Anda di halaman 1dari 26

BAB I

PENDAHULUAN
1.1. Latar belakang
Pada saat ini pandangan perkembangan pertanian organik sebagai salah satu
teknologi alternatif untuk menanggulangi persoalan lingkungan sangat diperlukan.
Persoalan besar yang terjadi disebabkan karena pencemaran tanah yang menyebabkan
persediaan unsur hara dalam tanah semakin lama semakin menipis. Apalagi banyak unsur
yang hilang tidak dikembalikan lagi ke tanah. Jika hal ini berlangsung terus-menerus
maka tanah akan semakin miskin unsur hara. Kondisi ini diperburuk dengan munculnya
pertanian modern yang menerapkan sistem pertanian monokultur dan penggunaan
varietas unggul yang menyerap banyak unsur hara. Jika varietas unggul digunakan secara
terus menerus, tanah akan semakin miskin unsur hara. Kondisi ini dapat diperbaiki
dengan penambahan unsur hara secara tepat, yakni melalui pemupukan. Pemupukan
adalah pemberian pupuk terhadap tanaman. Sedangkan pupuk adalah material yang
ditambahkan pada media tanam atau tanaman untuk mencukupi kebutuhan hara yang
diperlukan tanaman sehingga mampu berproduksi dengan baik. Material pupuk dapat
berupa bahan organik ataupun non-organik (mineral). Pupuk mengandung bahan baku
yang diperlukan pertumbuhan dan perkembangan tanaman dalam pemberian pupuk perlu
diperhatikan kebutuhan tumbuhan tersebut, agar tumbuhan tidak mendapat terlalu banyak
unsur hara. Terlalu sedikit atau terlalu banyak unsur hara dapat berbahaya bagi tumbuhan.
Pupuk dapat diberikan lewat tanah ataupun disemprotkan ke daun. Salah satu jenis pupuk
yang menjadi alternatif dan mulai popular kembali setelah cukup lama tidak pernah
digunakan dalam perkembangan pertanian organik yaitu pupuk organik. Pupuk organik
adalah pupuk yang tersusun dari materi makhluk hidup yang diolah melalui proses
pembusukan (dekomposisi) oleh bakteri pengurai, seperti pelapukan sisa - sisa tanaman,
hewan, dan manusia. Pupuk organik banyak memberikan keuntungan ditinjau dari
peningkatan kesuburan tanah dan peningkatan produktifitas tanaman.
Pupuk ialah suatu bahan yang digunakan untuk mengubah sifat fisik, kimia atau
biologi tanah sehingga menjadi lebih baik bagi pertumbuhan tanaman. Termasuk dalam
pengertian ini adalah pemberian bahan kapur dengan maksud untuk meningkatkan pH

tanah yang masam, pemberian legin bersama benih tanaman kacang-kacangan serta
pemberian pembenah tanah (soil conditioner) untuk memperbaiki sifat fisik tanah.
Demikian pula pemberian urea dalam tanah yang miskin akan meningkatkan kadar N
dalam tanah tersebut. Semua usaha tersebut dinamakan pemupukan. Dengan demikian
bahan kapur, legin, pembenah tanah dan urea disebut pupuk. Dalam pengertian yang
khusus pupuk ialah suatu bahan yang mengandung satu atau lebih hara tanaman.
Bahan pupuk selain mengandung hara tanaman umumnya mengandung bahan
lain, yaitu:
1. Zat pembawa atau karier (carrier). Double superfosfat (DS): zat pembawanya adalah
CaSO4 dan hara tanamannya fosfor (P).
2. Senyawa-senyawa lain berupa kotoran (impurities) atau campuran bahan lain dalam
jumlah relatif sedikit. Misalnya ZA (zwavelzuure amoniak) sering mengandung
kotoran sekitar 3% berupa khlor, asam bebas (H2SO4) dan sebagainya.
3. Bahan mantel (coated) ialah bahan yang melapisi pupuk dengan maksud agar pupuk
mempunyai nilai lebih baik misalnya kelarutannya berkurang, nilai higroskopisnya
menjadi lebih rendah dan mungkin agar lebih menarik. Bahan yang digunakan untuk
selaput berupa aspal, lilin, malam, wax dan sebagainya. Pupuk yang bermantel
harganya lebih mahal dibandingkan tanpa mantel.
4. Filler (pengisi). Pupuk majemuk atau pupuk campur yang kadarnya tinggi sering
diberi filler agar ratio fertilizer nya dapat tepat sesuai dengan yang diinginkan, juga
dengan maksud agar mudah disebar lebih merata
Bagi tanaman, pupuk sama seperti makanan pada manusia. Oleh tanaman, pupuk
digunakan untuk tumbuh, hidup, dan berkembang. Jika dalam makanan manusia dikenal
ada istilah gizi, maka dalam pupuk dikenal dengan nama zat atau unsur hara.Kandungan
hara dalam tanaman berbeda beda, tergantung pada jenis hara, jenis tanaman,
kesuburan tanah atau jenisnya, dan pengelolaan tanaman.
Adapun tujuan pemupukan adalah :
a. Menambah zat hara dalam tanah sehingga kebutuhan makanan bagi tanaman dapat
tercukupi.

b. Memperbaiki struktur tanah yaitu merubah zat zat yang semula tidak mudah diserap
menjadi lebih mudah diserap oleh tanaman.
Secara umum dapat dikatakan bahwa manfaat pupuk adalah menyediakan unsur
hara yang kurang atau bahkan tidak tersedia di tanah untuk mendukung pertumbuhan
tanaman. Kandungan unsur dalam pupuk juga akan menghasilkan warna pupuk yang
berlainan. Ada pupuk yang berwarna hitam karena banyak mengandung humus atau
gambut, ada pupuk yang berwarna abu abu, seperti pupuk TSP, karena diambil dari
batuan fosfat yang berwarna demikian, dan ada pula pupuk yang berwarna putih bersih,
seperti urea sebagai hasil dari proses kimia unsur nitrogen. Salah satu jenis pupuk yang
mengandung fosfor adalah pupuk SP-36. Pupuk ini muncul karena sulitnya mendapatkan
kandungan dasar TSP yang masih diimpor. Oleh karena itu, kandungan fosfor dalam
pupuk SP-36 ini jauh lebih rendah dibandingkan dengan pupuk TSP, sekitar 36 %.
Superfostat adalah campuran enters monocalsium, monohidrat, dan gipsum yang dibuat
dengan mereaksikan asam sultat dengan batuan apatit ( batuan tostat ).
1.2. Rumusan Masalah
1. Bagaimana sejarah pupuk kompos ?
2. Bagaimana sejarah pupuk ?
3. Bagaimana sejarah pupuk kandang ?
4. Bagaimana sejarah pupuk kimia ?
1.3. Tujuan
1. Untuk mengetahui asal usul (sejarah) pupuk kompos.
2. Untuk mengetahui asal usul (sejarah) pupuk.
3. Untuk mengetahui asal usul (sejarah) pupuk kandang.
4. Untuk mengetahui asal usul (sejarah) pupuk kimia.
1.4. Manfaat
Memberikan pemahaman kepada para pembaca tentang Pupuk kompos, pupuk,
pupuk kandang serta pupuk kimia

BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Sejarah Perkembangan Pupuk Kompos
Pupuk Kompos adalah salah satu pupuk organik buatan manusia yang dibuat dari
proses pembusukan sisa-sisa bahan organi (tanaman maupun hewan). Proses
pengomposan dapat berlangsung secara aerobik dan anaerobik yang saling menunjang
pada kondisi lingkungan tertentu. Proses ini disebut juga dekomposisi atau penguraian.
Proses pembuatan kompos sebenarnya meniru proses terbentuknya humus di
alam. Namun dengan cara merekayasa kondisi lingkungan, Kompos dapat dipercepat
proses pembuatannya, yaitu hanya dalam jangka waktu 30-90 hati. Waktu ini melebihi
kecepatan terbentuknya humus secara alami. Oleh karena tu, kompos selalu tersedia
sewaktu-waktu diperlukan tanpa harus menunggu bertahun-tahun lamanya.
| Manfaat Kompos |
Berbicara mengenai manfaat kompos, maka manfaat kompos sebagai berikut :
1. Manfaat Kompos Bagi Tanah
Manfaat kompos yang utama pada tanah yaitu untuk memperbaiki kondisi fisik tanah
dibandingkan untuk menyediakan unsur hara, walaupun dalam kompos unsur hara sudah
ada tetapi jumlahnya sedikit. Pupuk kompos berperan dalam menjaga fungsi tanah agar
unsur hara dalam tanah mudah dimanfaatkan oleh tanaman.
Cara terbaik memanfaatkan kompos adalah mengembalikan kompos tersebut pada
tanaman yang bersangkutan. Sebagai contoh, daun-daunan dan ranting pohon mangga
yang gugut di tanah dikembalikan lagi ke pohon mangga dengan cara ditimbun dalam
tanah dekat pohon mangga agar menjadi kompos dan dapat dimanfaatkan. Dengan cara
ini saja tidaklah cukup untuk menyediakan unsur hara bagi pohon mangga. Untuk itu
perlu masukkan lain yang lebih banyak dengan cara memanfaatkan kotoran hewan,
sampah dapur atau pun bahan-bahan organik lainnya dari luar yang diproses menjadi
kompos.

2. Manfaat Kompos Bagi Tanaman


Kompos sangat bermanfaat bagi proses pertumbuhan tanaman. Kompos tidak hanya
mensuplai unsur hara bagi tanaman, selain itu kompos juga memperbaiki struktur tanah
kering dan ladang serta menjaga fungsi tanah, sehingga suatu tanaman dapat tumbuh
dengan baik.
a. Manfaat kompos menyediakan unsur hara bagi tanaman
Unsur hara yang diperlukan oleh tanaman dibagi menjadi tiga golongan. Unsur hara
makro primer yaitu unsur hara yang dibutuhkan dalam jumlah banyak seperti Nitrogen
(N), Pospo (P) dan Kalium (K). Unsur hara makro sekunder yaitu unsur hara yang
dibutuhkan dalam jumlah kecil, seperti belerang (S), kalsium (Ca) dan magnesium (Mg).
Unsur hara mikro yaitu unsur hara yang dibutuhkan dalam jumlah sedikit, seperti besi
(Fe), tembaga (Cu), seng (Zn), klor (Cl), boron (B), mangan (Mn) dan molibdenum (Mo).
Kompos yang sudah jadi dapat digunakan untuk memupuk tanaman, dimana
mengandung sebagian besar unsur hara makro primer, makro sekunder dan unsur hara
mikro yang sangat dibutuhkan tanaman.
b. Manfaat kompos memperbaiki struktur tanah
Tanah yang baik adalah tanah yang remah atau granuler yang mempunyai tata ruang
udara yang baik sehingga aliran udara dan air dapat masuk dengan baik. Tanah yang
buruk ialah apabila butir-butir tanah tidak melekat satu sama lain (tanah pasir) atau saling
melekat (tanah liat).
Kompos merupakan perekat pada butir-butir tanah dan mampu menjadi penyeimbang
tingkat kerekatan pada tanah. Kehadiran kompos pada tanah juga menjadi daya tarik bagi
mikroorganisme untuk melakukan aktivitas pada tanah. Dengan demikian tanah yang
pada mulanya keras dan sulit ditembus air maupun udara, kini dapat menjadi gembur
kembali akibat aktivitas mikroorganisme.
c. Manfaat kompos dapat meningkatkan Kapasitas Tukar Kation
Kapasitas tukar kation (KTK) adalah sifat kimia yang berkaitan erat dengan kesuburan
tanah. Tanah dengan KTK tinggi jauh lebih mampu menyediakan unsur hara daripada

tanah KTK rendah. Pupuk kompos dapat menyediakan KTK dalam jumlah yang lebih
tinggi dibandingkan dengan pupuk organik.
d. Manfaat kompos meningkatkan kemampuan tanah untuk menahan air
Tanah yang bercampur dengan bahan organik seperti kompos mempunyai pori-pori
dengan daya rekat yang lebih baik, sehingga kompos mampu mengikat serta menahan
ketersediaan air di dalam tanah. Erosi air secara langsung dapat ditahan dengan adanya
kompos pada tanah.
e. Manfaat kompos meningkatkan aktivitas biologi tanah
Pada kompos terdapat mikroorganisme yang menguntungkan tanaman. Dalam tanah,
Kompos akan membantu kehidupan mikroorganisme. Selain berisi bakteri dan jamur
pengurai, keberadaan kompos akan membuat tanah menjadi sejuk tidak terlalu lembab
dan tidak terlalu kering.
Keadaan seperti itu sangat disenangi oleh mikroorganisme. Dalam hal ini misalnya,
cacing tanah lebih senang tinggal di tanah dengan kadar organik tinggi daripada tanah
yang keras atau berpasir. Cacing tanah dapat menyediakan pupuk alami berupa kascing
yang bermanfaat bagi tanaman.
f. Manfaat kompos meningkatkan pH pada tanah asam
Unsur hara dalam tanah lebih mudah diserap oleh tanaman pada kondisi pH tanah yang
netral, yaitu 7. Pada nilai pH ini, unsur hara menjadi mudah larut di dalam air. Semakin
asam kondisi tanah (semakin rendah pH) maka jumlah ion Al (alumunium) dan Mn
(Mangan) dalam tanah semakin meningkat. Jumlah Al dan Mn yang terlalu banyak akan
bersifat racun bagi tanaman.
Kondisi tanah yang asam dapat dinetralkan kembali dengan pengapuran. Pemberian
kompos ternyata membantu peningkatan pH tanah.
g. Manfaat kompos menyediakan unsur mikro bagi tanaman
Tidak hanya unsur makro saja yang disediakan oleh kompos untuk tanaman, tetapi juga
unsur mikro. Unsur-unsur itu antara lain Zn, Mn, Cu, Fe dan Mo.

