Anda di halaman 1dari 16

AGISTIAN HERMANTO (220112120544)

PROGRAM PROFESI NERS XXV


FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN
UNIVERSITAS PADJADJARAN

KONTRASEPSI
A. Pengertian Kontrasepsi
Kontrasepsi berasal dari kata Kontra berarti mencegah atau melawan, sedangkan
konsepsi adalah pertemuan antara sel telur (sel wanita) yang matang dan sel sperma (sel
pria)

yang

mengakibatkan

kehamilan.

Maksud

dari

kontrasepsi

adalah

menghindari/mencegah terjadinya kehamilan sebagai akibat pertemuan antara sel telur


yang matang dengan sel sperma tersebut.

B. Cara kerja Kontrasepsi


Bermacam-macam tetapi pada umumnya mempunyai fungsi sbb :

Mengusahakan agar tidak terjadi ovulasi

Melumpuhkan sperma.

Menghalangi pertemuan sel telur dengan sperma.

C. Metoda kontrasepsi
Pada umumnya metoda kontrasepsi dapat dibagi menjadi :
1. Metoda effektip jangka panjang

AKDR (Alat Kontrasepsi Dalam Rahim)

Susuk KB

Kontrasepsi Mantap.

2. Metoda mantap

Metoda operasi wanita (MOW/Tubektomi)

Metoda Operasi Pria (MOP/Vasektomi)

3. Metoda Efektip

Pil KB

Suntikan KB

4. Metoda sederhana
a. Dengan alat/obat

Kondom

Diafragma

Kream, Jelli dan cairan berbusa

Tablet berbusa (vaginal tablet)

Intravag (tisu KB)

b. Tanpa alat/obat

Sanggama terputus

Pantang berkala

Cara-cara kontrasepsi tersebut mempunyai tingkat efektifitas yang berbeda-beda dalam


memberikan pencegahan terhadap kemungkinan terjadinya kehamilan. namun perlu diingat
adanya 3 aksioma (asas) kontrasepsi yaitu :
Cara apapun yang dipakai adalah lebih baik daripada tidak memakai

sama

sekali.
Cara yang terbaik hasilnya (efektip) adalah cara yang digunakan

oleh pasangan

dengan terus menerus

Penerimaan pasangan terhadap suatu cara adalah unsur yang penting

untuk

berhasilnya suatu cara kontrasepsi.


D. Macam-macam Kontrasepsi
1. Kontraspsi Sterilisasi
Yaitu pencegahan kehamilan dengan mengikat sel indung telur pada wanita
(tubektomi) atau testis pada pria (vasektomi). Proses sterilisasi ini harus dilakukan oleh
ginekolog (dokter kandungan). Efektif bila Anda memang ingin melakukan pencegahan
kehamilan secara permanen, misalnya karena faktor usia.
2. Kontrasepsi Teknik
1. Coitus Interruptus (senggama terputus): ejakulasi dilakukan di luar vagina.
Efektivitasnya 75-80%. Faktor kegagalan biasanya terjadi karena ada sperma yang
sudah keluar sebelum ejakulasi, orgasme berulang atau terlambat menarik penis
keluar.
2. Sistem kalender (pantang berkala): tidak melakukan senggama pada masa subur,
perlu kedisiplinan dan pengertian antara suami istri karena sperma maupun sel telur
(ovum) mampu bertahan hidup s/d 48 jam setelah ejakulasi. Efektivitasnya 75-80%.
Faktor kegagalan karena salah menghitung masa subur (saat ovulasi) atau siklus haid
tidak teratur sehingga perhitungan tidak akurat.
3. Prolonged lactation atau menyusui, selama 3 bulan setelah melahirkan saat bayi
hanya minum ASI dan menstruasi belum terjadi, otomatis Anda tidak akan hamil. Tapi

begitu Ibu hanya menyusui < 6 jam / hari, kemungkinan terjadi kehamilan cukup
besar.

