Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
PENDAHULUAN
1.1
sebagian besar dalam cadangan porphyry dengan kadar Cu dalam bijih beragam
antara 0,1-2%. Potensi tembaga terbesar yang dimiliki Indonesia terdapat di
Papua.
Dalam laporan ilmiah ini, konsesi eksplorasi pasir besi berada di daerah
pegunungan di Papua. Pasir besi adalah sejenis pasir dengan konsentrasi besi yang
signifikan. Hal ini biasanya berwarna abu-abu gelap atau berwarna kehitaman.
Pasir ini terdiri dari magnetit, Fe3O4, dan juga mengandung sejumlah kecil
titanium, silika, mangan, kalsium dan vanadium. Daerah konsesi tersebut
membujur sepanjang lembah dan perbukitan yang ditumbuhi hutan belum ada
jalan. Sebagian dari daerah konsesi tertutup oleh endapan kuarter dan sebagian
lagi berupa singkapan batuan intrusi. Batuan intrusi prospek bersifat non fragmen,
porfiritik monzodiorit membentuk kuarsa magnetit, dengan kandungan tembaga
1.5% dan emas 2gr/ton
Di samping Cu, biasanya bijih berasosisasi dengan logam lain seperti emas
(Au), Perak (Ag) dan logam jarang seperti Palladium (Pd), Selenium (Se) dan
lain-lain. Beberapa jenis bijih Cu yang ada adalah Bornite (Cu5FeS4), Calcopyrite
(CuFeS2), Covellite (CuS), kalkosit (Cu2S), bornit (Cu5FeS4), dan enargit
(Cu3As4) dengan beberapa pengotor seperti Pyrite (FeS2), Magnetite (Fe3O4),
Hematite (Fe2O3), ataupun Quartz (SiO2). Logam-logam pengotor ini lah yang
dimanfaatkan sebagai indikasi eksplorasi geofisika dengan metode geolistrik :
Induced Polarization (IP) dan Magnetik.
Mineral tembaga utama dalam bentuk deposit oksida adalah krisokola
(CuSiO3.2HO), malasit (Cu2(OH)2CO3), dan azurit (Cu3(OH)2(CO3)2). Deposit
tembaga dapat diklasifikasikan dalam lima tipe, yaitu: deposit porfiri, urat, dan
replacement, deposit stratabound dalam batuan sedimen, deposit masif pada
batuan volkanik, deposit tembaga nikel dalam intrusi/mafik, serta deposit nativ.
Umumnya bijih tembaga di Indonesia terbentuk secara magmatik. Pembentukan
endapan magmatik dapat berupa proses hidrotermal atau metasomatisme.
Tembaga berwarna coklat keabu-abuan dan mempunyai struktur kristal FCC.
Tembaga ini mempunyai sifat sifat yang sangat baik yakni; sebagai penghantar
listrik dan panas yang baik, mampu tempa, duktil dan mudah dibentuk menjadi
plat-plat atau kawat. Adapun sifat-sifat lain dari tembaga adalah sebagai berikut
a) Rapat massa am-lo.tLf : 8,9 gr/cm3
b) Titik lebur : 1070-1093C (tergantung kadar kemurniannya).
c) Sifat-sifat :
1) Tembaga murni adalah lunak, kuat dan malkabel,
2) Konduktivitas panas dan listriknya sangat tinggi.
3) Kekuatan tarik :200 300 N/mm2
Kecenderungan terdapatnya emas terdapat pada zona epithermal atau
disebut zona alterasi hidrothermal. Zona alterasi hidrotermal merupakan suatu
zona dimana air yang berasal dari magma atau disebut air magmatik bergerak naik
kepermukaan bumi. Celah dari hasil aktivitas Gunungapi menyebabkan air
magmatik yang bertekanan tinggi naik ke permukaan bumi. Saat air magmatik
yang yang berwujud uap mencapai permukaan bumi terjadi kontak dengan air
meteorik yang menyebabkan larutan ion tio kompleks, ion sulfida, dan ion klorida
yang membawa emas terendapkan. Air meteorik biasanya menempati zona-zona
retakan-retakan batuan beku yang mengalami proses alterasi akibat pemanasan
oleh air magmatik. Seiring dengan makin bertambahnya endapan dalam retakanretakan tersebut, semakin lama retakan-retakan tersebut tertutup oleh akumulasi
endapan
dari logam-logam
kompleks
yang
vein dapat diidentifikasi mengandung emas dengan melihat pada nilai true_R atau
tahanan sebenarnya yang sangat kecil namun perlu diperhatikan bahwa tidak
setiap nilai resistivity yang rendah dari suatu vein dipengaruhi oleh emas karena
selain emas juga ikut terendapkan mineral pirit dan tembaga yang juga memiliki
nilai tahanan jenis yang rendah.
