﻤ ﺎ ٍ ﻋَﻠ ﻰ َﺑ ْﻌ َ ﻀ ُﻬ ْﻢ َ ﷲ َﺑ ْﻌ ُ ﻞاَﻀ ﻋَﻠ ﻰ اﻟ ﱢﻨ ﺴَﺎ ِء ِﺑﻤَﺎ َﻓ ﱠ َ ن َ ل َﻗﻮﱠا ُﻣ ْﻮ
ُ ﺟﺎ َ اﻟ ﱢﺮ
ﷲُ ﻆا َ ﺣ ِﻔ
َ ﺐ ِﺑ َﻤ ﺎ
ِ ت ِﻟ ْﻠ َﻐ ْﻴ
ُ ﻈﺎَ ت ﺣَﺎ ِﻓُ ت ﻗَﺎ ِﻧ َﺘ ﺎ
ُ ﻦ َا ْﻣ ﻮَاِﻟ ِﻬ ْﻢ ﻓَﺎﻟ ﺼﱠﺎِﻟﺤَﺎ ْ َا ْﻧ َﻔ ُﻘ ﻮْا ِﻣ
ﺟ ِﻊِ ﻲ اﻟ َﻤ ﻀَﺎ ْ ﺠ ُﺮ ْو ُهﻦﱠ ِﻓ ُ ﻦ وَا ْهﻈ ﻮ ُه ﱠ ُ ﺸ ْﻮ َز ُهﻦﱠ َﻓ ِﻌ ُ ن ُﻧ َ ﺨ ﺎ ُﻓ ْﻮ
ْ ﻲ َﺗْ ﻼ ِﺗ وَاﻟ ﱠ
ﻴ ﺎ َآ ِﺒ ْﻴﺮًا ﻋِﻠ
َ ن
َ ﷲ َآ ﺎ
َ نا ﻼ ِا ﱠ
ً ﺳ ِﺒ ْﻴ
َ ﻦ
ﻋَﻠ ْﻴ ِﻬ ﱠ
َ ﻼ َﺗ ْﺒ ُﻐﻮْا
َ ﻃ ْﻌ َﻨ ُﻜ ْﻢ َﻓ
َ ﺿ ِﺮ ُﺑ ْﻮ ُهﻦﱠ ّﻓﺎِن َا
ْ وَا
( ٣٤ :)اﻟﻨﺴﺎء
“Kaum laki-laki itu adalah pemimpin bagi kaum wanita, oleh karena
Allah telah melebihkan sebagian mereka (laki-laki) atas sebagian yang
lain (wanita), dan karena mereka ( laki-laki) telah menafkahkan
sebagian dari harta mereka. Sebab itu maka wanita yang shaleh, ialah
taat kepada Allah lagi memelihara diri. Ketika suaminya tidak ada oleh
karena Allah telah memelihara (mereka) wanita-wanita yang kamu
khawatiri Nusyuznya, maka nasehatilah mereka dan pisahkanlah
mereka ditempat tidur mereka, dan pukulah mereka. Kemudian jika
mereka mentaatimu, maka janganlah kamu mencari-cari jalan untuk
menyusahkanya. Sesungguhnya Allah Maha Tinggi lagi Maha Besar”
(Q.S. Surat an Nisa’Ayat 34).17
membahas kelebihan derajat pria dari wanita dalam hal kepemimpinan. Jadi
berbuat seenak hati terhadap kaum wanita. Sebab sebuah himbauan yang
17
Depertemen Agama RI, AlQuran dan Terjemahnya, Yayasan Penyelenggara Penerjemah
al Qur’an, 1997, hlm. 85.
58
tersurat maupun tersirat dalam ayat itu adalah bahwa kaum pria harus menjadi
memenopoli.18
perempuan, begitu juga menafkahi keluarga. Inilah yang lebih banyak dalam
menuntut dan memimpin) maka dalam masalah hak ataupun kewajiban adalah
sama.19
ayat ini juga sebagai pijakan bagi suami untuk membari pendidikan kepada
istri mereka yang membangkang dengan cara menasehati. Dan jika dengan
nasehat dia masih membangkang maka pukulah mereka. Akan tetapi pukulan
Selain al Qur’an yang jelas sudah melarang tindakan kekerasan juga ada
ﺣﺪﺛﻨﺎ ﻋﺒﺎس اﻟﻌﻨﺒﺮى أﺧﺒﺮﻧﺎ أﺑﻮ داود اﻟﻄﻴﺎﻟﺴﻰ ﻋﻦ ﻋﺒﺪ اﻟﻌﺰﻳﺰ ﺑﻦ
ﻋﺒﺪ اﷲ ﺑﻦ أﺑﻰ ﺳﻠﻤﺔ ﻋﻦ ﻋﺒﺪ اﷲ ﺑﻦ دﻳﻨﺎر ﻋﻦ اﺑﻦ ﻋﻤﺮ ﻋﻦ اﻟﻨﺒﻰ
"اﻟﻈﻠﻢ ﻇﻠﻤﺎت ﻳﻮم اﻟﻘﻴﺎﻣﺔ " وﻓﻰ اﻟﺒﺎب ﻋﻦ:ﺻﻞ اﷲ ﻋﻠﻴﻪ وﺳﻠﻢ ﻗﺎل
18
Salim Bahreisy, Tafsir Ibnu Kasir, Jilid II, PT, Bina Ilmu, Surabaya, 1990, hlm. 387.
