Anda di halaman 1dari 6

A.

JUDUL
Pemanfaatan Limbah Batu Bara PLTU Galang Batang Sebagai Bahan Bakar Alternatif Di
Desa Gunung Kijang
B. LATAR BELAKANG MASALAH
Kabupaten Bintan merupakan salah satu bagian dari wilayah Provinsi Kepulauan Riau,
Kabupaten Bintan Terletak di Pulau Bintan, yang mana pulau Bintan terdiri dari 2 wilayah
Kabupaten/Kota yaitu Kota Tanjungpinang dan Kabupaten Bintan.
Kabupaten Bintan memiliki banyak daya tarik terutama sumber daya alamnya, dan di
kabupaten bintan merupakan salah satu tempat kunjungan wisatawan mancanegara.
Kabupaten Bintan juga memiliki luas wilayah dua per tiga dari pulau Bintan, dan sebagian
wilayah masih banyak tertutupi oleh hutan.
Desa Gunung Kijang merupakan salah satu Desa yang berada di Kecamatan Gunung
Kijang, Kabupaten Bintan, Provinsi Kepulauan Riau. Desa ini terdapat pertambangan pasir,
bauksit, batu granit dan di desa ini juga terdapat Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU)
Galang Batang yang saat ini memproduksi tenaga listrik dari bahan bakar batu bara, dan
limbah dari batu bara tersebut belum dapat diolah oleh pihak PLTU Galang Batang, bahkan
pihak Galang Batang berupaya untuk mengurangi dengan mengangkut ke daerah lain
menghabiskan biayan sekitar 1 Miliar rupiah, angka yang cukup fantastis hanya untuk
membuang limbah.
Tidak hanya itu, limbah yang belum dapat diolah oleh PLTU Galang Batang dan belum
dapat di angkut keseluruhannya karena keterbatasan biaya yang tersedia ini banyak
menyebabkan masalah lingkungan dan sosial.
Seperti yang kita ketahui bahwa lingkungan merupakan tempat hidup dan melakukan
segala aktivitas, maka lingkungan merupakan tempat yang paling berpengaruh atas
keberlanjutan kehidupan mahluk yang berada di lingkungan tersebut. Jika lingkungan
mengalami gangguan atau kerusakan maka akan menimbulkan masalah bagi yang hidup di
lingkungan tersebut.
Dari masalah-masalah lingkungan inilah kami berfikir untuk membangun masyarakat
sebagai mahluk yang hidup dalam sebuah lingkungan dan memberikan solusi dari masalahmasalah yang terjadi di dalam lingkungan, khususnya di Desa Gunung Kijang Kecamatan
Gunung Kijang Kabupaten Bintan Provinsi Kepulauan Riau.
Salah satu masalah yang dihadapi masyarakat di Desa Gunung Kijang ini adalah terkait
limbah batu bara dari Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Galang Batang yang semakin
menumpuk dan mencemari lingkungan sekitar, tidak hanya di daratan pemukiman
masyarakat akan tetapi juga mencemari lingkungan laut dan mengancam ekosistem laut itu
sendiri, karena tempat penampungan imbah batu bara PLTU Galang Batang tersebut tepat
dibibir laut, dan saat ini penampungan tersebut telah penuh dan PLTU Galang Batang
menggunakan lahan masyarakat untuk menempatkan limbah batu bara mereka, dan pihak
galang batang belum dapat mengatasi masalah tersebut walaupun beberapa bagian dari
limbah sudah diangkut.
Masyarakat saat ini menganggap limbah batu bara tersebut sebuah musibah dan
merupakan bahan berbahaya dan beracun (B3), banyak dari masyarakat yang merasa
dirugikan karena lahan mereka di gunakan untuk menampung limbah batu bara, tanaman
dilahan mereka yang berdekatan dengan PLTU Galang Batang mengalami penurunan tingkat
kesuburan sehingga hasil panennya ikut menurun dan sebagiannya lagi tanaman mereka
banyak yang mati, tak hanya itu ketika musim hujan limbah tersebut mengeluarkan bau dan
mengalirkan air berwarna hitam langsung ke laut tanpa filter, jelas ini mengganggu ekosistem
laut dan mengurangi pendapatan masyarakat desa gunung kijang yang berprofesi sebagai
nelayan, serta ancaman racun dari hasil tangkap yang mereka dapatkan, kemudian ketika