Di Indonesia sebenarnya pupuk kompos itu sudah lama dikenal para petani.
Mereka bahkan hanya mengenal pupuk organik sebelum Revolusi Hijau turut melanda
pertanian di Indonesia. Setelah Revolusi Hijau kebanyakan petani lebih suka
menggunakan pupuk buatan karena praktis menggunakannya, jumlahnya jauh lebih
sedikit dari pupuk organik, harganyapun relatif murah karena di subsidi, dan mudah
diperoleh. Kebanyakan petani sudah sangat tergantung kepada pupuk buatan, sehingga
dapat berdampak negatif terhadap perkembangan produksi pertanian, ketika terjadi
kelangkaan pupuk dan harga pupuk naik karena subsidi pupuk dicabut. Tumbuhnya
kesadaran akan dampak negatif penggunaan pupuk buatan dan sarana pertanian modern
lainnya terhadap lingkungan pada sebagian kecil petani telah membuat mereka beralih
dari pertanian konvensional ke pertanian organik. Pertanian jenis ini mengandalkan
kebutuhan hara melalui pupuk organik dan masukan-masukan alami lainnya. Penggunaan
pupuk hayati untuk membantu tanaman memperbaiki nutrisinya sudah lama dikenal.
Pupuk hayati pertama yang dikomersialkan adalah rhizobia, yang oleh dua orang
ilmuwan Jerman, F. Nobbe dan L. Hiltner, proses menginokulasi benih dengan biakan
nutrisinya dipatenkan. Inokulan ini dipasarkan dengan nama Nitragin, yang sudah sejak
lama diproduksi di Amerika Serikat. Pada tahun 1930-an dan 1940-an berjuta-juta ha
lahan di Uni Sovyet yang ditanami dengan berbagai tanaman diinokulasi dengan
Azotobacter. Bakteri ini diformulasikan dengan berbagai cara dan disebut sebagai pupuk
bakteri Azotobakterin. Pupuk bakteri lain yang juga telah digunakan secara luas di Eropa
Timur adalah fosfobakterin yang mengandung bakteri Bacillus megaterium (Macdonald,
1989). Bakteri ini diduga menyediakan fosfat yang terlarut dari pool tanah ke tanaman.
Tetapi penggunaan kedua pupuk ini kemudian terhenti. Baru setelah terjadinya
kelangkaan energi di dunia karena krisis energi pada tahun 1970-an dunia memberi
perhatian terhadap penggunaan pupuk hayati. Pada waktu pertama kali perhatian lebih
dipusatkan pada pemanfaatan rhizobia, karena memang tersedianya nitrogen yang banyak
di atmosfer dan juga pengetahuan tentang bakteri penambat nitrogen ini sudah banyak
dan pengalaman menggunakan pupuk hayati penambat nitrogen sudah lama. Di Indonesia
sendiri pembuatan inokulan rhizobia dalam bentuk biakan murni rhizobia pada agar
miring telah mulai sejak tahun 1938 (Toxopeus, 1938), tapi hanya untuk keperluan
penelitian. Sedangkan dalam skala komersial pembuatan inokulan rhizobia mulai di

Laboratorium Mikrobiologi, Fakultas Pertanian Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta


sejak tahun 1981 untuk memenuhi keperluan petani transmigran (Jutono, 1982). Pada
waktu itu inokulan diberikan kepada petani sebagai salah satu komponen dalam paket
yang diberikan dalam proyek intensifikasi kedelai. Penyediaan inokulan dalam proyek ini
berdasarkan pesanan pemerintah kepada produsen inokulan, yang tadinya hanya satu
produsen saja menjadi tiga produsen. Inokulan tidak tersedia di pasar bebas, tetapi hanya
berdasarkan pesanan. Karena persaingan yang tidak sehat dalam memenuhi pesanan
pemerintah ini, dan baru berproduksi kalau ada proyek, mengakibatkan ada produsen
inokulan yang terpaksa menghentikan produksi inokulannya, pada hal mutu inokulannya
sangat baik. Perkembangan penggunaan inokulan selanjutnya tidak menggembirakan.
Baru setelah dicabutnya subsidi pupuk dan tumbuhnya kesadaran terhadap dampak
lingkungan yang dapat disebabkan pupuk buatan, membangkitkan kembali perhatian
terhadap penggunaan pupuk hayati.
2.2. Sejarah Perkembangan Pupuk
Pupuk adalah zat yang ditambahkan ke tanah untuk meningkatkan pertumbuhan
tanaman dan hasil. Pertama kali digunakan oleh petani kuno, teknologi pupuk
dikembangkan secara signifikan karena kebutuhan bahan kimia dari tanaman yang
tumbuh ditemukan. Pupuk sintetis modern terutama terdiri dari nitrogen, fosfor , dan
senyawa kalium dengan nutrisi sekunder ditambahkan. Penggunaan pupuk sintetis telah
meningkatkan kualitas dan kuantitas makanan yang tersedia saat ini, meskipun
penggunaan jangka panjang mereka diperdebatkan oleh lingkungan. Seperti semua
organisme hidup, tumbuhan terdiri dari sel-sel. Dalam sel-sel ini terjadi banyak
metabolisme reaksi kimia yang bertanggung jawab untuk pertumbuhan dan reproduksi.
Karena tanaman tidak makan makanan seperti binatang, mereka bergantung pada nutrisi
dalam tanah untuk menyediakan bahan kimia dasar untuk reaksi-reaksi metabolik.
Pasokan komponen ini di tanah terbatas, bagaimanapun, dan sebagai tanaman dipanen,
maka dwindles, menyebabkan penurunan dalam kualitas dan hasil tanaman.
Pupuk mengganti komponen kimia yang diambil dari tanah oleh tanaman yang
tumbuh. Namun, mereka juga dirancang untuk meningkatkan potensi tumbuh dari tanah,
dan pupuk dapat menciptakan lingkungan tumbuh lebih baik daripada tanah alami.

Mereka juga dapat disesuaikan dengan jenis tanaman yang sedang tumbuh. Biasanya,
pupuk terdiri dari nitrogen, fosfor , dan senyawa kalium. Mereka juga mengandung
elemen yang meningkatkan pertumbuhan tanaman.
Komponen utama dalam pupuk adalah nutrisi yang penting untuk pertumbuhan
tanaman. Tanaman menggunakan nitrogen dalam sintesis protein, asam nukleat , dan
hormon . Ketika tanaman nitrogen kekurangan , mereka ditandai oleh pertumbuhan
berkurang dan daun menguning. Tanaman juga membutuhkan fosfor, komponen asam
nukleat, fosfolipid, dan beberapa protein. Hal ini juga diperlukan untuk menyediakan
energi untuk mendorong reaksi kimia metabolisme. Tanpa fosfor cukup, pertumbuhan
tanaman berkurang. Kalium adalah zat lain yang utama yang tanaman mendapatkan dari
tanah. Hal ini digunakan dalam sintesis protein dan lainnya proses pabrik kunci.
Menguning, bercak jaringan mati, dan batang yang lemah dan akar semua indikasi dari
kurangnya tanaman yang cukup kalium.
Kalsium, magnesium, dan sulfur juga bahan penting dalam pertumbuhan tanaman.
Mereka hanya dimasukkan dalam pupuk dalam jumlah kecil, namun, karena sebagian
besar tanah alami mengandung cukup komponen ini. Bahan lain yang dibutuhkan dalam
jumlah yang relatif kecil untuk pertumbuhan tanaman. Ini mikronutrien meliputi besi,
klorin , tembaga, mangan , seng, molibdenum , dan boron , yang terutama berfungsi
sebagai kofaktor dalam enzimatik reaksi. Sementara mereka mungkin hadir dalam jumlah
kecil, senyawa ini tidak kurang penting untuk pertumbuhan, dan tanpa mereka tanaman
bisa mati.
Banyak zat yang berbeda digunakan untuk memberikan nutrisi penting yang
dibutuhkan untuk pupuk yang efektif. Senyawa ini dapat ditambang atau terisolasi dari
sumber alami. Contoh meliputi natrium nitrat , rumput laut, tulang, guano , kalium, dan
batuan fosfat . Senyawa kimia juga dapat disintesis dari bahan baku dasar. Ini akan
mencakup hal-hal seperti amonia , urea, asam nitrat , dan amonium fosfat . Karena
senyawa ini ada di sejumlah negara fisik, pupuk bisa dijual sebagai padatan, cairan, atau
bubur.
Proses penambahan zat untuk tanah untuk meningkatkan kapasitasnya semakin
dikembangkan pada hari-hari awal pertanian. Petani kuno tahu bahwa hasil pertama pada
sebidang tanah jauh lebih baik daripada tahun-tahun berikutnya. Hal ini menyebabkan

