Sa Tropis Modul 1 Fix
Sa Tropis Modul 1 Fix
Skenario 1
DEMAM
Demam adalah suatu kondisi dimana
suhu tubuh berada diatas suhu normal.
Suhu tubuh normal manusia berkisar
antara 36,5 C 37,2C.
apabila suhu tubuh mengalami kenaikan
sampai setinggi 41,2C atau lebih maka
disebut hiperpireksia, sedangakan apabila
suhu
tubuh
dibawah
35C
maka
dinamakan hipotermia.
Demam septik
Demam kontinyu
Klasifikasi
demam
Demam
intermitten
Demam remitten
Demam siklik
Pola demam
Pola Demam
kontinyu
Penyakit
Demam tifoid, malaria falciparum
Remitten
malignan
Sebagian besar penyakit virus dan
bakteri
intermitten
Quotidian
Double quotidian
Demam rekuren
Etiologi Demam
Infeksi oleh Bakteri :
1.
Tuberculosis
3.
Demam
tifoid
spesies
Mycobacteri
um
tuberculosis
genus
Mycobacteri
um
famili
Mycobacteri
aceae.
2.
Difteri
Corynebacterium
diphtheria
genus
Corynebacterium
famili
Corynebacteriace
ae.
bakteri
Salmonella
typhi
genus
Salmonella
famili
Enterobakteria
kceae.
4.
Leptospir
osis
5.
Antrak
s
bakteri
Leptospira
interrogans
genus
Lestospira
family
Trepanometac
eae.
Bacillus
anthracis
genus Bacillus
famili
Bacillaceae.
Referensi: B.K Mandal, E.G.L. Wilkins, E.M. Dunbar, R.T. Mayon-White. Penyakit Infeksi. Edisi keenam. Jakarta: EMS 2006.
Mekanisme Demam
Infeksi/
Peradangan
(invasi
Mikroba)
Demam
Neutrofil
mengeluarka
n Pirogen
Endogen
Asam
arakidonat
memacu
pengeluaran
prostaglandi
n
Respons
Dingin
Hipotalamus
meningkatka
n set point
suhu tubuh
Penyakit-penyakit Yang
Disebabkan Oleh Virus Disertai
Gejala
Demam
Disebabkan alphavirus
dari famili
togaviridae.
Chikungun
ya
HIV/AIDS
Rabies
Demam
Berdarah
Dengue
(DBD)
Influenz
a
Burung
Penyakit
Tropis
Gejala Klinis
Demam
Berdarah
Dengue
Demam Kuning
(Yellow Fever)
Avian Influenza
No
Penyakit Tropis
Gejala Klinis
Severe Acute
Respiratory
Syndrom (SARS)
HIV/AIDS
Rabies
Campak/Morbili/Rub
eola
Mekanisme Mual
Infeksi Virus
Dengue
Mengaktivasi
Chemorecept
or Trigger
Zone (CTZ)
Salivation
Center,
Respiratory
Center, GI
Tract,
Abdominal
Muscle
Mual
Infeksi Virus
Dengue
Pengeluaran
Mediator
Inflamasi
Pasien Lemah
Karena
Kekurangan
Nutrisi
Serotonin
Menekan
Pusat Nafsu
Makan Dan
Rasa Kenyang
Pada
Hipotalamus
Perubahan
Metabolism
e, Glikolisis
Aerob
>Anaerob
Penumpukan
Asam Laktat
Kompleks
Imun
Aktivasi
Makrofag
Pengeluaran
zat zat
tubuh
melalui
keringat
Kompensasi
Tubuh Untuk
Homeostasis
Nyeri Otot
Pengeluar
an IL-1
Mengindu
ksi PGE2
Demam
Mekanisme Nyeri
Epigastrium
Infeksi
Virus
Dengue
Menyebar
Ke Organ
Organ
Pada Hepar
Terjadi
Destruksi
Trombosit
Berlebihan
Infeksi Virus
Dengue
Merusak Sel
Kupffer
Hepatomega
li Disertai
Nyeri Tekan
Epigastrium
Virus masuk ke
aliran darah
Melebarnya
pori-pori
pembuluh
darah kapiler
Bocornya sel-sel
darah
Tubuh
membentuk
antibodi sbg
antigen
Permeabilitas
kapiler
meningkat
Tubuh mengalami
bercak pada kulit
(petekie)
Antigen-antibodi
melepaskan zat yg
merusak sel
pembuluh darah
Proses
autoimun
Alur Diagnosis
Anamnesis
Demam
Sifat
Terus
Mener
us
1. Dbd
2. Morbil
i
3. Rubell
a
Onset
Hilang
Timbul
1. Typoi
d
2. Malar
ia
Mendad
ak
1. Dbd
2. Chikungu
nya
Tidak
Mendad
ak
Keluhan
Tambahan
Lemas
1. Dbd
2. Rubela
3. Morbili
Perdarahan Gusi
,Epistaksis , Mual,
Nyeri Otot Dan Tidak
Nafsu Makan
1. Dbd
Pemfis
Inspeksi
Ttv
Suhu
39c
1. Dbd
2. Rubel
a
3. Morbi
li
Nadi &
Tek.
