Anda di halaman 1dari 21

Tektonika pada dasarnya mempelajari struktur geologi dalam skala regional hingga global.

Oleh karenanya dalam pembahasan lebih ditekankan pada materi yang berkaitan dengan
teori

Tektonik

Global

atau

dikenal

sebagai

teori

Plate

Tektonik.

Dalam materi yang akan di bahas di dalamnya dititikberatkan pada masalah teori Plate
Tektonik beserta Structural Styles dan Habitat strukturnya yang terbentuk akibat aktifitas gerak
antar lempeng. Seperti diketahui bahwa pada dasarnya kulit bumi terdiri atas berbagai macam
mozaik yang masing - masing dapat berbeda jenis dan saling bergerak. Gerak lempeng pada
dasarnya horisontal sehingga gerak antar lempeng dapat saling berpapasan ( transform ),
bertumbukan (subduction / obduction) atau bergerak saling menjauh (rifting). Masing - masing
lingkungan tektonik ini (habitat) akan menghasilkan produk batuan dan struktur yang khas.
Sebelum membahas masalah tektonika akan dijelaskan

kembali mengenai materi geologi

struktur secara garis besar dengan maksud untuk mengingatkan kembali agar lebih mudah
memahami kuliah Tektonika.
Sistem tegasan yang bekerja pada suatu material / batuan dapat menyebabkan terjadinya
perubahan atau deformasi. Apabila tegasan tersebut menyebabkan batuan pecah dan pecahannya
relatif saling bergerak maka bidang patahannya dinamakan sebagai struktur patahan atau struktur
sesar (brittle failure). Pada ujung atau tepi jalur patahan, umumnya batuan terdeformasi
berupa lipatan yang mencerminkan semi brittle/ductile.
Gerak suatu batuan akibat proses pensesaran terjadi disepanjang bidang sesarnya, sedangkan
arah geraknya dapat diketahui dari jejak-jejak pergeserannya berupa gores garis (Slicken line),
atau indikasi lainnya seperti drag fault dsb.

Secara garis besarnya, gerak sesar ini dibedakan menjadi gerak mendatar (strike slip), gerak
vertikal (dip slip) dan gerak miring (oblique slip). Strike slip terjadi apabila Pembentukan masing
- masing jenis gerak sesar ini dipengaruhi oleh sistem tegasan.

SESAR ( FAULT )
1.2.1. TERMINOLOGI SESAR
Beberapa ahli geologi struktur secara umum mengartikan struktur sesar sebagai bidang rekahan
yang disertai oleh adanya pergeseran. Beberapa definisi yang lengkap dari sebagian ahli
geologi struktur tersebut, antara lain :

Billing (1959) : Sesar didefinisikan sebagai bidang rekahan yang disertai oleh adanya pergeseran
relatif (displacement) satu blok terhadap blok batuan lainnya. Jarak pergeseran tersebut dapat
hanya beberapa milimeter hingga puluhan kilometer, sedangkan bidang sesarnya mulai dari yang
berukuran beberapa centimeter hingga puluhan kilometer.

Ragan (1973) : Sesar merupakan suatu bidang rekahan yang telah mengalami pergeseran.

Park (1983) : Sesar adalah suatu bidang pecah (fracture) yang memotong suatu tubuh batuan
dengan disertai oleh adanya pergeseran yang sejajar dengan bidang pecahnya.

GEOMETRI DAN KLASIFIKASI

Unsur-unsur geometri sesar penting dipelajari untuk mengetahui sifat gerak dari proses
pensesaran, disamping digunakan sebagai dasar dalam penamaan jenis sesar sesuai dengan
klasifikasi sesar yang ada.

2.1. Geometri Sesar dan tata nama

Untuk mempelajari sesar terlebih dahulu harus mengetahui unsur-unsur geometri dari sesar itu
sendiri.

Beberapa

unsur

geometri

sesar

yang

perlu

diketahui,

antara

lain

a. Fault surface (Bidang Sesar) adalah bidang pecah pada batuan yang disertai oleh adanya
pergeseran
b. Fault line (Garis Sesar) adalah garis yang dibentuk oleh perpotongan bidang sesar dengan
permukaan

bumi.

c.

Fault

d.

trace

Fault

adalah

outcrop

jejak

adalah

sesar

singkapan

sesar

e.

Fault

scarp

adalah

gawir

sesar

f.

Fault

zone

adalah

zona

sesar

g.

Fault

dinding

sesar

h.

Hanging

i.

Foot

Wall

j.