mereka pindah ke yang baru, digarap daerah, yang kembali menunjukkan pola yang sama
dari hasil berkurang dari waktu ke waktu. Akhirnya ditemukan bahwa pertumbuhan
tanaman di sebidang tanah dapat ditingkatkan dengan menyebarkan hewan kotoran
seluruh tanah.
Seiring waktu, teknologi pupuk menjadi lebih halus. Zat baru yang meningkatkan
pertumbuhan tanaman ditemukan. Orang Mesir diketahui telah menambahkan abu dari
membakar gulma ke tanah. Tulisan-tulisan Yunani dan Romawi kuno menunjukkan
bahwa kotoran hewan yang digunakan, tergantung pada jenis tanah atau tanaman tumbuh.
Itu juga diketahui saat ini bahwa tumbuh tanaman polongan di lahan sebelum penanaman
gandum adalah menguntungkan. Jenis lain dari bahan ditambahkan termasuk kerang laut,
tanah liat, limbah sayuran, limbah dari proses manufaktur yang berbeda, dan lain
berbagai macam sampah.
Penelitian disusun dalam teknologi pupuk dimulai pada awal abad ketujuh belas.
Awal ilmuwan seperti Francis Bacon dan Johann Glauber menjelaskan efek
menguntungkan dari penambahan sendawa ke tanah. Glauber mengembangkan pupuk
mineral lengkap pertama, yang merupakan campuran sendawa, kapur, asam fosfat ,
nitrogen, dan kalium. Seperti teori-teori ilmiah yang dikembangkan kimia, kebutuhan
kimia tanaman ditemukan, yang menyebabkan komposisi pupuk ditingkatkan. Organik
kimia Justus von Liebig menunjukkan bahwa tanaman membutuhkan unsur mineral
seperti nitrogen dan fosfor untuk tumbuh. Industri pupuk kimia bisa dikatakan memiliki
awal dengan paten yang dikeluarkan untuk Sir John Lawes, yang diuraikan metode untuk
memproduksi suatu bentuk fosfat yang merupakan pupuk yang efektif. Industri pupuk
sintetis mengalami pertumbuhan yang signifikan setelah Perang Dunia Pertama, ketika
fasilitas yang telah menghasilkan amonia dan nitrat sintetis untuk bahan peledak
dikonversi menjadi produksi nitrogen pupuk berbasis.
Bahan Baku
Pupuk diuraikan di sini adalah senyawa pupuk terdiri dari pupuk primer dan
sekunder nutrisi. Ini hanya mewakili satu jenis pupuk, dan tunggal lainnya nutrisi jenis
juga dibuat. Bahan baku, dalam bentuk padat, dapat diberikan kepada produsen pupuk
dalam jumlah massal ribu ton, jumlah drum, atau wadah drum logam dan tas.
Pupuk utama termasuk zat yang berasal dari nitrogen, fosfor, dan kalium. Berbagai bahan

10

baku yang digunakan untuk memproduksi senyawa ini. Ketika amonia digunakan sebagai
sumber nitrogen dalam pupuk, salah satu metode produksi sintetik memerlukan
penggunaan gas alam dan udara. Komponen fosfor dibuat menggunakan belerang,
batubara, dan batu fosfat. Sumber kalium berasal dari kalium klorida , komponen utama
kalium.
Nutrisi sekunder ditambahkan ke beberapa pupuk untuk membantu membuat mereka
lebih efektif. Kalsium diperoleh dari batu gamping, yang berisi kalsium karbonat,
kalsium sulfat , dan kalsium magnesium karbonat. Sumber magnesium dalam pupuk
berasal dari dolomit . Sulfur merupakan bahan yang ditambang dan ditambahkan ke
pupuk. Bahan ditambang lainnya termasuk besi dari besi sulfat , tembaga, dan
molibdenum dari molibdenum oksida .
Pabrikasi
Proses
Pabrik terintegrasi telah dirancang untuk memproduksi pupuk majemuk. Tergantung pada
komposisi sebenarnya dari produk akhir, proses produksi akan berbeda dari produsen ke
produsen.
Komponen nitrogen pupuk

Amonia adalah salah satu komponen pupuk nitrogen yang dapat disintesis dari
dalam-mahal bahan baku. Sejak nitrogen porsi signifikan dari atmosfer bumi,
proses dikembangkan untuk menghasilkan amonia dari udara. Dalam proses ini,
gas alam dan uap air dipompa ke kapal besar. Selanjutnya, udara dipompa ke
dalam sistem, dan oksigen dikeluarkan oleh pembakaran gas alam dan uap. Daun
ini terutama nitrogen, hidrogen, dan karbon dioksida . Karbon dioksida akan
dihapus dan amonia diproduksi dengan memperkenalkan arus listrik ke dalam
sistem. Katalis seperti magnetit (Fe 3 O 4) telah digunakan untuk meningkatkan
kecepatan dan efisiensi sintesis amonia . Setiap kotoran dikeluarkan dari amonia,
dan disimpan dalam tangki sampai diproses lebih lanjut.

Sementara amonia sendiri kadang-kadang digunakan sebagai pupuk, sering


diubah menjadi zat lain untuk mempermudah penanganan. Asam nitrat dihasilkan
oleh amonia pencampuran pertama dan udara dalam tangki. Dalam kehadiran

11

katalis , reaksi terjadi yang mengubah amonia untuk oksida nitrat . Oksida nitrat
selanjutnya direaksikan dengan adanya air untuk memproduksi nitrat asam.

3 Asam nitrat dan amonia yang digunakan untuk membuat amonium nitrat .
Bahan ini adalah komponen pupuk yang baik karena memiliki konsentrasi tinggi
nitrogen. Kedua bahan tersebut dicampur bersama dalam tangki dan reaksi
netralisasi terjadi, memproduksi amonium nitrat. Bahan ini kemudian dapat
disimpan sampai siap untuk pasir dan dicampur dengan komponen pupuk lainnya.

Pupuk fosfor komponen

Untuk mengisolasi fosfor dari batuan fosfat, itu diperlakukan dengan asam sulfat ,
menghasilkan fosfat asam. Beberapa bahan ini direaksikan lebih lanjut dengan
asam sulfat dan asam nitrat untuk menghasilkan superfosfat tiga , sumber yang
sangat baik fosfor dalam bentuk padat.

Beberapa asam fosfat juga bereaksi dengan amonia dalam tangki terpisah. Reaksi
ini menghasilkan amonium fosfat, pupuk lainnya primer yang baik.

Kalium pupuk komponen

Kalium klorida biasanya dipasok ke produsen pupuk dalam jumlah besar.


Produsen mengubahnya menjadi lebih dapat digunakan bentuk dengan granulasi
itu. Hal ini membuat lebih mudah untuk mencampur dengan komponen pupuk
lain dalam langkah berikutnya.

Granulasi dan pencampuran

Untuk memproduksi pupuk dalam bentuk yang paling digunakan, masing-masing


senyawa yang berbeda, amonium nitrat, kalium klorida , fosfat amonium, dan
triple superfosfat adalah pasir dan dicampur bersama-sama. Salah satu metode
granulasi melibatkan menempatkan bahan padat ke dalam drum berputar yang
memiliki sumbu miring. Sebagai drum berputar, potongan-potongan dari pupuk
padat mengambil bentuk bola kecil. Mereka melewati layar yang memisahkan
partikel-partikel berukuran memadai. Sebuah lapisan lembam debu ini kemudian
diterapkan pada partikel, menjaga masing-masing diskrit dan menghambat
kelembaban retensi . Akhirnya, partikel dikeringkan, menyelesaikan proses
granulasi.

12

Berbagai jenis partikel ini dicampur bersama dalam proporsi yang tepat untuk
menghasilkan pupuk komposit. Pencampuran ini dilakukan dalam drum besar
yang berputar pencampuran sejumlah tertentu ternyata untuk menghasilkan
campuran yang terbaik. Setelah pencampuran, pupuk dikosongkan ke conveyor
belt , yang mengangkut ke mesin mengantongi.