musim panas limbah batu bara itu menghasilkan debu yang membuat polusi udara serta dapat
mengganggu kesehatan masyarakat desa gunung kijang yang bermukim disekitar PLTU
tersebut.
Maka dari itu kami berfikiran untuk memberdayakan masyarakat Desa Gunung Kijang
tersebut untuk memanfaatkan limbah batu bara yang mereka anggap musibah tersebut
menjadi berkah dengan formulasi penemuan kami mengenai olahan limbah batu bara yang
dijadikan bahan bakar alternatif, hasil formulasi ini dapat digunakan dalam skala banyak
maupun sedikit dan kami juga telah memiliki media untuk dapat menggunakannya, seperti
tabung gas dan kompornya, maka kami bahan alternatif dari limbah batu bara dan media
kompor yang telah kami desain sedemikian rupa, tidak hanya itu, hasil olahan limbah batu
bara ini juga telah diuji oleh Kementrian Kesehatan RI Dirjen Pengendalian Penyakit dan
Penyehatan Lingkungan, Balai Teknik Kesehatan Lingkungan dan Pengendalian Penyakit
(BTKLPP) Kelas I Batam dengan hasil akreditasi baik dan aman, semua hasil zat kimia di
bawah baku mutu.
Dengan ini masyarakat dapat menghemat anggaran perbelanjaan untuk mendapatksan
gas atau bahan bakar minyak, dan untuk masyarakat yang masih menggunakan kayu bakar
tidak perlu lagi mencari kayu bakar, karena kita tahu kayu bakar merupakan sumber daya
alam yang terbatas dan polusi asap yang dihasilkan juga kurang baik untuk kesehatan.
Tidak hanya itu, selain masyarakat yang terbantu, pihak PLTU Galang Batang yang
merupakan penghasil limbah batu bara tersebut juga terbantu dengan adanya ini, karena
dengan diolahnya limbah batu bara tersebut akan mengurangi jumlah limbah yang dihasilkan.
Pemerintah juga dapat terbantu dengan adanya ini, karena tidak perlu memikirkan
pembayaran subsidi elpiji 3 kilogram lagi, karena ini merupakan salah satu alternatif yang
ditawarkan untuk kita dapat menghemat anggaran dan masyarakat juga tidak perlu menunggu
pasokan gas yang saat ini negara kita masih impor dari negara luar.
Keseimbangan lingkungan dapat dikembalikan seperti semula, dan ketika program ini
dijalankan tidak hanya satu masalah yang teratasi, akan tetapi beberapa masalah dan menjadi
sebuah manfaat bagi beberapa pihak yang merasa di rugikan dan pihak yang kesulitan
pengolahannya karena masalah-masalah mereka dapat teratasi dan memberikan manfaat yang
lebih.
Demikianlah yang melatar belakangi penelitian kami untuk menjalankan program
Hibah Bina Desa yang diselenggarakan oleh Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi
Kementerian Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi Republik Indonesia, semoga dengan
progran-program dan kegiatan yang akan kami laksanakan dapat membantu masyarakat
maupun pemerintahan daerah untuk menyelesaikan beberapa masalah baik terkait lingkungan
maupun sosial-ekonomi, dan dapat dikembangkan lebih kreatif lagi seiring waktu, serta dapat
menambah pengetahuan dari berbagai pihak. Sebelumnya kami ucapkan terima kasih,
semoga dapat terjalin kerjasama yang baik.
C. PERUMUSAN MASALAH
Berdasarkan uraian latar belakang masalah di atas, maka dapat dibuat rumusan masalah
sebagai berikut :
1. Bagaimana cara mengolah limbah batu bara menjadi bahan bakar alternatif ?
2. Apa saja kegunaan limbah batu bara setelah menjadi bahan bakar alternatif ?
3. Bagaimana tingkat keamanan dan keramahan lingkungan dalam penggunaan bahan
bakar alternatif dari olahan limbah batu bara ini ?
4. Sektor mana saja yang dapat menggunakan bahan bakar ini dan sejauh mana
peluang ekonomisnya ?
D. TUJUAN