3. Kontrasepsi Mekanik
1. Kondom: Efektif 75-80%. Terbuat dari latex, ada kondom untuk pria maupun wanita
serta berfungsi sebagai pemblokir / barrier sperma. Kegagalan pada umumnya karena
kondom tidak dipasang sejak permulaan senggama atau terlambat menarik penis
setelah ejakulasi sehingga kondom terlepas dan cairan sperma tumpah di dalam
vagina. Kekurangan metode ini:
o

Mudah robek bila tergores kuku atau benda tajam lain

Membutuhkan waktu untuk pemasangan

Mengurangi sensasi seksual

2. Spermatisida: bahan kimia aktif untuk 'membunuh' sperma, berbentuk cairan, krim
atau tisu vagina yang harus dimasukkan ke dalam vagina 5 menit sebelum senggama.
Efektivitasnya 70%. Sayangnya bisa menyebabkan reaksi alergi. Kegagalan sering
terjadi karena waktu larut yang belum cukup, jumlah spermatisida yang digunakan
terlalu sedikit atau vagina sudah dibilas dalam waktu < 6 jam setelah senggama.
3. Vaginal diafragma: lingkaran cincin dilapisi karet fleksibel ini akan menutup mulut
rahim bila dipasang dalam liang vagina 6 jam sebelum senggama. Efektivitasnya
sangat kecil, karena itu harus digunakan bersama spermatisida untuk mencapai
efektivitas 80%. Cara ini bisa gagal bila ukuran diafragma tidak pas, tergeser saat
senggama, atau terlalu cepat dilepas (< 8 jam ) setelah senggama.
4. IUD (Intra Uterine Device) atau spiral: terbuat dari bahan polyethylene yang diberi
lilitan logam, umumnya tembaga (Cu) dan dipasang di mulut rahim. Efektivitasnya
92-94%. Kelemahan alat ini yaitu bisa menimbulkan rasa nyeri di perut, infeksi
panggul, pendarahan di luar masa menstruasi atau darah menstruasi lebih banyak dari
biasanya.

IUS atau Intra Uterine System adalah bentuk kontrasepsi terbaru yang menggunakan
hormon progesteron sebagai ganti logam. Cara kerjanya sama dengan IUD tembaga,
ditambah dengan beberapa nilai plus:

Lebih tidak nyeri dan kemungkinan menimbulkan pendarahan lebih kecil.

Menstruasi menjadi lebih ringan (volume darah lebih sedikit) dan waktu haid lebih
singkat.

5.

Kontrasepsi Hormonal
1. Pengertian
Kontrasepsi hormonal adalah alat atau obat kontrasepsi yang bertujuan untuk
mencegah terjadinya kehamilan dimana bahan bakunya mengandung preparat
estrogen dan progesterone.
2. Jenis Kontrasepsi
Berdasarkan jenis dan cara pemakaiannya dikenal tiga macam kontrasepsi
hormonal yaitu : Kontrasepsi Suntikan, Kontrasepsi Oral (Pil) Kontrasepsi Implant.
a. Kontrasepsi Suntikan
1)

Depo provera yang mengandung medroxyprogestin acetate 50 Mg.

2)

Cyclofem yang mengandung medroxyprogesteron acetate dan estrogen.

3)

Norethindrone enanthate (Noresterat) 200 mg yang mengandung derivate


testosteron.

3. Mekanisme Kerja Kontrasepsi Suntikan (Hartanto H.2004)


a) Menghalangi pengeluaran FSH dan LH sehingga tidak terjadi pelepasan ovum untuk
terjadinya ovulasi dengan jalan menekan pembentukan releasing faktor dari hipotalamus.
b) Mengentalkan lender serviks sehingga sulit untuk ditembus oleh spermatozoa.

c) Merubah suasana endometrium sehingga menjadi tidak sempurna untuk implantasi dari
hasil konsepsi.
4. Keuntungan dan Kerugian
a. Keuntungan (Hartanto.H, 2004):
1) Noristerat pemberiannya sederhana diberikan 200 mg sekali setiap 8 minggu untuk 6
bulan pertama 3 x suntikan pertama kemudian selanjutnya sekali tiap 12 minggu.
2) DMPA pemberiannya diberikan sekali dalam 12 minggu dengan dosis 150 mg.
3) Tingkat efektifitasnya tinggi
4) Tidak mengganggu pengeluaran laktasi dan tumbuh kembang bayi.
5) Suntikan tidak ada hubungannya dengan saat bersenggama.
6) Tidak perlu menyimpan atau membeli persediaan.
7) Kontrasepsi suntikan dapat dihentikan setelah 3 bulan dengan cara tidak disuntik
ulang, sedangkan IUD dan implant yang non-bioderdable harus dikeluarkan oleh
orang lain.
8) Bila

perlu,

wanita

dapat

menggunakan

kontrasepsi

suntikan

tanpa

perlu

memberitahukan kepada siapapun termasuk suami atau keluarga lain.