Kain karung

Pupuk biasanya diberikan kepada petani dalam tas besar. Untuk mengisi kantong
pupuk pertama dikirimkan ke besar hopper . Jumlah yang tepat dilepaskan dari
hopper ke dalam tas yang dipegang terbuka oleh penjepitan perangkat. Tas adalah
pada permukaan bergetar, yang memungkinkan pengemasan lebih baik. Ketika
selesai mengisi, tas diangkut tegak untuk sebuah mesin yang tertutup segel. Tas
ini kemudian conveyored ke palletizer, yang tumpukan tas ganda, menyiapkan
mereka untuk pengiriman kepada distributor dan akhirnya kepada para petani.

Pengendalian Kualitas
Untuk memastikan kualitas pupuk yang dihasilkan, produsen monitor produk pada setiap
tahap produksi. Bahan baku dan produk jadi semua mengalami baterai tes fisik dan kimia
untuk menunjukkan bahwa mereka memenuhi spesifikasi sebelumnya dikembangkan.
Beberapa karakteristik yang diuji meliputi pH, penampilan, kepadatan, dan titik leleh.
Sejak produksi pupuk governmentally diatur, komposisi analisis tes dijalankan pada
sampel untuk menentukan kandungan nitrogen total, konten fosfat, dan elemen lain yang
mempengaruhi komposisi kimia. Berbagai tes lain juga dilakukan, tergantung pada sifat
spesifik dari komposisi pupuk.
Produk sampingan / Limbah
Sebuah jumlah yang relatif kecil nitrogen yang terkandung dalam pupuk diterapkan pada
tanah sebenarnya berasimilasi ke dalam tanaman. Banyak dicuci ke sekitar badan air atau
filter ke dalam air tanah . Hal ini telah menambahkan sejumlah besar nitrat pada air yang
dikonsumsi oleh masyarakat. Beberapa studi medis telah menunjukkan bahwa gangguan
tertentu dari sistem kemih dan ginjal adalah hasil dari nitrat yang berlebihan dalam air
minum. Hal ini juga berpikir bahwa ini sangat berbahaya bagi bayi dan bahkan bisa
berpotensi karsinogenik

13

Nitrat yang terkandung dalam pupuk tidak dianggap berbahaya dalam diri mereka.
Namun, bakteri tertentu dalam tanah menjadi ion-ion nitrat mengkonversi nitrit.
Penelitian telah menunjukkan bahwa ketika ion nitrit yang tertelan, mereka dapat masuk
ke aliran darah. Di sana, mereka ikatan dengan hemoglobin, sebuah protein yang
bertanggung jawab untuk menyimpan oksigen. Ketika ion nitrit dengan hemoglobin
mengikat, kehilangan kemampuannya untuk menyimpan oksigen, berakibat pada masalah
kesehatan yang serius.
Nitrosamin lain adalah produk sampingan yang potensial dari nitrat dalam pupuk. Mereka
adalah hasil dari reaksi kimia alami nitrat. Nitrosamin telah terbukti menyebabkan tumor
pada hewan laboratorium, makan rasa takut yang sama bisa terjadi pada manusia. Ada,
bagaimanapun, telah ada studi yang menunjukkan hubungan antara penggunaan pupuk
dan tumor manusia.
2.3. Sejarah Perkembangan Pupuk Kandang
Pupuk kandang merupakan pupuk yang penting di Indonesia. Selain jumlah
ternak lebih tinggi sehingga volume bahan ini besar, secara kualitatif relatif lebih kaya
hara dan mikrobia dibandingkan limbah pertanian. Yang yang dimaksud pupuk kandang
ialah campuran kotoran hewan/ ternak dan urine. Pupuk kandang terdiri dari kotoran
padat dan urine (air kencing). Kotoran ini dapat bercampur dengan sisa-sisa makanan dan
jerami alas kandang.
Kotoran padat dan urine ternak sebaiknya disatukan untuk memanipulasi unsur
hara secara keseluruhan, karena urine juga mengandung unsur hara yang penting
terutama unsur nitrogen dan kalium. Selain itu, pupuk kandang mengandung unsur
kalsium (Ca), magnesium (mg), sulfur (S), mangan (Mn), zink (Zn), atau seng, cuprum
(Cu), dan borium (B).
Pemberian pupuk kandang yang sudah matang sebaiknya diberikan 1 sampai 2
minggu sebelum tanam agar proses dekomposisi berjalan lebih cepat sehingga hara yang
dilepas dapat dimanfaatkan untuk pertumbuhan tanaman. Apabila pupuk kandang
dijadikan larutan dengan mencampurkan air maka pemberiannya dengan cara
menyiramkan larutan pupuk kandang disekitar tanaman.

14

Pupuk kandang yang berasal dari jenis hewan dengan kualitas pakan dan fungsi
ternak yang berbeda mempunyai kandungan hara yang berbeda pula. Kualitas pakan yang
baik dapat menghasilkan pupuk kandang dengan kandungan hara bih tinggi jika bahan
pakan tersebut mempunyai kandungan protein tinggi dengan serat kasar rendah.
Pupuk kandang sebagai limbah ternak banyak mengandung unsur hara makro
seperti Nitrogen (N), Fospat (P2O5), Kalium (K2O) dan Air (H2O). Meskipun jumlahnya
tidak banyak, dalam limbah ini juga terkandung unsur hara mikro diantaranya Kalsium
(Ca), Magnesium (Mg), Tembaga (Cu), Mangan (Mn), dan Boron (Bo). Banyaknya
kandungan unsur makro pada pupuk kandang membuat penggunaannya hanya dilakukan
pada saat pemupukan dasar saja. Hal ini erat kaitannya dengan jumlah unsur makro yang
dibutuhkan tanaman yang tidak boleh melebihi rasio C/N =12. Sehingga pupuk kandang
yang memiliki rasio C/N tinggi yaitu + 25 kurang baik bila digunakan untuk
menyuburkan tanaman secara langsung.
Berdasarkan jenis hewannya, pupuk kandang terbagi kedalam lima macam yaitu
limbah kambing, limbah sapi, limbah ayam, limbah babi dan limbah kuda. Masingmasing limbah tersebut memiliki karakteristik dan kandungan unsur hara yang berbeda
(Tabel 1). Pada limbah sapi misalnya kandungan unsur haranya berbeda antara limbah
cair maupun yang padat. Pada limbah sapi yang cair memiliki kandungan P lebih banyak
dibandingkan yang padat. Dan sebaliknya kandungan K pada limbah sapi padat lebih
banyak dibandingkan yang cair. Berdasarkan tabel 1 terlihat bahwa limbah (kotoran
ayam) memiliki kandungan N dan P paling besar diantara limbah ternak lainnya.
Sedangkan kandungan K paling besar terdapat pada limbah domba cair yaitu sebesar 2.1
%. Suatu limbah dapat digolongkan ke dalam pupuk panas bila memiliki kandungan air
yang rendah. Kandungan yang rendah tersebut berimplikasi pada proses perubahan jasad
renik secara aktif menjadi lebih cepat, sehingga waktu yang diperlukan jasad renik untuk
dekomposisi (penguraian) pupuk ini lebih cepat.
Pupuk kandang dibagi menjadi dua macam: a) pupuk padat dan b) pupuk cair.
Susunan hara pupuk kandang sangat bervariasi tergantung macamnya dan jenis hewan
ternaknya. Nilai pupuk kandang dipengaruhi oleh: 1) makanan hewan yang bersangkutan,
2) fungsi hewan tersebut sebagai pembantu pekerjaan atau dibutuhkan dagingnya saja, 3)