19
Tengku Muhammad Hasbi Ash Shiddieqy, Tafsir Al Qur’anul Majid An-Nuur, Jilid I,
PT. Pustaka Rizki Putra, Semarang, hlm. 843.
59
ﻋﺒﺪ اﷲ ﺑﻦ ﻋﻤﺮ وﻋﺎﺋﺸﺔ وأﺑﻰ ﻣﻮﺳﻰ وأﺑﻰ هﺮﻳﺮة هﺬا ﺣﻴﺚ ﺣﺴﻦ
.ﻏﺮﻳﺐ ﻣﻦ ﺣﺪﻳﺚ اﺑﻦ ﻋﻤﺮ
Abbas Al- Anbari menceritakan kepada kami, Abu Dawud Ath Thayalisi
memberitahukan kepada kami dari Abdul Aziz bin Abdillah bin Abi Salamah
dari Abdillah bin Dinar dari Ibnu Umar dari Rasulullah SAW bersabda:
“perbuatan aniaya adalah merupakan kegelapan-kegelapan di hari qiyamat”
dalam bab ini terdapat dari Badillah bin Umar bin Amir, Aisyah, Musa dan
Abu Hurairah. Hadis ini adalah hadis hasan gharib dari hadis ibnu umar.20
Islam, namun dalam kenyataan pasangan suami istri itu kadang-kadang lupa
pertengkaran di antara mereka dan terjadilah apa yang tidak dikehendaki serta
G. Metode Penelitian
1. Pengumpulan Data
(interviewer)”22;
20
Muh Zuhri Dipl. Talf dkk, Tarjamah Sunan at-Tirmidzi, Jilid III, CV. Asy Syifa,
Semarang, tt, hal. 533.
21
Erna Widodo Mukhtar, Konstruksi Ke Arah Penelitian Diskriftif, Avyrouz, Yogjakarta,
2000, hlm.79.
60
c. Dokumentasi yaitu mencari data mengenai hal-hal yang variable yang
22
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktrek, Rineka Cipta,
Jakarta, 1998, hlm.145.
23
Ibid, hlm. 236.
24
Tatang M. Amirin, Menyusun Rencana Penelitian, Rajawali, Jakarta, Cet. III, 1990, hlm.
135.
25
Iqbal Hasan, Analisis Data Penelitian Dengan Statistik, PT. Bumi Aksara, Jakarta, Cet.
1, 2004, hlm. 30.
61
a. Pendekatan Analisis (Analicical Appoach) yaitu mengetahui makna
H. Sistematika Pembahasan
BAB I PENDAHULUAN
B. Penegasan Istilah
C. Rumusan Masalah
E. Telaah Pustaka
F. Kerangka Teori
G. Metodologi Penelitian
H. Sistematika Pembahasan
26
Johnny Ibrahim, Teori dan Metodologi Penelitian Hukum Normatif, Bayu Media
Publishing, Jakarta, Cet II, 2006, hlm. 310
27
Ibid, 321.
62
BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG KEKERASAN DALAM
RUMAH TANGGA
Islam
63
C. Pertimbangan dan Dasar Putusan Hakim Mengenai Perkara
Salatiga.
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
64
BAB II
tindakan atau sikap yang dilakukan dengan tujuan tertentu sehingga dapat
28
“Kekerasan Terhadap Perempuan Berbasis Gender (KTPBG)”, Peket Informasi, Rifka
Annisa Women’s Crisis Center, Jogyakarta, t.t, hlm. 2
65
Pengertian di atas tidak menunjukkan bahwa pelaku kekerasan
yang terjadi hanya sedikit saja yang dapat diselesaikan secara adil, hal ini
kekerasan dalam rumah tangga tetap menjadi rahasia atau aib rumah
tangga yang sangat tidak pantas jika diangkat dalam permukaan atau tidak
29
Herkutanto, Kekerasan Terhadap Perempuan dalam Sistem Hukum Pidana, dalam buku
Penghapusan Diskriminasi Terhadap Wanita, PT. Alumni, Bandung, 2000, hlm. 267-268.
30
Ciciek Farha, Ikhtiar Mengatasi Kekerasan dalam Rumah Tangga belajar dari
kehidupan Rasulullah SAW , PT. Lembaga Kajian Agama dan Jender, Jakarta, Cet. I, Desember
1999, hlm. 22
31
Mansour Fakih, Analisis Gender dan Transformasi Sosial, Pustaka Pelajar, Yogyakarta,
Cet. I, 1996, hlm. 17.