9) Tidak ditemukan efek samping minor seperti pada POK yang disebabkan estrogen,
antara lain mual atau efek samping yang lebih serius seperti timbulnya bekuan darah
disamping estrogen juga dapat menekan produksi ASI.
b. Kerugian ( Hartanto,2004) :
1) Perdarahan yang tidak menentu.
2) Terjadinya amenorhoe yang berkepanjangan.
3) Berat badan yang bertambah.

4) Sakit kepala.
5) Kembalinya kesuburan agak terlambat beberapa bulan.
6) Jika terdapat atau mengalami side efek dari suntikan tidak dapat ditarik lagi.
7) Masih mungkin terjadi kehamilan, karena mempunyai angka kegagalan 0.7%.
8) Pemberiannya harus dilakukan oleh orang yang profesional.
9) Menimbulkan rasa sakit akibat suntikan.
10) Memerlukan biaya yang cukup tinggi.
5.

Saat Pemberian Yang Tepat ( Wiknjosastro,2001)


a. Pasca persalinan
1) Segera diberika ketika masih di Rumah Sakit atau setelah 6 minggu post partum dan
sebelum berkumpul dengan suami.
2) Tepat pada jadwal suntikan berikutnya.
b. Pasca Abortus
1) Segera setelah perawatan atau sebelum 14 hari.
2) Jadwal waktu suntikan yang diperhitungkan.
c. Interval.
1) Hari kelima menstruasi
2) Jadwal waktu suntikan diperhitungkan.

6.

Kontra Indikasi ( Saifuddin,A.B,2003)


1) Tersangka hamil.

2) Perdarahan ginekologi ( perdarahan melalui vagina yang tidak diketahui


penyebabnya.
3) Tumor/keganasan.
4) Penyakit jantung, hati, hipertensi, DM, penyakit paru-paru hebat.
7.

Cara Penggunaan ( Saifuddin AB,2003)


Depo provera atau Depo progestin disuntikan secara intra muscular tiap 12 minggu
dengan kelonggaran batas waktu suntik, biasa diberikan kurang satu minggu.

7. Efek Samping dan Penanggulangannya ( Hartanto,H.2004)


a. Efek samping ( Hartanto,H.2004)
1) Gangguan Haid
a) Amenorhoe yaitu tidak datang haid setiap bulan selama menggunakan kontrasepsi
suntikan kecuali pada pemakaian cyclofem.
b) Spoting yaitu bercak-bercak perdarahan diluar haid yang terjadi selama menggunakan
kontrasepsi suntikan.
c) Metrorhagia yaitu perdarahan yang berlebihan jumlahnya
2) Keputihan

Adanya cairan putih yang berlebihan yang keluar dari jalan lahir dan terasa mengganggu
(jarang terjadi)
3) Perubahan berat badan
Berat badan bertambah beberapa kilogram dalam beberapa bulan setelah menggunakan
kontrasepsi suntikan
4) Pusing dan sakit kepala

Rasa berputar /sakit kepala, yang dapat terjadi pada satu sisi, kedua sisi atau keseluruhan dari
bagian kepala . Ini biasanya bersifat sementara.
5) Hematoma
Warna biru dan rasa nyeri pada daerah suntikan akibat perdarahan di bawah kulit.
b. Penanggulangannya ( Saifuddin,A.B,2003)
1) Gangguan haid
a) Konseling
Memberikan penjelasan kepada calon akseptor bahwa pada pemakaian kontrasepsi suntikan
dapat menyebabkan gejala-gejala tersebut adalah akibat pengaruh hormonal suntikan dan
biasanya gejala-gejala perdarahan tidak berlangsung lama
b) Pengobatan
Apabila pasien ingin mendapat haid, dapat diberikan pemberian Pil KB hari I sampai ke II
masing masing 3 tablet, selanjutnya hari ke IV diberikan 1 x 1 selama 3 5 hari. Bila terjadi
perdarahan, dapat pula diberikan preparat estrogen misalnya : Lymoral 2 x 1 sehari sampai
perdarahan berhenti. Setelah perdarahan berhenti, dapat dilaksanakan tepering off ( 1 x 1
tablet ).
2) Keputihan
a) Konseling :
Menjelaskan kepada akseptor bahwa kontrasepsi suntikan jarang terjadi keputihan. Bila hal
ini terjadi juga, harus dicari penyebabnya dan segera di berikan pengobatan.
b) Pengobatan :
Pengobatan medis biasanya tidak diperlukan. Pada kasus dimana cairan berlebihan dapat
diberikan preparat Anti Cholinergis seperti extrabelladona 10 mg dosis 2 x 1 tablet untuk
mengurangi cairan yang berlebihan. Perubahan warna dan bau biasanya disebabkan oleh
adanya infeksi.