Hade

adalah

wall

Wall

adalah
adalah

sudut

adalah
blok

blok
lancip

yang
yang

antara

berada
berada

bidang

di

atas

bidang

sesar

di

bawah

bidang

sesar

sesar

dengan

bidang

vertikal

k. Slip adalah pergeseran relatif antara dua titik yang sebelumnya saling berimpit.
l. Strike slip fault adalah pergeseran blok pada bidang sesar yang sejajar dengan jurus bidang

sesarnya.
m. Dip slip fault adalah pergeseran blok pada bidang sesar yang tegak lurus terhadap jurus
bidang

sesarnya

n.

Heave

o.

Throw

atau
adalah

sejajar
jarak

adalah

jarak

dengan

arah

pergeseran
pergeseran

kemiringan
pada

bidang
bidang

pada

bidang

sesarnya.
horisontal
vertikal

p. True displacement adalah arah dan besarnya jarak pergeseran blok yang sebenarnya
q. Dip of fault adalah sudut yang dibentuk antara bidang sesar dengan bidang horisontal
r. Strike of fault adalah garis yang dibentuk oleh perpotongan bidang sesar dengan bidang
horisontal.
s. Sense of displacement adalah gerak relatif suatu blok terhadap blok yang berada di
hadapannya ( Untuk strike slip adalah sinistral atau dekstral, sedangkan untuk dip slip adalah
normal

atau

naik).

t. Separation atau pergeseran semu adalah jarak tegak lurus antara dua blok yang bergeser dan
diukur

pada

bidang

sesar.

u. Strike separation adalah komponen separation yang diukur sejajar terhadap jurus bidang sesar.
v. Dip separation adalah komponen separation yang diukur sejajar dengan kemiringan bidang
(dip)

sesar.

w. Slicken side atau cermin sesar adalah bidang sesar yang permukaannya licin.
x. Slicken line atau gores garis adalah jejak pergeseran berupa garis-garis lurus (kadang
melengkung)

yang

disebabkan

oleh

gerusan

antar

blok

yang

saling

bergesekan.

y. Pitch adalah sudut lancip yang dibentuk antara gores garis dengan jurus bidang sesar.

2.2.

Klasifikasi

Sesar

dapat

a.
b.
c.

relatifnya

berdasarkan

pola
(Sense

of

Rake

d.
e.

diklasifikasikan

Orientasi
Gerak

Sesar

tegasan

displacement)

dan

dari

of

unsur

geometrinya.
slip.

dan

fault

f.

utama.

net

Separation
Dip

dan

pitch

slip.
of

net

Tipe

slip.

gerakannya.

Di bawah ini akan dibahas beberapa pendapat ahli geologi struktur dalam membuat klasifikasi
sesar,

yaitu

antara

lain

1. Anderson (1951), membuat klasifikasi sesar berdasarkan pada pola tegasan utama sebagai
penyebab terbentuknya sesar (Gambar 2.1). Berdasarkan pola tegasannya ada 3 (tiga) jenis sesar,
yaitu sesar naik (thrust fault), sesar normal (normal fault) dan sesar mendatar (wrench fault).
1) posisinya vertikala. Normal fault, jika tegasan utama atau tegasan maksimum (
2) posisinya vertikalb. Wrench fault, jika tegasan menengah atau intermediate (
3)

posisinya

vertikal.c.

Thrust

fault,

jika

tegasan

minimum

), pergeseran vertikal atu throw (RV), pergeseran transversal atau heave (RHT) dan pergeseran
longitudinal (RHL). Jenis sesar di dalam klasifikasi ini tergantung pada besarnya nilai RHL dan
RHT. RHL dan RHT ditentukan berdasarkan besarnya pitch dan dip. Secara matematis

adalah :2. Angelier (1979), membuat klasifikasi sesar berdasarkan gerak relatifnya (Sense of
displacement) dan unsur geometrinya (Gambar 2.2.), berupa gores-garis (R), pitch (i), sudut
kemiringan

(dip)

bidang

RHL

RHT

RV

=
=

cos

R
R

sesar

sin

cos

sin

sin

Berdasarkan pada nilai RHL dan RHT, maka sesar dapat dikelompokan menjadi :
a.
b.
c.
d.

Sesar

naik/normal

Sesar
Sesar
Sesar

mendatar,

yaitu

mendatar

naik/normal,

atau

normal

murni,

mendatar

murni

naik

apabila

apabila

apabila

apabila

RHT

RHL

RHT
RHL

>

>

90%
90%

>

RHL

>
(Pitch
(Pitch

RHT
>
<

).80
).10

3. Billing (1977), Ada 5 (lima) aspek dalam membuat klasifikasi sesar, yaitu :
1).

Rake

dari

net

slip.

2). Kedudukan sesar relatif terhadap kedudukan batuan yang ada di sekitarnya,
3).

Pola

4).

Sudut

5).

Pergerakan

sesar,
kemiringan

sesar

relatif

sesar.