66
setiap perbuatan terhadap seseorang terutama perempuan yang berakibat
tangga.
pelaku bekerja.33
32
UU RI No. 23 tahun 2004 tentang Penghapusan Kekerasan dalam Rumah Tangga.
Pustaka fokusmedia, Bandung, Cet. II, Desember, 2006, hlm. 5
33
Suara Merdeka, 7 Agustus 2007.
67
Bentuk-bentuk kekerasan terhadap perempuan menurut undang-
Pasal 5.
a. Kekerasan fisik
b. Kerasan psikis
Pasal 6
perbuatan yang mengakibatkan rasa sakit, jatuh sakit, atau luka berat”
Pasal 7
Pasal 8
meliputi:
68
b. Pemaksaan hubungan seksual terhadap salah seorang dalam
Pasal 9
orang tersebut.34
Pasal 44
34
op cit, hlm. 5-6
69
atau denda paling banyak Rp 30.000.000,00 (tiga puluh juta
rupiah)
(4) Dalam hal sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan oleh
Pasal 45
70
Pasal 46
Pasal 47
pidana penjara paling lama 15 (lima belas) tahun atau denda paling
Pasal 48
tahun atau denda paling sedikit Rp 25.000.000,00 (dua puluh lima juta
rupiah)”
71
Pasal 49
Dipidana dengan pidana penjara paling lama 3 (tiga) tahun atau denda
yang:
Pasal 50
Pasal 51
Pasal 52
72
Pasal 53
korban KDRT
rumah tangga.
tangga hal ini dapat berupa tidak diberikannya suasana kasih sayang pada
35
op cit, hlm. 16-19.
73
perkembangan jiwa seseorang identifikasi yang timbul pada kekerasan
kekerasan yang tunggal atau berulang, dari yang ringan hingga yang fatal.
rumah tangga dapat dirumuskan menjadi dua, yakni faktor eksternal dan
36
op cit, hlm. 268-270.
74
b. Interpretasi agama, yang tidak sesuai dengan universal agama,
lemah ini dianggap sebagai pihak yang kalah dan dikalahkan. Hal ini
75
bawahannya. Dalam kontek ini misalnya negara terhadap rakyat dalam
kecil.
murah37.
citra diri yang rendah, g), frustasi, h) perubahan situasi dan kondisi, i)
37
Mufidah et al, Haruskah Perempuan dan Anak Dikorbankan? Panduan Pemula Untuk
Pendampingan Korban Kekerasan Terhadap Perempuan dan Anak, PT. PSG dan Pilar Media,
2006, hlm. 8-10.
38
Siti Zumrotun, Membongkar Fiqh Patriarkhis; Refleksi atas Keterbelengguan
Perempuan dalam Rumah Tangga, STAIN Press, Cet.I, 2006, hlm. 103.
76
pemukulan terhadap istri pemerkosaan dalam keluarga dan lain sebagainya
tidak ada masalah, sesuatu yang tabu atau tidak pantas dibicarakan korban,
khususnya lagi adalah istri cenderung diam karena merasa sia-sia. Para
sebagainya. Akibat secara fisik seperti memar, patah tulang, cacat fisik,
adalah jatuhnya harga diri dan konsep diri korban (ia akan melihat diri
pada istri saja, tetapi menimpa pada anak-anak juga. Anak-anak bisa
39
Kristi Poerwandari, Kekerasan Terdahap Perempuan Tinjauan Psikologis dalam buku
Penghapusan Diskriminasi Terhadap Wanita, Alumni, Bandung, 2000, hlm. 283.
77
mengalami penganiayaan secara langsung atau merasakan penderitaan
maupun seksual.
pasangannya.
traumatis bagi anak-anak, mereka sering kali diam terpaku, ketakutan, dan
tidak mampu berbuat sesuatu ketika sang ayah menyiksa ibunya sebagian
lain. Menurut data yang terkumpul dari seluruh dunia anak-anak yang
Selain terjadi dampak pada istri, bisa juga kekerasan yang terjadi
dalam rumah tangga dialami oleh anak. Diantara ciri-ciri anak yang
a. Sering gugup
b. Suka menyendiri
78
c. Cemas
d. Sering ngompol
e. Gelisah
f. Gagap
dari sebuah kehidupan. Anak akan belajar bahwa cara menghadapi tekanan
40
op cit, Farha Ciciek, hlm. 35-37.
79
Al-Qur’an sebagai sumber hukum Islam memang tidak mencakup
1. Kekerasan Fisik
dijadikan dasar pemikiran Surat an-Nisa’ ayat 34. Dalam ayat ini yang
ﻲ
ْ ﺠ ُﺮ ْو ُهﻦﱠ ِﻓ
ُ ﺸ ْﻮ َز ُهﻦﱠ َﻓ ِﻌﻈُﻮ ُهﻦﱠ وَا ْه ُ ن ُﻧ َ ﻲ َﺗﺨْﺎ ُﻓ ْﻮ
ْ ﻼ ِﺗ
وَاﻟ ﱠ...