Korelasi data IP dan magnetotelurik dengan data geokimia suatu zona
alterasi sangat penting dimana melalui data geokimia kita dapat menentukan
mineral apakah yang dominan mengontrol rendahnya nilai resistivitas apakah
emas, tembaga, atau pirit. Sehingga kita dapat mengetahui mineral apa yang
dominan terendapkan pada suatu vein.
1.2
Tahapan Eksplorasi
Tahapan pekerjaan survei geofisika dan masalah-masalah umumnya
Macam
Pekerjaan
Macam
potensi
Problem
Tahap 1
Merencana survei
Merencana survei
1. Menentukan
target
2. Biaya survei
3. Menentukan
spesifikasi survei
Tahapan Pekerjaan
Tahap 2
Mengumpulkan data
1. Mengukur di
lapangan
2. Mereduksi data
3. Mengontrolkualitas
data
1. Kualitas data
2. Manajemen nama
stasion pengukuran
3. Manajemen data
mentah dan
tereduksi
4. Komunikasi
Tahap 3
Menggunakan data
1. Mengolah data
2. Membuat
model
3. Menginterpreta
si
1. Kompilasi data
2. Pemilihan filter
3. Pemilihanmeto
daolah data
lanjut
4. Evaluasi
terpadu dengan
kondisi geologi
5. Logistik
6. Kesulitan medan
Metoda geofisika merupakan salah satu metoda yang umum digunakan
dalam eksplorasi endapan bahan galian. Metoda ini tergolong kepada metoda
tidak langsung, dan sering digunakan pada tahapan eksplorasi pendahuluan
(reconnaissance), mendahului kegiatan-kegiatan eksplorasi intensif lainnya.
BAB II
PELAKSANAAN SURVEI
2.1
resistivitas atau tahanan jenis di bawah permukaan maka metoda geolistrik dapat
dimanfaatkan untuk mendeteksi dan menentukan keberadaan material serta
penyebarannya di bawah permukaan bumi. Metoda geolistrik yang dapat
digunakan dalam kegiatan eksplorasi antara lain vertical sounding (1-D) dan
lateral mapping (2-D) atau geoscaner.
Metode Geolistrik IP digunakan untuk eksplorasi tembaga dan emas
karena terjadi polarisasi pada medium batuan. Fenomena polarisasi tersebut
menandakan adanya kandungan logam di bawah permukaan yang tidak dapat
terdeteksi dengan baik jika hanya menggunakan metode geolistrik resistivitas.
Sehingga,
dalam
eksplorasi
logam
dasar
umumnya
dilakukan
dengan
2.1.2
Polarisasi Elektroda
Model penampang melintang sebuah batuan dalam skala mikroskopis dan
terdapat larutan elektrolit yang mengisi pori pori batuan tersebut. Dalam hal
menghantarkan arus listrik, larutan elektrolit yang mengisi pori-pori batuan
merupakan media yang baik untuk menghantarkan arus listrik. Jika terdapat
partikel partikel mineral yang bersifat logam terdapat pada jalur pori pori
batuan, maka partikel partikel mineral yang bersifat logam akan menghambat
aliran arus listrik dalam bentuk akumulasi ion positif dan ion negatif saat arus
diinjeksikan. Namun jika tidak terdapat partikel partikel mineral yang bersifat
logam pada jalur pori pori batuan, maka saat arus diinjeksikan ion negatif dan
ion positif dapat mengalir dengan lancar.
Saat arus yang diinjeksikan dihentikan maka ion - ion yang mengalir akan
berhenti bergerak dan kembali ke posisi stabil awalnya. Hal yang sama juga
terjadi pada ion ion yang tertahan dalam bentuk akumulasi. Perbedaannya
terdapat pada waktu tempuh menuju posisi stabilnya. Waktu tempuh ion ion
yang mengalir kembali ke posisi stabil jauh lebih cepat jika dibandingkan dengan
ion ion yang tertahan. Maka ion ion yang tertahan inilah yang mendominasi
beda potensial yang terukur setelah injeksi arus dimatikan tidak langsung nol
tetapi perlahan-lahan turun (Telford, 1990)
2.1.4
2.2
terhadap
arah
utara-selatan
geografis)
dan
inklinasi
10
proses pengukuran adalah hari, tanggal, waktu, kuat medan magnetik, kondisi
cuaca dan lingkungan.