Penjelasan masing-masing klasifikasi sesar tersebut di atas adalah sebagai berikut :


Berdasarkan Rake dari net slip, sesar dikelompokan menjadi 3 (tiga) jenis, yaitu strike slip fault,
dip

slip

fault

dan

diagonal

slip

fault.

.a. strike slip fault, apabila net slip sejajar dengan jurus bidang sesar. Dalam hal ini tidak

ditemukan

komponen

dip

slip

atau

besarnya

rake

net

slip

.b. Dip slip fault, apabila tidak ditemukan komponen strike slip atau rake net slip = 90
atau mempunyai komponen strike slip dan dip slip. dan lebih kecil dari 90c. Diagonal slip
fault,

apabila

rake

net

slip

lebih

besar

dari

Berdasarkan kedudukan sesar relatif terhadap kedudukan batuan yang ada di sekitarnya.
Berdasarkan hal tersebut di atas, ada 6 (enam) jenis sesar, yaitu Sesar jurus (Strike fault), Sesar
perlapisan (Bedding fault), Sesar kemiringan (Dip fault), Sesar diagonal (Oblique or diagonal
fault), Sesar Longitudinal (Longitudinal fault) dan Sesar transversal (Transverse fault).
Sesar jurus (Strike fault) adalah sesar yang arah jurusnya sejajar dengan arah jurus batuan di
sekitarnya

(Gambar

2.3).

Sesar perlapisan (Bedding fault) adalah sesar yang jurusnya sejajar dengan bidang perlapisan
batuan

(Gambar

2.4).

Sesar kemiringan (Dip fault) adalah sesar yang jurusnya tegak lurus terhadap jurus perlapisan
batuan

di

sekitarnya

(Gambar

2.5).

Sesar diagonal (Oblique or diagonal fault) adalah sesar yang jurusnya membentuk sudut lancip
dengan

jurus

lapisan

batuan

yang

ada

di

sekitarnya

(Gambar

2.6).

Sesar Longitudinal (Longitudinal fault) adalah sesar yang jurusnya sejajar dengan jurus struktur
regional

di

daerah

tersebut

(Gambar

2.7).

Sesar transversal (Transverse fault) adalah sesar yang arah jurusnya membentuk sudut atau
tegak lurus terhadap arah umum jurus lapisan batuan di daerah dimana sesar tersebut berada
(gambar

2.8).

Berdasarkan Pola sesar, jenis sesar terdiri atas Sesar sejajar (parallel fault), Sesar en echelon,

Sesar

periferal

(Peripheral

fault)

dan

Sesar

radial

(Radial

fault).

Sesar sejajar (parallel fault) adalah kumpulan sesar yang memiliki jurus dan kemiringan yang
relatif

sama

(Gambar

2.9).

Sesar en echelon adalah kumpulan sesar yang relatif pendek dan saling tumpang tindih (gambar
2.10).
Sesar periferal (Peripheral fault) adalah kumpulan sesar berbentuk lingkaran atau setengah
lingkaran

yang

mengelilingi

suatu

daerah

(Gambar

2.11).

Sesar radial (Radial fault) adalah suatu sistem sesar yang mengumpul pada suatu titik atau
menyebar

dari

satu

titik

(Gambar

2.12).

Berdasarkan pada Sudut kemiringan sesar, jenis sesar ada 2 (dua) macam, yaitu sesar bersudut
besar

dan

sesar

bersudut

kecil.

(Gambar 2.13). Sesar bersudut besar (hight angle fault) adalah sesar yang sudut
kemiringannya

lebih

besar

dari

45

(Gambar 2.14). Sesar bersudut kecil (low angle fault) adalah sesar yang sudut kemiringannya
lebih

kecil

dari

45

5). Pergerakan relatif sesar, ada 4, yaitu sesar naik, sesar mendatar, sesar normal dan sesar
oblique.

4.

Ragan

(1959),

membuat

klasifikasi

sesar

berdasarkan

a).

separation

b).

slip.

Penjelasannya

adalah

sebagai

berikut

a. Berdasarkan Separation (Gambar 2.15), sesar dikelompokan mejadi 3 (tiga), yaitu Dip
separation

fault,

Strike

separation

fault

dan

Combined

separation

fault.

Dip separation fault, terdiri atas Normal separation fault, reverse separation fault dan Thrust
separation

fault.

Strike separation fault, terdiri atas Left lateral separation fault dan Right separation fault.
Combined dip and strike separation fault, merupakan kombinasi dip dan strike separation,
misalnya

Normal

left

lateral

separation

fault,

dsb.

b. Berdasarkan Slip (Gambar 2.16), sesar dikelompokan menjadi 3 (tiga) jenis, yaitu Dip slip,
Strike

slip

dan

Oblique

slip.