ﻦ
ﻋَﻠ ْﻴ ِﻬ ﱠ
َ ﻼ َﺗ ْﺒ ُﻐﻮْا
َ ﻃ ْﻌ َﻨ ُﻜ ْﻢ َﻓ
َ ﺿ ِﺮ ُﺑ ْﻮ ُهﻦﱠ ّﻓﺎِن َا
ْ ﺟ ِﻊ وَا ِ اﻟ َﻤﻀَﺎ
...ًﺳ ِﺒﻴْﻼ
َ
“wanita-wanita yang kamu khawatiri Nusyuznya, maka nasehatilah
mereka dan pisahkanlah mereka di tempat tidur mereka, dan pukulah
mereka. Kemudian jika mereka mentaatimu, maka janganlah kamu
mencari-cari jalan untuk menyusahkanya”.
dilakukan suami terhadap istri yang Nusyuz yaitu dengan cara “maka
80
ajarilah mereka” beri mereka petunjuk dan pengajaran, ajarilah
demikian. Tetapi ada pula perempuan yang harus dihadapi dengan cara
yang lebih kasar, maka pakailah cara yang ketiga “dan pukulah
mereka” tentu saja cara yang ketiga ini hanya dilakukan kepada
81
mungkin terlihat berat atau bahkan keras. Hukuman berat di ancam
2. Kekerasan Psikis
Rasulullah karena selalu dicaci maki oleh suaminya Aus bin Samit,
Khaulah seorang muslimah yang taat beribadah dan taat pada suami.
lalu turunlah surat al Mujadalah ayat 1-6 tentang zhihar ayat ini
istrinya44.
mengauli istrinya.
43
Topo Santoso, Membumikan Hukum Pidana Islam, Gema Insani, Jakarta, 2003, hlm. 73.
44
op cit, Siti Zumrotun, hlm. 111.
82
ﻞ
َﺻَ ﷲ ِ لا
َ ﺳ ْﻮ
ُ ِاﻟَﻰ َر:ﺖ ْ ﻋ ْﻨﻬَﺎ ﻗَﺎَﻟ
َ ﷲ ُ ﻰاَﺿ ِ ﺸ َﺔ َر َ ﻦ ﻋَﺎ ِﺋ ْﻋ َ
ﻞ
َ ﺟ َﻌ
َ ل َوَﻼ
َ ﺤَ ﻞ ا ْﻟ
َ ﺠ َﻌ
َ ﺣ ﱠﺮ َم َﻓ
َ ﻦ َﻧﺴَﺎ ِﺋ ِﻪ َو
ْ ﺳﱠﻠ ْﻢ ِﻣ
َ ﻋَﻠ ْﻴ ِﻪ َو
َ ﷲ ُ ا
(ﻦ َآﻔﱠﺎ َر ًة )رواﻩ اﻟﺘﺮﻣﺬى ورواﺗﻪ ﺛﻘﺎت ِ ِﻟ ْﻠ َﻴ ِﻤ ْﻴ
Artinya: dari Aisyah ra. Mengatakan “Rasulullah saw bersumpah illa’
terhadap istri-istrinya dan mengharamkan mereka, kemudian
menjadikan yang haram menjadi halal dan menyebar kafarah
tebusan sumpahnya”. (HR. Tirmidzi)
budak jika ada. Apabila tidak menemukan budak, maka puasa dua
orang miskin.45
laki dan juga kerabatnya. Dalam hal kepemilihan, Islam memberi hak
bagi perempuan untuk memilih jodoh. Semula hak itu ditentukan oleh
wali, setelah Islam datang tuntutan Islam anak gadis yang akan
3. Kekerasan Seksual
45
Ibnu Hajar al Asqolani, Bulughul Maram, PT. Toha Putra, Semarang, tt, hlm. 237
83
Yang dimaksud kekerasan ini adalah pemaksaan aktivitas
seksual oleh satu pihak terhadap pihak lain; suami terhadap istri, atau
istri dalam bentuk fisik dan psikis. (2) Hubungan seksual yang tidak
46
Milda Marlia, Marital Rape Kekerasan Seksual Terhadap Istri, PT, LKiS Pelangi
Aksara, Yogjakarta, Cet. 1, 2007. hlm. 11
47
Ibid, hlm. 13
84
Ayat lain juga menyatakan bahwa suami harus menggauli
bagi istri yang sedang sakit atau tidak enak badan, maka tidak wajib
muasyaroh bil ma’ruf dengan berbuat aniaya kepada pihak yang justru
seharusnya ia lindungi.48
menarik dzakar (penis) keluar dari farji (vagina) pada saat-saat mau
keluar mani. Tiga dari empat madzhab yaitu: Imam Hanafi, Imam
Maliki, dan Hambali sepakat bahwa ‘azl tidak boleh dilakukan begitu
saja oleh suami tanpa seizin istri, dengan alasan dapat merusak
hubungan seksnya. Dengan merujuk pada hadits di atas jelas bagi kita
48
Masdar F. Mas’udi, Islam dan Hak-hak Reproduksi Perempuan, PT. Mizan Hazanah
Ilmu-ilmu Islam, Bandung, Cet. II, 1997, hlm. 113.
