Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
METODE TITRIMETRI
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Asam askorbat (Vitamin C) adalah suatu heksosa dan
diklasifikasikan sebagai karbohidrat yang erat kaitannya
dengan monosakarida.Vitamin C mudah diabsorbsi secara
aktif dan mungkin pula secara difusi pada bagian atas usus
halus lalu masuk keperedaran darah melalui vena porta.Ratarata absorpsi adalah 90% untuk konsumsi diantara 20 dan
120 mg sehari.Tubuh dapat menyimpan hingga 1500 mg
vitamin C, bila konsumsi mencapai 100 mg sehari.(Sunita
Almatsier 2001).
Peranan utama vitamin C adalah dalam pembentukan
kolagen interseluler.Kolagen merupakan senyawa protein
yang banyak terdapat dalam tulang rawan, kulit bagian
dalam tulang, dentin, dan vasculair endothelium. Asam
askorbat sangat penting peranannya dalam proses
hidroksilasi dua asam amino prolin dan lisin menjadi hidroksi
prolin dan hidroksilisin.
Penetapan kadar Vitamin C dalam suasana asam akan
mereduksi larutan dye membentuk larutan yang tidak
berwarna. Apabila semua asam askorbat sudah mereduksi
larutan dye sedikit saja akan terlihat dengan terjadinya
perubahan warna (merah jambu).
TINJAUAN PUSTAKA
Titrimetri
Analisa titrimetri atau analisa volumetri adalah analisis
kuantitatif dengan mereaksikan suatu zat yang dianalisis
dengan larutan baku (standar) yang telah diketahui
konsentrasinya secara teliti, dan reaksi antara zat yang
dianalisis dan larutan standar tersebut berlangsung secara
kuantitatif.
Larutan baku (standar) adalah larutan yang telah diketahui
konsentrasinya secara teliti, dan konsentrasinya biasa
dinyatakan dalam satuan N (normalitas) atau M (molaritas).
Indikator adalah zat yang ditambahkan untuk menunjukkan
titik akhir titrasi telah di capai. Umumnya indikator yang
digunakan adalah indicator azo dengan warna yang spesifik
pada berbagai perubahan pH.
Syarat-syarat yang harus dipenuhi untuk dapat dilakukan
analisis volumetri adalah sebagai berikut :
1. Reaksinya harus berlangsung sangat cepat.
Peranan Vitamin C
Salah satu fungsi vitamin C adalah sebagai antioksidan.
Beberapa zat dalam makanan, didalam tubuh dihancurkan
atau dirusak jika mengalami oksidasi. Sering kali, zat tersebut
dihindari dari oksidasi dengan menambahkan antioksidan.
Suatu antioksidan adalah zat yang dapat melindungi zat lain
dari oksidasi dimana dirinya sendiri yang teroksidasi. Vitamin
C, karena memiliki daya antioksidan, sering ditambahkan
pada makanan untuk mencegah perubahan oksidatif (William
and Caliendo 1984).
Salah satu fungsi utama vitamin C berkaitan dengan sintesis
kolagen. Kolagen adalah sejenis protein yang merupakan
salah satu komponen utama dari jaringan ikat, tulang-tulang
rawan, matriks tulang, dentin, lapisan endotelium pembuluh
darah dan lain-lain. Vitamin C ini bertindak sebagai ko-enzim
atau ko-faktor pada proses hidroksilasi, baik secara aktif
maupun sebagai zat reduktor. Vitamin C sangat esensial
dalam proses hidroksilasi proline dan lisin, yakni dua jenis
asam amino yang merupakan komponen utama dari kolagen.
Vitamin C juga berperan dalam proses penyembuhan luka.
Kekurangan dan Kelebihan Vitamin C
Kekurangan asupan vitamin C dapat menyebabkan skorbut.
Dalam kasus-kasus skorbut spontan, biasanya terjadi gigi
mudah tanggal, gingivitis, dan anemia, yang mungkin
disebabkan oleh adanya fungsi spesifik asam askorbat dalam
Asam askorbat sangat mudah teroksidasi menjadi Ldehidroaskorbat yang masih mempunyai keaktifan sebagai
vitamin C. Asam L-dehidroaskorbat secara kimia sangat labil
dan dapat mengalami perubahan lebih lanjut menjadi asam
L-diketogulat yang tidak memiliki keaktifan vitamin C lagi
(Winarno dan Aman 1981).
Penetapan Kadar Vitamin C
Kadar vitamin C ditetapkan berdasarkan titrasi dengan 2,6diklorofenol indofenol dimana terjadi reaksi reduksi 2,6diklorofenol indofenol dengan adanya vitamin C dalam
larutan asam (Hashmi 1986).
Larutan 2,6-diklorofenol indofenol dalam suasana netral atau
basa akan berwarna biru sedang dalam suasana asam akan
berwarna merah muda. Apabila 2,6-diklorofenol indofenol
direduksi oleh asam askorbat maka akan menjadi tidak
berwarna, dan bila semua asam askorbat sudah mereduksi
2,6-diklorofenol indofenol maka kelebihan larutan 2,6diklorofenol indofenol sedikit saja sudah akan terlihat dengan
terjadinya pewarnaan. Untuk perhitungan maka perlu
dilakukan standarisasi larutan dengan vitamin C standar
(Sudarmadji 1989).
HASIL DAN PEMBAHASAN
Vitamin C merupakan vitamin yang mudah rusak, vitamin ini
dapat terbentuk sebagai asam L-askorbat dan asam L-
Sampel
Ml titran I
Ml titran II
Bobot sampel
(g)
Mr. Jussie
0,3
0,2
0,1103
Vitamin C dapat diperoleh dari buah dan sayur segar, memasak buah dan sayur
akan merusak sebagian besar vitamin C di dalamnya. Selain dari buah dan
sayur, vitamin C dapat diperoleh dari suplemen-suplemen makanan berbentuk
tablet maupun cair.
Secara kualitatif vitamin C dapat dideteksi dengan uji benedict dan secara
kuantitatif dapat diukur konsentrasinya dengan titrasi menggunakan larutan
iodium. Asam askorbat akan bereaksi dengan iodium membentuk asam
dehidroaskorbat, dengan reaksi sebagai berikut.
Larutan vitamin yang akan diuji terlebih dahulu ditambah dengan larutan
amilum sebagai indikator. Iodium lebih mudah bereaksi dengan asam askorbat
dibandingkan dengan amilum. Saat semua asam askorbat telah habis bereaksi,
iodium akan bereaksi dengan amilum membentuk senyawa berwarna biru. Ini
adalah titik akhir dari titrasi.
Langkah Kerja
1. Masukkan 100 ml larutan vitamin C pada gelas erlenmeyer.
2. Tambahkan 5 tetes larutan amilum pada gelas erlenmeyer.
3. Titrasikan larutan iodium perlahan-lahan.
4. Goyangkan gelas erlenmeyer setiap tetesan agar merata.
5. Hentikan titrasi saat larutan berubah warna menjadi biru.
6. Hitung jumlah iodium (dalam ml) yang telah dititrasikan.
(iodium)
= C x V = 0.0250 x 0.0221
= 5,525 x 10-4 mol