Dip slip, terdiri atas Normal slip fault, Reverse slip fault dan Thrust slip fault.

Strike

slip,

terdiri

atas

Right

lateral

slip

fault

dan

Left

lateral

slip

fault.

Oblique slip, terdiri atas Normal right lateral slip fault dan reverse left lateral slip fault.

5. Rickard (1972), mengklasifikasikan sesar berdasarkan dip of fault dan pitch of net slip.
Berdasarkan parameter tersebut jenis sesar ada 6 kelompok besar, yaitu Left slip, Right slip,
Thrust slip, Reverse slip, Normal slip dan lag slip. Jenis sesar dapat merupakan kombinasi dari
ke enam kelompok jenis sesar tersebut, sehingga secara keseluruhan dijumpai ada 22 jenis sesar
(Gambar 2.17), yaitu : Thrust slip fault (1), Reverse slip fault (2), Right thrust slip fault (3),
Thrust right slip fault (4), Reverse right slip fault (5), Right reverse slip fault (6), Right slip fault
(7), Lag right slip fault (8), Right lag slip fault (9), Right normal slip fault (10), Normal right slip
fault (11), Lag slip fault (12), Normal slip fault (13), Left lag slip fault (14), Lag left slip fault

(15), Normal left slip fault (16), Left normal slip fault (17), Left slip fault (18), Thrust left slip
fault (19), Left thrust slip fault (20), Left reverse slip fault (21), Reverse left slip fault (22).

6. Spencer (1988), mengklasifikasikan sesar berdasarkan tipe gerakannya, yaitu sesar translasi
dan
a.

sesar
Sesar

translasi

adalah

rotasi
jenis

sesar

yang

(Gambar
pergerakannya

2.18).

sepanjang

garis

lurus.

b. Sesar rotasi adalah jenis sesar yang sifat pergeserannya mengalami perputaran.

2.3.

Sistem

Sesar

Secara umum ada 3 (tiga) kelompok sesar utama, yaitu sesar naik, sesar normal dan sesar
mendatar. Sebenarnya ada satu jenis sesar lainnya, yaitu sesar miring (Oblique fault), yang
merupakan

kombinasi

dari

beberapa

jenis

sesar.

Terbentuknya struktur sesar di suatu daerah umumnya tidak tunggal, artinya suatu sesar yang
terbentuk akibat tektonik (waktu dan tempatnya sama) disuatu daerah selalu terjadi lebih dari
satu jalur sesar dengan ukuran yang bervariasi. Kelompok struktur sesar demikian dinamakan
sistem

2.3.1.

sesar.

SESAR

NAIK

Sesar naik atau Thrust fault, terjadi apabila hanging wall relatif bergerak naik terhadap foot wall.
Berdasarkan sistem tegasan pembentuk sesarnya, posisi tegasan utama dan tegasan minimum
adalah

horizontal

dan

tegasan

menengah

adalah

vertikal

(Gambar

2.19).

Umumnya sesar naik tidak pernah berdiri sendiri atau berkembang tunggal. Sesar selalu
membentuk suatu zona (fault zone), sehingga pada zona sesar dijumpai sejumlah bidang sesar.
Masing-masing bidang sesar tersebut membentuk pola yang sama, yaitu bidang sesar umumnya
memiliki arah kemiringan yang sama dan arah jalur sesarnya relatif sama. Sejumlah sesar naik
(Thrust zone) yang terbentuk pada periode tektonik yang sama dinamakan sebagai Thrust
Systems (Boyer dan Elliott, 1982). Pada Thrust System (Gambar 2.20), ada dua jenis pola sesar
utama, yaitu Imbricate Fan dan Duplexes. Pola struktur Imbricate Fan dicirikan dengan adanya
Thrust sheet yang di dalamnya berkembang struktur lipatan asimetri dan rebah mengikuti arah
Tectonic transport, sedangkan di dalam pola Duplex , Thrust sheet dilingkupi oleh sesar (Boyer
dan

Elliott,

1982).

Sesar naik dengan pola Imbricate fan atau pola susun genteng dibedakan menjadi 2 (dua) jenis,
yaitu Trailling imbricate fan dan Leading imbricate fan. Kedua jenis pola sesar tersebut
dibedakan berdasarkan besarnya jarak pergeseran (Dispclacement). Trailling imbricate fan
dicirikan oleh adanya displacement yang besar pada bagian paling belakang dari seluruh sesar
naik (dilihat dari Tectonic transport), sebaliknya dinamakan Leading imbricate fan.
Sesar naik dapat dibedakan jenisnya berdasarkan pada posisi bidang sesar terhadap sumbu
lipatan dan arah tectonic transport. Sesar naik yang terbentuk dibagian belakang sumbu lipatan
dinamakan sebagai Forelimb thrust, sedangkan yang berkembang dibagian depan sumbu lipatan

dinamakan sebagai Backlimb thrust. Berdasarkan pada tectonic transportnya, sesar naik
dibedakan menjadi Back thrust dan Fore thrust. Apabila gerak relatif dari sesar naik searah
dengan pada tectonic transportnya,, maka sesar naik tersebut dinamakan sebagai fore thrust dan
sebaliknya dinamakan sebagai Back thrust. Back thrust yang terbentuk di dalam Thrust system
dapat

membentuk

Pop-up

dan

Triangle

zone.