15

jenis atau macam hewan, dan 4) jumlah dan jenis bahan yang digunakan sebagai alas
kandang.
Pembagian Pupuk kandang
Berdasarkan bentuknya, pupuk kandang dibedakan atas;
a. Pupuk Kandang Padat
Pupuk kandang padat yaitu kotoran ternak yang berupa padatan baik belum
dikomposkan maupun sudah dikomposkan sebagai sumbar hara terutama N bagi tanaman
yang dapat memperbaiki sifat kimia, biologi dan fisik tanah. Penanganan pukan padat
oleh petani dengan cara mengumpulkan kotoran ternak besar selama 1-3 hari sekali pada
saat pembersihan kandang. Petani yang telah maju ada yang memberikan mikroba
decomposer dengan tujuan untuk mengurangi bau dan mempercepat pematangan, tetapi
ada pula yang sekedar ditumpuk dan dibiarkan sampai pada waktunya digunakan ke
lahan.
Agar pupuk kandang tidak terlihat kotor dan menimbulkan dampak yang tidak baik
terhadap tanaman serta mudah dibawa pupuk kadang dapat dikeringkan terlebih dahulu.
Penggunaan pupuk kandang secara kering mengurangi pengaruh kenaikan temperatur
selama proses peruraian dan terjadinya kekurangan nitrogen bagi tanaman. Proses
pengeringan dapat dilakukan dengan mencampur pupuk kandang dengan debu, lumpur
kering, abu bakaran dapur atau abu bakaran. Setelah proses pencampuran letakanlah di
tempat yang terlindung dari sinar matahari langsung dan ditutup sampai pupuk tersebut
digunakan. Komposisi campuran 40% pupuk kandang 30% debu dan 30% lumpur kering.
b. Pupuk Kandang Cair
Pupuk kandang cair merupakan pukan berbentuk cair berasal dari kotoran hewan yang
masih segar yang bercampur dengan urine hewan atau kotoran hewan yang dilarutkan
kedalam air dalam perbandingan tertentu. Hasil penelitian menunjukan bahwa pukan
ayam yang dilarutkan dalam air mengandung kadar hara yang cukup tinggi. Kotoran
ayam yang masih baru dimasukkan kekarung goni, dibenamkan dalam air dalam sebuah
tong bervolume 130 liter. Untuk kotoran ayam 10Kg, kadar nitrogen yang terlarut
mencapi maksimum dalam waktu 1 minggu, sedangkan bila berat kotoran ayam
ditingkatkan menjadi 17,5 dan 25Kg proses pelarutan Nitrogen memakan waktu 3

16

minggu dengan kadar Nitrogen yang terlarut lebih rendah. Semakin ti Pupuk kandang
merupakan pilihan pupuk organik yang bisa dimanfaatkan. Kandungan unsur hara dalam
pupuk kandang tersebut tergantung dari jenis ternak dan makanan ternak yang diberikan,
air yang diminum, umur ternak, dll. Hindarkan pemakaian pupuk kandang yang masih
baru, sebab pupuk kandang yang masih baru belum masak benar, dan suhunya masih
tinggi.
Agar pupuk kandang terurai sebelum digunkaan pupuk kandang perlu ditimbun di tempat
yang teduh dan tidak boleh kering. Untuk mempercepat proses peruraian pupuk kandang
perlu diaduk.Tanda-tanda pupuk yang sudah mengalami peguraian adalah:
- tidak panas, temperatur sama dengan tanah sekitar
- kotoran dan rumput-rumputan tidak nampak
- warna agak kehitam-hitaman
- mudah ditaburkan
Pupuk kandang dapat pula digunakan dalam bentuk cair. Pupuk kandang cair dapat dibuat
dengan mencampur kotoran hewan dengan air lalu diaduk. Setelah larutan tercampur rata
simpanlah di tempat yang teduh dan tidak terkena sinar matahari langsung dengan
memberi penutup/pelindung. Biarkan agar terjadi proses fermentasi seblum digunakan.
Penyimpanan pupuk kandang cair dilakukan dalam kondisi tertutup agar udara tidak
dapat masuk. Hal ini dilakukan untuk menekan kehilangan nitrogen dalam bentuk gas
amoniak yang menguap. Dengan menyimpannya terlebih dahulu sebelum digunakan akan
meningkatkan kandungan fosfat dan membuat kandungan hara menjadi seimbang.
Penggunaan pupuk kandang cair juga akan meningkatkan efisiensi penggunaan fosfat
oleh tanaman. Dalam penggunaan pupuk kandang perlu diwaspadai dalam pengggunaan
langsung dalam tanaman adalah kemungkinan adanya kandungan gulma, organisme
penyebab penyakit yang terkandung dalam pupuk kandang/kotoran hewan. Penggunaan
secara langsung kemungkinan besar akan terjadi panas karena proses penguraian.
Pembagian Pupuk Kandang Berdasarkan Asal Usul
Pupuk kandang ayam
Pemanfaatan pukan ayam umum dipergunakan oleh petani sayuran dengan cara
mengadakan dari luar wilayah tersebut. Pupuk kandang ayam broiler mempunyai kadar
hara P yang relatih lebih tinggidari pukan lainnya. Hal ini dipengaruhi oleh jenis

17

kosentrat yang diberikan. Selain itu pula dalam kotoran ayam tersebut tercampur sisa-sisa
makanan makanan ayam serta sekam sebagai alas kandang yang dapat menyumbangkan
tambahan hara kedalam pukan terhadap sayuran.
Beberapa hasil penelitian aplikasi pukan ayam selalu memberikan respon tanaman
yang terbaik pada musim pertama ini terjadi karena pukan ayam relatif lebih cepat
terdekomposisi serta mempunyai kadar hara yang cukup pula jika dibandingkan dengan
jumlah unit yang sama dengan pukan lainnya. Pemafaatan pukan ayam ini bagi pertanian
organic menemui kendala karena pukan ayam mengandung hormone yang dapat
mempercepat pertumbuhan ayam
Pupuk kandang sapi
Pukan sapi mempunyai kadar serat yang tinggi seperti selulosa. Hal ini terbukti dari hasil
pengukuran parameter C/N rasio yang cukup tinggi >40. Tingginya kadar C dalam pukan
sapi menghambat penggunaan langsung kelahan pertaniaan karena akan menekan
pertumbuhan tanaman utama. Ini terjadi karena mikroba decomposer akan menggunakan
N yang tersedia untuk sehingga tanaman utama akan kekurangan N. bila pukan dengan
kadar air yang tinggi diaplikasikan secara langsung akan memerlukan tenaga lebih
banyak serta proses pelepasan amoniak masih berlangsung.
Pupuk kandang kambing
Tekstur dari kotoran kambing berbentuk butiran-butiran yang agak sukar dipecah secara
fisik sehingga sangat berpengaruh terhadap proses dekomposisi dan proses penyediaan
haranya. Pupuk kandang yang baik harus mempunyai rasio C/N <20>30 sehingga lebih
baik penggunaannya bila dikomposkan terlebih dahulu tapi apabila digunakan secara
langsung pukan ini memberikan manfaat pada musim kedua pertanaman. Kadar hara
pukan kambing mengadung kalium yang relatif lebih tinggi dari pukan lainnya kecuali
untuk unsur P dan N hampir sama dengan pukan lainnya.
Pupuk kandang babi
Komposisi hara kotoran babi sangat dipengaruhi oleh umur. Akan tetapi secara pukan
babi mengandung hara P tetapi rendah Mg. pukan babi mempunyai tekstur yang lembek
dan akan bertambah cair bila bercampur dengan urine. Penggunaan pukan ini dicampur
dengan pukan ayam atau kambing sebab jika pukan babi ini diaplikasikan secara terpisah
pertumbuhan tanaman kurang baik.

18

Berbagai contoh di atas memperlihatkan bahwa banyak sekali bahan yang dapat
digunakan sebagai pupuk. Memang dalam penggunaannya pupuk organik ini memiliki
kelemahan dibandingkan dengan pupuk kimia. Meskipun begitu pupuk organik memiliki
banyak kelebihan yang tidak dapat digantikan oleh pupuk kimia. Selain itu penggunaan
pupuk organik dapat melepaskan ketergantungan petani dari dunia luar dalam hal ini
pabrik pupuk. Dengan membiasakan kembali penggunaan pupuk organik akan
menjadikan petani tidak menjadi tidak terombang-ambingkan oleh perusahaanperusahaan pupuk baik kimia maupun pabrik pupuk organik.
Pupuk

II.3.