1. Membantu masyarakat untuk mengatasi masalah limbah batu bara dengan cara
mengolah limbah menjadi bahan bakar alternatif dan dapat dimanfaatkan.
2. Membantu pihak Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Galang Batang untuk
menyelesaikan masalah limbah mereka dengan pengolahan limbah tersebut menjadi
bahan bakar alternatif.
3. Menciptakan kesadaran masyarakat untuk ikut menyelesaikan masalah lingkungan
dengan pemanfaatan limbah yang ada di sekitar.
4. Memberikan solusi dengan menciptakan teknologi dan mengembangkan kreatifitas
berbasis masalah lingkungan akibat limbah batu bara.
E. INDIKATOR KEBERHASILAN
1. Terjadinya perubahan pengetahuan masyarakat Desa Gunung Kijang bahwa
limbah batu bara itu bukan bahan berbahaya dan beracun (B3) setelah diolah
dengan benar menjadi bahan bakar alternatif yang telah teruji ramah lingkungan.
2. Masyarakat sadar bahwa limbah batu bara dapat bermanfaat seingga
3. Limbah batu bara yang ada di PLTU Galang Batang Berkurang.
4. Terjalinnya hubungan yang lebih baik antara masyarakat dan pihak PLTU Galang
batang, Masyarakat dan Patner Jasa Pengelasan sebagai tempat produksi kompor,
masyarakat dan pihak Perguruan Tinggi, serta PLTU Galang Batang dan pihak
Perguruan Tinggi.
5. Adanya program lanjutan setelah selesai program yang dilaksanakan tim pengabdi
melalui kelembagaan lokal yang dibentuk, sehingga program tersebut tidak
berhenti saat program tim pengabdi selesai.
F. LUARAN YANG DIHARAPKAN
1. Membuat masyarakat sadar bahwa limbah batu bara tidak berbahaya ketika diolah
dengan baik.
2. Adanya panduan pembuatan bahan bakar alternatif dari limbah batu bara PLTU
Galang Batang dan panduan pembuatan kompornya baik berupa buku cetakan
maupun melalui blog ataupun website.
3. Penyebaran poster kepada masyarakat dan pemerintah, serta galeri foto dari
program yang dilaksanakan di media pemberitaan online, media sosial, group
discussion dan lain sebagainya, sehingga bukan hanya masyarakat lokal yang
tahu, akan tetapi seluruh indonesia dengan mengakses internet.
4. Terbentuknya kelembagaan lokal di Desa Gunung Kijang untuk meneruskan
program yang telah di laksanakan.
5. KEGUNAAN/MANFAAT
Manfaat yang akan didapatkan dari program yang dijalankan diantaranya yaitu :
- Menghilangkan keresahan masyarakat atas limbah yang dihasilkan oleh PLTU
Galang Batang.
- Berkurangnya limbah batu bara PLTU Galang Batang.
- Mengatasi masalah akibat limbah batu bara diantaranya yaitu, debu disaat panas
yang mengurangi tingkat kesuburan tanaman dan menyebabkan kematian
tanaman, pencematran air laut, pemcemaran udara karena bau yang ditimbulkan
ketika hujan dan lain sebagainya.
- PLTU Galang Batang dapat mengembalikan lahan yang sempat digunakan untuk
tempat penampungan limbah.
- Mengubah pandangan (mind set) masyarakat bahwa limbah batu bara itu B3
(bagan bernahaya dan beracun) dan tidak hanya dapat menimbulkan masalah.

Masyarakat dapat menghemat anggaran pembelanjaan karena tidak perlu lagi


membeli bahan bakar minyak ataupun gas, dan mengurangi penggunaan kayu
bakar.
Membantu pemerintah untuk mengatasi masalah lingkungan dan pasokan bahan
bakar yang sulit di dapat dan harga yang cukup mahal, dan mengurangi tingkat
ketergantungan pemerintah terhadap impor gas.