Didalam Thrust system, posisi bidang sesar dapat relatif sejajar dengan bidang lapisan batuan
yang dinamakan sebagai flat dan apabila memotong bidang lapisan dinamakan sebagai ramp.
Apabila posisi flat searah dengan Tectonic transport dinamakan frontal ramp dan sebaliknya
dinamakan

sebagai

back

thrust.

Gerak relatif suatu blok terhadap blok yang lainnya dapat terjadi sepanjang flat dan ramp. Blok
hanging wall yang menumpang di atas flat dinamakan sebagai hangingwall ramp sedangkan blok
foot

wall

yang

berada

di

bagian

ramp

dinamakan

sebagai

footwall

ramp.

Terbentuknya sejumlah sesar naik tidak terjadi secara bersamaan melainkan terbentuk secara
berurutan (Sequence of thrusting). Apabila urutan pembentukan sesar naiknya makin muda ke
arah hanging wall dinamakan sebagai overstep dan jika terjadi sebaliknya dinamakan sebagai
piggyback.
Pembentukan sesar naik selalu berasosiasi dengan pembentukan lipatan, oleh karenanya pola
lipatan dan sesar naik yang terbentuk relatif bersamaan dinamakan sebagai lipatan anjakan
(Thrust fold belt atau Fold thrust belt). Contoh pola struktur demikian dijumpai di daerah
Majalengka

(Haryanto,

1999),

dan

di

daerah

lain

seperti

di

Kalimantan

timur.

Urutan pembentukan sesar naik di dalam jalur lipatan anjakan (Gambar 2.21) dimulai di sekitar
jalur gunungapi dan semakin jauh dari jalur gunungapi pembentukan sesar naiknya terjadi paling
akhir

(Lowell,

1985).

2.3.2.

SESAR

MENDATAR

Sesar mendatar (Strike slip fault atau Transcurent fault atau Wrench fault) adalah sesar yang
pembentukannya dipengaruhi oleh tegasan kompresi. Posisi tegasan utama pembentuk sesar ini
adalah horizontal, sama dengan posisi tegasan minimumnya, sedangkan posisi tegasan menengah
adalah

vertikal.

Umumnya bidang sesar mendatar digambarkan sebagai bidang vertikal, sehingga istilah hanging
wall dan foot wall tidak lazim digunakan di dalam sistem sesar ini. Berdasarkan gerak relatifnya,
sesar

ini

dibedakan

menjadi

sinistral

(mengiri)

dan

dekstral

(menganan).

terhadap tegasan utama. Sesar orde I baik dekstral maupun sinistral merupakan sesar utama
yang pembentukannya dapat terjadi bersamaan atau salah satu saja. Selanjutnya sesar orde II
mempunyai ukuran yang lebih kecil dan membentuk sudut tertentu terhadap sesar orde I. Lebih
lanjut lagi dijumpai orde sesar yang lebih kecil lagi.Moody dan Hill (1956), membuat model
pembentukan sesar mendatar yang dikaitkan dengan sistem tegasan. Di dalam model tersebut
dijelaskan

bahwa

sesar

orde

membentuk

sudut

kurang

lebih

30

Berdasarkan percobaan laboratorium, pembentukan rekahan yang diakibatkan oleh adanya


tekanan diawali oleh rekahan yang berukuran kecil dan apabila peoses ini berlangsung terus
rekahan kecil tersebut berkesinambungan dan akhirnya membentuk rekahan utama. Berdasarkan
hasil percobaan tersebut, maka penamaan sesar orde I, II dst, bukan menunjukan urutan
pembentukan sesar, melainkan menunjukan ukuran serta hubungan sudut satu sesar dengan sesar
lainnya.
Ada persyaratan tertentu dalam menerapkan konsep Moody dan Hill (1954), yaitu model ini

berlaku apabila pembentukan sesarnya bukan merupakan akibat reaktivasi sesar pada batuan
dasar

atau

dengan

kata

lain

sesarnya

merupakan

sesar

primer.