Kandungan

kandang

N
P
Kg/ton pupuk kandang
Sapi
5
2
Kambing
8
7
Babi
9
3
Ayam
15
5
Kandungan Hara Nutrisi Pupuk Kandang

Ca

5
15
6
6

3
8
12
23

Tabel Rata-rata hara dari berbagai pupuk kandang.


Ukuran hewan ( kg)
Pupuk segar (ton/tahun)
Kadar air ( %)
Kandungan hara (kg/ton ton)
Nitrogen (N)
Fosfor (P)
Kalium (K)
Kalsium (K)
Magnesium (Mg)
Sulfur (S)
Ferrum (Fe)
Boron (B)
Cuprum (Cu)
Mangan (Mn)
Zinc (Zn)

Sapi
500
11,86
85

Ayam
5
10,95
72

Bebek
100
0,046
82

Domba
100
0,73
77

10,0
2,0
8,0
5,0
2,0
1,5
0,1
0,01
0,01
0,03
0,04

25,0
11,0
10,0
36,0
6,0
3, 2
2,3
0,01
0,01
0,01

10,0
2,8
7,6
11,4
1,6
2,7
0,6
0,09
0,04
0,12

28,0
4,2
20,0
11,7
3,7
1,8
0,3
-

Manfaat Pupuk Kandang


Nilai pupuk kandang tidak saja ditentukan oleh kandungan nitrogen, asam fosfat,
dan kalium, tetapi karena mengandung hampir sernua unsur hara makro dan mikro yang
dibutuhkan tanaman serta berperan dalam memelihara keseimbangan hara dalam tanah.

19

Selain itu, fungsi ternak mempengaruhi kandungan hara yang terdapat di dalam
kotorannya. Kandungan nitrogen di dalam kotoran sapi perah sangat rendah, karena unsur
nitrogen diserap dari pakan untuk menghasilkan susu, apabila dibandingkan dengan sapi
yang digunakan sebagai tenaga kerja atau di ambil dagingnya. Selain itu, kandungan hara
dalam pupuk kandang dipengaruhi juga oleh kadar campuran antara kotoran ternak
dengan bahan alas kandang. Sedangkan kandang yang disimpan terlalu lama
menyebabkan terjadinya penguapan unsur hara terutama nitrogen.
Pemberian

pupuk

kandang

dapat

meningkatkan

kadar

bahan

organik.

Meningkatkannya bahan organic tanah dapat memperbaiki kapasitas infiltrasi sehingga


daya tanah untuk menyerap dan memegang air meningkat. Selain itu, aktivitas mikroba
akan mempercepat proses dekomposisi bahan organik tanah sehingga unsur hara yang
dikandung terlepas dan tersedia bagi tanaman.
Pupuk kandang merupakan pupuk organik dapat berperanan sebagai bahan pembenah
tanah. Pupuk kandang dapat mencegah erosi, pergerakan tanah dan retakan tanah. Pupuk
kandang dan pupuk organik lainnya meningkatkan kemampuan tanah mengikat
kelembaban, memperbaiki struktur tanah dan pengatusan tanah. Pupuk kandang memacu
pertumbuhan dan perkembang bakteri dan mahluk tanah lainnya. Pupuk kandangan
mempunyai kandungan unsur N, P, K rendah, tetapi banyak mengandung unsur mikro.
Kandungan unsur nitrogen dalam pupuk kandang akan dilepaskan secara perlahan-lahan.
Dengan demikian pemberian pupuk kandang yang berkelanjutan akan membantu dalam
membangun kesuburan tanah dalam jangka panjang.
Nilai dari pupuk kandang tidak hanya didasarkan pada pasokan jumlahnya tetapi jumlah
nitrogen dan zat yang terkandung. Nitrogen yang dilepaskan dengan adanya aktivitas
mikroorganisme kemudian dimanfaatkan oleh tanaman.
Berbagai contoh di atas memperlihatkan bahwa banyak sekali bahan yang dapat
digunakan sebagai pupuk. Memang dalam penggunaannya pupuk organik ini memiliki
kelemahan dibandingkan dengan pupuk kimia. Meskipun begitu pupuk organik memiliki
banyak kelebihan yang tidak dapat digantikan oleh pupuk kimia. Selain itu penggunaan
pupuk organik dapat melepaskan ketergantungan petani dari dunia luar dalam hal ini
pabrik pupuk. Dengan membiasakan kembali penggunaan pupuk organik akan

20

menjadikan petani tidak menjadi tidak terombang-ambingkan oleh perusahaanperusahaan pupuk baik kimia maupun pabrik pupuk organik.
CARA PENGGUNAAN PUPUK KANDANG
Pemberian pupuk kandang dapat dilakukan dengan beberapa cara.
1. Disebar merata dipermukaan tanah kemudian dibenamkan dengan cara dicangkul
sehingga benar-benar tercampur rata dengan tanah.
2. Diletakkan dalam saluran/larikan kemudian ditutup kembali dengan tanah.
3. Diberikan sekitar akar tanaman dengan cara membuat lubang terlebih dahulu dan
setelah pupuk dimasukkan ke lubang tersebut kenudian ditutup kembali dengan tanah.
Kotoran ternak segar yang bercampur dengan sisa-sisa pakan ternak tidak dapat
langsung digunakan sebagaj pupuk. Agar dapat digunakan sebagai pupuk, kotoran ternak
harus mengalami proses pelapukan (dekomposisi) terlebih dahulu. Proses pelapukan
dapat dilakukan dengan cara menyimpan kotoran ternak segar di dalam lubang atau
karung plastik selama 2-3 bulan.
Penggunaan pupuk organis: pupuk kandang, kompos atau pupuk hijau diberikan pada
saat sebelum tanam atau saat tanaman sudah tumbuh. Pupuk dimasukkan ke dalam tanah
atau dicampur dengan tanah sedalam 20 cm. Bisa juga dengan membuatkan alur-alur
pada tanah dan ini dilakukan 1 minggu sebelum tanam. Pada waktu tanaman hendak
ditanam pupuk diaduk dengan tanah. Jumlah pupuk yang diberikan tergantung jenis
tanaman.
Permasalahan yang sering menghambat penggunaan pupuk organik adalah karena pupuk
tersebut tidak praktis, kotor, dan jumlahnya banyak (ruah). Oleh karenanya kebanyakan
petani yang sudah terbiasa dengan hal yang mudah dan praktis enggan menggunakan
pupuk organik. Dengan kondisi tanah yang semakin rusak ditambah kenaikan harga
pupuk kimia, pilihan penggunaan pupuk organik tidak harus ditunda-tunda lagi. Dalam
penggunaan pupuk organik ada berbagai pilihan yang dapat diterapkan sesuai dengan
kondisi setempat.
2.4. Sejarah Perkembangan Pupuk Kimia

