METALLOGRAPHY TEST
REVANANDA DIFITRO
Pendahuluan
Pada hari Sabtu tanggal 15 Agustus 2015, sekelompok peserta program Welding Inspection P2M
FTUI melaksanakan praktikum Metallography pengelasan yang dilaksanakan di gedung Departemen
Teknik Mesin (DTM) Universitas Indonesia, tepatnya di lantai 1 ruang Teknologi Manufaktur dan gedung
Mechanical Research Center (MRC) disebelahnya. Praktikum dilaksanakan sebagai salah satu
pembelajaran inti dari Welding Inspection, dimana inspector harus mampu meneliti produk lasan secara
mendetil hingga pada tahap struktur mikro dari lasan tersebut. Praktikum dihadiri sebanyak 11 peserta dan
dilaksanakan dibawah supervisi pak Nofridzon selaku instruktur WI serta pak Syarif dan pak Feri selaku
teknisi.
I. Tujuan
Mempelajari struktur mikro maupun makro dari produk lasan menggunakan kamera DSLR
serta mikroskop optik.
II.
Dasar Teori
Metalografi merupakan teknik mempelajari karakteristik mikrostruktur suatu logam,
paduan logam, dan material lainnya serta hubungannya dengan sifat-sifat material tersebut.
Metode yang dipakai, yaitu: Makroskopi (kamera DSLR), Mikroskopi (optik maupun
elektron), Difraksi (sinar X, elektron, dan Neutron), Analisis (X-ray fluorosense, elektron
microprobe), dan juga Metalografi Stereometri. Pada praktikum metalografi ini digunakan
metode mikroskopi optik serta makroskopi kamera. Pengamatan metalografi dengan
mikroskop umumnya di bagi menjadi dua bagian, yaitu :
Metalografi Makro
Yaitu pengamatan struktur dengan pembesaran 10-100 kali
Metalografi Mikro
Kupon uji yang telah dikampuh bevel dan dijejer menjadi dua baris melintang dibentangkan diatas mej
Mesin las diaktifkan dengan setting polaritas DC positif. Satu capit elektroda dipasangkan pada meja
018 dipanaskan menggunakan electrode heater dengan temperature 100oC selama 10 menit sebagai
ng telah dipanaskan kemudian dicapit pada capit las. Kupon uji kemudian di las tack untuk mempertah
lakukan pada sepanjang kampuh kupon uji, dengan diskontinuitas setiap 50mm pengelasan untuk tiap
2. Cutting
2.1. Tujuan Percobaan
Mengetahui cara proses pemotongan sampel dan menetukan teknik pemotongan
yang tepat dalam pengambilan sampel metalografi, sehingga didapat benda uji
yang respentatif.
2.2. Dasar teori
Pemilihan sampel yang tepat dari benda uji untuk studi mikroskopik merupakan hal
yang sangt penting. Pemilihan sampel didasarkan atas tujuan pengamatan yang
akan dilakukan. Secara garis besar pengambilan sampel dilakukan pada daerah
yang diamati mikrostruktur maupun makrostrukturnya. Sebagai contoh untuk
pengamatan mikrostruktur material yang mengalami kegagalan, maka sampel
diambil sedekat mungkin pada daerah kegagalan, untuk kemudian dibandingkan
dengan sampel yang diambil pada daerah jauh dari daerah gagal. Pemotongan
sampel dilaksanakan dengan proses deformasi besar menggunakan gerinda.
3.
Pengamplasan / Grinding
3.1. Tujuan Percobaan
Untuk meratakan dan menghaluskan permukaan sampel dengan cara menggosokan
sampel pada kain abrasi/amplas.
3.2. Dasar teori
Sampel yang baru saja dipotong, atau sampel yang telah terkorosi memiliki
permukaan yang kasar. Permukaan yang kasar ini harus diratakan agar pengamatan
struktur mudah untuk dilakukan. Pengamplasn dilakukan dengan menggunakan
kertas amplas yang ukuran butir abrasifnya dinyatakan dengan mesh. Urutan
pengamplasan harus dilakukan dengan nomor mesh yang rendah (60 hingga 150
mesh). Ukuran grade pertama yang dipakai tergantung pada kekerasan permukaan
dan kedalaman yang ditimbulkan oleh pemotongan.
Hal yang harus diperhatikan pada saat pengamplasan adalah pemberian air. Air
berfungsi sebagai pemindah geram, memperkecil kerusakan akibat panas yang
timbul yang dapat mengubah struktur mikro sampel dan memperpanjang masa
pemakaian kertas amplas.
Mesin amplas
Alat
: mesin amplas.
Mengamplas sampel
4. Etsa (Etching)
4.1.
Tujuan
1.
2.
Mengetahui perbedaan antara etsa kimia dengan elektro etsa serta aplikasinya
3.
4.2.
Dasar Teori
Etsa merupakan proses penyerangan atau pengikisan batas butir secara selektif dan
terkendali dengan pencelupan ke dalam larutan pengetsa baik menggunakan listrik
maupun tidak ke permukaan sampel sehingga detil struktur yang akan diamati akan
terlihat dengan jelas dan tajam. Untuk beberapa material, mikrostruktur baru muncul
jika diberikan zat etsa. Sehingga perlu pengetahuan yang tepat untuk memilih zat etsa
yang tepat. Praktikum kali ini menggunakan etsa kimia. Etsa kimia merupakan proses
pengetsaan dengan menggunakan larutan kimia dimana zat etsa yang digunakan
memiliki karakteristik tersendiri sehingga pemilihannya disesuaikan dengan sampel
yang akan diamati. Contohnya yaitu sebagai berikut:
karbon)
yang bertujuan untuk mendapatkan fasa perlit, ferit dan ferit dari martensit.
Picral : asam picric + alcohol (khusus untuk baja) yang bertujuan untuk
mendapatkan perlit, ferit dan ferit dari martensit.
Ferric chloride : Ferric chloride + HCl + air untuk melihat struktur SS,
austenitic nikel dan paduan tembaga.
blower/ dryer
Cawan gelas
Pipet
Bahan Uji
Pembersihan Sampel
Mikrostruktur kupon uji pada perbatasan antara daerah lasan dengan logam dasar