Apabila pembentukan sesar mendatar ini merupakan reaktivasi dari sesar pada batuan dasar,
maka konsep Moody dan Hill (1954) tidak tepat diterapkan. Untuk kepentingan analisis dalam
kasus ini digunakan model dari Price dan Cosgrove (1956). Model pembentukan struktur yang
terakhir

ini

akan

dibahas

pada

sub

bab

selanjutnya.

Seperti halnya sesar naik, sesar mendatarpun umumnya tidak berdiri tunggal melainkan terdiri
dari beberapa bidang sesar yang selanjutnya membentuk zona sesar (fault zone). Di dalam zona
sesar mendatar, umumnya sesar ini membentuk segmen-segmen sesar yang merencong (enechelon).
Naylor dkk (1986), membuat percobaan laboratorium untuk mengetahui mekanisme
pembentukan sesar mendatar. Dalam percobaan tersebut pembentukan sesar terjadi secara
bertahap,

yaitu

terhadap tegasan utama. Tahap I : Terjadi sejumlah rekahan yang disertai oleh pergeseran
mendatar sepanjang 2,1 cm. Masing-masing rekahan tersebut saling terpisah dan posisinya saling
merencong pada arah yang relatif sama (en-echelon synthetic Riedel Shear atau R shears) dan
membentuk

sudut

lancip

sekitar

17

terhadap tegasan utama. Tahap II : Terbentuk pergeseran sepanjang 2,8 cm dan mulai
membentuk short-lived splay fault (S) yang membentuk sudut lebih besar dari 17
Tahap

III.

Terbentuk

2.3.3.

SESAR

NORMAL

Sesar normal (Ekstensional fault) terbentuk akibat adanya tegasan ekstensional (gaya tarikan),
sehingga pada bagian tertentu gaya gravitasi lebih dominan. Kondisi ini mengakibatkan
dibeberapa bagian tubuh batuan akan bergerak turun yang selanjutnya lazim dikenal sebagai
proses

pembentukan

sesar

normal.

Sesar normal terjadi apabila Hanging wall relatif bergerak ke bawah terhadap foot wall. Gerak
sesar normal ini dapat murni tegak atau disertai oleh gerak lateral (sinistral atau dekstral). Sistem
tegasan pembentuk sesar normal adalah ekstensional, dimana posisi tegasan utamanya vertikal
sedangkan

kedudukan

tegasan

menengah

dan

minimum

adalah

lateral.

Sesar normal umumnya terbentuk lebih dari satu bidang yang posisinya relatif saling sejajar.
Apabila bidang sesarnya lebih dari satu buah, maka bagian yang tinggi dinamakan sebagai horst
dan bagian yang rendah dinamakan sebagai graben. Selanjutnya apabila jenjang dari bidang sesar
normal ini hanya berkembang di salah satu sisi saja (gawir sesar hanya dijumpai pada salah satu
lereng saja), maka kelompok sesar tersebut lazim dinamakan sebagai half graben dan apabila
jenjang bidang sesar normalnya berpasangan maka dinamakan sebagai graben. Berdasarkan pada
bentuk bidang sesar, maka sesar normal ini dapat dibedakan menjadi 2 macam, yaitu Planar
Ekstensional Fault dan Listric Ekstensional Fault. Selanjutnya Planar ekstensional fault
berdasarkan ada tidaknya rotasi, dibedakan menjadi Non-rotational planar fault dan Rotational
planar

fault.

Secara lokal, pembentukan sesar normal dapat terjadi akibat sistem tegasan kompresional.
Terbentuknya Pull apart basin, merupakan salah satu contoh dalam kasus ini. Contoh ideal dari
pembentukan pull apar basin adalah terbentuknya beberapa rendahan atau cekungan (dapat

berupa danau). Di beberapa lokasi sepanjang jalur Sesar Semangko, dijumpai beberapa danau
yang pembentukannya dikontrol oleh sesar ini. Pembentukan sesar Semangko ini dipengaruhi
oleh sistem tegasan kompresional, sedangkan pembentukan danaunya sendiri dipengaruhi oleh
tegasan ekstensional. Dalam kasus ini pembentukan pull apart terjadi pada bagian sesar en
echelon.
Di dalam eksplorasi migas, ekstensional fault sistim sangat penting dipelajari, karena sistem
sesar ini mengontrol pembentukan tinggian dan cekungan. Model geometri cekungan sangat
dipengaruhi oleh pola struktur sesarnya yang selanjutnya mempengaruhi geometri dari cekungan
itu sendiri. Graben dan half graben merupakan dua model bentuk cekungan yang seluruhnya
dikontrol oleh pola sesarnya. Selanjutnya dari kontrol struktur ini juga akan diketaui apakah
bentuk

cekungan

ini

simetri

atau

asimetri.