21

Pupuk kimia mulai diperkenalkan pada awal tahun 70-an, untuk meningkatkan
hasil pertanian yang sebelumnya hanya melakukan pemupukan secara tradisional. Pada
awalnya tidak banyak petani yang langsung percaya. Akan tetapi setelah diedukasi
melalui penyuluhan-penyuluhan, bimbingan masyarakat, dan terbukti peningkatan yang
signifikan, maka berbondong-bondong petani mulai mengaplikasikan pupuk kimia,
hingga akhirnya diterapkan hampir di seluruh pelosok nusantara.
Beberapa tahun pertama memang peningkatan panen sangat terasa manfaatnya.
Program modernisasi pertanian mampu menjawab satu tantangan ketersediaan kebutuhan
pangan dunia yang kian hari terus meningkat. Namun setelah belasan tahun penerapan
pupuk kimia, penggunaan pupuk kimia mulai terlihat dampak dan efek sampingnya.
Bahan kimia sintetik yang digunakan dalam pertanian seperti pupuk dan pestisida telah
merusak struktur, kimia dan biologi tanah. Bahan pestisida diyakini telah merusak
ekosistem dan habitat beberapa binatang yang justru menguntungkan petani sebagai
predator hama tertentu. Di samping itu pestisida telah menyebabkan imunitas pada
beberapa hama. Lebih lanjut resiko kerusakan ekologi menjadi tak terhindarkan dan
terjadinya penurunan produksi membuat ongkos produksi pertanian cenderung
meningkat. Akhirnya terjadi inefisiensi produksi dan melemahkan kegairahan bertani.
Pupuk kimia yang sebelumnya berhasil meningkatkan produksi pertanian mulai
menunjukkan penurunan hasil. Untuk mengembalikan produktivitas, petani mulai
menambah dosis pupuk kimianya sehingga lama kelamaan biaya operasional jadi
meningkat, dan keuntungan petani semakin merosot. Dari tahun ke tahun hasil produksi
menyusut bahkan kini di beberapa daerah hasil pertanian sudah lebih rendah daripada
sebelum menggunakan pupuk kimia saat beberapa puluh tahun lalu.
Pada awalnya penggunaan pupuk kimia mampu meningkatkan hasil panen, akan tetapi
lama kelamaan hasil panen makin merosot dan kondisi tanah makin lama makin tidak
subur. Dari berbagai penelitian yang mendalam dan memakan waktu lama akhirnya
diketahui bahwa kekurangan unsur biologilah salah satunya yang menyebabkan tanah
semakin lama semakin tidak subur. Unsur biologi tanah dibagi menjadi dua, yaitu
mikroba tanah dan hormon pertumbuhan pada tumbuhan.
Alasan utama kenapa pupuk kimia dapat menimbulkan pencemaran pada tanah karena
dalam prakteknya, banyak kandungan yang terbuang. Penggunaan pupuk buatan (an-

22

organik) yang terus-menerus akan mempercepat habisnya zat-zat organik, merusak


keseimbangan zat-zat makanan di dalam tanah, sehingga menimbulkan berbagai penyakit
tanaman.
Pupuk kimia adalah zat substansi kandungan hara yang dibutuhkan oleh tumbuhan. Akan
tetapi seharusnya unsur hara tersebut ada di tanah secara alami dengan adanya siklus hara
tanah misalnya tanaman yang mati kemudian dimakan binatang pengerat/herbivora,
kotorannya atau sisa tumbuhan tersebut diuraikan oleh organisme seperti bakteri, cacing,
jamur dan lainnya. Siklus inilah yang seharusnya dijaga, jika menggunakan pupuk kimia
terutama bila berlebihan maka akan memutuskan siklus hara tanah tersebut terutama akan
mematikan organisme tanah, jadinya akan hanya subur di masa sekarang tetapi tidak
subur di masa mendatang.
Untuk itu sebenarnya perlu dijaga dengan pola tetap menggunakan pupuk organik bukan
pupuk kimia. Dampaknya zat hara yang terkandung dalam tanah menjadi diikat oleh
molekul-molekul kimiawi dari pupuk sehingga proses regenerasi humus tak dapat
dilakukan lagi. Akibatnya ketahanan tanah/daya dukung tanah dalam memproduksi
menjadi kurang hingga nantinya tandus. Tak hanya itu penggunaan pupuk kimiawi secara
terus-menerus menjadikan menguatnya resistensi hama akan suatu pestisida pertanian.
Masalah lainnya adalah penggunaan Urea biasanya sangat boros. Selama pemupukan
Nitrogen dengan urea tidak pernah maksimal karena kandungan nitrogen pada urea hanya
sekitar 40-60% saja. Jumlah yang hilang mencapai 50% disebabkan oleh penguapan,
pencucian (leaching) serta terbawa air hujan (run off).
Efek lain dari penggunaan pupuk kimia juga mengurangi dan menekan populasi
mikroorganisme tanah yang bermanfaat bagi tanah yang sangat bermanfaat bagi tanaman.
Lapisan tanah yang saat ini ada sudah parah kondisi kerusakannya oleh karena pemakaian
pupuk kimia yang terus menerus dan berlangsung lama, sehingga mengakibatkan:
a. Kondisi tanah menjadi keras
b. Tanah semakin lapar dan haus pupuk
c. Banyak residu pestisida dan insektisida yang tertinggal dalam tanah
d. Mikroorganisme tanah semakin menipis
e. Banyak Mikroorganisme yang merugikan berkembang biak dengan baik

23

f. Tanah semakin miskin unsur hara baik makro maupun mikro


g. Tidak semua pupuk dapat diserap oleh tanaman.
kelebihan dan kekurangan pupuk kimia
kelebihan
1. unsur yang terkandung cepat terurai
2. lebih cepat terserap oleh tumbuhan
3. pemupukan relatif mudah dilakukan
4. pemupukan intensif untuk tumbuhan lebih mudah, karena pupuk kimia telah
dikonsentrasikan pada jenis unsur tertentu
kekurangan
1. karena cepat terurai di alam, sehingga untuk mendapatkan efisiensi pemupukan yang
optimal harus dengan dosis yang tepat
2. waktu pemupukan harus sering karena pupuk tidak tersimpan lama dalam media tanam
3. ketersediaan pupuk tergantung pihak lain, misal pabrik dan distributor
4. harga relatif tinggi
5. dapat menyebabkan ketidak seimbangan unsur hara dalam tanah karena pemupukan
yang tidak berimbang
6. dalam pemakaian jangka panjang dapat menurunkan PH tanah

BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Pertanian yang sebelumnya hanya melakukan pemupukan secara tradisional. akan
tetapi setelah diedukasi melalui penyuluhan-penyuluhan, bimbingan masyarakat, dan
terbukti peningkatan yang signifikan, maka berbondong-bondong petani mulai
mengaplikasikan pupuk.

24

Dalam melakukan budidaya tanaman, perlakuan dengan pemberian pupuk sangatlah


penting. Hal ini disebabkan karena kandungan unsur hara pada tanah sering mengalami
pencucian oleh air hujan maupun pemakaian oleh tanaman yang tumbuh sebelumnya.
Selain itu, kebutuhan tanaman terhadap unsur hara pada setian fase pertumbuhannya yang
berbeda-beda sehingga perlu dilakukan pemupukan.
3.2. Saran
Badan Pengawas Pupuk seharusnya memeriksa lebih ketat kandungan zat pada
pupuk karena pada kenyataannya di lapangan banyak penggunaan pupuk yang memiliki
kandungan yang kurang ataupun berbahaya.

DAFTAR PUSTAKA
Novizan, Ir 2005. Petunjuk pemupukan yang efektif. AgroMedia Pustaka, Jakarta.
Jumin, Hasan Basri. 2005. Dasar-dasar agronomi. PT RajaGrafindo Persada,
Jakarta.
Jumin, Hasan Basri. 2005. Dasar-dasar agronomi. PT RajaGrafindo Persada,
Jakarta. Sutanto, Rachman. 2002. Pertanian organik: Menuju Pertanian Alternatif dan
Berkelanjutan. Jakarta.

25

H, Taufik. Tadjoedin dan Hadi, Ir, Iswanto 2002. Kiat mengatasi permasalahan
praktis: mengebunkan mengkudu secara intensif. AgroMedia Pustaka, Jakarta

26

Anda mungkin juga menyukai