Dalam melakukan akuisisi data magnetik yang pertama dilakukan adalah
menentukan base station dan membuat station station pengukuran (usahakan
membentuk grid grid). Ukuran gridnya disesuaikan dengan luasnya lokasi
pengukuran, kemudian dilakukan pengukuran medan magnet di station station
pengukuran di setiap lintasan, pada saat yang bersamaan pula dilakukan
pengukuran variasi harian di base station.
2.2.4 Pengolahan Data Geomagnetik
Untuk memperoleh nilai anomali medan magnetik yang diinginkan, maka
dilakukan koreksi terhadap data medan magnetik total hasil pengukuran pada
setiap titik lokasi atau stasiun pengukuran, yang mencakup koreksi harian, IGRF
dan topografi.
1.
Koreksi Harian
Koreksi harian (diurnal correction) merupakan penyimpangan nilai medan
magnetik bumi akibat adanya perbedaan waktu dan efek radiasi matahari dalam
satu hari. Waktu yang dimaksudkan harus mengacu atau sesuai dengan waktu
pengukuran data medan magnetik di setiap titik lokasi (stasiun pengukuran) yang
akan dikoreksi. Apabila nilai variasi harian negatif, maka koreksi harian dilakukan
dengan cara menambahkan nilai variasi harian yang terekan pada waktu tertentu
terhadap data medan magnetik yang akan dikoreksi. Sebaliknya apabila variasi
harian bernilai positif, maka koreksinya dilakukan dengan cara mengurangkan
nilai variasi harian yang terekan pada waktu tertentu terhadap data medan
magnetik yang akan dikoreksi, datap dituliskan dalam persamaan
H = Htotal Hharian
2.
Koreksi IGRF
Data hasil pengukuran medan magnetik pada dasarnya adalah konstribusi
dari tiga komponen dasar, yaitu medan magnetik utama bumi, medan magnetik
luar dan medan anomali. Nilai medan magnetik utama tidak lain adalah niali
IGRF. Jika nilai medan magnetik utama dihilangkan dengan koreksi harian, maka
kontribusi medan magnetik utama dihilangkan dengan koreksi IGRF. Koreksi
11
Koreksi Topografi
Koreksi topografi dilakukan jika pengaruh topografi dalam survei
12
Peta Anomali Magnetik dengan kontur yang mencerminkan harga anomali yang
sama. Dari peta ini, untuk kepentingan eksplorasi masih memerlukan proses lebih
lanjut untuk memperoleh daerah targetan atau daerah prospek.
13
2.2.9
Interpretasi
Secara umum interpretasi data geomagnetik terbagi menjadi dua, yaitu
2.4
akan diketahui jarak titik amat masing-masing metode. Jarak titik amat Metode
Geolistrik kira-kira 500 meter, jarak tersebut adalah jarak antar elektroda.
Sedangkan metode Geomagnet mempunyai titik amat yang sama yaitu 500 meter
tetapi jarak ini diperoleh dari selisih kedua titik yang menunjukkan potensi yang
diukur oleh Magnetometer.
2.5
1.
logam.
IPMGEO-4100/16100
dirancang
untuk
mengukur
14
c. PC
Komputer untuk mengolah data
2.
3.
4.
5.
2.6
Pra-Survey
Survey
Perizinan (3 orang)
Keamanan (7 orang)
Pemetaan (3 orang)
15
2.7
2.8
16
DAFTAR PUSTAKA
http://www.geotec.co.il/?categoryId=23222
http://fisika.um.ac.id/skripsi/472-identifikasi-deposit-batuan-yang-mengandung
endapan-tembaga-dengan-menggunakan-geolistrik-flashres64-61-channel-di
dusun-tirtosinawang-desa-panggungunim-kecamatan-pucanglaban-kabupaten
tulungagung.html
http://geoful.wordpress.com/metode-geofisika/
http://geofisika-ceria.blogspot.com/2010/12/alat-alat-geofisika.html
http://kampungminers.blogspot.com/2013/03/mineralogi-endapan-bijih-tembagacu.html
http://fisikabumi-geofisika.blogspot.com/2010/07/aplikasi-geolistrik.html
http://metodeinduksipolarisasi.blogspot.com/2011/02/metode-induksi-polarisasiinducted.html#more
http://geoelamanyofan.blogspot.com/2012/05/tembaga.html
http://densowestliferz.wordpress.com/category/mining/teknik-eksplorasi/
17