Dalam geometri cekungan asimetri half graben, sesar normal yang berkembang pada batas-batas
cekungan dapat berupa simple border fault system atau distributary border fault system.
Selanjutnya pada sisi lain dari suatu cekungan dapat berupa flexure shoulder dan atau fault
shoulder.

Planar

Ekstensional

Fault

Planar ekstensional fault adalah sesar normal dengan bidang sesar datar atau semu datar (sedikit
lengkungan). Gerak sesarnya dapat/tanpa disertai oleh rotasi. Ada berbagai macam jenis
sesarnya, antara lain : Planar non-rotational faulting, Planar rotational faulting (rigid dominous),
Sigmoidal rotational faulting (soft dominous), Planar detachment faulting,
detachment

Kinked planar
faulting.

Planar rotational faulting (rigid dominous) adalah sesar dengan bidang datar yang disertai oleh

rotasi

batuan

yang

disesarkannya.

Sigmoidal rotational faulting (soft dominous) adalah sesar normal dengan bidang sesar agak
lengkung

dan

disertai

oleh

gerak

rotasi.

Planar detachment faulting adalah sesar normal dengan bidang datar yang tidak menerus ke
bagian basement. Di bagian tertentu dapat diikuti oleh sesar sekunder yang dapat menghasilkan
roll-over

dan

crestal

collapse.

Kinked planar detachment faulting adalah sesar normal dengan bidang datar tertekuk yang juga
tidak menembus basement. Pada bagain tertentu dapat diikuti oleh sesar sekunder yang dapat
mengakibatkan

Listric

terbentuknya

roll

over

Ektensional

dan

crestal

collapse.

Fault

Listric ekstensional fault dicirikan oleh bidang sesar yang melengkung (curve), semakin ke arah
atas, bidang sesarnya semakin tegak sedangkan ke arah bawah semakin melandai bahkan dapat
horisontal. Ciri lain dari sesar ini adalah dijumpainya roll-over anticline dengan bagian puncak
umumnya disertai oleh amblasan (collapse graben). Sesar ini dapat berdiri sendiri misalnya pada
basal detachment atau dapat pula berpasangan seperti di dalam imbricated system.
Di dalam zona sesar ini, bagian hanging wall umumnya disertai oleh sejumlah sesar lain yang
ukurannya lebih kecil. Sesar-sesar sekunder ini dapat bersifat sebagai antithetic atau synthetic
terhadap sesar utamanya. Berdasarkan pada geometrinya, sesar listric ini dapat dibedakan
menjadi : Listric faulting-concave upwards, listric faulting-convex upwards dan listric faultingramp/flat

trajectories.

Listric faulting-concave upwards adalah sesar normal dengan bidang sesar melengkung yang
sifatnya cekung ke arah atas. Jika diiukti oleh sesar sekunder dapat menghasilkan roll-over dan

crestal collapse. Jenis sesar ini termasuk ke dalam decollment yang tidak menembus basement.
Listric faulting-convex upwards adalah sesar normal dengan bidang sesar melengkung yang
sifatnya cembung ke arah atas. Jika diiukti oleh sesar sekunder dapat menghasilkan roll-over dan
crestal collapse. Jenis sesar ini termasuk ke dalam decollment yang tidak menembus basement.
Listric faulting-ramp/flat trajectories adalah sesar normal dengan bidang sesar melengkung
yang dicirikan pada bagian hanging wall yang berstruktur kompleks. Pada bagian hanging wall
ini berkembang sejumlah struktur sekunder baik yang sifatnya synthetic maupun anthitetic.
Anticline roll over dan crestal collapse juga berkembang pada blok hanging wall.

Dalam skala regional seringkali pola struktur berkembang dengan kompleks sehingga jenis sesar
normal yang berkembang merupakan kombinasi dari berbagai macam geometri. Penelitian
mengenai kompleks sesar normal dapat diteliti melalui data singkapan atau berasal dari data
seismic. Unsur terpenting dalam penelitian ini adalah mengamati pola/geometri, fault surface dan
fault block yang terbentuk selama proses deformasi. Contoh kasus mengenai masalah di atas
seperti yang ditemukan di daerah turki. Di daerah ini tersingkap batuan sediment tua yang
tersesarkan secara intensif. Dengan mengamati pola/geometri, fault surface dan fault block,
disimpulkan pola sesarnya sebagai convex upwards to sigmoidal domino style. Di dalamnya juga
berkembang anticline roll over yang disertai oleh crestal collapse graben. Contoh lainnya adalah
pola struktur Steepening donward kinks dengan bidang sesar memotong sejumlah bidang
lapisan batuan. Di dalam contoh yang terakhir, juga berkembang crestal collapse graben. Kedua
contoh struktur di atas juga membentuk pola struktur sekunder yang di dalamnya berkembang
antithetic

dan

synthetic

terhadap

sesar

utamanya.