6. GAMBARAN UMUM MASYARAKAT


Daerah sasaran adalah Desa Gunung Kijang, Desa ini memiliki 619 kepala keluarga
yang terdiri dari berbagai profesi diantaranya yaitu petani, nelayan, karyawan, pegawai,
wirasawasta dan ibu rumah tangga, Desa ini memiliki jarak tempuh 15 Km dari pusat
pemerintahan Kabupaten dan 22 Km ke pusat Kota Tanjungpinang, akses ke desa ini masih
sulit transportasi, karena umumnya menggunakan kendaraan pribadi dan desa ini juga masih
belum banyak penduduknya dengan skala daerah yang memiliki wilayah cukup luas untuk
sebuah desa, masyarakat Desa Gunung Kijang pada saat ini masih mengalami banyak
masalah terkait dengan limbah batu bara yng dihasilkan oleh PLTU Galang Batang,
diantaranya yaitu sebagian besar yang berprofesi sebagai nelayan terancam pendapatan hasil
lautnya dan keresahan kadar racun yang terdapat dalam air akibat limbah batu bara yang
semakin menggunung dan ketika hujan mengalir langsung ke laut tanpa filter dengan warna
yang hitam dan bau yang menyengat, serta debu yang di hasilkan ketika musim kemarau juga
sudah berdampak jelas terhadap tanaman yang tumbuh diperkebunan masyarakat sekitar
banyak yang telah mati dan hasil panennya kurang optimal dari waktu ke waktu. Tidak hanya
itu, limbah yang semakin menumpuk juga sudah memenuhi tempat yang disediakan sehingga
lahan masyarakat menjadi tempat pembuangannya juga.
Dari beberapa masalah yang ada diatas, masyarakat tidak mendapatkan keuntungan dari
keberadaan PLTU Galang Batang, baik secara moril berupa tanggapan dan pertanggung
jawaban secara materil, bahkan banyak bencana yang akan ditimbulkan lagi. Beberapa hal
tersebut kami dapatkan dari hasil observasi yang kami lakukan dan beberapa informasi yang
kami dapatkan melalui pendekatan masyarakat sekitar dan keluhan dari manajer PLTU
Galang Batangnya sendiri terkait limbah batu bara yang melimpah dan belum terolah. Maka
dari itu kami berupaya untuk memberikan sebuah solusi dengan mengolah batu bara menjadi
bahan bakar alternatif, sehingga tidak hanya limbah terkurangi, akan tetapi dapat
meminimkan anggaran belanja kebutuhan elpiji atau bahan bakar lainnya karena umumnya
setiap rumah tangga pasti membutuhkan bahan bakar sebagai salah satu kebutuhan pokok
untuk memasak dan lain sebagainya.
7. METODE PELAKSANAAN
Metode yang digunakan dalam melaksanakan program ini yaitu observasi lapangan,
dimana tim pengabdi melakukan langsung peninjauan lapangan dengan data yang didapatkan
untuk melihat kesesuaian fakta yang ada dilapangan baik kondisi sosial maupun ekonomi
masyarakat desa gunung kijang, sehingga dapat menjalankan program tepat pada sasaran dan
memberikan solusi dari masalah mengenai limbah batu bara PLTU Galang Batang menjadi
berkah.
Adapun program-progran yang akan dilaksanakan dari peninjauan lapangan dengan
kesesuaian pola lingkungan sosialnya yaitu :
a. Sosialisasi
Pengenalan mengenai pengolahan batu bara menjadi bahan bakar alternatif dan
medianya berupa kompor.
b. Pendemoan pembuatan bahan bakar alternatif dan penggunaannya.
Pengarahan dan memberikan panduan secara langsung cara pembuatan bahan bakar
alternatif dari limbah batu bara dan campuran dan penggunaannya.

c. Pengujian bahan bakar alternatif


sebagai bentuk pembuktian keamanan penggunaan.
d. Manajemen organisasi masyarakat
- Musyawarah tim dengan masyarakat untuk mencapai kesepakatan
- Pembentukan tim di masyarakat
- Pembagian kerja
- Evaluasi kerja per penyelesaian kerja
e. Persentasi pada pemerintah daerah, pihak PLTU dan Masyarakat
f.
Pembentukan kelembagaan lokal untuk meneruskan program pengembangan
g. Pembuatan laporan
h. Revisi laporan
i.
Laporan akhir
8. JANGKA WAKTU PELAKSANAAN
Jangka waktu yang kami butuhkan 6 bulan untuk dapat mencapai keseluruhan
program yang kami lakukan, dari sosialisasi (pendemoan) bahan aternatif yang akan
digunakan dari olahan limbah menjadi bahan bakar alternatif hingga penggunaan secara
berkelanjutan setelah pembentukan kelembagaan lokal.
9. KEMITRAAN
Dalam melaksanakan program ini kami bekerjasama dengan pihak-pihak yang terkait
untuk mendukung berjalannya program tersebut dan dapat tercapai dengan apa yang
diharapkan serta ada keberlanjut dari program yang dilaksanakan.
Pihak-pihak yang terkait dalam pelaksanakan program ini diantaranya yaitu Direktorat
Jenderal Pendidikan Tinggi sebagai fasilisator, pihak Perguruan Tinggi sebagai pemberi
rekomendasi dan pembimbing tim dalam pelaksanaan program, masyarakat sebagai sasaran
dari program yang dijalankan, pihak PLTU Galang Batang sebagai penghasil limbah batu
bara , Pengurus Dewan Racana Lencana Muda Sebagai Partisipan Pelaksanaan Program, Jasa
s
10. BIAYA PELAKSANAAN PROGRAM
Dalam melakukan suatu kegiatan tidaklah lepas dari biaya atau anggaran yang
dibutuhkan agar kegiatan dapat berjalan dengan lancar. Sehubungan dengan hal diatas Kami
membutuhkan jumlah biaya yang dalam pelaksanaan program ini sebesar Rp 68.645.000, dan
yang kami usulkan Rp. 50.000.000. yang mana dana tersebut bersumber dari Direktorat
Jendral Pendidikan Tinggi Kementrian Riset dan Teknologi Pendidikan Tinggi Republik
Indonesia, dan sisanya Rp 18.645.000 bersumber dari CSR setempat.

Anda mungkin juga menyukai