85
bahwa dalam hubungan seks dan justru pada detik-detik
kenikmatannya istri sama sekali bukan hanya objek tapi juga menjadi
subjek.49
4. Kekerasan Ekonomis
hukum yang berlaku atau perjanjian antara suami dan istri tersebut.
karena itu seorang suami yang tidak memberi nafkah kepada istrinya
49
Ibid, hlm. 117-118.
86
harus benar-benar dipertimbangkan apakah menurut ajaran agama
b. Keperluan pakaian
4 sπtã$|ʧ9$# ¨ΛÉ⎢ムβr& yŠ#u‘r& ô⎯yϑÏ9 ( È⎦÷⎫n=ÏΒ%x. È⎦÷,s!öθym £⎯èδy‰≈s9÷ρr& z⎯÷èÅÊöムßN≡t$Î!≡uθø9$#uρ
50
Muhammad Thalib, Ketentuan Nafkah Istri dan Anak, PT. Irsyad Baitus Salam,
Bandung, Cet. I, 2000. hlm. 21-22.
87
dengan adanya Iddah, dan larangan mengambil kembali sesuatu yang
ayat 229:
ωr& !$sù$sƒs† βr& HωÎ) $º↔ø‹x© £⎯èδθßϑçF÷s?#u™ !$£ϑÏΒ (#ρä‹è{ù's? βr& öΝà6s9 ‘≅Ïts† Ÿωuρ ...
antara lain:
kecuali wajah istri, sebab hal ini merupakan hak istri manakala istri
c. Istri keluar dari rumah tanpa izin, istri memukul anaknya menangis.
51
Depertemen Agama RI, Al Quran dan Terjemahnya, Yayasan Penyelenggara Penerjemah
al Qur’an, 1997. hlm. 37.
52
Muhammad bin Umar An-Nawawi, Syarah Uqudullujain Etika Rumah Tangga, Pustaka
Amani, Jakarta, Cet II, 2000. hlm. 22.
88
f. Istri tidak mandi haid ketika sudah memasuki waktu suci.53 Hal ini
b. Rasa tidak percaya diri (PD). Rasa tidak PD dapat berarti orang tidak
kepada orang lain, dan merosotnya eksistensi diri hingga tidak lagi
jatuh pada situasi pesimis dalam memandang hidup dan hingga enggan
53
Ibid, 35.
89
melakukan tindakan yang sesuai dengan apa yang diharapkanya. Efek
fatalistic, dan selalu menggantung diri, pada otoritas. Orang yang tidak
54
op cit, hlm. 94.
90
BAB III
1896 berupa Landraad untuk keperluan Warga Negara Asing dan Belanda,
Salatiga terdiri atas tokoh Ahli Hukum pada jaman itu yaitu:
1) Mr. Whirlmink
2) Mr. Carnalis
3) Mr. Peter
5) Mr. Lekkerkarkar
6) Mr. Sebeeler
7) Mr. Rykee
8) Mr. Cayauk
91
12) Mr. R. Soeprapto
2) P. Salamoon
adalah:
1) Mr. Trank
2) Mr. Kresno
1) Mr. Soebiyono
2) Mr. Woeryanto
4) Soenarso, SH.
5) Soeharto, SH.
6) Acmadi, SH.
9) Soetopo, SH.
92
14) Suhartatik, SH.
bagian Utara.
93
Hukum Pengadilan Negeri Salatiga meliputi 4 (empat) Kecamatan
persidangan perkara.
secara prodeo.
disidangkan
menyidangkannya.
lesan
94
8) Berwenang menangguhkan eksekusi untuk jangka waktu tertentu
berlaku.
10) Menetapkan:
- Pelaksanaan lelang
14) Menyediakan buku khusus untuk anggota Hakim Majlis yang ingin
95
membina hakim agar memutus perkara yang diserahkan kepadanya
persidangan.
96
3. Struktur Pengadilan Negeri Salatiga
KETUA
ERWIN TUMPAK PASARIBU, SH. MH.
WAKIL KETUA
SRI HERAWATI, SH. MH
MAJELIS HAKIM
VICTOR TOGI R., SH
HISBULLAH, SH. PANITERA / SEKRETARIS
NELSON P., SH SUTJIPTO HADI, SH.
NINIK H., SH
FERI SUMELANG, SH. WAKIL PANITERA WAKIL SEKRETARIS
SRI PRIHUTAMI SUSI HANDAYANI W., SH.
