oleh :
JAKA NUR IHBAL
G1B011008
G1B011020
R. WISNU BAGUS P
G1B011026
ILHAM SAPUTRA S
G1b011030
G1B011042
Bagian bawah dari grafik merupakan garis lurus, dengan kemiringan 45,
yang menunjukan bahwa
laminer. Sedang bagian atas merupakan garis lurus dengan kemiringan n, dengan
n antara 1,75 dan 2,0 yang tergantung pada nilai Re dan kekasaran. Hal ini
menunjukan bahwa fh sebanding dengan n V , nilai pangkat yang besar berlaku
untuk pipa kasar sedang yang kecil untuk pipa halus.
Dari grafik tersebut terlihat bahwa kehilangan energi pada aliran turbulen
lebih besar dari aliran laminer. Hal ini disebabkan karena adanya turbulensi yang
dapat memperbesar kehilangan energy
Pada grafik hubungan antara bilangan reynold dan faktor gesekan terlihat bahwa
bentuk grafik cenderung menurun seiring bertambah besarnya bilangan reynold.
Dari grafik di atas dapat dilihat bahwa semakin besar bilangan reynold, maka
faktor gesekan semakin kecil. Hal ini sesuai dengan rumus bilangan reynold:
Red = d.V/v
Dimana:
d = diameter pipa (m)
V = kecepatan fluida (m/s)
v = viskositas kinematik air (m2/s)
dan faktor gesekan:
=2.g.h.d/V^2.l
Dimana:
g = percepatan gravitasi (m/s2)
h = tekanan diferensial (mH2O)
d = diameter pipa (m)
V = kecepatan fluida (m/s)
Dari rumus tersebut, dengan mengasumsikan nilai dari d, v, g, h dan l
konstan maka dapat disimpulkan bahwa besarnya Red dan sangat tergantung pada
V. Besarnya bilangan reynold sebanding dengan kecepatan aliran (V) sedangkan
besarnta faktor gesekan berbanding terbalik dengan kecepatan aliran (V). Jadi,
semakin besar bilangan reynold, maka kecepatan aliran yang ditimbulkan semakin
besar yang menimbulkan bidang kontak antara fluida dan pipa semakin kecil
sehingga mengakibatkan faktor gesekan juga semakin kecil.
Pada grafik di atas terlihat adanya penyimpangan. Pada bilangan reynold
tertentu bentuk grafik terlihat semakin naik. Hal ini disebabkan karena adanya
fluktuasi perbedaan tekanan pada manometer sehingga data yang diambil kurang
tepat.
adanya kekentalan zat cair dan turbulensi karena adanya kekasaran dinding batas
pipa dan akan menimbulkan gaya gesek yang akan menyebabkan kehilangan
energi disepanjang pipa dengan diameter konstan pada aliran seragam.
Kehilangan energi sepanjang satu satuan panjang akan konstan selama kekasaran
dan diameter tidak berubah.