Darah
Dbd
Palpas
i
Ruam
Kulit
Pteki
e
Nyeri
Tekan
1. Morb
ili
2. Rube
la
Db
d
Db
d
Perku
si
Auskult
asi
DBD
ETIOLOG Virus dengue, yang
I
termasuk ke dalam
genus Flavivirus, family
Flaviviridae. Flavivirus
merupakan virus
dengan diameter 30 nm
terdiri dari asam
ribonukleat rantai
tunggal dengan berat
molekul 4x106. Terdiri
dari 4 serotipe yaitu
Den-1, Den-2, Den-3,
Den-3, Den-4.
CARA
PENULA
RAN
MORBILI
RUBELLA
Morbillivirus (fam.
Paramixoviridae), RNA,
dan ber envelope. Hanya
ada satu serotipe. Virus ini
megkode enam protein
struktural, termasuk 2
glikoprotein
transmembrane, fusi (F)
dan hemagglutinin (H),
yang memfasilitasi
perlekatan ke sel pejamu
dan masuknya virus.
Rubivirus (fam.
Togaviridae), virus RNA,
berenvelope
Melalui perantara
gigitan nyamuk Aedes
aegypti
Penyebaran melalui
droplet, kontak
langsung melalui sekret
hidung atau
tenggorokan dari orang
yang terinfeksi. Masa
penularan berlangsung
mulai dari hari pertama
sebelum munculnya gejala
prodromal biasanya sekitar
Sumber :WHO. Dengu:Guidelines for Diagnosis, Treatment, Prevention and Control. New Edition. Geneva:World Health
4 hari sebelum timbulnya
Organization.2009
Koraka P, Suharti C, Setiati CE, Mairuhu AT, Van Gorp E, Hack CE, et al. Kinetics of Dengue Virus-specific Immunoglobulin Classes
ruam,
minimal
hari kedua
and Subclaasses Correlate with Clinical Outcome of Infection. J Clin Microbio. 2001;Vol.
39. Hlm
4332
Darwis D. Kegawatan Demam Berdarah Dengue Pada Anak. Naskah lengkap, pelatihan bagi dokter spesialis anak dan spesialis
setelah timbulnya ruam
penyakit dalam pada tata laksana kasus DBD. Jakarta: Penerbit Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia;1999
Price A.Sylvia. 2002. Patofisiologi:Konsep Klinis Proses-proses Penyakit. Jakarta:EGC
GEJALA DBD
GEJALA Morbilli
1
Bercak koplik timbul 2 hari sebelum dan sesudah erupsi kulit, terletak
pada mukosa bukal posterior berhadapan dengan geraham bawah, berupa
papul warna putih atau abu-abu kebiruan di atas dasar bergranulasi atau
eritematosa.
4
5
Organization.2009
Koraka P, Suharti C, Setiati CE, Mairuhu AT, Van Gorp E, Hack CE, et al. Kinetics of Dengue Virus-specific Immunoglobulin Classes
and Subclaasses Correlate with Clinical Outcome of Infection. J Clin Microbio. 2001;Vol. 39. Hlm 4332
Darwis D. Kegawatan Demam Berdarah Dengue Pada Anak. Naskah lengkap, pelatihan bagi dokter spesialis anak dan spesialis
penyakit dalam pada tata laksana kasus DBD. Jakarta: Penerbit Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia;1999
GEJALA Rubella
Koraka P, Suharti C, Setiati CE, Mairuhu AT, Van Gorp E, Hack CE, et al. Kinetics of Dengue Virus-specific Immunoglobulin Classes and Subclaasses Correlate with Clinica
Outcome of Infection. J Clin Microbio. 2001;Vol. 39. Hlm 4332
Darwis D. Kegawatan Demam Berdarah Dengue Pada Anak. Naskah lengkap, pelatihan bagi dokter spesialis anak dan spesialis penyakit dalam pada tata laksana kasus D
Jakarta: Penerbit Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia;1999
PENATALAKSANAAN MORBILLI
NON MEDIKAMENTOSA
Makan makanan yang bergizi, cukup karbohidrat dan protein
Minum sebanyak mungkin untuk mengatasi kebutuhan
cairan.