3) Perubahan Berat Badan


a) Konseling :
Menjelaskan kepada akseptor bahwa kenaikan berat badan adalah salah satu efek samping
kontrasepsi suntikan. Kenaikan berat badan dapat juga disebabkan hal-hal lain. Hipotesa para
ahli : DMPA merangsang pusat pengendalian nafsu makan di hipotalamus yang menyebabkan
akseptor makan lebih banyak dari biasanya. Disamping itu dapat pula terjadi penurunan berat
badan.
b) Pengobatan
Pengobatan diet merupakan pilihan utama. Dianjurkan untuk melaksanakan diet rendah kalori
serta olahraga yang teratur. Bila terlalu kurus, dianjurkan untuk diet tinggi kalori, bila tidak
berhasil dianjurkan untuk ganti cara kontrasepsi non hormonal.
4) Pusing dan Sakit Kepala
a) Konseling
Menjelaskan kepada akseptor bahwa efek samping tersebut mungkin ada tetapi jarang terjadi
dan biasanya bersifat sementara.
b) Pengobatan
Pemberian anti prostaglandin untuk mengurangi keluhan acetosal 500mg, 3 x 1 tablet/hari
5) Hematoma
a) Konseling
Menjelaskan kepada calon akseptor mengenai kemungkinan efek samping.
b) Pengobatan
Kompres dingin pada daerah yang membiru selama 2 hari. Setelah itu diubah menjadi
kompres hangat sehingga warna biru/kuning menjadi hilang.
6) Komplikasi dan Penanggulangannya ( Saifuddin A.B,2003)

a. Komplikasi.
Abses
Rasa sakit dan panas didaerah suntikan. Bila terdapat abses teraba adanya benjolan yang
nyeri di daerah suntikan. Biasanya diakibatkan karena pemakaian jarum suntik yang berulang
dan tidak suci hama.
b. Penanggulangan
Pemberian antibiotic dosis tinggi ( Ampicilin 500 mg, 3 x 1 tablet / hari ).
Bila abses : Berikan kompres untuk mendinginkan infeksi / mematangkan abses misalnya
kompres permanganas atau rivanol. Bila ada fluktuasi pada abses, dapat dilakukan insisi
abses, setelah itu diberikan tampon dan drain jangan lupa berikan antibiotic sperti
penatalaksanaan pada infeksi.
5) Tempat Pelayanan ( Wijono Wibisono, 2001)
a) Rumah Sakit / Rumah Sakit Bersalin / Rumah Bersalin
b) Puskesmas / Balai kesehatan Masyarakat / Poliklinik Swasta / Poliklinik Pemerintah.
c) Poliklinik Keliling
d) Dokter / Bidan Praktek Swasta

Kontrasepsi Oral ( Pil )


Kontrasepsi oral adalah kontrasepsi untuk wanita yang berbentuk tablet, mengandung
hormon

estrogen

Kontrasepsi

dan

oral

progestrone
terdiri

yang
atas

digunakan
lima

untuk
macam

mencegah
yaitu

hamil.
:

1). Pil kombinasi, dalam satu pil terdapat estrogen dan progestrone sintetik yang diminum 3
kali

seminggu.

2). Pil sekunseal, Pil ini dibuat sedemikian rupa sehingga mirip dengan urutan hormon yang
dikeluarkan ovariun pada tiap siklus. Maka berdasarkan urutan hormon tersebut,estrogen
hanya diberikan selama 14 16 hari pertama di ikuti oleh kombinasi progestrone dan

estrogen

selama

hari

terakhir.