Linked

Listric

Fault

System

Gibbs (1984) memodifikasi klasifikasi listric fault ke dalam system duplex dan imbricated fan
system. Penamaan Duplex (dalam hal ini extensional duplexes) di dalam system sesar normal
terjadi apabila riders/sheet dilingkupi oleh bidang sesar. Apabila system duplex ini berkembang
di bagian bawah (tepat di atas floor fault sesar utama) dapat dinamakan sebagai roof fault.
Selanjutnya Imbricated system terjadi apabila sheet/riders terbentuk relative saling sejajar.
riders/sheet di dalam ekstensional fault terbentuk di bagian hanging wall dan dia dapat terbentuk
akibat sesar sekunder yang sifatnya dapat antithetic (istilah lain untuk sejumlah sesar antithetic
adalah counter fan) atau synthetic terhadap sesar utamanya. Baik antithetic maupun synthetic
fault dapat terbentuk secara berurutan (propagation sequence) dan pola struktur ini dapat
membentuk

roll

over.

Di dalam listric fault juga dikenal istilah ramp dan flat. Ramp terjadi apabila bidang sesarnya
relative melandai bahkan dapat hprisontal sedangkan istilah flat diperuntukan untuk bidang sesar
yang memiliki kemiringan cukup besar. Baik ramp maupun flat berkembang di dalam satu
bidang sesar yang sama. Dalam perkembangan tektonik selanjutnya, sistim ram-flat listric fault
dapat diikuti oleh pembentukan sesar baru yang sifatnya synthetic. Sesar ini memotong sesar
utamanya

sehingga

dinamakan

sebagai

short

cut

fault.

Di dalam zona listric faulting arsitektur batuan lebih dominant terekam di bagian hanging wall,
karena pada bagian ini umum berkembang roll over, anticline/sincline roll over serta
terbentuknya crestal graben akibat sesar-sesar sekunder. Kompleksitas arsitektur batuan akibat
pensesaran ini dikontrol oleh ukuran dan slope dari ramp yang berkembang di dalam zona listric

fault.

Strcture

style

Istilah Strcture style umumnya digunakan di dalam industri minyak. Seperti kita ketahui
perkembangan teori plate tektonik berkembang sejalan dengan kegiatan eksplorasi migas.
Klasifikasi Strcture style ditentukan berdasarkan ada tidaknya keterlibatan basement (involved or
non-involved of basement). Istilah basement di dalam industri migas diartikan sebagai batuan
dasar, dimana batuan tersebut sudah bersifat kristalin misalnya pada batuan rigid crystalline
igneous

or

metamorphic

rock.

Strcture style umumnya agak sulit diidentifikasi terlebih apabila data geologinya sangat kurang.
Untuk menentukan Strcture style perlu dikompilasi berbagai macam data, karena dalam
kumpulan struktur (structural assemblages) banyak produk struktur yang sama pada habitat
struktur

yang

berbeda.

Secara teoritis beberapa petunjuk yang dapat digunakan untuk menentukan Strcture style, antara
lain : (1) Mengindentifikasi struktur indeks (key structure), misalnya en echelon folds dan faults,
trap door block, roolover anticline dan sebagainya; (2) Mengamati adanya anomaly struktur di
dalam zona struktur yang lebih dominant (trend arrangements); (3) Mengamati pola struktur
regional.
Beberapa contoh key structure yang dapat digunakan dalam menentukan Strcture style, antara
lain

Drag fold adalah struktur lipatan pada batuan sediment yang terbentuk akibat seretan oleh
batuan

yang

saling

bergerak

disepanjang

bidang

sesar.

Drape (forced) fold adalah struktur lipatan yang terbentuk pada batuan sediment yang

diakibatkan oleh adanya aktifitas tektonik pada batuan dasarnya, misalnya pada basement
terbentuk block faulting sehingga cover sediment yang berada di atasnya terganggu.
Intersecting atau grid structure adalah struktur sesar yang saling berpotongan (multiple
structures) yang terjadi pada daerah yang luas, misalnya struktur zig-zag atau dogleg.
En echelon adalah struktur geologi yang relatif saling sejajar, satu sama lain terletak pada
jalur/posisi yang berbeda namun secara keseluruhan membentuk zona yang memanjang,
misalnya

en

echelon

fold/fault.

Irregulary clustered-concentration of structure adalah kelompok struktur yang tak beraturan


polanya.
Parallel-similar structure adalah pola struktur yang saling sejajar, saling berdekatan,
membentuk pola seperti bergelombang, misalnya pola struktur fold thrust belt.

Anda mungkin juga menyukai