Konsumsi buah, sayur dan vitamin untuk meningkatkan daya
tahan tubuh
MEDIKAMENTOSA
1.
Antipiretik : Paracetamol 7,5 10 mg/kgBB/kali,
interval 6-8 jam.
2.
Ekspektoran : Gliseril Guaiakola. Anak 6-12 tahun :
50-100 mg tiap 2-6 jam, dosis maksimum 600 mg/hari
3.
Antitusif perlu diberikan bila batunya
hebat/menganggu, narcotic antitussive(codein) tidak
boleh digunakan.
4.
Mukolitik bila perlu
5.
Vitamin terutama vit.A&C
PENATALAKSANAAN RUBELLA
MEDIKAMENTOSA
1.
Antipiretik : Paracetamol 7,5 10
mg/kgBB/kali, interval 6-8 jam.
2.
Vitamin terutama vit.A
NON MEDIKAMENTOSA
Makan makanan yang bergizi, cukup
karbohidrat dan protein
Minum sebanyak mungkin untuk
mengatasi kebutuhan cairan.
Konsumsi buah, sayur dan vitamin untuk
meningkatkan daya tahan tubuh
Pemeriksaan darah
- Leukopenia terutama limfosit
- Leukositosit mengarah kepada superinfeksi bakteri atau komplikasi
lainnya
Isolasi Virus
Isolasi virus
Aru W. Sudoyo &Dkk. 2009. Buku Ajar Ilmu
Penyakit Dalam, Edisi V. Jakarta: Internal
Publishing
Isselbacher,dkk. 2014. Harrison: PrinsipPrinsip Ilmu Penyakit Dalam, Edisi 13,
Volume
3.
Jakarta:
Penerbit
Buku
Kedokteran EGC
Penatalaksanaan Pada
Skenario
Pemberian cairan
Istirahat
Antipiretik (hindari aspirin dan obat anti
inflamasi non steroid)
Pantau tekanan darah, hematokrit,
jumlah trombosit, dan tingkat kesadaran
PROTOKOL 1
PENANGANAN TERSANGKA (PROBABLE ) DBD
DEWASA TANPA SYOK
Keluhan DBD
(Kriteria WHO 1997)
Hb, Ht
trombo normal
Observasi
Rawat jalan
Periksa Hb, Ht
Leuko, Tromb/24 jam
Hb, Ht normal
trombo 100.000-150.000
Observasi
Rawat jalan
Periksa Hb, Ht
Leuko, Tromb/24 jam
Hb, Ht normal
trombo < 100.000
Rawat
Hb, Ht meningkat
trombo normal/turun
Rawat
Penanganan Protokol
Rawat Inap Untuk DBD
( Protokol 2 )
PROTOKOL 2
PEMBERIAN CAIRAN PADA
TERSANGKA DBD DEWASA DI RUANG RAWAT
Suspek DBD
Perdarahan Spontan dan Masif ( - )
Syok (-)
- Hb, Ht (n)
- Hb, Ht meningkat 10-20% - Hb, Ht meningkat > 20%
- Tromb < 100.000
- Tromb < 100.000
- Tromb < 100.000
- Infus Kristaloid *
- Infus Kristaloid *
- Hb, Ht, Tromb tiap 24 jam
- Hb, Ht, Tromb tiap 12 jam **
Protokol pemberian Cairan
DBD dengan Ht meningkat
>20%
* Volume cairan kristaloid per hari yang diperlukan:
Sesuai rumus berikut 1500 + 20 x (berat badan dalam kg - 20)
Contoh volume rumatan untuk berat badan 55 kg : 1500 + 20 x (55-20) = 2200 ml
(Pan American Health Organization: Dengue and Dengue Hemorrhagic Fever: Guidelines for Prevention and Control.
PAHO: Washington, D.C., 1994: 67).