3). Pil mini, merupakan pil hormon yang hanya mengandung progestrone dalam dosis mini
( kurang dari 0,5 mg) yang harus diminum setiap hari termasuk pada saat haid.
4). Once a moth pil, pil hormon yang mengandung estrogen yang Long acting yaitu
biasanya pil ini terutama diberikan untuk wanita yang mempunyai Biological Half Life
panjang
5). Morning after pil, merupakan pil hormon yang mengandung estrogen dosis tinggi yang
hanya diberikan untuk keadan darurat saja, seperti kasus pemerkosaan dan kondom bocor.
Efek samping yang ditimbulkan kontrasepsi Oral ( Pil )
1) Nousea
2) Nyeri payudara
3) Gangguan Haid
4) Hipertensi
5) Acne
6) Penambahan berat badan.
Keuntungan Kontrasepsi Oral (Pil)
1) Mudah menggunakannya
2) Cocok untuk menunda kehamilan pertama dari pasangan usia subur muda.
3) Mengurangi rasa sakit pada saat menstruasi
4) Dapat mencegah defesiensi zat besi (Fe)
5) Mengurangi resiko kanker ovarium.
6) Tidak mempengaruhi produksi ASI pada saat pemakaian pil yang mengandung
estrogen.

Kontrasepsi Implant.
Kontrasepsi implant mekanisme kerjanya adalah menekan ovulasi membuat getah serviks
menjadi kental dan membuat endometrium tidak sempat menerima hasil konsepsi.
Efek samping Implant
Pada umumnya efek samping yang ditimbulkan implant tidak berbahaya. Yang paling sering
ditemukan adalah gangguan haid yang kejadiannya bervariasi pada setiap pemakaian, seperti
pendarahan haid yang banyak atau sedikit, bahkan ada pemakaian yang tidak haid sama
sekali. Keadaan ini biasanya terjadi 3 6 bulan pertama sesudah beberapa bulan kemudian.
Efek samping lain yang mungkin timbul, tetapi jarang adalah sakit kepala, mual, mulut
kering, jerawat, payudara tegang, perubahan selera makan dan perubahan berat badan.
Keuntungan Implant.
1) Efektifitas tinggi setelah dipasang.
2) Sistem 6 kapsul memberikan perlindungan untuk 5 tahun.
3) Tidak mengandung estrogen
4) Efek kontraseptif segera berakhir setelah implantnya dikeluarkan
5) Implant melepaskan progestin dengan kecepatan rendah dan konstant, sehingga
terhindar dari dosis awal yang tinggi.
6) Dapat mencegah terjadinya anemia
Kerugian Implant.
1) Insersi dan pengeluaran harus dikeluarkan oleh tenaga terlatih.
2) Petugas medis memerlukan latihan dan praktek untuk insersi dan pengangkatan implant.
3) Lebih mahal

4) Sering timbul perubahan pola haid


5) Akseptor tidak dapat menghentikan implant sekehendaknya sendiri.

1. Pil Kontrasepsi Kombinasi (OC / Oral Contraception)


Berupa kombinasi dosis rendah estrogen dan progesteron. Merupakan metode KB paling
efektif karena bekerja dengan beberapa cara sekaligus sbb:
Mencegah ovulasi (pematangan dan pelepasan sel telur)
Meningkatkan kekentalan lendir leher rahim sehingga menghalangi masuknya sperma
Membuat dinding rongga rahim tidak siap menerima hasil pembuahan
Bila pasien disiplin minum OC-nya, bisa dipastikan perlindungan kontrasepsi hampir 100%.
Selain itu, OC merupakan metode yang paling reversibel, artinya bila pengguna ingin hamil
bisa langsung berhenti minum pil dan biasanya bisa langsung hamil dalam 3 bulan.
MANFAAT TAMBAHAN OC
Selain berfungsi sebagai alat kontrasepsi, OC ternyata juga memberikan manfaat yang tidak
langsung berhubungan dengan efek kontrasepsi (non-contraceptive benefits) yaitu
menyembuhkan atau mengurangi resiko terjadinya beberapa kelainan atau keluhan tertentu
seperti:
Manfaat penyembuhan OC:
Menyembuhkan kelainan menstruasi
Pil kontrasepsi dapat menyembuhkan beberapa kelainan menstruasi umum antara lain:
Siklus menstruasi yang tidak teratur (irregular cycle)
Darah yang keluar pada saat menstruasi terlalu banyak (hiper-menore)
Sindroma sebelum haid (premenstrual syndrome / PMS)
Haid dengan rasa nyeri hebat di perut (dismenore).
Dengan mengkonsumsi OC, siklus haid menjadi teratur dan lebih ringan sehingga resiko
terkena anemia dan defisiensi besi berkurang s/d 50%.
Mengatasi masalah hiper-androgenisme