52
53
Negeri Salatiga.
putusan terhadap adik ipar, satunya lagi putusan terhadap kemenakan dan dua
Kewarganegaraan : Indonesia
Agama : Islam
Pekerjaan : Swasta
Pendidikan : SMA
53
54
Telah membaca:
persidangan
54
55
(dua) tahun
Primair
2005 sekira jam 13.00 WIB atau setidak-tidaknya pada waktu lain di tahun
2005 bertempat di Rumah Jl. Karang Kepoh I Rt. 6/I Kel. Tegalrejo Kec.
55
56
Pada waktu dan tempat seperti tersebut di atas terdakwa BMB Bin
cewek yang bernama GTN” lalu terdakwa bilang “kamu sok tahu” dari
kertas folio mengenai dahi saksi korban sebanyak satu kali, lalu saksi
pelipis mata sebelah kiri sebanyak satu kali, akibat pukulan terdakwa
Kota Salatiga dengan kesimpulan: memar pada pipi kiri, bergaris 0,5 cm
56
57
Subsidair:
pasal 5 huruf a UU. Nomor 23 tahun 2004 yang dilakukan oleh suami
sebagai berikut:
hendak pamitan pergi kepada istri yaitu saksi korban RA kemudian saksi
korban menjawab dengan kata kata “paling kamu keluar bersama cewek
yang bernama “GTN” lalu terdakwa bilang “kamu sok tau” dari kata-kata
Oktober 2005 Kota Salatiga dengan kesimpulan: Memar pada pipi bergaris
57
58
berikut:
1. Setiap Orang
tindak pidana.
58
59
meyakinkan
59
60
60
61
Terdakwa
61
62
MENGADILI
hari Jum’at Tanggal 17 Februari 2006 oleh Kami Eddy Pangaribuan, SH.
diucapkan dalam persidangan yang terbuka untuk umum pada hari kamis
62
63
Rijadi, SH, sebagai Panitera Pengganti dengan dihadiri oleh Wagino, SH,
Nama : AS Bin HM
Kebangsaan : Indonesia
Agama : Islam
Pekerjaan : Pengemudi
Pendidikan : -
63
64
Telah membaca:
Terdakwa:
Persidangan
64
65
yang pada pokoknya agar majlis Hakim yang memeriksa dan mengadili
Pertama:
2006 sekitar jam 17.00 WIB. Atau setidak-tidaknya pada waktu lain dalam
tahun 2006 bertempat di belakang rumah saksi Eko di Dsn. Tanjung Rt.01
65
66
RW.02 Kel. Tingkir Tengah Kec. Tingkir Kota Salatiga atau setidak-
tidaknya pada suatu tepat lain dalam daerah hukum Pengadilan Negeri
mulanya pada hari Selasa tanggal 31 Januari 2006 ketika itu terdakwa
Salatiga kalau istri Terdakwa yang bernama NKH diboking oleh orang lain
dan saat itu juga terdakwa diperlihatkan SMS yang ada pada hand phone
terdakwa yang di ajukan kepada teman kerja istri terdakwa yang bernama
(dua) kali atau setidak-tidaknya lebih dari (satu) kali, akibat pukulan
66
67
oleh dr. Husna, dokter pada bagian pengelola rumah sakit Umum Daerah
Kota Salatiga dengan kesimpulan ; lecet pada dagu bergaris tengah satu
Kedua
sebagai berikut:
Awal mulanya pada hari Selasa tanggal 31 Januari 2006 ketika itu
terdakwa yang bernama NKH diboking oleh orang lain yang saat itu juga
terdakwa diperlihatkan SMS yang ada pada hand phone milik LS yang
67
68
menjadi emosi lalu menjambak rambut saksi NKH sehingga NKH terjatuh
sebanyak 2 (dua) kali atau setidak-tidaknya lebih dari 1 (satu) kali, akibat
Rumah Sakit Umum Daerah Kota Salatiga dengan kesimpulan : lecet pada
dagu bergaris tengah satu centimeter bengkak dan kebiruan pada sudut
Sakit.
keberatan / eksepsi.
68
69
1. Setiap Orang
pidana.
69
70
meyakinkan
yaitu saksi korban NKH Binti Muh. Jupri pada hari Sabtu
70
71
Menimbang : bahwa oleh karena telah terpenuhi unsur ini maka semua
71
72
72
73
bersangkutan.
MENGADILI
73
74
hari Senin tanggal 5 Juni 2006 oleh kami Edi Pangaribuan, SH.MH.
sebagai Hakim Ketua Majlis, Sutiyono, SH. Dan Viktor Togi Rumahorbo,
diucapkan dalam persidangan yang terbuka untuk umum pada hari Senin
adalah penyidikan yaitu serangkaian tindakan penyidik dalam hal dan menurut
74
75
bukti dengan bukti itu membuat terang tentang tindak pidana yang terjadi guna
berikut:55
rumah tangga di kelompokan menjadi tiga landasan, 1). Landasan hukum 2).
pasal 44 ayat (1) yaitu “Setiap orang yang melakukan perbuatan kekerasan
fisik dalam lingkup rumah tangga sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 huruf
a di pidana dengan pidana penjara paling lama 5 (lima) tahun atau denda
Apabila dalam hal sebagaimana di maksud pada ayat (1) dilakukan oleh
suami terhadap istri atau sebaliknya, yang tidak menimbulkan penyakit atau
pidana dengan pidana penjara paling lama 10 (sepuluh) tahun atau denda
55
Wawancara dengan Hakim Ketua Pengadilan Negeri Salatiga pada tanggal 13
September 2006.