** Pemantauan disesuaikan dengan fase/hari perjalanan penyakit dan kondisi klinis
PROTOKOL 3
PENATALAKSANAAN DBD DENGAN
PENINGKATAN HT > 20 %
5 % defisit cairan
PERBAIK AN
Ht dan frekuensi nadi turun,
tekanan darah membaik,
produksi urin meningkat
K urangi infus
kristaloid
5 ml/ kg/ jam
PERBAIK AN
Evaluasi
3-4 jam
TIDAK M EM BA IK
Ht, nadi meningkat
tekanan darah menurun <20 mmHg
produksi urin menurun
Infus kristaloid
10 ml/ kg/ jam
PERBAIK AN
TIDAK
M EM BAIK
K urangi infus
kristaloid
3 ml/ kg/ jam
Infus kristaloid
15 ml/ kg/ jam
PERBAIK AN
K ONDISI M EM BURUK
Tanda syok
Terapi cairan
dihentikan
24-48 jam
PERBAIK AN
Tatalaksana sesuai
Protokol syok dan
perdarahan
PROTOKOL 4
PENATALAKSANAAN PERDARAHAN SPONTAN
PADA DBD DEWASA
KASUS DBD :
Perdarahan Spontan dan Masif : - Epistaksis tidak terkendali - Gross hematuria
- Hematemesis dan atau melena - Hematoskezia
- Perdarahan otak
Syok (-)
KID (+)
KID (-)
Transfusi komponen darah :
Transfusi komponen darah :
* PRC (Hb<10 g/dL)
* PRC (Hb<10 g %)
* FFP
* FFP
* TC (Tromb.<100.000)
* TC (Tromb.<100.000)
** Heparinisasi 5000-10000/24 jam drip
* Pemantauan Hb, Ht, Tromb. Tiap 4-6 jam
* Pemantauan Hb, Ht, Tromb. Tiap 4-6 jam
* Ulang pemeriksaan hemostasis 24 jam
* Ulang pemeriksaan hemostasis 24 jam
kemudian
kemudian
Cek APTT tiap hari, target 1,5-2,5 kali kontrol
Protokol 5
Terapi Syok pada Pasien Dewasa
Airway
Breathing : O2 1-2 L/min with nasal cannuls, higher use a simple mask
Circulation : crystalloid / colloid 10-20 mL/kg BW loading (If possible less than 10 min)
Evaluate BP, PP, pulse & diuresis after 15 30 minutes
Response*
Not Response
Crystalloid 7 mL/kg BW in 1 h
Crystalloid 20-30 mL/kg BW loading for 20-30 min
Response
Not Response
Crystalloid 5 mL/kg BW in 1 h
Ht increase
Ht decrease
Response
Crystalloid 3 mL/kg BW in 1 h
Response*
Not Response
Response
Colloid until max 30 mL/kg BW
Within 24-48 h after shock controlled,
vital signs/Ht stable, urine output
increasing
Stop infusion
Response*
Not Response
CVP
Protokol 5(Lanjutan)
Terapi Syok pada Pasien Dewasa
CVP
Colloid, if max dose does not reached yet or
crystalloid/gelatin (if colloid have reached max dose)
10 mL/kgBW in 10 min, can be repeated until 30
mL/kgBW ; CVP target 15-18 cmH2O
Hypovolemic
Normovolemic
Not Response
Response:
1.
TD sistolik 100 mmHg
2.
PP > 20 mmHg
3.
Frek. Nadi < 100 x/mnt, vol
cukup
4.
Akral hangat
5.
Diuresis 0,5-1 cc/kgBB/jam
Monitoring
crystalloid for
10-15 min
Acid-base &
electrolyte
disturbance,
hypoglycemia,
anemia,
secondary
infection
correction
Inotropic,
Vasopressor,
Vasodilator
drug
Response*
Colloid &
crystalloid
combination
Vasopressor
gradual
increment
Komplikasi (1)
Ensefalopati Dengue
Gagal ginjal
Komplikasi (2)
Pengertian
Disseminated
Intravascular
DIC
Coagulation (DIC)
adalah suatu
keadaan dimana
bekuan-bekuan
darah kecil tersebar
di seluruh aliran
darah, menyebabkan
penyumbatan pada
pembuluh darah
kecil dan
berkurangnya faktor
pembekuan yang
diperlukan untuk
mengendalikan
Efusi pleura
KESIMPULAN