Dalam tubuh wanita diproduksi hormon reproduksi estrogen, progesteron, dan androgen.
Hormon androgen (testosteron) yang umum disebut hormon reproduksi pria dibutuhkan
oleh wanita dalam jumlah sangat sedikit ( 0,5 mg / liter darah) untuk daya tahan tubuh dan
gairah seksual (libido).
Wanita usia reproduktif ( 15 - 40 tahun) sering mengalami ketidakseimbangan hormonal
dimana produksi hormon androgennya akan meningkat sehingga terjadi hiper-androgen yang
bisa menyebabkan:

Masalah pada kulit dan rambut: kulit berminyak, komedo, jerawat, ketombe (yang
bisa menyebabkan kebotakan) atau hirsutisme (pola tumbuh rambut pada yang wanita
yang menyerupai pria / male hair pattern)

Masalah ginekologis: gangguan siklus haid, PCOS (poly-cystic-ovarian-syndrome)


yang bisa menyebabkan sulit punya anak, kegemukan (obesitas) dan abnormalitas
metabolisme tubuh.

OC istimewa mengandung CPA (Siproteron Asetat), zat anti-androgen paling efektif saat ini
yang bekerja khusus mengatasi masalah hiper-androgen dengan menekan produksi androgen
(dalam tubuh) dan minyak (di bawah permukaan kulit) sehingga mencegah timbulnya
komedo dan ketombe bahkan jerawat.
Berbeda dengan obat-obatan topikal dan antibiotik yang membunuh bakteri dan mengobati
infeksi di permukaan kulit, CPA langsung bekerja pada akar masalah yaitu dengan mencegah
produksi minyak yang berlebihan. Tetapi karena obat ini bekerja step-by-step dari dalam
tubuh untuk menormalkan kadar hormon androgen, perbaikan pada kulit wajah baru bisa
dilihat setelah 1-3 bulan pemakaian.
Manfaat pencegahan, yaitu OC mengurangi resiko terkena:
Infeksi pada organ reproduksi internal, s/d 50%
Kanker ovarium dan endometrium, s/d 40%
Benjolan jinak payudara, s/d 40%
Kista ovarium, s/d 80%
Infertilitas primer, s/d 40%
Kehamilan ektopik (di luar kandungan), s/d 90%

CARA MINUM OC
OC harus diminum tiap hari dengan cara mengikuti petunjuk nama hari yang tertera di
blisternya. Untuk memulai blister pertama Anda, mulailah minum pil pada hari pertama haid,
misalnya: Anda mendapat haid pada hari Rabu maka ambil pil yang dibawahnya ada tanda
Rabu. Lanjutkan minum pil setiap hari sampai habis (21 hari) yang pasti jatuh pada hari
Selasa. Kemudian berhenti minum pil selama 7 hari (akan terjadi menstruasi). Setelah 7 hari
bebas pil ini, lanjutkan minum pil dari kemasan yang baru pada hari Rabu lagi, jadi untuk
blister ke-2 dst, selalu ikuti siklus 21 hari minum pil +7 hari bebas tablet.
2. Suntik
Tersedia suntik 1 bulan (estrogen + progesteron) dan 3 bulan (depot progesteron, tidak terjadi
haid). Cukup praktis tetapi karena memasukkan hormon sekaligus untuk 1 atau 3 bulan,
orang yang sensitif sering mengalami efek samping yang agak berat.
3. Susuk KB (Implan)
Depot progesteron, pemasangan dan pencabutan harus dengan operasi kecil.
4. Koyo KB (Patch)
Ditempelkan di kulit setiap minggu, sayangnya bagi yang berkulit sensitif sering
menimbulkan reaksi alergi.
5. Disclaim
Data dan informasi yang ditampilkan di situs ini disediakan atas kerjasama kami dengan
perusahaan yang memproduksi produk tersebut dan dapat digunakan sebagai salah satu bahan
referensi. Berbagai upaya telah dilakukan untuk menampilkan data dan informasi seakurat
mungkin, namun medicastore dan semua mitra yang menyediakan data dan informasi tidak
bertanggung jawab atas segala kesalahan dan keterlambatan memperbarui data atau
informasi, atau segala kerugian yang timbul karena tindakan yang berkaitan dengan
penggunaan informasi yang disajikan.

DAFTAR PUSTAKA
http://www.scribd.com/doc/18753707/makalah-KONTRASEPSI

Anda mungkin juga menyukai