75
76
penjara paling lama 15 (lima belas) tahun atau denda paling banyak
Hal ini di jadikan rujukan dasar bagi hakim dalam memutuskan perkara
Kekerasan Dalam Rumah Tangga di tinjau dari hukum formil atau hukum
apakah ia sudah sering melakukan tindak pidana atau baru satu kali. Selain
menyesali perbuatanya dan minta maaf kepada korban atau tidak, terdakwa
pernah dihukum atau tidak. apakah kekerasan terjadi karena kesalahan dari
pihak istri ataukah pihak suami, Dan dengan pertimbangan sesuai dengan
derita yang dialami oleh korban tersebut termasuk luka ringan atau luka berat,
ketentuan yang ada, akan tetapi tidak boleh melebihi ketentuan yang telah di
76
77
juga sering terjadi kekerasan atau kekerasan di anggap hal yang sangat
ada.
Dalam setiap putusan terdapat panjar biaya yang di jatuhkan bagi diri
tindak pidana ringan atau tindak pidana biasa. Sedangkan mengenai pidana
yang dijatuhkan dengan masa percobaan, tidak perlu dijalani. Akan tetapi jika
lalu lintas, maka hukumam yang dijatuhkan tersebut harus dijalaninya terlebih
dahulu.
77
78
BAB IV
RUMAH TANGGA
Rumah Tangga ada dua putusan kekerasan yang di ajukan oleh istri. Maka
dalam analisis ini penulis hanya menganalisis pada dua putusan, yaitu putusan
folio yang mengenai dahi saksi korban sebanyak satu kali, dan kemudian
78
79
dikarenakan memar pada pipi bergaris 5 (lima) centi meter. Dalam kasus
ini terdapat salah paham tentang mantan pacarnya terdakwa yaitu GTN.
cemburu kepadanya.
No. 23 tahun 2004 yang isinya “Setiap orang yang melakukan perbuatan
Pasal 5 huruf a di pidana dengan pidana penjara paling lama 5 (lima) tahun
dalam pasal 44 ayat (1) dilakukan oleh suami terhadap istri atau
79
80
memutuskan:
1.000.
80
81
merasa jengkel ketika mendengar berita bahwa istrinya boking oleh orang
dan dirawat di rumah sakit dengan ketentuan lecet pada dagu bergais
tengah 1 (satu) centi meter dan bengkak pada sudut mata kanan.
81
82
Pasal 5 huruf a di pidana dengan pidana penjara paling lama 5 (lima) tahun
atau denda paling banyak Rp 15.000.000 (lima belas juta Rupiah)” atau
82
83
yang jelas, Majlis Hakim butuh pembuktian tersebut untuk biasa memutuskan
Dasar putusan hakim meliputi dua hal yaitu landasan yang tersurat dan
landasan yang tersirat. Landasa yang tersurat yaitu pasal 44 ayat (1) dan ayat
pidana penjara paling lama 5 (lima) tahun atau denda paling banyak Rp. 15.
”Dalam hal sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan oleh suami
terhadap istri atau sebaliknya yang tidak menimbulkan penyakit atau halangan
83
84
sehari-hari, di pidana dengan pidana penjara paling lama 4 (empat) bulan atau
1. Setiap orang yang dimaksud setiap orang adalah setiap pribadi yang
melakukan perbuatan dapat di pidana artinya sehat jasmani atau rohani dan
cukup umur.
2. Melakukan perbuatan kekerasan fisik dalam lingkup rumah tangga, hal ini
3. Dalam lingkup rumah tangga pasal 2 ayat (1) huruf a UU PKDRT meliputi
undang yang di atur dalam pasal 44 sampai dengan pasal 53. Selain landasan
landasan yang tersirat yaitu landasan filosofi dan landasan sosiologis. Hal ini
hanya diperlakukan dalam hukum formilnya saja. Selain itu semua perkara
yang sah, hal ini sebagai dasar bagi hakim dalam memutuskan perkara. Hakim
84
85
yang ada.
puncaknya menjadi sebuah kriminalitas yang pada mulanya hal seperti ini
dimulai dari stres masalah tekanan ekonomi, suami cemburu buta, ketidak
adilan gender yang dipengaruhi oleh faktor budaya. Dari sekian permasalah ini
yang patut dilakukan suami terhadap istri yaitu dengan cara beri mereka
petunjuk dan pengajaran, ajari mereka dengan baik, sadarkan mereka akan
kesalahanya. Jika dengan cara ini istri tetap saja membangkang, maka
dengan tidak mengajak berbicara tidak boleh lebih dari 3 (tiga) hari. Ada pula
perempuan yang harus dihadapi dengan cara yang lebih kasar, yaitu dengan
cara yang ketiga pukulah mereka, akan tetapi pemukulan ini tidak boleh
membuat luka pada istri. Dalam memukul hendaknya dijauhkan dari tempat-
85
86
boleh sampai melukai, dianjurkan dengan benda yang paling ringan, seperti
Apabila suami telah memberikan nafkah pada istrinya akan tetapi istri
nafkah yang telah diberikanya, artinya jika istri tetap membangkang pada
sebagai imbalan terikatnya istri ditangan suami. Hal ini disepakati oleh imam
istrinya lagi ia harus membayar kifarat yaitu memerdekakan budak jika ada.
56
Meminta kembali nafkah yang telah diberikan pada istrinya ini ada beberapa pendapat.
Pendapat Abu Hanifah dan Abu Yusuf: suami tidak berhak meminta kembali nafkahnya, karena
nafkah itu sekalipun sebagai imbalan dari pengurungan namun di situ ada semi hibungan suami di
samping telah dipegang oleh istri.
86
87
1. Perbedaan
harus dijalani dengan suasana hati yang damai, keseimbangan hak dan
87
88
qishos dan diyat, sedang dalam ta’zir memberi pilihan dan hakim bisa
2. Persamaan
88
89
BAB V
PENUTUP
A. KESIMPULAN
maka pada bab ini penulis menyimpulkan sebagai rumusan terakhir dengan
secara fisik, psikologis atau seksual, baik yang terjadi di area publik
maupun domestik.
89
90
seseorang.
istri) ataupun pemaksaan hubungan seks dengan cara yang tidak wajar,
memaksakan istri untuk berhubungan seks pada saat istri tidak siap
karena lelah, sakit, haid, atau sebab lainya, atau tidak memenuhi
kehendaknya.
secara tekstual, namun harus dilihat juga tujuannya. Yang pada dasarnya
90
91
warahmah. Dari sini jelaslah bahwa kekerasan terhadap istri dalam rumah
tidak memberatkan salah satu pihak, karena sudah sesuai dengan hukum
akan tetapi secara tidak langsung prinsip Hukum Islam sudah terkandung
didalamnya.
91
92
B. SARAN
dilakukan karena sampai saat ini banyak masyarakat yang belum tahu UU
hanya kaum perempuan saja tapi juga laki-laki agar mereka lebih dapat
3. Agar para istri yang menjadi korban kekerasan dalam rumah tangga jangan
takut untuk melaporkan kasusnya pada pihak yang berwenang, kalau hal
92
93
DAFTAR PUSTAKA
Farha Ciciek, Ikhtiar Mengatasi Kekerasan dalam Rumah Tangga belajar dari
kehidupan Rasulullah SAW , PT. Lembaga Kajian Agama dan Jender,
Jakarta, Cet. I, Desember 1999.
Hasan Iqbal, Analisis Data Penelitian Dengan Statistik, PT. Bumi Aksara,
Jakarta, Cet. 1, 2004.
93
94
Ibrahim Johnny, Teori dan Metodologi Penelitian Hukum Normatif, Bayu Media
Publishing, Jakarta, Cet II, 2006.
JST. Simorangkir, et. al, Kamus Hukum, Sinar Grafika, Jakarta, Cet. VI, 2000.
Kasir Ibnu, Tafsir Ibnu Kasir, diterjemahkan oleh Bahreisy Salim, dalam buku
Tarjamah Tafsir Ibnu Kasir, Jilid II, PT, Bina Ilmu, Surabaya,1990.
Marlia Milda, Marital Rape,Kekerasan Seksual Terhadap Istri, PT, LKiS Pelangi
Aksara, Yogjakarta, Cet. 1, 2007.
94
95
Nakiyah Siti, Kekerasan Terhadap Istri Dalam Rumah Tangga Sebagai Alasan
Perceraian, (Studi Kasus di Pengadilan Agama Salatiga ) Skripsi untuk
mempereh gelar S-1 pada Ilmu Hukum Islam, STAIN Salatiga, 2004.
Santoso Topo, Membumikan Hukum Pidana Islam, Gema Insani, Jakarta, 2003.
Thalib Muhammad, Ketentuan Nafkah Istri dan Anak, PT. Irsyad Baitus Salam,
Bandung, Cet. I, 2000.
UU RI No. 8 tahun 1981, tentang Hukum Acara Pidana, PT. Karya Anda,
Surabaya, tt.
95
96
Zuhri Muh, Dipl. Talf dkk, Tarjamah Sunan at-Tirmidzi, Jilid III, CV. Asy Syifa,
Semarang, tt, hal. 533.
96
97
Pengalaman Organisasi :
97